PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DINAMIKA KONSEP DIRI PADA PEREMPUAN DEWASA YANG PERNAH MENJADI KORBAN CHILD ABUSE (Studi Fenomenologi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: Gayu Wibiyanti NIM: 121114037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Karena Bagiku HIDUP adalah KRISTUS dan MATI adalah KEUNTUNGAN. Segala Pujian, Hormat, dan Kemuliaan hanya bagi Tuhan!”
“arti hidup adalah hidup yang berarti” (Fire Generation)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13)
“Love God Love People” (Kingdom Family)
“Indonesia yang baru, pendidikan yang baru, pemerintahan yang baru, pintu sosial kemanusiaan yang baru, membangun bangsa yang baru, dimanapun tempat dan posisi kita! dimulai dari satu kata “AKU yang baru” semuanya selalu dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu” INDONESIA BUTUH KITA!
“Pray. Power, Testimony” (Campus Awakening)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada buat saya, Father, Sahabat, Kekasih Hati, Juru Selamat, dan Guru terbaik dalam hidup saya.
pahlawan-pahlawan dalam hidupku, Bangun Harsono dan Siti Lestari yang selalu mendukung, berdoa, dan memberikan insipirasi bagi saya.
keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling USD yang telah mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan dan memfasilitasi saya untuk memperoleh ilmu
yang terkasih keluarga-keluarga rohani saya, mentor atau ibu rohani saya, anakanak rohani, keluarga besar fire generation Yogyakarta dan campus awakening yang selalu mendukung saya, memberikan motivasi, inspirasi, menengur, dan mengingatkan saya,
semua teman dekat, sahabat, adik-adik, yang mendukung saya sampai hari ini
yang teristimewa seluruh korban child abuse dimanapun kalian berada, kalian adalah orang-orang yang istimewa. Dilahirkan dengan pengalaman yang istimewa, untuk menjadi pribadi yang istimewa.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK DINAMIKA KONSEP DIRI PADA PEREMPUAN DEWASA YANG PERNAH MENJADI KORBAN CHILD ABUSE (Studi Fenomenologi) Gayu Wibiyanti Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika konsep diri pada perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Hal itu akan diperoleh ketika diketahui bentuk tindakan child abuse yang subjek alami, pemaknaan subjek terhadap peristiwa itu setelah subjek mengalami, konsep diri subjek setelah mengalami peristiwa child abuse, pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse ketika dewasa, konsep diri subjek ketika dewasa, dan faktorfaktor yang mempengaruhi konsep diri yang dimiliki ketika dewasa. Jenis penelitian ini menurut sifat dan tujuannya adalah kualitatif deskriptif. Menurut sifat masalahnya, penelitian ini berjenis penelitian fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, memberikan alat ungkap masalah berupa personal life line, dan wawancara. Dengan personal life line sebagai metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini. Peneliti membagi konsep diri subjek menjadi 2 bagian, konsep diri setelah mengalami child abuse (sampai usia 17 tahun, sesuai usia anak berdasarkan undang-undang) dan setelah subjek dewasa (usia 17 tahun keatas). Dari hasil konsep diri subjek diketahui bahwa terdapat dinamika konsep diri pada kedua subjek setelah mengalami peristiwa child abuse sampai subjek dewasa. Hal itu dapat dilihat dari kedua subjek setelah mengalami peristiwa child abuse memiliki konsep diri yang negatif, konsep diri negatif didapati dari pemaknaan subjek terhadap diri subjek, penilaian subjek terhadap diri subjek negatif, dan dampak yang muncul akibat peristiwa child abuse. Hal yang berbeda terjadi pada diri kedua subjek pada saat dewasa. Pada saat dewasa kedua subjek memiliki konsep diri yang positif. Konsep diri positif itu dimiliki subjek karena pemaknaan kedua subjek kepada diri subjek dengan peristiwa child abuse yang pernah dialami subjek menjadi positif, penilaian subjek terhadap diri subjek setelah dewasa menjadi positif. Faktor yang mempengaruhi perubahan konsep diri kedua subjek adalah usia subjek yang bertambah, orang yang terdekat dengan subjek, dan persepsi subjek terhadap diri subjek yang berubah karena pengalaman pribadi yang subjek alami. Dengan faktor orang terdekat sebagai fakor utama yang mempengaruhi perubahan konsep diri pada kedua subjek. Kata Kunci : konsep diri, perempuan dewasa, korban child abuse, dinamika konsep diri.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DYNAMICS OF SELF-CONCEPT ON ADULT WOMEN WHO HAD BEEN A CHILD ABUSE VICTIM (A Phenomenology Study) Gayu Wibiyanti Sanata Dharma University 2016
This study aims to recognize the dynamics of self-concept of an adult woman who had been a child abuse victim. It was obtained from the type of abuse that the subjects received, how the subject creates meaning from the experience she had just received, the subject’s self-concept after the incident, the subjects’ creation of meaning from the experience after they become adult, the subjects’ self-concept as adults, and the factors that influence the self-concept as adults. According to its nature and purpose, this study is a descriptive qualitative research. According to the nature of the problem, this study is a phenomenology research. The subjects of this study were adult women who had been victims of child abuse. The data gathering instruments in this study were observation, personal life line to reveal problems, and interviews. In this study, the researcher used personal life line as the main data gathering method. The researcher divided the self-concept of the subject into two parts, the self-concept after experiencing child abuse (up to 17 years old, the ageappropriate under the law) and after the subjects become adults (age 17 years and more). From the result of the subjects’ self-concept, it was recognized that there were dynamics of self-concept in both subjects immediately after the abuse up to the time when the subjects become adults. Both subjects develop negative self-concepts immediately after experiencing child abuse. The negative self-concept was known from the way they create meaning from their experiences. The subjects’ self-assessment was negative, and the ensuing effect that appeared after child abuse was negative. The different things happened to the two subjects in adulthood. In the adulthood, the two subjects have a positive self-concept. The positive self-concept was owned because they create positive meanings from their experiences, and the subjects’ self-assessment as adults was positive. The factors that influenced the change of the subjects’ self-concept were the development of age, the subjects’ closest persons, and the subjects’ changed self-perception because of personal experience that the subjects had. In this study, the closest person to the subjects was selected as the main factor which influenced the change of the subjects’ self-concept. Keywords: Self-concepts, adult women, child abuse victim, dynamics of selfconcept.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada untuk menuntun, menolong, memberikan kekuatan, sukacita, dan damai sejahtera, sehingga penulisan tugas akhir dengan judul “DINAMIKA KONSEP DIRI PADA PEREMPUAN DEWASA YANG PERNAH MENJADI KORBAN CHILD ABUSE (Studi Fenomenologi)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Santa Dharma. Selama penulisan tugas akhir ini, banyak pihak yang terlibat dalam memberikan bimbingan, dukungan, motivasi, dan pendampingan pada setiap proses yang terjadi. Oleh karenanya disampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph, D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Gendon Barus, M, Si., selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. Drs. R. Budi Sarwono, M.A,. selaku dosen pembimbing yang telah sabar,
memberikan
waktu,
motivasi,
masukan,
dan
banyak
pembelajaran berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali dengan berbagai ilmu pengetahuan serta nilai-nilai hidup yang sangat berguna.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Orang tua tercinta Bangun Harsono dan Siti Lestari, adik tercinta Berlin Dwi Permana. Kakek dan nenek tersayang. Serta keluarga besar, atas dukungan doa, motivasi, semangat, perhatian, dan kasih sayang yang diberikan selama ini. Tidak lupa juga atas dukungan keungan
yang
diberikan
guna
menyelesaikan
perkuliahan
di
Universitas Sanata Dharma. 6. Keluarga didalam Tuhan, Mentor sekaligus ibu rohani saya (Elisabeth Winda Alfanisa), anak-anak rohani (Mercy, Adriyana, Ratih, Hana, dan lain-lain), Keluarga besar Fire Generation Yogyakarta (Novi, Herlin, Dinar, Dimiar, Odit, Feby, Elami, Kezia Gita, Ruth, Rizky, Daniel, Meida, Yoshua, Dyah, dan lain-lain). Keluarga PMK EbenHaezer (Anas, Maisie, Nana, Viren, Iren, Kalingga, Dicky, dan lainlain) atas doanya, pemberian semangat, motivasi, perhatian, dan dukungan yang diberikan selama ini. 7. Sahabat saya Daryani Ragil, atas dukungan doa, semangat, dan perhatian yang diberikan. 8. Para korban child abuse atas dukungan, banyak pembelajaran yang bisa diambil, motivasi, dan menginsiprasi saya selama ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan dukungan berupa perhatian, motivasi, samangat, dan lain-lain dalam penulisan skripsi ini. Diharapkan banyak pihak yang memberikan kritik dan saran yang membangun guna pembenahan, penajaman, dan perkembangan penelitian
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………. ………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………….
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………........
vi
PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………
vii
ABSTRAK .…………………………………………………………………
viii
ABSTRACT ………………………………………………………………..
ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….
xvi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xvii
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………
xviii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xix
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………...
3
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………..
5
D. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………
5
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………...
6
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………….
7
G. Batasan Istilah ………………………………………………………
8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………. A. Hakikat Konsep Diri ………………………………………………..
11 11
1. Pengertian Konsep Diri …………………………………………
11
2. Macam-Macam Konsep Diri ……………………………………
13
3. Aspek-Aspek Konsep Diri ……………………………………..
14
4. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Konsep Diri ………………..
15
5. Dinamika Konsep Diri ………………………………………….
17
B. Hakikat Perempuan Dewasa ……………………………………
17
C. Hakikat Child Abuse …………………………………………….....
20
1. Pengertian Child Abuse ………………………………………..
20
2. Kategori Child Abuse …………………………………………..
21
3. Gejala-gejala Child Abuse …………………………………….
22
D. Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………………
23
E. Kerangka Berpikir …………………………………………………
27
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………
30
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….
30
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….
31
C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………
31
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ………………………..
31
E. Keabsahan Data ……………………………………………………
38
F. Teknik Analisis Data ………………………………………………
39
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………….
43
A. Deskripsi Data ………………………………………………………
43
Tempat dan Jadwal Penelitian dengan Subjek …………………
43
1.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Umum Subjek Penelitian ……………………………
46
3. Deskripsi Data Personal Life Line ……………………………..
48
4. Deskripsi Data Wawancara …………………………………….
65
5. Deskripsi Data Observasi ………………………………………
102
B. PEMBAHASAN ……………………………………………………
108
1. Subjek MV ……………………………………………………..
109
2. Subjek HL ……………………………………………………...
133
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..
151
A. Simpulan ……………………………………………………………
151
1. Bentuk Peristiwa Child Abuse …………………………………
151
2. Pemaknaan Subjek terhadap Peristiwa Child Abuse setelah mengalami peristiwa Child Abuse ……………………………...
152
3. Konsep Diri Subjek setelah Mengalami Peristiwa Child Abuse ..
152
4. Pemaknaan Subjek terhadap Peristiwa Child Abuse setelah Dewasa ………………………………………………………….
153
5.
Konsep Diri Subjek setelah Dewasa …………………………...
153
6.
Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Subjek setelah Dewasa .
154
7. Dinamika Konsep Diri yang terdapat pada Diri Subjek setelah Dewasa .....................................................................................
155
B. Implikasi …………………………………………………………...
156
1. Implikasi Praktis ………………………………………………..
156
2. Implikasi Teoritis ……………………………………………….
157
3. Keterbatasan Penelitian …………………………………………
157
C. Saran ……………………………………………………………….
158
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
161
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………
163
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Pedoman Observasi ……………………………………………………..
33
Lembar Observasi ……………………………………………………….
33
Personal Life Line ………………………………….................................
35
Pedoman Wawancara ……………………………………………………
37
Tempat dan Jadwal Penelitian …………………………………………..
45
Deskripsi Umum Subjek Penelitian ……………………………………
47
Rangkuman Personal Life Line MV ………………………………….
51
Rangkuman Personal Life Line HL …………………………………..
62
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Kerangka Berfikir Penelitian ……………………………………………. 29
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Personal life line MV …………………………………………………… 49 Personal life line HL …………………………………………………….
xviii
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Subjek …………………………………...
163
Lampiran 2. Hasil dan Pengkodean Personal Life Line MV dan HL …..
165
Lampiran 3. Hasil dan Pengkodean Hasil Wawancara MV dan HL ……
180
Lampiran 4. Lembar Observasi MV dan HL ……………………………
213
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Child abuse biasanya disebut juga sebagai kekerasan pada anak atau perilaku kekerasan yang terjadi pada anak-anak. Bagi masyarakat di Indonesia child abuse bukanlah hal yang asing lagi. Hal itu bahkan seringkali dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar bagi kebanyakan orang yang menerapkan pola asuh yang keras terhadap anak. Peneliti menemukan dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa keluarga yang mengganggap child abuse sebagai tindakan yang wajar diberikan kepada anak jika anak melakukan sebuah kesalahan. Semakin hari kasus kekerasan pada anak-anak semakin meningkat. KPAI menyebutkan hal itu seperti fenomena gunung es, yang terlihat dipermukaan bahkan jauh lebih sedikit daripada yang tidak terlihat. Dalam artian bahkan data yang masuk dalam KPAI itu hanya sebagian kecil kasus child abuse yang terungkap, sedangkan yang lainnya tenggelam dan hanya meninggalkan cerita menyedihkan bagi korbannya. Pada tahun 2011 sampai 2014 terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada kasus kekerasan anak. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, tahun 2012 terjadi 3512 kasus, tahun 2013 ada 4311 kasus, dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 2014 ada 5066 kasus. Sedangkan ditahun 2015 ada 6006 kasus (Maria Advianti, Wakil Ketua KPAI, 2015). Dapat dilihat bahwa peningkatan significant terjadi dari tahun 2011 sampai tahun 2015. Bahkan berdasarkan data yang diperoleh dari Trimbun News pada tahun 2016 dari bulan januari sampai april dapat disimpulkan bahwa kasus kekerasan anak semakin meningkat yaitu 15 persen dari data yang diperoleh tahun 2015 dibulan yang sama. Sebagian besar orang yang menjadi korban child abuse adalah perempuan. Perempuan seringkali dianggap sebagai pribadi yang lebih lemah, maka dibentuklah berbagai lembaga perlindungan perempuan, salah satunya adalah Komisi Nasional Anti Kekerasan pada Perempuan (KOMNAS perempuan). Berdasarkan data yang diperoleh dari KOMNAS perempuan pada tahun 2015 terdapat 321. 752 kasus kekerasan pada perempuan, maka ada 881 kasus kekerasan pada perempuan setiap harinya. Data tersebut bisa jadi belum termasuk dengan jumlah kekerasan pada anak setiap harinya. Maka dalam penelitian ini peneliti lebih tertarik untuk melakukan penelitian kepada perempuan. Peristiwa kekerasan yang terdapat pada anak atau child abuse tentu akan sangat berpengaruh terhadap konsep diri seseorang. Apalagi setelah orang itu memasuki masa dewasa, mengingat konsep diri seseorang menurut Tjipto Susana terbentuk sejak anak usia 15 bulan dalam bentuk pengenalan fisik dan terus berkembang semakin kompleks dan akan cenderung menetap pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa ketika
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseorang mengalami child abuse, itu merupakan salah satu hal yang akan berpengaruh dalam pembentukan konsep dirinya sampai dia dewasa. Konsep diri itu cenderung menetap pada masa remaja dan akan terus berlanjut pada masa dewasa. Dinamika konsep diri itu terdapat dalam rentang usia seseorang, dimulai dari dia mengalami child abuse sampai dewasa, hal itu akan mempengaruhi konsep diri yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki pengalaman yang buruk sewaktu anak-anak akan berpengaruh terhadap konsep dirinya ketika dewasa. Dinamika konsep diri ialah sesuatu yang mengerakan seseorang memliki konsep diri yang sekarang dimilikinya. Peneliti menyakini bahwa penelitian dengan judul “Dinamika Konsep Diri pada Perempuan Dewasa yang Pernah Menjadi Korban Child Abuse” dengan metode penelitian fenomenologi penting untuk dilakukan. Hal itu diperkuat dengan kasus child abuse yang semakin meningkat dan keyakinan peneliti bahwa peristiwa child abuse akan mempengaruhi konsep diri seseorang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kasus kekerasan anak atau child abuse yang masuk ke KPAI setiap tahun jumlahnya meningkat. Pada tahun 2011 sampai 2014 terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, tahun 2012 terjadi 3512 kasus, tahun 2013 ada 4311 kasus,
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan tahun 2014 ada 5066 kasus. Sedangkan ditahun 2015 ada 6006 kasus (Maria Advianti, Wakil Ketua KPAI, 2015). 2. KOMNAS perempuan pada tahun 2015 terdapat 321. 752 kasus kekerasan pada perempuan, maka setiap hari ada 881 kasus kekerasan pada perempuan. Kasus ini diduga karena pelaku pernah mengalami kekerasan waktu anak-anak, karena kasus kekerasan itu seperti rantai korban yang mengalami kekerasan akan cenderung melakukan atau menjadi pelaku. 3. Berdasarkan data di atas batasan usia anak-anak yang masuk dalam data KPAI adalah mereka yang berada dalam batasan usia maksimal 17 tahun. Hal itu sesuai dengan definisi undang-undang yang berlaku di Indonesia. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 pasal 1 butir 1 yaitu; “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Dengan demikian rentang usia anak yang mengalami child abuse sesuai dengan data diatas adalah 17 tahun. 4. KPAI mengungkapkan bahwa kasus child abuse seperti fenomena gunung es yaitu sebetulnya hanya sedikit yang terungkap dan yang lain masih banyak yang tidak terungkap. 5. Seseorang yang pernah menjadi korban child abuse akan cenderung memiliki konsep diri yang negatif ketika memasuki masa remajanya
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan berdampak buruk terhadap diri korban. Konsep diri yang negatif itu memiliki kemungkinan berubah pada masa dewasanya. 6. Perubahan konsep diri yang terjadi pada korban child abuse biasanya didukung oleh berbagai macam faktor, apabila konsep diri subjek dalam penelitian ini berubah maka peneliti akan melihat faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan konsep diri subjek. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan keterbatasan tenaga, waktu, tempat, dan lain-lain, agar penelitian ini dapat berjalan terarah, maka peneliti hanya akan meneliti dinamika konsep diri yang terjadi pada dewasa muda korban child abuse di sebuah Universitas Swasta di DIY. Dengan dua subjek penelitian pada rentang usia dewasa muda (usia 21 tahun). D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dilaksanakannya penelitian ini, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seperti apakah bentuk tindakan child abuse yang dialami oleh subjek? 2. Seperti apakah subjek memaknai peristiwa child abuse ketika subjek mengalaminya? 3. Seperti apakah gambaran konsep diri subjek setelah mengalami peristiwa child abuse? 4. Seperti apakah subjek memaknai peristiwa child abuse setelah subjek dewasa?
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Seperti apakah gambaran konsep diri yang dimiliki subjek pada saat dewasa? 6. Faktor-faktor apa saja yang membentuk konsep diri subjek ketika subjek dewasa? 7. Seperti apakah dinamika yang terjadi dalam diri korban child abuse sehingga korban memiliki konsep diri yang dimilikinya pada saat dewasa ini? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan
pada
pertanyaan
penelitian
diatas,
maka
tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bentuk tindakan child abuse yang dialami oleh subjek. 2. Mengetahui seperti apa subjek memaknai peristiwa child abuse ketika subjek mengalaminya. 3. Mengetahui gambaran
konsep diri subjek setelah mengalami
peristiwa child abuse. 4. Mengetahui seperti apa subjek memaknai peristiwa child abuse setelah subjek dewasa. 5. Mengetahui gambaran konsep diri yang dimiliki subjek pada saat dewasa. 6. Mengetahui faktor-faktor yang membentuk konsep diri pada subjek pada saat dewasa.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Mengetahui dinamika konsep diri yang terjadi dalam diri korban child abuse sehingga korban memiliki konsep diri yang dimilikinya pada saat dewasa. F. Manfaaat Penelitian Manfaaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Seacara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tambahan terhadap penelitian serupa mengenai konsep diri pada dewasa korban child abuse yang pernah dilakukan pada tahun 2012. Selain itu, diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk dilakukan penelitian serupa khususnya tentang korban child abuse mengingat jumlah peristiwa child abuse yang semakin meningkat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi subjek Bagi subjek penelitian ini diharapkan dapat membuat subjek berani terbuka kepada orang lain dan dapat mengenali konsep diri yang dimilikinya
pada
saat
dewasa.
Sehingga
subjek
dapat
mempertahankan konsep diri yang positif yang terdapat dalam dirinya. b. Bagi peneliti Bagi peneliti proses dan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk mengenali konsep diri pada seseorang
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang pernah mengalami child abuse. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai acuan apabila menemukan kasus serupa dikemudian hari. c. Bagi korban child abuse Bagi korban child abuse diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi untuk dapat menumbuhkan konsep diri yang positif dan dapat menjadi sumber inspirasi untuk dapat mengatasi masalah konsep diri yang dimiliki korban. d. Bagi konselor Bagi konselor hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu konselor memiliki gambaran tentang konsep diri yang dimiliki seseorang yang mengalami child abuse atau pernah mengalami child abuse sehingga dapat menambah wawasan jika mendapatkan konseli dengan kasus child abuse mengingat banyak terjadi peristiwa child abuse di rumah maupun di sekolah. G. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam judul penelitian, maka peneliti menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan “Dinamika Konsep Diri Pada Perempuan Dewasa yang Pernah Menjadi Korban Child Abuse”. Adapun penjelasan sekaligus pembatasan istilah pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut. 1. Konsep Diri
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsep diri merupakan cara pandang seseorang mengenai diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap pola-pikir, cara bertindak atau berperilaku, baik itu perilaku positif atau negatif. 2. Dinamika Konsep Diri Dinamika konsep diri merupakan sesuatu yang bergerak atau perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang, terkait dengan penilaian atau gambaran seseorang tentang dirinya. 3. Perempuan Dewasa Perempuan dewasa adalah ciptaan Tuhan yang seringkali dikenal sebagai ciptaan yang lebih lemah daripada laki-laki. Batasan usia perempuan dewasa dalam penelitian ini didefinisikan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia yaitu 17 tahun keatas. Usia 17 tahun kebawah peneliti gunakan sebagai batas kasus child abuse. Hal itu sesuai dengan definisi anak yang ada dalam undang-undang di Indonesia. 4. Child Abuse Child abuse merupakan peristiwa perlukaan fisik, mental, atau seksual pada anak (batas usia maksimal 17 tahun dan belum menikah) yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki usia lebih tua daripada anak (dewasa). 5. Korban Child Abuse Korban Child abuse merupakan seseorang yang pernah mengalami perlakuan yang salah yang mengakibatkan perlukaan secara fisik,
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mental, atau seksual, yang dilakukan oleh orang yang memiliki usia yang lebih tua dari dia.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Berikut adalah pemaparan dari bab ini. A. Hakikat Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI; 2007) terdiri dari dua kata yaitu konsep memiliki arti gambaran, proses atau hal-hal yang digunakan oleh akal budi untuk memahami sesuatu. Sedangkan, diri berarti bagian-bagian dari individu yang terpisah dari yang lain. Jadi, konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap dirinya sendiri. Konsep diri menurut Atwater (dalam Desmita; 2010) adalah keseluruhan gambaran diri yang meliputi persepsi orang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Dapat dikatakan juga konsep diri meliputi keseluruhan pandangan seseorang akan dirinya. Pandangan itu menyangkut pandangan tentang kondisi diri, perasaan yang selama ini dialami, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan diri. Nilai-nilai itu bisa didapatkan dari ajaran agama, masyarakat, adat-istiadat, dan lain-lain. Sedangkan, menurut Hurlock (dalam Sinurat; 1994) konsep diri adalah kesan (image)
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu mengenai karakteristik
dirinya,
yang
mencakup
karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (dalam Diah; 2010) berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri. Dari pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa menurut Clara konsep diri juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku seseorang negatif atau tidak. Fitts (dalam Agustiani, 2006) berpendapat bahwa konsep diri adalah hal sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki konsep diri yang negatif akan cenderung memiliki
kepribadian
yang
kurang
baik
(minder,
mudah
menyerah/pesimis, daya juang rendah, mudah depresi, maladaptif, dan lain-lain). Sedangkan, seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki kepribadian yang baik (optimis, daya juang tinggi, mudah terbuka, dan lain-lain). Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli diatas dapat peneliti menyimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang seseorang tentang dirinya sendiri yang akan berpengaruh pada pola pikirnya dan caranya betindak atau berperilaku, baik itu perilaku positif atau negatif.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan kata lain konsep diri adalah hal yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang. 2. Macam-Macam Konsep Diri Macam-macam konsep diri menurut Burn (1993) yaitu: a. Konsep diri positif Individu yang memiliki konsep diri positif memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Perasaan bahwa dirinya berharga, berkompentensi, dan percaya diri. 2) Memiliki kemampuan untuk memodifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sesuai dengan pengalaman baru yang didapatkannya. 3) Tidak memiliki kekhawatiran terhadap masalalu dan masa yang akan datang. 4) Memiliki kepercayaan diri untuk menyelesaikan masalahmasalah hidup meskipun dihadapkan dengan kegagalan. 5) Dapat menerima diri dan merasa dirinya berharga seperti orang lain. 6) Sensitif terhadap kebutuhan orang lain. b. Konsep diri negatif Karakteristik orang yang memiliki konsep diri negatif adalah sebagai berikut:
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Merasa dirinya inferior (perasaan rendah diri), tidak berharga, tidak memiliki kemampuan, dan memiliki perasaan tidak aman. 2) Sangat peka terhadap kritik karena kritik dianggap sebagai bukti lebih lanjut mengenai inferioritasnya. 3) Memiliki sikap hiperkritis digunakan untuk mempertahankan citra diri yang kurang mantap dan mengalihkan pada kekurangan-kekurangan yang dimilki oleh orang lain. 4) Setiap kegagalan yang dialaminya dianggap sebagai bagian dari rencana tersembunyi dari orang lain dan kesalahan cenderung dilimpakan pada orang lain. Dalam hal ini mereka akan sulit mengakui kelemahan dan kegagalan. 5) Sering menunjukkan respon berlebihan terhadap pujian dari orang lain. 6) Menunjukan sikap mengasingkan diri, malu-malu, dan tidak berminat terhadap persaingan. 3. Aspek-Aspek Konsep Diri Aspek-aspek dalam konsep diri menurut Agustiani (2006) terbagi menjadi 4 yaitu: a. Aspek fisik Aspek fisik meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti pentingnya tubuh, perasaan, dan gengsi dihadapan orang lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Aspek psikologis Aspek ini meliputi penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya, seperti perasaan mengenai kemampuan atau ketidakmampuannya. Perasaan itu akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri dan harga dirinya. c. Aspek moral Aspek moral merupakan nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah dalam kehidupan individu atau seseorang dalam memandang nilai etika moral bagi dirinya, seperti kejujuran, tanggungjawab atas kegagalan yang dialaminya, religiusitas serta perilakunya (nilai-nilai hidup yang dijalaninya). d. Aspek sosial Aspek ini meliputi kemampuan individu dalam berhubungan dengan dunia diluar dirinya seperti perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan orang lain secara umum, yaitu mencakup hubungan antar individu dengan keluarga dan individu dengan lingkungan. 4. Faktor-Faktor yang Mempenggaruhi Konsep Diri Stuart dan Sundeen (1995) menyebutkan ada beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan self perception (persepsi diri sendiri).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Teori perkembangan Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir sampai mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam melakukan kegiatan memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama pangilan, pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai pada diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata. b. Significant other Significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi. c. Self-perception (persepsi diri sendiri) Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaianya, serta persepsi individu terhadap pengalamanya akan situasi tertentu.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. 5. Dinamika Konsep Diri Dinamika menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) adalah sesuatu yang bergerak. Bergerak dalam konteks ini adalah dalam artian berubah-ubah atau mengalami suatu perubahan. Jadi, kata dinamika dalam penelitian ini menunjukan sesuatu yang bergerak atau berubahubah dalam diri seseorang. Konsep diri seperti yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan gambaran seseorang tentang dirinya sendiri atau penilaian seseorang tentang dirinya sendiri (KBBI). Dari pengetian tersebut maka definisi dinamika konsep diri merupakan sesuatu yang bergerak atau perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri seseorang mengenai gambaran atau penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. B. Hakikat Perempuan Dewasa Perempuan dalam bahasa sansekerta (Shofiawanis: 2013) berasal dari kata per-empu-an yang berarti per yaitu mahluk, empu berarti mulia,
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berilmu tinggi, pembuat karya agung. Pengunaan kata perempuan biasa digunakan sebagai bentuk penghormatan tertinggi pada kaum wanita. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia kata perempuan lebih sering digunakan daripada wanita. Hal itu dikarenakan dalam artian bahasa sansekerta wanita lebih memiliki artian perempuan yang tunduk terhadap sesuatu. Perempuan merupakan manusia yang memiliki alat reproduksi, seperti rahim, dan saluran melahirkan, mempunyai sel telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui, yang semuanya secara permanen tidak berubah, dan mempunyai ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan (Nugroho: 2008). Pengertian itu lebih mengarah kepada definisi perempuan secara biologis. Sedangkan, secara kurtural menurut Nugroho perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan. Perempuan seringkali dianggap sebagai ciptaan yang lebih lemah dibandingkan laki-laki sehingga perempuan lebih sering menjadi korban kekerasan dalam lingkungan keluarga. Seseorang dikatakan berada pada masa dewasa ketika dalam rentang usia 18 sampai kematian. Hal itu dikarenakan masa dewasa digolongkan menjadi 3 berdasarkan usia dan tahap perkembangannya (Hurlock, 1990: 246) yaitu: 1. Masa dewasa awal
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kirakira 40 tahun, saat perubahan fisik dan psikologis terjadi yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. 2. Masa dewasa madya Masa dewasa madya dimulai umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada semua orang. 3. Masa dewasa lanjut usia Masa dewasa lanjut usia dimulai dari usia 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun tapi cenderung untuk berupaya berpenampilan seperti mereka masih muda Tugas perkembangan dewasa dini menurut Hurlock (1990: 254) adalah; mengetahui harapan-harapan masyarakat terhadap dirinya, mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang pasangan hidup, belajar hidup sebagai suami atau isteri membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga Negara, bergabung dalam kelompok sosial yang cocok. Keberhasilan dalam tuga-tugas perkembangan dewasa dini sangat dipengaruhi oleh
jenis
dasar
yang telah
diletakan sebelumnya.
Keberhasilan dalam pemenuhan tugas perkembagan anak dan remaja sangat berpengaruh dalam tugas perkembangan dewasa dini.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengertian perempuan dewasa berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas adalah ciptaan Tuhan memiliki seringkali dikenal sebagai cipataan yang lebih lemah daripada laki-laki. Memiliki karakteristik cantik, keibuan, lemah lembut, dan emosional yang berada pada rentang usia 10 sampai 40 tahun. C. Hakikat Child Abuse 1. Pengertian Child Abuse Child abuse menurut Bagong Suyanto (2010: 28) merupakan peristiwa pelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak; yang mana semuanya itu didesikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Orang yang mempunyai tanggung jawab dalam kesejahteraan anak itu bisa jadi orang tua anak itu sendiri, saudara dekat, saudara kandung (kakak), guru, tetangga, bahkan orang yang tidak dikenal yang seharusnya memiliki peranan untuk melindungi anak-anak. Child abuse menurut Siswanto (2007: 122) terdiri dari dua kata yaitu ”abuse” yang memiliki arti penyalahgunaan/salah pakai, perlakukan kejam/siksaan, makian, menyalahgunakan, memperlakukan dengan kejam, memaki-maki, menghianati. Sedangkan, “child” memiliki arti anak. Jadi child abuse merupakan penyalahgunaan anak. Yang dimaksud anak adalah seseorang yang berusia maksimal 17
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun dan belum menikah (sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia). Peneliti menyimpulkan bahwa child abuse merupakan peristiwa perlukaan atau penyalahgunaan fisik, mental, atau seksual pada anak (berusia maksimal 17 tahun dan belum menikah) yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki usia lebih daripada anak (dewasa). Pelaku child abuse bisa orang yang memiliki hubungan dekat dengan anak ataupun orang yang sebelumnya tidak mengenal anak secara dekat. 2. Kategori Child Abuse Kategori child abuse menurut American Medical Association tahun 1999 (dalam Siswanto, 2007: 124-125) adalah sebagai berikut: a. Phyisical abuse (perlakuan salah secara fisik) adalah ketika anak mengalami
pukulan,
tamparan,
gigitan,
pembakaran,
atau
kekerasan fisik lainnya. Tindakan tersebut biasanya dilakukan kepada
anak
dalam
waktu
yang
lama
(secara
terus-
menerus/beberapa kali). Dilakukan dengan niat menyakiti fisik anak seperti: memukul, menendang, mengigit, menyiram anak dengan air panas, mengikat anak, dan lain-lain. b. Sexual abuse (perlakuan salah secara seksual) adalah ketika anak diikutsertakan dalam situasi seksual dengan orang dewasa atau anak yang lebih tua. Tindakan yang dilakukan biasanya seperti memaksa anak melakukan kontak seksual, menyuruh anak
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyentuh
alat
vital
orang
lain,
memperlihatkan
adegan
pornografi, menjadikan anak objek video porno, dan lain-lain. c. Neglect (diabaikan/dilalaikan) adalah ketika kebutuhan-kebutuhan anak tidak dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan yang bergizi, tempat tinggal yang pakaian,
kebersihan,
dukungan
emosional,
memadai,
cinta,
afeksi,
pendidikan, perawatan medis anak atau tindakan yang menyangkut masalah tumbuh kembang anak. d. Emosional abuse (perlakuan salah secara emosinal) adalah ketika anak secara teratur diancam, diteriaki, dipermalukan, diabaikan, disalahkan, atau salah penanganan emosional lainnya, seperti membuat anak menjadi objek lelucon, selalu mencari-cari kesalahannya. Hal ini membuat anak merasa tidak berharga. 3. Gejala-Gejala Child Abuse APA Public Interest Initiatives dan Hwang (dalam Siswanto, 2007: 133-134) menyebutkan gejala-gejala atau tanda-tanda terjadinya abuse pada anak-anak, remaja, dan dewasa antara lain: a. Gambaran diri yang buruk. b. Sexual acting out. c. Tingkahlaku agresif, menggangu, dan kadang-kadang ilegal. d. Marah dan gusar, atau perasaan-perasaan kesedihan atau gejalagejala lain yang merupakan tanda depresi. e. Tingkahlaku pasif atau menarik diri.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Kecemasan atau ketakutan, atau terkenang pengalaman masa lalu dan mimpi buruk. g. Masalah-masalah atau kegagalan-kegagalan sekolah. h. Penyalahgunaan obat dan alkohol. i. Terluka/terpotong atau memar-memar. j. Patah tulang atau luka-luka dalam. k. Terbakar. l. Kelaparan atau kehausan yang menetap. m. Kehilangan minat pada sekitarnya. n. Rambut dan kulit kotor. o. Kurang pengawasan. p. Luka, memar. pendarahan di kelamin. q. Lebih banyak pengetahuan mengenai seks dibandingkan anak-anak seusianya yang normal. r. Mengalami masalah dalam belajar. s. Takut pada orang atau tempat tertentu. D. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian serupa pernah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang konsep diri menunjukan bahwa konsep diri adalah hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Berikut adalah penelitian yang pernah dilakukan tentang “Konsep Diri dan Child Abuse” dan perbedaanya dengan penelitian ini:
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penelitian dengan judul yang sama yaitu “Dinamika Konsep Diri pada Orang Dewasa Korban Child Abuse” pernah dilakukan oleh Siti Nur Fatimah tahun 2002. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Fatimah adalah setelah mengalami child abuse subjek memiliki konsep diri yang rendah. Tapi, setelah beranjak dewasa subjek memiliki konsep diri
yang positif
dikarenakan
beberapa
faktor
yang
mendukungnya. Faktor yang mendukung subjek memiliki konsep diri positif ketika dewasa adalah keluarga dan komunitas subjek. Perbedaan penelitian yang dilakukan Siti Nur Fatimah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jumlah subjek dalam penelitian. Jumlah subjek dalam penelitian Siti Nur Fatimah adalah dua orang (satu laki-laki dan satu perempuan) sedangkan peneliti mengambil data dari 2 orang subjek perempuan. Hal itu dikarenakan kebanyakan korban child abuse adalah perempuan. Dari beberapa kasus yang ditemukan oleh peneliti sebagian besar adalah perempuan. Selain itu, kasus yang ada dalam penelitian yang dilakukan peneliti juga berbeda dengan jenis child abuse yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Penelitian dinamika konsep diri perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse ini mengunakan metode penelitian fenomenologi.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penelitian tentang konsep diri juga pernah dilakukan oleh Mery Natta, Nita Fitria, dan Imas Rafiah dengan judul “Gambaran Konsep Diri pada Remaja Rumah Tahanan Klas 1 Bandung”. Hasil dalam penelitian itu adalah remaja dalam rumah tahanan 57,14 % memiliki konsep diri positif dan 42,86 % memiliki konsep diri negatif. Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep diri yang terjadi pada remaja yang ada dalam rumah tahanan. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif deskriptif. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh penelti adalah subjek dalam penelitian. Pada penelitian sebelumnya subjek dalam penelitian itu adalah remaja rumah tahanan, sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti subjeknya adalah dewasa muda korban child abuse. Selain itu, peneliti tidak hanya mempelajari konsep diri yang dimiliki subjek sekarang tapi peneliti juga mempelajari dinamika konsep yang terjadi dari subjek mengalami peristiwa child abuse sampai subjek dewasa. Hal lain yang berbeda adalah jenis penelitian, jenis penelitian yang dilakukan oleh Mery adalah penelitian kuantitatif deskriptif sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi. 3. Penelitian tentang pelecehan seksual/ childhood-abuse (salah satu bentuk tindakan child abuse) pernah dilakukan oleh Yuliatin dengan judul penelitian “Resilience Korban Pelecehan Seksual yang Terjadi
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada Anak-Anak (Sebuah Studi Kasus pada Dewasa Muda). Hasil dari penelitian itu adalah beberapa subjek memiliki dinamika resilience yang baik pada saat dewasa karena faktor instrinsik (kekuatan dari dalam diri, percaya diri, optimis) dan faktor ekstinsik (didikan orangtua, teman, guru, komunitas yang mendukung). Namun, sebelum mereka sempat mengalami tekanan psikologis seperti gelisah, susah tidur, merasakan sensasi seksual, melakukan mastrubasi, protektif bergaul dengan lawan jenis, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil demikian peneliti dalam penelitian itu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliatin adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika konsep diri yang terjadi pada orang dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Penelitian sebelumnya lebih mengarah pada resilience sedangkan, dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pemaknaan korban child abuse terhadap peristiwa yang dialaminya. Kemudian dapat mengungkap konsep diri subjek ketika dewasa. Penelitian ini menekankan pada konsep diri subjek ketika dewasa. Perbedaan lainnya adalah jenis penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian ini mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Yuliatin mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian ini kepada dua perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse. Untuk mengetahui hidup dua subjek beserta peristiwa child abuse yang subjek alami, peneliti mengunakan personal life line. Personal life line digunakan sebagai inti penggalian data dalam penelitian ini, digunakan untuk mengungkap data diri subjek secara spesifik. Personal life line ini juga akan digunakan sebagai acuan untuk membuat daftar pertanyaan wawancara dalam penelitian ini. Sebagai langkah selanjutnya peneliti mengungkap dinamika konsep diri subjek. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse yang dialaminya dan seberapa peristiwa tersebut berpengaruh terhadap diri subjek. Jawaban dari pertanyaan wawancara nanti akan mengarah pada faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri subjek dulu pada waktu subjek mengalami peristwa child abuse dan aspek-aspek konsep diri subjek. Setelah peneliti mendapatkan hasil pemaknaan subjek melalui jawaban dari wawancara, peneliti akan membandingkannya dengan teoriteori konsep diri dan child abuse untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Dari situ juga peneliti akan menemukan dinamika konsep diri yang terjadi pada diri subjek sehingga subjek dapat memiliki konsep diri seperti yang sekarang dimilikinya.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi pada penelitian ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh. Peneliti melakukan observasi kepada subjek untuk mengetahui kegiatan subjek sehari-hari. Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan hasil wawancara subjek tentang kondisi subjek setelah dewasa. Hal ini akan memperkuat validitas data penilaian subjek terhadap dirinya setelah dewasa dengan kondisi subjek dalam kehidupan sehari-hari. Dinamika konsep diri subjek akan terlihat dari konsep diri yang subjek miliki pada saat setelah subjek mengalami peristiwa child abuse dan konsep diri subjek pada saat dewasa. Faktor-faktor yang menggerakan terbentuknya konsep diri yang subjek miliki pada saat setelah mengalami peristiwa child abuse dan pada saat dewasa itu yang disebut dinamika konsep diri. Dinamika itu terjadi ketika ada perubahan cara penilaian subjek terhadap dirinya.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerangka Berpikir
Korban child abuse MV dan HL (subjek)
Personal life line tes
Wawancara
Observasi
Hasil wawancara = Pemaknaan peristiwa child abuse KONSEP DIRI
bandingkan dengan teori child abuse dan teori konsep diri
DINAMIKA KONSEP DIRI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN BAB ini akan memaparkan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik dan instumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data. Berikut adalah penjelasan dalam BAB ini. A. Jenis Penelitian Peneitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif menurut Imam Gunawan (2013: 85) adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial bukan untuk mendeskripisikan bagaian permukaan masalah-masalah manusia seperti yang dilakukan penelitian kualitatif dengan positifismenya. Jenis penelitian kulitatif dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Imam Gunawan (2013: 71) mengungkapkan bahwa jenis penelitian fenomenologi berupaya untuk memahami makna yang sesungguhnya atas suatu pengalaman dan menekankan pada kesadaran yang disengaja atas pengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan keluar dan kesadaran didalam, yang berbasis pada ingatan, gambaran, dan makna. Jenis penelitian fenomenologi ini digunakan untuk menangkap makna yang sebenarnya dari peristiwa yang tampak. Pengalaman seseorang tampak dalam penelitian kualitatif jenis ini menjadi hal yang sangat penting. Dalam peneltian ini, penelti mencari makna sebenarnya dari
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subjek yang pernah menjadi korban child abuse kemudian pemaknaan itu digunakan untuk memberikan gambaran tentang konsep diri yang dimiliki subjek. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Yogyakarta. Daerah Yogyakarta yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah daerah pusat kota Yogyakarta. Sedangkan, waktu dilaksanakannya penelitian adalah awal bulan September sampai awal bulan Desember. Penelitian dilakukan selama delan kali pertemuan termasuk observasi untuk setiap subjek. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dilakukan selama dua sampai tiga jam. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang perempuan dewasa yang pernah mengalami child abuse. Subjek tersebut yaitu MV dan HL. Kedua, subjek ini memiliki usia 21 tahun. Mereka bersedia untuk secara terbuka mengungkapkan peristiwa child abuse yang pernah mereka alami. Subjek juga merupakan mahasiswi dari Universitas Swasta yang ada di Yogyakarta. Berdasarkan hal itu maka objek dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang pernah mengalami child abuse. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi (Sugiyono, 2013: 10) merupakan salah satu cara mengumpulkan data dengan mengamati subjek secara langsung. Melalui observasi peneliti mengamati perilaku subjek secara langsung. Hasil dari observasi dapat digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara. Observasi dilakukan peneliti untuk lebih mendalami keadaan subjek. Observasi dalam penelitian ini berupa memperhatikan nonverbal subjek pada saat diadakannya pertemuan untuk melakukan wawancara dan asesment tes “personal life line”. Observasi juga dilakukan dengan cara memperhatikan subjek dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari seperti bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan aktivitas yang sering dilakukan subjek. Tempat untuk melakukan observasi adalah tempat-tempat yang sering didatangi subjek. Berikut adalah pedoman observasi dan lembar kerja observasi dalam tabel 1 dan tabel 2.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1 Pedoman Observasi No. Aspek yang diamati
Hal yang diamati
1.
