Analisis Besaran Ruang Analisis terhadap besaran ruang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan dimensi ruang. Dalam melakukan analisis besaran ruang terlebih dahulu dilakukan studi pengamatan dan mengakaji studi banding terkait pasar tradisional. Selain itu juga dibutuhkan dasar dalam penggunaan standar besaran ruang, standar yang menjadi pedoman penulis adalah sebagai berikut: a. Data Arsitek-Ernst Neufert, 1980 (disingkat D.A), jilid 1 dan jilid 2 b. Timee Saver standars for building types-Joseph de Chiara and John Honlock Callender, 1983 (T.S.S) c. Asumsi dan studi besaran ruang (AS Perhitungan besaran ruang dilakukan sesuai kebutuhan dari aktifitas pengguna yang akan difasilitasi. Untuk itu pendekatan besaran setiap ruang dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Kapasitas pengguna ruang b. Besar alur gerak pemakai c. Standar gerak dan dimensi perabot Adapun standar sirkulasi yang digunakan dan termasuk dalam perhitungan adalah berdasarkan standar menurut Francis D.K Ching dalam bukunya Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya (1997). yaitu sebagai berikut: a. 5-10% = Standar minimal sirkulasi
b. 20-25% = Kebutuhuan keleluasaan sirkulasi c. 30% = Tuntutan kenyamanan fisik d. 40% = Tuntutan kenyamanan psikologis e. 50% = Tuntutan spesifik kegiatan f. 70-100% = Keterkaitan dengan banyak kegiatan Perhitungan luas area penjualan yang disediakan bagi pedagang memiliki ukuran yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis dagangan. Berikut ini adalah luasan area pedagang berdasarkan bentiuk wadah penjualan: