DIARE Alpha Fardah A, IG. M. Reza Gunadi Ranuh, Subijanto Marto Sudarmo
BATASAN Keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali/24 jam I.
Diare Akut : terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari.
II.
Diare berkepanjangan : berlangsung lebih dari 7 hari.
III.
Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari.
I. DIARE AKUT 1.1. PatofisioIogi dan Patogenesis Ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit berperan penting pada patogenesis diare, terjadi perubahan absorbsi dan sekresi cairan dan elektrolit, yang dapat meningkatkan terjadinya dehidrasi. Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena : Sekresi yang meningkat (secretory diarrhea), pada diare infeksi. Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus. Moti1itas usus yang meningkat.
1.2. GejaIa Klinis Frekuensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair, berlendir, atau berdarah, dapat juga disertai gejala lain, anoreksia panas, muntah atau kembung. Dapat disertai gejala komplikasi, gangguan elektrolit, dehidrasi, gangguan gas darah/asidosis.
1.3. Penyebab Enteral
:
Infeksi :
Virus: Rotavirus, adenovirus, dan lain-lain
Bakteri : Salmonella, shigella, E-Coli, Yersinia, Campylobacter.
Parasit, Protozoa (Ent. Histolitika).
Jamur . dll.
Intoksikasi makanan Parenteral : Infeksi parenteral : ISPA, infeksi saluran kemih, OMA, dll.
1.4.
Komplikasi Awal : Gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa, intoleransi klinik akut terhadap karbohidrat dan lemak. Lambat : - Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea) - Intoleransi klinik hidrat arang yang berkepanjangan. - Diare persisten Diare kronik : - Sindrom postenteritis - Diare intraktabel
1.5. Cara Pemeriksaan 1.5.1. Etiologis : Klinis (sulit membedakan) Kultur faeces
1.5.2. Menentukan adanya dehidrasi atau tidak
Kriteria Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut Haroen Noerasid (Modifikasi)
Ditambah :
Ditambah :
1.5.3. Gangguan elektrolit : Pemeriksaan serum elektrolit (Hipernatremia, hiponatremia, hipokalemia). 1.5.4. Gangguan Gas Darah : Pemeriksaan gas darah.
1.6. Penatalaksanaan 1.6.1. Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.) Dehidrasi Ringan – 3 jam pertama (50ml/kg)
Usia
Tanpa Dehidrasi - jam selanjutnya (10-20 ml/kg/setiap diare
Bayi sp 1 tahun
1,5 gelas *
0,5 gelas*
Bayi sp 5 tahun
3 gelas **
1 gelas **
Bayi > 5 tahun
6 gelas
2 gelas
*Berat badan
+ 6 kg. :
6 kg x 50 ml = 300 mI = + 1,5 gelas 6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare
**Berat badan + 13 kg : 13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas 13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare
Terapi Cairan Standar (Iso Hiponatremia) Untuk Segala Usia Kecuali Neonatus PLAN
DERAJAT DEHIDRASI
C
BERAT
KEBUTUHAN CAIRAN +30 ml/kg/1 jam
*)
SEDANG
= 10 tts/kg/mnt +70 ml/kg/1 jam
B
6-9 %
= 5 tts/kg/mnt
RINGAN
+50 ml/kg//3 jam = 3- 4 tts/kg/mnt
JENIS CAIRAN RL
CARA/LAMA PEMBERIAN T.I.V/ 3 Jam atau lebih cepat
HSD
T.I.V/ 3 Jam
Atau
Atau
Oralit
T.I.G/ 3 Jam
HSD
Oral 3 jam
atau
T.I.V/ 3 Jam
oralit
Atau T.I.G/ 3 Jam A
TANPA DEHIDRASI
Keterangan :
+10-20 ml/kg/ setiap kali diare
Larutan RT atau oralit
Oral sampai diare berhenti
T.I.V : tetes intra venus T.I.G : tetes intra gastrik (untuk jenis-jenis cairan lihat lampiran 1)
Perkecualian : A. Neonatus ( < 3 bulan ) D10%/0,18NaCl
30 ml/kg.BB
2 jam
D10%/0,18NaCl
70 ml/kg.BB
6 jam
B. Penyakit Penyerta (Broncopneumonia., Malnutrisi berat, dsb) HSD
30 ml/kg.BB
2 jam
HSD
70 ml/kg.BB
6 jam
*) C. Hipernatremia : HSD 320 ml/kg.BB 48 jam Setelah melewati resusitasi cepat (1-2 jam) diberikan cairan HSD secara lambat. Defisit (70 ml) + rumatan (100 ml) + 2 hari ongoing losses : ± 320 mi/kg dalam waktu 48 jam (2-3 tetes/kg/menit).
