Menurut BPS (2006), tiga provinsi penghasil manga terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kontribusi produksi manga di Jawa Timur adalah 36,14 persen (655.692 ton) dari total produksi nasional. Kemudian Provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi terbesar kedua sebesar 18,44 persen (334.596 ton), dan diikuti oleh Provinsi Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 14,33 persen (260.107 ton). Dari data tersebut kemudian dikerucutkan lagi menjadi persebaran produksi mangga perdaerah di Jawa Tengah pada tahun 2016, yaitu sebagai berikut: Mangga Kabupaten/Kota
Tanaman Hasil (pohon)
Produksi (kg)
Kabupaten 1
Kab. Cilacap
16 813
18 160
2
Kab. Banyumas
14 085
11 569
3
Kab. Purbalingga
6 132
8 101
4
Kab. Banjarnegara
7 096
4 985
5
Kab. Kebumen
36 269
16 786
6
Kab. Purworejo
17 926
26 541
7
Kab. Wonosobo
796
1 018
8
Kab. Magelang
4 800
3 450
9
Kab. Boyolali
98 889
67 261
10
Kab. Klaten
28 537
54 875
11
Kab. Sukoharjo
55 144
44 403
12
Kab. Wonogiri
66 811
34 246
13
Kab. Karanganyar
54 663
48 874
14
Kab. Sragen
75 868
65 214
15
Kab. Grobogan
327 305
273 918
16
Kab. Blora
186 150
176 600
17
Kab. Rembang
409 940
1 152 212
18
Kab. Pati
209 549
290 186
19
Kab. Kudus
22 283
19 896
20
Kab. Jepara
85 507
113 994
21
Kab. Demak
111 927
117 392
22
Kab. Semarang
87 087
31 390
23
Kab. Temanggung
3 921
5 221
24
Kab. Kendal
91 828
98 625
25
Kab. Batang
55 996
38 093
26
Kab. Pekalongan
27
Kab. Pemalang
28 29
33 678
74 815
157 633
260 475
Kab. Tegal
41 594
59 130
Kab. Brebes
140 372
158 632
5 570
2 209
Kota 1
Magelang
2
Surakarta
3
Salatiga
4
Semarang
5
Pekalongan
6
Tegal
Jawa Tengah
11 084
9 142
800
204
34 248
33 226
6 292
3 703
16 517
21 418
2 418 861
3 345 964
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (2016)
Dari daerah sentra produksi manga di Jawa Tengah tersebut, beberapa kultivar manga yang ada antara lain: No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Kultivar
Asal
Beku 279 Gayer 213 Lalijiwo 91 Krasak 327 Dodol Jembar Dodol pijet Dodol Semar Wirasangka
Jati Roto, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah Tegal, Jawa Tengah
Mangga Beku Mangga Beku, menurut Fitmawati (2009), termasuk dalam kelompok utama Berem yang memiliki ciri-ciri buah berbentuk membulat, pucuk buah meruncing, berparuh, warna buah muda hijau muda, warna daging buah kuning muda sampai kuning, terdapat rambut pada cabang utama perhubungan, bentuk kelopak bunga segitiga menyempit, bentuk mahkota oblong, percabangan vena pada pangkal mahkota, dan panjang mahkota 2.0-2.5 mm.
Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Berem, kelompok Cempora dan kelimpok Cengkir. Kelompok Berem tersebut beranggotakan kultivar ‘Berem’, ‘Beku’, ‘Beluk’, ‘Kapal’ dengan ciri pangkal buah rata, letak tangkainya miring ke depan dan pucuk buah meruncing. Pengelompokan kultivar Berem menggunakan ciri-ciri pembeda antar kultivar dalam kelompok utama Berem. Sebagian besar anggota kelompok Berem berukuran besar seperti kultivar ‘Berem’ dapat mencapai 3 kg/buah, tetapi memiliki rasa yang kurang manis, warna daging buah masak kuning muda dan berserat kasar kelompok ini berpotensi untuk dibuat bubur mangga (pure).
