Diagnosa Nanda Keluarga Dan Komunitas-1.docx

  • Uploaded by: Shahibatul Hablaini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diagnosa Nanda Keluarga Dan Komunitas-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,712
  • Pages: 7
DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERTENSI DIAGNOSIS KOMUNITAS BATASAN KARAKTERISTIK DOMAIN 1: PROMOSI KESEHATAN Ketidakefektifan manajemen Inti: kata kunci sudah sakit, berobat..tetapi tidak dilakukan kesehatan (hal. 162) dengan teratur, misal tidak minum obat teratur, makan berlemak, dll..intinya kalau manajemen itu sudah sakit, gagal dalam mematuhi pengobatan, untuk mengurangi factor risiko itu sangat sulit, kegagalan dalam mengurangi factor risiko supaya tidak berlanjut, kalau manajemen (lebih kea rah tersier) Ketidakefektifan pemeliharaan Inti: keluhan sudah muncul, tidak mampu mengidentifikasi, kesehatan (hal. 161) mengelola, dan mengatasi, kurang pengetahun dasar….intinya beberapa gejala sudah muncul, tapi pasien tidak merasa kenapa2, sedangkan kalai perilaku cenderung berisiko, gejala belum muncul, jadi murni pasiennya sehat Perilaku kesehatan cenderung Inti: belum sakit, gagal mencegah factor risiko agar tidak berisiko (hal.160) sakit, contoh merokok, konsumsi alcohol berlebihan, gagal untuk mencegah masalah kesehatan intinya dia punya kebiasaan yang jelek (lebih kea rah primer) Defisiensi kesehatan komunitas Lebih ke arah manajemen, masalah kesehatan sudah dialami (hal. 159) kelompok karena tidak ada program untuk mencegah, tidak tersedia program untuk mengurangi masalah, risiko hospitalisasi, tidak cukup ahli perawat komunitas, tidak tersedia pelayanan, kebijakan tidak ada Gaya hidup kurang Inti: aktivitas fisik kurang dari yang dianjurkan.Yg gerak/monoton (hal. 155) dianjurkan menurut WHO (2016) dan kemenkes adalah 3045 menit. latihan fisik contohnya senam, berenang, dll. Latihan fisik dibagi menjadi aerob dan anaerob. Kalau aerob pakai beat seperti aerobic, kalau anaerob bersifat ringan seperti yoga, taeci, senam tera, dll. kalau aktivitas fisik contohnya memasak, mencuci, dll (aktivitas fisik sedang), ngangkat berat (aktivitas fisik berat), aktivitas fisik ringan (bangun tidur), olahraga intinya melatih massa otot contoh bermain bola, angkat besi, dll Risiko sindrom kelemahan lansia Inti: gaya hidup kurang gerak, aktivitas fisik kurang dari yg (hal. 156) dianjurkan, usia > 70 tahun, riwayat jatuh, tinggal sendiri, hambatan mobilitas, kekuatan otot menurun, kurang dukungan sosial Ketidakpatuhan Inti: kalau ketidakpatuhan spesifik ke satu hal, missal tidak patuh minum obat, tidak patuh olahraga, mengingkari perjanjian, melanggar kontrak yang sudah disepakati, contoh TB gagal minum obat, hipertensi tidak patuh minum obat (pengobatan yang sudah pasti kontraknya) tapi dilanggar.