Fisik
Penampilan subjek, kesesuaian antara penampialan dengan jenis kelamin, non-verbal (nada bicara, ekspresi wajah, gerak tubuh) ketika subjek berinteraksi dengn orang lain, aktivitas subjek dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Psikologis
Nada bicara, ekpresi wajah, gerak tubuh subjek ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, aktivitas subjek dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Moral
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari, hal-hal yang sering dibicarakan.
4.
Sosial
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari
Tabel 2 Lembar Observasi
Inisial Subjek : ……………………….. Observasi ke : ………………… Tempat : ……………………………........................................................... Hari/ tanggal : ……………………………………………………………... Kegiatan yang dilakukan : ………………………………………………… Hasil Observasi : ………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Personal life line tes Personal life line menurut Margot Phaneuf (2005) merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk membantu mengungkap kehidupan seseorang yang menderita kecanduan alkohol, kecanduan games, mengalami trauma, perilaku yang tidak biasa, dan lain-lain. Biasa dikenal sebagai garis hidup. Prinsip dari garis hidup ini (Morgot: 2005) adalah menganut aliran Rogerian sebagai dasar pendekatannya yaitu dengan melakukan pendekatan menggunakan empati, tidak memasukkan penilaian pribadi, dan memiliki pemikiran yang positif. Hal itu diperlukan agar klien dapat merasakan penerimaan tanpa syarat sehingga memungkinkan klien dapat mengekspresikan dirinya dengan bebas. Peneliti di sini sebagai saksi, menjaga dirinya hanya sebagai pengamat, tidak memberikan penilaian berdasarkan persepsinya agar hasil yang dituliskan klien dapat dipertahankan kebenaran dan keasliannya. Berikut adalah bentuk “personal life line” dalam penelitian ini pada Tabel 3. Cara menganalisis Personal Life Tes adalah dari hasil penelitian personal life tes, dibuat verbatim. Hasil dari verbatim itu dirangkum. Dari rangkuman itu diperolehlah hasil personal life line tes MV dan HL. Kemudian dari situ akan terungkap peristiwa child abuse yang dialami subjek. Dari hasil itu juga peneliti dapat melihat dampak
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setelah subjek mengalami peristiwa child abuse. Teknik personal life line merupakan teknik yang utama digunakan pada penelitian ini. Data yang diperoleh melalui personal life line tes setelah itu akan dicocokan dengan teori-teori konsep diri dan child abuse. Akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini. Tabel 3 Personal Life Line
“PERSONAL LIFE LINE” Petunjuk pelaksanaan: 1. Pada usia berapa Anda terakhir kalinya mengingat masa anakanak Anda? mungkin 4 tahun 5 tahun atau 7 tahun? lalu gambarlah sebuah garis lurus yang menandakan rentang usia Anda dari masa anak-anak sampai usia Anda sekarang ini pada kertas HVS yang telah disediakan. 2. Dalam rentang usia terakhir masa anak-anak Anda sampai usia Anda yang sekarang pasti banyak kejadian yang terjadi, baik itu kejadian yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Gambarkan kejadian itu dalam bentuk garis keatas atau kebawah pada garis usia yang telah Anda tulis. Apabila kejadian itu menyenangkan gambar garis keatas tapi apabila tidak menyenangkan gambar garis itu kebawah. 3. Tinggi rendahnya garis bisa disesuaikan dengan seberapa menyenangkan atau tidak menyengkannya peristiwa itu dalam hidup Anda. 4. Berilah tanda diujung garis dan kata-kata untuk menjelaskan peristiwa apa yang Anda alami. 5. Contohnya.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Wawancara Wawancara menurut Kartono (dalam Imam Gunawan: 2013) merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atas lebih berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak kedudukan berbeda dalam wawancara, pertama berfungsi sebagai penanya dan kedua berfungsi sebagai pemberi informasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui dinamika konsep diri yang terjadi dalam diri subjek. Selain itu hasil wawancara juga digunakan untuk memperkuat peneliti dalam menyimpulkan hasil penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse yang pernah dialaminya. Pertanyaan-pertanyaan wawancara dalam penelitian ini didasarkan pada aspek-aspek konsep diri dan faktor-faktor konsep diri. Pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan peneliti juga dilakukan untuk menjawab pertanyan-pertanyaan dalam penelitian ini. Berikut adalah daftar pertanyaan dalam wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut daftar pedoman wawancara pada Tabel 4.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4 Pedoman Wawancara No. Pertanyaan Wawancara Setelah kamu mengalami peristiwa kekerasan yang pertama kali kamu 1. alami, apa yang kamu pikirkan tentang diri kamu saat itu? Setelah kamu mengalami peristiwa kekerasan yang pertama kali kamu 2. alami, apa yang kamu rasakan saat itu? Bagaimana kamu menyikapinya saat itu? 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Apakah itu berpengaruh dalam hidup kamu setelahnya? Kalo iya apakah kamu ingat perubahan apa yang terjadi dalam diri kamu saat itu? Secara keseluruhan pada saat itu bagaimana kamu memaknai peristiwa yang kamu alami saat itu? Menurut kamu hal apa saja yang mendukung kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang kamu alami seperti yang sudah kamu jelaskan tadi? Selanjutnya kamu mengalami lagi peristiwa kekerasan lagi bahkan sampai berulang-ulang tentunya itu menyakitkan bukan? Setelah kamu mengalaminya berulang-ulang apa yang kamu pikirkan saat itu? Selanjutnya, apa yang kamu rasakan saat itu? Dampak apa yang muncul dari peristiwa kekerasan anak yang kamu alami dalam kehidupanmu selanjutnya? Bagaimana cara kamu menyikapinya lagi setelah peristiwa kekerasan itu berulang-ulang kali terjadi dalam dirimu? Secara keseluruhan bagaimana kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang kamu alami? Adakah pelajaran-pelajaran yang kamu ambil waktu itu? jika iya atau tidak apakah yang membuat kamu menjadi demikian? Bagaimana pendapatmu saat ini tentang peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami? Apakah kamu menyesal mengalami itu semua? seandainya keadaan bisa berubah apakah kamu ingin merubahnya? Apa yang terlintas dipikiranmu ketika kamu mengingat peristiwa yang kamu alami saat itu? Apakah ada pelajaran-pelajaran yang bisa kamu ambil dari pengalaman kekerasan anak yang terjadi padamu? Bagaimana kamu memaknai peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami secara keseluruhan? Menurutmu hal apa saja yang mendukung kamu dapat memaknai peristiwa kekerasan anak yang pernah kamu alami seperti sekarang ini? Menurutmu bagaimana penampilanmu dulu secara fisik ketika kamu mengalami kekerasan anak? Adakah perubahan yang terjadi dalam caramu berpenampilan mulai saat itu?
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurutmu bagaimana penampilanmu hari ini? apakah menurutmu sesuai dengan dirimu yang seorang perempuan? 22. Menurutmu apa arti pentingnya tubuh? (setelah kamu mengalami kekerasan anak) 23. Pernahkah kamu merasa malu dengan keadaan fisik yang kamu miliki? jelaskan! 24. Nilai-nilai apa yang penting dan kamu jadikan sebagai prinsip dalam hidupmu? (dari kamu mengalami kekerasan anak dan sekarang) 25. Dari hasil personal life line kamu sempat merasa bahwa kamu tidak berharga dulu, bagaimana dengan keadaanmu sekarang? 26.. Sejak kamu mengalami kekerasan anak sampai sekarang bagaimana hubunganmu dengan keluargamu dan lingkungan sekitar tempat kamu tinggal? 27. Pernahkah kamu mengalami kesulitan untuk bersosialisasi? 21.
E. Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengunakan triangulasi. Triangulasi (Gunawan: 2013, 218) digunakan sebagai proses pemantapan derajat kepercayaan (kreadibilitas/validitas) dan konsistensi (readibilitas) data, serta bermanfaat juga sebaga alat bantu analisis data di lapangan. Dapat simpulkan triangulasi adalah sebuah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (dalam Gunawan: 2013) membedakan triangulasi menjadi empat macam, yaitu: triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi peneliti, dan triangulasi teoritik. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan triangulasi metode dan trangulasi teoritik. Peneliti mengunakan dua metode triangulasi agar hasil dari penelitian memiliki hasil yang valid dan dapat dipertangung jawabkan.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Triangulasi metode menurut Bachri dalam (Gunawan: 2013, 219) adalah usaha pengecekan data yang dapat dilakukan dengan mengunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Dari teknik-teknik yang digunakan dalam penetian peneliti akan memfokuskan untuk memperoleh data yang sama. Data yang sama dalam penelitian kemudian akan ditetapkan sebagai keberatan. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik personal life line, wawancara, dan observasi. Triangulasi teoritik (Gunawan: 2013, 222) adalah salah satu teknik pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya pengecekan data dalam penelitian. Upaya pengecekan data dilakukan peneliti tidak mengunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data, atau hanya mengunakan pemahaman pribadi saja, tanpa melakukan pengecekan kembali dengan peneliti lain. Triangulasi teknik ini menurut Gunawan
didasari
oleh
pola
pikir
fenomenologi
yang
bersifat
multiperspektif. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari subjek dengan teori-teori konsep diri, child abuse, menurut para ahli. Hal itu dilakukan agar peneliti dapat menarik kesimpulan yang lebih mantap dan bisa diterima kebenarannya. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini dianalisis dengan jenis penelitian kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Analisis data (Gunawan: 2013, 209) merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian karena
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal.
Analisis
data
adalah
sebuah
kegiatan
untuk
mengatur,
mengurutkan, menggelompokan, memberi kode/ tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang dijawab (Gunawan: 2013, 209). Tiga tahap yang digunakan untuk menganalisis data menurut Miles dan Huberman (dalam Gunawan, 2013: 2010) pada penelitian ini adalah reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih pokok-pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya. Dalam pengumpulan data, data yang telah direduksi dapat membantu untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Sedangkan, pemaparan data digunakan untuk memberikan sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi menurut Hursell (dalam Gunawan, 2013: 70) reduksi dalam metode fenomenologi untuk menangkap hakikat objek diperlukan tiga macam. Pertama, menyingkirkan segala sesuatu yang subjektif, sikap peneliti harus objektif, terbuka untuk gejala-gejala yang harus diajak bicara. Kedua, menyingkirkan semua pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada. Ketiga, menyingkirkan seluruh tradisi
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan. Dengan demikian, gejala-gejala yang muncul akan memperlihatkan dirinya sendiri menjadi fenomin. Segala sesuatu yang dikatakan orang lain harus, untuk sementara disingkirkan atau dilupakan. Hasil tes personal life line dan hasil observasi pada saat melakukan tes digunakan sebagai dasar untuk dapat mengungkap reduksi data dalam penelitian ini, hasil personal life line ini akan dijadikan acuan oleh peneliti untuk melakukan wawancara. Tes personal life line akan mengungkap bentuk-bentuk peristiwa child abuse yang dialami oleh subjek secara detail dari sini akan diperoleh data objektif dari subjek. Analisis data personal life line dengan cara melihat gambar personal life line yang dibuat oleh sujbek dan meminta subjek untuk menjelaskan maksud dari setiap garis dan peristiwa yang digambarkan subjek dalam garis itu. Kemudian dari hasil penjelasan subjek, peneliti membuat daftar pertabtaab wawancara. Data wawancara pertama bersama dengan hasil observasi digunakan untuk menemukan pemaknaan subjek terhadap peristiwa child abuse yang dialaminya. Hal itu merupakan ciri khas dari penelitian fenomenologi. Selanjutnya, hasil dari wawancara kedua dengan observasi akan dijadikan sebagai penentu keadaan konsep diri subjek saat ini. Semuanya akan dipaparkan secara rinci satu persatu dalam bentuk verbatim. Perpaduan
antara
data-data
yang
diambil
peneliti
akan
digabungkan menjadi satu rangkuman dalam format fenomenologi dan kemudian akan digunakan untuk menjawab petanyaan penelitian.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemudian akan digunakan sebagai data dalam menentukan kebasahan dengan mengunakan triagulasi metode dan teori. Hasil dari semuanya itu akan digunakan untuk pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini, berupa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian. Hasil penelitian disini berupa deskripsi data, dan pembahasan hasil penelitian. Deskripsi data pada penelitian ini didasarkan pada pertanyaan penelitian yaitu, (1) Seperti apakah bentuk tindakan child abuse yang dialami oleh subjek? (2) Seperti apakah subjek memaknai peristiwa child abuse ketika subjek mengalaminya? (3) Seperti apakah gambaran konsep diri subjek setelah mengalami peristiwa child abuse? (4) Bagaimakah subjek memaknai peristiwa child abuse setelah subjek dewasa? (5) Seperti apakah gambaran konsep diri yang dimiliki subjek pada saat dewasa? (6) Faktor-faktor apa saja yang membentuk konsep diri subjek? (7) Bagaimana dinamika yang terjadi dalam diri korban child abuse sehingga korban memiliki konsep diri yang dimilikinya pada saat dewasa ini? Deskripsi data pada bab ini disertai dengan pembahasan. A. Deskripsi Data 1. Tempat dan Jadwal Penelitian dengan Subjek Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada dua orang subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah dipaparkan peneliti yaitu, dua orang wanita dewasa yang pernah mengalami child abuse. Peneliti melakukan pengalian data dengan cara pendekatan terhadap subjek, observasi, dan wawancara. Peneliti melakukan hal itu ditempat-tempat yang berbedabeda. Tempat itu tempat yang biasa dikunjungi oleh subjek dan dalam
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melaksakan wawancara tempat yang dipilih peneliti adalah tempat yang membuat subjek merasa nyaman. Peneltian ini dilakukan sejak bulan September sampai Desember. Pertemuan dengan subjek dilakukan dengan pendekatan, observasi, dan wawancara. Berikut adalah rincian tempat dan jadwal penelitian yang dilakukan dengan subjek terdapat pada tabel 5.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5 Tempat dan Jadwal Penelitian No.
Tanggal Penelitian
Keterangan
1.
5 September 2016
Melakukan pendekatan kepada MV
2.
10 September 2016
Melakukan pendekatan, memastikan MV pernah mengalami child abuse dan bersedia menjadi subjek penelitian.
3.
15 September 2016
Melakukan pendekatan kepada subjek HL
4.
19 September 2016
Melakukan pendekatan terhadap subjek HL (membuat subjek merasa nyaman & mau terbuka) dan memastikan subjek pernah menjadi korban child abuse dan bersedia untuk menjadi subjek peneltian.
5.
Tempat
Tempat makan
Tempat makan
Kampus peneliti
Kampus HL dan tempat makan
20 September 2016
Melakukan perncarian data “personal life line” pada MV
Kosan MV
23 September 2016
Melakukan Observasi 1 pada MV
Kampus
7.
27 September 2016
Melakukan Observasi 2 pada MV
8.
1 Oktober 2016
Melakukan pengalian hasil “personal life line” pada MV. MV menceritakan “personal life line” yang telah dibuat oleh MV dan melakukan
6.
Komunitas luar kampus (tempat komunitas berkumpul dan tempat makan)
Kosan MV
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi 3 9.
3 Oktober 2016
Melakukan pencarian data mengunakan “personal life line” pada HL
3 Oktober 2016
Melakukan observasi 1 pada HL
5 Oktober 2016
Melakukan pengalian data “personal life line” pada HL dan melakukan observasi 2
12.
16 Oktober 2016
Melakukan observasi 3 pada HL
Lingkungan luar kampus dan kosan (komunitas luar kampus)
13.
17 November 2016
Melakukan wawancara pada MV
Kosan MV
14.
24 November 2016
Melakukan wawancara pada HL
Kosan HL
15.
26 November 2016
Melakukan wawancara pada MV
Kosan MV
16.
12 Desember Melakukan wawancara pada 2016 HL
Kosan HL
10.
11.
Tempat makan
Kosan HL
Kampus
2. Deskripsi Umum Subjek Penelitian Berikut ini akan dipaparkan deskripsi umum subjek dalam penelitian ini. Deskripsi umum itu berisi data diri subjek secara singkat. Deskripsi ini diharapkan akan memperjelas penelitian ini. Data dalam deskripsi ini diperoleh melalui teknik pendekatan dan wawancara kepada subjek. Berikut adalah deskripsi umum subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 6.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 6 Deskripsi Umum Subjek Penelitian Subjek
Subjek 1
Subjek 2
Nama (Insial)
MV
HL
Usia
21 tahun
21 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Agama
Kristen
Kristen
Alamat
Jalan Cinta no 5B
Jalan Kenangan Manis
Yogyakarta
No17 Yogyakarta
Mahasiswi
Mahasiswi Universitas
Universitas
Swasta Yogyakarta
(Deskripsi)
Status
Swasata Yogyakarta Usia Menjadi
6 tahun sampai 8
13 tahun sampai 15
Korban Child
tahun, 10 tahun
tahun, 17 tahun
Pelaku Tindakan
Orang tua,
Paman dan Bibi, Om
Child Abuse
pengasuh, kakak
Abuse
sepupu laki-laki, kakak sepupu perempuan Tempat Subjek
Rumah subjek,
Rumah paman dan
Mengalami
rumah kakak
bibi, rumah subjek,
Child Abuse
sepupu subjek perempuan, rumah kakak sepupu subjek laki-laki
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Deskripsi Data Personal Life Line Berdasarkan data personal life line yang telah diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil personal life line dan rangkuman verbatim personal life line kedua subjek dalam penelitian ini. a. Deskripsi data personal life line subjek MV Deskripsi data subjek MV diperoleh dari personal life line yang telah dibuat oleh MV dan hasil personal life line MV yang telah diolah oleh peneliti. Berikut adalah deskripsi data dari personal life line MV beserta dengan hasil yang telah diolah oleh peneliti. Gambar 1 menunjukan hasil personal life line yang dibuat oleh MV. Sedangkan, Rangkuman hasil personal life line MV dapat dilihat pada tabel 7.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1 Personal Llife Line MV
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 7 Rangkuman Personal Life Line MV
Umur 4-5 tahun
Dilihat dari grafik yang digambarkan oleh MV. MV mengambarkan garis ketas yang artinya senang. MV merasa senang karena MV pergi liburan bersama dengan keluarga besarnya pergi ke Ambon, bisa bertemu dengan saudarasaudara MV.
Umur 5 -6 tahun MV merasa senang karena MV masuk sekolah. MV TK 2 tahun. Senang karena punya banyak teman, sahabat, yang bahkan masih menjadi sahabat sampai sekarang. Bahagia karena setiap sepulang sekolah selalu dijemput sama tante dan diajak makan mie ayam atau beli sesuatu atau kesuatu tempat. Dia yang selalu jemput aku dia yang selalu ibaratnya kaya ngurusin lah. Karena papa mamaku kerja dari aku masih kecil papa mamaku udah kerja. PLL01bcaNg1 MV merasa senang karena merasa menjadi cucu yang paling disayang oleh omanya. Setiap kali ada makanan tinggal sedikit dan disitu ada banyak sepupu MV yang minta, makanan itu diberikan kepada MV. Setiap kali omanya mengambil uang pensiuanan MV yang diajak. Dari kecil orang tua MV bekerja dan MV dititipkan sama oma dan tantenya. Umur 6 -7 tahun Masuk SD MV mulai mengalami hal yang menurutnya tidak menyenangkan. Dia mulai menyadari bahwa orangtuanya seperti mengabaikannya. Papaku sering anter kesekolah tapi pagi sebelum berangkat kerja anter, tapi papaku dari aku kecil udah sering pergipergi dan memang aku lebih dekat sama omaku sama tanteku. Merasa terabaikan iya, tapi karena waktu itu posisiku TK jadi aku tidak merasa gimana-gimana. Tapi pada waktu aku SD aku merasa seperti itu. Bahkan merasa sangat terbaikan. PLL02bcaEA1 Waktu SD kelas 1 MV dibully dikelas. Lupa alasannya kenapa tapi MV dibully oleh teman-teman sekelas. Dibully banyak hal MV merasa sedih saat itu, dia menanggis dan melaporkannya kepada wali kelas.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aku dibully sekelas. Baru kelas 1 SD aku udah dibuli sekelas. Pertama yang ngebuli itu ketua kelasku sampai akhirnya 1 kelas itu ngebuli. PLL01plm1 Umur 7 tahun MV pernah dikunci dikamar mandi dengan posisi badannya basah karena sudah diguyur air dulu. MV juga dimarahin, dipukulin. MV merasa tidak disayang oleh orang tuanya makanya dia kebal dengan keadaan waktu itu. Aku juga dulu pernah dikunci dikamar mandi umur 7 tahun, karena waktu itu mau natalan aku di rumah sama kakak sepupuku tapi dia itu udah umurnya jauh. Gak tau dia kesel atau gimana, aku dimasukin kamar mandi. Keluar-keluar dari kamar mandi aku dimarahin, dipukulin, tapi sebelum dimasukin kamar mandi aku diguyur. Jadi dikamar mandinya basah, baru dikunci. Trus pas aku dikeluarin lagi aku dimarahin, disuruh ganti baju, disuruh tidur, trus aku dilaporin sama orangtuaku aku dimarahin lagi. Aku sedih aku nanggis tapi ya udah aku udah kebal. Karena dalam hatiku memang sudah tertanam kalau aku tidak disayang sama orang tuaku. PLL12bcaPA1 Umur 7, 8, 9 tahun
MV merasa senang karena punya adik baru. Tapi disatu sisi MV mulai merasa tidak senang karena dibanding-bandingkan. Kelas 2 aku punya adik. Adiku lahir aku sama adikku bedanya 8 tahun. Senang punya adik baru, waktu adikku lahir aku gak sekolah. Seneng karena aku gak imunisasi. Jadi aku kurang 1 imunisasi. PLL05pm1 Aku seneng karena aku punya adik tapi disisi lain aku mulai gak senang. Gak seneng karena hidupku mulai dibanding-bandingkan sama kakakku. 8 tahun aku merasakan sebagai anak bungsu sekalipun papa mamaku sibuk tapi aku masih bisa meraskan sebagai anak bungsu. Latarbelakangnya kan kakakku waktu masih kecil sering sakit-sakitan makanya papaku perhatian banget sama kakakku. Trus akhirnya aku mulai dibanding-bandingkan sama kakakku. Trus perhatian kakaku juga mulai terbagi lagi udah gak sama aku sepenuhnya. Walaupun memang sebelumnya memang sudah gak perhatian karena sibuk. Tapi sama adikku kan beda. PLL03bcaEA1 Karena MV sering dibanding-bandingkan dengan kakaknya. Beberapa kali MV sempat mau bunuh diri.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sama kakaku mulai dibanding-bandingkan. Sampai akhirnya beberapa kali aku mau mengakhiri hidupku. Anak kecil sudah berpikir mau mengakhiri hidupnya. PLL023rpca1 Waktu itu aku ingat banget mamaku mau pergi pakai motor terus aku duduk dibawah, mamahku tidak sengaja atau bagaimana bannya mau kena tanganku kan terus aku bilang “mah bannya mau lindes tanganku”. Mamahku jawabnya “ya udah gak papa kelindes aja” kan aku langsung rasanya tuh mamahku gak sayang sama aku. Mamahku gak sayang sama aku, sedih aku. PLL04bcaEA1 Jadi MV tinggal di rumah bersama kakaknya dan pengasuh mereka. Lalu MV mencoba untuk bunuh diri. Mereka menahan MV. Sepulang orang tua MV dari tempat kerja pengasuhnya melaporkan tindakan MV yang mencoba bunuh diri, MV dilaporkan dan akhrinya dia dimarahin dan dipukuli. Aku semakin dimarahin papahku pulang kerja itu udah sore jam setengah 6 kalau gak salah. Aku dimarahin jam 7 aku inget banget itu pas mau belajar jam 7an. Aku dimarahin, aku dipukulin, pake ikat pinggang aku ingat banget diberdiriin di depan kamar aku dipukul pakai ikat pinggang, kakakku belajar dikasur. Aku ingat banget gak akan lupa aku. PLL05bcaPA1 Tidak hanya sekali, setelah itu MV pernah mencoba bunuh diri lagi dengan mau masuk kesumur. MV dilaporkan kepada orang tuanya akhirnya MV dipukuli lagi. Gak cuma sekali aku mau bunuh diri, beberapa kali. Ketika aku sama kakakku ceritanya itu siang. Siang, siang aku sama kakaku di sumur. Kita di sumur di dalam rumahku itu mutar musik, yang muter musik itu bukan aku. Tapi, aku yang disuruh matiin aku gak mau tapi aku yang dimarahin. Karena aku udah kesel juga sama kakaku karena faktor dibanding-bandingkan. Aku memang dari dulu waktu masih kecil sering berntem sama kakakku. Kita selalu diberikan hal yang sama, selalu disama-samakan. Makanya aku paling tidak suka ketika aku disamasamakan dengan orang lain. Akhirnya aku kesel waktu aku kesel bukannya mereka baik, malah aku diketawain. Posisinya aku udah mau disumur mau nyemplung. PLL055rpca1 Pulang-pulang aku dilaporin mamahku marah aku dipukulin, papahku pulang aku dipukulin. Trus aku disuruh
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
janji tidak akan kaya gitu lagi. Itu yang terakhir kayanya aku mencoba untuk bunuh diri tapi bukan yang terakhir luka hatiku karena aku merasa tidak dianggap didalam keluargaku sendiri. PLL07bcaPA1 MV juga pernah dipukul sama mamanya setelah bermain dengan kakaknya dan berisik. Ketika aku SD aku main keluar sama kakaku biasanya kan yang dimarahin kakak ya tapi ini malah kakaku gak dimarahin malah aku yang dimarahin. Mamaku tidur trus kita main, mamaku keluar malah aku yang dipukulin kakaku engga trus aku disuruh masuk kamar. PLL08bcaPA1 MV pernah tidak mau sekolah karena bangun pagi MV berantem sama kakaknya. Hal itu membuat MV dimarahi, dipukul, dan diikat didepan pagar. Iya. waktu itu aku sudah diantar kesekolah tapi sebelumnya dari rumah aku udah gak mau sekolah ngambek gitu terus sampaii sekolah aku gak mau turun dari motor dimarahin akhirnya papaku bawa pulang aku terus sampai rumah aku langsung dimarahin lagi, dipukul, trus aku diikat dipagar jadinya marah papaku katanya besok ga usah kesekolah lagi nanggis terus aja disini. Sampai akhirnya papaku lepasin aku. PLL15bcaPA1 Dari rentang usia 7, 8, 9 tahun MV merasa banyak peristiwa menyedihkan yang dia alami dan dia ingat. Pada rentang usia iniah dia merasakan berulangkali dipukuli oleh orangtuanya. Hal itu membuat MV merasa hidupnya menyedihkan pada rentang usia ini. Umur 10- 11 tahun
Umur 10 tahun MV pernah ditinggal keluarganya pergi dan dia di rumah sendirian. Hal itu membuatnya merasa sedih. dan masih dia ingat sampai hari ini. Waktu itu semua orang pergi dan aku di rumah sendirian, anak kecil kan penakut. Aku takut tapi ya gak bisa ngapangapain. papa mamaku tetap pergi sama kakak dan adekk, tapi aku di rumah sendiri itu siang-siang jadi aku cuma tinggal didalam kamar aja gak berani keluar. PLL16bcaEA1 Diusia ini juga MV mengalami pelecehan seksual dari sepupumya laki-laki dan itu sempat membuat dia mersakan kesedihan yang mendalam. Dilihat dari grafiknya ini adalah
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peristiwa yang paling menyedihkan yang pernah MV alami. MV mengalaminya tidak hanya sekali tapi tiga kali dalam usia ini. Pelecehan seksual yang MV alami pertama dari kakak sepupu laki-lakinya yang berusia 13 tahun. Waktu itu gak ada 1 orangpun dirumah. cuma kita ber3 dan kakaknya dia yang nomor 2 yang cowok. emmm (jeda berapa detik) habis itu masih sementara main. Itu papa mamanya juga gak ada. Terus gak tau (agak terbata-bata) intinya aku titik mengalami sesuatu yang tidak enak dalam hidupku sebagai seorang anak kecil gitu lho. Pertamakali aku mengalami pelecehan seksual (jeda lumayan lama). Main.. ceritanya kita main, terus tiba-tiba kakaknya keluar dari kamar. Kakaknya suruh adeknya keluar, adeknya jawab “kemana kita masih main?”. Trus kakaknya jawab “keluar, nanti habis itu sama kalian lagi”. Baru kita main lagi. Habis itu ya udah, karena dia kakak cowo kita taunya ya cuma main. Jadi tinggal aku sama kakaknya. Aku tidak bisa menceritakan secara detail kejadiannya. Pokoknya dia melakukan hal yang tidak wajar. Aku sadar ini salah. Sekalipun aku masih kecil tapi aku mengerti. Mengerti karena aku nonton tv liat diberita. Aku inget banget waktu itu jamannya berita kasus pelecehan anak perempuan sama kakek-kakek aku inget banget. Aku ngerti kalo ini salah dan aku gak mau tapi aku gak bisa ngapa-ngapain (jeda lumayan lama dan diulang-ulang hampir 5 kali). Usia kakaknya itu 12 atau 13 tahun. Sampai akhirnya dia yang suruh aku keluar sendiri. PLL09bcaSA1 Sepupuku diluar mereka tanya kamu habis ngapain gak mungkin aku jawab. Gak bisa aku cerita, habis itu aku pulang. Tapi itu terngiang-ngiang aku mau ngomong tapi aku takut. Aku takut karena dia sepupuku, aku takut karena gimana si aku perempuan ih…. gimana ya… tidak bisa aku ceritakan….. (penekanan mendalam). Tak sanggup aku untuk cerita. Habis itu aku menyimpan semuanya sendiri. Setiap kali aku ketemu sama dia, waktu awal-awal, waktu baru-baru setiap kali aku lihat dia, dia lihat aku dia pasti menghindar. Menghindar dalam arti bukan langsung pergi. Tapi kaya pandangannya langsung berbalik dan aku juga karena aku takut (diulang 3 kali), aku benci, semuanya jadi satu. (jeda beberapa waktu). PLL06-9rpca1 Aku mengalami pelecehan secara fisik. Aku gak ngerti ya dalam hatikupun seringkali kau bertanya aku perempuan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tapi aku sudah mengalami pelecehan secara fisik… (jeda beberapa waktu) yah.. bisa diartikan sendiri. PLL10bcaSA1 Lalu, MV kembali mengalami pelecehan seksual sebanyak dua kali dalam waktu yang berbeda tapi rentang usia yang sama dari orang yang berbeda. Yang kedua dan ketiga ini pelaku pelecahan seksual itu adalah sepupunya sendiri. Tapi, usianya lebih tua sekitar 15 tahun dan sepupunya itu perempuan. Gak berhenti sampe situ. Diusia yang sama aku mengalami pelecehan lagi dengan orang yang beda. Aku pernah mengalami pelecehan yang sama. Secara fisik.. sepupuku juga hari minggu juga, Usianya lebih tua dari yang sebelumnya dan dia perempuan. Kalau aku waktu itu 10 tahun berarti 14 atau 15 tahun. Dan aku gak bisa ngomong sama siapa-siapa. Sama yang kedua itu dibilang gak boleh ngomong sama siapa-siapa. Kalau aku ngomong pasti dia kena dan aku juga kena. Walaupun aku korban juga aku kena. Dan waktu itu 2 kali dalam waktu yang berbeda dia melakukan itu. Kaya gitu umurku sampai 10 tahun. PLL11bcaSA1 Orang biasa lihat diluar ya, orang liat diluar biasa aja orang waktu SD aku juga biasa-biasa aja. Main, bersikap wajar. Tapi, gak ada satu orangpun yang tau bagaimana hatiku dan apa yang terjadi dalam hidupku. Dan kalau aku ingat aku menyangkal, aku gak trima, aku sedih, aku merasa tidak layak, berdosa, terlalu kotor, susah untuk menerima semuanya. Bahkan sampai hari inipun aku masih gak percaya. Walaupun aku sudah mengampuninya tapi terkadang aku gak percaya. PLL07-9rpca1 Dari garis kehidupan yang dibuat oleh MV. Usia 10 sampai 11 tahun ini masa paling menyedihkan dalam hidupnya. Dia tidak menuliskan satu pun peritiwa yang menyenangkan yang berkesan dihatinya sampai hari ini. Usia 11- 12 tahun
Diusia ini MV merasa senang karena dia mengikuti olimpiade IPA, punya kakak pramuka yang baik, punya kakak pramuka persami dari gugus lain dan baik orangnya. Aku kelas 5. Aku sekolah seperti biasa dari kecil kan aku biasa dituntut untuk harus pintar, harus berprestasi, dalam hal apapun dituntut berprestasi. Sampai hari ini pun juga tetep sama harus berprestasi. Olimpiade IPA disalah satu Universitas. Senang karena tidak cuma kakaku aja yang
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bisa, aku juga bisa membangakan. PLL06pm1 Waktu SD kelas 5 aku sering persami. Seneng karena aku ketemu sama kakak pramuka. Yang masih saudaraku. Aku seneng karena dia baik, dia kakak kelasku dan dia ngajari aku banyak hal. Aku masih SD tapi dia ngajari aku sekolah minggu dan lain-lain. Dan aku merasa senang karena aku merasa ada sosok kakak laki-laki buatku yang njagain aku, karena kakaku cewe. Kakak sepupuku cowok tapi malah melakukan pelecehan sama aku bukan njagain aku. Seperti itu sampai kelas 6 SD. PLL07pm1 Usia 11, 12. 13 tahun
MV senang karena diusianya ini dia pertama mendapat pacar. MV juga mulai melakukan kenakalan-kenakalan remaja pada usia ini tapi MV merasa senang dengan kenakalan-kenalakan remaja yang dia lakukan. Aku SMP aku mulai mengenal pacaran dan seneng punya temen baru, seneng punya pacar baru. Karena latar belakangku yang seperti itu aku mengalami pelecehan dan lain sebagainya. Temen-temen SMPku sejak SDnya sudah nakal, Jadi, SMPku bukan SMP terbaik, ya SMP biasa, anak-anaknya nakal dan aku terkontaminasi dan sejak SMP aku mulai mengenal pornografi dan lain sebagainya, mulai mengenal video porno dan lain sebagainya. Semakin lama semakin masuk lebih dalam, tapi tidak ada satu orangpun yang tau, di rumah papa mamaku gak tau karena di rumah dituntut baik. Dirumah aku tetep keliatan baikbaik, tapi diluar aku nakal. Seneng si, seneng nakal, Orang-orang diluar menerimaku ketika aku nakal, kalau aku nakal di rumah kan gak diterima. Kalau aku baik di rumah aku gak diterima. Jadi aku nakal aja, nakal sama temen-temenku, tapi tetap berprestasi biar orang tuaku tetep seneng. Pacaran, tapi aku pacarannya tetep pacaran sehat kok, walaupun aku porngrafi tapi aku pacaran, tetep pacaran sehat. PLL08rpca1 Begitu masa SMP MV. Dia merasa senang karena bisa punya pacar, nakal, tapi tetap berprestasi.
Usia 13 -14 tahun
Di rentang usia ini, peristiwa yang membekas dalam ingatan MV adalah papahnya selingkuh, putus dengan pacarnya. Masuk SMP kekecewaanku sama papahku bertambah. Karena papaku selingkuh. Selingkuhnya itu ya gitu cuma depan-depanan rumah. Selingkuhnya itu brutal karena maksudnya imbasnya gede banget, adiku sampai sekarang gak tau karena disembunyiin. Papahku selingkuh, jadi
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
posisinya papahku pas lagi diluar kota, trus tiba-tiba malam-malam rumahku itu digedor-gedor gak tau. Trus tiba-tiba pas paginya kamu di telfon terus yang angkat telfon itu aku. Diomongin mau ngomong sama mamaku. Aku gak tau sebelumnya, tapi pas mamahku ngomong kk suasana rumah jadi gak enak. Itu posisinya pas mau liburan. PLL14bcaEA1 Setelah itu aku diem-dieman sama papahku, karena banyak hal yang membekas dihatiku gak cuma karena papaku kaya gitu, gak cuma dari kecil aku biasa dipukul, mengalami pelecehan dan lain-lain. Tapi juga karena dari kecil aku biasa didik disiplin, keras. Opaku dari keluarga militer, jadi aku didik dengan cara yang keras seperti militer. Papahku itu baik, gak gimana-gimana jadi terlalu disiplin jadi takut kita. PLL10-14rpca1 Itu luka yang membekas didalam hatiku, kelas dua SMP kelas 3 SMP aku masih tetap dengan kehidupanku yang berprestasi dan nakal. Tetap kusimpan dihatiku ketika ingat semuanya cuma bisa ngrasa. Oh…Tuhan aku terlalu berdosa. Ih jijik sekali aku untuk melihat diriku sendiri. Bahkan ketika aku pacaranpun waktu jaman SMP aku pernah berpikir sekalian aja aku rusak-rusak sekalian gitu lho, sekalian aku rusak-rusak sekalian. Aku dilecehkan bukan cuma sekali ya udah sekalian aja, rusak-rusak sekalian. Tapi, tidak sampai seperti itu. PLL11rpca1 Peristiwa papahnya selingkuh jika dilihat melalui garis kehidupan itu merupakan peristiwa paling kedua menyedihkan yang pernah MV alami selain peristiwa pelecehan yang MV alami sebagai peristiwa paling menyedihkan pertama. Disini merasakan kesedihannnya bertambah ketika MV harus diputus oleh pacarnya. Usia 15 ,16, 17, 18 tahun
Masuk SMA MV punya teman baru, punya pacar baru dan dia merasa senang disitu. Peristiwa selanjtnya yang MV ingat adalah 4 anggotanya meninggal karena banjir bandang. Hal itu cukup membuat MV merasa sedih. Selain itu, MV menuliskan dalam grafik kehidupannya dikejar kepala sekolah (have fun sama teman- teman, liburan sama sahabat) sebagai peristiwa yang menyenangkan, frustasi patah hati sebagai peristiwa yang menyedihkan. Usia 17 tahun tingkat kenakalan MV bertambah (dugem, nyontek, dan lain-lain). Hal itu membuah dia merasa senang dengan hidupnya. Aku jalan SMA hidupku tetep gitu-gitu aja si, aku tetep
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nakal, aku tetep berprestasi, makin nakal, sempat gontaganti pacar, sempet balikan lagi sama pacarku, frustasi. Semua kenakalan remaja lah. Kelas 3 SMA makin nakal. Ujian nasional nyontek suatu hal yang sangat biasa, bagibagi jawaban itu adalah hal yang terlalu mudah. Sampai akhirnya lulus SMA kita acara pelepasan, biasalah sama temen-temen minum bir, dan lain-lain. Biasalah kenakalan remaja. PLL12rpca1 Setelah itu MV masuk kuliah dan di Yogyakarta dia sering “kelayaban”. Istilah yang dia gunakan untuk mengambarkan main bersama teman-teman, pergi ke diskotik, minumminuman keras, dan lain-lain. Usia 18 -19 tahun
Usia 18 sampai 19 tahun MV menuliskan mulai tobat dan melatih iman dan kesabaran (KKR natal PMK- ibadah persekutuan mahasiswa Kristen). Itu karena MV mengalami kecelakaan waktu dia awal-awal kuliah. Masuk kuliah pelan-pelan hidupku mulai berubah. Kenakalan-kenakalan remaja mulai sedikit menurun. Agak sedikit baik, secara sikap tapi secara hati sama aja masih terluka. Mengalami proses seneng, sedih. PLL13rpca1 Pertama kali aku masuk kuliah kejadian pertama yang aku alami ketika aku kuliah ketika aku harus jatuh masuk rumah sakit, masuk ICCU dan lain sebagainya. Itu yang membuat aku menjadi semakin baik karena aku masuk PMK (persekutuan mahasiswa Kristen).”
Usia 19 -20 tahun
Diusia 19 tahun MV kembali mengetahui papanya selingkuh lagi, dari ketidak sengajaannya mendengar papanya telfon tapi mencurigkan dan akhirnya dia dia diam-diam membuka chat papanya dengan selingkuhannya. Hal itu membuat MV kembali merasakan kesedihan yang mendalam. Masuk semester 4 hatiku kembali terluka karena papaku selingkuh gak ada seorangpun yang tau kecuali aku sampai dengan hari ini. Aku gak tau pasti udah selesai atau belom. PLL04plm1 MV menuliskan dia melalui proses pertobatan, untuk bisa mengampuni orang tuanya, merubah kebiasaan buruknya (kenakalan remaja). Direntang usia ini dia memiliki pacar baru dan putus juga dengan pacarnya.