Mangga Gayer
Mangga Lalijiwo Tinggi pohon mangga lalijiwo.sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua,
berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik- bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.
Kelompok utama Madu disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm, lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Berdasarkan morfologi buah diperoleh sejumlah sinonim dan homonym dalam penamaan kultivar mangga. Sinonim adalah nama berbeda tetapi mengacu pada kultivar yang sama, sebaliknya homonim adalah nama yang sama mengacu pada kultivar yang berbeda. Hal ini dipengaruhi bahasa daerah dan lokasi tempat tumbuh, sehingga memunculkan sejumlah sebutan berbeda. Kultivar ‘Lalijiwo’ (Jawa Tengah) sama dengan ‘Thaber’ dan ‘Tabar’ (Madura), ‘Gurih’ (Jawa Timur). Kultivar ‘Indramayu’ sama dengan kultivar ‘Cengkir’. Mangga Krasak Menurut Fitmawati (2009), kultivar manga Krasak termasuk dalam kelompok utama Bapang yang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.
Mangga Dodol Jembar Kultivar Mangga Dodol Jembar termasuk Kelompok Kopyor yang bercirikan lekukan pada paruh buah, pucuk buah datar pada ‘Kopyor’, kandungan air dan serat yang lebih banyak, sehingga lebih sesuai dijadikan minuman atau jus. Manga tersebut masuk dalam Kelompok utama Arumanis yang disatukan oleh ciri bentuk buah membulat telur lonjong, pucuk buah datar sampai membulat, paruh dangkal sampai tidak ada, bentuk daun oblong dengan ujung daun runcing, dan terdapat rambut pada cabang utama Perbungaan. Mangga Dodol Pijet Kultivar manga Dodol Pijet termasuk kelompok Endok dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm dan masuk dalam Kelompok utama Madu yang disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda.
Mangga Dodol Semar Kultivar manga Dodol Semar termasuk dalam Kelompok utama Bapang yang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing– datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.
Mangga Wirasangka Diskripsi Tanaman : Tinggi tanaman lebih kurang 10 meter, system perakaran tunggang. Batang berwarna kecoklatan dengan diameter 13,7 cm, bentuk batang, perawakan tumbuhan pohon, jenis pohon sejati, arah tumbuh batang tegak, percabangan monopodial, permukaan batang kulit batang mengelupas, bentuk kanopi bulat, diameter kanopi 6 meter. Daun panjang 35 cm, lebar 7,5 cm, tipe daun tunggal, warna daun pucuk kekuningkuningan, warna daun muda bagian bawah (144 A), warna daun bagian atas hijau tua (137 A), bentuk daun bulat memanjang, ujung daun halus, susunan tulang daun runcing, tepi daun rata, ukuran daun besar, permukaan daun halus, susunan tulang daun pinnate, tata letak daun berhadapan-berseling, aroma daun tua ringan, tekstur daun licin. Bunga strong yello green (143 A), panjang inflorescene 42,5 cm lebar 24 cm, tipe bunga pentarnerous, kerapan sedang, tanggal bunga tidak ada, daun pelindung bunga tidak ada, panjang tangkai bunga 3 cm, intensitas penawaran antocyanin pada bunga dewasa rendah. Buah: Warna kulit buah matang kuning dengan semburat oranye, tekstur kulit halus, tebal kulit 2 mm, tangkai buah melengkung, kedalaman tangkai tidak ada, leher buah slightly prominent, warna kulit buah matang kuning (16 A), warna daging buah kuning (17 A), bentuk buah stylar scap, warna buah hijau kekuningan, warna tangkai buah hijau kekuningan, berat buah 0,360,40 kg/buah, panjang 13-14,5 cm, diameter 6,5-6,8 cm, bentuk pangkal buah bulat, benjolan tidak ada, rasa daging buah manis asam segar, serat halus/lembut, masir, aroma buah sedang. Bobot biji 60-65 gram/buah. Bentuk buah panjang meruncing, tapi tidak berparuh, rasanya manis dan ketika matang kulitnya tetap hijau, daging buah tebal.