Contoh lain kunjungan ibu hamil minimal 4x selama antenatal, kalau tidak dipatuhi berarti bias diangkat diagnosis ketidakpatuhan DOMAIN 2: NUTRISI Ketidakefektifan pemberian ASI Inti: kesulitan memberikan ASI, lebih ke arah bayi yang (hal 172) tidak mampu menyusu, anomali payudara ibu, intinya tidak mampu memberi ASI sehingga timbul gejala kurang menyusu pada bayi contoh bayinya menangis, BB nya kurang Ketidakcukupan ASI Inti: produksi ASI yang rendah Kesiapan meningkatkan ASI Inti: siap memberikan ASI dan tidak ada masalah dalam meyusui Obesitas IMT > 30 utk anak dan dewasa Overweight/berat badan berlebih IMT > 25 Ketidakseimbangan nutrisi: BB 20 atau > 20% dibandingkan BBI, ex BB 50, maka 20% kurang dari kebutuhan tubuh dari 50 adalah 10, maka 50-10 = 40, jadi kalau BBnya < 40 maka dikatakan nutrisi kurang, rumus IMT = BB/TB2. Jangan lupa TB nya dalam meter. Kategori IMT WHO - < 18,5 kurus - 18,5-24,9 normal - 25-29,9 overweight - > 30 obesitas Risiko ketidakstabilan gula darah Inti: kadar glukosa darah naik turun, kemungkinan pada orang hamil, orang terdiagnosa diabet, penambahan/penurunan BB berlebih, stress berlebih, pemantauan glukosa tidak adekuat DOMAIN 3: ELIMINASI DAN PERTUKARAN GAS Inkotinensia stress, Stress: keluar saat ketawa, bersin, banyak dialami wanita, urge(dorongan) kalau urge karena dorongan, kalau punya keinginan untuk pipis harus cepet2 kalau tidak maka akan ngompol, terjadi pada wanita maupun perempuan, kalau mix campuran antara stress dan urge. Kalau inkontinensia fungsional: ada keluhan inkontinensia stress dan urge plus masalah imobhilisasi, ex orang diabet, stroke, dll Kalau retensi urine: nggak tuntas, sering pada laki2, karena pembesaran prostat, urine netes

Diare

Gangguan eliminisai uri: semua keluhan ada, misal inkotensi, disuri, anyang2en, pipis netes, nokturia, retensi urine Inti: BAB > 3x dalam 24 jam, feses tidak terbentuk, nyeri abdomen, usus hiperaktif

DOMAIN 4: AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT Insomnia Inti: gangguan pd kuantitas dan kualitas tidur, jumlah tidurnya kurang, kalau kualitas contohnya bugar atau tidak,

merasa pusing, gangguan pola tidur, dll. Lebih parah dari gangguan pola tidur Gangguan pola tidur Inti: lebih ke arah factor eksternal contoh lingkungan, tidak puas tidur, sering terbangun. jika gangguan pola tidur contohnya pada ibu pasca melahirkan, ibu menyusui, sering terbangun, Hambatan mobilitas fisik Inti: lebih kea rah ektremitas yg tidak mampu bergerak mandiri. Ex ROM terbatas. Kalau pasien stroke, terbatas di tempat tidur. Jadi hambatan mobilitas fisik itu ada beberapa macam: - Hambatan moblitas fisik di tempat tidur: tidak bias pindah dari posisi satu ke posisi lainnya di tempat tidur - Hambatan mobilitas fisik: terbatas pada gerakan fisik secara mandiri pada ekstremitas. Batasannya tremor, ROM terbatas, postur tidak stabil, gerakan melambat, sikap berjalan mengalami gangguan - Hambatan kemampuan berpindah: tidak bias berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, e dari tempat tidur ke kursi roda, dari kursi ke tempat tidur, dll, intinya diantara 2 permukaan datar yang berdekatan - Hambatan berjalan: tidak mampu berjalan menanjak, menurun, permukaan yg tidak rata, pada jarak tertentu, berapa menit, tidak mampu menaiki tangga Intoleransi aktivitas Inti: tidak cukup energy karena beberapa masalah kardiovaskuler dan pulmonal, keletihan. Intinya pre dan post aktivitas pasti ada perubahan pada TTV Keluyuran Inti: gerakan mondar mandir tanpa arah, bingung, berulangulang, tersesat, terbirit2, memasuki ruang terlarang, sembrono, related factor karena gangguan kognitif Risiko gangguan fungsi Inti: factor risiko pada pasien DM, hipertensi, obesitas, kardiovaskuler merokok, penyakit jantung, gaya hidup kurang gerak, usia > 65 tahun Ketidakefektifan perfusi jaringan Inti: penurunan sirkulasi darah ke perifer perifer Batasan: edema, angkle brakial < 0,9 mengukurnya dengan mikrofilamen, kelambatan penyembuhan luka perifer, parestesia, perubahan fungsi motoric, perubahan karakter kulit, dll Deficit perawatan diri: eliminasi: Inti: - Mandi - Mandi: tidak mampu mandi, tidak bias nambil - Berpakaian peralatan mandi sampai mandi - Toilet - Berpakaian: mulai dari memilih sampai - Makan mengenakannya tidak bias - Makan: mulai menyiapkan alat makan sampai makan tidak bias

