Data Mangga Jawa Tengah.docx

  • Uploaded by: Alamco
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Data Mangga Jawa Tengah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,789
  • Pages: 8
Menurut BPS (2006), tiga provinsi penghasil manga terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kontribusi produksi manga di Jawa Timur adalah 36,14 persen (655.692 ton) dari total produksi nasional. Kemudian Provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi terbesar kedua sebesar 18,44 persen (334.596 ton), dan diikuti oleh Provinsi Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 14,33 persen (260.107 ton). Dari data tersebut kemudian dikerucutkan lagi menjadi persebaran produksi mangga perdaerah di Jawa Tengah pada tahun 2016, yaitu sebagai berikut: Mangga Kabupaten/Kota

Tanaman Hasil (pohon)

Produksi (kg)

Kabupaten 1

Kab. Cilacap

16 813

18 160

2

Kab. Banyumas

14 085

11 569

3

Kab. Purbalingga

6 132

8 101

4

Kab. Banjarnegara

7 096

4 985

5

Kab. Kebumen

36 269

16 786

6

Kab. Purworejo

17 926

26 541

7

Kab. Wonosobo

796

1 018

8

Kab. Magelang

4 800

3 450

9

Kab. Boyolali

98 889

67 261

10

Kab. Klaten

28 537

54 875

11

Kab. Sukoharjo

55 144

44 403

12

Kab. Wonogiri

66 811

34 246

13

Kab. Karanganyar

54 663

48 874

14

Kab. Sragen

75 868

65 214

15

Kab. Grobogan

327 305

273 918

16

Kab. Blora

186 150

176 600

17

Kab. Rembang

409 940

1 152 212

18

Kab. Pati

209 549

290 186

19

Kab. Kudus

22 283

19 896

20

Kab. Jepara

85 507

113 994

21

Kab. Demak

111 927

117 392

22

Kab. Semarang

87 087

31 390

23

Kab. Temanggung

3 921

5 221

24

Kab. Kendal

91 828

98 625

25

Kab. Batang

55 996

38 093

26

Kab. Pekalongan

27

Kab. Pemalang

28 29

33 678

74 815

157 633

260 475

Kab. Tegal

41 594

59 130

Kab. Brebes

140 372

158 632

5 570

2 209

Kota 1

Magelang

2

Surakarta

3

Salatiga

4

Semarang

5

Pekalongan

6

Tegal

Jawa Tengah

11 084

9 142

800

204

34 248

33 226

6 292

3 703

16 517

21 418

2 418 861

3 345 964

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (2016)

Dari daerah sentra produksi manga di Jawa Tengah tersebut, beberapa kultivar manga yang ada antara lain: No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Nama Kultivar

Asal

Beku 279 Gayer 213 Lalijiwo 91 Krasak 327 Dodol Jembar Dodol pijet Dodol Semar Wirasangka

Jati Roto, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah

Mangga Beku Mangga Beku, menurut Fitmawati (2009), termasuk dalam kelompok utama Berem yang memiliki ciri-ciri buah berbentuk membulat, pucuk buah meruncing, berparuh, warna buah muda hijau muda, warna daging buah kuning muda sampai kuning, terdapat rambut pada cabang utama perhubungan, bentuk kelopak bunga segitiga menyempit, bentuk mahkota oblong, percabangan vena pada pangkal mahkota, dan panjang mahkota 2.0-2.5 mm.

Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Berem, kelompok Cempora dan kelimpok Cengkir. Kelompok Berem tersebut beranggotakan kultivar ‘Berem’, ‘Beku’, ‘Beluk’, ‘Kapal’ dengan ciri pangkal buah rata, letak tangkainya miring ke depan dan pucuk buah meruncing. Pengelompokan kultivar Berem menggunakan ciri-ciri pembeda antar kultivar dalam kelompok utama Berem. Sebagian besar anggota kelompok Berem berukuran besar seperti kultivar ‘Berem’ dapat mencapai 3 kg/buah, tetapi memiliki rasa yang kurang manis, warna daging buah masak kuning muda dan berserat kasar kelompok ini berpotensi untuk dibuat bubur mangga (pure).

Mangga Gayer

Mangga Lalijiwo Tinggi pohon mangga lalijiwo.sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua,

berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik- bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.

