Daryoko - Krisis Listrik 110908

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Daryoko - Krisis Listrik 110908 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,348
  • Pages: 22
KRISIS LISTRIK DAN LATAR BELAKANGNYA Jakarta, 11 September 2008

Oleh :

Ir. AHMAD DARYOKO KETUA UMUM SERIKAT PEKERJA PT PLN (PERSERO)

PENYEBAB KRISIS LISTRIK

1. TEKNIS 2. STRATEGIS 3. ANGGARAN

PENYEBAB .1TEKNIS .1 KRISIS LISTRIK 1. PEMELIHARAAN Adanya aktifitas pemeliharaan terutama pembangkit yang kurang terencana dengan baik. Dan hal ini berkaitan dengan “RESERVE MARGIN” (Cadangan) yang kurang dari 30%. Contoh JAWA – BALI Beban Puncak : 17.500 Mw Daya Terpasang : 20.570,5 Mw (Inipun tergantung Bahan Bakar ) Reserve Margin : 3.070,5 MW = 14,93% < 30% Standart International : 30% Hal ini terjadi karena Investasi < Pertumbuhan kelistrikan (6% pertahun)

PENYEBAB .1TEKNIS .1 KRISIS LISTRIK 2. KELANGKAAN BAHAN BAKAR GAS Contoh: PLN mempunyai Pembangkit Dual Firing yang dapat dioperasikan dengan Gas dan juga BBM sebesar 7.500 Mw. Bila dioperasikan dengan Gas (Harga USD 5,5/MMBTU) Biaya Operasi = Rp. 8,5 Trilyun/Thn Bila dioperasikan dengan Minyak/BBM (Dengan Asumsi Minyak USD 95/Barrel) Biaya Operasi = Rp. 81 Trilyun/Thn Artinya : Gara-gara tidak ada gas maka terjadi pemborosan = Rp. 81 T – Rp. 8,5 T = Rp. 72,5 T Kelangkaan gas akan dijelaskan dalam Bab Kebijakan Strategis.

PENYEBAB .1TEKNIS .1 KRISIS LISTRIK 3. KELANGKAAN BATU BARA PLN mengikuti harga patokan Batu Bara Nasional = USD 50/Ton - USD 55/Ton. Pada hal harga International saat ini adalah USD 120/Ton sehingga Para Pemain Batu Bara lebih cenderung meng-Export

PENYEBAB .2STRATEGIS .2 KRISIS LISTRIK 1. KELANGKAAN GAS Pada point I.1.2 dijelaskan telah terjadi pemborosan ( IN EFISIENSI) PLN sebesar Rp. 72,5 T Hal ini di akibatkan karena tidak tersedianya gas yang cukup. PLN tahun ini (2008) butuh Gas = 1,8 Trilyun Kaki Kubik. Yang tersedia hanya 200 Milyard Kaki Kubik. Mengapa Gas menghilang dari pasar ? Karena adanya UU No 22/Th 2001 Pasal 22 yang mengamanatkan kepada seluruh kontraktor pengeboran Minyak/Gas (terutama Asing) untuk mengexport hasil tambangnya sedangkan untuk dalam negeri cukup diberi 25% sisanya. Gas yang 25% ini untuk rebutan : PLN, Pabrik Baja, Pabrik Pupuk, Pabrik Semen, dll

PENYEBAB .2STRATEGIS .2 KRISIS LISTRIK 2. KELANGKAAN BATU BARA Mengingat harga Batu Bara sudah mendekati USD 120 / Ton sedangkan harga PLN yang di patok pemerintah hanya USD 50 – 55 / Ton. Maka PLN akhirnya susah dalam mendapatkan Batu Bara.

