DAMPAK BULLY TERHADAP PSIKOLOGI DAN CARA BELAJAR ANAK
MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahanPsikologi Pendidikan seksi 201421270062 yang diampu oleh Indah Sukmawati
ANITA ANGGRAINI 14016028
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini tindak kekerasan sering terjadi pada anak.Baik itu terjadi di lingkungan sekolah, maupun rumah.Kekerasan yang diterima anak ini bukan hanya dilakukan oleh pihak orang tua maupun guru saja, tetapi justru kekerasan itu di terima anak dari teman sekitarnya. Dewasa ini, sering kita temui berbagai bentuk kekerasan itu di lingkungan kita, yang kita kenal dengan sebuta ‘bully’ atau ‘bullying’. Yang lebih memperihatinkan tindakan ini dilakukan secara terus menerus dan menyebabkan anak yang menjadi korban menjadi ketakutan. Dalam Bahasa Indonesia, secara harfiah kata bully berarti penggertak, orang yangmengganggu orang lemah. Contoh perilaku bullying antara lain mengejek, menyebarkan rumor, menghasut,mengucilkan, menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, menindas, memalak, ataumenyerang secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul). Sebagian masyarakat berpendapat bahwa bullying ini merupakan hal yang biasa, pantas, sepele bahkan normal.Tapi pada kenyataannya perilaku bullying ini tidak dapat dianggap sepele lagi, ini bukan merupakan tindakan wajar. Jika bullying ini dilakukan secara terus menerus tentu akan memberikan dampak yang buruk terhadap anak, bukan hanya kepada si korban tetapi juga berdampak kepada si pelaku bullying ini. Dengan
kenyataan seperti ini, maka masyarakat seharusnya mulai memperhatikan tingkah laku dan penangananya terhadap kasus bullying ini.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan yang sudah disampaikan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah: pertama, apa yang dimaksud dengan ‘bully’? kedua,, apa penyebab terjadinya tindakan ‘bully’? ketiga, apa dampak bully terhadap Psikologi anak? Keempat bagaimana dampak bully terhadap cara belajar anak? Dan kelima, bagaimana cara penanggulangan terhadap anak yang menerima perilaku ‘bully’?
3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah: pertama, untuk mengetahui tentang pengertian ‘bully’, kedua,untuk mengetahui apa penyebab terjadinya tindakan ‘bully’, ketiga, untuk memaparkan dampak apa saja yang akan terjadi pada anak kerena ‘bully’, dan keempat, untuk mengetahu cara penanggulangan tindakan ‘bully’ terhadap anak.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bully Nihaya (blogspot) menjelaskan, Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Definisi Bullying menurut PeKA (Peduli Karakter Anak) adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual.Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory bullying; pelaku baik individual maupun group secara sengaja menyakiti atau mengancam korban dengan cara: 1. menyisihkan seseorang dari pergaulan, 2.
menyebarkan gosip, mebuat julukan yang bersifat ejekan,
3. mengerjai seseorang untuk mempermalukannya, 4. mengintimidasi atau mengancam korban, 5. melukai secara fisik, 6. melakukan pemalakan/ pengompasan.
B. Penyebab Terjadinya Tindakan Bully Thalib (2010:187) menjelaskan, psikologi didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang proses mental dan kekerasan psikologis seperti sikap yang mengingkari persamaan hak dan kemanusiaan.
Berkowitz, 1993a (dalam
Thalib, 2010:192) menggolongkan dua bentuk kategori utama agresi berdasarkan tujuan perilaku agresi, yaitu agresi instrumental dan agresi kebencian.Agresi instrumental adalah agresi untuk pencapaian tujuan, keinginan atau harapan tertentu.Agresi kebencian adalah agresi yang bertujuan untuk menyakiti, membunuh atau menghancurkan lawan. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bully dapat terjadi karena adanya rasa ingin memiliki sesuatu atau adanya rasa ingin berkuasa. Berdasarkan penelitian, remaja pelaku bullying mempunyai kepribadian otoriter, ingindipatuhi secara mutlak dan kebutuhan kuat untuk mengontrol dan mengusai orang lain. Karakter bullying seringkali dikaitkan dengan preman, gang jalanan atau gangmotor.Ciri-ciri seorang bully, antara lain: Mencoba untuk menguasai orang lain. Hanya pedulidengan keinginannya sendiri. Sulit melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dankurang berempaty
terhadap
perasaan
orang
lain.
Pola
perilakunya
impulsif,
agresif,intimidatif dan suka memukul.Motivasi seseorang untuk melakukan bullying bisa berdasarkan kebencian, perasaaniri dan dendam. Bisa juga karena untuk menyembunyikan rasa malu dan kegelisahan,atau untuk
mendorong rasa percaya diri dengan mennganggap orang lain tidak adaartinya.