Referensi: 1. Fitmawati et al. (2009). Taksonomi Mangga Budidaya Indonesia dalam Praktik. J. Agron. Indonesia 37 (2): 130 – 137 2. https://www.bps.go.id/publication/2017/10/02/b14ce70bee6d59581e8640fe /statistik-
tanaman-buah-buahan-dan-sayuran-tahunan-indonesia-2016.html 3. https://jateng.bps.go.id/statictable/2017/10/27/1544/jumlah-tanaman-yangmenghasilkan-dan-produksi-buah-sayur-tahunan-bst-menurut-kabupaten-kota-di-jawatengah-2016.html 4. http://jateng.litbang.pertanian.go.id/index.php/artikel/artikel-info-teknologi/item/396mangga-wirasangka 5. http://planettanaman.blogspot.com/2015/12/berbagai-jenis-mangga-di-indonesia.html
Mangga Beku Mangga Beku, menurut Fitmawati (2009), termasuk dalam kelompok utama Berem yang memiliki ciri-ciri buah berbentuk membulat, pucuk buah meruncing, berparuh, warna buah muda hijau muda, warna daging buah kuning muda sampai kuning, terdapat rambut pada cabang utama perhubungan, bentuk kelopak bunga segitiga menyempit, bentuk mahkota oblong, percabangan vena pada pangkal mahkota, dan panjang mahkota 2.0-2.5 mm.
Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Berem beranggotakan kultivar ‘Berem’, ‘Beku’, ‘Beluk’, ‘Kapal’ dengan ciri pangkal buah rata, letak tangkainya miring ke depan dan pucuk buah meruncing. Kelompok Cempora yang beranggotakan kultivar ‘Cempora’ dan ‘Santok’ dengan ciri letak tangkai di tengah pangkal buah agak meruncing dan pucuk buah membulat. Kelompok Cengkir yang terdiri dari kultivar ‘Cengkir’, ‘Kiyal’, dan ‘Banyak’ memiliki letak tangkai di tengah, pangkal dan pucuk buah meruncing. Dalam kelompok utama Berem (Gambar 12), kelompok yang paling berkerabat adalah kultivar ‘Kapal’ dan ‘Cempora’ pada tingkat kemiripan 60%. Pengelompokan kultivar Berem menggunakan ciri-ciri pembeda antar kultivar dalam kelompok utama Berem. Sebagian besar anggota kelompok Berem berukuran besar seperti kultivar ‘Berem’ dapat mencapai 3 kg/buah, tetapi memiliki rasa yang kurang manis, warna daging buah masak kuning muda dan berserat kasar kelompok ini berpotensi untuk dibuat bubur mangga (pure). Kultivar terbaik pada kelompok ini adalah kultivar ‘Cengkir’ yang berasal dari Indramayu Jawa Barat dengan rasa masak manis, rasa daging buah muda tidak asam dan krispi sehingga selain dikonsumsi ketika matang juga cocok digunakan sebagai salad atau bahan rujak yang dikonsumsi ketika masih muda.
Mangga Gayer
Mangga Lalijiwo Tinggi pohon mangga lalijiwo.sekitar 8 meter, dengan lebar tajuk mencapai 9 meter. Daun cukup lebat dengan percabangan banyak, dan buah setiap pohon juga banyak. Daun berwarna hijau tua, berbentuk lonjong dan meruncing pada pangkal dan ujungnya. Panjang daun sekitar 20 cm. Ukuran buah tidak terlalu besar, seperti mangga endog, rata-rata hanya 200 gram. Bentuk buah agak membulat pada bagian ujungnya, dengan panjang 7 cm, berparuh dan berlekuk sedikit. Kulit buah tua berwarka hijau dengan bintik- bintik kelenjar berwarna putih kehijauan. Jika sudah tua, daging buah berwarna kuning tua, berkadar air sedikit, beraroma kurang harum, dan memiliki rasa yang manis.
