Populasi penduduk Jakarta di pagi hari dua kali lipat dibandingkan malam hari
diDedikasikan untuk Komuter
Total pergerakan komuter: 6 - 7 juta jiwa/hari
Fakta Jakarta: Komuter dan Kota
+
Tol - TransJakarta
Tol - KRL
+
Tol - Kepadatan
Optimalisasi Transportasi Publik Arifin Tan Elisa Sutanudjaja Evelyn Julian Pratama Lia Handayani Wike Kertajaya Yohanes Budiyanto
Masih perlukah Jalan Tol Dalam Kota? Masih ada alasan untuk tinggal di pinggir kota?
cerita kami Kami selalu bergerak. Kami bersaing dengan matahari, siapa paling cepat terbit dan meninggalkan rumah. Anak kami bangun disaat seharusnya masih tertidur. Kami berjalan jauh, bukan untuk mengamati gunung kejauhan dari puncak jalan tol, atau birunya teluk Jakarta dari tepian jalur lambat jalan tol Sedyatmo. Tapi kami menempuh puluhan kilometer demi selembar cek di akhir bulan. Di akhir pekan kami terlalu lelah untuk berwisata, terlalu capai untuk turun dari tempat tidur, penat untuk membawa anak kami ke taman, lebih baik simpan tenaga untuk minggu depan. Kami tidak tinggal di rumah, kami tinggal di jalan tol. Kami adalah Komuter. Dan kami anggap jalan tol adalah ruang tinggal kami. Sementara Jakarta semakin berdiaspora ke tepian, namunpergeseran dikompensasi dengan pembangunan jalan tol dan menganaktirikan pembangunan transportasi publik, sementara para komuter tidak bisa melepaskan diri dari Jakarta, mereka tetap beraktifitas di Jakarta, namun pulang ke tepian. Akhirnya beban jalan tol terus bertambah seiring dengan pertumbuhan. Namun JIKA semua transportasi publik berjalan maksimal (TransJakarta, Monorail, Busway, KRL), masihkah kita memerlukan jalan tol?
MIMPI
KINI
Rumah kedua kita? Begitu lama waktu kita di jalan, dalam kendaraan pribadi, membuat kita semakin nyaman dan terbiasa dengan ruang mobil - memanfaatkan semaksimal mungkin. Fleksibel dan kompak, bergerak dan memberikan akses secara bersamaan.