Demotivasi Karyawan

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Demotivasi Karyawan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,179
  • Pages: 9
Delapan bentuk demotivasi yang pokok terjadi pada pekerja: 1.Kurang memahami tujuan pekerjaan; 2.Standard yang ditentukan terlalu tinggi; 3.Disiplin yang sangat berkurang; 4.Terlalu banyak tekanan dari atas; 5.Tidak cukup kontak dengan manajemen; 6.Kritik yang terlalu tajam; 7.Peralatan dan kondisi yang tidak memadai; 8.Menurunnya peranan kepemimpinan.

1

Penjelasan 1. Kurang memahami tujuan pekerjaan

kemunduran

Tidak memahami

Standart Pelaksanaan Kerja

Tanda-tandanya:  Kurangnya rasa hormat terhadap Supervisor  Dalih “tak ada orang yang memberitahukan itu kepada saya…”  Mundurnya usaha  Berdebat mengenai prosedur  Pertanyaan yang tidak berujung pangkal dan tidak berarti, mengenai apa yang dilakukan berikutnya Solusi:  Duduk bersama mempertimbangkan setiap orang dan setiap pekerjaan;  Pikirkan dan jelaskan buat diri sendiri tentang standart-standart dan harapan-harapan;  Komunikasikan standart dan harapan-harapan itu kepada pekerjaan. Pertanyaan yang dapat diajukan: 1) Bagaiman kinerja Supervisor dalam perusahaan? 2) Bagaimana tanggapan pekerja/ karyawan secara pribadi terhadap Supervisor yang ada? 3) Mengapa prosedur pekerajaan tidak dapat dijalankan dengan sepenuhnya? 4) Apakah ada kesulitan untuk menjalankan standart pekerjaan yang ditetapkan? 5) Apa/ bagaimana harapan karyawan terhadap perusahaan? (berkaiatan dengan peraturan perusahaan, kompensasi yang diberikan, dll.)

2

2. Standart yang ditentukan terlalu tinggi (masalah target pekerjaan)

GAGAL Target tinggi Tanda-tandanya: Frustasi dan kecewa

Indikasi:  Pernyataan sikat “apa adanya”  Mengabaikan kualitas standart  Kurangnya kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain  Reaksi yang tidak enak terhadap suruhan atau permintaan  Menutup-nutupi kesalahan Solusi:  Melihat lagi mengenai standart pelaksanaan pekerjaan  Memastikan bahwa setiap orang mempunyai tujuan-tujuan jangka pendek yand dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu Pertanyaan yang perlu diajukan: 1. Apakah setiap karyawan mengetahui target kerja yang ditentukan? 2. Bagaimana usaha karyawan dalam mencapai target yang ditentukan? 3. Berhasilkan usaha karyawan dalam pencapaian target kerja? 4. Apa yang menyebabkan usaha pemenuhan target tidak berhasil? 5. Mengapa muncul sikap kurang mau bekerja sama dengan orang lain?

3

3. Disiplin yang sangat berkurang

PERATURA N

Pandangan remeh terhadap Prosedur dan Kebijakan

Tidak Ketat

Tanda-tanda:  Salah memakai peralatan  Terlalu banyak bermain-main/ mondar-mandir  Sering berbuat kesalahan dan kelalaian  Banyak sekali terlambat masuk kerja dan mangkir  Tidak rapid an seperti acak-acakan Sokusi:  Meninjau kembali aturan-aturan apakah sudah berjalan dengan baik/ benar  Menghilangkan beberapa peraturan yang tidak dapat dijalankan  Mengusahakan agar setiap orang mengetahui, dengan perkataan dan contoh, bahwa peraturan yang masih ada akan dijalankan dengan adil dan konsisten Pertanyaan yang perlu diajukan: 1. Mengapa karyawan tidak disiplin? 2. Peraturan-peraturan apa saja yang dapat dijalankan? 3. Peraturan-peraturan apa saja yang tidak dapat dijalankan? Alasannya? 4. Mengapa karyawan sering berbuat kesalahan dan kelalaian? 5. Mengapa karyawan banyak yang terlambat masuk kerja dan mangkir? 6. Bagaimana kinerja karyawan selama ini? 7. Apakah karyawan memiliki kebanggaan terhadap bidang pekerjaannya? 8. Bagaimana mengurangi risiko salah/ lalai dalam bekerja? 9. Adakah sanksi yang bisa diterapkan apabila karyawan tidak disiplin? 4

4. Terlalu banyak tekanan dari atas MANAJEMEN DIAWASI

Tidak Efektif dan Kehilangan Motivasi KARYAWAN

Tanda-tandanya:  Keluhan-keluhan yang sering tentang pekerjaan  Permintaan yang banyak sekali untuk pindah kerja  Bergerak dan berpindah-pindah secara gelisah dalam pekerjaan  Muncul ketegangan di antara pekerja  Mudah tersinggung pada waktu penugasan yang baru Solusi:  Perlu adanya pembatasan pengawasan kerja karyawan  Sangat perlu dilakukan pendelegasian tugas lebih banyak jika keadaannya memungkinkan  Mencoba untuk mengajak pekerja dapat mengungkapkan isi hatinya Pertanyaan yang perlu diajukan: 1. Apakah keluhan-keluhan yang sering muncul tentang pekerjaan? 2. Adakah permintaan untuk pindah dari pekerjaan? Kebanyakan alasannya apa? 3. Mengapa pekerja gelisah saat bekerja? 4. Adakah ketegangan di antara pekerja? Jika ada, apakah penyebabnya? 5. Mengapa pekerja mudah tersinggung pada waktu penugasan baru? 6. Sudahkah Supervisor berperan? Sejauhmana?

