Dagang 2

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dagang 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,035
  • Pages: 6
HUKUM DAGANG v Hukum Asuransi Adalah aturan2 hukum yang mengatur mengenai hubungan hukum antara penggung dengan tertanggung, cara pengelolaan dan usaha pertanggungan di dalamnya serta perlindungan bagi masyarakat sebagai mana hal2 yang lain. Fungsi asuransi : a) Menyerap dana masyarakat Usaha yang dilakukan sebenarnya mengelola uang masyarakat. Seperti bank. Termasuk perusahan finansial. Seseorang yang ingin ikut serta dalam asuransi membayar premi. Contohnya : premi 2 juta/tahun. Jika mobil kecelakaan maka diganti oleh asuransi 200juta. Tergantung pada kerusakannya. Keuntungan asuransi besar karena banyak yang membayar premi sedangkan yang mengalami resiko hanya seberapa orang. b) Sebagai peralihan resiko Sumber2nya antara lain : a. Undang2 Misalnya asuransi Jasa Raharja : wajib membayar santunan kecelakaan karena diatur oleh undang2. Contoh kasusnya busnabrak rumah karena ugal2an korban selain mendapat ganti kerugian dari yang menabrak juga mendapat santunan dari Jasa Raharja. Conotoh lainnya adalah ASKES bagi pegawai negeri. b. Perjanjian Perjanjian untung rugi dalam KUHPer ada 3 : • Perjanjian perjudian • Perjanjian bunga cagar hidup • Asuransi Pasal 3 KUHDperjanjian asuransi adalah perjanjian antara penanggung dengan tertanggung dimana penanggung dengan menerima premi mengikatkan dirinya untuk membayar ganti rugi kepada tertanggung karena suatu peristiwa tertentu. Kelemahannya adalah kalimat mengikatkan diri membayar ganti rugi. Seharusnya bukan nilai kerugian yang di bayar asuransi tetapi berapa yang dijanjikan asuransi. Jadi seharusnya asuransi adalah perjanjian antara penanggung dengan tertanggung dimana penanggung mengikatkan diri membayar ganti kerugian atau membayar sejumlan uang tertentu kepada tertanggung atau pihak ke 3 yang ditunjuk untuk itu sedangkan tertanggung mengikatkan diri untuk membayar premi. Peristiwa tertentu (evenement) yaitu peristiwa yang ditentukan tetapi tidak bisa dipastikan kapan terjadinya, tetapi dapat ditentukan mengenai penyebabnya. Contohnya : A mengasuransikan mobilnya. Dengan perjanjian pengalihan resiko atas kecelakaan lalu lintas. Maka yang akan ditanggung hanya karena kecelakaan lalulintas. Jadi misalnya ada kerusakan karena huru-hara resiko tidak ditanggung oleh asuransi. Perjanjian asuransi = perjanjian bersyarat. Karena untuk pemenuhan prestasinya dengan syarat tertentu. Macam2 asuransi: 1) Asuransi Keuangan Asuransi yang mendasarkan pembayaran utang oleh penanggung pada besar