1.6.2. Dietetik Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan dalam waktu singkat. Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah dicerna.
1.6.3. Vitamin A 100.000 IU (untuk anak di atas 1 tahun); 50.000 IU (untuk anak di bawah 1 Tahun) 1.6.3. Probiotik : 1 kapsul/1 bungkus per hari. 1.6.4. Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial. Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus-kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, gizi kurang dan adal penyakit penyerta (lihat lampiran 2) 1.6.5. Pengobatan problem penyerta. 1.6.6. Obat-obat diare tidak dianjurkan.
II. DIARE BERKEPANJANGAN (PROLONGED DIARE)
II.l. Patofisiologi Terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dengan akibat terjadinya malabsorpsi, peningkatan absorpsi protein asing, berkurangnya hormon enterik serta pertumbuhan kuman yang berlebihan. Terjadinya suatu sindrome post enteritis yang merupakan sebab dan akibat sejumlah faktor yang multi kompleks. Penyebab :
Intoleransi sekunder
Enteropati oleh karena protein makanan, terutama protein susu sapi (CMPSE) dan kedelai.
Malnutrisi
Enteropatogen
Parasit
II.2. Gejala Klinik : Lama diare melewati masa diare akut (5-7 hari) dapat disertai muntah dan kembung.
II.3. Etiologi :
Infeksi Malabsorpsi Penanganan diare akut yang tidak adekuat.
II.4. Pemeriksaan
Faeces:
Mikroskopis
Kultur
Test-test malabsorpsi :
Karbohidrat (pH, Clinitest)
Lemak : floating test ( Rosipal test )
Kultur urine
II.5. Penatalaksanaan II.5.1. Resusitasi cairan dan elektrolit bila ada gangguan. II.5.2. Identifikasi penyebab II.5.3. Pengobatan sesuai penyebab II.5.4. Pengelolaan diit yang rasional
Penatalaksanaan Diare Berkepanjangan Penyebab
Test Adanya reducing subtance dalam faeces Ekslusi dan challenge makanan bila mungkin biopsi usus
Pengobatan
Malnutrisi
Klinis & test biochemis
Rehabilitasi makanan
Adanya enterobakter yang
Pemeriksaan faeces, cairan
Antibiotik yang sesuai
Intolerasi gula Food protein
Eksklusi gula Eksklusi protein makanan
patogen yang persistent Parasite
UTI
& mukosa duodenum & jejunum Pemeriksaan faeces, cairan & mukosa duodenum & jejunum Kultur urine
Antibiotik yang sesuai Antibiotik yang sesuai
II.6 Komplikasi
Diare kronik/intraktabel
III. DIARE KRONIK
III.1. Patofisiologi Penyebab yang multi kompleks dari diare kronik menyebabkan patofisiologi yang komplek, saling mempengaruhi dan mungkin memperberat keadaan.