Kelompok utama Madu disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Endok terdiri atas kultivar ‘Ndok Asin’, ‘Limun’, ‘Duren’, dan ‘Dodol Pijet’ dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm. Kelompok Madu terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, dan ‘Kidang Kweni’ dicirikan bentuk buah membulat telur-memanjang, pucuk buah datar, letak tangkai di tengah–miring ke depan, dan bentuk kelopak bunga segitiga menyempit. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm,
lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Kelompok Pandan terdiri atas ‘Genggem’, ‘Glembo’, ‘Canting’, dan ‘Polok’ dicirikan oleh buah bulat lonjong, pangkal dan pucuk buah meruncing, lebar daun penumpu 0.6- 1.2 mm, tidak ada rambut pada cabang sekunder, bentuk perbungaan piramida lebar, panjang helaian daun 17.5-26 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Kostermans & Bompard (1993) menggolongkan kelompok kultivar Lalijiwo, yang terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, ‘Durih’ dan ‘Tabar’ ke dalam M. lalijiwo, namun kelompok kultivar Madu, yang terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, ‘Madu67’, ‘Dudul’ dan ‘Kidang Kweni’ memiliki ciri yang juga dimiliki oleh kelompok utama Gedong dan kelompok utama Golek yang merupakan kultivar yang tergolong ke dalam M. indica. Diduga anggota kelompok ini merupakan hybrid antara kedua jenis M. indica dan M. lalijiwo. Kelompok kultivar Madu mempunyai perakaran yang baik dan kompatibel bila dijadikan sebagai sumber batang bawah. Berdasarkan morfologi buah diperoleh sejumlah sinonim dan homonym dalam penamaan kultivar mangga. Sinonim adalah nama berbeda tetapi mengacu pada kultivar yang sama, sebaliknya homonim adalah nama yang sama mengacu pada kultivar yang berbeda. Hal ini dipengaruhi bahasa daerah dan lokasi tempat tumbuh, sehingga memunculkan sejumlah sebutan berbeda. Kultivar ‘Lalijiwo’ (Jawa Tengah) sama dengan ‘Thaber’ dan ‘Tabar’ (Madura), ‘Gurih’ (Jawa Timur). Kultivar ‘Indramayu’ sama dengan kultivar ‘Cengkir’. Mangga Krasak Kelompok utama Bapang (Gambar 17) disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Kelompok ini terdiri atas kultivar ‘Bapang’, ‘Danas Madu’, ‘Krasak’, ‘Dodol Semar’, ‘Jelali’, ‘Nanas71’, ‘Sophia’, ‘Ra’dhera’. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis .
Mangga Dodol Jembar Kelompok utama Arumanis (Gambar 18) disatukan oleh ciri bentuk buah membulat telur lonjong, pucuk buah datar sampai membulat, paruh dangkal sampai tidak ada, bentuk daun oblong dengan ujung daun runcing, dan terdapat rambut pada cabang utama Perbungaan. Kelompok utama ini terdiri atas kelompok Arumanis yang terdiri atas kultivar ‘Arumanis’, ‘Kates’, ‘Gendruk’, ‘Delima’, ‘Trapang’, dan ‘Beruk’. Mangga ‘Arumanis’ merupakan kultivar mangga terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. ‘Arumanis’ mempunyai rasa manis, serat halus, kadar air sedang, aroma harum, dan warna daging buah kuning-jingga. Standar mutu yang dimiliki oleh mangga Arumanis dapat memenuhi standar mutu konsumen internasional. Arumanis sebagai tanaman asli Indonesia memiliki perkecambahan poliembrioni yang memungkinkan mendapatkan bibit mangga dengan sifat sama baiknya dengan induk. Saat ini dikembangkan mangga Arumanis dengan ukuran kecil < 200 gram/buah, biji tidak berkembang (cherry mango) yang kemungkinan berasal dari bibit poliembrioni. Kelompok Kopyor terdiri atas ‘Kopyor Wedus’, ‘Nanas93’, ‘Dodol Jembar’, dan ‘Beruk’. Kedua kelompok ini dibedakan oleh ciri lekukan pada paruh buah, pucuk buah datar pada ‘Kopyor’, kandungan air dan serat yang lebih banyak, sehingga lebih sesuai dijadikan minuman atau jus. Mangga Dodol Pijet
Kelompok utama Madu (Gambar 16) disatukan oleh ciri bentuk buah, bentuk daun, panjang petiole, panjang helaian daun, jumlah pasang vena dan simetri daun. Kelompok utama ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok Endok, Madu, Lalijiwo, dan Pandan. Kelompok Endok terdiri atas kultivar ‘Ndok Asin’, ‘Limun’, ‘Duren’, dan ‘Dodol Pijet’ dicirikan oleh bentuk buah bulatmembulat telur, warna daging buah masak kuning muda-kuning, panjang mahkota 2.0-2.5 cm. Kelompok Madu terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, dan ‘Kidang Kweni’ dicirikan bentuk buah membulat telur-memanjang, pucuk buah datar, letak tangkai di tengah–miring ke depan, dan bentuk kelopak bunga segitiga menyempit. Kelompok Lalijiwo terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, dan ‘Gurih’ dicirikan oleh bentuk buah membulat panjang, pucuk buah berparuh, letak tangkai ditengah, warna buah muda hijau tua, lebar helaian daun 3-4.5 cm, lebar mahkota 1.7-1.9 mm, dan jarak rata-rata antar vena 7.5-15 mm. Kelompok Pandan terdiri atas ‘Genggem’, ‘Glembo’, ‘Canting’, dan ‘Polok’ dicirikan oleh buah bulat lonjong, pangkal dan pucuk buah meruncing, lebar daun penumpu 0.6- 1.2 mm, tidak ada rambut pada cabang sekunder, bentuk perbungaan piramida lebar, panjang helaian daun 17.5-26 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat ciri yang dimiliki dan adanya bentuk-bentuk peralihan sifat ciri, diduga kelompok utama ini merupakan hasil persilangan jenis induk yang berbeda. Kostermans & Bompard (1993) menggolongkan kelompok kultivar Lalijiwo, yang terdiri atas kultivar ‘Lalijiwo’, ‘Thaber’, ‘Durih’ dan ‘Tabar’ ke dalam M. lalijiwo, namun kelompok kultivar Madu, yang terdiri atas kultivar ‘Madu Senggoro’, ‘Madu65’, ‘Madu67’, ‘Dudul’ dan ‘Kidang Kweni’ memiliki ciri yang juga dimiliki oleh kelompok utama Gedong dan kelompok utama Golek yang merupakan kultivar yang tergolong ke dalam M. indica. Diduga anggota kelompok ini merupakan hybrid antara kedua jenis M. indica dan M. lalijiwo. Kelompok kultivar Madu mempunyai perakaran yang baik dan kompatibel bila dijadikan sebagai sumber batang bawah. Mangga Dodol Semar Kelompok utama Bapang disatukan oleh ciri warna kulit muda hijau– hijau tua, pangkal buah runcing-meruncing, pucuk buah meruncing–datar dan berparuh dangkal, jarak antar vena 0.76-1.5 cm, terdapat rambut pada cabang utama perbungaan, dan bentuk daun penumpu segi tiga lebar dengan ukuran 0.6-1.2 mm. Kelompok ini terdiri atas kultivar ‘Bapang’, ‘Danas Madu’, ‘Krasak’, ‘Dodol Semar’, ‘Jelali’, ‘Nanas71’, ‘Sophia’, ‘Ra’dhera’. Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini diduga hasil silangan kelompok utama Golek dengan Arumanis.
Mangga Wirasangka