Kelompok utama Madu disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm, lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Berdasarkan morfologi buah diperoleh sejumlah sinonim dan homonym dalam penamaan kultivar mangga. Sinonim adalah nama berbeda tetapi mengacu pada kultivar yang sama, sebaliknya homonim adalah nama yang sama mengacu pada kultivar yang berbeda. Hal ini dipengaruhi bahasa daerah dan lokasi tempat tumbuh, sehingga memunculkan sejumlah sebutan berbeda. Kultivar ‘Lalijiwo’ (Jawa Tengah) sama dengan ‘Thaber’ dan ‘Tabar’ (Madura), ‘Gurih’ (Jawa Timur). Kultivar ‘Indramayu’ sama dengan kultivar ‘Cengkir’. Mangga Krasak Menurut Fitmawati (2009), kultivar manga Krasak termasuk dalam kelompok utama Bapang yang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.

Mangga Dodol Jembar Kultivar Mangga Dodol Jembar termasuk Kelompok Kopyor yang bercirikan lekukan pada paruh buah, pucuk buah datar pada ‘Kopyor’, kandungan air dan serat yang lebih banyak, sehingga lebih sesuai dijadikan minuman atau jus. Manga tersebut masuk dalam Kelompok utama Arumanis yang disatukan oleh ciri bentuk buah membulat telur lonjong, pucuk buah datar sampai membulat, paruh dangkal sampai tidak ada, bentuk daun oblong dengan ujung daun runcing, dan terdapat rambut pada cabang utama Perbungaan. Mangga Dodol Pijet Kultivar manga Dodol Pijet termasuk kelompok Endok dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm dan masuk dalam Kelompok utama Madu yang disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda.

Mangga Dodol Semar Kultivar manga Dodol Semar termasuk dalam Kelompok utama Bapang yang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing– datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.

Mangga Wirasangka Diskripsi Tanaman : Tinggi tanaman lebih kurang 10 meter, system perakaran tunggang. Batang berwarna kecoklatan dengan diameter 13,7 cm, bentuk batang, perawakan tumbuhan pohon, jenis pohon sejati, arah tumbuh batang tegak, percabangan monopodial, permukaan batang kulit batang mengelupas, bentuk kanopi bulat, diameter kanopi 6 meter. Daun panjang 35 cm, lebar 7,5 cm, tipe daun tunggal, warna daun pucuk kekuningkuningan, warna daun muda bagian bawah (144 A), warna daun bagian atas hijau tua (137 A), bentuk daun bulat memanjang, ujung daun halus, susunan tulang daun runcing, tepi daun rata, ukuran daun besar, permukaan daun halus, susunan tulang daun pinnate, tata letak daun berhadapan-berseling, aroma daun tua ringan, tekstur daun licin. Bunga strong yello green (143 A), panjang inflorescene 42,5 cm lebar 24 cm, tipe bunga pentarnerous, kerapan sedang, tanggal bunga tidak ada, daun pelindung bunga tidak ada, panjang tangkai bunga 3 cm, intensitas penawaran antocyanin pada bunga dewasa rendah. Buah: Warna kulit buah matang kuning dengan semburat oranye, tekstur kulit halus, tebal kulit 2 mm, tangkai buah melengkung, kedalaman tangkai tidak ada, leher buah slightly prominent, warna kulit buah matang kuning (16 A), warna daging buah kuning (17 A), bentuk buah stylar scap, warna buah hijau kekuningan, warna tangkai buah hijau kekuningan, berat buah 0,360,40 kg/buah, panjang 13-14,5 cm, diameter 6,5-6,8 cm, bentuk pangkal buah bulat, benjolan tidak ada, rasa daging buah manis asam segar, serat halus/lembut, masir, aroma buah sedang. Bobot biji 60-65 gram/buah. Bentuk buah panjang meruncing, tapi tidak berparuh, rasanya manis dan ketika matang kulitnya tetap hijau, daging buah tebal.

Referensi: 1. Fitmawati et al. (2009). Taksonomi Mangga Budidaya Indonesia dalam Praktik. J. Agron. Indonesia 37 (2): 130 – 137 2. https://www.bps.go.id/publication/2017/10/02/b14ce70bee6d59581e8640fe /statistik-

tanaman-buah-buahan-dan-sayuran-tahunan-indonesia-2016.html 3. https://jateng.bps.go.id/statictable/2017/10/27/1544/jumlah-tanaman-yangmenghasilkan-dan-produksi-buah-sayur-tahunan-bst-menurut-kabupaten-kota-di-jawatengah-2016.html 4. http://jateng.litbang.pertanian.go.id/index.php/artikel/artikel-info-teknologi/item/396mangga-wirasangka 5. http://planettanaman.blogspot.com/2015/12/berbagai-jenis-mangga-di-indonesia.html

Mangga Beku Mangga Beku, menurut Fitmawati (2009), termasuk dalam kelompok utama Berem yang memiliki ciri-ciri buah berbentuk membulat, pucuk buah meruncing, berparuh, warna buah muda hijau muda, warna daging buah kuning muda sampai kuning, terdapat rambut pada cabang utama perhubungan, bentuk kelopak bunga segitiga menyempit, bentuk mahkota oblong, percabangan vena pada pangkal mahkota, dan panjang mahkota 2.0-2.5 mm.

Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Berem beranggotakan kultivar ‘Berem’, ‘Beku’, ‘Beluk’, ‘Kapal’ dengan ciri pangkal buah rata, letak tangkainya miring ke depan dan pucuk buah meruncing. Kelompok Cempora yang beranggotakan kultivar ‘Cempora’ dan ‘Santok’ dengan ciri letak tangkai di tengah pangkal buah agak meruncing dan pucuk buah membulat. Kelompok Cengkir yang terdiri dari kultivar ‘Cengkir’, ‘Kiyal’, dan ‘Banyak’ memiliki letak tangkai di tengah, pangkal dan pucuk buah meruncing. Dalam kelompok utama Berem (Gambar 12), kelompok yang paling berkerabat adalah kultivar ‘Kapal’ dan ‘Cempora’ pada tingkat kemiripan 60%. Pengelompokan kultivar Berem menggunakan ciri-ciri pembeda antar kultivar dalam kelompok utama Berem. Sebagian besar anggota kelompok Berem berukuran besar seperti kultivar ‘Berem’ dapat mencapai 3 kg/buah, tetapi memiliki rasa yang kurang manis, warna daging buah masak kuning muda dan berserat kasar kelompok ini berpotensi untuk dibuat bubur mangga (pure). Kultivar terbaik pada kelompok ini adalah kultivar ‘Cengkir’ yang berasal dari Indramayu Jawa Barat dengan rasa masak manis, rasa daging buah muda tidak asam dan krispi sehingga selain dikonsumsi ketika matang juga cocok digunakan sebagai salad atau bahan rujak yang dikonsumsi ketika masih muda.

Mangga Gayer

Mangga Lalijiwo Tinggi pohon mangga lalijiwo.sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua, berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik- bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.

Kelompok utama Madu disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Endok terdiri atas kultivar ‘Ndok Asin’, ‘Limun’, ‘Duren’, dan ‘Dodol Pijet’ dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm. Kelompok Madu terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, dan ‘Kidang Kweni’ dicirikan bentuk buah membulat telur-memanjang, pucuk buah datar, letak tangkai di tengah–miring ke depan, dan bentuk kelopak bunga segitiga menyempit. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm,

lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Kelompok Pandan terdiri atas ‘Genggem’, ‘Glembo’, ‘Canting’, dan ‘Polok’ dicirikan oleh buah bulat lonjong, pangkal dan pucuk buah meruncing, lebar daun penumpu 0.6- 1.2 mm, tidak ada rambut pada cabang sekunder, bentuk perbungaan piramida lebar, panjang helaian daun 17.5-26 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Kostermans & Bompard (1993) menggolongkan kelompok kultivar Lalijiwo, yang terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, ‘Durih’ dan ‘Tabar’ ke dalam M. lalijiwo, namun kelompok kultivar Madu, yang terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, ‘Madu67’, ‘Dudul’ dan ‘Kidang Kweni’ memiliki ciri yang juga dimiliki oleh kelompok utama Gedong dan kelompok utama Golek yang merupakan kultivar yang tergolong ke dalam M. indica. Diduga anggota kelompok ini merupakan hybrid antara kedua jenis M. indica dan M. lalijiwo. Kelompok kultivar Madu mempunyai perakaran yang baik dan kompatibel bila dijadikan sebagai sumber batang bawah. Berdasarkan morfologi buah diperoleh sejumlah sinonim dan homonym dalam penamaan kultivar mangga. Sinonim adalah nama berbeda tetapi mengacu pada kultivar yang sama, sebaliknya homonim adalah nama yang sama mengacu pada kultivar yang berbeda. Hal ini dipengaruhi bahasa daerah dan lokasi tempat tumbuh, sehingga memunculkan sejumlah sebutan berbeda. Kultivar ‘Lalijiwo’ (Jawa Tengah) sama dengan ‘Thaber’ dan ‘Tabar’ (Madura), ‘Gurih’ (Jawa Timur). Kultivar ‘Indramayu’ sama dengan kultivar ‘Cengkir’. Mangga Krasak Kelompok utama Bapang (Gambar 17) disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Kelompok ini terdiri atas kultivar ‘Bapang’, ‘Danas Madu’, ‘Krasak’, ‘Dodol Semar’, ‘Jelali’, ‘Nanas71’, ‘Sophia’, ‘Ra’dhera’. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis .

Mangga Dodol Jembar Kelompok utama Arumanis (Gambar 18) disatukan oleh ciri bentuk buah membulat telur lonjong, pucuk buah datar sampai membulat, paruh dangkal sampai tidak ada, bentuk daun oblong dengan ujung daun runcing, dan terdapat rambut pada cabang utama Perbungaan. Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Arumanis yang terdiri atas kultivar ‘Arumanis’, ‘Kates’, ‘Gendruk’, ‘Delima’, ‘Trapang’, dan ‘Beruk’. Mangga ‘Arumanis’ merupakan kultivar mangga terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. ‘Arumanis’ mempunyai rasa manis, serat halus, kadar air sedang, aroma harum, dan warna daging buah kuning-jingga. Standar mutu yang dimiliki oleh mangga Arumanis dapat memenuhi standar mutu konsumen internasional. Arumanis sebagai tanaman asli Indonesia memiliki perkecambahan poliembrioni yang memungkinkan mendapatkan bibit mangga dengan sifat sama baiknya dengan induk. Saat ini dikembangkan mangga Arumanis dengan ukuran kecil < 200 gram/buah, biji tidak berkembang (cherry mango) yang kemungkinan berasal dari bibit poliembrioni. Kelompok Kopyor terdiri atas ‘Kopyor Wedus’, ‘Nanas93’, ‘Dodol Jembar’, dan ‘Beruk’. Kedua kelompok ini dibedakan oleh ciri lekukan pada paruh buah, pucuk buah datar pada ‘Kopyor’, kandungan air dan serat yang lebih banyak, sehingga lebih sesuai dijadikan minuman atau jus. Mangga Dodol Pijet

Kelompok utama Madu (Gambar 16) disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Endok terdiri atas kultivar ‘Ndok Asin’, ‘Limun’, ‘Duren’, dan ‘Dodol Pijet’ dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm. Kelompok Madu terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, dan ‘Kidang Kweni’ dicirikan bentuk buah membulat telur-memanjang, pucuk buah datar, letak tangkai di tengah–miring ke depan, dan bentuk kelopak bunga segitiga menyempit. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm, lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Kelompok Pandan terdiri atas ‘Genggem’, ‘Glembo’, ‘Canting’, dan ‘Polok’ dicirikan oleh buah bulat lonjong, pangkal dan pucuk buah meruncing, lebar daun penumpu 0.6- 1.2 mm, tidak ada rambut pada cabang sekunder, bentuk perbungaan piramida lebar, panjang helaian daun 17.5-26 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Kostermans & Bompard (1993) menggolongkan kelompok kultivar Lalijiwo, yang terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, ‘Durih’ dan ‘Tabar’ ke dalam M. lalijiwo, namun kelompok kultivar Madu, yang terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, ‘Madu67’, ‘Dudul’ dan ‘Kidang Kweni’ memiliki ciri yang juga dimiliki oleh kelompok utama Gedong dan kelompok utama Golek yang merupakan kultivar yang tergolong ke dalam M. indica. Diduga anggota kelompok ini merupakan hybrid antara kedua jenis M. indica dan M. lalijiwo. Kelompok kultivar Madu mempunyai perakaran yang baik dan kompatibel bila dijadikan sebagai sumber batang bawah. Mangga Dodol Semar Kelompok utama Bapang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Kelompok ini terdiri atas kultivar ‘Bapang’, ‘Danas Madu’, ‘Krasak’, ‘Dodol Semar’, ‘Jelali’, ‘Nanas71’, ‘Sophia’, ‘Ra’dhera’. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.

Mangga Wirasangka

Related Documents

Data Mangga Jawa Tengah.docx
November 2019 14
Mangga
November 2019 15
Budidaya Mangga
June 2020 12
Rekap Mangga
June 2020 9

More Documents from "JUM'AN BASALIM"

Mesin2.docx
November 2019 7
Data Mangga Jawa Tengah.docx
November 2019 14