Mekanisme terjadinya diare kronik : III.l.l. Osmotik : -
Overfeeding
-
Malabsorpsi karbohidrat
-
Bahan makanan yang tak berserat
III.l.2. Sekretori : -
Infeksi interopatogen
-
Interotropik - hormon secreting factor
III.l.3. 0vergrowth Bakteria, Malabsorpsi asam empedu dan asam lemak : -
Usus halus terkontaminasi
-
Reseksi ileum
III.l.4. Abnormalitas absorpsi ion aktive Chloride diarrhea congenital III.l.5. Kerusakan Mukosa :
-
Enteritis/kolitis infectious
-
Gastro enteropathy karena alergi
-
Celiac disease
-
Inflamatory Bowel Disease
III.l.6. Motilitas Intestinal yang abnormal dan atau berkurangnya permukaan usus yang berfungsi - Hypomotility - Hypermotility - Short Bowel Syndrome
III.2. Penyebab dan Faktor Resiko
III.2.1. Infeksi : -
Ekstraintestinal : sering UTI
-
Intraintestinal : kuman penyebab khusus, sering : - Enteroadherent E.Coli (EAEC) - Cryptosporadium - Enteropathogenic E.Coli (EPEC) - Salmonella non typus
III.2.2. Faktor penderita : -
Usia kurang dari 3 bulan
-
Gizi buruk
-
Depresi sistem immunologik
-
Ensim-ensim yang berkurang
III.2.3. Faktor-faktor lain : kejadian diare akut yang terdahulu merupikan resiko terjadinya diare kronik.
Penanganan yang tidak efektif menambah resiko terjadinya diare kronik.
III.3. Gejala KIinik
Diare lebih dari dua minggu, disertai gejala intoleransi dan/atau infeksi enteral atau sepsis. Biasanya disertai gangguan gizi.
III.4. Pemeriksaan dan Diagnosis
III.4.1. Anamnesis yang teliti III.4.2. Pemeriksaan Fisis a.
Adanya gagal tumbuh
b. Gejala lain yang menyertai c.
Pemeriksaan anorektal
III.4.3. Riwayat Diit III.4.4. Laboratorium -
Kultur faeces
-
Uji malabsorpsi -
gula : pH, Clinitest
-
lemak : butir-butir lemak, sudan III, Rosipal, Van de Kamer
-
Pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi parenteral, misal kultur urine.
-
X-foto abdomen/barium untuk menyingkirkan kelainan anatomis.
-
Biopsi usus serial, dan dilakukan eliminasi dan chalenge untuk CMPSE.
III.5. Komplikasi
-
Sepsis
-
Malnutrisi ---> gangguan tumbuh kembang
III.6. Penatalaksanaan
III.6.1. Koreksi gangguan cairan & elektrolit bila ada III.6.2. Kausal III.6.3. Supportif dan dietetik " III.6.3.1. Vit A 100.000 -200.000 U 1x i.m. Vit B-compleks, Vit C. III.6.3.2. Dietetik - Dalam keadaan yang herat mungkio diperlukan parenteral nutrisi - Enteral Continous Drip Feeding memberikan hasil yang baik dengan formula khusus ( low lactose ) - Dalam keadaan malabsorpsi berat, serta allergi protein susu sapi dapat diherikan elemental atau semi elemental formula. III.6.3.3. Probiotik
DAFTAR PUSTAKA 1. Fitzegerald, J.F., MD.; Joseph H. Clark, MD. Chronic diarrhea Manual of Pediatric Gastro Enterology. Churchil Livingstone : Edisi I 1988; p 43-57. 2. Lehenthal Emanuel. Chronic Diarrhea in Children. New York Nestle/Vevey Raven Press, 1984. 3. Lehenthal Emanuel. Gastrointestinal Diseases and Nutritional in Aduquacies. Texk Book of Gastroenterology and Nutrition in infancy. New York : Nestle! Vevery Raven Press, 1981. 4.
Suparto, P. Studi mengenai Gastroenteritis Akuta Dengan Dehidrasi Pada Anak Melalui Pendekatan Epidemiologi Klinik Desertasi, 1987.
5. WHO. A Manual for The Treatment of Diarrhoea. 1990. 6. Alessio Fasano. Intestinal Infections. in Walker, Durie, Hamilton, Walker-Smith, Watkins. Pediatric Gastrointestinal Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management.B.C Decker:Edisi III 2000; 463-478. 7. Larry K.Pickering and John D.Snyder. Gastroenteritis. In: Nelson. Texbook of Pediatrics. Saunders, Philadelphia, Edisi 17 2004; p.1272-1276.
