MAKALAH FARMASI SOSIAL PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENYAKIT DIARE
Di Susun Oleh : 1. Aditya Eka Bagaskara 2. Ersa Rohanisa 3. Triana Julia Ningsih 4. Yuyun Pujiarti
PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga untuk para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Karena atas rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang bertema “Promosi Kesehatan Tentang Penyakit Diare”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan memberikan gambaran mengenai materi yang terkait dengan “Promosi Kesehatan Tentang Penyakit Diare”. Sehingga pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai literatur pendukung dalam pengembangan bidang ilmu. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun bahasanya, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini sebagai bahan literatur menegenai materi yang terkait. Amiin.
Purwokerto, April 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 C. Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ...................................................................................................... 3 B. Tujuan Promosi Kesehatan ............................................................................ 3 C. Alasan Promosi kesehatan ............................................................................. 4 D. Sasaran Promosi Kesehatan ........................................................................... 4 E. Metode Promosi ............................................................................................. 5 F. Penyusunan Rencana Pelaksanaan dan Evaluasi ........................................... 5 G. Pokok Materi.................. ................................................................................ 5 BAB III TINJAUAN TEORI A. Pengertian Diare............................................................................................. 6 B. Penyebab Diare .............................................................................................. 6 C. Tanda dan Gejala Diare ................................................................................. 7 D. Bahaya Diare .................................................................................................. 7 E. Penanganan Diare .......................................................................................... 7 F. Nutrisi Bagi Penderita Diare .......................................................................... 8 G. Pencegahan Diare........................................................................................... 8 H. Teknik Cuci Tangan ....................................................................................... 9 I. Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit............................................... 11 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 12 B. Saran ........................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyak tantangan yang dihadapi indonesia mengenai masalah air minum, hygien dan sanitasi. Menurut salah satu penilitian Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Keluarga menyatakan bahwa “ Hasil Studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunujkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam kebun, dan tempat terbuka. Berdasarkan studi Basic Human Service (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkn makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20%, merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50% dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Dilihat dari beberapa literatur menyebutkan bahwa “Menurut The United Nations Children’s fund memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada anak meninggal akibat karena diare. Penyakit diare masih merupakan masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia baik ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian serta kejadian luar biasa (KLB) yang ditimbulkan. Penyakit Diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit utama,terutama pada pasien rawat jalan di RS dan yang menjadi topik yang paling sering diteliti secara akademik di bidang Kesehatan Masyarakat. Penelitian berupa systematic review terhadap 18 penelitian akademik FKM UI yang dilakukan pada tahun 2000-2005 dengan 3884 (kisaran 65 -500) subyek penelitian bertujuan untuk melihat faktor resiko diare pada bayi dan balita di indonesia. Data yang dikumpulkan dianalisis secara univariat dan bivariat. Sebagian besar penelitian menggunakan literatur lama berasal dari buku, dan bahan dari Depkes. Faktor risiko diare menurut faktor ibu yang bermakna adalah pengetahuan dan prilaku hygien ibu. Di samping itu, masyarakat belum banyak mempunyai pemahaman tepat dan benar tentang pencegahan dan pengendalian penyakit diare. Akibatnya, peran serta masyarakat terhadap pencegahan dan pengendaliannya masih sangat kurang. Sering di masyarakat, masih banyak yang tidak peduli terhadap budaya mencuci tangan yang pada akhirnya menimbulkan diare. Pada beberapa gerakan penyuluhan dalam rangka 1
