Dalil Makan Harta Bathil.docx

  • Uploaded by: Aishah Zulkefli
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dalil Makan Harta Bathil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,522
  • Pages: 5
Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama'ah

almanhaj.or.id

NAVIGATIONHome

TINGGALKAN PEKERJAAN BATIL TINGGALKAN PEKERJAAN BATIL [1] Oleh Syaikh Shalah al Budair Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Dia-lah yang telah memberikan ampunan kepada setiap pelaku dosa. Dan Allah pula yang telah melipat-gandakan pahala bagi para pelaku kebajikan. Dia melimpahkan berbagai kebaikan dan kenikmatan kepada segenap makhlukNya. Ketahuilah, pemberian terbaik yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba adalah keimanan dan ketakwaan. Kekayaan dan kecukupan hidup, hendaknya tidak menjadi kendala seseorang untuk bertakwa. Dia juga harus yakin, bahwa iman dan takwa merupakan nikmat dan karunia Allah semata. Oleh karena itu, pemberian yang sedikit, jika disyukuri dan dirasa cukup, itu lebih baik daripada banyak tetapi masih menganggapnya selalu kekurangan. Sehingga tidaklah berfaidah limpahan nikmat dan banyaknya harta bagi orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Ingatlah, kekayaan tidak disebabkan harta yang melimpah. Namun kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan yang terdapat pada jiwa. Yaitu jiwa yang selalu qana’ah dan menerima dengan lapang dada setiap pemberian Allah kepadanya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‫آت َاهُ ِب َما للاُ َوقَنَّعَهُ َكفَافًا َو ُر ِزقَ أَسلَ َم َمن أَفلَ َح قَد‬ “Sungguh beruntung orang yang telah berserah diri, diberi kecukupan rizki dan diberi sifat qana’ah terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya”. [HR Muslim] Dengan sifat qana’ah ini, seorang muslim harus bisa menjaga dalam mencari rizki atau mata pencaharian. Ketika bermu’amalah dalam mencari penghidupan, jangan sampai melakukan tindak kezhaliman dengan memakan harta orang lain dengan cara haram. Inilah kaidah mendasar yang harus kita jadikan barometer dalam bermu’amalah. Allah berfirman : ‫ارة ً ت َ ُكونَ أَن ِإ َّل ِبالبَاطِ ِل بَينَ ُكم أَم َوالَ ُكم ت َأ ُكلُوا َل آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا‬ َ ‫ِ ِّمنكُم ت ََراض‬ َ ‫عن تِ َج‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…” [an Nisaa/4 : 29]. ‫ال ِ ِّمن فَ ِريقًا ِلت َأ ُكلُوا ال ُح َّك ِام إِلَى بِ َها َوتُدلُوا بِالبَاطِ ِل بَينَ ُكم أَم َوالَ ُكم ت َأ ُكلُوا َو َل‬ ِ َّ‫اْلث ِم الن‬ ِ ‫اس أَم َو‬ ِ ِ‫ت َعلَ ُمونَ َوأَنتُم ب‬ “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. [al Baqarah/2 : 188]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan : ‫علَى ال ُمسل ِِم ُك ُّل‬ ُ ‫َو َمالُه ُ َوعِر‬ َ ‫ضهُ َد ُمهُ َح َرام ال ُمسل ِِم‬

“Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram darahnya, harga dirinya, dan hartanya”. [HR Muslim]. Lihatlah contoh pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallm. Ketika menjual seorang budak kepada al ‘Adda`, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuliskan : “Ini adalah yang telah dibeli al ‘Adda` bin Khalid bin Haudhah dari Muhammad Rasulullah. Dia telah membeli seorang budak tanpa cacat yang tersembunyi. Tidak ada tipu daya maupun rekayasa,” kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan : “Inilah jual beli muslim dengan muslim yang lainnya”. Begitulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh etika jual beli sesama muslim, dengan mengadakan akad secara tertulis, dan tidak ada unsur dusta. Namun para pemburu dunia yang tamak, telah menempuh jalan menyimpang dalam mencari harta. Mereka lakukan dengan cara batil, melakukan tipu daya, memanipulasi, dan mengelabuhi orangorang yang lemah. Bahkan ada yang berkedok sebagai penolong kaum miskin, tetapi ternyata melakukan pemerasan, memakan harta orang-orang yang terhimpit kesusahan, seolah tak memiliki rasa iba dan belas kasih. Berbagai kedok ini, mereka namakan dengan pinjaman lunak, gadai, lelang, atau yang lainnya. Kenyataannya, bantuan dan pinjaman tersebut tidak meringankan beban, apalagi mengentaskan penderitaan, tetapi justru lebih menjerumuskan ke dalam jurang penderitaan, kesusahan dan kemiskinan. Benarlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‫علَى لَيَأتِيَ َّن‬ ِ َّ‫َح َرام مِ ن أَم َحالَل أَمِ ن ال َما َل أ َ َخذَ بِ َما ال َمر ُء يُبَالِي لَ زَ َمان الن‬ َ ‫اس‬ “Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram”. [HR Bukhari] Kita menyaksikan pada masa ini, betapa menjamurnya usaha-usaha yang diharamkan agama, seperti bandar perjudian, praktek perdukunan, para wanita tuna susila, hasil perdagangan dari barang-barang yang diharamkan semisal khamr, rokok dan narkoba, hasil pencurian dan perampokan, tidak jujur dalam perdagangan dengan penipuan dan mengurangi timbangan, memakan riba, memakan harta anak yatim, korupsi, kolusi. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan kita : َ ‫س‬ َ ‫علَى بُ ِس‬ ‫فَ َوال ِه‬t ‫علَي ُكم أَخشَى الفَق َر َما‬ ُ َ‫سوهَا َك َما فَتَنَاف‬ ُ َ‫أَهلَكَت ُهم َك َما َوتُه ِل َككُم تَنَاف‬ َ ‫ط أَن أَخشَى َولَ ِكنِِّي‬ َ ‫طت َك َما الدُّنيَا‬ َ ‫سوهَا قَبلَ ُكم َكانَ َمن‬ َ ‫علَي ُكم تُب‬ “Demi Allah, bukanlah kefaqiran yang aku takutkan menimpa kalian. Akan tetapi, yang aku takutkan adalah terbukanya dunia bagi kalian, sebagaimana telah terbuka bagi umat-umat sebelum kalian. Sehingga kalian akan berlomba-lomba, sebagaimana mereka telah berlomba-lomba. Demikian itu akan menghancurkan kalian, sebagaimana juga telah menghancurkan umat sebelum kalian”. [Muttafaqun ‘alaih]. Ketahuilah, seseorang yang memakan harta haram, hidupnya tidak akan tenang dan bahagia. Doa yang dia panjatkan akan tertolak. Rasulullah telah menyebutkan sebuah kisah. Yaitu seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sampai keadaannya menjadi kusut dan berdebu, kemudian dia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa “ya Rabbi, ya Rabbi,” akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dikenyangkan dari yang haram. Lantas, bagaimana mungkin doanya bisa dikabulkan?! [HR Muslim]. Oleh karena itu, ingatlah terhadap hisab, pembalasan dan siksa di akhirat. Para pelaku kezhaliman akan mengalami kebangkrutan di akhirat. Meskipun ia membawa pahala begitu banyak yang dikumpulkan ketika di dunia, namun pahala-pahala yang telah berhasil ia himpun sewaktu di dunia, akan dialihkan kepada orang-orang yang pernah dia zhalimi. Jika pahalanya telah habis sementara kezhaliman yang ia lakukan belum bisa tertutupi, maka dosa orang-orang yang dia zhalimi dialihkan kepada dirinya, sehingga dia terbebani dengan dosa orang-orang yang ia zhalimi tersebut, sehingga ia pun bangkrut tanpa pahala. Dan akhirnya dilemparkan ke dalam api neraka. Wal ‘iyyadzu billah. Lihatlah sekarang ini, begitu banyak orang-orang yang pintar namun licik dengan memakan harta orang lain. Bahkan ada di antaranya yang mempermasalahkan dan membawanya ke hadapan hakim. Ditempuhlah berbagai cara, supaya bisa mendapatkan harta yang bukan menjadi haknya. Padahal, barangsiapa mengambil bagian hak milik orang lain, maka hakikatnya dia telah mengambil bagian dari bara api neraka.