DOMAIN 5: KOGNISI Konfusi akut

Toileting: tidak mampu melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri

PERSEPSI

Konfusi kronis

Kerusakan memori

Defisiensi pengetahuan

DOMAIN 6: PERSEPSI DIRI Risiko harga diri rendah kronis

Harga diri rendah situasional

Inti: bingung, periode waktunya singkat, masih bisa sembuh ke kondisi semula, ex: karena kecanduan, pengguna obat terlarang, ganja, alcohol, dll. Related factor: delirium, demensia Inti: pasti melewati konfusi akut dulu, berkepanjangan, ada perburukan, mengalami masalah otak, ada cedera otak, tumor, stroke, dll, terus menerus, alzeimer Inti: ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan sikap, bisa lanjutan dari defisiensi pengetahuan. Jika kerusakan memori, pasien sudah diberikan informasi, edukasi, dll, tapi tidak paham, susah mengerti, berkali2 diberikan infformasi tapi tidak mampu memahami. Related factor: anemia, gangguan neurologis, cedera otak, penurunan curah jantung, elektrolit (intinya lebih ke arah gangguan fisiologis tubuh Inti: tidak ada masalah pada fisilogis tubuh, tapi lebih ke arah kurang informasi, kurang terpapar, minat belajar tidak ada atau turun Inti: risiko mengalami perasaan negative dalam diri sendiri dalam waktu yg lama, gagal berulang2, ex: pasien TB yang kurang kasih saying dari keluarga, kurang diperhatikan, dll, Inti: saat ini dialami, diungkapkan, jika HDR situasional tidak diatasi, maka akan muncul risiko harga diri rendah kronis, ada persepsi negative terhadap dirinya tentang kondisinya saat ini`

DOMAIN 7: HUBUNGAN PERAN Ketegangan peran pemberi Inti: sudah terjadi kesulitan pemberian asuhan, keluarga asuhan mengalami kesulitan membagi waktu, aktivitas memberi asuhan karena kurang tahu dan kurang mampu merawat, status kesehatan pemberi asuhan misal pelaku rawat mengalami DM, dll, status kesehatan emosi: misal selama merawat marah, emosi, g sabar, stress. Social ekonomi: selama merawat produktivitas menurun tidak bekerja, proses keluarga yg terganggu, hubungan pemberi asuhan Risiko ketegangan peran pemberi Inti: masih berisiko mengalami kesulitan memberi asuhan, asuhan misal kurang piknik, kurang waktu, pemberi asuhannya wanita, keparahan penyakit dari keluarga yg sakit, aktivitas pemberi asuhan yg berlebihan, tidak memiliki pengalaman utk mengasuh Ketidakefektifan performa peran Inti: bingung peran, ketegangan peran, konflik peran. Related

Gangguan proses keluarga (312)

factor: pengetahuan: harapan peran tidak realistis, model peran tidak adekuat, persiapan peran tidak adekuat, fisiologis: HDR, masalah kesehatan jiwa, social, keletihan Sosil: KDRT, konflik, kurang sosialisasi peran, kurang sumber daya, stressor, usia muda Inti: perilaku saling menyalahkan, perubahan pola komunikasi, penurunan dukungan, perubahan keintiman, perubahan dalam penyelesaian konflik, perubahan dalam respon hubungsn kasih sayang