pencegahan diare sering salah sasaran dan ini yang mengakibatkan pencegahan diare dengan cara mencuci tangan tidak diterapkan, terutama anak-anak yang sering mengalami penyakit diare karena tidak adanya ilmu ataupun pendidikan dari orangtua untuk mencegah penyakit diare. B. Rumusan masalah a. Apakah definisi penyakit diare? b. Apa saja penyebab penyakit diare? c. Bagaimana tanda dan gejala penyakit diare? d. Bagaimana cara pencegahan penyakit diare? e. Bagaimana bahaya penyakit diare? f. Siapakah sasaran promosi kesehatan pada penyakit diare? g. Apakah tujuan promosi kesehatan diare? C. Tujuan Tujuan umum : Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan diare. Tujuan Khusus : 1. Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit diare 2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat 3. Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan 4. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya kebersihan makanan yang akan dikonsumsi 5. Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Promosi kesehatan merupakan sebuah proses yang memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kendali atas dirinya sendiri untuk meningkatkan kesehatan (WHO, Ottawa, 1986). Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirumuskan untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Menurut Kurnawidjaja (2012), Promosi kesehatan pekerja didefinisikan sebagai upaya untuk mengubah perilaku yang merugikan kesehatan populasi pekerja, agar mendapatkan kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal dengan cara mengombinasikan dukungan pendidikan, organisasi kerja, lingkungan dan keluarga. Dari beberapa definisi promosi kesehatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan di tempat kerja adalah suatu upaya melakukan kegiatan manajemen dan pencegahan penyakit. Bentuk promosi kesehatan di tempat kerja cenderung banyak dilakukan dalam upaya melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja dengan menggunakan peraturan, prosedur, dan juga pemenuhan sarana-prasarana, namun bentuk promosi kesehatan juga bisa dilakukan dengan kegiatan bersama atau sebuah program yang dilaksanakan oleh perusahaan. Strategi promosi kesehatan merupakan cara atau langkah yang diperlukan untuk mencapai, memperlancar atau mempercepat pencapaian tujuan promosi kesehatan. WHO (1986) menyebutkan bahwa Ottawa Charter memiliki lima sarana aksi yang perlu dijalankan untuk membangun strategi promosi kesehatan yang baik. Sarana aksi tersebut adalah membangun kebijakan yang berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat gerakan masyarakat, mengembangkan keterampilan individu, dan reorientasi pelayanan kesehatan. Kelima sarana tersebut merupakan hasil dari konferensi internasional di bidang promosi kesehatan yang dilakukan di Ottawa pada tahun 1986. B. Tujuan promosi kesehatan Tujuan penyuluhan pencegahan penyakit Diare yaitu: Tujuan umum : 1.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan diare 3
2.
Meningkatkan perilaku masyarakat untuk berprilaku hidup sehat
3.
Meningkatkan status kesehatan masyarakat
Tujuan khusus : 1.
Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit diare
2.
Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat
3.
Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan
4.
Masyarakat dapat mengetahui pentingnya kebersihan makanan yang akan dikonsumsi
5.
Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan
C. Alasan Promosi Kesehatan Dalam salah satu penelitian Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Keluarga menyatakan bahwa “ pada studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan memakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Luza 2007 menyatakan bahwa penyakit diare masih merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan, penyakit diare masih merupakan masalah terbesar di Indonesia karena masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarrakat untuk hidup bersih dan sehat”. Selain itu pendidikan dari orangtua terutama Ibu sangat berperan penting untuk anakanak yang sering mengalami penyakit diare, sehingga jika pendidikan dari orangtua tidak terlaksana dengan baik, maka penyakit diare yang ada di Indonesia akan semakin bertambah. Maka dari itu perlu dilakukannya Promosi Kesehatan agar salah satu dari ketiga perilaku intervensi dapat diterapkan. D. Sasaran promosi kesehatan a)
Tatanan rumah tangga Sasaran di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan didesa Air Gading, Baturaja yang terbagi dalam : 1.) Sasaran Primer Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah prilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah. 2.) Sasaran Sekunder
4
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sector terkait. 3.) Sasaran tersier Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya promosi kesehatan misal, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat. b)
Kemungkinan hambatan dan kesuitan Hambatan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya mengumpulkan warga dan terbatasnya waktu dan dana yang tersedia.
c)
Sumber daya yang potensial Tokoh kunci di masyarakat dapat menjadi mitra dalam pemberdayaan masyarakat adalah ketua RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan dan tokoh pemuda.
d)
Penyebab permasalahan yang bersifat prilaku dan budaya Adanya prilaku masyarakat yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan.
E. Metode Promosi Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan pencegahan penyakit diare adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster, penyebaran leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide untuk pengetahuan tentang Diare. F. Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi tentang kapan pelaksanaan dan evaluasi akan dilaksanakan, dimana, sasaran serta siapa yang akan melakukan pelaksanaan dan evaluasi. G. Pokok materi 1.
Pengertian penyakit diare.
2.