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam َ َ ‫ب فَقَد بِيَمِ ينِ ِه ُمسلِم ام ِرئ َح َّق اقت‬ ِ ‫ضيبًا َوإِن قَا َل‬ ‫ط َع َمن‬ ُ ‫للا َر‬ ً ‫سو َل يَا يَس‬ َ ‫ار لَهُ للاُ أَو َج‬ َ َ‫ِيرا شَيئًا َكانَ َوإِن َر ُجل لَهُ فَقَا َل ال َجنَّة‬ ِ َ‫أ َ َراك مِ ن ق‬ َ َّ‫علَي ِه َو َح َّر َم الن‬ “Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan baginya surga,” maka salah seorang bertanya,”Meskipun sedikit, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Ya, meskipun hanya setangkai kayu sugi (siwak).”[HR Muslim] Kepada para majikan, ingatlah! Janganlah Anda menyunat upah para pegawai, atau malah enggan membayarnya. Takutlah kepada Allah. Ketahuilah, para pegawai yang telah bekerja tersebut, mereka telah mengorbankan pikiran, waktu dan tenaga untuk Anda. Para pekerja itu juga memiliki tanggungan anak dan isteri yang harus dinafkahi. Sungguh, celakalah orang-orang yang berbuat zhalim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan. ُ ‫ير أَع‬ ‫طوا‬ َّ ‫ع َرقُه ُ يَ ِج‬ َ َ ‫ف أَن قَب َل أَج َرهُ األ َ ِج‬ “Berilah upah kepada para pegawai sebelum kering keringatnya”. [HR Ibnu Majah]. Bahwa usaha yang haram tidak akan menghasilkan, kecuali kebinasaan. Suap demi suap makanan yang didapat dari jalan haram, akan menurunkan harga diri kita di masyarakat. Sebaliknya, usaha yang baik dan halal, walaupun sedikit, akan menjadi pahala dan tabungan yang selalu bertambah tidak terputus di akhirat dan berbarakah. Dalam kehidupan, terkadang kita tidak bisa dipisahkan dengan apa yang disebut dengan hutang, disebabkan adanya keperluan tertentu. Meski demikian, sebaiknya kita menjauhi dan menghindari hutang, kecuali keadaan telah memaksanya, karena adanya hajat mendesak, yang tak mungkin kecuali harus dengan menempuh hutang. Karena seorang yang berhutang, ia akan selalu dalam keadaan tertawan, sampai dia melunasi hutangnya. Dikisahkan, ada seseorang yang bertanya di hadapan Rasulullah : َ ‫سو ُل فَقَا َل َخ‬ ِ َ‫س ِبي ِل فِي قُتِلتُ ِإن أ َ َرأَيت‬ ِ ‫عنِِّي أَت ُ َكفَّ ُر‬ ‫سو َل يَا‬ ُ ‫للا َر‬ ُ ‫ال ِه َر‬a ‫صلَّى‬ َ ‫اي‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫للا‬ َ ‫صا ِبر َوأَنتَ نَعَم َو‬ َ ُ‫علَي ِه للا‬ َ ‫ُمد ِبر غَي ُر ُمق ِبل ُمحتَسِب‬ َ َ‫طاي‬ َّ‫علَي ِه ِجب ِري َل فَإِ َّن الدَّينَ ِإل‬ َّ ‫ذَلِكَ لِي قَا َل ال‬ َ ‫سالَم‬ “Wahai, Rasulullah. Bagaimana menurut engkau bila aku terbunuh fi sabilillah, apakah dosa-dosaku terhapuskan?” Maka Rasulullah menjawab: “Tentu, bila engkau bersabar dan hanya mengharapkan pahala, terus melangkah maju dan tidak surut mundur, kecuali jika engkau mempunyai hutang. Sesungguhnya Jibril telah mengatakan yang demikian itu kepadaku”. [HR Muslim] Melihat betapa besarnya pengaruh dan akibat yang akan ditanggung oleh orang yang berhutang, maka semestinya kita memiliki kepedulian. Karena, barangsiapa bisa membantu orang yang sedang dalam kesusahan, ikut meringankan beban yang ditanggungnya, memberikan tempo atau bahkan membebaskan orang yang terlilit hutang, maka Allah akan menaungi dirinya pada hari Kiamat. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. َ ‫ض َع أَو ُمعس ًِرا أَن‬ َ َ ‫الهُ أ‬k ‫ظِ ِلِّ ِه فِي‬ ‫ظ َر َمن‬ َ ‫عنهُ َو‬ َ ُ‫ظلَّه‬ “Barangsiapa yang memperhatikan orang yang dilanda kesusahan, atau bahkan ikut menghilangkan kesusahannya, maka Allah akan menaungi dirinya pada hari Kiamat” [HR Muslim]. Akhirnya, marilah dalam mencari rizki, tetaplah dari jalan yang halal, yang diridhai Allah, sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kita hindari sejauh-jauhnya jalan-jalan yang diharamkan. Dan tidak ada kebenaran, kecuali datang dari Allah dan RasulNya. Wallahu a’lam. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271761016] _______ Footnote [1]. Diadaptasi oleh Abu Ziyad dari Khutbah Jum’at di masjid Nabawi dengan tema : Al Makasibul Khabitsah oleh Syaikh Shalah al Budair