PENYEBAB KRISIS LISTRIK .3 ANGGARAN 2. KELANGKAAN BATU BARA Dalam rencana anggaran perusahaan yang disetujui pemerintah (RKAP) subsidi BBM yang disetujui adalah sebesar Rp. 60,5 Trilyun. Sementara sesuai butir I.1.2, Biaya operasi pembangkit memakai BBM = Rp. 81 Trilyun (Itupun berdasar asumsi harga Minyak Dunia adalah USD 95 / Barrel). Kalau perhitungan Biaya Operasi Anggaran BBM dengan asumsi harga BBM USD 140 / Barrel seperti saat ini, maka Biaya Operasi Pembangkit BBM mendekati Rp. 110 Trilyun. Sementara sekali lagi subsidi BBM tetap hanya Rp. 60,5 Trilyun untuk tahun 2008 ini

VISI PEMERINTAH ttg KELISTRIKAN Untuk mengatasi issue kelistrikan, Pemerintah dapat mengambil langkah antara lain :

1. PASAR BEBAS (KAPITALIS) 2. REGULATED (NATION STATE)

VISI : .1KAPITALIS .1 1. ISOLATED / EXCLUSIVE RIGHT Masing-masing pemain kelistrikan mempunyai Grade (jaringan) sendirisendiri (Vertically Integrated System Secara masing-masing). Contoh: Terjadi di area Cikarang. Sehingga Masyarakat bisa memilih : Cikarang Listricindo atau PLN

2. ISLAND SYSTEM Masing-masing area (Daerah/Propinsi/Kabupaten) berdiri sendiri-sendiri dan tidak terikat Grade (jaringan) satu Daerah dengan Daerah lainnya Contoh: Jepang

VISI : .1KAPITALIS .1 3. UNBUNDLING SYSTEM Cara ini yang paling mudah dilaksanakan seperti halnya yang ada dalam UU No 20/2002 tentang Ketenagalistrikan yang sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Desember 2004. Di Indonesia, dari ketiga tipe pasar bebas kelistrikan diatas yang akan diterapkan adalah model ke 3 yaitu sistim UNBUNDLING. Karena cara ini yang paling mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan memecah fungsi antara lain : Pembangkit, Transmisi, Distribusi, dan Retail Masing-masing secara terpisah dan dikelola oleh perusahaan yang berbeda-beda pula, sehingga akan terjadi multi pemain dan multi “Transfer Pricing” dan masing-masing segment/Pemain akan mengejar keuntungan sendiri-sendiri sehingga listrik sulit dikontrol baik harga maupun kehandalannya. Akibat : Bisa terjadi kenaikan tarip listrik s/d 20X lipat Contoh : Kamerun

VISI : .1KAPITALIS .1 3. UNBUNDLING SYSTEM (lanjutan) Contoh lain : •

Inggris jaman Margaret Teacher pernah di “Unbundling”. Kemudian pada saat PMnya Tony Blair di kembalikan lagi ke “Vertically Integrated System”.



Malaysia pada saat Pemerintahan Mahathir Muhammad, diminta IMF untuk meng-Unbundling sistim kelistrikannya, tetapi malahan IMFnya yg diusir, sehingga sampai saat ini Malaysia masih seperti Indonesia yaitu Bundling System.

VISI : .2REGULATED .2 Listrik tetap dikelola oleh pemerintah dengan target “Benefit Oriented”, sebagaimana pemerintah menyediakan jalan raya dan infrastruktur yang lain sehingga : • Dapat mendorong pertumbuhan ekonomi • Dapat mengundang investor • Mencerdaskan kehidupan bangsa • Mendorong fasilitas umum Namun pilihan ini memang membutuhkan : • Kebijakan Energi Primer (Minyak, Gas, Batu Bara) yang Pro dalam negeri/rakyat. • Kerja keras Pemerintah terutama dalam bidang pengawasan dan manajemen.