Usia 20- 21 tahun
Dari garis kehidupan yang MV buat diusia ini MV menuliskan perjalanan mengerjakan panggilan (sedang berjuang). MV
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasa senang ada satu masa dimana kehidupannya mulai berubabah dengan komunitas yang selama ini dia ikuti di kampus yaitu PMK (persekutuan mahasiswa Kristen). Dia merasa senang dengan hidupnya yang sekarang . Dia semakin dekat dengan Tuhan dan dia sudah bisa mengampuni. Perjalanku semester 4 sampai semester 7 ada sedihnya ada senengnya. Tapi, diwaktu-waktu ini aku belajar mengerti prosesnya untuk aku sampai pada apa yang Tuhan mau. PLL09pm1
b. Deskripsi data personal life line subjek HL Deskripsi data subjek HL diperoleh dari personal life line yang telah dibuat oleh MV dan hasil personal life line HL yang telah diolah oleh peneliti. Berikut adalah deskripsi data dari personal life line HL beserta dengan hasil yang telah diolah oleh peneliti. Hasil personal life line HL dapat dilihat pada gambar 2 dan rangkuman personal life line HL dapat dilihat pada tabel 8.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2 Personal Llife Line HL
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 8 Rangkuman Personal Life Line HL
Usia 6 -12 tahun
Usia 6 sampai 13 tahun HL menggambarkan peristiwa yang membahagiakan dalam hidupnya. Dia merasa bahwa diusia itu merupakan usia yang sangat menyenangkan. Karena dia masuk SD, memiliki banyak teman, ikut lomba matematika, diajarin berkebun, masuk SMP. Setelah saya umur 6 tahun masuk SD. Itu saya senang karena orang tua saya beli baju baru masuk SD. Disitu saya senang banget. Pas diumur 10 tahun saya senang karena bisa ikut lomba, lomba matematika. Disitu saya dapatkan dapat teman, dapat juara dikasih uang, dikasih hadiah betapa senangnya luar biasa disitu. Tapi seiring berjalanya waktu. saya juga lebih senang orang tua bisa ngajarin pergi berkebun, nanam cabe, tomat, atau apapun senangnya lebih. PLL01pm2
Usia 12 – 15 tahun
Usia 12 tahun HL mengalami tindak kekerasan dari om dan tantenya. Dia dimarahi, dipukuli, dituduh curi uang. HL sering sekali dipukuli hampir seminggu dua sampai tiga kali. Dikarenakan HL memilih untuk sekolah. Sedangkan, om dan tantenya menyuruhnya di rumah untuk membantu berkebun. Sampai umur 12 tahun masuk SMP, tapi disitu pas masuk SMP saya sangat sedih karena saya dimarahi, gak boleh sekolah, dimaki, dituduh curi uang, dipukul. Bahkan, kepala saya sampai berdarah dipukul sama istrinya omku, karena waktu itu saya tinggal dengan om saya. Sering dipukulin satu minggu itu hampir 2 atau 3 kali dipukul selama saya SMP. Itu dipukulnya gara-gara harus masak, harus pergi berkebun, karena saya memilih untuk kesekolah dan dimaki, dipukul. PLL01bcaPA2 Pada usia 13 tahun HL mengalami pelecehan seksual secara fisik. Dari omnya sediri. Om yang berbeda dari om dan tante yang memukulinya. Om itu adalah saudaranya yang sangat dekat dengan keluarganya. Rumahnya sebelah rumah HL dan dia sangat dekat dengan papa HL. Sampai hari ini tidak ada satupun orang di rumah HL yang tau peristiwa ini. HL merasa sangat sedih dengan peristwa yang HL alami. Disitu saya juga lebih merasa sedih karena om saya melakukan hal yang sebenarnya tidak pantas dia lakukan
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepada saya, yaitu pelecehan seksual secara fisik. Disitu saya benar-benar sedih. Pas pelecahan saya diumur 13 tahun. Posisi saya dirumah sendirian, lalu om saya dekat rumah saya itu main kerumah. Tengah malam dia masuk kamar saya dan pintu rumah dikunci, lalu dia melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada saya. PLL02bcaSA2 Hal itu benar-benar membuat saya merasa benci dengan om saya. Kemudian saya memutuskan untuk pergi menjauh dari om saya dengan tinggal bersama saudara saya. Karena kalau saya tinggal di rumah, saya tidak mau bertemu dengan om saya lagi, saya benci, saya takut. PLL01-2rpca2 Berdasarkan garis kehidupan yang dibuat oleh HL peristiwa pelecehan seksual yang HL alami adalah peristiwa yang sangat menyedihkan dalam hidupnya. Itu membuat HL hidup penuh dengan rasa benci dan ketakutan. Usia 15- 16 tahun
Pada rentang usia ini HL merasa senang karena masuk SMA, memiliki banyak teman dan mendapatkan beasiswa. Hal ini membuat dia bahagia, ditengah hal-hal yang pernah dia alami sebelumnya dan hal-hal yang dia alami di rumahnya. Setelah itu saya masuk SMA. Disitu saya senang banget bertemu dengan teman yang banyak bisa dapat mahasiswa bisa pergi kegreja itu diumur 15 tahun. PLL02pm2
Usia 17- 18 tahun
Usia 17 tahun HL mengalami hal yang kembali menyedihkan. Dia menuliskan tidak diijinin ke greja, dimarahi, difitnah. Berdasarkan penjelasan HL dia dipukuli oleh omnya bahkan waktu itu dia sempat tidak memberinya makan selama 2 hari. Dan di usia 17 tahun saya sangat sedih dimarahin, difitnah, gak dikasih makan, dihukum selama 2 hari tidak dikasih makan karena saya tetap memilih untuk kesekolah. Sama tanteku istrinya omku. Orang yang sama yang dulu melarang aku kesekolah. Hal yang saya lakukan adalah pergi ketetangga minta nasi, pergi kekebun makan buah. PLL03bcaNg2 Waktu itu saya tidak tinggal di rumah karena saya takut bertemu dengan om yang melakukan pelecehan sama saya, karena dia tinggal didekat rumah saya dan berteman dekat dengan orang tua saya. Tapi, saya tinggal dengan om saya yang satunya dia juga orang yang jahat yang suka pukul saya, yang suka maki saya.
Usia 18 -19 tahun
HL merasa senang karena HL masuk kuliah. Memiliki banyak teman, dari berbagai macam daerah, dan mendapatkan nilai yang
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagus. Lalu saya masuk kuliah saya merasa senang karena banyak teman dari berbagai macam daerah, dapat nilai yang bagus, saya merasa senang. PLL03pm2 Usia 19 – 20 tahun
Pada usia 19 sampai 20 tahun HL menuliskan dalam garis kehidupannya dia merasa sedih karena dia harus cuti kuliah. HL harus cuti kuliah karena terkendala biaya, tidak bisa membayar SPP. Hal itu mengharusnya HL kembali ke daerah asalnya dan disana HL mengalami kembali pelecehan seksual secara fisik oleh omnya. Peristiwa ini adalah peristiwa paling menyedihkan kedua yang HL alami. Setelah itu saya harus batal kuliah cuti selama satu semester karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Saya harus di rumah selama 1 semester. Waktu saya dirumah saya tambah merasa sedih karena om saya kembali melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada saya. Waktu itu sedang ada pesta ditempat keluarga saya. Lalu, saya tidak suka datang kepesta saya memilih tetap di rumah menjaga adek saya yang masih kecil. Ditengah-tengah malam om saya masuk kerumah membawa kunci, dia kunci semua pintu rumah. Dia masuk kekamar saya dan dia kunci pintu kamar saya. Lalu dia melakukan pelecehan secara fisik lagi sama saya. PLL04bcaSA2 Disitu saya makin benci kepada om saya. Saya benci sekali. Saya tidak bercerita kepada siapapun juga saya simpan sendiri karena saya takut kalau papa saya tahu dia bisa bunuh om saya dan hubungan keluarga kami yang tadinya sangat dekat menjadi tidak baik. PLL03-4rpca2
Usia 20- 21 tahun
Diusia ini HL merasa senang karena HL bisa kembali aktif kuliah, bisa pelayanan di greja, dan berada dikomunitas yang mendukungnya (doa kampus). Lalu saya mulai merasa senang lagi karena saya mulai aktif kembali kuliah, bisa pelyanan di greja, berdoa bersama teman-teman di kampus saya. Tapi, saya tetap tidak bisa mengampuni om saya. Sulit rasanya, hanya saja saya berusaha untuk bisa mengampuni om saya dan menerima diri saya sendiri. PLL04pm2
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Deskripsi Data Wawancara Berdasarkan pertanyaan penelitian, berikut merupakan deskripsi data wawancara kepada subjek-subjek dalam penelitian ini. a. Subjek MV Deskripsi data wawancara subjek MV berdasarkan pada pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Bentuk tindakan child abuse yang MV alami Bentuk tindakan child abuse yang MV alami berdasarkan hasil wawancara adalah MV merasa diabaikan iitu terlihat dari MV merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Bahkan MV merasa bahwa kedua orang tuanya jahat. Berikut penjelasan MV pada saat wawancara. Pertama kali yang aku pikirkan tidak disayang. Tidak disayang, tidak diharapkan, aku ada ditengah-tengah mereka jadi orang yang tidak diharapkan. Aku gak ada juga gak pengaruh.Yang aku pikirkan aku diciptakan tapi tidak berguna. Tidak berguna, tidak disayang. Tentang orang tuaku papa mamaku jahat. WW101bcaEA1 Bentuk tindakan lain child abuse lain yang MV alami adalah dipukul dan pelecehan seksual. Hal ini sebetulnya sudah diketahui ketika MV membuat personal life line dirinya. Wawancara ini bertujuan untuk menggali pemaknaan lebih dalam. Tapi, melalui wawancara juga diketahui bahwa MV sering dipukuli. Berikut adalah kutipan hasil wawancara MV yang menjelaskan bahwa MV dipukuli oleh papanya.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Takut salah. takut dimarahin, takut dipukulin, takutnya sama papahku sama mamahku. Bahkan mau ngapangapain takut salah. Mau becandaan sama kakakku aja aku takut. Karena aku becandaan sama kakakku tapi kalau sampai kakakku kenapa-napa nanti aku dimarahin lagi, nanti aku dipukulin lagi.WW402bcaPA1 Misalnya ya.. sesimpel aku mau jajan, tapi aku gak dibolehin jajan. Aku akan pergi sama sepupuku. Aku pergi sama sepupuku, ditanya mau kemana, aku bilang mau main sama sepupuku, karena kalau aku ketahuan aku jajan aku dimarahin. Dan pernah, ketahuan dan aku dipukulin. Aku dipukulin. Aku inget masih ada kakakku. Kakaku liat aku dipukulin, dimarahin sama papahku.WW403bcaPA1 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tidak sekali saja MV dipukuli oleh orang tuanya tapi berulang kali. Ketika MV tidak menuruti apa yang orangtuanya katakan maka MV akan menerima hukuman dari orang tuanya yaitu pukulan. Aku cuma tau aku dimarahin dan cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. (mereka adalah orang tua MV). WW4b04bcaNg1 Aku pernah hanya karena ambil minyak tanah tumpah, aku dipukuli. Sampai aku rasanya pengin membakar diriku sendiri. WW7c05bcaNg1 MV juga pernah dipukul dengan menggunakan ikat pinggang dan rotan oleh papanya. Hal itu sempat meninggalkan bekas pada lutut MV. Pada saat peneliti menanyakan arti pentingnya tubuh buat MV, lalu MV menjawab “Tubuh itu penting berarti, kalau dipukulin sampai ada bekasnya kan kalau dilihat gak enak.” WW22i06bcaPA1 Peneliti kemudian menanyakan pernahkah MV dipukul sampai ada bekasnya dan MV menjawab pernah. Pada saat itu
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MV menjelaskan bahwa dipukul menggunakan ikat pinggang dan rotan di bagian betis. Hal itu tidak terjadi hanya sekali tapi berulang kali. Dibetis. Dipukulin pakai ikat pinggang sama rotan. Gak cuma sekali aku dipukul sama ikat pinggang dan gak cuma sekali aku dipukul sama rotan. WW2207bcaPA1 Bentuk child abuse lain yang dialami oleh MV seperti yang telah disebutkan di atas adalah pelecehan seksual. MV mengalami pelecehan seksual sebanyak 3 kali oleh kakak sepupunya. Pelecehan yang kedua dan ketiga yang dialami MV dari kakak sepupunya yang berjenis kelamin perempuan. Berikut adalah penjelasan MV diambil dari cuplikan hasil wawancara MV. Waktu aku mengalami pelecehan yang kedua dan yang ketiga aku mengalami pelecehan dari kakakku sendiri dan itu perempuan. Ya dia melakukan… Jadi waktu itu dia melakukan pelecehan sama aku ….. WW9a08bcaSA1 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa bentuk tindakan child abuse yang MV alami adalah perasaan diabaikan dalam artian tidak disayang (pengabaian), pemukulan oleh kedua orang tua MV (kekerasan fisik), dan pelecehan seksual yang oleh kakak sepupu MV. Hal itu MV alami berulangulang. Pemukulan fisik terhadap MV dialami berulang-kali dan itu sering terjadi setiap kali MV tidak menuruti apa yang orang tuanya katakana. Sedangkan, peristiwa pelecehan seksual secara fisik MV alami sebanyak 3 kali.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Pemaknaan MV terhadap peristiwa child abuse setelah MV mengalaminya. MV memaknai peristiwa child abuse tepat setelah MV pertama kali dialaminya dengan merasa bahwa dirinya tidak berati. MV merasa tidak disayang dan hidupnya tidak berarti. MV mengatakan bahwa dia tidak memaknainya secara dalam karena MV masih kecil. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara MV. Memaknainya ya seperti pandanganku diawal aku gak berguna, papaku pilih kasih. Aku tidak memaknai dalam karena aku masih kecil. Aku cuma tau aku dimarahin gak boleh ini gak boleh itu. Aku cuma tau aku dimarahin dan cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. WW501pcap1 Pemaknaan MV itu didukung dari pikiran MV dan perasaan MV ketika pertama kali mengalami child abuse. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara MV mengenai pikiran dan perasaan MV setelah mengalami peristiwa child abuse yang pertama kali MV alami. Pertama kali yang aku pikirkan tidak disayang. Tidak disayang, tidak diharapkan, aku ada ditengah-tengah mereka jadi orang yang tidak diharapkan. Aku gak ada juga gak pengaruh. Yang aku pikirkan aku diciptakan tapi tidak berguna. Tidak berguna, tidak disayang. Tentang orang tuaku papa mamaku jahat. WW101bcaEA1 Sedih. Sedih.. Marah.. Tapi gak bisa marah sama siapasiapa. Jadinya, sedih, marah kecewa, (jeda lumayan lama) pengin mati aja. Yang aku rasakan seperti itu ujungujungnya pengin mati aja. Sedih, bahkan tidak bisa menerima diriku sendiri mungkin. WW202pcap1
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Gambaran Konsep Diri MV setelah mengalami child abuse Peristiwa child abuse yang MV alami membuat MV berpikir bahwa dia tidak disayang dan tidak diharapkan. Yang MV rasakan adalah MV merasa sedih, kecewa, dan ingin mati saja. Peristiwa child abuse yang MV alami membuat MV tidak bisa menerima dirinya. Hal itu diungkapkan MV pada saat wawancara. Sedih. Sedih.. Marah.. Tapi gak bisa marah sama siapasiapa. Jadinya, sedih, marah kecewa, (jeda lumayan lama) pengin mati aja. Yang aku rasakan seperti itu ujungujungnya pengin mati aja. Sedih, bahkan tidak bisa menerima diriku sendiri mungkin. WW202pcap1 Pikiran bahwa orang tua MV tidak menyayanginya semakin dalam setelah MV mengalami child abuse berulang kali. Dia semakin merasa bahwa dia diciptakan tidak berguna dan penuh kegagalan. Bahkan MV sempat ingin mengakhiri hidupnya dengan cara mambakar diri. Berikut adalah hasil wawancara MV. Semakin hari pikiran bahwa papa mamaku tidak sayang sama aku itu semakin dalam. Setelah mengalaminya berulang-ulang yang aku pikirkan… ya gitu.. mereka gak sayang sama aku, aku pernah menulis aku cuma ada diciptakan tapi gak berguna, gagal gitu lho. Aku pernah hanya karena ambil minyak tanah tumpah, aku dipukuli. Sampai aku rasanya pengin membakar diriku sendiri. Agak alay. Pengaruh sinetron. WW7001gkda1 Hal lain yang MV rasakan adalah MV merasa berdosa sekali. Perasaan ini muncul ketika MV mengalami child abuse berupa pelecahan seksual secara fisik. MV merasa “semakin
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak berharga dan tidak berguna” begitu yang MV katakan tentang dirinya. MV semakin ingin mengakhiri hidupnya “mati saja” kata MV. Hal lain yang MV pikirkan adalah MV merasa “jijik” kata MV. MV merasa jijik dengan orang yang melakukan pelecehan seksual dan MV merasa jijik dengan dirinya sendiri. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Termasuk pelecehan. Semakin berdosa dan tidak berguna. Ya aku semakin merasa kalau berdosa sekali aku. Berdosa sekali. Tidak layak, mati aja. WW702gkda1 Iya aku korban aku yang diperlakukkan seperti demikian. Plis. come on. Aku perempuan aku diperlakukan seperti demikian. Aku jijik dengan orang yang melakukan itu sama aku tapi ya aku jijik sama diriku sendiri. Sekalipun aku korban tapi kesucianku pie. Itu yang aku pikirkan. WW703gkda1 Perasaan yang muncul setelah MV mengalami child absue berulang-ulang adalah MV semakin merasa takut. MV menjadi orang yang semakin penuh dengan ketakutan. Berikut adalah kutipan hasil wawancara MV. Aku takut, yang pertama jelas waktu aku mengalami itu aku takut aku berdosa. Aku takut mengalami itu, aku takut berdosa. Walaupun memang aku berdosa. Aku takut ngomong sama orangtuaku. Aku takut sama, bahkan sama sepupu yang sebelumnya ada sama aku, dan bahkan sama orang yang melakukan hal itu sama aku. Aku takut sama itu semua. Aku pengin ngomong, pengin laporin sama orang tuaku tapi kalau aku ngomong pasti nanti aku dimarahin. Pasti aku yang akan bakal dimarahin lagi. Aku yang akan bakal dipukulin lagi. Pasti orang tuaku gak percaya sama aku kalau aku ngomong kaya gitu. Jadi, semakin takut, semakin merasa berdosa. Semakin merasa bersalah, semakin merasa ih anak cewe tapi diperlakukan seperti itu… kesuciannya ihh… gitu… WW804gkda1
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perasaan lain yang muncul setelah MV mengalami child abuse berulang-ulang adalah MV merasa minder, semakin kecewa dengan papa mamanya, semakin tidak bisa percaya dengan orang lain, dan semakin tidak dapat menerima dirinya sendiri. Hal itu dikatakan MV pada saat wawancara. Sama orang lain aku sering minder, aku sering minder. Sama papa mamaku jelas aku kecewa berat. Sama orangorang disekitarku aku jadi orang yang susah percaya sama orang lain. Sama diriku sendiri aku tetap tidak bisa menerima diriku, karena aku sering dipukulin, karena aku merasa aku ditolak, ditambah lagi aku mengalami pelecehan. Aku semakin tidak bisa menerima diriku sendiri. WW705gkda1 MV menyikapi peristiwa chid abuse yang dia alami dengan cara diam dan menanggis. MV merasa sedih dan dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan dia hanya masuk kedalam kamar. Hal itu terjadi ketika MV pertama kali mengalami peristiwa child abuse. Peristiwa child abuse yang pertama kali MV alami adalah
dipukul
oleh
orang
tuanya.
Berdasarkan
hasil
wawancara MV berikut adalah kata-kata MV. Terhadap orangtuaku tidak boleh melawan. Soalnya kalau melawan nanti semakin marah papahku. Jadinya nanggisnanggis aja semakin dimarahin, disuruh ngomong gak bisa ngomong. Jadinya, udah masuk kamar. WW306gkda1 Peristiwa child abuse yang pertama kali MV alami juga berdampak dalam diri MV. Dampak setelah pertama kali MV mengalami chid abuse adalah membuat MV mengalami rasa takut ketika akan melakukan sesuatu. MV sering merasa takut
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
salah, takut dimarahin, takut dipukulin , dan takut banyak hal. Dapat disimpulkan adalah dampak pertama yang MV rasakan setelah MV mengalami child abuse adalah penuh dengan ketakutan. Hal itu membuat MV seringkali sembunyi-sembunyi ketika MV akan melakukan sesuatu yang ingin MV lakukan. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara MV. Takut salah. takut dimarahin, takut dipukulin, takutnya sama papahku sama mamahku.Bahkan mau ngapa-ngapain takut salah. Mau becandaan sama kakakku aja aku takut. Karena aku becandaan sama kakakku tapi kalau sampai kakakku kenapa-napa nanti aku dimarahin lagi, nanti aku dipukulin lagi. WW402bcaPA1 Ya.. hati-hati maksudnya bersikap bertindak melakukan apapun mikir-mikir gitu lho. Bahkan, sembunyi-sembunyi, bohong, mau ngapain bohong. sembunyi.. sembunyi.. Dampak selanjutnya setelah MV mengalami peristiwa child abuse berulang-ulang adalah MV kecanduan melakukan mastubasi. Mastrubasi MV lakukan dari SD sampai MV kuliah di semester 5. Mastrubasi itu terjadi akibat dari pelecehan seksual secara fisik yang pernah MV alami, setelah MV mengalami pelecehan yang kedua dan ketiga oleh kakak sepupu perempuannya dari situ MV sering menonton video porno. MV mengatakan bahwa: Setelah aku mengalami pelecehan yang kedua dan ketiga aku masuk ke video porno semuanya terangsang diotakku, temen-temenku seperti demikian yang diceritakan setiap hari seperti itu. Aku dulu waktu SMP lebih sering main sama cowo. Waktu SMP aku sering main sama cowo bahkan teman-temanku SMP cowo semua, cewe cuma teman sebangku. Tapi ya gitu mereka ngomong tentang
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seks dan yang lainnya biasa gitu lho. Dan akhirnya ya itu karena aku pernah mengalami semuanya terekam dalam otakku dan semuanya merangsang. Ya gitu mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan. Aku mastrubasi setelah aku mengalami pelecehan karena pelecehanku yang aku alami seperti demikian. WW9c07gkda1 Dampak lain yang muncul dalam diri MV akibat peristiwa child abuse yang MV alami adalah MV suka minum alkohol (mabuk), dugem, merokok. MV menjadi siswa yang sering membuat kasus disekolah. MV menyebut hal itu sebagai “kenakalan”. Kenakalan itu MV sadari dikarenakan MV tertekan ketika di rumah, dengan melakukan “kenakalan” maka MV dapat meluapkan emosinya. Berikut kutipan dari hasil wawancara MV. Kalau mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan ya… kalau aku minum, dugem.. Semua kenakalanku itu dampak untuk aku mengungkapkan semua emosiku ketika di rumah dan aku merasa ditekan, aku merasa semua penolakan ketika aku dimarahin, aku dipukulin ya iya…. ketika aku minum ketika aku dugem, ketika aku ngerokok, aku ngerti itu semua salah tapi mending aku jadi anak nakal. Waktu aku melakukan itu rasanya…. waktu itu ya ketika aku melakukan itu, aku rasa seneng. Rasanya ya udah rasanya ini aku… ini aku, waktu aku bisa mengungkapkan emosiku dengan semua itu aku ngrasa ini aku, aku bisa. WW908gkda1 Dampak-dampak yang telah dijelaskan juga merupakan cara MV menyikapi peristiwa child abuse yang MV alami. Dengan hal-hal yang MV lakukan MV berusaha lari dari setiap ingatannya akan peristiwa child abuse yang MV alami. MV menyebutnya dengan “menyangkal diri”. Menyangkal diri yang
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MV maksudkan adalah menolak, ketika MV ingat peristiwa child abuse yang MV alami MV menyangkal diri dengan pergi. Pergi bersama dengan teman-temanya dan melakukan hal yang MV sebut sebagai ‘kenakalan” atau pergi menyendiri menangkan diri, menyendiri di kamar dan melakukan mastrubasi. Gambaran konsep diri MV setelah MV mengalami peristiwa child abuse adalah MV memiliki gambaran konsep diri yang negatif. Hal itu dapat dilihat dari pikiran, perasaan MV terhadap dirinya. Dapat dilihat juga dari berbagai dampak yang muncul setelah MV mengalami child abuse. 4) Cara MV memaknai peristiwa child abuse setelah dewasa MV memaknai peristiwa child abuse yang pertama kali dialaminya, yaitu dipukuli papahnya sebagai peristiwa yang menyedihkan dalam hidupnya. Peristiwa child abuse yang MV alami membuat MV merasa bahwa dia tidak berguna dan merasa bahwa papahnya pilih kasih. Dia tidak memaknainya secara mendalam, karena MV masih kecil. MV hanya merasa harus menuruti semua permintaan orang tuanya, dia tidak boleh melakukan apa yang dia inginkan. Kalau MV tidak melakukan kemauan orang tuanya maka orang tua MV akan marah dan memukul MV. Berikut kutipan wawancara MV. Memaknainya ya seperti pandanganku diawal aku gak berguna, papaku pilih kasih. Aku tidak memaknai dalam
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena aku masih kecil. Aku cuma tau aku dimarahin gak boleh ini gak boleh itu. Aku cuma tau aku dimarahin dan cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. WW501pacp1 Peristiwa child abuse yang MV alami berulang-kali tentunya membuat MV memaknainya dengan berbeda. Setelah MV mengalami peristiwa child abuse berulang kali MV memaknainya MV dengan membiasakan diri dengan peristiwa child abuse yang MV alami. MV membiasakan diri dengan semua tindak kekerasan anak yang dia alami, MV merasa kebal dengan semua itu. Dia tidak merasakan sakit, sedih, atau perasaan apapun lagi. MV hanya merasa dia semakin berdosa. Hal itu dapat dilihat dari kutipan wawancara MV berikut ini. Aku tidak memaknai apapun, karena sudah terjadi berulangkali aku gak tau aku harus memaknai apa. Yang aku tau aku harus mengalaminya berulang-kali yang artinya aku semakin berdosa. WW1101pcad1 Setelah MV dewasa juga terjadi perubahan dalam pemaknaan
MV
terhadap
peristiwa
child
abuse
yang
dialaminya. MV memaknai peristiwa child abuse yang pernah dialaminya sebagai perjalanan hidup MV. MV memaknai peristiwa child abuse pada saat dewasa dengan cara yang berbeda MV melihat tindakan child abuse yang MV alami secara positif dan memaknainya dengan positif. MV memaknai peristiwa child abuse yang dialaminya sebagai didikan yang mengajari dia banyak hal. Mengajari MV
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyak hal seperti menghargai orang lain, menghargai orang tuanya, kakaknya, dan semua orang. MV juga belajar menghormati orang lain. MV memaknai peristiwa child abuse secara keseluruhan sebagai perjalanan hidup yang mengajari MV banyak hal. MV merasa bahwa mengalami child abuse memang bukan hal yang mengenakan tapi dari situ MV bisa belajar banyak hal . Berikut kutipan hasil wawancara bersama MV mengenai pemaknaan MV terhadap peristiwa child abuse yang dialaminya setelah dewasa. Balik lagi, aku memaknai itu semua sebagai perjalan hidupku. Aku memaknai itu sebagai didikan yang mengajariku. Jadi dari kecil aku tau itu rasanya kaya gimana… Kalau aku ingat ya aku memaknainya kalau aku dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku memaknainya gak seperti sekarang. Aku memaknainya kalau dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku bukan jadi orang yang bisa menghargai orang lain. Mungkin, karena ya dari situ aku belajar buat bisa menghargai orang lain. Menghargai papaku menghargai mamaku, menghargai kakaku. Menghargai semuanya, menghormati orang lain. WW17a02pcad1 Memaknainya secara keseluruhan semua yang terjadi, semuanya kekerasan, termasuk pelecehan, kenakalan, memaknai semuanya sebagai bagian dari hidupku. Memaknai itu semua untuk mengajariku, aku melihat itu semua untuk mengajariku dan mendidiku sampai dengan hari ini. Iya mengajariku, mendidikku sampai dengan hari ini. Gak enak tapi itu mengajariku untuk bisa berjalan sampai hari ini. WW17b03pcad1 5) Gambaran Konsep Diri MV setelah MV dewasa Gambaran konsep diri MV setelah dewasa salah satunya dapat dilihat dari cara MV memaknai peristiwa child abuse
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dialaminya ketika dewasa. Namun, ada beberapa pertanyaan juga yang dapat menunjukan gambaran konsep diri MV pada saat dewasa. Seperti pada beberapa kutipan hasil wawancara berikut ini. Sekarang pendapatku itu bagian dari cerita hidupku, itu bagian dari cerita hidupku….. yang mengajariku dan membentukku untuk aku jadi orang yang kuat.. untuk aku jadi orang yang, apa yang aku alami dimasa lalu itu yang mengajariku untuk aku bisa ada sampai hari ini. mengajariku banyak hal, sangat banyak untuk aku bisa bertahan didalam kehidupan sampai hari ini. Pendapatku tentang apa yang aku alami dulu, dulu gak enak. Sampai sekarang kalo diinget kebelakang juga terlihat gak enak, ceritanya juga memang gak enak.. Tapi ya aku bersyukur aku pernah mengalami hal itu. Banyak hal tidak bisa diungkapkan semuanya. WW1301gkdd1 Kutipan
hasil
wawancara
diatas
membuat
peneliti
mengetahui pendapat MV terhadap peristiwa child abuse yang MV alami. Dilihat dari jawaban MV menunjukan bahwa MV dapat melihat peristiwa child abuse yang MV alami secara positif. Dari peristiwa child abuse yang dia alami dia menjadi orang yang lebih kuat dan MV bahkan dapat menyukuri peristiwa child abuse yang pernah dia alami. Peneliti menanyakan “apakah MV menyesal mengalami peristiwa child abuse” dan setelah MV dewasa, dia tidak menyesalinya. MV menjawab “dulu iya sekarang tidak”. Bahkan ketika peneliti menanyakan “jika keadaan bisa berubah apakah MV ingin merubahnya?” MV menjawab “kalau sekarang tidak”. Hal itu menunjukan bahwa MV dapat
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerima dirinya yang sekarang dengan peristiwa child abuse yang pernah dialaminya. MV merasa bahagia dengan hidupnya yang sekarang. Berikut adalah hasil wawancara MV. Kalau aku lihat kehidupanku sekarang ya… belum tentu kalau hidupku dulu baik-baik saja trus sekarang hidupku kaya gini akan terus seperti ini. Sekalipun aku merubah masa lalu, bisa saja kalau hidupku masa lalu baik-baik saja tapi hidupku sekarang malah rusak. Ya mending hidupku dulu rusak daripada sekarang, dan sekarang hidupku jadi begini. WW1402gkdd1 Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang, aku menerima hidupku yang sekarang dan aku menerima hidup masa laluku yang dulu. WW1403gkkd1 Ketika MV berpikir ulang, MV sempat ragu dan ingin merubahnya hidupnya. Tapi, sekarang MV sudah menerima dirinya dan bahagia dengan hidupnya yang sekarang. Penerimaan MV terhadap peristiwa child abuse
yang
dialaminya dan terhadap dirinya juga dapat ditujnukan dari hasil wawancara dibawah ini. Peneliti menanyakan pelajaranpelajaran yang dapat MV ambil dari peristiwa child abuse yang MV alami berikut adalah jawaban MV yang menunjukan bahwa MV dapat menerima dirinya sepenuhnya sekarang. Pelajaran yang bisa aku ambil dari pengalaman kekerasan anak adalah ya itu tadi yang aku bilang. Sampai hari ini aku akan sangat berhati-hati ketika ketemu sama orang, baik itu orang baru maupun orang lama. Apalagi kalau aku jalan sendiri, tapi aku sering jalan sendiri berpergian sendiri. Jadi orang yang berhati-hati. Pelajaran ya.. menurutku itu pelajaran karena ya aku harus hati-hati sama orang.. WW16a4gkdd1 Pelajarannya mengalami kekerasan mm.. semua orang punya cerita hidupnya masing-masing dan itu cerita
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidupku. Aku menerima diriku, aku belajar menerima diriku sekalipun dulu waktu aku masih kecil, aku menerima kekerasan, aku merasa aku ditolak, dan lain sebagainya. Belajar menerima diriku, belajar menerima orang lain juga, belajar untuk tidak memaksakan kehendaku sama orang lain. Belajar mengampuni, yang paling sulit adalah belajar untuk mengampuni dan menerima diriku. Aku sudah bisa mengampuni dan menerima diriku. WW16b4gkdd1 Gambaran konsep diri MV setelah dewasa yang lain juga dapat dilihat dari penampilan fisik MV setelah dewasa penampilan fisik MV setelah dewasa menurut MV juga sesuai dengan jenis kelaminya sebagai perempuan. Hanya saja MV tidak mau terlihat feminim karena MV menyatakan bahwa feminim itu membuat MV terlihat lemah dan MV tidak mau terlihat lemah walaupun MV perempuan. Menurut peneliti ha itu terjadi sebagai bentuk pertahanan MV. MV ingin menunjukan bahwa dirinya adalah orang yang kuat agar tidak ada orang yang melakukan peristiwa kekerasan lagi terhadap dirinya. Bagi MV penampilan luar bukan merupakan hal yang penting, tapi MV menyatakan yang penting adalah kondisi hatinya. Penampilan fisik bukanlah hal yang terlalu penting bagi MV tapi MV berpenampilan selayaknya perempuan dan MV tetap merasa bahwa tubuh itu memiliki arti yang penting bagi dia. MV dulu sempat merasa malu dengan kondisi fisiknya karena sering dibanding-bandingkan, sempat mengalami
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memar setelah mengalami kekerasan, dan konisi MV yang mengalami pelecehan secara fisik, tapi sekarang MV tidak merasa malu karena MV telah menerima dirinya. Penilaian MV bahwa dirinya tidak berharga juga berubah setelah MV dewasa. Setelah MV dewasa MV merasa bahwa dirnya berharga. MV merasa hidupnya berharga dan MV percaya MV diciptakan bukan untuk sebuah kegagalan. Berikut cuplikan adalah hasil wawancara MV. I’m fine. Iya.. Aku baik-baik saja. Dan aku merasa hidupku berharga dan aku percaya hidupku berharga. Karena aku berharga, karena aku tidak diciptakan untuk sebuah kegagalan ataupun dari sebuah kegagalan. WW2506gkdd1 Hubungan MV dengan keluarga MV setelah mengalami peristiwa child abuse juga baik. Bahkan bisa dibilang MV memiliki hubungan yang dekat dengan orang tuanya. Hubungan MV dengan kakak sepupu yang melakukan pelecehan secara fisik juga baik. MV sempat memiliki hubungan yang tidak baik dengan kakak sepupunya tapi sekarang hubungan MV sudah baik, tetap menyapa jika bertemu. MV menyebutnya dengan istilah “namanya keluarga, ya keluarga”. Berikut adalah cuplukan wawancara MV. Hubunganku dengan keluargaku tetep baik. Ya iya masa aku mau marah sama papa mamaku dan aku menunjukannya didepan mereka. Kalau dulu ma aku berontak tapi ya aku tetap dengerin. Tapi, sekarang ya baik sama papa mamaku ya baik. Kalau mau dibilang dekat sama mereka ya aku dekat, walaupun gak deket banget tapi ya bisa dibilang dekat. Kalau sama keluargaku sepupuku
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gitu tetap baik. Mau bagaimana orang yang namanya keluarga ya tetap keluarga. Ya gitu lah. Maksudnya say hay gitu-gitu.. kalau dulu mah aku takut ketemu mereka tapi kalau sekarang biasa-biasa aja. WW2607gkdd1 Hubungan MV dengan lingkungan tempat MV tinggal di rumahnya, lingkungan tempat MV tinggal sekarang, dan kampusnya juga baik. MV tidak mengalami kesulitan bersosialisasi. Hanya saja MV memilih-milih orang untuk MV bertegur sapa. Selain itu, MV membutuhkan waktu untuk dapat bersosialisasi. Sering kali tidak dapat langsung membaur tapi membutuhkan waktu untuk diam, melihat, dan menyesuaikan. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa setelah MV dewasa MV memiliki gambaran konsep diri yang positif. Hal itu dapat dilihat dari MV dapat menerima dirinya, dapat memiliki penilaian yang postif terhadap dirinya, memiiki kesesuaian antara jenis kelamin dan penampilannya, memiliki nilai-nilai hidup yang positif, dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar. 6) Faktor-faktor yang membentuk konsep diri MV ketika MV dewasa Faktor-faktor yang membentuk konsep diri MV ketika MV dewasa berdasarkan hasil wawancara adalah MV menjadikan Tuhan sebagai faktor yang pertama yang membuat MV dapat memiliki konsep diri yang sekarang dimilikinya. Berikut kutipan dari hasil wawancara MV.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang pertama yang bisa membuat aku mengalami hal seperti ini adalah karena aku mengalami Tuhan Yesus sendiri dalam hidupku. Karena aku mengalami sendiri perjumpaan dengan Tuhan Yesus dalam hidupku. WW1801ffkdd1 MV menjadikan Tuhan sebagai faktor utama yang membuat MV dapat menjadi dirinya yang sekarang dengan semua penilaiannya terhap dirinya yang sekarang karena pengalamannya bersama dengan Tuhan membuat dia dapat mengampuni dan menemukan arti hidupnya. Melalui firman Tuhan yang MV baca merubah pola pikir MV mengenai penilaian-penilaian MV terhadap dirinya. Faktor kedua yang mendukung MV adalah komunitas. Komunitas yang MV maksudkan adalah komunitas yang membawa MV pada kebenaran yaitu Tuhan itu sendiri, komunitas yang mendobrak pikiran-pikiran negatif yang ada dalam diri MV, komunitas yang memulihkan hati MV. MV melihat hidup orang-orang didalam komunitas tersebut, menjadikan mereka teladan, dan menjadikan mereka mentor (figur yang dijadikan tolak-ukur untuk belajar banyak hal dan menjagai hidup MV). MV mendengar cerita-cerita orang-orang yang berjuang dalam hidupnya itu yang merubah cara pandang MV, pola pikir MV, dan merubah hidup MV. Berikut hasil wawancara MV.” Hal yang lain yang bisa mendukungku sehngga aku dapat memaknai semuanya seperti saat ini adalah komunitas
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ada bersamaku saat ini. Mereka yang membantuku untuk aku keluar dari setiap intimidasi yang ada dijaman dahulu sampai akhirnya aku bisa memaknainya sebegitu rupa sampai sekarang. Hal yang lain yang bisa mendukungku sehngga aku dapat memaknai semuanya seperti saat ini adalah komunitas yang ada bersamaku saat ini. Mereka yang membantuku untuk aku keluar dari setiap intimidasi yang ada dijaman dahulu sampai akhirnya aku bisa memaknainya sebegitu rupa sampai sekarang. Memaknai semuanya itu karena kehidupanku sekarang seperti ini, karena aku mengerti untuk apa aku hidup sekarang. Karena ada orang-orang yang ada disampingku saat ini. WW1802fkdd1 Komunitas yang membantu aku mengetahui kebenaran, komunitas yang mendobrak pikiran-pikiran intimidasi, komunitas yang memulihkan hatiku, komunitas yang dapat membuat aku mengenal Tuhan lebih. WW1803fkdd1 Ketika aku berada dalam komunitas-komunitas yang tadi aku bilang membawaku dalam kebenaran. Dan dari mentorku sendiri. Dari mana kan? ya dari situ, dari Tuhan dari kebenaran firman Tuhan yang aku baca, dari orangorang yang aku lihat, dari cerita hidupnya orang-orang yang aku dengar yang masuk kedalam hati dan pikiranku, yang kemudian ya itu merubah pikiranku, merubah pandangan-ku, merubah banyak hal dalam hidupku. WW1804fkdd1 7) Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri MV Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri MV dapat dilihat dari hasil wawancara telah dipaparkan dan jawaban wawancara dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dinamika konsep diri yang terjadi dalam diri MV adalah pada saat MV mengalami peristiwa child abuse MV memiliki konsep diri yang negatif. Hal itu dapat dilihat dari hasil wawancara berupa
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penilaian MV yang negatif terhadap dirinya. Bahkan MV ingin mengakhiri hidupnya. Salah satu penilaian itu seperti. Semakin hari pikiran bahwa papa mamaku tidak sayang sama aku itu semakin dalam. Setelah mengalaminya berulang-ulang yang aku pikirkan… ya gitu..mereka gak sayang sama aku, aku pernah menulis aku cuma ada diciptakan tapi gak berguna, gagal gitu lho. WW701gkda1 Pikiran MV dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu peristiwa child abuse itu sendiri dan sinetron. Seperti yang diungkapkan MV dalam sesi wawancara berikut ini. Iya kan waktu masih kecil suka nonton sinetron aku. Sinetron kan kaya gitu papa mamaku jahat. Tapi itu memang kenyataan. WW704pcad1 Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa setelah MV mengalami child abuse berulang-ulang. MV semakin memiliki pikiran dan perasaan bahwa MV tidak berguna, semakin berdosa, ingin mati, gagal, tidak berarti, jijik dengan dirinya, dan penuh ketakutan. Hal itu juga berdampak negatif terhadap dirinya diantaranya, kenakalan remaja seperti kenakalan disekolah, ngebut-ngebutan, merokok, dugem, nonton video porno. Bahkan, hal itu juga membuat MV melakukan mastrubasi bertahun-tahun dari SD hingga kuliah semester 5. Kekalan remaja itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar MV, tindakan melakukan mastubasi dipengaruhi oleh video porno yang membuat MV terangsang.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambaran konsep diri MV berubah setelah MV dewasa menjadi positif. MV memiliki gambaran konsep diri yang positif. Hal itu dilihat dari penilaian MV terhadap dirinya menjadi positif. Seperti yang telah dijelaskan berdasarkan hasil wawancara diatas MVdapat menerima dirinya, dapat memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya, memiiki kesesuaian antara jenis kelamin dan penampilannya, memiliki nilai-nilai hidup yang positif, dan dapat bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar. Gambaran konsep diri yang terjadi dalam diri MV setelah berdasarkan hasil wawancara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dipengaruhi oleh faktor Tuhan sebagai hal pertama yang merubah pola pikir MV dan membuat MV menemukan arti hidupnya. Selanjutnya, dipengaruhi oleh komunitas yang membawa MV pada kebenaran yaitu Tuhan itu sendiri dan menjagai hidup MV sehingga pola pikir MV dapat berubah. Berdasarkan hal diatas jelas terjadi dinamika dalam diri MV. Gambaran konsep diri MV yang semula negatif menjadi positif dan hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya seperti yang telah dijelaskan diatas. b. Subjek HL Deskripsi data wawancara subjek HL berdasarkan pada pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Bentuk tindakan child abuse yang HL alami Bentuk tindakan child abuse yang HL alami berdasarkan hasil wawancara adalah HL mengalami tindak kekerasan anak berupa dipukuli oleh om HL disertai dengan pelecehan seksual secara fisik, dipukulin oleh tante, gak dikasih makan oleh paman dan tante, dan dilarang kesekolah. Peristiwa tersebut berlangsung berulang-kali. Berikut adalah jawaban HL terkait pada saat wawacara terkait dengan bentuk child abuse yang HL alami. Iya memang dipukul pas waktu pelecehan karena orang disitu kan gak ada kan mau triak ya udah dipukulin ditutup pake bantal kan,ya udah saya berusaha untuk lari tapi gak bisa. WW101bcaSA2 Ya saya berusaha untuk singkirkan dia, ya namanya kan orang tua sama anak kecil kan mbak ya kekuatannya kan pasti kita langsung dipeluk diapakan kita kan langsung kita gak bisa apa-apa. Walaupun kita berusaha untuk apa, mau berontak mau keluar lari kan gak bisa. WW302bcaSA2 Hasil wawancara diatas mengambarkan peristiwa HL ketika HL mengalami child abuse berupa pelecehan seksual secara fisik. HL mencoba menjelaskan kondisinya saat itu yang membuat HL tidak dapat melakukan perlawanan. Berdasarkan hasil wawancara HL juga membenarkan pertanyaan peneliti tentang tindakan child abuse yang setelah itu HL alami yaitu tidak diperbolehkan sekolah, dipukuli, dan tidak diberi makan. Pada saat wawancara HL membenarkan jika HL mengalami hal itu berulang-ulang. Berikut adalah
