Chapter I_120.pdf

  • Uploaded by: Ihda Luthfiyah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Chapter I_120.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,373
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Response time merupakan waktu tanggap yang dilakukan kepada pasien saat pasien tiba sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang diperlukan pasien sampai selesai. Response time merupaka salah satu indikator dari mutu pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan penanganan medik penderita gawat darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat, baik pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap sangat tergantung terhadap kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit. Kecepatan Pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan (Kepmen: Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003). Kecepatan pelayanan dalam hal ini adalah pelaksanaan tindakan atau pemeriksaan oleh dokter dan perawat dalam waktu kurang dari 5 menit dari pertama kedatangan pasien di IGD. Waktu tanggap pada sistem realtime, didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut dengan event response time. Sasaran dari penjadwalan ini adalah meminimalkan waktu tanggap angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat/ emergency response time rate (WHO-Depkes;1998 dalam Nafri, 2009).

1

2

Berdasarkan data Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun 2007 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 RSU dengan jumlah kunjungan sebanyak 33. 094.000, sementara data kunjungan ke IGD sebanyak 4. 402. 205 ( 13, 3% dari total seluruh kunjungan di RSU) dari jumlah kunjungan di IGD terdapat 12,0% berasal dari pasien rujukan. Dimensi waktu tanggap sangat menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan, dan masalah dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan komitmen perusahaan atau institusi untuk memberikan pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan atau institusi sebelum memberi pelayanan (Bustami, 2011). Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun Emergency Room adalah sebuah unit yang melayani pasien dalam kondisi gawat darurat berdasarkan Triase (triage) yang ditentukan oleh perawat triase. Keluarga pasien merupakan sumber informasi sekunder yang penting. Mereka tidak saja menyuplai data tentang status kesehatan pasien saat ini tetapi juga sering mampu menunjukkan kapan perubahan status terjadi pada pasien dan bagaimana fungsi pasien terpengaruhi oleh perubahan tersebut. Sehingga keluarga pasien membuat pengamatan yang berkaitan tentang kebutuhan klien yang dapat mempengaruhi cara pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien (Potter dan Perry, 2005). Kepuasan keluarga pasien dan pasien didasarkan pada terpenuhi atau terlampauinya harapan pasien dan keluarga. Jika pelayanan yang dirasakan dibawah yang diharapkan, maka timbul suatu ketidakpuasan, rasa kepercayaan pasien dan

3

keluarga terhadap pelayanan rumah sakit menjadi berkurang (hilang), yang akan mengakibatkan

menurunnya

jumlah

pasien

yang

berobat

dan

akhirnya

menyebabkan pengurangan pendapatan rumah sakit. Sebaliknya jika pelayanan yang dirasakan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, maka pasien dan keluarga akan merasa puas. Kepuasan pasien dan keluarga berkaitan erat terhadap response time (waktu tanggap). Sebagai acuan bagi daerah dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat khususnya di IGD rumah sakit, Mentri Kesehatan pada tahun 2009 telah menetapkan salah satu prinsip umumnya tentang penanganan pasien gawat darurat yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menitsetelah sampai di IGD (Kemenkes, 2009). Dengan demikian sumber daya manusia dan sarana di IGD sangat menentukan keberhasilan pelayanan kepada pasien serta kepuasan pasien dan keluarga. Kurangnya response time dari perawat triase, baik dalam melakukan tindakan pengelompokan pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan IGD yang dimiliki mengakibatkan peningkatan lama response time (waktu tanggap) yang dibutuhkan dalam penanganan kasus kegawatdaruratan di IGD. Response time yang lama dapat berakibat fatal bagi pasien baik berupa kecacatan fisik maupun kematian, menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan keluarga dan pasien terhadap jasa pelayanan yang ditawarkan oleh Rumah Sakit. Hal ini juga akan berakibat buruk terhadap pendapatan institusi Rumah Sakit, dimana pelayanan jasa yang dianggap kurang memuaskan pelanggan mengakibatkan pelanggan beralih ke pelayanan jasa lain yang dianggap lebih memberi jaminan kepuasan terhadap pelanggan terutama pasien dan keluarga, sehingga dapat disimpulkan bahwa response time sangat berpengaruh pada tingkat keselamatan jiwa pasien yang datang berobat ke IGD serta berpengaruh pada peningkatan dimensi mutu pelayanan rumah sakit.