DOMAIN 8: SEKSUALITAS Ketidakefektifan proses Inti: gaya hidup prenatal tidak adekuat, misalnya: nutrisi, kehamilan melahirkan (327) hygiene, tidur tidak adekuat. Perawatan prenatal tidak adekuat, persiapan lingkungan rumah tidak adekuat, rencana kelahiran tidak realistis, biasanya sindrom baby blue DOMAIN 9: KOPING/TOLERANSI STRESS Ketidakefektifan koping (346) Inti: akses dukungan social tidak adekuat, tidak mampu meminta bantuan, tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, tidak mampu mengatasi masalah, tidak mampu menghadapi situasi, perilaku destruktif, perubahan pola komunikasi, pola tidur, strategi koping tidak efektif Ketidakefektifan koping Inti: Angka penyakit di komunitas tinggi, konflik komunitas komunitas (349) yang berlebihan, penurunan partisipasi di komunitas, merasakan kerentanan di komunitas Ketidakmampuan koping Inti: Distorsi realita (tidak bisa menerima tentang masalah keluarga (353) kesehatan keluarga yang dialami), gejala psikosomatis, adanya ketergantungan klien, ada pengabaian hubungan di keluarga, ada pengabaian kebutuhan dasar dari klien, mengabaikan program pengobatan, penolakan DOMAIN 10: PRINSIP HIDUP DOMAIN 11: KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN Risiko Jatuh (410) Inti: rentang terhadap risiko jatuh. Biasanya penggunan alat bantu, riwayat jatuh, tinggal sendiri, pengawasan, gangguan kognitif, masalah lingkungan, penyakit penyerta (arthritis, anemia, gangguan keseimbangan, inkontinensia uri), usia di atas 80 tahun Hipertemi (457) Inti: suhu di atas normal (dewasa 36,5 – 37,4) DOMAIN 12: KENYAMANAN

Kelompok Rentan: Mengalami beberapa factor risiko. Misalnya: ibu hamil (ekonomi kurang, tingkat pendidikan rendah, akses pelayanan kesehatan kurang), lansia, pengidap HIV. Kelompok Risiko: Biologi, lingkungan, gaya hidup Strategi Keperawatan Komunitas: 1. Promkes 2. Proses Kelompok (SG, SHG) 3. Pemberdayaan 4. Kemitraan

SETTING Fokus pada Promosi Kesehatan Trias UKS: 1. Pendidikan Kesehatan (promotif dan preventif) 2. Pelayanan Kesehatan (kuratif dan rehabilitative= P3K dan P2P) 3. Lingkungan Sehat a. Pelaksanaan 7K: Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban, Kemanan, Kerindangan, Kekeluargaan b. Pemeliharaan dan Pembinaan Kesling c. Pembinaan Kerjasama antar masyarakat sekolah UKS berdasarkan Surat Keputusan Bersama: Menteri Agama, Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Alur Pelaporan berdasarkan SKB 4 Menteri 1. Tingkat SD Sekolah, Kelurahan, Kecamatan, Dinas Kesehatan 2. Tingkat SMP Sekolah, Kecamatan, Dinas Kesehatan Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa: 1. Health Public Policy Menciptakan kebijakan di suatu masyarakat (Misal: Kawasan Tanpa Rokok) 2. Supportive Environment Penyebaran leaflet, booklet, banner, reklame

3. Community Action Seperti pemberdayaan, membentuk struktur organisasi (SHG), tidak bisa berjalan sendiri, membutuhkan partisipasi masyarakat, dukungan Pak RW dan tokoh masyarakat 4. Personal Skill Melalui pelatihan, melalui pendidikan kesehatan 5. Reoriental Health Service Semua pelayanan berorientasi pada kesehatan. Misal: ketuk pintu layani dengan hati, keluarga sehat)

Related Documents


More Documents from "Diana Anggraini"