kecilnya kerugian yang diderita akibat peristiwa tertentu. Makin besar kerugian makin besar ganti kerugian. Contohnya : asuransi kebakaran, mobil, pengangkutan, ekspor impor, etc. Pada dasarnya dapat diukur kerugiannya. 2) Asuransi Jumlah Asuransi yang mendasarkan pembayaran klaim oleh penanggung menurut jumlah yang diperjanjikan karena suatu peristiwa tertentu. Contoh : asuransi jiwa. Yang dihitung bukan kerugian nyawa tetapi tergantung apa yang diperjanjikan. Menjanjikan jiwa sendiri maupun jiwa orang lain diperbolehkan. Mengasuransikan jiwa sendiri melibatkan pihak ketiga. Klaimnya diperjanjikan tergantung orang yang ditunjuk tidak harus ahli waris. Contoh : A berhutang dengan Bank Mandiri. A mengasuransikan jiwanya. A meninggal dunia. Sedangkan hutang belum selesai di lunasi. Klaim asuransi jiwa dapat dialihkan kepada Bank untuk melunasi hutang. Askrindoasuransi kredit Indonesia 3) Asuransi Campuran Merupakan campuran keuangan dan jumlah. Asuransi campuran adalah asuaransi yang mendasarkan pembayaran klaim oleh penanggung pada besarnya kerugian yang diderita akan sejumlah uang tertentu tentang sejumlah uang tertentu yang diperjanjiakan akibat suatu peristiwa tertentu. Contoh : Aaskesdirawat di Rumah Sakitkerugiannya dihitungdiganti oleh askes langsung kepada pihak RS. Reasuransi : mengasuransikan kembali resiko yang diterima. Asas2 asuransi: a) Asas Indemitas Disebut juga asas keseimbangan. Yaitu asas asuransi yang mengharuskan adanya keseimbangan antara besarnya kerugian yang diderita dengan besarnya ganti kerugian oleh penanggung. Asas ini sering memberi slogan “Dilarang memperkaya diri dengan asuransi!”. Pasa dasarnya orang dalam keadaan tertentu (evenoment) dengan adanya asuransi seakan2 tidak terjadi kerugian. Contoh : mengasuransikan mobil dengan harga 100 juta di asuransi Sinarmas dan asuransi Jasindo. Agar jika terjadi keceleakaan ia mendapatkan 2 mobil. Tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan asas indemitas. Contoh : mobil dengan harga 100juta diasuransikan seharga 75 juta karena tidak mampu membayar premi jika dengan harga 100 juta. Maka jika terjadi kecelakaan yang ditanggung hanya 75 juta. Sedangkan kerugian 25 jutanya ditanggung sendiri. Asas ini hanya berlaku pada asuransi yang mengandung unsur kerugian b) Asas Kepentingan Asas yang mengharuskan adanya hubungan kepenitngan antara tertanggung dengan objek asuransi. Untuk mengukur kepentingan dengan melihat ada tidaknya kerugian yang diderita. Contoh : usaha rental mobil. Mobil yang digunakan untuk usaha belum tentu mobil milik pemilik rental. Mobil tersebut dapat diasuransikan karena

kepentingan jika mobil tersebut hilang ia wajib mengganti. Maka setelah diasuransikan mobil tersebut jika hilang menjadi tanggung jawab asuransi. c) Asas Itikad Baik Biasanya ditambahkan menjadi asas itikad baik yang sebaik2nya atau asas kejujuran yang sempurna. Asas itikad baik dilihat sejak mulai berlakunya perjanjian itu (KUHPer). Asuransi menghendaki sebelum mulai perjanjian sudah ada itikad baik. Disebut itikad baik yang sebaik2nya karena asuransi butuh informasi dari pihak karena perjanjian itu yang menjadi dasar. Contoh : A saat membuat perjanjian dengan asuransi menyatakan bahwa dirinya tidak punya penyakit. 1 minggu kemudian A meninggal karena penyakit jantung. Asuransi tidak wajib mengganti. Perusahaan asuransi tidak wajib membayar klaim jika informasi kepada penanggung mengelabui (undang2). d) Asas Suborgasi Asas yang mengalihkan hak tertanggung atas pihak ke3 penyebab kerugian kepada pihak penanggung karena klaim asuransi. 1365 tiap2 perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada pihak lain, mawajibkan orang yang karena salahanya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Contoh : A punya mobil yang telah diasuransikanditabrak tukang becakA klaik asuransiasuransi menuntut tukang becak karena peralihan kepada pihak asuransi/ kewajiban A mempertemukan tukang becak dengan asuransi. Novasi subjektif : mengalihkan subjek/pihak dari si A ke si B Novasi objektif : mengalihkan objek. v Hukum Pengangkutan Hukum pengangkutan adalah aturan2 hukum yang mengatur mengenai hubungan hukum antara pengirim atau penumpang dengan pengangkut dan tata cara pelaksanaan pengangkutan serta perlindungan hukum bagi masyarakat baik yang berkepentingan dengan pengangkutan maupun pihak lain. Hubungan hukum : dapat terjadi karena undang2 maupun perjanjian Tidak berkepentingan : tidak terkait dengan hukum pengangkutan. Pihak lain : misalnya nenek sedang berjalan kemudian tertabrak mobil yang mengangkut barang. Dalam dunia bisnis/ dagang pengangkutan berfungsi : 1. Meningkatkan guna barang 2. Meningkatkan nilai barang Karena proses pengangkutan barang khususnya memindahkan dari daerah surplus ke daerah minus. Jika sudah meningkatkan nilai maka keuntungan bagi pengangkutan. Makin besar permintaan maka semakin tinggi harga barang. Perjanjian pengangkutan adalah perjanjian antara pengirim atau penumpang dengan pengangkut dimana pengangkut mengikatkan dirinya atau berjanji untuk menyelenggarakan pengangkutan dengan selamat sampai ketujuan. Sedangkan pengirim atau penumpang mengikatkan dirinya untuk membayar ongkos angkutan. Para pihak dalam perjanjian pengangkutan : o Pengirim atau penumpang (prosesnya dapat berupa barang atau orang)