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjelasan HL mengenai salah satu tindakan child abuse lain yang HL alami. Saat itu pas kan masalah saya pernah dipukuli waktu itu sampai kepala saya darah, bahkan sampai diini kedesa (dibawa ke RT) karena saya dipukul. Cuma karena masalah sepele gak dikasih makan ini apa belum dikasih makan sapi itu. Ya udah kan waktu itu kan pas sekolah kan mbak. Sekolah pagi, lha saya bilang kan sapi itu terlepas dari talinya jadi dia lari gitu kan. Sapi itu lari, dan tente itu bilang saya harus kejar dia sapi itu lari sementara saya kan disitu saya sama adik saya kan. Gak mungkin saya pegang anak kecil sambil pegang sapi yang besar, ya disana saya langsung dipukul dimarahin. WW703bcaPA2 2) Pemaknaan HL terhadaap peristiwa child abuse setelah HL mengalaminya. HL memakani peristiwa child abuse ketika pertama kali HL mengalaminya sebagai peristiwa yang menyedihkan dalam hidupnya. Karena HL harus kehilangan yang dia sebut sebagai “keperawanannya” disaat HL kelas 1 SMP dan yang mengambil “keperawanan” HL adalah omnya sendiri. HL merasa sedih dan sakit hati dengan omnya pada saat itu. HL memaknai peristiwa child abuse yang pertama kali HL alami juga sebagai pembelajaran supaya lebih berhati-hati. HL menjadi orang yang sangat berhati-hati dalam semua hal yang HL lakukan. Bahkan kepada kerabatnya sendiri HL tetap bersikap berhati-hati. HL menjelaskannya pada saat wawancara sebagai berikut. Ya.. ketika saya ingat itu peristiwa yang menyedihkan dan itu juga suatu pembelajaran supaya kepannya saya berhati-
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hati. Misalnya ada orang yang ajak saya kemana gitu, disitu saya hati-hati. Kita tahu gerak-geriknya orang mau jahatin apa disitu kan kita baca orangnya disitu saya akan berhati-hati disitu. Bahkan kepada omku pun saya rasanya hati-hati. WW501pcap2 HL memaknai peristiwa child abuse yang pertama kali HL alami secara mendalam hal itu dikarenakan HL mengalaminya ketika HL kelas 1 SMP. Bahkan, HL mengalami trauma akibat peristiwa child abuse yang HL alami. Berikut kutipan dari wawancara HL. Iya.. dan disitu saya trauma mbak jangan sampai saya mengulangi hal yang sama. Disitu saya sikapi. WW502pcap2 Ya itu karena takutnya kenapa saya tidak percaya itu karena saya sudah menyelami kan mbak, jadi disitu rasa traumanya ada. Jadi, bukan karena ada sesuatu saya nonton atau saya apa. Tapi, disitu saya cuma trauma disitu takutnya ketika saya terlalu dekat dengan apa. Kalau saya pergi dengan orang dan saya tahu gerak-geriknya orang itu aneh begitu atau apa, atau cara bicaranya, orang itu ngomong kan tau kalau orang itu ngomong yang jahat. Ya disitu saya berusaha untuk menghindari itu. Supaya saya tidak jatuh kehal yang sama gitu. WW603pcap2 Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa sikap berhati-hati HL itu muncul karena HL mengalami trauma yang mendalam. Trauma yang HL alami membuat HL selalu merasa ketakutan sehingga HL menjadi lebih berhati-hati kepada semua orang dan berhati-hati dalam melakukan apapun. Jadi, dapat dikatakan peristiwa child abuse yang HL alami tidak hanya menjadi peristiwa yang menyedihkan tapi juga menyakitkan bagi HL.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Konsep diri HL setelah mengalami child abuse Gambaran konsep diri HL setelah mengalami child abuse dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut. Dan disitu saya pikirkan setelah saya mengalami hal itu, saya dengar dari orang misalnya kedepannya kalau kita berpasangan kita ketahuan seperti ini, pokoknya sudah tidak perawan. Disitu saya pikirkan berarti diri saya tidak ada gunanya lagi. WW104bcaEA2 Berdasarkan kutipan hasil wawancara diatas setelah HL pertama kali mengalami child abuse HL memiliki pemikiran bahwa dia sudah tidak berguna lagi. Hal itu HL pikirkan karena HL kehilangan keperawaannya. Dapat dikatakan bahwa HL memiliki pemikiran yang negatif tentang dirinya pada saat itu. Peristiwa child abuse yang pertama kali HL alami juga membuat HL menjadi minder, serba takut, untuk menegur orang lain saja HL merasa takut. Berikut adalah penjelasan HL berdasarkan hasil wawancara. Yang pasti saya minder saya langsung menjauh. Disitu kan untuk saya menegur atau apa saya merasa takut smuanya ada.WW401gkda2 Biasanya kan saya dekat dengan teman-teman. Apalagi kan sekarang ada model pacaran yang kaya gitu kan. Nanti kan orang ketahuan saya seperti itu kan nanti rasanya kan untuk dengan teman-teman juga untuk terbuka candacanda dengan teman itu semuanya terbatas mbak. Karena saya sendiri sudah mengalami hal itu. Apalagi kalau mereka tau saya sudah seperti itu ya pasti rasanya malu begitu. Pasti diganggu atau apa.WW402gkda2 Berdasarkan kutipan diatas juga dapat diketahui bahwa HL menjadi lebih tertutup bergaul dengan orang lain. Hal itu terjadi
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena HL mengalami ketakutan jika teman-teman HL mengetahui peristiwa child abuse berupa pelecehan seksual secara fisik yang pernah HL alami. Hal lain yang terjadi pada diri HL setelah mengalami peristiwa child abuse adalah emosi HL yang sangat tidak stabil. HL mengalami kesulitan untuk mengontol emosinya jika tibatiba teringat peristiwa child abuse yang dialaminya. Kadang juga kalau saya emosi misalnya kalau ria adik saya cerita tentang namanya disitu dengar namanya kadang saya langsung emosi mba. Tapi, disitu saya berusaha untuk menghilangkan perasaan saya supaya saya tidak emosi. WW603gkda2 Itu dulu saya emosi mba. Saya emosi kadang kalau saya memikirkan tiba-tiba saya ingat hal itu saya itu emosi mba. Misalnya adik saya di kosan kaya ria begitu ketika pas dia ngomong namanya itu saya emosi mba. Kadang saya pikir ini kerasa kaya gelap gak tau apa yang saya pikirkan itu emosi yang belum bisa itu. WW904gkda2 Iya marah-marah, sampai kadang orang yang ada disekitar saya misalnya kaya ria adek. Dia yang menjadi korban ketika saya marah. Kadang marah saya ke dia. Disitu ya marah disitu. WW905gkda2 HL juga sempat ingin mengakhiri hidupnya. HL sempat ingin bunuh diri ketika HL berulang-kali mengalami peristiwa child abuse yand dialaminya. Bahkan HL hampir saja bunuh diri. Namun, HL masih percaya Tuhan sehingga HL memutuskan untuk tidak jadi bunuh diri. Berikut kutipan hasil wawancara HL. Memang saya juga sempat pengin bunuh diri begitu karena dulu kan saya sempat cuti juga kan mba disitu karena
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang tuaku gak ada uang, banyak ini gitu kan. Ya saya omku juga sampai teleponnya pokoknya kamu pulang, tidak tahu dapat nomor saya darimana mau jadi rasanya itu sakit hati gitu mba. WW606gkda2 Ketika dia telepon saya ngomong-ngomong yang tidaktidak waktu itu saya itu sakit hati disitu rasanya melihat kedepannya gitu kan kaya gelap semua bahkan bayangkan diatas lantai dua diatas situ bahkan saya berdiri diujung saya mau bunuh diri. Tapi disitu yang percaya Tuhan. Orang yang bunuh diri itu adalah hal yang bodoh bagi saya, saya melakukan hal itu, itu adalah orang yang tidak percaya Tuhan orang yang bodoh. Dan saya gak mau lakukan itu, udahlah gak usah. Memang si sakit hati tapi paling ditanya pasti merasa sakit hati itu pasti akan hilang. Jangan seperti ini bunuh diri atau apa disitu. WW607gkda2 Setelah HL mengalami peristiwa child abuse yang dialaminya berulang-ulang HL selalu memiliki keinginan untuk menghidar dari peristiwa itu. Respon yang HL lakukan dan pikirkan ketika HL mengalami hal itu adalah lari, menjauh, pergi, dan lain-lain (menghindar). Berikut adalah kutipan yang menunjukan
bahwa
HL
cenderung
memiliki
pikiran
menghindar. Saat itu pas kan masalah saya pernah dipukuli waktu itu sampai kepala saya darah, bahkan sampai diini (dibawa ke RT) kedesa ke di karena saya dipukul. Cuma karena masalah sepele gak dikasih makan ini apa belum dikasih makan sapi itu. Ya udah kan waktu itu kan pas sekolah kan mbak. Sekolah pagi, lha saya bilang kan sapi itu terlepas dari talinya jadi dia lari gitu kan. Sapi itu lari, dan tente itu bilang saya harus kejar dia sapi itu lari sementara saya kan disitu saya sama adik saya kan. Gak mungkin saya pegang anak kecil sambil pegang sapi yang besar, ya disana saya langsung dipukul dimarahin. WW703bcaPA2 Ya disitu saya pengin lari untuk bekerja di Bali gak usah lanjut sekolah tanpa diketahui oleh semua orang keluarga. Saya pengin ke Bali saja kerja kemana gitu. Mungkin itu
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang bisa buat saya tenang daripada saya tinggal disini, itu yang saya pikirkan. WW708gkda2 Nah itu kalo berkali-kali saya kan ini saya pikirnya kalau saya tinggal disitu saya pengin lari. WW809gkda2 Menghindar, ya kalau sekarang kita sudah keluar dari itu ya udah kita belajar untuk lebih hati-hati dengan itu. WW1010gkda2 HL memiki kecenderungan berpikir untuk menghindar diduga karena HL mengalami kesulitan menerima dirinya. Kesulitan HL menerima dirinya itu juga dapat dilihat dari perasaan sakit hati yang HL rasakan kuat didalam hatinya. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa HL memiliki gambaran konsep diri yang negatif setelah HL mengalami peristiwa child abuse. Hal itu terjadi karena HL brerpikir bahwa HL tidak berguna, minder, serba takut, mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain, cederung menutup diri dan bersikap selalu berhati-hati, ingin mengakhiri hidupnya, kurang dapat mengontrol emosi, cenderung memiliki pemikiran menghindar, dan tidak dapat menerima diri. 4) Cara HL memaknai peristiwa child abuse setelah dewasa Cara HL memaknai peristiwa child abuse yang dia alami setelah
dewasa
adalah
tetap
sebagai
peristiwa
yang
menyedihkan tapi setelah HL dewasa HL menjadikannya sebagai sebuah pembelajaran. HL menyatakan bahwa dia belajar untuk terbuka dengan orang yang HL percaya dan
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setelah terbuka HL belajar mengerti jika peristiwa child abuse yang HL alami ada tujuannya atau ada hikmahnya. Berikut adalah kutipan hasil wawancara HL. Ya disitu kan saya tadi sudah bilang menyedihkan ada sakitnya ada marahnya, tapi disitu saya mengambil satu pelajaran setelah saya tahu setelah saya sudah menyadari, setelah saya sudah terbuka begitu kan. Ya disitu saya mengambil suatu pelajaran o ternyata disitu ada tujuannya disitu. Disitu saya juga mengajari hal misalnya kepada adik-adik saya misalnya kaya ria begitu saya ajari apalagi saya sudah terbuka apalagi saya sudah seperti ini jangan sampai mereka mengalami hal yang sama. Saya ajari mereka, selain mengambil ini belajar o ternyata ada hikmahnya walaupun itu sakit waktu itu. WW1101pcad2 Ya sekarang karena saya mengerti tujuannya tadi kan saya udah mengerti sekarang. Tapi, sekarang karena saya sudah tau benar itu ada tujuannya ya disitu saya bersyukur oh ternyata smua yang terjadi itu ada tujuannya. Tuhan itu mau supaya saya bisa membantu orang yang mengalami hal yang sama. Ternyata Tuhan taroh saya supaya bersaksi tentang ini lah. Disitu saya bersyukur. WW1702pacd2 Pelajaran lain yang HL dapatkan dari peristiwa child abuse yang HL alami adalah HL belajar menjadi orang yang lebih sabar, tetep sabar memberikan yang terbaik pada paman dan tante yang memukulinya, HL belajar untuk menyelesaikan masalah yang dialami akibat peristiwa child abuse. Berikut hasil wawancara HL yang menjelaskan hal itu. Disitu ketika saya dijahatin walaupun saya tidak salah. Tapi ketika bersama keluarga saya melakukan hal yang baik disitu. Walaupun mereka jahatin saya tapi saya tetap berusaha melakukan yang terbaik disitu apa yang mereka mau saya lakukan disitu. Contohnya kerja kaya didapurlah begitu. Bekerja tetap bekerja, supaya mereka tetap itu dengan saya. WW1203pacd2
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dan disitu saya mengambil pelajaran saya harus sabar karena saya tahu kalau kita sabar dan semuanya pasti aman-aman. Walaupun disitu menghadapi orang yang seperti apa disitu harus kita sabar. WW1204pacd2 Saya buktinya ketika saya sabar, tinggal di orang seperti itu disitu saya belajar bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang ada ya disitu. Masalah yang kecil meskipun bukan masalah yang besar. Misalnya besok ada masalah yang besar setidaknya saya sudah belajar dari masalah yang kecil disitu. Disitu saya mengambil pelajaran kedepannya misalnya ada sesuatu yang terjadi saya lebih ini bisa menyelesaikan masalah yang ada. WW1205pacd2 Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa setelah HL dewasa HL tetap memaknai peristiwa child abuse yang HL alami sebagai hal yang menyedihkan. Tapi, HL menyadari bahwa peristwa child abuse yang HL alami mengajari banyak hal dalam hidupnya. 5) Konsep diri HL setelah HL dewasa Gambaran konsep diri HL setelah HL dewasa berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat dari beberapa hal yang HL katakan. Setelah HL dewasa HL mengerti tujuan hidupnya dan HL menerima dirinya. Dia bersyukur dengan keadaannya. Walaupun dulu menyedihkan tapi HL mengatakan setelah HL mengerti tujuan hidupnya yaitu untuk membantu orang lain yang menghadapi hal yang sama. HL menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Berikut adalah kutipan hasil wawancara HL. Ya sekarang karena saya mengerti tujuannya tadi kan saya udah mengerti sekarang. Tapi, sekarang karena saya sudah tau benar itu ada tujuannya ya disitu saya bersyukur oh ternyata smua yang terjadi itu ada tujuannya. Tuhan itu
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mau supaya saya bisa membantu orang yang mengalami hal yang sama. Ternyata Tuhan taroh saya supaya bersaksi tentang ini lah. Disitu saya bersyukur. WW1702pacd2 HL menyatakan setelah HL mengerti tujuannya maka hal yang semula HL pandang negatif berubah menjadi positif. Terjadi perubahan terhadap penilaian HL mengenai tindakan child abuse yang dialaminya. Berikut kutipan yang juga menjelaskan hal itu. Ya karena saya sudah tau tujuannya. Kalau saya belom tau tujuannya ya saya mungkin ini apa dengan hal yang negatif. Ya karena saya tau tujuannya ya itu yang membuat ada hal positif disitu. WW1801gkdd2 Gambaran konsep diri HL juga dapat dilihat dari kemampuan HL mengatasi ketakutannya mengunakan rok. Pada saat HL mengalami chid abuse berupa pelecehan seksual secara fisik HL mengunakan rok, sehingga omnya mudah untuk melakukan pelecehan seksual secara fisik terhadap HL. Sejak saat itu penampilan HL berubah HL tidak pernah memakai rok. Sebelumnya HL suka pakai rok tapi sejak HL mengalami hal itu HL merasa gak enak ketika mengunakan rok. Berikut penjelasan HL berdasarkan hasil wawancara. Iya waktu aku mengalami pelecehan waktu itu aku pakai rok kalau gak salah. Pakainya rok jadi dia omku juga itu mudah untuk tangkap. Itu kan pakai rok kan ya langsung di apa itu… kan mudah pakai rok. WW1902gkdd2 Ada. Mulai dari itu aku gak pernah pakai rok. Bahkan sampai sekarang ya kalau dikampus si iya. Di kampus kalau wajib rok itu sampai sini baru saya belajar lagi pakai rok untuk pergi kekampus. Ini gak tau juga karena dulu
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saya ingat kalau pakai rok, jadi saya gak enak lagi. Sekarang kalau saya pikir dulu, tapi sekarang saya belajar ternyata masih enak pakai rok. Tapi, mulai dari sejak kejadian itu kelas 1 SMP disitu ada perubahan saya pakai celana terus. Gak tau kenapa saya juga mungkin karena pengaruh ini juga gak tau. WW2002gkdd2 Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa sekarang ini pada saat HL dewasa HL sudah merasa “enak” istilah HL dalam mengambarkan perasaan nyamannya mengunakan rok. Hal itu dikarenakan HL belajar untuk mengalahkan traumanya. HL tidak bersikap untuk merusak semakin merusak tubuhnya dengan melakukan seks bebas, dugem, dan lain-lain. Tapi, peristiwa child abuse yang dialaminya membuat HL malahan lebih berhati-hati menjaga tubuhnya. Bagi HL tubuh adalah bagian yang sangat penting dalam hidupnya. Berikut pemaparan HL bersadarkan hasil wawancara. Masih mba. Sangat penting. Aku sudah mengalami itu tapi sekarang aku berusaha menjaganya mba. Contohnya yang kaya pelecehan ini berusaha untuk jangan mengulangi kedua kalinya. Misalnya ada orang lain kaya pacaran kaya apa gitu misalnya ada orang yang jahat yang nawarin kita hal-hal seperti itu kita harus sikapin hal itu supaya kita tidak jatuh kedua kalinya. Sudah rusak yang pertama kali itu tidak boleh seperti itu. Supaya jangan jatuh kedua kali cukup satu kali. WW2203gkdd2 Berdasarkan wawancara juga diketahui bahwa HL merasa bahwa dirinya berharga setelah dewasa dan mengerti tujuan hidupnya. Dalam hal ini juga terjadi perubahan penilaian HL tentang dirinya sebelumnya pada hasil personal life line HL mengungkapkan bahwa dia merasa dirinya tidak berharga.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara HL yang menyatakan bahwa sekarang ini HL merasa bahwa dirinya berharga. Sekarang tidak mba, karena sekarang kan saya tahu tujuannya itu mba. Ternyata ada tujuan kenapa semaunya terjadi, saya dipukul saya apa saya tanya Tuhan dan ternyata Tuhan bilang itu semua karena ada tujuannya. Menjadi saksi untuk orang yang mengalami hal seperti ini. Disitu saya pikir dengan kejadian ini yang saya pikirnya tidak berharga bagaimana disitu ada tujuan. Ada manfaatnya dan saya pikir itu orang yang suci itu bukan orang yang tidak pernah melakukan kesalahan atau jatuh kedalam dosa atau apapun, tapi orang yang datang kepada Tuhan dan minta pertolongan sama Tuhan. WW2505gkdd2 “Iya berharga.” WW2506gkdd2 Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui HL juga memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, orang tuanya dan lingkungan sekitar tempat tinggal HL. Hanya saja HL kurang memiliki hubungan baik dengan om yang melakukan pelecehan seksual pada HL. Sampai hari ini HL dan om HL tetap berkominikasi dan HL tetap bersikap baik. Hanya saja HL memberitahu peristiwa pelecehan yang dilakukan omnya kepada orang tua HL sehingga orang tua HL menjadi sangat marah terhadap perilaku saudaranya itu. Berikut kutipan dari hasil wawancara HL. Kalau yang om saya sampai hari ini si masih omong tapi sejak dia ancam saya. Saya terbuka dengan orang tua saya mba. Kan ada teman yang bilang kamu harus terbuka supaya lega rasanya. Supaya jangan ada yang menghalangi terus melangkah begitu. Ya udah saya terbuka, tapi setelah saya terbuka. Omku malah marah,
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bapakku kan marah mamaku marah keomku. Sampai mereka bilang pokoknya harus balas dendam ke omku. Akhirnya omku tau kalau saya cerita, dia juga ancam ke saya seandainya dari dulu saja kamu diam, tidak bakal seperti ini kejadiannya. Malah jadi masalah sekarang mba. WW2607gkdd2 Kalau hubungan saya dengan orang tua saya sekarang baik mba. WW2608gkdd2 Hubungan saya dengan orang yang memukuli saya itu masih baik mba. Masih ngomong baik-baik. WW2609gkdd2 Kalau tentangga-tenangga saya disana mereka itu tetangga-tetangga tau saya orangnya seperti apa. Selama saya ada disana, mereka itu, saya itu disayang disana, siapa tetangga-tetangga itu mereka itu sayang dengan saya. Dan saya tau ketika saya di ini saya merasa kalau meraka tetap sayang saya disana, sama seperti keluarga saya sendiri. WW2610gkdd2 Hubungan HL dengan lingkungan sekitar tempat HL tinggal sekarang dalam lingkungan kampus juga baik. HL tidak mengalami kesulitan bersosialisi ketika HL dewasa. Meskipun HL mengatakan sempat minder. Tapi setelah HL dewasa dan mengerti tujuan HL mengalami child abuse dan HL dapat menerima diri HL tidak merasa minder lagi. HL menjadi lebih percaya diri. Berikut ini adalah kutipan pernyataan HL. Gak mba. Sebelum saya tau mengalami hal ini tujuannya seperti apa ya iya saya pikirnya kadang memutuskan untuk tidak mau bergaul tapi setelah saya sudah tau tujuannya seperti apa ya disitu saya PD untuk tetep bergaul. Mereka ngomong apa aja saya tetap ikut bergaul. WW2711gkdd2 Gambaran konsep diri HL setelah dewasa berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan dapat disimpulkan HL
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki konsep diri yang postif setelah HL dewasa. Hal itu dikarenakan HL mengalami banyak perubahan postif dalam dirinya seperti yang telah dipaparkan. 6) Faktor-faktor yang membentuk konsep diri HL ketika HL dewasa Faktor-faktor yang membentuk konsep diri HL ketika HL dewasa bersadarkan hasil wawancara adalah faktor yang paertama yaitu pergaulan. Pergaulan membantu HL memiki penialian terhadap dirinya dan peristiwa child abuse yang sekarang dimilikinya. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara HL. Pergaulan mba. Karena selama ini saya sudah mengikuti pelayanan, semuanya kan kita dengar tentang bahwa semua masalah itu ada tujuannya disitu. Dorongan dari teman-teman, dari kotbah atau reungan, disitu bahwa masalah itu atau apapun yang kita hadapi itu pasti ada hikmahnya disitu. WW1801ffkdd2 Saya pernah dengar kata-kata seperti itu dari seseorang, 2 kali. Itu yang menjadikan saya kuat disitu. WW2502ffkdd2 Berdasarkan kutipan hasil wawancara tersebut pergaulan yang HL maksudkan adalah pergaulan yang membawa HL mengenal Tuhan. HL menjelaskan bahwa pergaulan yang HL maksudkan adalah yang membuat HL mengikuti pelayanan. HL mendapat dorongan dari teman-teman, dan mendengarkan kotbah atau renungan. Dapat dikatakan juga faktor lain yang mendukung HL memiliki konsep dirinya yang sekarang adalah
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
firman Tuhan. Firman Tuhan yang HL dengar melalui renungan atau HL mendengarkan kotbah-kotbah. Berikut adalah penjelasan lain berdasarkan hasil wawancara HL. Ada kakak rohaniku. Tapi saya bisa seperti itu dia mengajarinya firman Tuhan kan kaya kotbah-kotbah disitu kan kebetulan saya juga ada doa-doa. Tapi, sayanya gak terbuka dengan apa yang saya rasakan saya tidak terbuka. Tapi, saya hanya dengar firman Tuhan bahwa kita harus belajar kesabaran itu harus ada pertama kesabaran, kasih. Ya disitu saya tetap mengasihi walaupun saya tidak terbuka dengan masalah saya tapi saya mengamini. WW1203ffkdd2 Pergaulan seperti yang telah dijelaskan HL dapatkan dari teman-teman HL diluar kampus, di kampus, dan di greja. Dengan kata lain pergaulan itu HL dapatkan dari komunitaskomunitas yang membangun baik diluar kampus, dalam kampus, ataupun di greja. Berikut kutipan dari hasil wawancara HL. Iya dari teman-teman diluar kampus, di kampus, di greja. WW1804ffkdd2 Ya itu dari komunitas-komunitas. Kadang dari temanteman, kadang dari orang tua. WW2405ffkdd2 Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui faktor lain yang mendukung HL memiliki nilai-nilai yang dimilikinya yang membentuk konsep dirinya adalah orang tua HL. Orang tua HL menanamkan nilai-nilai pada diri HL yang membantu HL dapat belajar untuk kuat menghadapi peristiwa child abuse yang dialaminya sehingga HL bisa kuat menghadapinya. Berikut kutipan dari hasil wawancara HL.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Iya, walaupun orang tua saya belum percaya Tuhan. Tapi, mereka sudah menanamkan kamu itu misalnya kalau tinggal dengan orang kamu harus tetap melakukan yang terbaik. Kamu harus melakukan yang terbaik, jangan curi, jangan apa. Kalau kamu sudah baik walaupun mereka sudah jahatin kamu, kalau kamu tetap melakukan yang terbaik paling besok lusa mereka sadar sendiri. Itu kata orang tua. WW1206ffkdd2 Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang membentuk konsep diri HL setelah HL dewasa sehingga HL memiliki konsep diri yang positif adalah pergaulan. Pergaulan didalam kampus, luar kampus, dan greja. Pergaulan itu berupa komunitas yang membuat HL dapat mengenal Tuhan. Faktor kedua adalah Tuhan itu sendiri. Faktor yang ketiga adalah orang tua HL. 7) Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri HL Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri HL dapat dilihat dari hasil wawancara telah dipaparkan dan jawaban wawancara dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dinamika konsep diri yang terjadi dalam diri HL adalah konsep diri HL berubah setelah HL mengalami child abuse dengan setelah HL dewasa. Peristiwa child abuse yang HL alami membuat HL memilki konsep diri yang negatif setelah HL mengalaminya. Pada saat
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dewasa konsep diri HL berubah menjadi postif. Hal itu dikarenakan oleh faktor-faktor yang mendukungnya. Fakor yang mendukung HL memiliki konsep diri negatif setelah HL mengalaminya adalah peristiwa child abuse itu sendiri, HL mengalami trauma yang mendalam terhadap peristiwa child abuse berupa pelecehan seksual
yang
dialaminya. Berikut kutipan dari hasil wawacara HL. Ya itu karena takutnya kenapa saya tidak percaya itu karena saya sudah menyelami kan mbak, jadi disitu rasa traumanya ada. Jadi, bukan karena ada sesuatu saya nonton atau saya apa. Tapi, disitu saya cuma trauma disitu takutnya ketika saya terlalu dekat dengan apa. Kalau saya pergi dengan orang dan saya tahu gerak-geriknya orang itu aneh begitu atau apa, atau cara bicaranya, orang itu ngomong kan tau kalau orang itu ngomong yang jahat. Ya disitu saya berusaha untuk menghindari itu. Supaya saya tidak jatuh ke hal yang sama gitu. WW603pcap2 Faktor yang mendukung HL memiliki konsep diri yang positif adalah pergaulan. Pergaulan itu berupa komunitas yang membuat HL mengenal Tuhan. Komunitas dilaur kampus, di kampus, dan di greja. Faktor kedua Tuhan itu sendiri. Faktor yang ketiga adalah orang tua HL yang menanamkan nilai-nilai hidup pada HL dan HL menyadarinya ketika HL dewasa sehingga itu menguatkan HL. 5. Deskripsi Data Observasi Deskripsi data observasi subjek MV dan HL akan dipaparkan dibawah ini. Observasi kepada HL dan MV masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali. Berikut adalah pemaparan hasil observasi MV dan HL.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Hasil Observasi MV Observasi pertama pada subjek MV dilakukan tanggal 23 September 2016 tempat pelaksanaanya adalah kampus MV. Dari hasil observasi itu diketahui bahwa penampilan MV kekampus sesuai dengan dirinya sebagai perempuan, MV mengunakan celana panjang dengan kemeja. Rambut MV yang panjang, keriting, dibiarkan tidak terikat. MV memiliki banyak teman di kampus. Hal itu terlihat ketika MV memasuki lingkungan kampus banyak teman yang menyapanya. Teman-teman yang menyapa MV dari berbagai angkatan dan berbagai jurusan. MV mudah berintraksi dengan orang lain dan memilki banyak teman. Respon MV menanggapi sapaan teman-temanya juga terlihat sangat ramah. Sesekali, MV memulai sapaan dan ngobrol sebentar dengan teman-temannya. Aktivitas MV di kampus kuliah, kemudian bertemu dengan beberapa teman untuk berbagi cerita (ngobrol) dan mendengarkan cerita teman-temannya. Cerita yang dibicarakan adalah hal yang membangun satu sama lain. Hal yang MV alami di kuliahnya, masalah-masalah yang dihadapi teman-temannya, mereka saling memberikan masukan dan menguatkan satu sama lain. Aktivitas lain yang MV lakukan di kampus adalah mengikuti kegiatan kerohanian. MV aktif dalam kegiatan kerohanian di kampus dan ikut terlibat sebagai pelayanan atau
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengurus didalamnya. Kegiatan MV di kampus dari pagi sampai malam. Setelah semua kegiatan MV selesai MV kembali ke rumahnya. Hasil observasi kedua dilakukan pada tanggal
27
September 2016. Observasi dilakukan di Gereja tempat MV mengikuti sebuah komunitas mahasiswa Kristen dan tempat makan. Observasi ditempat itu dilakukan untuk melihat interaksi MV ketika bersama dengan teman-teman di komunitas yang MV ikuti diluar kampus. Berdasarkan hasil observasi MV ketika bersama dengan teman-teman dikomunitas luar kampus yang diikutnya MV terlihat mampu bersosialisasi dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari cara berkomunikasi dengan teman-temannya, MV dapat menunjukan nada bicara, akspresi wajah, dan non-verbal yang ramah dan mampu menerima dengan baik teman-temannya. MV juga terlihat percaya diri untuk memulai pembicaraan. Hal-hal yang bicarakan adalah hal-hal rohani, karena komunitas yang MV ikuti adalah komunitas rohani. Maka, MV dan teman-temannya banyak cerita tentang pengalaman MV selama satu minggu bersama dengan Tuhan, kebaikan Tuhan dalam hidup mereka, dan berbagi firman Tuhan. Observasi juga dilakukan di tempat makan setelah MV mengikuti kegiatan ibadah dikomunitasnya. Di tempat makan MV
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ngobrol dengan teman-temannya. Disela-sela ngobrol tampak MV sesekali tertawa dan becanda dengan teman-temannya. MV terlihat sangat nyaman berada dikomunitasnya. Observasi ketiga pada subjek MV dilakukan pada tanggal 1 oktober 2016 di kosan MV. Observasi dilakukan di kosan MV untuk
mengamati
MV
pada
saat
melakukan
wawancara.
Penampilan subjek pada saat wawancara mengunakan kaos putih dan celana jins dengan rambut terikat. MV tidak terlihat feminim seperti kata MV bahwa MV ingin menunjukan kesan perempuan yang kuat. Pada saat melakukan wawancara tampak nada, ekpresi wajah MV menunjukan bahwa MV mengingat dengan jelas peristiwa-peristiwa yang MV alami sejak masa kecilnya. MV menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tegas dan jelas. Setelah selesai wawancara MV membicarakan permasalahan pribadinya. Tapi, pada ujung sesi MV memperoleh jawaban dari permasalahan yang dialaminya. b. Hasil Observasi HL Observasi pertama pada subjek HL dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2016 tempat dilakukannya observasi adalah kosan HL. Observasi di kosan HL dilakukan untuk mengamati kegiatann HL selama di kosan. HL menyatakan bahwa sehari-hari HL banyak menghabiskan waktu dikosan.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HL jarang keluar kosan untuk sekedar pergi jalan-jalan atau bahkan cari makan. HL biasa masak untuk dia dan ponakannya makan sehari-hari. HL tinggal satu kamar kos bersama ponakan perempuanya. HL bersama ponakan perempuannya membeli sayuran bahan untuk memasak di depan kosannya dan mereka biasa memasak bersama. Pemampilan HL ketika di kosan terlihat sederhana, HL mengunakan celana pendek dan kaos dengan rambut terikat. Penampilan HL memunculkan kesan keibuan. HL memiliki sifat keibuan, di kosan HL mudah berinterkasi dengan teman-teman kos dan terlihat memiliki hubungan yang dekat dengan mereka. Kosan HL adalah tempat yang membuat HL merasa nyaman. Selain di kosan, HL menghabiskan waktunya di kampus, greja, dan tempat HL berkomunitas di luar greja. Hal-hal yang biasa dibicarakan oleh HL dan ponakannya adalah hal-hal yang membangun. HL dan ponakannya terbiasa saling curhat satu sama lain. Bahkan tak jarang ada teman-teman ponakan HL datang kesitu untuk curhat atau sekedar bermain di kosan HL. Observasi kedua pada subjek HL dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2016. Tempat dilaksanakan observasi kedua di kampus HL sambil melakukan wawancara pada HL. Obervasi di kampus HL bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dibiasa HL lakukan di kampus.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HL mengunakan pakaian yang rapih pada saat kekampus. Pakaian yang HL gunakan waktu itu adalah kaos, jaket, jelana panjang,
dan
sepatu
sandal.
HL
lebih
suka
berpergian
menggunakan pakaian yang tertutup. HL tidak suka mengunakan make-up dan lebih suka mengikat rambut. HL mahasiswi yang cukup mengetahui kegiatan-kegiatan di kampus. Walaupun HL tidak banyak terlibat dikegiatan kampus tapi HL mengetahui kegiatan-kegiatan di kampus HL. Kegiatan kampus yang HL ikuti adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki unsur keagamaan. Ekspresi wajah HL pada saat dilakukan wawancara di kampus terlihat sesekali bingung dan gugup dalam menjawab pertanyaan. Tampaknya HL berusaha mengingat dengan jelas peristiwa child abuse yang HL alami. Tapi, antara kata-kata dan ekpresi wajah HL terdapat kesesuaian. Misalnya HL mengatakan “peristiwa child abuse adalah peristiwa yang menyedihkan” tampak muka HL menunjukan ekpresi kesedihan yang mendalam. Observasi ketiga pada HL dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2016. Tempat dilaksanakannya observasi adalah di gereja tempat HL berkomunitas diluar komunitas HL di kampus. HL ketika bersama dengan komunitasnya terlihat akrab dengan beberapa orang. HL terlihat nyaman ketika bersama dengan mereka. Hal itu terlihat ketika HL berbicara dengan teman-
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
temannya sesekali HL memegang tangan mereka. Interaksi HL bersama dengan teman-temannya baik. Penampilan HL terlihat tertutup. HL kembali mengunakan celana panjang, kaos, dan jaket. Dengan rambut HL yang terikat rapih. HL selalu tersenyum dan menunjukan dia orang yang ceria. HL terlihat bahagia ketika bersama dengan komunitasnya. HL mengikuti kegiatan di komunitasnya dengan baik. HL juga terlibat didalamnya. HL terlihat percaya diri ketika berinteraksi dengan teman-temannnya. B. Pembahasan Pembahasan ini akan menjelaskan jawaban-jawaban pertanyaan penelitian; (1) Seperti apakah bentuk tindakan child abuse yang dialami oleh subjek? (2) Seperti apakah subjek memaknai peristiwa child abuse ketika subjek mengalaminya? (3) Seperti apakah gambaran konsep diri subjek setelah mengalami peristiwa child abuse? (4) Bagaimakah subjek memaknai peristiwa child abuse setelah subjek dewasa? (5) Seperti apakah gambaran konsep diri yang dimiliki subjek pada saat dewasa? (6) Faktorfaktor apa saja yang membentuk konsep diri subjek ketika subjek dewasa? (7) Bagaimana dinamika yang terjadi dalam diri korban child abuse sehingga korban memiliki konsep diri yang dimilikinya pada saat dewasa ini?. Pada pembahasan ini setiap pertanyaan akan dijawab berdasarkan pada teori-teori yang ada dan hasil dari penelitian.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Subjek MV a. Bentuk tindakan child abuse Defisini child abuse berdasarkan kesimpulan peneliti adalah peristiwa, perlakuan atau penyalahgunaan fisik, mental, atau seksual pada anak (berusia maksimal 17 tahun dan belum menikah) yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki usia lebih daripada anak atau dewasa. MV mengalami persitiwa, perlakuan atau penyalahgunaan fisik, mental, dan seksual di rentang usia 5 tahun sampai 14 tahun. Yang dilakukan oleh orangtua, kakak keponakan laki-laki, dan kakak keponakan perempuan. Bentuk tindakan child abuse yang MV alami berdasarkan hasil penelitian adalah MV merasa dirinya tidak disayang, diabaikan, tidak berguna, dan orang tuanya jahat. Hal-hal itu membuat MV dua kali berniat untuk bunuh diri. MV juga mengalami tindakan child abuse secara fisik, seperti dipukulin oleh orang tuanya dengan mengunakan tangan, ikat pingang, dan rotan. MV dipukul berkali-kali seringkali sampai berbekas. MV juga sering dimarahin oleh orangtuanya. Selain itu, MV juga mengalami bentuk child abuse lain berupa pelecehan seksual tiga kali dari ponakan laki-lakinya pada usia 10 tahun. Pelecahan seksual yang pertama dilakukan oleh kakak sepupu laki-lakinya yang berusia 13 tahun dan yang kedua dilakukan oleh kakak sepupu perempuannya yang berusia 15 tahun sebanyak dua kali.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan kategori child abuse menurut American Medical Association tahun 1999 bentuk child abuse yang MV alami berupa phyisical abuse, sexual abuse, neglect, dan emosional abuse. Physical abuse merupakan perlakuan yang salah secara fisik. MV mengalami perlakuan salah secara fisik berupa dipukuli oleh orang tuanya. MV mengalami physical abuse berulang-kali oleh papa dan mama MV. Hal itu dapat dilihat dari hasil personal life
line
dengan
kode
PPL04bcaPA1,
PLL06bcaPA1,
PLL07bcaPA1, PLL08bcaPA1, PLL12bcaPA1, dan PLL15bcaPA1 seperti yang dipaparkan pada bagian deskripsi data. Sedangkan pada hasil wawancara dapat dilihat pada kode WW402bcaPA1, WW402bcaPA1,
WW402bcaPA1,
WW22i06bcaPA1,
dan
WW2207bcaPA1. Berikut adalah salah satu kutipan dari hasil personal life line yang menunjukan MV mengalami phsyisical abuse. Aku semakin dimarahin papahku pulang kerja itu udah sore jam setengah 6 kalau gak salah. Aku dimarahin jam 7 aku inget banget itu pas mau belajar jam 7an. Aku dimarahin, aku dipukulin, pake ikat pinggang aku ingat banget diberdiriin di depan kamar aku dipukul pakai ikat pinggang, kakakku belajar dikasur. Aku ingat banget gak akan lupa aku. PLL05bcaPA1 Bentuk child abuse lain yang MV alami adalah sexual abuse. Sexual abuse merupakan perlakuan salah secara seksual. MV mengalami sexual abuse berupa pelecehan seksual secara fisik (hubungan seksual secara fisik) sebanyak tiga kali. Yang dilakukan
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh kakak ponakan laki-lakinya sebanyak satu kali, dan kakak ponakan perempuannya dua kali. Gambaran peristiwa sexual abuse yang dialami MV itu dapat dilihat pada hasil personal life line dengan kode PLL09bcaSA1, PLL10bcaSA1, dan PLL11bcaSA1. Selain itu, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kode WW9a08bcaSA1 seperti yang telah dipaparkan dalam deskripsi data. Berikut salah satu kutipan dari hasil personal life line MV yang menjelaskan peristiwa sexual abuse yang MV alami. Aku mengalami pelecehan secara fisik. Aku gak ngerti ya dalam hatikupun seringkali aku bertanya aku perempuan tapi aku sudah mengalami pelecehan secara fisik… (jeda beberapa waktu) yah.. bisa diartikan sendiri. PLL10bcaSA1 MV juga mengalami bentuk child abuse berupa Neglect. Neglect merupakan tindakan diabaikan atau dilalaikan. Tindakan Neglect yang MV alami berupa MV merasa bahwa kebutuhan akan dukungan emosional dan cinta dari orangtunya tidak terpernuhi. MV tidak mendapat kebebasan untuk melakukan hal-hal yang ingin MV lakukan di rumah. Tapi, MV hanya diperbolehkan melakukan hal-hal yang orang tua MV mau MV lakukan. Berikut adalah kutipan dari hasil personal life line MV. Aku cuma tau aku dimarahin dan cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. WW504bcaNg1
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peristiwa physical abuse memperkuat perasaan MV merasa kebutuhan akan dukungan emosional dan cinta dari orang tuanya tidak dipenuhi. Bahkan hal itu membuat MV seringkali ingin mengakhiri hidupnya. Hal itu dapat dilihat dari jawaban wawancara MV dengan kode WW705bcaNg1, WW705gkda1. Dapat dilihat juga dari jawaban personal life line MV pada kode PLL02-3rpca1, PLL03-4rpca1, PLL04-4rpca1, dan PLL05-5rpca1. Bentuk child abuse lain yang MV juga alami adalah emosional abuse. Emosional abuse merupakan perlakuan yang salah secara emosional. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian teori hal-hal yang anak alami membuat dia merasa tidak berharga. MV merasa diabaikan oleh orang tuanya, karena dari kecil MV sering ditinggal oleh kedua orang tuanya dan ketika MV akan berangkat kesekolah dan pulang sekolah MV pergi bersama tantenya. Hal itu dapat dilhat dari hasil personal life line MV dengan kode PLL02bcaEA1, PLL03bcaEA1. Berikut adalah salah satu kutipan hasil personal life line MV. Itu pernah sampai aku merasa seperti itu. Papaku sering anter kesekolah tapi pagi sebelum berangkat kerja anter, tapi papaku dari aku kecil udah sering pergi-pergi dan memang aku lebih dekat sama omaku sama tanteku. Merasa terabaikan iya, tapi karena waktu itu posisiku TK jadi aku tidak merasa gimana-gimana. Tapi pada waktu aku SD aku merasa seperti itu. Bahkan merasa sangat terbaikan. PLL02bcaEA1 Peristiwa emosional abuse lain yang MV alami adalah semakin merasa tidak disayang karena punya adik, dibanding-
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bandingkan dengan kakak MV, dikata-katai, diteriaki, MV merasa diabaikan, tidak dianggap (ditinggal di rumah sendirian), dan papa MV selingkuh. Hal itu dapat dilihat dari hasil personal life line MV dengan kode PLL04bcaEA1, PLL14bcaEA1, PLL16bcaEA1, dan dari hasil wawancara pada kode WW01bcaEA1 seperti yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi data. b. Pemaknaan
MV
terhadap
peristiwa
child
abuse
setelah
mengalaminya. MV memaknai
peristiwa
child abuse
setelah
mengalaminya sebagai peristiwa yang menyedihkan.