10 November 2010 editor Risalah : Rizqi & Harta Leave a Comment ← Al Hilah, Melakukan Rekayasa Terhadap Hukum Allah Shalat Di Atas Sajadah, Bid’ah Atau Bukan? → CATEGORY

Pilih Kategori Adab Dan Perilaku Ahkam Ahkam : Hudud Ahkam : Kabair (Dosa-Dosa Besar) Akhlak Aktual Aktual : Wahhabi Al-Ilmu Al-Ilmu : Qawaid Fiqhiyah Al-Masaa’il Al-Masaa’il : Dialog Pemikiran-1 Al-Masaa’il : Dialog Pemikiran-2 Al-Masaa’il : Dialog Pemikiran-3 Al-Masaa’il : Jihad Al-Masaa’il : Politik Al-Masaa’il : Propaganda Al-Masaa’il : Terorisme Al-Qur’an Al-Qur’an : Ilmu Al-Qur’an : Tafsir Alwajiz : Haji & Umrah Alwajiz : Hukum & Pidana Alwajiz : Jenazah Alwajiz : Jual Beli Alwajiz : Makanan Alwajiz : Nikah Alwajiz : Puasa Alwajiz : Shalat Alwajiz : Shalat Sunnah Alwajiz : Sumpah & Jihad Alwajiz : Thaharah Alwajiz : Wasiat & Waris Alwajiz : Zakat Bahasan : Aqidah Bahasan : Asmaaul Husna Bahasan : Assunnah Bahasan : Bai’at Bahasan : Bid’ah Bahasan : Hadits (1) Bahasan : Hadits (2) Bahasan : Manhaj Bahasan : Sirah Nabi Bahasan : Syakhshiyah Bahasan : Tauhid Bahasan : Uswah Nabi Dakwah Dakwah : Firaq Dakwah : Hizbiyyah Dakwah : Kepada Kafir Dakwah : Nahi Mungkar Dakwah : Perpecahan ! Dakwah : Syubhat Fiqih : Bisnis & Riba Fiqih : Haji & Umrah Fiqih : Hari Raya Fiqih : Jenazah & Kematian Fiqih : Jual Beli Fiqih : Kurban & Aqiqah Fiqih : Makanan dan Hewan Fiqih : Media Fiqih : Nasehat Fiqih : Nikah Fiqih : Nikah & Talak Fiqih : Puasa Fiqih : Puasa Sunnah Fiqih : Shalat Fiqih : Shalat Jum’at Fiqih : Sumpah Fiqih : Waris & Waqaf Fiqih : Zakat Fokus : Fatawa Fokus : Mabhats Fokus : Waqiuna Kitab : Al-Ushul Ats-Tsalatsah Kitab : Aqidah (Syarah Aqidah ASWJ) Kitab : AsSunnah Kitab : Dasar Islam Kitab : Hari Kiamat (1) Kitab : Hari Kiamat (2) Kitab : Kunci Rizki Kitab : Manhaj Salaf Kitab : Nikah – Sakinah Kitab : Nikah Beda Agama? Kitab : Nikah Dari A – Z Kitab : Puasa Nabi Kitab : Qadha & Qadar Kitab : Rifqon Ahlus Sunnah Kitab : Shalat Tahajjud Kitab : Tanya Jawab Al-Qur’an Kitab : Tauhid Prioritas Utama Risalah : Anak Risalah : Do’a & Dzikir Risalah : Gambar, Musik Risalah : Hukum Risalah : Keluarga Risalah : Orang Tua Risalah : Pakaian, Hiasan Risalah : Rizqi & Harta Risalah : Sakit, Obat Risalah : Sihir, Dukun Risalah : Tazkiyah Nufus Wanita : Darah Wanita Wanita : Fiqih Shalat Wanita : Kesehatan Wanita : Konsultasi Wanita : Muslimah Wanita : Thaharah Wanita : Wasiat ARCHIVES