o Pengangkut Perjanjian tersebut menimbukan hak dan kewajiban bagi para pihak. Disebut obligatoir atau perjanjian timbal balik. Jadi asas perjanjian berlaku (konsensualisme, pacta sunt servanda, kebebasan berkontrak, itikad baik, etc) Penyelenggara pengangkutan : ialah yang menyelanggarakan pengangkutan. Bisa mengangkut sendiri atau menyuruh orang lain. Contoh : A mengirim paket melalui POS. Tetapi ternyata paket tersebut tidak sampai. Meskipun yang kesalahan terdapat pada garuda karena kerusakan pada pewasaw pengantar tetapi yang mengaggung tetap Pos tersebut karena ia yang menyelenggarakan pengangkutan. Contoh : DHLbisa punya mobil, pesawat, kapal, tetapi karena untuk melindungi PT POS hal tersebut dilarang. Kata selamat berlaku sejak pengangkut sudah berjanji bahwa yang ia angkut akanselamat sampai tujuan. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan barang cacat, rusak atau musnah maka menjadi tanggung jawab pengangkut. Jika tidak terjadi wanprestasi maka penumpang atau pengirim menyerahkan harga. Contoh : pengangkutan sudah janji berangkat jam 7 menuju Jakarta. Jika orang mau menggunakan jasa angkutan tersebut berarti ia sepakat dengan perjanjian pengangkutan. Jika penumpang sudah datang jam 7 tetapi bis menolak dengan alasan sudah penuh maka bis pada dasarnya dapat dituntut wanprestasi. Bis dapat menolak menumpang asalkan ditentukan dengan undang2. Misalnya sudah melebihi kapasitas yang diatur dalam undang2. Penerima : 1. Ia mengirim sendiri kemudian ia yang menerima 2. Pihak ketiga yang bertindak sebagai penerima Ada perjanjian antara pengirim dan pengangkut yang melibatkan pihak ketiga. Diketahui dan disetujui oleh pihak ketiga. Ketika melibatkan pihak ketiga berlaku asa personality yaitu yang berjanji yang terkena janji. Kemungkinan : ∼ Melibatkan pihak ketiga untuk memperoleh hak Penerima (pihak ketiga) menerima barang tertentu ∼ Melibatkan pihak ketiga untuk melaksanakan kewajiban Misalnya melibatkan penerima (pihak ketiga) untuk melakukan/ melaksanakan pembayaran Konsekuensi terhadap pihak ketiga: • Jika pengangkut dan penumpang berjanji, dan penerima tau akan janji dan menyatakan menerima janji tersebut maka hukum mengikat penerima(pihak ketiga). • Penerima (pihak ketiga) jika sudah menerina janji maka tidak boleh menuntut macam2 diluar perjanjian kecuali jika disetujui oleh penumpang/ pengirim dan pengangkut. Jadi penerima (pihak ketiga) tidak dapat secara gampang merubah perjanjian. Jika disetujui oleh kedua belah pihak baru boleh di rubah. Jika pengangkut dan pengirim/ penumpang merubah perjanjian tanpa sepengetahuan penerima maka dapat dituntut. Pihak ketiga sebagai penerima terdiri dari :