MV
Peristwa
child abuse yang MV alami membuat MV merasa tidak berguna, tidak bisa menerima diri MV sendiri, kecewa dengan dirinya dan orang yang melakukan child abuse. MV juga menjadi orang yang lebih penakut, MV mengalami ketakutan ketika ingin melakukan sesuatu. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam hasil wawancara MV dengan kode WW501pcap1, WW202pcap1, dan WW403pcap1. Peristiwa child abuse yang MV alami juga membuat MV lebih berhati-hati dalam melakukan banyak hal. Bahkan, seringkali MV bersembunyi-sembunyi ketika MV ingin melakukan sesuatu atau berbohong. Tampaknya MV benar-benar memaknai peristiwa child abuse yang MV alami sebagai peristiwa yang menyedihkan hal itu terlihat juga dari usaha MV untuk mengakhiri hidupnya atau
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bunuh diri sebanyak tiga kali. Setiap pengalaman child abuse yang MV alami dari orang tuanya membuat MV merasa memiliki orang tua yang jahat. MV menyimpulkan setiap pemaknaannya demikian karena faktor sinetron. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Iya kan waktu masih kecil suka nonton sinetron aku. Sinetron kan kaya gitu papa mamaku jahat. Tapi itu memang kenyataan. WW704pcad1 Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat MV menceritakan peristiwa child abuse yang MV alami terlihat jelas bahwa MV sedikit susah untuk menceritakan setiap peristiwa child abuse. Peneliti meyakini bahwa MV mengingat dengan jelas setiap peristiwa
child
abuse
yang
MV
alami,
karena
MV
menceritakannya dengan keyakinan, tidak terlihat ragu-ragu. Namun, MV menceritakan peristiwa itu dengan nada berat, sesekali harus terdiam dan menahan nafas. Peneliti menarik kesimpulan bahwa peristiwa child abuse yang MV alami adalah peristiwa yang paling menyedihkan dalam hidup MV. Hal itu dapat dilihat juga dari grafik personal life line yang dibuat MV, setiap peristiwa child abuse yang MV alami grafik itu turun dan beberapa grafik lebih turun dari peristiwa yang lannya. MV merasa hidupnya tidak bermakna, dilihat dari pemaknaan MV yang negatif seperti yang dipaparkan diatas. Drs. Djamaludin Ancok (dalam Victor; 2003) mengatakan bahwa hidup tanpa makna akan menghasilkan para koruptor, peminum, pecandu
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
narkotik, dan orang yang membunuh dirinya sendiri. Hal itu juga dialami oleh MV, setelah MV mengalami peristiwa child abuse MV sempat menjadi peminum, pergi keklub malam, balapan liar, mastrubasi,
dan
melakukan
kenakalan-kenakalan
remaja.
Kehilangan makna hidup membuat MV hidup menyakiti diri sendiri. c. Konsep diri MV setelah mengalami child abuse Gambaran konsep diri MV setelah mengalami child abuse sebelumnya telah dipaparkan pada bagian deskripsi data. Berdasarkan teori menurut Agustiani (2006) aspek-aspek dalam konsep diri terbagi menjadi 4 yaitu; aspek fisik, aspek psikologis, aspek moral, dan aspek sosial. Aspek fisik yang ada dalam diri MV setelah peristiwa child abuse itu MV merasa bahwa dirinya berdosa akibat sexual child abuse yang dia alami. Perasaan itu muncul akibat kondisi fisiknya yang sudah tidak perawan lagi. Hal itu didapati dari hasil wawancara dengan MV. Berikut kutipan wawancara MV. Iya aku menjadi korban. Tapi kan kalau aku dibegituin aku tetap berdosa. Ya aku korban tapi kan aku yang diperlakukan seperti demikian ya tetap aku berdosa. WW701af1 MV menyakini bahwa pada waktu MV mengalami sexual child abuse penampillan MV biasa saja seperti anak-anak pada umumnya, MV merasa bahwa penampilannya pada waktu anakanak seperti laki-laki (tomboy). MV menyatakan mungkin dia
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih cantik dari ketiga saudaranya yang pada saat bersamaan ada bersama MV. Tapi, disisi lain MV juga merasa penampilannya biasa saja. Hal itu dapat dillihat dari hasil wawancara MV dengan kode WW1902af1, WW1903af1, WW1904af1, WW1905af1, dan WW1906af1. Berikut salah satu kutipan hasil wawancara dengan MV. Biasa saja menurutku tapi kalau masalah kecantikan gak tau si. Aku gak tau kenapa aku. Padahal penampilanku kaya anak cowo tomboy tapi aku gak anti rok. Aku tomboy waktu kecil, tapi aku juga cewe ya maksudnya aku tomboy aku suka main, mainan anak cowo tapi aku juga main, mainan anak cowo. Aku tomboy rambutku pendek. Sampai aku SD kelas 2 kelas 3 aku itu udah rambutku panjang lagi. Sampai aku mengalami pelecehan itu aku udah kaya cewe lah perilakunya itu masih… aku gak takut gitu lho,.. lebih berani.. berani dalam arti ya seperti itu. WW1906af1 Berdasarkan kutipan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa sikap MV saja yang seperti laki-laki. Bukan pemampilan MV secara fisik walaupun rambut MV pendek. Tapi, lebih kepada suka bermain dengan laki-laki dan memainkan mainan laki-laki. Pada waktu kecil MV tidak suka main boneka barbie, main masakmasakan, atau mainan perempuan pada umumnya. Berdasarkan kutipan diatas juga MV menyatakan bahwa penampilan MV setelah SD kelas 2 atau 3 mengalami perubahan lebih feminim. Tapi, MV mengaku bahwa hal itu bukan karena peristiwa sexual child abuse yang MV alami. Peristiwa child abuse lain yang MV alami dari orang tuanya ketika di rumah, MV menganggap dia mengalaminya
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena dia lebih kuat dari kakak MV. Hal itu dikarenakan dari kecil MV jarang sakit, sedangkan kakak MV sering sakit-sakitan. Penampilan MV yang tomboy menimbulkan kesan bahwa MV orang yang kuat menurut MV. MV menyatakan bahwa diri MV menjadi seperti “cowo” karena papa MV memperlakukan dia seperti cowo, membelikan mainan-maian cowo. Perlakuan itu berbeda dengan perlakukan papa MV kepada kakak MV. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Mungkin menurut orang tuaku aku lebih kuat daripada kakakku, karena aku waktu kecil sering sakit tapi gak sesering kakaku. Jadi aku dianggap lebih kuat. Lebih strong, secara fisik waktu masih kecil aku juga kaya anak cowo gitu lho. Tomboy. Jadi gitu, karena dari kecil ya papaku ini kalau misalnya kemana mau beli apa atau apa dikasihnya mainan cowo. Jadi kaya cowo, mungkin mereka meganggap aku lebih strong lebih kuat. WW1903af1 Peristiwa child abuse yang MV alami juga membuat MV merasa minder dengan kondisi fisiknya. Hal itu dikarenakan kondisi fisik MV yang tinggi dan sedikit membungkuk (karena memiliki kelainan tulang) berbeda dengan kondisi fisik kakak dia yang memiliki tubuh kecil. MV sering dimarahin sama mama dia akibat kondisi fisiknya yang membungkuk. Kondisi tubuh MV juga sering dibanding-bandingkan dengan kakak MV oleh supupusepupu MV. Akibat dari sering dibanding-bandingkan MV kehilangan rasa percaya diri. “Tidak PD” istilah yang digunakan MV untuk mengambarkan kondisi fisik diri MV waktu itu. Hal itu dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kode WW2314af.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek psikologis MV yang MV miliki setelah mengalami child abuse adalah akibat MV sering
dibanding-bandingkan
dengan kakak MV, MV menjadi tidak percaya diri. Peristiwa child abuse yang MV alami membuat MV merasa minder,
dengan
kedua orang tuanya MV merasa sangat kecewa, MV juga mengalami kesulitan percaya dengan orang lain. MV juga tidak bisa menerima dirinya sendiri. Hal itu dikarenakan peristiwa phyisical abuse yang MV alami, MV merasa ditolak ditambah dengan peristiwa sexual child abuse yang MV alami. Semua hal itu membuat MV tidak bisa menerima dirinya sendiri. Hal itu dapat dilhat dari jawaban wawancara MV dengan kode WW705gkda1. Peristiwa child abuse yang MV alami dari orang tuanya membuat MV takut terhadap orang tua MV. MV tidak berani melawan orang tua MV, di rumah MV menaati peraturan yang di buat oleh orang tua MV. Karena kalau MV melawan MV akan dimarahin lagi dan dipukul. Orang tua MV menuntut MV berprestasi ketika di sekolah dan MV berprestasi ketika di sekolah. Bahkan MV pernah mengikuti olimpiade IPA saat SMP. Peristiwa sexual child abuse membuat MV merasa “jijik” istilah yang digunakan MV untuk mengambarkan perasaan dan pikiran tentang kondisinya yang. MV merasa “jijik” dengan dirinya sendiri dan dengan orang yang melakukan sexual child abuse terhadap MV. MV merasa tidak berguna. Setelah MV mengalami
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sexual child abuse yang kedua dan ketiga MV mengalami kecanduan mastrubasi. Hal itu bermula dari pergaulan MV, MV banyak bergaul dengan laki-laki kemudian MV mulai melihat video porno akhirnya MV melakukan mastrubasi. MV kecanduan mastrubasi dari SD sampai kuliah semester 5. Berikut kutipan dari hasil wawancara MV. Setelah aku mengalami pelecehan yang kedua dan ketiga aku masuk ke video porno semuanya terangsang diotakku, temen-temenku seperti demikian yang diceritakan setiap hari seperti itu. Aku dulu waktu SMP lebih sering main sama cowo. Waktu SMP aku sering main sama cowo bahkan teman-temanku SMP cowo semua, cewe cuma teman sebangku. Tapi ya gitu mereka ngomong tentang seks dan yang lainnya biasa gitu lho. Dan akhirnya ya itu karena aku pernah mengalami semuanya terekam dalam otakku dan semuanya merangsang. Ya gitu mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan. Aku mastrubasi setelah aku mengalami pelecehan karena pelecehanku yang aku alami seperti demikian. WW9c07gkda1 Mastrubasi adalah dampak yang muncul setelah MV mengalami sexual child abuse, MV merasa senang ketika MV dapat melampiaskan emosinya akibat peristiwa child abuse yang MV alami. MV merasa bisa, bisa menunjukan kalau MV bisa melakukan sesuatu yang MVmau lakukan. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Kalau mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan ya… kalau aku minum, dugem.. Semua kenakalanku itu dampak untuk aku mengungkapkan semua emosiku ketika di rumah dan aku merasa ditekan, aku merasa semua penolakan ketika aku dimarahin, aku dipukulin ya iya…. ketika aku minum ketika aku dugem, ketika aku ngerokok, aku ngerti itu semua salah tapi mending aku jadi anak nakal. Waktu aku melakukan itu
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rasanya…. waktu itu ya ketika aku melakukan itu, aku rasa seneng. Rasanya ya udah rasanya ini aku… ini aku, waktu aku bisa mengungkapkan emosiku dengan semua itu aku ngrasa ini aku, aku bisa. WW908gkda1
Berdasarkan kutipan berikut MV merasa dapat menjadi dirinya sendiri ketika MV mastrubasi. MV menyadari bahwa mastrubasi adalah hal yang salah tapi MV tidak bisa menahan dirinya, peneliti mengira hal itu juga muncul dalam diri MV karena perasaan diri MV yang dari awal merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga, tidak perawan, dan MV sudah pernah merasakan hubungan seksual. MV lebih memilih mastrubasi daripada harus berhubungan seksual dengan orang lain (lawan jenis) karena MV takut hamil, takut terhadap orang tuanya, dan merasa bahwa berhubungan seksual dengan orang lain (lawan jenis) lebih berdosa daripada mastrubasi (dapat dilihat pada hasil wawncara dengan kode WW901ap1). Berdasarkan kutipan diatas juga diketahui bahwa MV merasa mampu menjadi dirinya sendiri ketika MV dapat melampiaskan emosinya di rumah. MV melampiaskan emosi kepada orang tuanya di rumah dengan cara minum (mabuk), dugem, merokok, bapalan liar, kenakalan MV di sekolah, dan lainlain (dapat dilihat juga pada hasil wawancara dengan kode WW901ap1). “Kenakalan-kenakalan” istilah yang MV gunakan untuk mengambarkan hal-hal yang bisa MV lakukan sebagai
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelampiasan emosinya. “Kenakalan-kenakalan” itu juga MV lakukan sebagai cara untuk menghindar dari kenyatan bahwa MV pernah mengalami child abuse, “meyangkal diri” adalah istilah yang MV gunakan untuk mengambarkan kondisinya. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Kalau waktu besar, ketika aku ingat hal itu menyangkal diri. Menyangkal diri maksudnya ya aku menyangkal. Ketika aku ingat aku pernah mengalami hal itu aku menyangkal aku menolak. Menolak…. gak… aku menolak. Setiap kali pkiiran itu datang aku menolak, dan supaya aku bisa lupa dengan itu ya gitu aku pergi. Aku pergi cari temen-temenku. Pergilah kita kemana makan, minum, menyendiri, kepantai sendiri… yang penting aku bisa tenang sendiri. Aku gak ruet dengan pikiran-pikiran yang datang sama aku waktu itu. WW1005ap1 Aspek moral yang terdapat pada diri MV adalah setelah MV mengalami child abuse dari orang tua MV berulang-kali MV merasa dirinya tidak berguna dan penuh dengan kegagalan. Hal itu yang membuat MV memilih melakukan “kenakalan-kenakalan” sebagai pelampiasan apa yang dirasakanya. Peristiwa sexsual child abuse yang MV alami dari kakak sepupu MV juga membuat MV merasa berdosa. Berulang-kali MV mengatakann bahwa MV merasa berdosa dengan peristiwa sexsual child abuse yang MV alami. MV merasa berdosa karena MV sudah tidak perawan lagi, MV mengartikannya MV kehilangan kesucian MV. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Termasuk pelecehan. Semakin berdosa dan tidak berguna. Ya aku semakin merasa kalau berdosa sekali aku. Berdosa sekali. Tidak layak, mati aja. WW702gkda1
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa MV memiliki nilai moral berupa religiusitas yang tinggi. MV tidak menyalahkan Tuhan atas peristiwa child abuse yang dialaminya. Tapi, MV menyalahkan dirinya dan merasa bahwa dirinya berdosa, tidak layak, dan mau mati saja. Artinya MV masih memegang prinsip sebisa mungkin hidup itu jangan berbuat dosa. Aspek sosial setelah MV mengalami child abuse seperti yang telah dipaparkan diatas MV mengalami “mider”. Minder istilah yang MV gunakan untuk mengambarkan rasa tidak percaya diri MV. Hal itu berpengaruh dalam hal MV bersosialisasi. MV lebih nyaman bermain dengan laki-laki. Peristiwa child abuse yang MV alami juga membuat MV menjadi
orang
yang
sangat
berhati-hati
dengan
orang
lain.Walaupun orang lain itu adalah keluarga MV sendiri. MV tidak mau terlalu dekat dengan orang lain, MV mengalami ketakutan tersendiri apalagi ketika MV merasa orang lain itu aneh. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara MV. Hati-hati dalam arti kalau aku ketemu orang bahkan keluargaku sendiri, apalagi kalau ketemu sama yang melakukan itu aku takut dan aku akan hati-hati ketika aku diajak, ketika aku dipanggil ketika dia ngomong, pelajarannya aku akan hati-hati untuk mendengar dan menjaga diriku. Aku akan jadi membentengi diriku, membentengi diriku, jangan dekat-dekat.. jangan dekatdekat… jangan dekat-dekat… apalagi sama mereka yang sepenglihatanku aneh. Aku gak mau dekat-dekat sama orang, gak mau deket-deket sama orang. Ya gitu.. pelecehan yang aku dapet ketika aku mengalami kekerasan.
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aku cuma tau satu aku harus melakukan semua yang orangtuaku katakan, aku harus buat mereka seneng, gak tau itu positif atau negatif ya supaya aku gak dipukulin. WW1201as1 Berdasarkan beberapa aspek yang telah dipaparkan diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa setelah MV mengalami peristiwa child abuse MV memiliki konsep diri yang negatif. Seperti teori yang dikemukakan oleh Burn (lihat BAB II) bahwa MV memiliki perasaan rendah diri, merasa tida berharga, memiliki perasaan yang tidak aman. MV juga memiliki kesulitan untuk mengakui kelemahannya dihadapan orang lain, menunjukan sikap mengasingkan diri, malu-malu, dan tidak berminat terhadapi persaingan. Hal itu juga dapat dilihat dari penilaian MV terhadap dirinya yang sebagian besar negatif. d. Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah dewasa MV memaknai peristiwa child abuse yang MV alami setelah dewasa sebagai perjalanan dalam hidup MV, sebagai didikan yang mengajari MV banyak hal. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Balik lagi, aku memaknai itu semua sebagai perjalan hidupku. Aku memaknai itu sebagai didikan yang mengajariku. Jadi dari kecil aku tau itu rasanya kaya gimana… Kalau aku ingat ya aku memaknainya kalau aku dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku memaknainya gak seperti sekarang. Aku memaknainya kalau dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku bukan jadi orang yang bisa menghargai orang lain. Mungkin, karena ya dari situ aku belajar buat bisa menghargai orang lain. Menghargai papaku meng-hargai mamaku, menghargai kakaku.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menghargai semuanya, WW17a02pcad1
menghormati
orang
lain.
Berdasarkan kutipan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa ketika MV dewasa MV memaknai peristiwa child abuse yang dialami dengan lebih positif. Bahkan MV bisa mengatakan bahwa kalau MV tidak mengalami kekerasan mungkin MV tidk dapat memaknai hidupnya seperti sekarang. MV yang sekarang dapat
mengahargai
orang
lain,
menghargai
papa
mama,
mengahagai kakak, menghargai semua orang, dan menghormati semuanya. Peristiwa child abuse yang MV alami mengajari MV banyak hal. Dapat dilhat dari kutipan hasil wawancara berikut. Memaknainya secara keseluruhan semua yang terjadi, semuanya kekerasan, termasuk pelecehan, kenakalan, memaknai semuanya sebagai bagian dari hidupku. Memaknai itu semua untuk mengajariku, aku melihat itu semua untuk mengajariku dan mendidiku sampai dengan hari ini. Iya mengajariku, mendidikku sampai dengan hari ini. Gak enak tapi itu mengajariku untuk bisa berjalan sampai hari ini. WW17b03pcad1 MV memang merasakan bahwa peristiwa child abuse yang MV alami bukan peristiwa yang menyenangkan. Tapi, ketika MV dewasa MV menyadari bahwa peristiwa itu mengajari MV banyak hal sampai hari ini. MV menjadi pribadi yang berbeda. Berdasarkan hasil observasi MV menjadi orang yang mudah menerima orang lain dengan kekurangan yang dimiliki orang itu. Sehingga, MV dapat membuat orang lain merasa nyaman bercerita
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang masalah yang dialami pada MV. MV juga menjadi orang yang mudah bersyukur. Hal itu terjadi salah satunya karena MV penah mengalam peristiwa child abuse yang berat bagi dia. MV menemukan makna hidup yang postif ketika MV menemukan tujuan hidup MV, dari situ MV memiliki harapan, dan visi untuk menjalani hidup kedepan. Hal itu seperti yang teori yang diungkapkan oleh Drs. Djamaludin Ancok ( dalam Victor; 2003) dalam bukunya Logoterapi, makna hidup itu bermula dari adanya visi kehidupan, harapan dalam hidup, dan adanya alasan kenapa seorang harus terus hidup. MV menemukan hal itu ketika dewasa seperti yang dipaparkan diatas dan itu membuat pemaknaan MV terhadap hidup dia berubah. e. Konsep diri MV setelah dewasa Gambaran konsep diri MV setelah dewasa seperti yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi data. Gambaran konsep diri itu akan ditinjau juga dari aspek-aspek yang membentuk konsep diri menurut Agustiani (2006) yang terdiri dari; aspek fisik, aspek psikologis, aspek moral, dan aspek sosial, akan dijelaskan dibawah ini. Aspek fisik MV setelah dewasa menurut MV tidak ada perubahan dalam dirinya setelah mengalami peristiwa child abuse dalam hal berpenampilan sampai MV dewasa. Hanya saja MV tidak suka berpenampilan feminim. Berdasarkan perkataan MV
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teman-teman MV berpendapat bahwa penampilan MV seperti lakilaki. Tapi, menurut MV pemampilan MV sudah “kecewe-cewean”, istilah yang MV gunakan untuk mengambarkan penampilannya yang sudah berubah menjadi lebih feminim. MV mengakui bahwa MV lebih suka terlihat tidak terlalu “gerli” tapi MV tetap merasa pemapilannya seperti perempuan. Hal itu dapat dilihat dari hasil wawancara MV dengan kode WW2108af1. MV tidak suka berpenampilan seperti perempuan yang feminim karena MV merasa perempuan yang feminim itu menunjukan kesan manja, ribet, kemayu, dan lemah. MV tidak mau kalau MV berpenampilan feminim lalu orang melihat MV menjadi perempuan yang lemah. MV tidak mau terlihat lemah tapi MV mau akan MV terlihat kuat. MV ingin terlihat kuat supaya tidak merepotkan orang lain. Tampaknya, MV memiliki pendapat kalau perempuan yang terlihat feminim cenderung terlihat lemah dan merepotkan orang lain. MV beranggapan bahwa penampilan fisik tidak terlalu penting yang penting adalah yang ada di hati MV. Tapi, MV tetap beranggapan bahwa tubuh itu penting, sangat penting. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Menurutku ya penting. Penting sekali, seberapa penting, ya penting.. menurutku setelah aku mengalami pelecehan arti pentingnya tubuh ya penting. Itu seperti kalau kekerasan ya, kalau pelecehan ya jelas kesucianku, tubuhku. Kalau kekerasan seberapa penting? penting. Arti pentingnya tubuh penting, ya penting. Kalau gak ada tubuh gak hidup,
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalau aku dipukulin sampai tubuhku kenapa-napa kan sakit. Kalau tubuhku kenapa-napa aku gak hidup. WW2213af1 Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan juga bahwa walaupun MV bernggapan bahwa tubuh penampilan fisik tidak terlalu penting tapi MV tetap memperhatikan penampilan dia dan kondisi fisik dia. Setelah dewasa MV juga dapat menerima kondisi fisik dan kondisi tubuh dia. Kalau sebelumnya dijelaskan bahwa MV dibanding-bandingkan karena kondisi fisiknya dan tidak bisa menerimanya, setelah MV dewasa MV bisa menerima kondisi fisiknya. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Gak si aku menerima diriku, tapi ya kadang. Sampai sekarang gak suka kalau dibanding-bandingkan tapi ya udah. Tapi, aku menerima, menerima diriku yang sekarang, menerima postur tubuhku yang sekarang. WW2315af1 Aspek psikologis MV setelah dewasa juga mengalami perubahan. Setelah MV dewasa MV dapat bersyukur atas peristiwa child abuse yang pernah MV alami. MV dapat belajar banyak hal dari peristiwa child abuse yang dia alami. MV mengatakan bahwa dia
menerima
cerita
hidupnya
dan
bahkan
dia
bisa
menceritakannya kepada orang lain untuk menguatkan orang lain. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kode WW1301gkdd1 dan WW1508ap1. Berikut salah satu kutipan hasil wawancara MV. Sekarang pendapatku itu bagian dari cerita hidupku, itu bagian dari cerita hidupku.. Yang mengajariku dan membentukku untuk aku jadi orang yang kuat.. untuk aku jadi orang yang, apa yang aku alami dimasa lalu itu yang mengajariku untuk aku bisa ada sampai hari ini.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajariku banyak hal, sangat banyak untuk aku bisa bertahan didalam kehidupan sampai hari ini. Pendapatku tentang apa yang aku alami dulu, dulu gak enak. Sampai sekarang kalo diinget keblakang juga terlihat gak enak, ceritanya juga memang gak enak.. Tapi ya aku bersyukur aku pernah mengalami hal itu. Banyak hal tidak bisa diungkapkan semuanya. WW1301gkdd1 MV merasa bahagia dengan hidupnya yang sekarang, MV menerima dirinya, menerima hidupnya, dan menerima masa lalunya (lihat pada kode WW1403gkkd1). MV tidak menyesali pengalamnya pernah mengalami child abuse, walaupun MV tidak menginginkan itu terjadi. Tapi, MV lebih memilih dulu hidup dia tidak enak asalkan sekarang dia bisa menjadi dirinya yang sekarang. MV nyaman dengan kehidupan MV yang sekarang dan merasa bahagia. Aspek moral yang ada dalam diri MV setelah dewasa adalah seperti yang MV ungkapkan sebelumnya MV lebih berhatihati ketika bertemu dengan orang. Sampai dewasa MV tetap berhati-hati baik dengan orang yang baru dia kenal ataupun dengan orang yang sudah lama dia kenal. MV tetap sulit untuk percaya kepada orang lain. MV memandang kegagalan berupa peristiwa child abuse yang dialaminya sebagai pelajaran, mengajari MV menerima diri MV, menerima orang lain, tidak memaksakan keinginan orang lain sama dengan dia, dan belajar mengampuni. MV merasa sudah bisa mengampuni orang yang melakukan child abuse kepada dia dan
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah bisa menerima dirinya sendiri. Berikut kutipan hasil wawancara MV. Pelajarannya mengalami kekerasan mm.. semua orang punya cerita hidupnya masing-masing dan itu cerita hidupku. Aku menerima diriku, aku belajar menerima diriku sekalipun dulu waktu aku masih kecil, aku menerima kekerasan, aku merasa aku ditolak, dan lain sebagainya. Belajar menerima diriku, belajar menerima orang lain juga, belajar untuk tidak memaksakan kehendaku sama orang lain. Belajar mengampuni, yang paling sulit adalah belajar untuk mengampuni dan menerima diriku. Aku sudah bisa mengampuni dan menerima diriku. WW1605gkdd1 MV merasa hidupnya sekarang sudah baik-baik saja. Dia merasa hidupnya berharga dan dia percaya hidupnya berharga (lihat hasil wawancara kode WW2506gkdd1). MV mengatakan bahwa dia yakin dia tidak diciptakan untuk sebuah kegagalan atau dari sebuah kegagalan. Nilai dasar yang membuat MV dapat mengambil banyak pelajaran dari peristiwa child abuse yang dia alami adalah religiusitas. MV menjadikan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama MV (Kristen), nilai-nilai yang Tuhan ajarkan sebagai pedoman dalam hidupnya. Tuhan menjadi dasar MV untuk menjalankan hidupnya di usianya yang telah menjadi dewasa. Aspek sosial yang ada pada diri MV setelah dewasa, MV mampu memiliki hubungan yang baik dengan orang tua MV dan kakak sepupu MV (sebagai pelaku child abuse). Hubungan MV dengan orang tua MV baik bahkan MV mengatakan setelah MV
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dewasa MV memiliki kedekatan dengan kedua orang tua dia. Hubungan MV dengan kakak-kakak sepupunya juga tetap baik. MV mengatakan kalau dulu MV takut bertemu mereka, tapi sekarang MV biasa saja “mau bagaimana lagi, namanya keluarga ya keluarga” WW2607gkdd1, perkataan MV yang mengambarkan hubungan dengan mereka sudah baik-baik saja. MV juga memiliki hubungan yang baik dengan kakak dia dan MV juga memiliki kedekatan dengan adik MV (hasil wawancara dengan kode WW1803as1). Ketika MV dewasa MV tidak mengalami kesulitan bersosaialisasi. MV mampu bersosialisasi dengan baik. MV mampu menerima orang-orang disekitar MV dengan baik dan MV juga mampu untuk diterima dengan baik oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu juga peneliti temukan saat
melakukan
observasi, MV memiliki banyak teman dan teman-teman MV terlihat akrab dengan MV. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas peneliti menyimpulkan bahwa MV memiliki gambaran konsep diri yang positif. Hal itu sesuai dengan teori Burn (1993) dapat dilihat pada bagian kajian teori, MV memiliki setelah dewasa gambaran konsep diri yang positif karena MV merasa bahwa dirinya berharga, MV mampu berkompetensi, dan memiki kepercayaan diri.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MV dikatakan memilik konsep diri yang positif juga karena MV memiliki kemampuan untuk memodifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang
ada
dalam
hidupnya
sesuai
dengan
pengalaman baru yang didapatkannya, hal itu terlihat dari perbuahan nilai yang dimiliki MV terkait pengalaman child abuse yang dimilikinya dan hidup MV yang sekarang. Setelah dewasa MV dapat menerima masa lalu dan tidak memiliki khawatiran akan masa yang akan datang. MV memiliki kerpercayaan diri untuk menyelesaian masalah-masalah hidup
meskipun
dihadapkan
dengan kegagalan. MV dapat menerima dirinya dan merasa dirinya berharga seperti orang lain. Dalam hal bersosialisi MV juga sentitif atau peka terhadap kebutuhan orang lain. f. Faktor-faktor pembentuk konsep diri MV setelah dewasa Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri MV setelah dewasa berdasarkan deskripsi data MV adalah pengalaman pribadi MV bersama dengan Tuhan dan komunitas yang ada bersama dengan MV sekarang. Komunitas yang MV maksudkan adalah komunitas yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan yang Tuhan ajarkan. Berdasarkan teori, faktor-fakor yang mempengaruhi konsep diri menurut Stuart dan Sudeen terdiri dari teori perkembangan, significant other, dan self perception. Faktor yang membentuk konsep diri MV sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Struart
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan Sundeen. Konsep diri MV berubah sesuai dengan tahap perkembangan MV melalui hal-hal yang ada disekitar MV. Terjadi perubahan konsep diri MV waktu MV masih anak-anak sampai dewasa. Faktor significant
other
juga berpengaruh
terhadap
perubahan konsep diri MV. Significant other atau orang-orang yang terdekat dalam hidup MV adalah orang-orang ada di dalam komunitas yang MV ikuti sekarang. Faktor lain yang mendukung MV memiliki konsep diri yang sekarang dimilikinya adalah self perception atau persepsi diri sendiri. Persepsi MV tentang diri MV berubah akan pengalaman MV menjadi korban child absue, karena pengalaman positif yang MV dia alami. Pengalaman positif itu berupa pengalaman MV bersama dengan Tuhan dan pengenalan MV akan Tuhan. g. Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri MV setelah dewasa Dinamika konsep diri yang terjadi pada diri MV sesuai dengan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, MV mengalami perubahan konsep diri dari waktu MV setelah mengalami child abuse sampai MV dewasa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya setelah MV mengalami child abuse MV memiliki konsep diri yang negatif dan setelah dewasa konsep diri MV berubah menjadi positif.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan kesimpulan peneliti menurut KBBI terhadap definisi dari dinamika konsep diri. Dalam diri MV terjadi dinamika konsep diri, terjadi perubahan dalam diri MV mengenai konsep dirinya dan digerakan oleh faktor yang mempengaruhi perubahan konsep diri itu. Pada diri MV faktor yang mempengaruhi perubahan konsep dirinya yang semula adalah peristiwa child abuse yang MV alami. Peristiwa itu berdampak dalam perubahan konsep diri MV dari usia MV 6 tahun sampai 19 tahun. Setelah usia 19 tahun sampai umur 21 tahun MV mengalami perubahan konsep diri karena dipengaruhi oleh faktor significant other berupa komunitas MV (sebagai faktor kedua) dan self-perception berupa pengalaman MV bersama Tuhan (sebagai faktor utamanya). 2. Subjek HL a. Bentuk tindakan child abuse Bentuk tindakan child abuse yang HL alami menurut kategori American Medical Association tahun 1999 seperti yang telah dipaparkan dipembahasan sebelumnya adalah HL mengalami physical abuse. Physical abuse yang HL alami yaitu HL dipukul oleh om dan tante HL. HL berulang-kali dipukuli oleh tante dan omnya. Bahkan, HL pernah dipukul sampai kepala HL berdarah dan dibawa ke kantor RT. Berikut adalah kutipan hasil wawancara HL. Saat itu pas kan masalah saya pernah dipukuli waktu itu sampai kepala saya darah, bahkan sampai diini kedesa
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(dibawa ke RT) karena saya dipukul. Cuma karena masalah sepele gak dikasih makan ini apa belum dikasih makan sapi itu. Ya udah kan waktu itu kan pas sekolah kan mbak. Sekolah pagi, lha saya bilang kan sapi itu terlepas dari talinya jadi dia lari gitu kan. Sapi itu lari, dan tente itu bilang saya harus kejar dia sapi itu lari sementara saya kan disitu saya sama adik saya kan. Gak mungkin saya pegang anak kecil sambil pegang sapi yang besar, ya disana saya langsung dipukul dimarahin. WW703bcaPA2 Peristiwa physical abuse yang HL alami dapat dilihat juga pada hasil personal life line dengan kode PLL01bcaPA2. Selain itu, dapat juga dilihat pada hasil wawancara pada kode WW703bcaPA2. Bentuk tindakan child abuse lain yang HL alami adalah sexual abuse. HL mengalami sexual abuse dua kali. Pertama kali HL mengalaminya adalah ketika HL SMP dan itu dilakukan oleh paman HL. Hal itu dapat dilihat dapat dilihat dari hasil personal life line dengan kode PLL02bcaSA2, PLL04bcaSA2. Selain itu, dapat dilihat juga dari hasil wawancara pada kode WW101bcaSA2, WW302bcaSA2, WW306bcaSA2. Berikut adalah kutipan salah satu hasil personal life line HL. Disitu saya juga lebih merasa sedih karena om saya melakukan hal yang sebenarnya tidak pantas dia lakukan kepada saya, yaitu pelecehan seksual secara fisik. Disitu saya benar-benar sedih. Pas pelecahan saya diumur 13 tahun. Posisi saya dirumah sendirian, lalu om saya dekat rumah saya itu main kerumah. Tengah malam dia masuk kamar saya dan pintu rumah dikunci, lalu dia melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada saya. PLL02bcaSA2 HL juga mengalami bentuk child abuse neglect. Neglect yang HL alami berupa dukungan emosional, afeksi, dan cinta yang
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak terpenuhi dari om, tante, dan pamannya (pelaku child abuse). HL juga mengalami peristiwa tidak diberi makan selama 2 hari karena memilih berangkat kesekolah. Hal itu diperoleh berdasarkan hasil personal life line HL dengan kode PLLbca2Ng2 dan hasil wawancara pada kode WW205bcaNg2. Berikut adalah salah satu kutipan hasil personal life line HL. Saya juga sangat sedih dimarahin, difitnah, gak dikasih makan, dihukum selama 2 hari tidak dikasih makan karena saya tetap memilih untuk kesekolah. Sama tanteku istrinya omku. Orang yang sama yang dulu melarang aku kesekolah. Hal yang saya lakukan adalah pergi ketetangga minta nasi, pergi kekebun makan buah. PLL03bcaNg2 HL juga mengalami bentuk child abuse emosional abuse. Emosional abuse yang HL alami ketika HL mengalami pelecehan HL merasa bahwa dirinya tidak berguna. Lalu, HL merasa dipermalukan ketika HL dipukul oleh tante HL dan harus dibawa ke RT itu menjadi peristiwa yang menyedihkan dalam hidup HL. Hal itu didapati dari hasil wawancara HL seperti yang telah dipaparkan pada deskripsi data dengan kode WW104bcaEA2 dan WW205bcaEA2. b. Pemaknaan
HL
terhadap
peristiwa
child
abuse
setelah
mengalaminya HL
memaknai
peristiwa
child
abuse
setelah
HL
mengalaminya sebagai peristiwa yang menyedihkan. Seperti yang telah dipaparkan diatas pada bagian deskripsi data. Peristiwa child
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
abuse yang HL alami juga HL jadikan pembelajaran supaya HL lebih berhati-hati kepada orang lain. Kesedihan yang mendalam HL rasakan setelah mengalami peristiwa child abuse bahkan HL mengalami trauma yang mendalam akibat peristiwa child abuse yang HL alami. HL mengalami trauma yang mendalam ketika bertemu dengan orangorang yang HL rasa memiliki gerak-gerik yang mencurigakan. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi data dan dapat dilihat pada hasil wawancara dengan kode WW603pcap2. HL memaknai peristiwa child abuse yang dialaminya sebagai peristiwa yang menyakitkan dalam hidupnya, terutama peristiwa sexual abuse yang HL alami. HL menyimpan luka hati yang sangat dalam kepada pamannya. Hal itu juga terlihat pada saat melakukan wawancara, non-verbal HL saat menceritakan peristiwa sexual abuse yang HL alami dan menceritakan paman HL yang melakukannya terlihat seperti gugup, seperti menahan emosi. HL tidak dapat menemukan makna hidup dia setelah mengalami peritiswa child abuse hal itu dapat dilihat dari makna hidup
yang negatif
yang HL rasakan. Pemaknaan
yang
menyedihkan dalam hidup dia membuat HL menjadi orang yang selalu menghindar dari masalah, penakut, dan sempat ingin mengakhiri hidupnya. Hal itu sesuai dengan definisi Victor E
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frankl dalam bukunya Logoterapi HL mengalami kehampaan dalam hidup dia, kehampaan adalah kondisi dimana pikiran susah untuk bersabar, dan hal itu menyebabkan kebosanan, depresi, neurosis, dan bahkan bunuh diri. c. Konsep diri HL setelah mengalami child abuse Gambaran konsep diri HL setelah mengalami child abuse sebelumnya telah dipaparkan pada bagian deskripsi data. Berdasakan teori konsep diri menurut Agustiani (2006) aspekaspek konsep diri seseorang terbagi menjadi empat, yaitu; aspek fisik, aspek psikologis, aspek moral, dan aspek sosial. Berikut aspek-aspek pembentuk konsep diri yang terdapat pada diri HL. Aspek fisik HL merasa bahwa dirinya tidak jauh lebih cantik dari saudara-saudaranya. Tapi, HL memiliki kulit yang lebih putih dari yang lainnya (lihat pada hasil wawancara dengan kode WW1902af2). Hal itu diduga sebagai penyebab om HL melakukan sexual abuse terhadap HL. HL tidak merasa percaya diri mengatakan dia lebih cantik daripada yang lainnya tapi HL mengatakan bahwa yang lain lebih cantik walaupun memiliki kulit yang lebih hitam. Peristiwa sexual abuse yang HL alami membuat HL merasa tidak nyaman mengunakan rok. Hal itu dikarenakan pada waktu HL mengalami sexsual abuse HL mengunakan rok. Sejak saat itu HL merasa tidak nyaman mengunakan rok dan lebih nyaman
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengunakan celana. HL hampir tidak pernah menggunakan rok. Hal itu berlangsung sampai HL kuliah. Walaupun HL tidak mengunakan rok tapi dia merasa setelah perstiwa itu HL tetap berpenampilan seperti perempuan. Akibat lain dari sexual abuse yang dialami HL adalah HL merasa minder dengan keadaan fisiknya yang sudah tidak perawan. Berulang-kali HL menyatakan bahwa HL merasa minder, malu ketika mengingat bahwa HL sudah tidak perawan. Berikut kutipan hasil wawancara HL. Kadang saya merasa malu, ketemu orang kan eh si ini dia sudah tidak perawan saya takut walaupun bukan saya yang di bilang. Mereka kadang ngomong di kelas atau dimana. Disitu walaupun saya tidak ikut ngomong tapi diri saya malu sendiri mba. Ada rasa malu, karena saya sudah gak perawan jadi saya malu sendiri. WW2309af2 Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa menurut HL kondisi fisik HL sangat penting bagi HL. Ketika HL sudah tidak perawan lagi HL merasa dirinya tidak berarti lagi, seperti yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi data. HL mengalami perubahan pada kondisi fisiknya setelah mengalami sexual abuse yaitu setelah peristiwa itu HL mentruasi. Pada saat itu HL mengalami ketakutan karena HL belum mengatahui apa-apa tentang menstruasi. HL mengalami ketakutan dan hal itu membuat HL merasa sangat sakit hati terhadap om HL. Peristiwa child abuse sempat membuat HL merasa tidak pantas untuk hidup dan menyesali dia dilahirkan dengan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman demikian. Dari 4 bersaudara HL yang mengalami child abuse yang lain tidak, itu membaut HL merasa menyesal dillahirkn dengan kondisi dia. HL pernah mengalami physical abuse sampai dibawa ke kantor RT, pernah juga sampai tidak diberi makan berhari-hari. Hal itu juga mempengaruhi kondisi fisik HL waktu itu. Tapi, HL tidak terlalu memperhatikan kondisi fisik dia, HL lebih merasa malu dengan peristiwa itu. Aspek psikologis yang terjadi pada diri HL setelah HL mengalami child abuse adalah HL menjadi “minder” dan menarik diri dari lingkungan keluarganya. Hal itu dikarenakan HL mengalami trauma akibat peristiwa child abuse. HL memiliki pemikiran kalau ada yang mengetahui HL pernah mengalami child abuse maka HL akan dihina atau diejek. Selain itu, HL juga merasa malu sehingga HL membatasi dirinya untuk terbuka dengan orang lain. Peristiwa child abuse dialami HL terutama sexual abuse juga membuat HL seringkali terbayang-bayang. Apabila HL teringat akan peristiwa itu maka tiba-tiba emosi HL akan meledakledak dan HL tidak dapat mengontrol emosinya. Akibatnya HL akan marah-marah kepada orang yang ada didekatnya dan yang sering
menjadi
pelampiasan
kemarahan
HL
adalah
adek