Pilih Bulan Oktober 2016 September 2016 Agustus 2016 Juli 2016 Juni 2016 Mei 2016 April 2016 Maret 2016 Februari 2016 Januari 2016 Desember 2015 November 2015 Oktober 2015 September 2015 Agustus 2015 Juli 2015 Juni 2015 Mei 2015 April 2015 Maret 2015 Februari 2015 Januari 2015 Desember 2014 November 2014 Oktober 2014 September 2014 Agustus 2014 Juli 2014 Juni 2014 Mei 2014 April 2014 Maret 2014 Februari 2014 Januari 2014 Desember 2013 November 2013 Oktober 2013 September 2013 Agustus 2013 Juli 2013 Juni 2013 Mei 2013 April 2013 Maret 2013 Februari 2013 Januari 2013 Desember 2012 November 2012 Oktober 2012 September 2012 Agustus 2012 Juli 2012 Juni 2012 Mei 2012 April 2012 Maret 2012 Februari 2012 Januari 2012 Desember 2011 November 2011 Oktober 2011 September 2011 Agustus 2011 Juli 2011 Juni 2011 Mei 2011 April 2011 Maret 2011 Februari 2011 Januari 2011 Desember 2010 November 2010 Oktober 2010 September 2010 Agustus 2010 Juli 2010 Juni 2010 Mei 2010 April 2010 Maret 2010 Februari 2010 Januari 2010 Desember 2009 November 2009 Oktober 2009 September 2009 Agustus 2009 Juli 2009 Mei 2008 April 2008 Maret 2008 Februari 2008 Januari 2008 Desember 2007 November 2007 Oktober 2007 September 2007 Agustus 2007 Juli 2007 Juni 2007 Mei 2007 April 2007 Maret 2007 Februari 2007 Januari 2007 Desember 2006 November 2006 Oktober 2006 September 2006 Agustus 2006 Juli 2006 Juni 2006 Mei 2006 April 2006 Maret 2006 Februari 2006 Januari 2006 Desember 2005 November 2005 Oktober 2005 September 2005 Agustus 2005 Juli 2005 Juni 2005 Mei

2005 April 2005 Maret 2005 Februari 2005 Januari 2005 Desember 2004 November 2004 Oktober 2004 September 2004 Agustus 2004 Juli 2004 Juni 2004 Mei 2004 April 2004 Maret 2004 Februari 2004 Januari 2004 November 2003 Oktober 2003

   

META

Masuk RSS Entri RSS Komentar WordPress.org

Almanhaj.or.id | WowThemes

Tawakal Pd Allah, Surah Yang Menyangkut Pembawa Hidayah Dan Agama Allah, Menyebutkan Tentang Pasangan Kaum Anshar Dan Kaum Muhajirin, Sabda Rosul Untuk Dekat Dengan Orang Tua, Cara Islam Mengatasi Perkara Fitnah Rumah Tangga, Puasa Muharam Tgl Brapa?, Keindahan Dosa, Bolehkah Seseorang Makmum Mendahului Gerakan Imam? Jelaskan!, Jam Paling Baik Untuk Shalat Isya, Bagaimana Cara Menafsirkan Ayat Al-qur'an, Dalil Perintah Puasa Tanggal 9 Dan 10 Muharam, 3 Genrasi Awal Salaf, Pengertian Iklas Secara Singkat, Fadilah Dzikir Ya Alloh, Dalam Hadist. Bunu Dri Pahala Yg Dulu Kira2 Terampuni Tdk., Fiqih Hukuman Berjinah Yang Sudah Menikah, Orang Berhati Keras, Ap Bnar Anak Yatim Itu Nakal, Hukumnya Bekerja Untuk Atasan Non Muslim, Surah Al Ikhlas Dapat

Sumber: https://almanhaj.or.id/2891-tinggalkan-pekerjaan-batil.html

Related Documents

Dalil Dalil Syara'
May 2020 28
Dalil
June 2020 23
Dalil
December 2019 35
Dalil Tayamum.docx
November 2019 26
Dalil Hapalan.docx
April 2020 26

More Documents from "sutarman"