Dasar Teori Hearing Test.docx

  • Uploaded by: Dipta Sudibyo
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Teori Hearing Test.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 672
  • Pages: 2
Dasar Teori Hearing Test -

-

-

-

-

-

-

Auricula menangkap gelombang suara lalu meneruskannya ke Meatus Acusticus Externus dan ke Membran Tympani. Sesudah itu, gelombang suara akan melewati Ossicle Auditory yang meliputi Malleus, Incus, dan Stapes di Telinga Media. Bagian Telinga dalam terdapat cochlea dan organon Cortii Perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara menyebabkan membrane tympani bergetar; dan berfungsi sebagai pembuat resonansi untuk memperbesar getaran suara. Ossicle Auditory berguna sebagai tuas yang mengubah vibrasi dari membrane tympani menjadi pergerakan Stapes terhadap Scala Vestibuli Cochlea yang berisi cairan perilimfe. Tanpa kerja ossicles, sensitivitas pendengaran akan turun sebesar 15-20 desibel(dB). Sel rambut di Organon Cortii menangkap adanya suara. Stereocillia memberikan mekanisme untuk membuat perubahan potensial membrane yang proporsional terhadap arah dan jarak pergerakan sel rambut. Suara adalah sensasi yang dibuat ketika vibrasi longitudinal mengenai Membran Tympani Aktivitas didalam Jaras Auditori (dari organon cortii) akan dibawa oleh N. Vesibulocochlear ke Nukleus Cochlearis Dorsal & Ventral yang ada di Medulla Oblongata bagian Superior. Disini akson dari neuron orde pertama akan bersinaps dengan neuron orde kedua yang akan membawa impuls ke arah kontralateral dari Medulla ke Nukleus Olivarius Superior, dan ke Colliculus Inferior lalu ke Corpus Geniculatum Medial (melewati brachium colliculus inferior) dan langsung dibawa oleh Radiatio Auditorike Cortex Auditori (Area Broadmann 41, 42  Gyrus Temporalis Superior) Kebisingan suara berkorelasi dengan amplitudo, nada dengan frekuensi, dan harmonisasi nada dengan vibrasi harmonis Keras/lemahnya suara ditentukan oleh amplitude vibrasi pada membrane basilar & sel rambut dan sumasi spasial impuls pada sel rambut. Dekat/jauhnya sumber suara dapat ditentukan dengan intensitas suara yang dapat ditangkap telinga. Makin jauh sumber suara intensitas makin rendah, makin dekat suara intensitas makin tinggi. Tuli Konduksi dapat terjadi karena adanya kerusakan pada telinga bagian luar / tengah yang mengganggu transimi suara ke membrane tympani. Sedangkan Tuli Sensorineural terjadi karena adanya kerusakan pada N. Vestibulocochlearis atau kerusakan pada Jaras Auditoris. Tuli Konduksi dan Tuli Sensorineural dapat dibedakan dengan menggunakan tes Schwabach, Rinne dan Webber (dengan Garputala) Efek atenuasi suara(suara yang keras terdengar seolah-olah mengecil di telinga) terjadi ketika ossicles mentransmisikan impuls dari suara yang keras ke system saraf pusat. Dalam waktu 40-80 milisecond, akan terjadi reflex atenuasi, yaitu musculus stapedius akan menarik stapes ke arah luar, sementara musculus tensor tympani akan menarik maleus kea

-

-

-

rah dalam. Hal ini akan mengurangi konduktivitas suara di dalam telinga, dan menurunkan sensitivitas pendengaran hingga sebesar 30-40 desibel. Mekanisme ini bertujuan untuk mencegah kerusakan cochlea akibat suara yang keras dan efek masking suara yang lemah di lingkungan yang berisik(sehingga dapat membantu berkonsentrasi saat membaca di lingkungan berisik). Suara dapat dikonduksikan melalui udara (air conduction, terjadi pada orang normal) dan melalui tulang(bone conduction). Bone conduction dapat terjadi karena cochlea melekat dalam rongga os.temporal, sehingga getaran di tulang dapat menggetarkan cochlea(khususnya melalui processus mastoideus, di belakang telinga). Konduktivitas suara melalui bone conduction lebih lemah daripada air conduction. Energy dalam gelombang suara tidak cukup untuk menimbulkan bone conduction, sehingga diperlukan adanya alat khusus yang ditempelkan pada tulang. Jika ada suara yang sangat keras/bising, akan ada serabut saraf yang membawa impuls ke RAS ( Reticular Activating System di Medulla Oblongata). Sistem ini akan memproyeksikan secara langsung naik ke otak dan turun ke medulla spinalis guna mengaktivasi seluruh system saraf. Juga ada serabut saraf yang mengarah ke vermis cerebellum. Hal ini yang menyebabkan kita dapat terbangun dan sadar seketika jika ada suara yang keras Orang dapat membedakan arah dating suara dengan 2 mekanisme, yaitu: a. Perbedaan wakti tiba suara pada telinga kanan dan kiri(bekerja pada frekuensi di bawah 3000 kali per detik) b. Perbedaan intensitas suara di antara kedua telinga(bekerja pada frekuensi tinggi) Penentuan arah datang suara ditentukan oleh proses neural pada nucleus supra olivarius(yang memiliki 2 bangian, lateral dan medial). Nucleus supra olivarius lateral mendeteksi perbedaan intensitas suara antara kedua telinga, sedangkan nucleus supra olivarius medial mendeteksi perbedaan waktu saat suara memasuki kedua telinga(stimulus suara dari telinga kiri diproses di dendrit kanan dan begitu juga sebaliknya). Orientasi spatial yang didapatkan dari mekanisme ini kemudian diteruskan ke cortex cerebri, penentuan arah suara diputuskan oleh lokus mana yang terstimulasi maksimal.

Related Documents

Dasar Teori
May 2020 44
Dasar Teori
July 2020 38
Bab 6 Dasar Teori
October 2019 35
4. Teori Dasar Fix.docx
April 2020 12
Dasar Teori Pulveres
August 2019 27

More Documents from "Anonymous zZaB2Img"