sepupunya.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal lain yang HL pikirkan setelah mengalami child abuse adalah HL ingin melarikan diri. Setelah HL mengalami peristiwa child abuse HL sempat berpikir untuk melarikan diri pergi bekerja di Bali. Bahkan, HL tinggal di rumah paman dan tante HL yang juga melakukan child abuse kepada HL karena HL melarikan diri dari om yang melakukan sexual child abuse kepada HL. HL cenderung ingin menjauh dari orang-orang yang melakukan child abuse. Namun, pada saat itu HL dapat bertahan karena HL berpikir bahwa HL harus menyelesaikan sekolahnya. HL memiliki pemikiran bahwa jika HL mampu sekolah yang tinggi maka orang lain tidak akan meremehkan HL lagi. Berikut adalah kutipan hasil wawancara HL. Tapi, ketika saya pikirkan saya pengin lari dari semua itu dan saya ingat dengan keluarga saya, orang tua saya. Kamu harus sekolah kamu harus ini dan saya pikir kedepan, disitu saya pikir ulang. Kalau saya tidak sekolah paling hidup saya semakin hancur walaupun sekarang saya sudah sakit hati sudah dipukul, dilecehkan, sudah dipukul, sudah diini. Ya saya harus buktikan kepada keluarga saya harus sukses. Saya tidak mau lagi-lagi berpikir balik, berpikir lari tapi saya harus selesaikan sekolah saya. Lebih kejar masa depan saya, tetap sekolah. Aspek moral HL memiliki nilai yang menjadi prinsip dalam hidupnya ketika HL mengalami peristiwa child abuse. adalah HL belajar untuk mengahadapi masalah HL. Apapun masalahnya HL dipukul, mengalami pelecehan seksual secara fisik, dimaki-maki, HL belajar menghadapi semuanya. HL gunakan semua pengalaman
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HL untuk pembelajaran kedepan dan tetap sabar menghadapi semuanya. Aspek sosial, yang terjadi pada diri HL setelah mengalami child abuse adalah HL mengalami kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. HL mengalami kesulitan bersosialisasi karena HL merasa minder. HL merasa minder dengan keadaan dirinya. Respon HL terhadap pelaku child abuse cenderung menghindar. HL cenderung menghindar ketika dalam perkumpulan keluarga HL bertemu dengan orang-orang yang melakukan child abuse kepada HL. Hal itu HL lakukan agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan dipikiran keluarga HL jika HL menunjukan sikap marah terhadap mereka. Berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada diri HL seperti yang telah dipaparkan diatas. Peneliti menarik kesimpulan bahwa setelah HL mengalami peristiwa child abuse HL memiliki konsep diri yang negatif. Hal itu dapat dilihat dari pemamaran setiap aspek HL memiliki penilaian yang negatif terhadap dirinya. Seperti teori konsep diri menurut Fitts bahwa konsep diri negatif cenderung ditandai dengan minder, mudah pesimis, daya juang rendah, dan lain-lain. Hal itu terdapat pada diri HL. Seperti terori yang dikemukakan oleh Burn (1993) konsep diri yang negatif terdapat pada diri HL karena HL merasa inferior (perasaan rendah diri). tidak berharga, tidak memiliki kemampuan, dan memiliki
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan tidak aman. HL sanagt pek terhadap kritik, menunjukan sikap mengasingkan diri, malu-malu, dan tidak berminat terhadap persaingan. d. Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah dewasa Pemaknaan HL terhadap peristiwa child abuse yang dialami setelah dewasa terdapat perubahan. Perubahan yang terjadi adalah setelah dewasa HL menjadikan peristiwa child abuse yang pernah HL alami sebagai pembelajaran. Pembelajaran itu HL temukan setelah HL berani terbuka kepada orang lain. Keterbukaan HL terhadap orang lain itu membuat HL mengerti tujuan hidupnya. HL menyadari
bahwa
peristiwa
child
abuse yang
dialaminya menyakitkan tapi HL belajar banyak hal dari peristiwa itu. Bahkan, setelah dewasa HL mampu bersyukur dengan peristiwa child abuse yang pernah dialaminya. HL juga mampu menguatkan orang lain yang mengalami hal yang sama. HL memaknai peristiwa child abuse adalah peristiwa yang mengajari HL menjadi orang yang lebih sabar. HL menjadi orang yang lebih sabar ketika menghadapi suatu masalah dalam hidupnya. Dari pemaknaan-pemaknaan tersebut dapat dilihat bahwa HL mampu memaknai peristiwa child abuse yang pernah dialami dengan positif setelah dewasa. HL menemukan makna dalam peristiwa child abuse yang menyakitkan dalam hidup dia. Makna hidup itu HL temukan ketika
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HL menemukan harapan, tujuan hidup, dan visi hidup. Seperti teori yang dikemukakan oleh Djamaludin Ancok (dalam Victor; 2003) makna hidup seseorang bermula dari adanya visi kehidupan, harapan hidup, dan adanya alasan kenapa seorang harus hidup. Ketika dewasa HL menemukan ketiga hal itu ada dibalik peristiwa child abuse yang dialaminya. Maka, HL memiliki
pemaknaan
yang berbeda dari pemaknaan HL tepat setelah HL mengalami child abuse. e. Konsep diri MV setelah dewasa Gambaran konsep diri HL setelah dewasa dapat dilihat dari aspek-aspek konsep diri yang terdapat pada diri HL menurut teori Agustiani. Berikut akan dipaparkan aspek-aspek yang terdapat pada diri HL berdasarkan data-data yang diperoleh dari HL dalam penelitian ini. Aspek fisik yang terdapat pada diri HL setelah dewasa adalah setelah dewasa HL berpenampilan layaknya perempuan, lebih terlihat keibuan dengan gayanya mengunakan tas dan berpenampilan menggunakan celana panjang dan baju tertutup ketika berpergian (berdasarkan hasil observasi). HL yang sebelumnya tidak nyaman mengunakan rok akibat peristiwa child abuse, ketika dewasa HL sudah merasa nyaman mengunakan rok. Bahkan, seringkali HL mengunakan rok pada saat HL pergi ke kampus atau ke gereja.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HL masih merasa bahwa tubuh memiliki arti yang sangat penting buat dia. Walaupun HL mengalami peristiwa child abuse tapi sampai sekarang HL tetap berusaha menjaga tubuhnya. Dalam hal berpacaran misalnya walaupun HL sudah pernah mengalami sexual abuse dan sudah tidak perawan HL menjaga agar tidak berhubungan intim dengan pacar HL. HL dengan tegas menolak, agar HL tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi walaupun pada saat itu HL masih kecil dan menjadi korban. HL juga mengatakan arti pentingnya tubuh menurut HL adalah bait Allah secara kristiani maka dari itu HL harus menjaganya. Aspek psikologis yang terdapat pada diri HL setelah dewasa HL adalah HL merasa lebih percaya diri dan merasa bahwa dia berharga. Hal itu terjadi karena HL mengerti tujuan HL mengalami child abuse, sehingga HL dapat merasakan dan berpikir dengan lebih positif terhadap hal itu. HL mennemukan tujuannya mengalami peristiwa child abuse adalah untuk menguatkan orang yang mengalami hal yang sama dengan cerita HL berjuang melawan setiap perasaan dan negatif yang muncul dalam dirinya. HL mampu mengendalikan perasaan dan pikiran HL yang ingin lari dan menghindar dari orang-orang yang melakukan peristiwa child abuse kepada HL, saat dia dewasa dengan terus melanjutkan pendidikan. HL mampu melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi, hanya HL diantara saudara-saudaranya
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kuliah. HL dapat terus fokus untuk mengejar mimpi HL dan masa depan yang lebih baik. Pada saat HL dewasa HL lebih memilih untuk terus melihat kedepan, fokus kepada masa depan dan terus menghadapi semuanya dengan sabar. HL memiliki keinginan untuk sukses, HL mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia harus sukses. HL melupakan masa lalunya dan menerima semuanya, fokus kepada masa depan untuk mengejar impian HL menjadi guru. Aspek moral yang terdapat pada diri HL setelah dewasa adalah HL menjadikan nilai-nilai religiusitas sebagai nilai-nilai yang memberikan artian penting dalam HL menjalani hidupnya. HL memegang nilai-nilai kejujuran, kesabaran, terus menghadapi proses dan tidak berusaha menghindar. Nilai-nilai lain yang HL jadikan sebagai prinsip dalam hidupnya adalah berhati-hati dalam melakukan apapun dan apapun yang sudah terjadi dibelakang biarkan saja terjadi tapi terus melihat kedepan, fokus kepada masa depan. Aspek sosial yang terjadi pada diri HL ketika HL dewasa adalah HL mampu bersosialisasi dengan baik. HL mampu bersosialisai dengan baik bahkan dengan orang yang melakukan child abuse pada HL. HL memiliki hubungan yang baik dengan paman dan tante HL. HL juga mampu bersikap tetap baik kepada
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
om HL, walaupun sikap om HL yang sampai hari ini seringkali mengancam HL. HL mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar. Dalam lingkungan sekitar kosan HL, HL memiliki banyak teman dan memiliki hubungan yang dekat dengan teman-teman kos dia. HL juga memiliki hubungan yang dekat dengan adik sepupu HL yang tinggal satu kamar dengan HL, bahkan HL juga memiliki hubungan yang dekat dengan teman-teman adik sepupu HL. Hal itu berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kosan HL. HL juga sudah tidak mengalami kesulitan bergaul di kampus. Awalnya HL tidak percaya diri dan mengalami ketakutan bersosialisasi karena kedaan HL yang sudah tidak perawan, tapi setelah dewasa HL menerima diri dan merasa dia berharga. Perasaan itu membuat HL lebih percaya diri untuk bersosialisasi. HL memiliki banyak teman di kampus dan di luar kampus. Hubungan HL dengan keluarga HL di rumah dan hubungan HL dengan tetangga HL di rumah juga baik. Setelah dewasa HL memiliki hubungan yang lebih dekat dengan orang tuanya, bahkan HL mampu terbuka kepada orang tuanya tentang peristiwa child abuse yang pernah dialami. HL juga mengatakan bahwa keluargakeluarga sekitar rumah HL sangat mengasihi HL. Berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada diri HL seperti yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa HL
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki konsep diri yang positif setelah dewasa. Seperti teori konsep diri menurut Burn, konsep diri positif setelah dewasa dalam diri HL dapat dilihat dari perubahan perasaan pada diri HL. Seteleh dewasa HL memiliki perasaan bahwa dia berharga, berkompensi (ditandai dengan HL mampu kuliah), dan percaya diri. HL juga memiliki kemmpuan untuk memodifikasi nilai-nilai dan prinsipprinsip yang sesuai dengan pengalaman baru yang dia dapatkan. HL tidak lagi memiliki kekhwatiran terhadap masa lalu dan masa yang akan datang. HL memiliki kepercayaan diri untuk menyelesaikan masalah-masalah hidup yang dialaminya, HL dapat meneima diri, dan sensitif terhadap kebutuhan orang lain. f. Faktor-faktor pembentuk konsep diri HL setelah dewasa Faktor-faktor yang membentuk konsep diri HL setelah dewasa adalah pergaulan, HL mengatakan bahwa selama ini HL terlibat dalam pelayanan di Gereja dan luar Gereja. Pergaulan HL yang baik mempengaruhi pembentukan konsep diri HL setelah dewasa. Pergaulan HL membuat HL semakin mengenal Tuhan, membuat HL sering membaca alkitab dan mendengarkan kotbahkotbah yang membangun diri HL. Faktor lain yang membentuk konsep diri HL setelah dewasa adalah orang tua HL. Orang tua HL selalu menamkan nilai-nilai yang dapat membuat HL dapat menghadapi peristiwa child abuse yang dia alami. Salah satu nilai yang ditanamkan orang tua HL
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah selalu memberikan yang terbaik, kepada siapapun juga bahkan orang yang menyakiti kita. Hal-hal yang dipaparkan diatas dijelaskan HL pada saat wawancara dengan peneliti. Berdasarkan hal itu maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang membentuk konsep diri HL ketika dewasa adalah pergaulan HL, berupa komunitas yang membangun, orang-orang terdekat HL, kakak rohani HL, dan orang tua HL. Hal itu sesuai dengam pengertian faktor-fakor yang membentuk konsepp diri seseorang menurut Stuard and Sundeen yaitu teori perkembangan, significant other, dan self-perception. Teori perkembangan mempengaruhi pembentukan konsep diri HL dapat dilihat dari perubahan konsep diri yang terjadi pada diri HL setelah HL dewasa, salah satunya karena faktor lingkungan sekitar HL yang berubah. Berkembangnya usia HL membuat HL lebih mampu mengenali diri dengan baik dan dapat menemukan hal-hal yang istimewa dalam diri HL, hal-hal yang HL miliki dan mungkin tidak dimiliki orang lain seperti pengalaman HL mengalami child abuse dan HL dapat bangkit dari rasa trauma yang dia alami. Significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri HL ketika dewasa, seperti yang
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipaparkan sebelumnya jawaban HL yaitu melalui pergaulan, teman-teman komuitas, kakak rohani, dan orang tua. Itu semua termasuk dalam faktor significant other. Pengaruh mereka sangat penting dalam pembentukan konsep diri HL. Mereka menanamkan hal-hal yang positif dalam diri HL dan HL menjadikan hal-hal itu sebagai prinsip dalam diri HL. Self-perception (persepsi diri sendiri) adalah faktor yang juga terdapat dalam diri HL pada saat pembentukan konsep diri HL saat dewasa. HL mengalami perubahn penilaian terhadap diri sendiri sewaktu HL masih anak-anak dengan sewaktu HL dewasa. HL mampu menilai diri dengan pengalaman child abuse dengan lebih positif. Seperti yang telah dipaparkan seblumnya HL dapat mengambil banyak pelajaran dari peristiwa child abuse dan dapat memiliki penilaian yang lebih positif tentang diri HL. g. Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri HL setelah dewasa Dinamika konsep diri yang membentuk konsep diri HL setelah dewasa terjadi ketika HL mengalami perubahan konsep diri yang terjadi pada diri HL. Ada suatu perubahan yang bergerak dalam diri HL dari HL anak-anak (kondisi saat mengalami child abuse) sampai HL dewasa. Seperti yang dipaparkan diatas pada saat anak-anak HL memiliki konsep diri negatif akibat dari
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peristiwa child abuse yang dia alami. Tapi, pada saat dewasa konsep dir HL berubah menjadi positif. Sesuatu yang mengerakan perubahan konsep diri HL adalah fakror-faktor yang mendukung perubahan konsep diri HL yaitu bertambahnya usia, orang terdekat berupa pergaulan yang postif dengan komunitas yang membuat HL semakin mengenal Tuhan, kakak rohani, dan orang tua HL. Selain itu, perubahan HL tentang penilaian HL terhadap diri sendiri.
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Bentuk Tindakan Child Abuse a. Bentuk tindakan child abuse yang dialami oleh MV berupa physical abuse yaitu MV dipukul oleh orang tua MV berulang-kali dari mengunakan tangan, ikat pinggang, atau rotan. MV juga mengalami bentuk tindakan child abuse berupa sexual abuse sebanyak tiga kali oleh orang orang pelaku yang berbeda. Sexual abuse yang MV alami berupa berhubungan secara fisik. Peristiwa pertama oleh sepupu laki-laki MV dan kedua, ketiga oleh sepupu perempuan MV. MV juga mengalami neglect berupa kebutuhan akan cinta dari orang tua yang tidak terpenuhi. Dan yang terakhir MV mengalami emosional abuse, hal itu membuat MV merasa hidup dia tidak berharga sehingga MV sempat beberapa kali ingin bunuh diri. b. Bentuk child abuse yang dialami HL berupa physical abuse, HL dipukul berulang-kali oleh om dan tante HL. HL pernah dipukul sampai kepala HL berdarah dan dibawa kekantor RT. Bentuk lain yang HL alami adalah sexual abuse yang dilakukan oleh paman HL. Sexual abuse yang HL alami berupa berhubungan intim. HL juga mengalami neglect berupa dukungan emosional, afeksi, dan cinta yang tidak dipenuhi dari om, tante, dan paman HL. HL juga
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pernah mengalami neglect dengan tindakan tidak diberi makan selama 2 hari. Bentuk child abuse lain yang HL alami adalah emosional abuse yang membuat HL merasa tidak berguna. 2. Pemaknaan Subjek terhadap Peristiwa Child Abuse setelah Mengalami Peristiwa Child Abuse a. MV memaknai peristiwa child abuse setelah mengalaminya sebagai peristiwa yang menyedihkan. Peristiwa itu membuat MV merasa tidak berguna, tidak dapat menerima diri, kecewa pada diri sendiri dan pelaku child abuse, dan bersikap sangat berhati-hati kepada siapapun. b. HL memaknai peristiwa child abuse setelah mengalaminya sebagai peristiwa yang menyedihkan. Hal itu membuat HL bersikap sangat berhati-hati dalam melakukan apapun. Peristiwa itu juga membuat HL mengalami trauma yang mendalam, yang membuat HL menjadi sangat penakut. HL juga memaknai peristiwa child abuse pada saat itu sebagai peristiwa yang menyakitkan. 3. Konsep Diri Subjek setelah mengalami Peristiwa Child Abuse a. MV memiliki gambaran konsep diri yang negatif setelah mengalami peristiwa child abuse. MV mengalami perasaan rendah diri, tidak berharga, perasaan tidak aman, kesulitan mengakui kelemahan diri dihadapan orang lain, sikap mengasingkan diri, malu-malu, dan tidak berminat terhap persaingan. Dapat diliat juga dari penliaian MV tentang diri dia yang sebagian besar negatif.
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. HL memiliki konsep diri yang negatif setelah mengalami peristiwa child abuse hal itu dapat dilihat dari penilaian HL tentang diri dia yang sebagian besar negatif. Beberapa hal diantaranya adalah HL minder, pesimis, dan memiliki daya juang yang rendah. 4. Pemaknaan Subjek terhadap Peristiwa Child Abuse setelah Dewasa a. MV memaknai peristiwa child abuse setelah dewasa sebagai perjalanan hidup yang mengajari dia banyak hal. Belajar untuk bisa menghargai orang lain, menghormati orang lain, dan menerima kekurangan orang lain. MV juga belajar bersyukur dengan peristiwa yang dia alami itu. b. HL memaknai peristiwa child abuse setelah dewasa sebagai peristiwa yang mengajari HL banyak hal. Dia belajar terbuka dengan orang lain, belajar mengerti tujuan hidup HL, belajar bersyukur. Selain itu, HL belajar untuk menguatkan orang lain yang mengalami child abuse dengan cerita HL yang dapat menghadapi peristiwa itu secara positif. 5. Konsep Diri Subjek setelah Dewasa a. MV memiliki konsep diri yang positif setelah dewasa. Hal itu dikarenakan MV mampu memiliki penilaian yang positif terhadap diri MV setelah dewasa. MV merasa diri berharga, mampu berkompetensi, memiliki keprcayaan diri, mampu memodifikasi
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai-nilai hidup, dapat menerim masa lalu, dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. b. HL memiliki konsep diri yang positif setelah dewasa. Hal itu dikarenakan HL mampu memiliki penilaian yang positif terhadap diri HL. Mampu menerima diri, mampu berkompetensi, memiliki kepercayaan diri, dapat memodifikasi nilai-nilai hidup, dapat menerima masa lalu, dan memiliki kepekaan juga terhadap kebutuhan orang lain. 6. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Subjek pada saat Dewasa a. MV memiliki konsep diri yang positif pada saat dewasa terbentuk oleh faktor-faktor, yaitu; teori perkembangan, orang terdekat, dan persepsi diri. Teori perkembangan, usia MV mempengaruhi MV dalam penilaian MV terhadap diri MV. Orang terdekat berupa komunitas yang menjaga hidup MV dari pergaulan bebas, komunitas yang membuat MV mengenal Tuhan dan mengenal penialaian Tuhan tentang diri MV. Persepsi MV terhadap diri, dipengaruhi oleh pengalaman MV bersama dengan Tuhan, membuat MV dapat merubah setiap pola pikir MV yang negtif. b. HL memiliki konsep diri yang positif pada saat dewasa terbentuk karena faktor; teori perkembangan, orang terdekat, dan persepsi diri. Teori perkembangan, pertambahan usia HL didukung dengan perpindahan tempat HL tinggal mempengaruhi penilaian HL terhadap diri dia lebih positif. Orang terdekat berupa, pergaulan HL
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan teman-teman Gereja, kakak rohani, yang membut HL semakin mengenal Tuhan dan orang tua HL yang selalu menanamkan nilai-nilai yang positif. Persepsi HL tentang diri dia yang berubah menjadi positif karena pengenalan HL akan Tuhan. 7. Dinamika Konsep Diri yang Terdapat pada Diri Subjek setelah Dewasa a. MV mengalami dinamika konsep diri berupa perubahan konsep diri, pada saat anak-anak MV memiliki konsep diri yang negatif disebabkan karena peristiwa child abuse yang dia alami. Pada saat dewasa MV memiliki konsep diri yang positif. Sesuatu yang mengerakan perubahan konsep diri MV adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsep diri MV yaitu; pertambahan usia, orang terdekat (komunitas yang mendukung MV mengenal Tuhan), dan persepsi diri yang berubah dipengaruhi oleh pengalaman MV bersama Tuhan. b. HL mengalami dinamika konsep diri berupa perubahan konsep diri pada saat anak-anak sampai dewasa. Pada saat anak-anak konsep diri HL negatif karena peristiwa child abuse dan pada saat dewasa menjadi postif. Perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang mengerakan perubahan penilain HL terhadap diri HL yaitu, usia HL yang bertambah, orang terdekat HL (teman-teman Gereja, orang tua HL), dan persepsi HL tentang diri HL yang berubah karena pengenalan HL akan Tuhan yang bertambah.
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Implikasi 1. Implikasi praktis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa setelah seseorang mengalami peristiwa child abuse akan cenderung memiliki konsep diri yang negatif dan konsep diri negatif itu akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Akan tetapi konsep diri negatif itu dapat berubah setelah dewasa dengan beberapa faktor yang didalamnya. Maka, diharapkan hasil dari penelitian ini secara langsung dapat memberikan inspirasi bagi para orang tua, guru, masyarakat yang menemukan kasus child abuse disekitarnya untuk membantu memberikan penguatan yang positif agar konsep diri korban bisa berubah. Dan jika menemukan kasus child abuse harus segera berani mengambil tindakan tegas menegur atau melaporkan kepada KPAI sebagai bentuk kepedulian kepada anak karena dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dampak dari peristiwa child abuse sangat merugikan hidup seseorang (korban). Sebagai orang tua sangatlah tidak dianjurkan untuk melakukan tindakan child abuse terhadap anak. Hal ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi korban child abuse bahwa masih ada kesempatan untuk memiliki hidup yang lebih baik, dengan pengalaman masa kecil yang mungkin menyakitkan. Akan tetapi sangatlah mungkin untuk konsep diri yang negatif yang ada pada diri mereka berubah menjadi positif ketika dewasa.
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Implikasi teoritis Berdasarkan kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bahwa korban child abuse yang memiliki konsep diri negatif dapat berubah oleh beberapa faktor yang mendukungnya. Sehingga diharapkan dapat memberikan acuan kepada mahasiswa bimbingan dan konseling, guru BK untuk memberikan pendampingan atau koseling sehingga korban child abuse mampu bangkit lagi, dapat kembali memilki penilaian yang positif terhadap diri korban. C. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai dinamika konsep diri pada perempuan dewasa yang pernah menjadi korban child abuse dengan studi fenomenologi telah dirancang secara konseptual, sistematik, dan sesuai dengan prosedur untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun, dalam penelitian terdapat kekurangan-kekurangan yang dapat diperbaiki guna meningkatkan kemaksimalan hasil dari penelitian selanjutnya. Yang menjadi evaluasi peneliti meliputi: 1. Pengumpulan data Pengumpulan data mengunakan observasi tidak dapat terlaksana dengan baik karena peneliti tidak dapat mengikuti secara keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh subjek HL di kampus, karena waktu pelaksanaan observasi bertepatan dengan seringnya HL tidak pergi kekampus. Peneliti juga terbatas melakukan observasi kepada subjek HL ketika dikampus.
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Data personal life line Peristiwa child abuse yang dialami merupakan peristiwa masa lalu, maka data dalam penelitian ini tergantung dari ingatan subjek terhadap masa lalunya, maka peneliti tidak dapat mengumpulkan data berupa dokumen atau foto terkait peristiwa child abuse. Data personal life line digunakan untuk membuat subjek mengingat peristiwa child abuse yang subjek alami. Namun, untuk pasti usia subjek mengalaminya subjek terkadang lupa dan ada banyak data dalam personal life line yang sebetulnya tidak digunakan dalam pembahasan penelitian ini karena tidak sesuai dengan topik bahasan. D. Saran Dari hasil penelitian ini peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Korban child abuse yang telah menjadi dewasa. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti menyarankan kepada korban child abuse yang telah dewasa dan masih mengalami masalah dalam diri terkait pengalaman child abuse yang pernah dialami,, untuk mencari komunitas yang tepat supaya dapat membentuk pengalaman baru yang memunculkan penilaian diri yang lebih positif. Peneliti menyarankan agar mencari komunitas yang mampu membuat semakin mengenal Tuhan, supaya korban dapat mengetahui penilaian Tuhan terhadap manusia sebagai mahkluk kesayanganNya. Maka, diharapkan korban dapat memiliki
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penilaian baru bahwa manusia diciptakan dengan istimewa, apapun peristiwa yang dialaminya. 2. Orang tua atau orang dewasa. Berdasarkan penelitan ini meneliti tidak menganjurkan kepada orang tua atau orang dewasa untuk melakukan tindakan child abuse dalam bentuk apapun terhadap anak. Karena tugas orang tua adalah melindungi anak. Dilihat dari banyaknya dampak negatif yang mungkin muncul dari peristiwa child abuse maka sedapat-dapatnya apabila orang tua atau orang dewasa menemukan kasus child abuse dalam lingkungan sekitar segera mengambil tindakan tegas untuk menegur atau melaporkan kepada pihak berwajib atau KPAI dan memberikan respon yang benar kepada anak guna membantu anak bangkit. 3. Guru BK atau konselor. Berdasarkan penelitian ini apabila guru BK atau konselor menemukan kasus serupa di sekolah. Peneliti menyarankan untuk segera melaporkan dan mengarahkan anak untuk memilh pergaulan yang benar guna membantu anak membangkitkan konsep diri positif dalam diri. 4. Pemerintah atau KPAI. Berdasarkan penelitian ini pemerintah atau KPAI harus bekerja lebih keras untuk melakukan sosialisasi tentang parenting atau pemberian pola asuh yang benar terhadap anak dan menindak tegas para pelaku child abuse. Mengingat kasus child abuse yang juga semakin lama semakin meningkat dari tahun ke tahun dan
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemerintah menyadari bahwa hanya sebagian kecil saja kasus child abuse yang dapat terungkap. 5. Penelitian selanjutnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat mengunakan teknik pengumpulan data yang lebih baik. Mengingat banyak data yang sebetulnya tidak peneliti gunakan dalam pencarian data mengunakan personal life line, data yang mengambarkan peristiwa membahagiakan yang subjek alami sebagian besar tidak digunakan. Alangkah lebih baik
jika pada penelitian selanjutnya dapat
menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih menjawab kebutuhan secara ringkas.
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Burn, R. B,. 1993. Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan & Perilaku. Jakarta: Arcan. Calhound, J. F & Acocella. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan ed (terj). Semarang: IKIP Semarang Press. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Frankl, Victor, E., dkk. 2003. Logoterapi; Terapi Psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Akasara. Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Mery, N.T, Nita, F., Imas, R. Gambaran Konsep Diri pada Remaja di Rumah Tahanan Klas 1 Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Padjajaran Bandung. Nur Fatimah, Siti. 2002. Dinamika Konsep Diri pada Orang Dewasa Korban Child Abuse. Jurnal Empathy. Fakultas Psikologi. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Vol.1. No.1. 131-143. Phaneuf, Margot. 2005. The Life Line, a Means of Enriching the Interview with Patients. Artikel. diambil pada tanggal 31 Oktober 2016, dari http://www.infiressources.ca/fer/Depotdocument_anglais/The_life_line_a_mea ns_of_enriching_the_interview.pdf Putri, Diah. 2010. Konsep Diri Anak Jalanan (Studi Kasus pada Anak Jalanan di Yogyakarta). Skipsi. Fakultas Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setiawan, Davit. (14 Juli 2015). KPAI: Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat. diambil pada tanggal 14 Agustus 2016, dari www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap-tahunmingkat/ Sinurat, M.A. 2011. Kumpulan Hand Out Praktikum BK Karier. Yogyakarta
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Shofiawanis. 2013. Perempuan dan Wanita. diambil tanggal 22 November 2016, dari https://shofiawanis.com/2013/04/21/perempuan-dan-wanita/ Siswanto, S. Psi., M.Si. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Offset. Stuart. G. W,. dan Sundeen, S.J. (1995). Priciple and practice of psychiatric nursing. (5td.ed) Susana, Tjipto. 2006. Yogyakarta: Kanisius.
Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak.
Suyatno, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak; Edisi Revisi. Yogyakarta: Buku Beta. Yuliatin. 2008. Resilience Korban Pelecehan Seksual yang Terjadi pada AnakAnak; Sebuah Studi Kasus pada Dewasa Muda. Jurnal Pscyhology.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN SUBJEK
Melalui surat ini yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: MV (inisial)
Alamat
: Jalan Cinta No5 Yogyakarta (disamarkan).
Usia
: 21 tahun
Status
: Mahasisiwi perguruan tinggi swasta di Yogyakarta
Menyatakan telah bersedia menjadi subjek penelitian yang berjudul “Dinamika Konsep Diri pada Perempuan Dewasa yang Pernah Menjadi Korban Child Abuse (Studi Fenomenologi)” dari mahasiswa dengan identitas sebagai berikut: Nama NIM
: Gayu Wibiyanti 121114037
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Yogyakarta, 19 September 2016 Tertanda
(MV)
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SURAT PERNYATAAN SUBJEK
Melalui surat ini yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: HL (inisial)
Alamat
: Jalan Kenangan Manis No17 Yogyakarta (disamarkan)
Usia
: 21 tahun
Status
: Mahasisiwi perguruan tinggi swasta di Yogyakarta
Menyatakan telah bersedia menjadi subjek penelitian yang berjudul “Dinamika Konsep Diri pada Perempuan Dewasa yang Pernah Menjadi Korban Child Abuse (Studi Fenomenologi)” dari mahasiswa dengan identitas sebagai berikut: Nama NIM
: Gayu Wibiyanti 121114037
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Yogyakarta, 19 September 2016 Tertanda
(HL)
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Pengkodean Personal Life Line MV Kategori Peristiwa yang menyenangkan bagi MV
Hasil PLL MV 1. Jadi, kalau gak salah umur terakhir yang aku inget kalo tidak salah umur 4 tahun. Disitu kan grafiknya aku senang karena waktu itu aku pergi liburan sekeluarga, bukan cuma sekeluargaku tapi semua keluarga besarku. Kita pulang semuanya ke Ambon ketemu sama keluargaku disana. Disana aku seneng karen aku bisa ketemu sama saudara-saudaraku disana. Seneng seperti anak kecil yang diajak liburan. Sekalipun disana mengalami banyak hal, aku ilang, dan lain sebagainya. Tapi, senang karena disana itu baru ketemu pertama kalinya jadi opa, omaku, sayang banget bebas melakukan apapun. Bebas. Ditempat opaku kan ada becak kan baru pertama kali kesana jadi baru pertama kali lihat. Jadi seneng bisa main dibawa keliling kompleks dan seneng bisa ketemu sama mereka karena masih kecil. Jadi kalau mau dimarahinpun gak bisa gitu. Jadi ya bebas main naik turun, tempat opaku kan tinggi puncak jadi kita naik dari bawah keatas papa mamaku itu udah gak kuat tapi kita larilarian sampai keatas senadalnya lepas dan lain sebagainya menyenangkan dan lucu. Senang si, senang. Senang tubuhku munyil rambutku kriting lucu. 2. Sampai akhirnya 4 tahun sebelum aku sekolah. Tapi itu pernah waktu kita mau kesana mengalami suatu hal kan kita perginya pake kapal 1 kompleks om,tanteku, sepupuku, semuanya. Trus dikapal tiba-tiba kaya ada orang yang marah di kapal, pada panik tapi karena aku sama sepupu-sepupuku masih kecil kita ketawa-ketiwi aja. Trus semuanya masuk dikamar kapal, sepupuku yang udah pada mulai ngerti (kan umurku masih 4 tahun) dan yang udah besar kn
Kode PLL01pm1
PLL02pm1
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
udah pada ngerti jadi ya takut juga. Tapi menurutku itu tidak menakutkan itu lucu karen lihat orang lari-lari semuanya gitu, itu lucu. Itu adalah moment yang aku ingat karena diabadikan, difoto. Jadi aku bisa ingat kaya gitu. 3. Trus akhirnya masuk sekolah 5 tahun aku udah sekolah di TK 2 tahun. Menyenangkan karena masih main di TK, punya teman, punya sahabat, masih sahabatan sampai sekarang. Ya menyenangkan seneng aja, udah masuk sekolah masuk TK, punya teman sekolah, punya teman baru. Dan senangnya karena tiap pulang sekolah pasti aku diajak pergi main sama tanteku yang jemputin aku. Jadi aku waktu TK itu selalu dijemput sama tanteku. 4. Trus hal lain yang menyengkan ketika aku berumur 5 tahun ketika aku ada di TK aku seneng karena aku merasa aku cucu yang paling disayang sama omaku. Pokoknya dari semua saudara-saudaraku yang ada kalau aku minta apa pasti dikasih bahkan setiap kali omaku pergi ambil pensiunan dan lain sebagainya pasti pasti yang diajak itu aku, setiap kali habis sekolah minggu ada sarapan, sarapannya tinggal sedikit pasti sepupuku rebutan. Tapi itu dibilangnya buat aku dan aku bahagia karena aku yang paling disayang. 5. Kelas 2 aku punya adik. Adiku lahir aku sama adikku bedanya 8 tahun. Senang punya adik baru, waktu adikku lahir aku gak sekolah. Seneng karena aku gak imunisasi. Jadi aku kurang 1 imunisasi. 6. Aku kelas 5. Aku sekolah seperti biasa dari kecil kan aku biasa dituntut untuk harus pintar, harus berprestasi, dalam hal apapun dituntut berprestasi. Sampai hari ini pun juga tetep sama harus berprestasi. Temenku yang dulu waktu kelas 1 bully aku, kita berteman terus kita sama-sama ikut olimpiade. Olimpiade IPA disalah satu Universitas. Senang karena tidak cuma kakaku aja yang bisa, aku juga bisa
PLL03pm1
PLL04pm1
PLL05pm1
PLL06pm1
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bentuk peristiwa child abuse
membangakan. 7. Waktu SD kelas 5 aku sering persami. Seneng karena aku ketemu sama kakak pramuka. Yang masih saudaraku. Aku seneng karena dia baik, dia kakak kelasku dan dia ngajari aku banyak hal. Aku masih SD tapi dia ngajari aku sekolah minggu dan lain-lain. Dan aku merasa senang karena aku merasa ada sosok kakak laki-laki buatku yang njagain aku, karena kakaku cewe. Kakak sepupuku cowok tapi malah melakukan pelecehan sama aku bukan njagain aku. 8. Sampai lulus SMP aku masuk SMA. Aku masuk di SMA terbaik. Aku masuk di kelas pertama. Seneng, seneng banget. Aku masuk SMA kelas 1 langsung punya pacar lagi. Temen-temen berprestasi tapi tetep nakal. Jadi ya.. Imbanglah. SMA sampai akhrinya aku pacaran sama satu anak ini pacarku yang paling nakal. Nakalnya poll. nakalnya nakal banget. Tapi, aku gak ngapain-ngapain sama dia. 9. Bulan april aku belajar mengampuni. Perjalanku semester 4 sampai semester 7 da sedihnya ada senengnya. Tapi, diwaktu-waktu ini aku belajar mengerti prosesnya untuk aku sampai pada apa yang Tuhan mau. 1. Dia yang selalu jemput aku dia yang selalu ibaratnya kaya ngurusin lah. Karena papa mamaku kerja dari aku masih kecil papa mamaku udah kerja. Jadinya aku seringnya sama tanteku pulangnya ke rumah omaku selalu seperti itu. 2. Itu pernah sampai aku merasa seperti itu. Papaku sering anter kesekolah tapi pagi sebelum berangkat kerja anter, tapi papaku dari aku kecil udah sering pergipergi dan memang aku lebih dekat sama omaku sama tanteku. Merasa terabaikan iya, tapi karena waktu itu posisiku TK jadi aku tidak merasa gimana-gimana. Tapi pada waktu aku SD aku merasa seperti itu. Bahkan merasa sangat terbaikan. 3. Aku seneng karena aku punya adik tapi
PLL07pm1
PLL08pm1
PLL09pm1
PLL01bcaNg1
PLL02bcaEA1
PLL03bcaEA1
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
5.
6.
7.
disisi lain aku mulai gak senang. Gak seneng karena hidupku mulai dibandingbandingkan sama kakakku. 8 tahun aku merasakan sebagai anak bungsu sekalipun papa mamaku sibuk tapi aku masih bisa meraskan sebagai anak bungsu. Latar belakangnya kan kakakku waktu masih kecil sering sakit-sakitan makanya papaku perhatian banget sama kakakku. Trus akhirnya aku mulai dibanding-bandingkan sama kakakku. Trus perhatian kakaku juga mulai terbagi lagi udah gak sama aku sepenuhnya. Walaupun memang sebelumnya memang sudah gak perhatian karena sibuk. Tapi sama adikku kan beda. Waktu itu aku ingat banget mamaku mau pergi pakai motor terus aku duduk dibawah, mamahku tidak sengaja atau bagaimana bannya mau kena tanganku kan terus aku bilang “mah bannya mau lindes tanganku”. Mamahku jawabnya “ya udah gak papa kelindes aja” kan aku langsung rasanya tuh mamahku gak sayang sama aku. Mamahku gak sayang sama aku, sedih aku. Aku semakin dimarahin papahku pulang kerja itu udah sore jam setengah 6 kalau gak salah. Aku dimarahin jam 7 aku inget banget itu pas mau belajar jam 7an. Aku dimarahin, aku dipukulin, pake ikat pinggang aku ingat banget diberdiriin di depan kamar aku dipukul pakai ikat pinggang, kakakku belajar dikasur. Aku ingat banget gak akan lupa aku. Trus papahku tanya “kamu kenapa kaya gitu?” trus aku bilang kejadiannya. Tapi aku cerita kejadiannya bukannya malah aku dibelain, tapi malah semakin disalahkan. Karena bilangnya “Cuma diomongin dibilang kaya gitu aja langsung kaya gini”. Aku dimarahin, aku dipukuli, aku gak jadi belajar, aku masuk aku tidur. Pulang-pulang aku dilaporin mamahku marah aku dipukulin, papahku pulang aku dipukulin. Trus aku disuruh janji tidak
PLL04bcaEA1
PLL05bcaPA1
PLL06bcaPA1
PLL07bcaPA1
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan kaya gitu lagi. Itu yang terakhir kayanya aku mencoba untuk bunuh diri tapi bukan yang terakhir luka hatiku karena aku merasa tidak dianggap didalam keluargaku sendiri. 8. Ketika aku SD aku main keluar sama kakaku biasanya kan yang dimarahin kakak ya tapi ini malah kakaku gak dimarahin malah aku yang dimarahin. Mamaku tidur trus kita main, mamaku keluar malah aku yang dipukulin kakaku engga trus aku disuruh masuk kamar. 9. Waktu itu gak ada 1 orangpun dirumah. cuma kita ber3 dan kakaknya dia yang nomor 2 yang cowok. emmm (jeda berapa detik) habis itu masih sementara main. Itu papa mamanya juga gak ada. Terus gak tau (agak terbata-bata) intinya aku titik mengalami sesuatu yang tidak enak dalam hidupku sebagai seorang anak kecil gitu lho. Pertamakali aku mengalami pelecehan seksual (jeda lumayan lama). Main.. ceritanya kita main, terus tiba-tiba kakaknya keluar dari kamar. Kakaknya suruh adeknya keluar, adeknya jawab “kemana kita masih main?”. Trus kakaknya jawab “keluar, nanti habis itu sama kalian lagi”. Baru kita main lagi. Habis itu ya udah, karena dia kakak cowo kita taunya ya cuma main. Jadi tinggal aku sama kakaknya. Aku tidak bisa menceritakan secara detail kejadiannya. Pokoknya dia melakukan hal yang tidak wajar. Aku sadar ini salah. Sekalipun aku masih kecil tapi aku mengerti. Mengerti karena aku nonton tv liat diberita. Aku inget banget waktu itu jamannya berita kasus pelecehan anak perempuan sama kakek-kakek aku inget banget. Aku ngerti kalo ini salah dan aku gak mau tapi aku gak bisa ngapa-ngapain (jeda lumayan lama dan diulang-ulang hampir 5 kali). Usia kakaknya itu 12 atau 13 tahun. Sampai akhirnya dia yang suruh aku keluar sendiri. 10. Aku mengalami pelecehan secara fisik.
PLL08bcaPA1
PLL09bcaSA1
PLL10bcaSA1
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11.
12.
13.
14.