PENUTUP

PANCASILA dan UUD 1945 mengamanatkan cara REGULATED

Lampiran DATA PEMBANGKIT DI JAWA - BALI : • PLTU BATU BARA (PLN) • PLTU BATU BARA (IPP) • PLTU DUAL FIRING (PLN)

= = =

5.037,6 MW 2.100,0 MW 6.716,0 MW

(BISA PAKAI GAS/BBM)

• PLTU BBM • HYDRO (PLN) • GEO THERMAL (PLN) JUMLAH

=

= 3.358,4 MW = 2.985,3 MW = 373,2 MW 20.570,5 MW

DATA PEMBANGKIT DI LUAR JAWA - BALI (PLN) • PLTD (DIESEL) = • PLTG (GAS) = • PLTU BBM = • PLTU BATU BARA = • PLTA (HYDRO) = JUMLAH = 5.572,9

: 2.452,0 MW 1.054,7 MW 334,4 MW 557,3 MW 724,5 MW MW

Fuel Consumption Projection 2007-2016 Fuel Consumpsion Oil Coal Geothermal Natural Gas Hydro

Unit (million KL) (million ton) (GWh) (MMBtu) (GWh)

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

7,662 22,366 3,156 194 8,759

7,558 24,079 3,258 213 8,760

6,052 28,394 3,119 252 8,761

2,082 37,133 3,396 306 8,762

1,141 35,124 3,395 318 8,763

1,148 37,000 3,982 322 8,764

1,316 38,796 4,441 302 8,765

1,229 41,709 4,782 269 8,766

1,283 43,391 4,709 263 8,767

2,108 48,958 4,677 244 8,768

OIL

Coal

8,000 50,000

6,000 5,000

million Tonne

million kL

7,000

Oil

4,000 3,000 2,000

40,000 30,000

Batubara

20,000 10,000

1,000 -

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2007

2008

2009

2015

2016

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2013

2014

2015

2016

Geothermal 5,000

GWh

4,000 3,000

PanasBumi

2,000 1,000 2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Natural Gas

Hydro

400

12,000 10,000

300 GWh

BBtu

8,000 200

Gas

100

6,000

Air

4,000 2,000

-

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Energy Mix by Type of Generation 2000-2007 100% 90%

21%

22%

11% 3%

12% 3%

30%

29%

35%

34%

2000

2001

27%

24%

27%

30%

27%

8% 6%

6% 5%

9% 5%

26%

18%

19%

19%

14%

33%

38%

41%

40%

40%

41%

2002

2003

2004

2005

2006

2007

80% 70% 60% 50% 40%

10% 4% 26%

8% 4%

33%

9% 3%

30% 20% 10% 0%

Coal

Natural Gas

Geothermal

Hydro

Oil

Fuel Cost Mix 2000-2007 100% 90%

25%

80% 70%

32% 52%

6% 6%

60% 50% 40%

49%

42%

4% 19%

20% 10%

65%

74%

73%

78%

15%

4% 10%

4% 10%

2% 6%

5% 26%

30%

60%

5%

20%

20%

17%

17%

15%

12%

13%

14%

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

0%

Coal

Natural Gas

Geothermal

Oil

VERTICALY INTEGRATED SYSTEM

BoD

  Kon sumen

Trafo

Trafo

Retail

P3B

Pembangkit

Distribusi :

Transmisi :

Pembangkit Listrik :

SUTM 30 & 20 Kv, SKTM 20 kV, SUTM 6 kV, SUTR 220 Volts

SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, SKTT 150 kV, SUTT 70 kV

PLTU,PLTG,PLTGU,PLTP, PLTA, PLTD

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)

Sistem Tenaga Listrik SERIES BoD

  Kon sumen

Retail

D

Trafo

Trafo

Pembangkit

P3B

Distribusi :

Transmisi :

Pembangkit Listrik :

SUTM 30 & 20 Kv, SKTM 20 kV, SUTM 6 kV, SUTR 220 Volts

SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, SKTT 150 kV, SUTT 70 kV

PLTU,PLTG,PLTGU,PLTP, PLTA, PLTD

C

Sistem Penerbangan PARALEL

B

A

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)

PT. A

Trafo

P3B

Trafo

Pembangkit

PT. PLN

 

Trafo

Trafo

P3B

Pembangkit

P3B

Pembangkit

PT. B

Trafo

Trafo

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)

TERIMA KASIH Salam Perjuangan ..!!!

Related Documents

Menu 110908
November 2019 13
110908 New
November 2019 11
Listrik
November 2019 58