5

5. Tidak cukup kontak dengan manajemen

KURANG KARYAWAN

KOMUNIKASI

MANAJEMEN

Tanda-tandanya:  Sedikit pekerja yang menemui atasan/ manajer  Instruksi-instruksi manajemen tampaknya dengan sengaja disalahartikan  Kabar angin dan desas-desus terus bermunculan  Orang bicara dengan menyakitkan hati atau menertawakan pekerjaan  Bawahan mengelakkan atau seperti tidak peduli terhadap manajer Solusi:  Diusahakan adanya perhatian yang lebih besar terhadap masalah atau minat karyawan (di dalam dan di luar perusahaan)  Sangat diperlukan adanya usaha dari atasan untuk menjumpai atau melihat bawahannya  Diperlukan empati dari atasan terhadap bawahannya Pertanyaan yang perlu diajukan: 1. Berapa banyak bawahan yang menemui manajer 2. Jika ada bawahan yang menemui manajer, biasannya berkaitan dengan hal apa? 3. Adakah instruksi-instruksi manajer yang sengaja disalahartikan? Mengapa? 4. Adakah rumor dalam perusahaan yang sering dibicarakan? 5. Adakah orang yang berbicara menyakitkan hati dan sering menertawakan pekerjaan? Jika ada, apa alasannya? 6. Mengapa bawahan mengelak atau tidak peduli terhadap manajer? 7. Bagaimana sikap manajer yang terjadi selama ini dalam menanggapi masalah bawahan? 6

8. Sudahkah manajer meluangkan waktu untuk bawahannya?

6. Kritik yang terlalu tajam Bersifat Negatif

Hilangnya Semangat

KRITIKAN KRITIKAN + Pandangan Positif

Bersifat Negatif Semangat Terjaga

Beberapa indikasinya:  Pelaksanaan pekerjaan “menurut peraturan” (tidak adanya inisiatif pribadi karyawan)  Pengelakan berbicara dengan manajer  Tidak dapat mengatasi permasalahan dan mengikuti kemajuan perusahaan  Sangat mudah tersinggung dan tegang Solusi:  Sangat perlu meninjau kembali berapa banyak diberikan pujian atau penghargaan kepada karyawan?  Ungkapan penghargaan terhadap kerja baik karyawan, misal: menepuk punggung karyawan sebagai ungkapan pujian.  Perlu membuat kritik yang seimbang dengan saran-saran yang konstruktif dan tawaran pertolongan Pertanyaannya: 1. Apakah ada kesempatan untuk memberikan penghargaan terhadap hasil kerja baik karyawan? 2. Ungkapan-ungkapan apa saja yang telah ditunjukkan dalam memberi penghargaan terhadap karyawan yang bekerja dengan baik? 7

3. Adakah control diri pada saat berkomunikasi antara atasan dengan bawahan?

7. Peralatan dan kondisi yang tidak memadai PERUSAHAAN

KARYAWAN Indikasinya:

PEKERJAAN

Peralatan dan Kondisi yang Memadai

KEPEDULIAN KETIDAKPEDULIAN

Peralatan dan Kondisi yang Tidak Memadai

Indikasi:  Keluhan yang sering muncul dari karyawan pada saat bekerja  Melihat bahwa orang di departemen lain lebih baik  Ketakukan dan penundaan-penundaan yang tidak dilihat sebelumnya  Tidak hati-hati menjaga peralatan dan material perusahaan  Gagal membuat penyesuaian kecil yang diperlukan  Sering membutuhkan perbaikan dan konsultasi Solusi:  Perhatikan keadaan peralatan dan kondisi kerja dari tingkat atasan sampai bawahan  Bandingkan keadaan tersebut dengan situasi yang sama di dalam perusahaan dan di luar lingkungan perusahaan (misal: studibanding, anjangsana)  Jika perlu perubahan, dan jika usaha memperjuangkannya sampai tingkat atasan, perlu diusahakan agar pekerja mengetahui bahwa sudah ada perjuangan ke arah perubahan itu.

8

8. Menurunnya peranan kepemimpinan. Para pekerja menginginkan pemimpin yang baik. Jika manajer tidak memberikan itu, akan ada masalah, sebagaimana dinyatakan oleh indikasi berikut ini. Indikasinya:  Munculnya pemimpin-pemimpin informal  Perdebatan mengenai hak-hak istimewa  Tidak adanya sikap hormat terhadap otoritas pemimpin  “Melupakan” instruksi atau komentar dan pendapat manajer  Penentangan terhadap perubahan Solusi:  Mengembalikan posisi kepemimpinan pada etos kerja yang dapat menjadi teladan bagi bawahan  Menentukan tujuan-tujuan dan memastikan tujuan itu jelas buat setiap orang dalam perusahaan  Adanya usaha untuk memotivasi karyawan secara terus-menerus agar melaksanakan tujuan yang ditentukan Pertanyaan yang dapat diajukan: 1. Adakah kemunculan pemimpin-pemimpin informal dalam perusahaan? 2. Adakah perdebatan yang berujung pada penuntutan hak-hak istemewa karyawan? 3. Adakah sikap hormat terhadap otoritas pemimpin? 4. Jika tidak ada sikap hormat terhadap otoritas pemimpin, apa alasannya? 5. Apakah terdapat upaya “melupakan” instruksi atau komentar dan pendapat manajer? 6. Apakah ada penentangan terhadap perubahan?

9

Related Documents