Chf Keperawatan Kritis New.docx

  • Uploaded by: Viktoria
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Chf Keperawatan Kritis New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,009
  • Pages: 5
1. CHF a. Definisi Gagal jantung didefinisikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana jantung sebagai pompa tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi. (Tambuwun, Panda, & Rampengan, 2016) Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan, dan kombinasi atau kongestif.Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi, dan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.Gagal jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan vena jugularis.Gagal jantung kongestif adalah gabungan dari kedua gambaran tersebut.Namun demikian, kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi secara bersamaan menurut (McPhee & Ganong, 2010) dikutip dari (Fachrunnisa, Nurchayati, & Arneliwati, 2015) b. Patofisiologi Jantung normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak ouput. Ini mungkin meliputi : respon simpatis saraf simpatetik terhadap baro reseptor atau kompresor, pencegahan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan volume, vasokontriksi arteri renal dan aktivitas renin angiotensin serta respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorsi cairan. Kegagalan mekanisme kompensasi untuk menentang peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya cardiac ouput menyebabkan berkurangnya oksigenisasi pada miokard. Peningkatan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama jantung iskemik dan kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.

Kegagalan jantung dapat dinyatakan sebagai kegagalan sisi kiri atau sisi kanan jantung. Kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut dengan kegagalan pada sisi lain dan manifestasi klinis yang sering menampakan kegagalan pemompaan total. (Padila, 2012)

c. Biopsikososial 1) Psikososial

Proses rehospitalis dan pengobatan yang lama menyebabkan aspek psikologis atau stressor psikososial yang memicu adanya emosi negatif seperti depresi, rasa putus asa, rasa kawatir, dan rasa takut akan sewaktu-waktu kehilangan hidupnya Kecemasan yang dialami responden mempunyai beberapa alasan yaitu cemas akibat penyakitnya, cemas memikirkan anggota keluarga yang ditinggalkan dirumah dan cemas dengan biaya pengobatan yang menyebabkan gelisah dan tidak tenang sehingga istirahat responden terganggu.Dukungan dari keluarga dapat membantu mekanisme koping individu dengan memberikan dukungan emosi saran- saran yang positif.Melakukan pendekatan religius sesuai dengan keyakinan masing-masing dapat memberikan ketenangan dan membantu pasien mengendalikan kecemasannya. 2) Biiologis

Penelitian yang dilakukan Triyanta (2013), tentang hubungan kualitas tidur dengan denyut jantung dilihat dari gambaran EKG pada pasien infark miokard didapatkan hasil sebagian besar responden mempunyai kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang \mendapatkan hasil sebagian besar responden mempunyai kualitas tidur yang tidak baik. Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang tidak baik dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologis. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun dan ketidakseimbangan tandatanda vital. Sedangkan dampak psikologis meliputi depresi, cemas dan tidak konsentrasi (Bukit,2011).

3) Sosial

Kualitas hidup adalah sesuatu yang bersifat subyektifitas dan multidimensi. Subyektifitas yang berarti kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari sudut pandang pasien itu sendiri, sedangkan multidimensi yang berarti bahwa kualitas hidup hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistik yang meliputi aspek fisik atau biologis, psikologis, spiritual dan sosikultural. Dukungan sosial dapat membuat seseorang menjadi lebih tenang dan secara emosional pasien dapat menjadi tenang 2. Pengkajian a.

Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, kelelahan ketidakmampuan tidur (mungkin didapatkan takikardi dan dyspnea pada saat beristirahat atau beraktivitas)

b.

Sirkulasi 1) Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung coroner, tekanan darah tinggi,

Diabetes Melitus 2) Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau

terlambat nya CRT 3) Suara Jnatung tambahan, mungkin menggambarkan terjadinya keggalan jantung/

ventrikel kehilangan kontraktilitasnya 4) Edema: Jugular Vena Distension 5) Warna kulit pucat dibibir dan di kuku

c.

Nutrisi : Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan

d.

Neuro sensori : Nyeri Kepala yang hebat

e.

Kenyamanan : timbul nyeri dada yang tiba-tiba yang hilang dengan beristirahat. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin didapatkan ekspresi wajah menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, perubahan kontak mata, perubahan irama jantung, respirasi, warna kulit dan tingkat kesadaran.

f.

Respirasi : Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokk atau penyakit pernafasan kronik

g.

Interaksi sosial : Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stressor, emosi yang takterkontrol.

3. Diagnosa a. Pola nafas b.d hiperventilasi b. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas miokardial. c.

Kelebihan volume caran b.d retensi cairan

d. Kecemasan e. Distress spritual 4. inervensi a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, Perubahan structural Intervensi 1) Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung 2) Catat bunyi jantung 3) Palpasi nadi perifer 4) Pantau TD 5) Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis 6) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi (kolaborasi) b. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan menbran kapiler-alveolus. Intervensi : 1) Pantau bunyi nafas, catat krekles 2) Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam. 3) Dorong perubahan posisi. 4) Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri. 5) Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi c. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan. d. intervensi 1) Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya

2) terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus. 3) Pijat area kemerahan atau yang memutih 4) Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif. 5) Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi. 6) Hindari obat intramuskuler

d. Kecemasan 1) Gunakan pendekatan yang menenangkan 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien 3) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 4) Pahami prefektif pasien terhadap situasi stres 5) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 6) Lakukan Back/ Neck rub 7) Dengarkan dengan penuh perhatian 8) Identifikasi tingkat kecemasan 9) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 10) dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketkutan dan persepsi 11) Instruksikan pasien menggunakan teknik relaxasi e. Distress spiritual 1) Memberi motivasi 2) Memberi semangat 3) Mengarahkan agar pasien mampu melakukan kegiatan berdoa dan mendoakan 4) Menganjurkan berdoa dan mendokan 5) Pendampingan dalam berdoa dan mendoakan 6) Menerima keluhan pasien 7) Memberikan hiburan agar pasientidak merasakan kesedihan

Related Documents


More Documents from "Erna Nur Hasanah"