4

Menurut Wilde (2009), yang dikutip dari penelitian Wa Ode, dkk (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu tanggap penanganan kasus pada response time I di instalasi gawat darurat bedah dan non bedah RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo, telah membuktikan tentang pentingnya response time bahkan pada pasien selain penderita penyakit jantung. Mekanisme response time, disamping menentukan keluasan rusaknya organ-organ dalam, juga dapat mengurangi beban biaya. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD Rumah Sakitsesuai standar (Kemenkes, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Wa Ode, dkk (2012) mengatakan ketersediaan stretcherdan perawat triase dengan waktu tanggap memiliki hubungan yang erat baik di IGD bedah dan non bedah. Tidak tersedianya stretcher untuk beberapa kejadian gawat darurat yang terjadi di IGD pada penelitian ini menunjukan terjadinya peningkatan permintaan pelayanan yang melebihi kapasitas dan terjadinya kepadatan IGD pada waktu tersebut. Data hasil penelitian yang dapat mendukung penyebab tersebut adalah waktu tiba pasien yang kebanyakan datang ke IGD untuk mendapat pelayanan pada waktu sibuk (IGD bedah = 63,9% dan IGD non bedah = 85,7%) dimana pada waktu – waktu inilah menurut literatur hasil penelitian merupakan waktu dimana terjadi peningkatan permintaan pelayanan. Faktor lain yang mendukung adalah pola penempatan staf, tingkat karakteristik pasien, faktor pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petugas kesehatan yang menangani kejadian gawat darurat. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti, diperoleh data dari rekam medik RSUD Dr. Pirgadi Kota Medan dimana jumlah pasien yang datang berobatdi Instalsi Gawat Darurat RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2012 sebanyak 22.731 orang pasien, dan pada tahun 2013 jumlah pasien bertambah menjadi 23.599

5

orang pasien, sedangkan pasien dengan kasus kegawatdaruratan yang datang berobat di instalsi gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2013 kurang lebih berkisar 320 orang per bulannya.Perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat keseluruhannya berjumlah 38 orang perawat. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 Januari 2014 terhadap lima orang keluarga pasien, tiga diantaranya mengatakan kurang puas dengan waktu tanggap pelayanan yang di berikan oleh petugas kesehatan, sedangkan dua diantaranya mengatakan merasa cukup puas dengan waktu tanggap pelayanan petugas kesehatan di IGD RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Berdasarkan kondisi di atas dan keingintahuan peneliti tentang pengaruh response time terhadap kepuasan keluarga pasien maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Hubungan Response Time Perawat Dengan Kepuasan Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2014” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka masalah yang dapat dirumuskan dari penelitian ini yaitu “apakah ada hubungan response time perawat dengan kepuasan keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan?“ C. Tujuan Penelitian Dari uraian perumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan response time perawat dengan kepuasan keluarga pasien di instalasi gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui response time perawat di instalasi gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

6

b. Untuk mengetahui kepuasan keluarga pasien di instalasi gawat daruratRSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi keluarga pasien Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi keluarga pasien tentang hubungan response time perawat dengan kepuasan keluarga pasien terhadap lama waktu tanggap yang diberikan perawat dalam memberi pelayanan keperawatan terhadap pasien yang datang berobat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. 2. Manfaat bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Dengan diketahuinya hubungan response time perawat dengan kepuasan pasien di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi rumah sakit untuk melakukan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3. Manfaat bagi peneliti lain Dapat digunakan sebagai data tambahan bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terkait dengan response time perawat dengan kepuasan keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Related Documents

Chapter
May 2020 60
Chapter
November 2019 76
Chapter
October 2019 79
Chapter 1 - Chapter 2
June 2020 62

More Documents from ""