Aku gak ngerti ya dalam hatikupun seringkali aku bertanya aku perempuan tapi aku sudah mengalami pelecehan secara fisik… (jeda beberapa waktu) yah.. bisa diartikan sendiri. Gak berhenti sampe situ. Diusia yang sama aku mengalami pelecehan lagi dengan orang yang beda. Aku pernah mengalami pelecehan yang sama. Secara fisik.. sepupuku juga hari minggu juga, Usianya lebih tua dari yang sebelumnya dan dia perempuan. Kalau aku waktu itu 10 tahun berarti 14 atau 15 tahun. Dan aku gak bisa ngomong sama siapa-siapa. Sama yang kedua itu dibilang gak boleh ngomong sama siapa-siapa. Kalau aku ngomong pasti dia kena dan aku juga kena. Walaupun aku korban juga aku kena. Dan waktu itu 2 kali dalam waktu yang berbeda dia melakukan itu. Kaya gitu umurku sampai 10 tahun. Aku juga dulu pernah dikunci dikamar mandi umur 7 tahun, karena waktu itu mau natalan aku di rumah sama kakak sepupuku tapi dia itu udah umurnya jauh. Gak tau dia kesel atau gimana, aku dimasukin kamar mandi. Keluar-keluar dari kamar mandi aku dimarahin, dipukulin, tapi sebelum dimasukin kamar mandi aku diguyur. Jadi dikamar mandinya basah, baru dikunci. Trus pas aku dikeluarin lagi aku dimarahin, disuruh ganti baju, disuruh tidur, trus aku dilaporin sama orangtuaku aku dimarahin lagi. Aku sedih aku nanggis tapi ya udah aku udah kebal. Karena dalam hatiku memang sudah tertanam kalau aku tidak disayang sama orang tuaku. Masuk SMP kekecewaanku sama papahku bertambah. Karena papaku selingkuh. Selingkuhnya itu ya gitu cuma depandepanan rumah. Selingkuhnya itu brutal karena maksudnya imbasnya gede banget, adiku sampai sekarang gak tau karena disembunyiin. Papahku selingkuh, jadi
PLL11bcaSA1
PLL12bcaPA1
PLL13bcaNg1
PLL14bcaEA1
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15.
16.
Respon terhadap peristiwa child abuse
1.
2.
3.
posisinya papahku pas lagi diluar kota, trus tiba-tiba malam-malam rumahku itu digedor-gedor gak tau.Trus tiba-tiba pas paginya kamu di telfon terus yang angkat telfon itu aku. Diomongin mau ngomong sama mamaku. Aku gak tau sebelumnya, tapi pas mamahku ngomong kk suasana rumah jadi gak enak. Itu posisinya pas mau liburan. Iya. waktu itu aku sudah diantar kesekolah tapi sebelumnya dari rumah aku udah gak mau sekolah ngambek gitu terus sampai sekolah aku gak mau turun dari motor dimarahin akhirnya papaku bawa pulang aku terus sampai rumah aku langsung dimarahin lagi, dipukul, trus aku diikat dipagar jadinya marah papaku katanya besok ga usah kesekolah lagi nanggis terus aja disini. Sampai akhirnya papaku lepasin aku. Waktu itu semua orang pergi dan aku di rumah sendirian, anak kecil kan penakut. Aku takut tapi ya gak bisa ngapa-ngapain. papa mamaku tetap pergi sama kakak dan adekk, tapi aku di rumah sendiri itu siangsiang jadi aku cuma tinggal didalam kamar aja gak berani keluar. Jadinya aku seringnya sama tanteku pulangnya ke rumah omaku selalu seperti itu. Jadi, sebelum berangkat bajuku itu sudah ditaroh ditempat omaku. Pulang sekolah dijemput tanteku, makan mie ayam, makan apa, diajak main, pokoknya sepulang sekolah pasti diajak tanteku beli sesuatu. Dan aku bahagia. Sama kakaku mulai dibandingbandingkan. Sampai akhirnya beberapa kali aku mau mengakhiri hidupku. Anak kecil sudah berpikir mau mengakhiri hidupnya. Sebelumnya karena memang aku sudah dibanding-bandingkan. Akhirnya pas dikejadian itu aku marah dan aku pengin bunuh diri aku pengin mati aja. Kalau gak aku mau pergi kemana pokoknya aku gak mau di rumah lagi. Aku marah, aku sedih,
PLL15bcaPA1
PLL16bcaEA1
PLL01-1rpca1
PLL02-3rpca1
PLL03-4rpca1
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aku gak dianggap di rumah,aku gak disayang yang dipedulikan cuma kakakku, cuma adikku aku gak suka jadi anak tengah. 4. Waktu itu aku bener-bener pengin bunuh diri. Bener-bener pengin bunuh diri waktu itu. Jadi waktu aku masih kecil gak hanya dijagain sama tante sama omaku tapi kaya ada pengasuh gitu yang jagain aku di rumah buat ngasuh kami. Nah pengasuhku itu sama kakaku nahan gak boleh kaya gini. Pas mamahku pulang itu dilaporin 5. Gak cuma sekali aku mau bunuh diri, beberapa kali. Ketika aku sama kakakku ceritanya itu siang. Siang, siang aku sama kakaku di sumur. Kita di sumur di dalam rumahku itu mutar musik, yang muter musik itu bukan aku. Tapi, aku yang disuruh matiin aku gak mau tapi aku yang dimarahin. Karena aku udah kesel juga sama kakaku karena faktor dibandingbandingkan. Aku memang dari dulu waktu masih kecil sering berntem sama kakakku. Kita selalu diberikan hal yang sama, selalu disama-samakan. Makanya aku paling tidak suka ketika aku disamasamakan dengan orang lain. Akhirnya aku kesel waktu aku kesel bukannya mereka baik, malah aku diketawain. Posisinya aku udah mau disumur mau nyemplung. 6. Sepupuku diluar mereka tanya kamu habis ngapain gak mungkin aku jawab. Gak bisa aku cerita, habis itu aku pulang. Tapi itu terngiang-ngiang aku mau ngomong tapi aku takut. Aku takut karena dia sepupuku, aku takut karena gimana si aku perempuan ih…. gimana ya… tidak bisa aku ceritakan….. (penekanan mendalam). Tak sanggup aku untuk cerita. Habis itu aku menyimpan semuanya sendiri. Setiap kali aku ketemu sama dia, waktu awalawal, waktu baru-baru setiap kali aku lihat dia, dia lihat aku dia pasti menghindar. Menghindar dalam arti bukan langsung pergi. Tapi kaya pandangannya langsung berbalik dan aku juga karena aku takut
PLL04-4rpca1
PLL05-5rpca1
PLL06-9rpca1
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(diulang 3 kali), aku benci, semuanya jadi satu. (jeda beberapa waktu). 7. Orang biasa lihat diluar ya, orang liat diluar biasa aja orang waktu SD aku juga biasa-biasa aja. Main, bersikap wajar. Tapi, gak ada satu orangpun yang tau bagaimana hatiku dan apa yang terjadi dalam hidupku. Dan kalau aku ingat aku menyangkal, aku gak trima, aku sedih, aku merasa tidak layak, berdosa, terlalu kotor, susah untuk menerima semuanya. Bahkan sampai hari inipun aku masih gak percaya. Walaupun aku sudah mengampuninya tapi terkadang aku gak percaya. 8. Aku SMP aku mulai mengenal pacaran dan seneng punya temen baru, seneng punya pacar baru. Karena latar belakangku yang seperti itu aku mengalami pelecehan dan lain sebagainya. Temen-temen SMPku sejak SDnya sudah nakal, Jadi, SMPku bukan SMP terbaik, ya SMP biasa, anakanaknya nakal dan aku terkontaminasi dan sejak SMP aku mulai mengenal pornografi dan lain sebagainya, mulai mengenal video porno dan lain sebagainya. Semakin lama semakin masuk lebih dalam, tapi tidak ada satu orangpun yang tau, di rumah papa mamaku gak tau karena di rumah dituntut baik. Dirumah aku tetep keliatan baikbaik, tapi diluar aku nakal. Seneng si, seneng nakal, Orang-orang diluar menerimaku ketika aku nakal, kalau aku nakal di rumah kan gak diterima. Kalau aku baik di rumah aku gak diterima. Jadi aku nakal aja, nakal sama temen-temenku, tapi tetap berprestasi biar orang tuaku tetep seneng. Pacaran, tapi aku pacarannya tetep pacaran sehat kok, walaupun aku porngrafi tapi aku pacaran, tetep pacaran sehat. 9. Udah biasa aja, sampai sore mamahku lagi ngobrol didalam rumah sama keluargaku. Sekalipun aku merasa tidak
PLL07-9rpca1
PLL08rpca1
PLL09-14rpca1
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disayang sama keluargaku, aku paling gak bisa liat mamahku nanggis. Aku paling tidak suka dan paling tidak bisa melihat mamahku menanggis, itu rasanya terlalu sakit. Aku bilang mamahku udah tidur, tapi malah aku yang diancam. Bilang sama mamahmu kalo tidak bisa ngomong sama saya, pokoknya papahmu mau dibunuh. Papahku dijual ke dia, habis itu mamahku bilang sama dia. Habis itu mamaku nanggis kan. Mamahku nanggis trus aku langsung bangun. Mamaku cerita-cerita kan posisinya adikku masih kecil jadi dia gak ngerti apa-apa. Trus aku langsung bangunin kakaku aku cerita sama kakakku, trus tanya-tanya kan. Malamnya itu mati lampu hujan, trus mamaku itu pergi. Pulang-pulang mamaku pergi itu mamaku nanggis sepanjang malam. Dan aku gak bisa tidur, gimana aku mau tidur orang mamaku nanggis-nanggis. 10. Setelah itu aku diem-dieman sama papahku.karena banyak hal yang membekas dihatiku gak cuma karena papaku kaya gitu, gak cuma dari kecil aku biasa dipukul, mengalami pelecehan dan lain-lain. Tapi juga karena dari kecil aku biasa didik disiplin, keras. Opaku dari keluarga militer, jadi aku didik dengan cara yang keras seperti militer. Papahku itu baik, gak gimana-gimana jadi terlalu disiplin jadi takut kita. 11. Itu luka yang membekas didalam hatiku, kelas dua SMP kelas 3 SMP aku masih tetap dengan kehidupanku yang berprestasi dan nakal. Aku punya kepribadian yang beda-beda. di rumah gimana diluar gimana. dengan tetap seperti yang dulu aku tetep masih seperti yang dulu, luka pelecehanku juga masih aku simpan dihatiku. Tetap kusimpan dihatiku ketika ingat semuanya cuma bisa ngrasa. Oh…Tuhan aku terlalu berdosa. Ih jijik sekali aku untuk melihat diriku sendiri. Bahkan ketika aku pacaranpun
PLL10-14rpca1
PLL11rpca1
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu jaman SMP aku pernah berpikir sekalian aja aku rusak-rusak sekalian gitu lho, sekalian aku rusak-rusak sekalian. Aku dilecehkan bukan cuma sekali ya udah sekalian aja, rusak-rusak sekalian. Tapi, tidak sampai seperti itu. Trimakasih Tuhan. 12. Aku jalan SMA hidupku tetep gitu-gitu aja si, aku tetep nakal, aku tetep berprestasi, makin nakal, sempat gontaganti pacar, sempet balikan lagi sama pacarku, frustasi. Semua kenakalan remaja lah. Kelas 3 SMA makin nakal. Ujian nasional nyontek suatu hal yang sangat biasa, bagi-bagi jawaban itu adalah hal yang terlalu mudah. Sampai akhirnya lulus SMA kita acara pelepasan, biasalah sama temen-temen minum bir, dan lainlain. Biasalah kenakalan remaja. 13. Masuk kuliah pelan-pelan hidupku mulai berubah. Kenakalan-kenakalan remaja mulai sedikit menurun. Agak sedikit baik, secara sikap tapi secara hati sama aja masih terluka. Mengalami proses seneng, sedih. Pertama kali aku masuk kuliah kejadian pertama yang aku alami ketika aku kuliah ketika aku harus jatuh masuk rumah sakit, masuk ICCU dan lain sebagainya. Itu yang membuat aku menjadi semakin baik karena aku masuk PMK (persekutuan mahasiswa Kristen). Peristiwa lain yang 1. Aku masuk SD. Pertama kali aku masuk tidak menyenangkan SD aku kelas 1. Aku sudah mengalami hal yang gak enak juga. Itu mulai aku merasakan hal-hal yang tidak enak dalam hidupku. Aku dibully sekelas. Baru kelas 1 SD aku udah dibuli sekelas. Pertama yang ngebuli itu ketua kelasku sampai akhirnya 1 kelas itu ngebuli. Dan pasti itu nanggis harus lapor ke walikelas. Benerbener sampai nanggis di bully banyak hal. Sampai aku inget banget posisiku itu udah duduk dari paling belakang sampai pindah duduk dipaling depan pojok sebelah kiri deket tembok karena dibully habishabisan. Gak mau keluar kelas. Gak bisa.
PLL12rpca1
PLL13rpca1
PLL01plm1
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Aku putus sama pacarku, aku putus garagara.. aku sedih ya,, putus karena pacarku selingkuh. Aku SMP tapi pacarku itu SMA. Jadi, dia pacaran sama temennya. Sedih sih, tapi ya udah. Sedih, karena aku seneng bareng-bareng. Mengalami masamasa SMP yang dipalakin sama kakak kelas. Tapi ya gak papa karena temantemanku juga banyak. 3. Setelah SMA kejadian yang menyedihkan 4 keluargaku meninggal bersama karena banjir bandang, sempat hilang beberapa hari tapi ditemukan tapi ya sudah meninggal. Ya udah gimana lagi mencoba menerima kenyataan. Anaknya yang masih hidup itu paling dekat sama aku jadi ya aku sedih, tapi ya bagaimana hidup itu terus berjalan. 4. Masuk semester 4 hatiku kembali terluka karena papaku selingkuh gak ada seorangpun yang tau kecuali aku sampai dengan hari ini. Aku gak tau pasti udah selesai atau belom. Tapi yang aku tau aku berdoanya sudah selesai. Tidak ada satu orangpun yang tau jadi posisinya aku di rumah papahku ulangtaun aku di rumah, aku seneng banget, aku semangat banget mau kasih surprise. Tiba-tiba aku denger papaku terlfonan tapi telfonannya tidak biasa. Sampai akhirnya papaku kekamar mandi, aku kepo hpnya. Ternyata bener. Aku gak jadi kasih kejutan aku masuk kamar aku nanggis. Aku minta balik kejogja tanggal 7 januari. Tapi gak dibolehin akhirnya aku balik jogja tanggal 8. Setiap kali papaku terlfon gak mau tak angkat, setiap kali nonton film yang lagunya ayah aku gak mau denger.
PLL02plm1
PLL03plm1
PLL04plm1
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengkodean Personal Life Line HL Kategori Peristiwa yang Menyenangkan bagi HL
1.
2.
3.
4.
Bentuk peristiwa child abuse
1.
Hasil PLL HL Setelah saya umur 6 tahun masuk SD. Itu saya senang karena orang tua saya beli baju baru masuk SD. Disitu saya senang banget. Pas diumur 10 tahun saya senang karena bisa ikut lomba, lomba matematika. Disitu saya dapatkan dapat teman, dapat juara dikasih uang, dikasih hadiah betapa senangnya luar biasa disitu. Tapi seiring berjalanya waktu. saya juga lebih senang orang tua bisa ngajarin pergi berkebun, nanam cabe, tomat, atau apapun senangnya lebih.. Setelah itu saya masuk SMA. Disitu saya senang banget bertemu dengan teman yang banyak bisa dapat mahasiswa bisa pergi kegreja itu diumur 15 tahun. dan diumur 17 tahun. Lalu saya masuk kuliah saya merasa senang karena banyak teman dari berbagai macam daerah, dapat nilai yang bagus, saya merasa senang. Lalu saya mulai merasa senang lagi karena saya mulai aktif kembali kuliah, bisa pelyanan di greja, berdoa bersama teman-teman di kampus saya. Tapi, saya tetap tidak bisa mengampuni om saya. Sulit rasanya, hanya saja saya berusaha untuk bisa mengampuni om saya dan menerima diri saya sendiri. Sampai umur 12 tahun masuk SMP, tapi disitu pas masuk SMP saya sangat sedih karena saya dimarahi, gak boleh sekolah, dimaki, dituduh curi uang, dipukul. Bahkan, kepala saya sampai berdarah dipukul sama istrinya omku, karena waktu itu saya tinggal dengan om saya. Sering dipukulin satu minggu itu hampir 2 atau 3 kali dipukul selama saya SMP. Itu dipukulnya gara-gara harus masak, harus pergi berkebun, karena saya memilih untuk kesekolah dan dimaki, dipukul.
Kode PLL01pm2
PLL02pm2
PLL03pm2
PLL04pm2
PLL01bcaPA2
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Respon terhadap peristiwa child abuse
2. Disitu saya juga lebih merasa sedih karena om saya melakukan hal yang sebenarnya tidak pantas dia lakukan kepada saya, yaitu pelecehan seksual secara fisik. Disitu saya benar-benar sedih. Pas pelecahan saya diumur 13 tahun. Posisi saya dirumah sendirian, lalu om saya dekat rumah saya itu main kerumah. Tengah malam dia masuk kamar saya dan pintu rumah dikunci, lalu dia melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada saya. 3. Saya juga sangat sedih dimarahin, difitnah, gak dikasih makan, dihukum selama 2 hari tidak dikasih makan karena saya tetap memilih untuk kesekolah. Sama tanteku istrinya omku. Orang yang sama yang dulu melarang aku kesekolah. Hal yang saya lakukan adalah pergi ketetangga minta nasi, pergi kekebun makan buah 4. Setelah itu saya harus batal kuliah cuti selama satu semester karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Saya harus di rumah selama 1 semester. Waktu saya dirumah saya tambah merasa sedih karena om saya kembali melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada saya.Waktu itu sedang ada pesta ditempat keluarga saya. Lalu, saya tidak suka datang kepesta saya memilih tetap di rumah menjaga adek saya yang masih kecil. Ditengah-tengah malam om saya masuk kerumah membawa kunci, dia kunci semua pintu rumah. Dia masuk kekamar saya dan dia kunci pintu kamar saya. Lalu dia melakukan pelecehan secara fisik lagi sama saya. 1. Hal itu benar-benar membuat saya merasa benci dengan om saya. Kemudian saya memutuskan untuk pergi menjauh dari om saya dengan tinggal bersama saudara saya. Karena kalau saya tinggal di rumah, saya tidak mau bertemu dengan om saya lagi, saya
PLL02bcaSA2
PLL03bcaNg2
PLL04bcaSA2
PLL01-2rpca2
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
benci, saya takut. 2. Waktu itu saya tidak tinggal di rumah karena saya takut bertemu dengan om yang melakukan pelecehan sama saya, karena dia tinggal didekat rumah saya dan berteman dekat dengan orang tua saya. Tapi, saya tinggal dengan om saya yang satunya dia juga orang yang jahat yang suka pukul saya, yang suka maki saya. Bukan cuma tante saya yang suka mukulin saya tapi om saya juga. 3. Disitu saya makin benci kepada om saya. Saya benci sekali. Saya tidak bercerita kepada siapapun juga saya simpan sendiri karena saya takut kalau papa saya tahu dia bisa bunuh om saya dan hubungan keluarga kami yang tadinya sangat dekat menjadi tidak baik.
PLL02-3rpca2
PLL03-4rpca2
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Pengkodean Hasil Wawancara MV Kategori Bentuk child abuse
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hasil Wawancara MV Kode Pertama kali yang aku pikirkan tidak WW101bcaEA1 disayang. Tidak disayang, tidak diharapkan, aku ada ditengah-tengah mereka jadi orang yang tidak diharapkan. Aku gak ada juga gak pengaruh.Yang aku pikirkan aku diciptakan tapi tidak berguna. Tidak berguna, tidak disayang. Tentang orang tuaku papa mamaku jahat. Takut salah. takut dimarahin, takut WW402bcaPA1 dipukulin, takutnya sama papahku sama mamahku. Bahkan mau ngapangapain takut salah. Mau becandaan sama kakakku aja aku takut. Karena aku becandaan sama kakakku tapi kalau sampai kakakku kenapa-napa nanti aku dimarahin lagi, nanti aku dipukulin lagi. Misalnya ya.. sesimpel aku mau WW403bcaPA1 jajan, tapi aku gak dibolehin jajan. Aku akan pergi sama sepupuku. Aku pergi sama sepupuku, ditanya mau kemana, aku bilang mau main sama sepupuku, karena kalau aku ketahuan aku jajan aku dimarahin. Dan pernah, ketahuan dan aku dipukulin. Aku dipukulin. Aku inget masih ada kakakku. Kakaku liat aku dipukulin, dimarahin sama papahku. Udah… karena udah dipukulin mau ngapain lagi. Nanggis… Cukup berpengaruh, takut banyak hal. Aku cuma tau aku dimarahin dan WW504bcaNg1 cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. Aku pernah hanya karena ambil WW705bcaNg1 minyak tanah tumpah, aku dipukuli. Sampai aku rasanya pengin membakar diriku sendiri. Tubuh itu penting berarti, kalau WW22i06bcaPA1
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
8.
Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah mengalami pertama kali
1.
2.
3.
4.
5.
Gambaran Konsep diri setelah mengalami
1.
dipukulin sampai ada bekasnya kan kalau dilihat gak enak. Dibetis. Dipukulin pakai ikat pinggang sama rotan. Gak cuma sekali aku dipukul sama ikat pinggang dan gak cuma sekali aku dipukul sama rotan. Iya… mm… waktu aku mengalami pelecehan yang kedua dan yang ketiga aku mengalami pelecehan dari kakakku sendiri dan itu perempuan. Ya dia melakukan… Memaknainya ya seperti pandanganku diawal aku gak berguna, papaku pilih kasih. Aku tidak memaknai dalam karena aku masih kecil. Aku cuma tau aku dimarahin gak boleh ini gak boleh itu. Aku cuma tau aku dimarahin dan cuma melakukan apa yang mereka minta kalau gak aku dipukuin gitu. Sedih. Sedih.. Marah.. Tapi gak bisa marah sama siapa-siapa. Jadinya, sedih, marah kecewa, (jeda lumayan lama) pengin mati aja. Yang aku rasakan seperti itu ujung-ujungnya pengin mati aja. Sedih, bahkan tidak bisa menerima diriku sendiri mungkin. Jelas berubah, mau ngapa-ngapain jadi lebih takut. Pasti.. Mau ngapangapain jadi takut. Ya.. hati-hati maksudnya bersikap bertindak melakukan apapun mikirmikir gitu lho. Bahkan, sembunyisembunyi, bohong, mau ngapain bohong. sembunyi.. sembunyi Tidak ada. Karena apa yang aku alami jadi aku memaknainya seperti itu, tak ada yang mendukung. Oh ada…. Sinetron. Semakin hari pikiran bahwa papa mamaku tidak sayang sama aku itu semakin dalam. Setelah mengalaminya berulang-ulang yang aku
WW2207bcaPA1
WW9a08bcaSA1
WW501pcap1
WW202pcap1
WW403pcap1
WW404pcap1
WW605pcap1
WW701gkda1
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
child abuse
2.
3.
4.
5.
pikirkan… ya gitu.. mereka gak sayang sama aku, aku pernah menulis aku cuma ada diciptakan tapi gak berguna, gagal gitu lho. Termasuk pelecehan. Semakin berdosa dan tidak berguna. Ya aku semakin merasa kalau berdosa sekali aku. Berdosa sekali. Tidak layak, mati aja. Iya aku korban aku yang diperlakukkan seperti demikian. Plis. come on. Aku perempuan aku diperlakukan seperti demikian. Aku jijik dengan orang yang melakukan itu sama aku tapi ya aku jijik sama diriku sendiri. Sekalipun aku korban tapi kesucianku pie. Itu yang aku pikirkan. Aku takut, yang pertama jelas waktu aku mengalami itu aku takut aku berdosa. Aku takut mengalami itu, aku takut berdosa. Walaupun memang aku berdosa. Aku takut ngomong sama orangtuaku. Aku takut sama, bahkan sama sepupu yang sebelumnya ada sama aku, dan bahkan sama orang yang melakukan hal itu sama aku. Aku takut sama itu semua. Aku pengin ngomong, pengin laporin sama orang tuaku tapi kalau aku ngomong pasti nanti aku dimarahin. Pasti aku yang akan bakal dimarahin lagi. Aku yang akan bakal dipukulin lagi. Pasti orang tuaku gak percaya sama aku kalau aku ngomong kaya gitu. Jadi, semakin takut, semakin merasa berdosa. Semakin merasa bersalah, semakin merasa ih anak cewe tapi diperlakukan seperti itu… kesuciannya ihh… gitu… Sama orang lain aku sering minder, aku sering minder. Sama papa mamaku jelas aku kecewa berat. Sama orang-orang disekitarku aku jadi orang yang susah percaya sama
WW702gkda1
WW703gkda1
WW804gkda1
WW705gkda1
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang lain. Sama diriku sendiri aku tetap tidak bisa menerima diriku, karena aku sering dipukulin, karena aku merasa aku ditolak, ditambah lagi aku mengalami pelecehan. Aku semakin tidak bisa menerima diriku sendiri. 6. Terhadap orangtuaku tidak boleh melawan. Soalnya kalau melawan nanti semakin marah papahku. Jadinya nanggis-nanggis aja semakin dimarahin, disuruh ngomong gak bisa ngomong. Jadinya, udah masuk kamar. 7. Setelah aku mengalami pelecehan yang kedua dan ketiga aku masuk ke video porno semuanya terangsang diotakku, temen-temenku seperti demikian yang diceritakan setiap hari seperti itu. Aku dulu waktu SMP lebih sering main sama cowo. Waktu SMP aku sering main sama cowo bahkan teman-temanku SMP cowo semua, cewe cuma teman sebangku. Tapi ya gitu mereka ngomong tentang seks dan yang lainnya biasa gitu lho. Dan akhirnya ya itu karena aku pernah mengalami semuanya terekam dalam otakku dan semuanya merangsang. Ya gitu mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan. Aku mastrubasi setelah aku mengalami pelecehan karena pelecehanku yang aku alami seperti demikian. 8. Kalau mastrubasi itu dampak setelah aku mengalami pelecehan ya… kalau aku minum, dugem.. Semua kenakalanku itu dampak untuk aku mengungkapkan semua emosiku ketika di rumah dan aku merasa ditekan, aku merasa semua penolakan ketika aku dimarahin, aku dipukulin ya iya…. ketika aku minum ketika aku dugem, ketika aku ngerokok, aku ngerti itu semua salah
WW306gkda1
WW9c07gkda1
WW908gkda1
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah dewasa
1.
2.
3.
4.
tapi mending aku jadi anak nakal. Waktu aku melakukan itu rasanya…. waktu itu ya ketika aku melakukan itu, aku rasa seneng. Rasanya ya udah rasanya ini aku… ini aku, waktu aku bisa mengungkapkan emosiku dengan semua itu aku ngrasa ini aku, aku bisa. Aku tidak memaknai apapun, karena sudah terjadi berulangkali aku gak tau aku harus memaknai apa. Yang aku tau aku harus mengalaminya berulang-kali yang artinya aku semakin berdosa. Balik lagi, aku memaknai itu semua sebagai perjalan hidupku. Aku memaknai itu sebagai didikan yang mengajariku. Jadi dari kecil aku tau itu rasanya kaya gimana… Kalau aku ingat ya aku memaknainya kalau aku dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku memaknainya gak seperti sekarang. Aku memaknainya kalau dulu gak mengalami kekerasan mungkin aku bukan jadi orang yang bisa menghargai orang lain. Mungkin, karena ya dari situ aku belajar buat bisa menghargai orang lain. Menghargai papaku menghargai mamaku, menghargai kakaku. Menghargai semuanya, menghormati orang lain. Memaknainya secara keseluruhan semua yang terjadi, semuanya kekerasan, termasuk pelecehan, kenakalan, memaknai semuanya sebagai bagian dari hidupku. Memaknai itu semua untuk mengajariku, aku melihat itu semua untuk mengajariku dan mendidiku sampai dengan hari ini. Iya mengajariku, mendidikku sampai dengan hari ini. Gak enak tapi itu mengajariku untuk bisa berjalan sampai hari ini. Iya kan waktu masih kecil suka
WW1101pcad1
WW17a02pcad1
WW17b03pcad1
WW704pcad1
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambaran konsep diri setelah dewasa
1.
2.
3.
4.
nonton sinetron aku. Sinetron kan kaya gitu papa mamaku jahat. Tapi itu memang kenyataan. Sekarang pendapatku itu bagian dari cerita hidupku, itu bagian dari cerita hidupku.. Yang mengajariku dan membentukku untuk aku jadi orang yang kuat.. untuk aku jadi orang yang, apa yang aku alami dimasa lalu itu yang mengajariku untuk aku bisa ada sampai hari ini. mengajariku banyak hal, sangat banyak untuk aku bisa bertahan didalam kehidupan sampai hari ini. Pendapatku tentang apa yang aku alami dulu, dulu gak enak. Sampai sekarang kalo diinget keblakang juga terlihat gak enak, ceritanya juga memang gak enak.. Tapi ya aku bersyukur aku pernah mengalami hal itu. Banyak hal tidak bisa diungkapkan semuanya. Kalau aku lihat kehidupanku sekarang ya… belum tentu kalau hidupku dulu baik-baik saja trus sekarang hidupku kaya gini akan terus seperti ini. Sekalipun aku merubah masa lalu, bisa saja kalau hidupku masa lalu baik-baik saja tapi hidupku sekarang malah rusak. Ya mending hidupku dulu rusak daripada sekarang, dan sekarang hidupku jadi begini. Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang, aku menerima hidupku yang sekarang dan aku menerima hidup masa laluku yang dulu. Pelajaran yang bisa aku ambil dari pengalaman kekerasan anak adalah ya itu tadi yang aku bilang. Sampai hari ini aku akan sangat berhati-hati ketika ketemu sama orang, baik itu orang baru maupun orang lama. Apalagi kalau aku jalan sendiri, tapi aku sering jalan sendiri berpergian sendiri. Jadi orang yang berhati-hati.
WW1301gkdd1
WW1402gkdd1
WW1403gkkd1
WW1604gkdd1
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
6.
7.
Faktor-faktor
1.
Pelajaran ya.. menurutku itu pelajaran karena ya aku harus hatihati sama orang.. Pelajarannya mengalami kekerasan mm.. semua orang punya cerita hidupnya masing-masing dan itu cerita hidupku. Aku menerima diriku, aku belajar menerima diriku sekalipun dulu waktu aku masih kecil, aku menerima kekerasan, aku merasa aku ditolak, dan lain sebagainya. Belajar menerima diriku, belajar menerima orang lain juga, belajar untuk tidak memaksakan kehendaku sama orang lain. Belajar mengampuni, yang paling sulit adalah belajar untuk mengampuni dan menerima diriku. Aku sudah bisa mengampuni dan menerima diriku. I’m fine. Iya.. Aku baik-baik saja. Dan aku merasa hidupku berharga dan aku percaya hidupku berharga. Karena aku berharga, karena aku tidak diciptakan untuk sebuah kegagalan ataupun dari sebuah kegagalan. Hubunganku dengan keluargaku tetep baik. Ya iya masa aku mau marah sama papa mamaku dan aku menunjukannya didepan mereka. Kalau dulu ma aku berontak tapi ya aku tetap dengerin. Tapi, sekarang ya baik sama papa mamaku ya baik. Kalau mau dibilang dekat sama mereka ya aku dekat, walaupun gak deket banget tapi ya bisa dibilang dekat. Kalau sama keluargaku sepupuku gitu tetap baik. Mau bagaimana orang yang namanya keluarga ya tetap keluarga. Ya gitu lah. Maksudnya say hay gitu-gitu.. kalau dulu mah aku takut ketemu mereka tapi kalau sekarang biasabiasa aja. Yang pertama yang bisa membuat
WW1605gkdd1
WW2506gkdd1
WW2607gkdd1
WW1801ffkdd1
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembentuk konsep diri
aku mengalami hal seperti ini adalah karena aku mengalami Tuhan Yesus sendiri dalam hidupku. Karena aku mengalami sendiri perjumpaan dengan Tuhan Yesus dalam hidupku. 2. Hal yang lain yang bisa mendukungku sehngga aku dapat memaknai semuanya seperti saat ini adalah komunitas yang ada bersamaku saat ini. Mereka yang membantuku untuk aku keluar dari setiap intimidasi yang ada dijaman dahulu sampai akhirnya aku bisa memaknainya sebegitu rupa sampai sekarang. Hal yang lain yang bisa mendukungku sehngga aku dapat memaknai semuanya seperti saat ini adalah komunitas yang ada bersamaku saat ini. Mereka yang membantuku untuk aku keluar dari setiap intimidasi yang ada dijaman dahulu sampai akhirnya aku bisa memaknainya sebegitu rupa sampai sekarang. Memaknai semuanya itu karena kehidupanku sekarang seperti ini, karena aku mengerti untuk apa aku hidup sekarang. Karena ada orang-orang yang ada disampingku saat ini. 3. Komunitas yang membantu aku mengetahui kebenaran, komunitas yang mendobrak pikiran-pikiran intimidasi, komunitas yang memulihkan hatiku, komunitas yang dapat membuat aku mengenal Tuhan lebih. 4. Ketika aku berada dalam komunitaskomunitas yang tadi aku bilang membawaku dalam kebenaran. Dan dari mentorku sendiri. Dari mana kan? ya dari situ, dari Tuhan dari kebenaran firman Tuhan yang aku baca, dari orang-orang yang aku lihat, dari cerita hidupnya orangorang yang aku dengar yang masuk kedalam hati dan pikiranku, yang
WW1802fkdd1
WW1803fkdd1
WW1804fkdd1
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kondisi Fisik MV (Aspek Fisik)
1.
2. 3.
4. 5.
6.
kemudian ya itu merubah pikiranku, merubah pandanganku, merubah banyak hal dalam hidupku. Iya aku menjadi korban. Tapi kan kalau aku dibegituin aku tetap berdosa. Ya aku korban tapi kan aku yang diperlakukan seperti demikian ya tetap aku berdosa. Biasa aja layaknya seorang anak. Mungkin menurut orang tuaku aku lebih kuat daripada kakakku, karena aku waktu kecil sering sakit tapi gak sesering kakaku. Jadi aku dianggap lebih kuat. Lebih strong, secara fisik waktu masih kecil aku juga kaya anak cowo gitu lho. Tomboy. Jadi gitu, karena dari kecil ya papaku ini kalau misalnya kemana mau beli apa atau apa dikasihnya mainan cowo. Jadi kaya cowo, mungkin mereka meganggap aku lebih strong lebih kuat. Aku tomboy. Biasa aja. Gak tau. Gak. Menurutku biasa aja penampilanku. Sekarang juga biasa aja. Kenapa aku mengalami pelecehan secara fisik ya… padahal disitu ada tiga orang. Yang duanya pergi tinggal aku yang mengalami hal itu. Gak tau kenapa bisa aku. Mungkin karena aku lebih cantik. Tidak ada sesuatu yang bagaimanabagaimana aku berpakaian normal penampilanku secara fisik menurutku ya biasa aja. Biasa saja menurutku tapi kalau masalah kecantikan gak tau si. Aku gak tau kenapa aku. Padahal penampilanku kaya anak cowo tomboy tapi aku gak anti rok. Aku tomboy waktu kecil, tapi aku juga cewe ya maksudnya aku tomboy aku suka main, mainan anak cowo tapi aku juga main, mainan anak cowo. Aku tomboy rambutku pendek. Sampai aku SD kelas 2 kelas 3 aku
WW701af1
WW1902af1 WW1903af1
WW1904af1 WW1905af1
WW1906af1
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu udah rambutku panjang lagi. Sampai aku mengalami pelecehan itu aku udah kaya cewe lah perilakunya itu masih… aku gak takut gitu lho,.. lebih berani.. berani dalam arti ya seperti itu. 7. Penampilanku berubah atau tidak? Setelah aku mengalami pelecehan. Gak ada. 8. Setelah dewasa penampilanku, kata orang aku kaya anak cowo. Tapi, buat orang-orang yang mengenalku dari kecil ya aku udah banyak berubah sekarang aku lebih kecewecewean. Kalau menurutku sendiri, aku anak cewe tapi style ku aku gak suka gerli aku lebih suka junkis. Aku gak suka terlalu cewe. Jadi, menurutku penampilanku aku tetep jadi anak cewe. Tapi, gak suka yang gerli-gerli banget gitu lho. 9. Terlalu rempong, anak perempuan kalau cewe banget bagiku terlalu manja. Alay, terlalu manja, terlalu kemayu, terlalu lemah. 10. Kalau mau feminim ya… ya aku bisa feminim tapi aku gak mau ya kalau aku jadi feminim terus orang melihat aku lemah. 11. Ya aku gak mau terlihat lemah, ya aku gak mau terlihat lemah, harus jadi anak yang strong. Jadi anak yang kuat, aku gak suka merepotkan orang makanya aku harus jadi orang yang kuat. Kalau aku terlihat lemah nanti orang jadi gimana. Makanya aku harus terlihat kuat. Buatku oranglain dulu baru aku. Benar. 12. Penampilan fisik buatku terserah gitu lho karena terserah orang luar mau lihat gimana tapi yang penting yang didalam hatiku. Hatiku gak ada yang tau gitu lho… Penting.. gak penting… penampilan luar gak begitu penting. Kecuali aku anak cewe pakai pakaian terbuka itu gak
WW2007af1
WW2108af1
WW2109af1
WW2110af1
WW2111af1
WW2112af1
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13.
14.
15.
16.
17.
mungkin gitu lho. Menurutku ya penting. Penting sekali, seberapa penting, ya penting.. menurutku setelah aku mengalami pelecehan arti pentingnya tubuh ya penting. Itu seperti kalau kekerasan ya, kalau pelecehan ya jelas kesucianku, tubuhku. Kalau kekerasan seberapa penting? penting. Arti pentingnya tubuh penting, ya penting. Kalau gak ada tubuh gak hidup, kalau aku dipukulin sampai tubuhku kenapanapa kan sakit. Kalau tubuhku kenapa-napa aku gak hidup. Ya… minder karena aku selalu dibanding-bandingkan tho. Postur tubuhku kan aku bungkuk, karena aku tinggi, aku bungkuk. Jadi, aku sering dimarahin gitu lho sama mamaku. Maksudnya baik biar aku gak bungkuk tapi aku selalu dibanding-bandingkan gitu lho sama kakakku. Kakaku kan tubuhnya kecil gitu lho.. kecil.. Jadinya, ya sering dibanding-bandingin. Jadinya aku gak PD dengan postur tubuhku. Gak PD ya gak PD aja sepupu-sepupuku juga sering membanding-bandingin. Gak si aku menerima diriku, tapi ya kadang. Sampai sekarang gak suka kalau dibanding-bandingkan tapi ya udah. Tapi, aku menerima, menerima diriku yang sekarang, menerima postur tubuhku yang sekarang. Kalau aku dulu dipukulin sampai berbekas. Ya malu tho kalau dilihat, tapi kalau kekerasan dulu sampai sekarang berpengaruh terhadap fisik ya.. menurutku gak ik, gak ada dampaknya. Ya aku iya dipukulin tapi gak ada memar yang membekas banget gitu lho. Ya dulu.. heeh… tak ada satu orangpun yang tau. Tapi, diriku
WW2213af1
WW2314af1
WW2315af1
WW2316af1
WW2317af1
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kondisi Psikologis MV (Aspek Psikologis)
1.
2.
3.
4.
sendiri heeh ya mungkin dulu malu. Aku ndak berhubungan intim sama orang lain. Karena aku gak mungkin berhubungan intim sama orang lain. Gila aku masih waras. Walaupun aku merasa berdosa dan lain sebagainya aku tidak bisa menerima diriku tapi aku ndak mau mengambil resiko dengan berhubungan intim dengan orang lain. Pertama jelas aku gak mau hamil. Yang kedua ya aku takut, aku masih takut Tuhan men. Aku masih percaya Tuhan aku masih mikirin orang tuaku walaupun sering dipukuli, aku masih memikirkan masa depanku. Aku masih tau malu ketika nanti aku hamil, karena kalau aku mastrubasi kan gak ada yang tau. Tapi, kalau aku sampai berhubungan imtim sama orang lain dan aku akhirnya kenapa-napa karena waktu SMPpun temenku banyak yang hamil ketika masih SMP. Dan aku gak mau kaya gitu. Ya gitu jadinya ya aku lebih memilih ya aku mastrubasi. Gak wajar tapi aku gak bisa menggelak waktu itu. Setiap kali itu ada, setiap kali pikiran itu datang, aku tau aku salah. Aku gak boleh kaya gitu, tapi aku gak bisa melawan diriku sendiri. Jadinya aku melihat itu sebagai sesuatu yang ya udah aku harus gimana lagi. Gimana aku gak bisa menolong diriku sendiri. Wajar gak wajar tapi aku bisa apa daripada aku harus melakukannya dengan orang lain. Sampai aku kuliah, semester 4. Semester 5. Awal masuk semester 5 tahun 2015. Ketika terjadi berulang kali, kalau aku dipukulin lagi menyiakapinya pergi keluar balapan. Jemput temenku kita pergi main, main, seneng-seneng, kaya gitu. Kalau
WW901ap1
WW902ap1
WW903ap1
WW1004ap1
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
6.
7.
8.
yang pelecehan tadi caraku menyikapi diem. Pulang kerumah masuk kamar, sendiri, menyendiri. Karena itu aku gak bisa melampiaskan, aku gak bisa menyikapinya dengan aku pergi dengan teman-temanku. Karena itu posisinya aku masih kecil. Aku masih SD, masih kecil tho. Iya cuma di rumah menyendiri. Sendiri, didalam kamar menanggis, gak bisa ngomong sama siapa-siapa. Menyikapinya seperti itu. Kalau waktu besar, ketika aku ingat hal itu menyangkal diri. Menyangkal diri maksudnya ya aku menyangkal. Ketika aku ingat aku pernah mengalami hal itu aku menyangkal aku menolak. Menolak…. gak… aku menolak. Setiap kali pkiiran itu datang aku menolak, dan supaya aku bisa lupa dengan itu ya gitu aku pergi. Aku pergi cari tementemenku. Pergilah kita kemana makan, minum, menyendiri, kepantai sendiri… yang penting aku bisa tenang sendiri. Aku gak ruet dengan pikiran-pikiran yang datang sama aku waktu itu. Karena aku gak mau mengalami pelecehan, karena aku juga mau disayang waktu aku masih kecil. Ya kalau mau mikir siapa si yang mau mengalami pelecehan, kekerasan anak, gak mau aku mengalami pelecehan. Tapi, yang tadi aku bilang kalau aku bisa jadi diriku yang sekarang ya gak papa. Yang terlintas saat ini, ketika aku mengingat itu yang ada dalam pikiranku ya terimakasih karena aku pernah mengalami hal itu. Karena itu ceritaNya. Ya aku bersyukur aja, karena itu jadi ceritaku yang sekarang tu bisa aku ceritakan lagi sama orang-orang kalau aku bisa
WW1005ap1
WW1406ap1
WW1407ap1
WW1508ap1
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai-nilai dan prinsip hidup MV (aspek moral)
1.
2.
3.
4.