Penyebab penyakit diare.
3. Tanda dan gejala penyakit diare. 4.
Pencegahan penyakit diare.
5.
Pengobatan penyakit diare.
6.
Perawatan pada penderita diare.
5
BAB III TINJAUAN TEORI (ISI) A. Pengertian Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004). Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair. B. Penyebab Diare Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare (Simatupang, 2005). Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan, kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan). Berikut adalah faktor penyebab lainnya, yaitu : 1.
Efek samping obat-obatan tertentu
2.
Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.
3.
Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4.
Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan terjadinya diare. Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
5.
Minum air tidak masak
6.
Makan jajanan yang tidak bersih
7.
Berak disembarang tempat
8.
Makan dengan tangan kotor 6
9.
Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka kejadian dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya diare adalah rasa takut, cemas, dan gelisah.
C. Tanda dan Gejala Penyakit Diare Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa malu karena sering ke toilet dan terganggunya aktivitas sehari-hari; diare yang berat juga dapat menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan klorida. Jika sejumlah besar cairan dan elektrolit hilang, tekanan darah akan turun dan dapat menyebabkan pingsan, denyut jantung tidak normal (aritmia) dan kelainan serius lainnya. Resiko ini terjadi terutama pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi lemah dan penderita diare yang berat. D. Bahaya Diare Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air yang sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat secara drastis. Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa normal. Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan. Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita. E. Penanganan Diare Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit. Jka tidak ada oralit, bisa 7
menggunakan larutan gula garam. Cara pembuatannya sebagai berikut : satu sendok teh munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung garam, dilarutkan dalam satu gelas air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum. F. Nutrisi bagi penderita Diare Kondisi peristaltik usus yang tidak memungkinkan, maka perlu diberi makanan yang lunak untuk membantu peristaltik usus. Bagi bayi yang menyusui, ASI tetap diberikan dan PASI diencerkan. Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and Toast (pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang). Makanan tersebut penting dikonsumsi terutama 24 jam pertama diare yang dapat membantu meringankan diare serta memberikan vitamin penting, mineral, dan karbohidrat yang mudah dicerna (diserap). Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara lain : a. Pisang b. Beras c. Sereal d. Saus apel e. Apel f. Teh g. Roti dan jelly h. Yoghurt i. Kentang rebus j. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit ) Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu: a.
Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b.
Susu, mentega, es krim, dan keju
c.
Minuman alkohol dan kafein
d.
Pemanis buatan
e.
Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-kacangan, brokoli, dan kembang kol.
G. Pencegahan Diare Adapun pencegahan diare adalah : 8
a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan b) Menutup makanan dan minuman c) Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak d) Selalu minum air yang sudah dimasak e) Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang pada tempatnya dan ditutup f)
Makan makanan yang sehat dan bergizi Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus
berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. H. Teknik cuci tangan Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci tangan paki sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memuali pekerjaan, akan menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang menempel di tangan. Berikut langkah cuci tangan yang baik dan benar : 1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
9
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk bersih atau tisu. 10
I. Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :
1 sendok teh gula
Seperempat (1/4) sendok teh garam
1 gelas air putih (200 ml) Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok
teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200 ml). Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa diminum.
Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu berlebihan yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya :
Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit. Selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit. Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya 1,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret. Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare. 11
BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan -
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
-
Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan, kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan).
-
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah.
-
Pertolongan pertama untuk diare, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit
-
Adapun pencegahan diare adalah : Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Menutup makanan dan minuman Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak Selalu minum air yang sudah dimasak Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang pada tempatnya dan ditutup Makan makanan yang sehat dan bergizi
B. Saran Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai promosi pelayanan kesehatan tentang penyakit diare.
12
DAFTAR PUSTAKA Fitriani, Sinta. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Graha Ilmu. Juffrie. 2010. Gastroenterologi-hepatologi, jilid 1. Jakarta: Badan penerbit IDAI Kurnawidjaja, L.M. (2012) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press. Nadra Khansa. 2017. Situasi Strategi Promosi Kesehatan Di Vico Indonesia, Tahun 2016. Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 93–104. Surabaya: Universitas Airlangga. Notoatmodjo, Soekidjoe. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineke Cipta. Simatupang M., 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003. Program Pascasarjana, Medan: Universitas Sumatera Utara.
13