Cr008-6- Tata Cara Iktidal

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cr008-6- Tata Cara Iktidal as PDF for free.

More details

  • Words: 713
  • Pages: 10
BACAAN I’TIDAL PENJELASAN TATA CARA SHALAT Bagian 6/13

[email protected]. id

I’tidal adalah bangkit dari ruku’ mengangkat kedua tangan kemudian membaca takbir:

Sami’ allahu liman hamidah

kemudian diam sejenak hingga sempurna meluruskan kedua belah tangan, kemudian membaca tasbih:

Rabbanaa lakal hamdu

MENGANGKAT TANGAN KETIKA IKTIDAL  Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]

 Dari Salim bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri hendak shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan kedua bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’ dilakukannya pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim]

 Dari Malik bin Huwairits, katanya: Apabila Rasulullah SAW takbir (untuk shalat), beliau mengangkat kedua tangannya hingga setentang dengan kedua telinganya. Dan bila beliau hendak ruku’ diangkatnya pula kedua tangannya setentang dengan kedua telinganya. Dan bila beliau mengangkat kepala dari ruku’, beliau membaca “sami’allahu liman hamidah” sambil mengangkat tangan seperti itu pula. [Muslim]

DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL  Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai salat beliau dengan takbir. Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan membaca salam.” [Muslim]  Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya imam itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Bila ia membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian. Dan bila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah]

KEWAJIBAN I’TIDAL DENGAN TUMA’NINAH  Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Lelaki itu kembali salat seperti salat sebelumnya. Setelah salatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab: Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi : Ulangi salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi salatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata : Demi Zat yang mengutus anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan salat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al Quran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh salatmu. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]

1

BACAAN TASBIH I’TIDAL

“ALLAH mendengar siapa yang memuji-NYA. Ya Tuhan kami, segala puji bagi-MU sepenuh langit dan bumi, serta sepenuh yang ENGKAU kehendaki sesudah itu.” [dari Ali dan Ibnu Abi Aufa, riwayat Muslim]

2

BACAAN TASBIH I’TIDAL

“Ya ALLAH, Tuhan kami. Segala puji bagi-MU sepenuh langit dan bumi dan sepenuh yang ENGKAU kehendaki sesudah itu. ENGKAU pantas mendapat pujian dan kemuliaan, ucapan yang paling tepat dari hamba, dan kami semua adalah hamba-MU. Ya ALLAH, tiada penghalang bagi yang ENGKAU berikan dan tiada pemberi bagi yang ENGKAU halangi, dan tidak bermanfaat usaha seseorang melainkan dengan penentuan-MU” [dari Abu Said Al Khudri, riwayat Muslim dan Abu Uwanah]

3

BACAAN TASBIH I’TIDAL Takbir I’tidal:

“ALLAH mendengar siapa yang memuji-NYA.” -----Tasbih I’tidal:

“Ya Tuhan kami, segala puji bagi-MU, pujian yang banyak dan baik serta diberkati.” [dari Rifaah bi Abi Rafi’ Az Zarqi, riwayat Bukhari, Malik dan Abu Dawud]

Bersambung ke:

 Bagian

7: “Tata Cara Sujud’”

Ditulis bersama:

dan

Related Documents