a. Pihak ketiga yang berkepentingan b. Penerima sebagai orang yang menerima pengalihan hak atas barang (cessionaris). Jadi yang semula barang tersebut milik pengirim ketika sampai ketangan penerima menjadi hak penerima. Jadi pengangkut dan penerima mempunyai hak untuk menggugat jika terjadi wanprestasi. c. Penerima sebagai penyelenggara urusan pengiriman Pengirim mengirimkan barang kepada penerima. Kemudian penerima menjualkan barang milik pengirim. Jadi jika terjadi wanperstasi yang dapat menggugat hanya pengirim. v Hukum Surat Berharga Surat berharga adalah suatu surat yang di tandatangani, diberi tanggal baik saat penerbitannya maupun saat jatuh tempo dimana yang menandatangani atau yang menerbitkan menyatakan atau memerintahkan pembayaran suatu jumlah tertentu kepada pihak yang membawa atau yang berhak atas surat tersebut. Orang yang menerbitkan dianggap sebagai debitur. yang berhak atas surat itu adalah kreditur. Sejarahnyabartermata uang karena dianggap dapat ditukarkan sesuai dengan nilai barangorang yang menciptakan uang dengan nilai yang cukup tinggi dengan di wakilkan surat tetapi dapat digunakan sesuai dengan nilai/uang yang seharusnya di bayarkan (surat berharga) Unsur-unsur : a. Surat bukti tuntutan piutang Surat bukti berupa akta. Berfungsi sebagai bukti bahwa seseorang berhutang kepada pihak lain. Jadi dengan bukti tersebut pihak tertentu dapat menuntut pihak lain. b. Pembawa hak Hak atas senilai uang yang tertera pada surat berharga. Dalam hal surat berharga hak ada pada surat bukan pada orangnya. Jika surat hilang maka haknya menjadi hilang. c. Mudah untuk dialihkan/ dipindah tangankan Seperti uangdengan sistem benda bergeraksiapa yang menguasai ia yang berhak sepanjang tidak ada yang membuktikan lain. Sedangkan surat yang berharga unsurnya antar lain:  Sebagai surat bukti tunutan piutang  Sulit untuk dialihkan : karena yang berwenang hanya yang namanya dinyatakan dalam surat tersebut. Tidak ada unsur pembawa hak karena surat yang berharga tidak membuat orang yang menguasainya memiliki hak milik. Karena penerbitan surat yang berharga hanya untuk kepentingan pemilik piutang. Jadi jika surat itu hilang haknya tidak ikut hilang. Tinggal membuat surat yang baru. Surat berharga dan surat yang berharga jika digabungkan :  Atas pembawa/ tunjuk Siapa yang membawa atau menunjukan surat tersebut itu yang berhak atas nilai uang di dalam surat tersebut. Misalnya dalam bentuk cek. Surat atas tujuk adalah surat yang tidak menyebutkan nama pemiliknya tetapi

dianggap pemiliknya adalah yang membawa surat itu atau yang menunjukan surat itu. Cara mengalihkannya hanya dari tangan ketangan.  Atas pengganti Surat yang didalamnya tertera nama yang berhak atas surat tersebut ditambah dengan kata atau penggantinya. Jadi ditujukan pada orang yang berhak atau orang yang menggantikannya. Cara peralihan surat ini dengan endosemen yaitu pengalihan hak surat berharga dengan mencantumkan dan mengesahkan kalimat pengalihan. Endosemen cukup ditulis di bagian pinggir surat berharga.  Atas nama Merupakan surat yang berharga. Hak atas surat melekat pada orang yang namanya tertera di dalam surat. Cara untuk mengalihkannya harus dengan akta (acta van cessie) dan harus sepengetahuan orang yang mengeluarkan surat yang berharga tersebut. Contoh kasus : A berhutang kepada B. Untuk membayar A membuat cek kemudian diberikan kepada B. B mencairkan melalui C (misalnya berupa bank). Perikatan dasarnya ada pada A dengan C misalnya A sebagai nasabah di tempat C atau dapat juga C berhutang kepada A. A B C (misalnya bank) perikatan dasar : sebagai nasabah/c punya hutang. Promes : surat sanggupsurat yang menyatakan bahwa saya sanggup membayarkan sejumlah uang kepada yang menbawa surat tersebut pada tanggal yang disebutkan dalam surat tersebut. Surat berharga pada dasarnya ada 2 cara: ° Ambil pada orang ketiga ° Ambil pada orang yang menerbitkan Karena pihak ketiga tidak punya uang. Jika tidak dituliskan siapa yang boleh mencairkan tetapi ditentukan tanggal mencairkanya maka pihak tersebut harus membayarkan sejumlah yang ditentukan. Contoh : A membuat promes atas cek yang dapat dicairkan pada tanggal 5 juni. B membuat cek untuk membayar hutang kepada D. D pada tanggal 5Juni mendatangi A untuk mencairkan cek tersebut. Maka A wajib untuk membayarkan sejumlah yang telah ditentukan. A membuat surat yang berharga untuk B. Maka hanya B yang dapat mencarikan cek tersebut. Jika ia meminta C yang mencairkannya maka bank atau pihak yang ditunjuk akan menolak. v

Related Documents

Dagang 2
November 2019 17
Dagang Oktober.xlsx
November 2019 20
Hukum Dagang
June 2020 22
Nasi Dagang
June 2020 11
Nasi Dagang
May 2020 35
Perusahaan Dagang
November 2019 31