Aspek Sosial
1.
kaya gini. Pelajaran yang bisa aku ambil, waktu aku mengalami pelecehan aku tidak bisa mikir apa-apa. Sekalipun aku mengalaminya berulang kali, jujur aku semakin menjadi orang yang berhati-hati. Aku bisa ada sampai aku yang sekarang itu jalannya gak mulus. Aku mengalami banyak hal yang tidak mengenakan dulu. Semua orang punya ceritanya dan ini ceritaku dan aku bersyukur. Kalau sekarang aku bisa kaya gini ya bersyukur aja gitu lho.. mengingat apa yang dulu terjadi cuma bisa bilang ya terimakasih karena dulu aku pernah mengalami hal itu. Aku jadi bisa meraskan ketika oranglain menceritakan hal itu sama aku, mungkin mereka pernah mengalami hal yang sama kaya aku dan aku tau itu rasanya seperti apa. Aku jadi orang yang gak mau melakukan hal seperti yang aku alami di masa lalu, kaya misal aku mengalami pelecehan aku jelas tidak mau melakukan pelecehan sama orang lain, aku dulu dipukulin, berantem, aku gak mau mengulanginya lagi sekarang. Melakukan yang terbaik untuk keluarga dan untuk Tuhan. Ya dari kecil aku belajar harus jujur, harus disiplin, harus bertanggung jawab. Dari kecil aku diajarin kalau.. papahku tu gak suka nyuruh. Ya nyuruh tapi kalau sekali gak diajarin. Ya udah papahku yang ngerjain sendiri dan itu nurun ke aku. Kadang kalau gitu aku juga kaya gitu. Hati-hati dalam arti kalau aku ketemu orang bahkan keluargaku sendiri, apalagi kalau ketemu sama yang melakukan itu aku takut dan aku akan hati-hati ketika aku diajak,
WW1201am1
WW1502am1
WW1703am1
WW2404am1
WW1201as1
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketika aku dipanggil ketika dia ngomong, pelajarannya aku akan hati-hati untuk mendengar dan menjaga diriku. Aku akan jadi membentengi diriku, membentengi diriku, jangan dekat-dekat.. jangan dekat-dekat… jangan dekat-dekat… apalagi sama mereka yang sepenglihatanku aneh. Aku gak mau dekat-dekat sama orang, gak mau deket-deket sama orang. Ya gitu.. pelecehan yang aku dapet ketika aku mengalami kekerasan. Aku cuma tau satu aku harus melakukan semua yang orangtuaku katakan, aku harus buat mereka seneng, gak tau itu positif atau negatif ya supaya aku gak dipukulin. 2. Bukan hanya seperti itu tapi ketika aku berada dikomunitas yang negatif yang dulu aku ada disana, aku bersama dengan mereka aku jadi bisa semakin mengerti gitu lho kenapa aku dulu harus mengalami hal seperti itu. Ya buat ini gak cuma buat aku sendiri, dulu aku mengalami hal yang sama seperti mereka kemudian aku dipulihkan dan aku juga harus membuat mereka mengalami hal aku alami sekarang. Apa yang terjadi sekarang, bahkan apa yang terjadi dikeluargaku membantu aku bisa memaknainya seperti sekarang.. 3. Waktu hari-hari ini dimasa sekarang ini. Adekku dia harus mengalami yang namanya.. mamaku kan papaku kan sibuk sekali. Pulang kerja jam 4 kadang bisa jam 7 kadang jam 9, papa mamaku kan sering keluar kota dan lain sebagainya.. Bedanya ya.. kalau aku mengalaminya dulu secara fisik aku sering dipukuli, secara fisik dan itu menyentuh kebatinku dan kehatiku. Nah, kalau adekku dia gak pernah dipukulin tapi
WW1802as1
WW1803as1
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
dia mengalami dia sering ditinggal sendiri. Dia sering cerita dia sering ngomong. Papa mama tuh pergi terus, dia sendiri gitu lho.. Jadi dia ngrasanya tu, ngrasa gak diperhatkan. Merasa gak diperhatikan akhirnya ya aku tau kenapa aku dulu harus mengalami hal itu. Mungkin kakakku gak ngalamin ya… Kakaku ngalaminya kan diperhatikan terus sama papa, mamaku. Tapi aku harus mengalami seperti itu, ketika adikku carita seperti itu, aku tau karena aku pernah mengalami walaupun berbeda. Kaya beberapa waktu yang lalu kan adikku ngechat, karena kita jauh jadi adikku ngechat. Dia bilang “aku tuh males kak, di rumah aku mau cerita tapi orang-orang gak ada, papa mama gak ada. Kalau mereka ada, mereka ceritanya cerita kantor terus. Aku cerita sama kakaku tapi malah aku dimarahin. Disitu aku jadi sadar kenapa aku harus mengalami kaya gitu, karena ya karena adikku. Karena aku harus ada buat adikku. Aku harus maksudnya kalau dia mikirnya jadi kepahitan sama orang tuaku, kakaku aku yang harus mendobrak pikirannya gitu lho.. Aku harus bersedia buat tempat cerita, karena dia bilang dia cerita sama kakaku tapi malahan kakaku marahin dia padahal dia bilang kalau “aku cuma mau cerita” ya kaya gitu. Lingkungan sekitar? aku tinggal didalam lingkungan keluarga besarku. Jadi kalau aku dipukulin ya mereka tau. Paling ya nanti aku diomong-omongin ya udah aku biasa aja. Paling nanti aku dimarahin kalau misal tetanggaku atau om tanteku ngerti aku habis dipukulin paling ya diomong-omongin gitu kamu habis
WW2604as1
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ngapan dll… Jadi ya udah kaya gitu. 5. Sama lingkungan sekitar, ada yang baik ada yang engga. ada yang baik ada yang engga ya karena ya udah tetap baik. Yang tidak baik itu ya karena ngompor-ngomporin gitu. Kalau sekarang udah biasa aja.. 6. Hubunganku sama lingkungan disekitarku aku bisa bersosialisasi dengan baik. Aku bisa bersosialisasi, menerima orang-orang yang disekitarku bisa menerimaku dengan baik.Untuk pertemuan pertama, kedua, ketiga bisa menerimaku dengan baik, ke empat dan kelima juga. Hubunganku sama lingkunganku sepertinya aku bisa bersosialisai. 7. Pernah gak ya? kesulitan bersosialisasi mungkin gak. Tapi, memilih-milih orang untuk aku bertegur sapa sama mereka iya mungkin, menurutku itu bukan kesulitan bersosialisasi. Eh iya kesulitan bersosialisasi mungkin iya, tapi gak tau itu dampak dari peristiwa kekerasan yang aku alami atau tidak. Cuma kadang kalau aku ditempat yang baru aku butuh penyesuaian, diem, melihat, menyesuaikan.
WW2605as1
WW2606as1
WW2707as1
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengkodean Hasil Wawancara HL Kategori Bentuk child abuse
Hasil Wawancara 1. Iya memang dipukul pas waktu pelecehan karena orang disitu kan gak ada kan mau triak ya udah dipukulin ditutup pake bantal kan, ya udah saya berusaha untuk lari tapi gak bisa. 2. Ya saya berusaha untuk singkirkan dia, ya namanya kan orang tua sama anak kecil kan mbak ya kekuatannya kan pasti kita langsung dipeluk diapakan kita kan langsung kita gak bisa apa-apa. Walaupun kita berusaha untuk apa, mau berontak mau keluar lari kan gak bisa. 3. Saat itu pas kan masalah saya pernah dipukuli waktu itu sampai kepala saya darah, bahkan sampai diini kedesa (dibawa ke RT) karena saya dipukul. Cuma karena masalah sepele gak dikasih makan ini apa belum dikasih makan sapi itu. Ya udah kan waktu itu kan pas sekolah kan mbak. Sekolah pagi, lha saya bilang kan sapi itu terlepas dari talinya jadi dia lari gitu kan. Sapi itu lari, dan tente itu bilang saya harus kejar dia sapi itu lari sementara saya kan disitu saya sama adik saya kan. Gak mungkin saya pegang anak kecil sambil pegang sapi yang besar, ya disana saya langsung dipukul dimarahin. 4. Dan disitu saya pikirkan setelah saya mengalami hal itu, saya dengar dari orang misalnya kedepannya kalau kita berpasangan kita ketahuan seperti ini, pokoknya sudah tidak perawan. Disitu saya pikirkan berarti diri saya tidak ada gunanya lagi. 5. Ya rasanya itu karena omku aku pikirkan omku jahat banget, disitu rasanya ya sakit hati begitu. Saya rasa sakit hati.
Kode WW101bcaSA2
WW302bcaSA2
WW703bcaPA2
WW104bcaEA2
WW205bcaNg2
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah mengalami pertama kali
Gambaran Konsep diri setelah mengalami child abuse
6. Cuman ya mau triak juga gak bisa ngapa-ngapain mbak karena saya ditutup pake bantal supaya saya gak triak gitu. 7. Iya menyedihkan ya udah kalau saya melihat kebelakang tetap ada sedihnya diri saya ketika saya dijahatin bahkan sampai dibawa ke RT, dijahatin dengan om saya sendiri. Disitu saya sakit mba. Benerbener menyedihkan. 1. Ya.. ketika saya ingat itu peristiwa yang menyedihkan dan itu juga suatu pembelajaran supaya kepannya saya berhati-hati. Misalnya ada orang yang ajak saya kemana gitu, disitu saya hati-hati. Kita tahu gerakgeriknya orang mau jahatin apa disitu kan kita baca orangnya disitu saya akan berhati-hati disitu. Bahkan kepada omku pun saya rasanya hatihati. 2. Iya.. dan disitu saya trauma mbak jangan sampai saya mengulangi hal yang sama. Disitu saya sikapi. 3. Ya itu karena takutnya kenapa saya tidak percaya itu karena saya sudah menyelami kan mbak, jadi disitu rasa traumanya ada. Jadi, bukan karena ada sesuatu saya nonton atau saya apa. Tapi, disitu saya cuma trauma disitu takutnya ketika saya terlalu dekat dengan apa. Kalau saya pergi dengan orang dan saya tahu gerakgeriknya orang itu aneh begitu atau apa, atau cara bicaranya, orang itu ngomong kan tau kalau orang itu ngomong yang jahat. Ya disitu saya berusaha untuk menghindari itu. Supaya saya tidak jatuh kehal yang sama gitu. 1. Yang pasti saya minder saya langsung menjauh. Disitu kan untuk saya menegur atau apa saya merasa takut smuanya ada. 2. Biasanya kan saya dekat dengan
WW306bcaSA2
WW1707EA2
WW501pcap2
WW502pcap2
WW603pcap2
WW401gkda2
WW402gkda2
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teman-teman. Apalagi kan sekarang ada model pacaran yang kaya gitu kan. Nanti kan orang ketahuan saya seperti itu kan nanti rasanya kan untuk dengan teman-teman juga untuk terbuka canda-canda dengan teman itu semuanya terbatas mbak. Karena saya sendiri sudah mengalami hal itu. Apalagi kalau mereka tau saya sudah seperti itu ya pasti rasanya malu begitu. Pasti diganggu atau apa. 3. Kadang juga kalau saya emosi misalnya kalau ria adik saya cerita tentang namanya disitu dengar namanya kadang saya langsung emosi mba. Tapi, disitu saya berusaha untuk menghilangkan perasaan saya supaya saya tidak emosi. 4. Itu dulu saya emosi mba. Saya emosi kadang kalau saya memikirkan tibatiba saya ingat hal itu saya itu emosi mba. Misalnya adik saya di kosan kaya ria begitu ketika pas dia ngomong namanya itu saya emosi mba. Kadang saya pikir ini kerasa kaya gelap gak tau apa yang saya pikirkan itu emosi yang belum bisa itu. 5. Iya marah-marah, sampai kadang orang yang ada disekitar saya misalnya kaya ria adek. Dia yang menjadi korban ketika saya marah. Kadang marah saya ke dia. Disitu ya marah disitu. 6. Memang saya juga sempat pengin bunuh diri begitu karena dulu kan saya sempat cuti juga kan mba disitu karena orang tuaku gak ada uang, banyak ini gitu kan. Ya saya omku juga sampai teleponnya pokoknya kamu pulang, tidak tahu dapat nomor saya darimana mau jadi rasanya itu sakit hati gitu mba. 7. Ketika dia telepon saya ngomong-
WW603gkda2
WW904gkda2
WW905gkda2
WW606gkda2
WW607gkda2
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemaknaan terhadap peristiwa child abuse setelah dewasa
ngomong yang tidak- tidak waktu itu saya itu sakit hati disitu rasanya melihat kedepannya gitu kan kaya gelap semua bahkan bayangkan diatas lantai dua diatas situ bahkan saya berdiri diujung saya mau bunuh diri. Tapi disitu yang percaya Tuhan. Orang yang bunuh diri itu adalah hal yang bodoh bagi saya, saya melakukan hal itu, itu adalah orang yang tidak percaya Tuhan orang yang bodoh. Dan saya gak mau lakukan itu, udahlah gak usah. Memang si sakit hati tapi paling ditanya pasti merasa sakit hati itu pasti akan hilang. Jangan seperti ini bunuh diri atau apa disitu. 8. Ya disitu saya pengin lari untuk bekerja di Bali gak usah lanjut sekolah tanpa diketahui oleh semua orang keluarga. Saya pengin ke Bali saja kerja kemana gitu. Mungkin itu yang bisa buat saya tenang daripada saya tinggal disini, itu yang saya pikirkan. 9. Nah itu kalo berkali-kali saya kan ini saya pikirnya kalau saya tinggal disitu saya pengin lari. 10. Menghindar, ya kalau sekarang kita sudah keluar dari itu ya udah kita belajar untuk lebih hati-hati dengan itu. 1. Ya disitu kan saya tadi sudah bilang menyedihkan ada sakitnya ada marahnya, tapi disitu saya mengambil satu pelajaran setelah saya tahu setelah saya sudah menyadari, setelah saya sudah terbuka begitu kan. Ya disitu saya mengambil suatu pelajaran o ternyata disitu ada tujuannya disitu. Disitu saya juga mengajari hal misalnya kepada adik-adik saya misalnya kaya ria begitu saya ajari apalagi saya sudah terbuka apalagi saya sudah seperti ini jangan sampai mereka
WW708gkda2
WW809gkda2
WW1010gkda2
WW1101pcad2
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami hal yang sama. Saya ajari mereka, selain mengambil ini belajar o ternyata ada hikmahnya walaupun itu sakit waktu itu. 2. Ya sekarang karena saya mengerti tujuannya tadi kan saya udah mengerti sekarang. Tapi, sekarang karena saya sudah tau benar itu ada tujuannya ya disitu saya bersyukur oh ternyata semua yang terjadi itu ada tujuannya. Tuhan itu mau supaya saya bisa membantu orang yang mengalami hal yang sama. Ternyata Tuhan taroh saya supaya bersaksi tentang ini lah. Disitu saya bersyukur. 3. Disitu ketika saya dijahatin walaupun saya tidak salah. Tapi ketika bersama keluarga saya melakukan hal yang baik disitu. Walaupun mereka jahatin saya tapi saya tetap berusaha melakukan yang terbaik disitu apa yang mereka mau saya lakukan disitu. Contohnya kerja kaya didapurlah begitu. Bekerja tetap bekerja, supaya mereka tetap itu dengan saya. 4. Dan disitu saya mengambil pelajaran saya harus sabar karena saya tahu kalau kita sabar dan semuanya pasti aman-aman. Walaupun disitu menghadapi orang yang seperti apa disitu harus kita sabar. 5. Saya buktinya ketika saya sabar, tinggal di orang seperti itu disitu saya belajar bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang ada ya disitu. Masalah yang kecil meskipun bukan masalah yang besar. Misalnya besok ada masalah yang besar setidaknya saya sudah belajar dari masalah yang kecil disitu. Disitu saya mengambil pelajaran kedepannya misalnya ada sesuatu yang terjadi saya lebih ini bisa menyelesaikan masalah yang ada.
WW1702pcad2
WW1203pcad2
WW1204pcad2
WW1205pcad2
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambaran konsep diri setelah dewasa
6. Ya misalnya kalau itu terus berulangulang. Misal saya masih berada dilingkungan keluarga yang melakukan hal itu ya udah saya terpaksa untuk lari saja disitu. Kalau memang trus-terusan seperti itu. 1. Ya karena saya sudah tau tujuannya. Kalau saya belom tau tujuannya ya saya mungkin ini apa dengan hal yang negatif. Ya karena saya tau tujuannya ya itu yang membuat ada hal positif disitu. 2. Iya waktu aku mengalami pelecehan waktu itu aku pakai rok kalau gak salah. Pakainya rok jadi dia omku juga itu mudah untuk tangkap. Itu kan pakai rok kan ya langsung di apa itu… kan mudah pakai rok. 3. Ada. Mulai dari itu aku gak pernah pakai rok. Bahkan sampai sekarang ya kalau dikampus si iya. Di kampus kalau wajib rok itu sampai sini baru saya belajar lagi pakai rok untuk pergi kekampus. Ini gak tau juga karena dulu saya ingat kalau pakai rok, jadi saya gak enak lagi. Sekarang kalau saya pikir dulu, tapi sekarang saya belajar ternyata masih enak pakai rok. Tapi, mulai dari sejak kejadian itu kelas 1 SMP disitu ada perubahan saya pakai celana terus. Gak tau kenapa saya juga mungkin karena pengaruh ini juga gak tau. 4. Masih mba. Sangat penting. Aku sudah mengalami itu tapi sekarang aku berusaha menjaganya mba. Contohnya yang kaya pelecehan ini berusaha untuk jangan mengulangi kedua kalinya. Misalnya ada orang lain kaya pacaran kaya apa gitu misalnya ada orang yang jahat yang nawarin kita hal-hal seperti itu kita harus sikapin hal itu supaya kita tidak jatuh kedua kalinya. Sudah rusak yang pertama kali itu tidak
WW1006pcad2
WW1801gkdd2
WW1902gkdd2
WW2002gkdd2
WW2203gkdd2
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
boleh seperti itu. Supaya jangan jatuh kedua kali cukup satu kali. 5. Sekarang tidak mba, karena sekarang kan saya tahu tujuannya itu mba. Ternyata ada tujuan kenapa semaunya terjadi, saya dipukul saya apa saya tanya Tuhan dan ternyata Tuhan bilang itu semua karena ada tujuannya. Menjadi saksi untuk orang yang mengalami hal seperti ini. Disitu saya pikir dengan kejadian ini yang saya pikirnya tidak berharga bagaimana disitu ada tujuan. Ada manfaatnya dan saya pikir itu orang yang suci itu bukan orang yang tidak pernah melakukan kesalahan atau jatuh kedalam dosa atau apapun, tapi orang yang datang kepada Tuhan dan minta pertolongan sama Tuhan. 6. Iya berharga. 7. Kalau yang om saya sampai hari ini si masih omong tapi sejak dia ancam saya. Saya terbuka dengan orang tua saya mba. Kan ada teman yang bilang kamu harus terbuka supaya lega rasanya. Supaya jangan ada yang menghalangi terus melangkah begitu. Ya udah saya terbuka, tapi setelah saya terbuka. Omku malah marah, bapakku kan marah mamaku marah keomku. Sampai mereka bilang pokoknya harus balas dendam ke omku. Akhirnya omku tau kalau saya cerita, dia juga ancam ke saya seandainya dari dulu saja kamu diam, tidak bakal seperti ini kejadiannya. Malah jadi masalah sekarang mba. 8. Kalau hubungan saya dengan orang tua saya sekarang baik mba. 9. Hubungan saya dengan orang yang memukuli saya itu masih baik mba. Masih ngomong baik-baik. 10. Kalau tentangga-tenangga saya disana mereka itu tetangga-tetangga tau saya orangnya seperti apa. Selama saya ada disana, mereka itu,
WW2505gkdd2
WW2506gkdd2 WW2607gkdd2
WW2608gkdd2 WW2609gkdd2
WW2610gkdd2
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Faktor-faktor pembentuk konsep diri
saya itu disayang disana, siapa tetangga-tetangga itu mereka itu sayang dengan saya. Dan saya tau ketika saya di ini saya merasa kalau meraka tetap sayang saya disana, sama seperti keluarga saya sendiri. 11. Gak mba. Sebelum saya tau mengalami hal ini tujuannya seperti apa ya iya saya pikirnya kadang memutuskan untuk tidak mau bergaul tapi setelah saya sudah tau tujuannya seperti apa ya disitu saya PD untuk tetep bergaul. Mereka ngomong apa aja saya tetap ikut bergaul. 12. Ya sekarang si, apalagi sekarang saya sudah ini semua. Ya udah gak usah liat kebelakang tapi cukuplah untuk menjadi pembelajaran buat saya. 13. Iya, yang sudah terjadi biarkan terjadi. Tetapi lebih untuk melihat masa depan. Karena kalau saya tetap sakit hati ini kadang fokus saya untuk belajar melihat kedepannya terganggu mba. 14. Yang pertama si memang menyedihkan menyakitkan. Yang kedua tapi walaupun menyedihkan tapi ternyata itu ada tujuannya begitu. 1. Pergaulan mba. Karena selama ini saya sudah mengikuti pelayanan, semuanya kan kita dengar tentang bahwa semua masalah itu ada tujuannya disitu. Dorongan dari teman-teman, dari kotbah atau renungan, disitu bahwa masalah itu atau apapun yang kita hadapi itu pasti ada hikmahnya disitu. 2. Saya pernah dengar kata-kata seperti itu dari seseorang, 2 kali. Itu yang menjadikan saya kuat disitu. 3. Ada kakak rohaniku. Tapi saya bisa seperti itu dia mengajarinya firman Tuhan kan kaya kotbah-kotbah disitu
WW2711gkdd2
WW1312gkdd2
WW1313gkdd2
WW1314gkdd2
WW1801ffkdd2
WW2502ffkdd2
WW1203ffkdd2
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kondisi fisik HL (Aspek fisik)
kan kebetulan saya juga ada doa-doa. Tapi, sayanya gak terbuka dengan apa yang saya rasakan saya tidak terbuka. Tapi, saya hanya dengar firman Tuhan bahwa kita harus belajar kesabaran itu harus ada pertama kesabaran, kasih. Ya disitu saya tetap mengasihi walaupun saya tidak terbuka dengan masalah saya tapi saya mengamini. 4. Iya dari teman-teman diluar kampus, di kampus, di greja. 5. Ya itu dari komunitas-komunitas. Kadang dari teman-teman, kadang dari orang tua. 6. Iya, walaupun orang tua saya belum percaya Tuhan. Tapi, mereka sudah menanamkan kamu itu misalnya kalau tinggal dengan orang kamu harus tetap melakukan yang terbaik. Kamu harus melakukan yang terbaik, jangan curi, jangan apa. Kalau kamu sudah baik walaupun mereka sudah jahatin kamu, kalau kamu tetap melakukan yang terbaik paling besok lusa mereka sadar sendiri. Itu kata orang tua. 1. Secara fisik si malah saya bukan yang lebih cantik dari semuanya tapi 5 bersaudara itu salah satunya cuma saya yang bersekolah dari semuanya. Kalau untuk cantik apanya tidak. 2. Iya biasa saja. Tapi kalau lebih putih si iya. Saya putih yang lainnya gak putih, yang cantik bukan saya yang lebih cantik dari saya ada. Tapi, kalau untuk kulit putih ya aku menang putih. Lainnya hitam, tapi mereka cantik. 3. Iya saya suka pakai rok. 4. Iya saya pikirnya itu memang saya itu adalah orang yang gak pantas. Saya selama dari SD dari semua saudara saya yang berempat ini mereka itu aman-aman saja. Dan saya itu yang dipukul diapa, pergi ke
WW1804ffkdd2 WW2405ffkdd2
WW1206ffkdd2
WW1901af2
WW1902af2
WW1903af2 WW1904af2
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang lain di rumah, numpang di orang lain. Kok kenapa harus saya gitu. Tapi, disitu saya merasa kok kenapa orang tua bahkan saya sampai mengarang kata-kata. Kok kenapa ibu melahirkan saya kok seperti ini mengalami masalah seperti ini. Ketemu om seperti ini. Saya merasa berarti saya ini gak tau juga kenapa harus saya yang mengalami. Cuma itu. Kalau merasa saya karena cantik karena apa saya gak ngrasa pikir belom sampai kesitunya. 5. Tapi gak jadi agak tomboy juga tapi hanya pakai celana gak pakai rok. 6. Iya kalau sekarang ya menurut perempuan gak yang aneh-aneh. Kadang pakai, pakaian baju yang aneh-aneh juga gak. Kadang aku keluar saja pakai celana yang sebatas lutut saja aku rasanya kaya malu gitu. Ya gak tau pokoknya saya malu, apalagi di kampus. khususnya kan muslimah semua yang di kampus. Cuma saya yang Kristen. Biasanya pakai lengan panjang semua dan saya meras malu pakai baju yang tidak berlengan ini kan gak apa jadi pakai yang berlengan panjang. Tapi, kalau di greja di kristiani yang lainnya aku bisa aja. 7. Biasa saja gak tomboy dan gak feminim juga. 8. Ya kalau dibilang arti pentingnya tubuh buat saya. Kalau yang saya tangkap arti pentingnya tubuh kalau secara kristiani tubuh itu bait Allah. Ya kita harus menjaganya. Tapi, dengan adanya kejahatan seperti ini ya saya pikir saya sudah istilah ya sekarang bilang kan ada perawan dan tidak perawan. Ya disitu tubuh saya sudah gak perawan lagi. Diri saya sudah tidak ada artinya tidak suci lagi.
WW2005af2 WW2106af2
WW2107af2 WW2208af2
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kondisi Psikologis (Aspek psikologis)
9. Kadang saya merasa malu, ketemu orang kan eh si ini dia sudah tidak perawan saya takut walaupun bukan saya yang di bilang. Mereka kadang ngomong di kelas atau dimana. Disitu walaupun saya tidak ikut ngomong tapi diri saya malu sendiri mba. Ada rasa malu, karena saya sudah gak perawan jadi saya malu sendiri. 10. Ya saat itu juga saya kan kelas 1 SMP, waktu itu kan saya belum yang mananya dapat bulan kan belum. Disitu setelah itu kan baru saya rasakan waktu itu. Disitu kan belum, dulunya namanya kan di kampung mbak saya tinggalnya dikampung, saya tidak tahu kalau masih ada yang ini kan. Disitu saya rasakan saya pikir kan ada apa yang terjadi saat itu. Disitu saya sakit hati, disitu saya nanggis mbak. Ketika saya mengalami waktu itu. Satu hari kemudian disitu saya langsung dapat gitu, disitu saya nanggis. Setelah dia ini kenapa saya kaya gini. Disitu saya nanggis. 1. Kalau dipukulin si sebenarnya karena om kadang suka perhatian sama saya kan jadi istrinya itu. Istrinya omku gitu jadi dianya kaya karena dia gak suka. Misalnya saya kan sukanya kerja-kerja kekebun, dia puji saya itu dianya rajin begitu nah istrinya itu, amarahnya istrinya itu semuanya taroh di saya. Kaya begitu. 2. Sebagai pembelajaran saya kedepan dan disitu ada rasa sabar disitu. Kalau saya tidak sabar dari SMP sampai sekarang paling saya tidak sekolah. Kalau saya tidak sabar artinya saya tidak sekolah. Ternyata ada belajar, saya belajar kuat disitu. Bahkan sebenarnya itu kalau orang ini kan orang baru kelas 1 SMP begitu kan pasti orang menceritakan
WW2309af2
WW210af2
WW1901ap2
WW2402ap2
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
4.
5.
6.
sama orang tuanya kan. Tapi saya tidak, saya jaga itu saya hadapi dan harus tetap kuat hadapi itu dan saya tetap berusaha untuk tetap belajar. Belajar misalnya dimarahin ya jalani saja hal itu. Dan jangan sampai misalnya dimarahin jangan sampai hal yang pelecehan itu terulangi. Saya belajar buat sabar. Iya menyedihkan mba. Tapi, walaupun menyedihkan itu yang menyedihkan yang masa lalu kan mba yang sudah ini. Tapi, sekarang kan udah ini bukan berarti sekarang saya masih sedih-sedih. Tapi, sekarang ya udah biarkan yang sedihnya saya yang dulu ya udah biarkan dan sekarang saya melihat kedepannya itu kedepan saja. Iya, apalagi omku itu bukan orang lain kan omku sendiri, itu ya rasanya itu sakit hati banget. Karena saya rasa sakit hati akhirnya saya berusaha lari menjauh lari dari keluarga itu. Tapi, ketika saya pikirkan saya pengin lari dari semua itu dan saya ingat dengan keluarga saya, orang tua saya. Kamu harus sekolah kamu harus ini dan saya pikir kedepan, disitu saya pikir ulang. Kalau saya tidak sekolah paling hidup saya semakin hancur walaupun sekarang saya sudah sakit hati sudah dipukul, dilecehkan, sudah dipukul, sudah diini. Ya saya harus buktikan kepada keluarga saya harus sukses. Saya tidak mau lagi-lagi berpikir balik, berpikir lari tapi saya harus selesaikan sekolah saya. Lebih kejar masa depan saya, tetap sekolah. Iya memang ada, sakit hatinya semakin itu tapi ketika saya pikirkan untuk karena saya sakit hati dan saya pengin lari dari keluarga itu. Tapi, disitu saya renungkan ketika saya
WW1703ap2
WW204ap2
WW805ap2
WW806ap2
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengin lari walaupun saya sakit hati disitu, memikirkan untuk lari situ tapi situ saya sempat berpikir saya lari itu efeknya kedepan kalau saya tidak sekolah seperti apa nanti, paling lebih hancur. Misalnya kalau saya dengan orang lain atau apapun kan saya tidak sekolah apa-apa gitu kan. Paling nanti kalo dijahatin diapain kalau ngomong apa-apa kan itu kan lebih ini nah kalo saya pergi sekolah. Setidak-tidaknya ya iya saya menjauh dari keluarga tapi mendingkan tetap sekolah. 7. Ya kalau sekarang si, sampai sekarang apalagi setelah saya sudah terbuka ya mba ya itu ketika bilang Tuhan ada tujuanya kenapa seperti itu disitu dampaknya kan ada ketika saya bersaksi atau terbuka dengan orang yang ada disekitar saya. Disitu ada orang juga yang ini misalnya mengalami apa yang pernah saya alami ketika saya cerita dengan orang disekitar saya dan orang itu mendengar kemudian dia tau dan juga mengalami hal yang sama tapi dia pengin bunuh diri atau apa ketika saya kasih dia masukan atau apapun bahwa saya dulu juga seperti ini dan kenapa itu terjadi itu karena punya tujuan. Ketika saya memberikan cerita disitu mereka sadar. Disitu saya senang ketika ada orang yang ini. Saya bisa cerita dan mereka bisa sadar akan hal itu apa yang mereka alami ternyata itu ada tujuannya disitu. 8. Kalau saya masih mengingat-ingat hal yang ini, karena misalnya kalau saya marah apa itu berdampak buat orang kepada orang gara-gara hal itu. Kalau saya masih mengingat itu kan kasian dengan orang yang didekat saya. Kadang saya sendiri juga, ketika masih ingat-ingat itu fokus
WW907ap2
WW1308ap2
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai-nilai dan prinsip hidup HL (aspek moral)
saya untuk belajar melihat terganggu. 9. Iya. Ketika saya ingat memang hal itu menyedihkan menyakitkan. Tapi, ketika saya sudah menghadapi dengan apapun saya tidak lari dengan keluarga tapi tetap sisitu, disitu kan ada kesabaran. Saya udah menghadapi orang yang seperti itu yang sukanya marah-marah. Jadi, ketika saya menghadapi orang yang seperti itu kedepannya ketika saya kasih tunjuk itu kepada teman-teman saya mereka pasti akan belajar oh ternyata dia itu seperti ini waktu itu dijahatin seperti ini tapi dia tetap disitu gak lari. Ya disitu kan temanteman selain saya sendiri belajar tentang hal itu pasti ada orang yang tau gitu kan mereka belajar begitu. 1. Ya itu si aku kaya dipukul-pukul begitu ada belajar untuk tetap menghadapi semuanya itu walaupun saya dipukul atau apa. Sebagai pembelajaran saya kedepan dan disitu ada rasa sabar disitu. 2. Seandainya keadaan bisa berubah ya saya ingin merubahnya. Karena kalau memang bisa dirubah ya udah dirubah. Tapi, kalau memang ini gak bisa dirubah ya udah karena itu hal yang sudah diblakang ya udah. Tidak bisa dirubah. Kaya pepatah bilang seandainya waktu bisa diputar saya akan merubah. Ya sekarang kan kita gak bisa ini tapi dan ya sudah melangkah kedepannya begitu. 3. Iya ada mba. Ya tadi ya itu banyak si kalau kita belajar tentang seperti tadi ya kita belajar untuk tetap sabar dan disitu kita mengambil hikmahnya untuk apa yang terjadi dan untuk kita berhati-hati kedepan dan apa yang sudah terjadi diblakang ya udah biarkan tetap melihat kedepan. 4. Iya mba. Beryukur semuanya ada tujuan.
WW1309ap2
WW2401am2
WW1402am2
WW1603am2
WW1704am2
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek Sosial
1. Berubah mbak. Misalnya di rumah itu kan kalau memang ada omku disitu, ada semua keluarga disitu ada omku disitu saya rasa supaya saya tidak emosi. Supaya orang tidak mengetahui kalau saya lagi marah sama si ini om kadang disitu saya menjauh. Kadang saya berusaha untuk tetap ini apa, karena kalau sampai mereka tahu pasti ditanya diini kenapa kamu seperti ini. Saya pasti ngomong. Kalau sampai orang tua saya tahu pasti akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Soalnya orang tuaku yang paling, mereka kalau marahan itu yang udah benda tajam-tajam sampai yang saling bunuh-bunuh kaya gitu. 2. Misal kalau di kampus juga kalau saya emosi itu kalau diteman itu kan kita susah mereka ngomong. Apalagi kan kalau orang muda sekarang ngomongnya kaya pacar-pacaran begitu kan. Saya itu kalau tentang hal-hal itu kan saya tidak suka ngomong. Saya itu diam disitu, karena saya sudah mengalami hal yang itu. Disitu saya tidak mau dengar, kalau di kelas mereka ngomong tentang itu saya itu memilih untuk diam. Tapi, kalau untuk dampak yang lain gak ada cuma mrah kadang saya diam. Sudah seperti itu. 3. Yang paling ketika saya benar-benar ingat disitu saya langsung ternyata saya dulu, sakit, menyedihkan, kok teman-teman saya atau keluarga saya dari 5 bersaudara kok cuma saya yang seperti itu. Kok kakak saya baik-baik kenapa saya harus ini begitu. Kenapa harus saya yang mengalami hal itu. 4. Kalau hubungan saya disini malah baik juga. Aman-aman. Tidak ada
WW401as2
WW902as2
WW1503as2
WW2604as2
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
apa-apanya. 5. Gak mba. Biasa saja bergaul dengan siapa saja. 6. Memang si ada, kadang juga ini minder juga. Biasa ini nanti orang bilang apa. Kadang si saya kan orangnya masih malu-malu mba. Kadang minder orang bilang apa, saya di terima atau gak. Kadang merasa minder. 7. Misalnya ketika ngomong didepandepan orang banyak begitu. Kalau dengan teman-teman biasa gak ini. 8. Iya mba pernah mengalami kesulitan bersosialisai. Tapi, yang saya susahnya itu misalnya kaya pergi doa begitu ada kumpulan begitu kan. Saya susahnya ngomongnya kadang kaya gak jelas gitu kan. Itu yang susahnya buat saya tapi kalau untuk pergi ngobrol saya biasa aja.
WW2705as2 WW2706as2
WW2707as2
WW2708as2
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : MV
Observasi ke: I
Tempat : Kampus MV Hari/ tanggal : Rabu, 21 September 2016 Kegiatan yang dilakukan : Mengamati kegiatan MV di kampus Hasil Observasi : Penampilan MV kekampus menggunakan celana jeans dan kemeja. Tidak terlihat feminim tapi sesuai dengan perempuan, rambut MV yang panjang dibiarkan tidak terikat. MV banyak berinteraksi dengan teman-teman dikampusnya. Baru saja memasuki
lingkungan
kampus
banyak
teman-teman
MV
yang
datang
menyapanya. Terlihat repson MV menanggapi teman-temannya juga cukup baik dengan senyuman dan menyempatkan diri untuk sedikit ngobrol.MV terlihat ramah terhadap teman-temannya. Sesekali, MV memulai menyapa teman-teman MV terliebih dahulu. Ketika MV di kampus aktivitas yang MV lakukan kuliah, kemudian MV bertemu dengan beberapa teman untuk mendengarkan dan berbagi cerita. Cerita yang MV bagikan dengan teman-teman atau yang teman-teman MV bagikan dengan MV bukan membicarakan orang lain, tapi hal-hal yang membangun satu sama lain. Aktivitas MV selanjutnya ketika di kampus adalah mengikuti kegiatan kerohanian di kampus dan terlibat sebagai pengurus.
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : MV
Observasi ke: II
Tempat : Area komunitas luar kampus MV (Gereja) Hari/ tanggal : Kamis, 27 September 2016 Kegiatan yang dilakukan : Mengamati kegiatan MV ibadah dan makan malam Hasil Observasi : MV mengikuti sebuah komunitas diluar kampus. Berdasarkan hasil pengamatan MV berpenampilan layaknya perempuan. Nada biacara, ekspresi wajah, dan non-verbal MV ketika bertemu dengan teman-teman komunitasnya menunjukan MV orang yang ramah, ceria, dan terlihat percaya diri untuk memulai pembicaraan. Hanya seringkali MV diam ketika ada temannya yang berbicara dan terlihat memperhatikan. Hal-hal yang dbicarakan berupa hal-hal yang MV alami selama 1 minggu dan hal-hal rohani. Terlhat MV cukup percaya diri menyampaikan setiap gagasan atau ceritaceritanya. MV mudah bergaul dengan semua usia, karena di komunitas itu ada yang memilki usia lebih muda dan lebih tua darinya. Ditempat makan MV terlihat makan sambil ngobrol dengan temantemannya. Disela-sela ngobrol tampak MV sesekali tertawa dan bercanda dengan teman-temannya. MV terlihat sangat nyaman berada dikomunitas ini dan mengikuti setiiap hal dengan penuh perhatian.
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : MV
Observasi ke: III
Tempat : Kosan MV Hari/ tanggal : Sabtu, 1 Oktober 2016 Kegiatan yang dilakukan : Mengamati pada saat menjawab wawancara Hasil Observasi : Penampilan MV santai memakai kaos warna putih dan celana jins panjang dengan rambut terikat. MV tidak terlihat feminim tapi menunjukan bahwa dia perempuan yang tidak lemah atau kuat. Pada saat menjawab pertanyaanpertanyaan wawancara dari nada, ekspresi wajah, tampak MV menginngat dengan jelas peristiwa-peristiwa yang dialaminya, MV menjawab dengan mantab tidak ragu-ragu. Hal-hal yang MV bicarakan setelah wawancara adalah hal-hal yang menyangkut masalah pribadi MV. Tapi, tampak ujung dari pembicaraan MV dapat mengambil pelajaran dari masalah yang MV alami.
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : HL
Observasi ke: I
Tempat : Kosan HL Hari/ tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Kegiatan yang dilakukan : Pengamatan terhadap kegiatan HL di kosan Hasil Observasi : HL lebih sering di kosan daripada keluar kosan. HL jarang pergi main. HL lebih suka berada di kosan. HL masak sendiri untuk makan HL dan keponakannya. HL tinggal 1 kamar dengan keponakannya. Penampilan HL di kosan seperti perempuan pada umumnya, memakai celana selutut dan kaos. Pada saat HL berinteraksi dengan teman-teman kosankosannya, HL tampak dekat dengan teman-temannya. HL juga memiliki hubungan yang dekat dengan adik keponakannya. Kosan HL adalah tempat yang membuat HL merasa nyaman. Diluar kosan HL hanya pergi ke kampus, gereja, dan tempat HL berkomunitas. HL terlihat dewasa dan menjaga adiknya dengan baik. HL sangat perhatian kepada adiknya. Hal-hal yang HL dan adiknya bicarakan adalah hal-hal yang membangun. HL terlihat tidak begitu suka becanda. Jadi, HL lebih banyak membicarakan halhal yag serius dengan adiknya.
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : HL
Observasi ke: II
Tempat : Kampus HL Hari/ tanggal : Rabu, 5 Oktober 2016 Kegiatan yang dilakukan : Pengamatan pada saat HL wawancara Hasil Observasi : HL menggunakan pakaian yang rapih pada saat peneliti akan melakukan wawancara kepada HL. Celana panjang, kaos, dan sepatu sandal yang rapih menunjukan HL orang yang memperhatikan penampilannya sebagai perempuan. Tapi, HL lebih suka berpergian menggunakan pakaian yang tertutup. HL tidak suka dan-dan (menggunakan make-up). HL mahasiswi yang cukup mengetahui kegiatan-kegitan di kampus. Walaupun HL tidak terlibat dalam kegiatan kampus tapi HL mengetahui kegiatan apa saja yang ada di kampusnya. Ekspresi, nada bicara HL, pada saat dilakukan wawancara terlihat seperti sesekali bingung dan gugup menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Tapi, antara kata-kata dan ekspresi wajah terdapat kesesuaian. Misalnya HL menyatakan bahwa “peristiwa child abuse yang HL alami adalah peristiwa yang menyedihkan” tampak muka HL menunjukan ekspresi kesedihan yang mendalam. Di kampus HL banyak melibatkan diri dengan kegiatan keagamaan dan dia memiliki banyak teman. HL merupakan orang yang cukup mendominasi diantara teman-temannya.
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI
Inisial Subjek : HL
Observasi ke: III
Tempat : Gereja tempat HL berkomunitas di luar kampus. Hari/ tanggal : Minggu, 16 Oktober 2016 Kegiatan yang dilakukan : Mengamati HL ketika bersama dengan teman-teman dikomunitasnya. Hasil Observasi : HL ketika bersama dengan teman-teman dikomunitasnya terlihst akrab dengan beberapa orang. HL terlihat nyaman bersama dengan mereka, tampak ketika HL berbicara dengan teman-teman komunitasnya HL memegang tangan atau mengandeng tangan temannya (perempuan) interaksi HL dengan temanteman juga baik. Penampilan HL terlihat tertutup, celana panjang, kaos, dan jaket. HL terlihat dewasa dengan penampilannya. Dengan rambut HL yang keriting dan terikat rapih. Menunjukan HL terlihat bersifat keibuan. Ekspresi wajah HL, ketika berbicara menunjukan dia bahagia, HL orang yang sering tersenyum. Hal-hal yang HL bicarakan adalah hal-hal yang bersifat rohani.. HL mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam komunitas dengan baik. HL terlibat didalamnya. HL juga terlihat percaya diri ketika berinteraksi dengan teman-temannya.
218