Lampiran 1 Larutan Baku Yang Tersedia
-
Ringir Laktat (RL)
-
Cairan Garam Faali (NS = NaCl 0,9%)
-
Dekstrosa 5% , 10% (D5 , D10)
-
Dekstrosa 5% dalam 0,225% NaCL (D5 – ¼ NS)
-
Bikarbonas – natrikus (NaBik) 2% - 3,75% -7,5%)
-
KCl 15%
-
NaCl15%
Larutan Khusus
-
-
R.L. (Ringer Lactate)
-
D5 : NS = 4 : 1 + NaBik (15 mEq/l) + KCl ( 10 mEq/l)
-
D5 – ¼ NS + NaBik + KCl
-
D5 : RL = 4 : 1 + KCl
-
D5 + 6 ml NaCl 15% + NaBik + KCl
Khusus untuk neonatus, kurang dari 3 bulan, kurang dari 4 kg. -
D10 : NS = 4 : 1 + NaBik (7mEq/l) + KCL (5mEq/l)
Penambahan NaBik / KCl untuk 500 ml cairan : -
Bila NaBik 2% : 60 ml NaBik 3,75% : 30 ml NaBik 7,5% : 15 ml
Untuk neonatus ½ dosis
-
Bila KCl 15% : 5 ml Untuk neonatus ½ dosis (1 liter 7,79% NaBik = 90 mEq Na+ dan HCO3-) (1 liter 14,9% KCl = 2000 mEq K+)
Obat antimikroba yang digunakan pada pengobatan diare akut oleh penyebab khusus pada anak.
(1)
(2)
Kolera
Antibiotika Terpilih Tetraksiklin
Pilihan Lain Furasolidon Anak 5 mg/kg/hr dibagi 4 dosis untuk 3 hari
Shigella2
Anak diatas 7 thn 50 mg/kg/hr dibagi 4 dosis untuk 2 hari. Trimetoprim (TMP)
Trimetoprim (TMP)
Sulfametoksasol (SMX)
Sulfametoksasol (SMX) 4
Anak –TMP 10 mg/kg/hr dan SMX 50 mg/kg/hr
Semua umur – TMP 8 mg/kg/hr
Penyebab
Dibagi 2 dosis selama 3 hari. Dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Asam nalikdisat Anak –55 mg/kg/hr dibagi 4 dosis selama 5 hari
Amebiasis
Metronidasol
Usus akut
- Anak – 30 mg/kg/hr selama 5 – 10 hari
Bila dianggap perlu dapat diberikan antibiotik yang lain lebih murah tetapi cukup sensitif
Pada kasus yang berat : injeksi intra muskuler, dalam dehidro emetin hidrokhlorida 1 – 1,5 mg/kg (maks 90 mg) s.d. 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur)
Giardiasis
Metronidasol
Kuinakrin
- Anak –15 mg/kg/hr selama 5 hari
- Anak – 7 mg/hr dosis terbagi dalam dosis terbagi – 5 hari
1. Sernua dosis yang diberikan adalah melalui oral kecuali dinyatakan lain. Bila obat tidak tersedia dalam bentuk sirop untuk anak-anak kecil, dapat dibuat dalam bentuk bubuk. 2. Pemi1ihan antibiotik untuk pengobatan harus memperhitungkan frekuensi resistensi terhadap antibiotik di daerah itu. 3. Pengobatan dengan antibiotik tidak penting sekali untuk keberhasilan pengobatan tetapi memperpendek lamanya penyakit dan ekskresi organisme pada kasus berat. 4. Pilihan lain termasuk kloramfenikol dan eritromisin. 5. Tinidasol dan ornidasol dapat juga digunakan menurut anjuran pabrik. 6. Untuk anak dibawah 8 tahun tetrasiklin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gigi berwarna coklat.