C. Dampak Bully terhadap Psikologi Anak Walgito (2010:10) menjelaskan bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisasi itu timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu ata organisasi itu.Perilaku atau aktivitas itu merupaka jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya. Perilaku dapat terbentuk dari kebiasaan dan pengaruh dari lingkungan. Perilaku yang baik terhadap seorang individu maka akan menghasilkan individu yang berperilaku baik juga, sebaliknya individu yang memperoleh perilaku jelek akan menimbulkan kepribadian yang tidak baik. Sesuai dengan penjelasan di atas, perilaku seseorang dapat menjadi alasan dalam pembetukan pribadi seseorang. Bully yang merupakan suatu perbuatan yang akan menimbulkan rasa takut dan cemas juga mempengaruhi perilaku seseorang. Gejala Psikologis yang akan terjadi pada anak korban bully seperti
Gelisah, depresi, Kelelahan, rasa harga diri berkurang,
sulitkonsentrasi, murung, menyalahkan diri sendiri, gampang marah, hingga pemikiranbunuh diri. Nihaya (blogsot) mengutip pendapat Coloroso yang mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia
marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orangorang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan. Perilaku bullying yang tidak ditangani dengan baik pada masa anakanak justru dapat menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius di masa remaja dan dewasa, seperti: pelecehan seksual, kenakalan remaja, keterlibatan dalam geng kriminal, kekerasan terhadap pacar/teman kencan, pelecehan atau bullying ditempat kerja, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan/kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap orang tua sendiri. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying dapat berdampak terhadap fisik maupun psikis pada korban, Dampak fisik seperti sakit kepala, sakit dada, cedera pada tubuh bahkan dapat sampai menimbulkan kematian.Sedangkan dampak psikis seperti rendah diri, sulit berkonsentrasi sehingga berpengaruh pada penurunan nilai akademik, trauma, sulit bersosialisasi, hingga depresi.
D. Tampak Bully Terhadap Cara Belajar Anak Bully tidak hanya berpengaruh terhadap psikologi dan fisik siswa, tetapi juga berpengaruh terhadap cara belajar anak. Berikut beberapa dampak bully terhadap cara belajar anak:
a. Anak akan merasa takut berangkat sekolah karena perlakuan bully yang diterimanya. b. Anak akan ketinggalan materi pelajaran c. Anak akan merasa malas dan tidak berkeinginan untuk belajar d. Anak akan kehilangan konsentrasi dalam belajar e. Setelah anak merasa takut untuk berangkat kesekolah, ketinggalan materi dan sebagainya maka anak akan mengalami penurunan prestasi di sekolah.
E. Penanganan Terhadap Masalah Bully Sholihat (dalam wordpress ) menjelaskan bahwa untuk menangani masalah bully ini ada beberapa cara yang harus dilakukan guru, yaitu : 1. Usahakan mendapat kejelasan mengenai apa yang terjadi. Tekankan bahwa kejadian tersebut bukan kesalahannya. 2. Bantu anak mengatasi ketidaknyamanan yang ia rasakan, jelaskan apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Pastikan anda menerangkan dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak. jangan pernah menyalahkan anak atas tindakan bullying yang ia alami. 3. Mintalah bantuan pihak ketiga (guru atau ahli profesional) untuk membantu mengembalikan anak ke kondisi normal, jika dirasakan perlu. Untuk itu bukalah mata dan hati Anda sebagai orang tua. Jangan tabu untuk mendengarkan masukan pihak lain.
4.
Amati perilaku dan emosi anak anda, bahkan ketika kejadian bully yang ia alami sudah lama berlalu (ingat bahwa biasanya korban menyimpan dendam dan potensial menjadi pelaku di kemudian waktu). Bekerja samalah dengan pihak sekolah (guru). Mintalah mereka membantu dan mengamati bila ada perubahan emosi atau fisik anak anda. Waspadai perbedaan ekspresi agresi yang berbeda yang ditunjukkan anak anda di rumah dan di sekolah (ada atau tidak ada orang tua / guru / pengasuh).
5. Binalah kedekatan dengan teman-teman anak anda. Cermati cerita mereka tentang anak anda. Waspadai perubahan atau perilaku yang tidak biasa. 6. Minta bantuan pihak ke tiga (guru atau ahli profesional) untuk menangani pelaku.
Korban bully juga harus mendapat penanganan khusus untuk memperkecil kemungkinan bully terus terjadi. Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut:
1. Bekali anak dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri, terutama ketika tidak ada orang dewasa/ guru/ orang tua yang berada di dekatnya. Ini berguna untuk pertahanan diri anak dalam segala situasi mengancam atau berbahaya, tidak saja dalam kasus bullying. Pertahanan diri ini dapat berbentuk fisik dan psikis. 2. Bekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya.
3. Upayakan anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua. Dengan banyak berteman, diharapkan anak tidak terpilih menjadi korban bullying.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual.Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory bullying; pelaku baik individual maupun group secara sengaja menyakiti atau mengancam korban. Tindakan bully ini akan memberikan berbagai dampak kepada sang korban, baik secara fisik maupun psikis. Korban dapat menjadi merasa ketakutan, merasa disisihkan, kehilangan rasa percaya diri, hilang semangat belajar, bahkan merasa takut yang berlebihan. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya tindakan bully secar berulang-ulang, maka perlu dilakukan berbagai pendekatan oleh guru terutama terhadap anak yang menjadi korban bully. Bekalilah anak kemampuan untuk membela diri, tumbuhkan rasa percaya diri terhadap anak dan ajarkan anak cara bersosialisasi dengan orang sekitar.
KEPUSTAKAAN
Nihaya, Harun. 2011. “Bullying dan Solusinya” (online). (http://harunnihaya.blogspot.com/2011/12/bullying-dan-solusinya.html. diakses 10-05-2015). Sholihat. 2014. “Cara Mengahadapi Bullying”. (online).(https://nsholihat.wordpress.com/tag/cara-mengatasi-bullying/. Di akses 10-05-2015) Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:Kencana.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Penerbit Andi.