KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho dan rahmat-Nya serta nikmat yang begitu besar yang di berikan kepada kita semua terutama nikmat kesehatan, sehingga makalah kami dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, nabi yang mengantarkan kita dari zaman kejahiliyahan menuju zaman islamiah. Nabi yang di anggap sebagai uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik. Dalam isi makalah ini membahas tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hidrosefalus dan Meningitis”. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang kita inginkan. Oleh karena itu, kami masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.Begitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama bagi kami pembuat makalah.
Hormat Kami,
Kelompok 9
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Meningitis tergolong penyakit serius yang bisa mengakibatkan kematian. Penderita meningitis yang bertahan hidup akan menderita kerusakan otak sehingga lumpuh, tuli,epilepsi, retardasi mental. Penyakit meningitis telah membunuh jutaan balita di dunia. Ada tiga bakteri penyebab meningitis yaitu nstreptococcus pneumoniae,haemophilus influenza, tipe b, dan niesseria meningitisd Hidrocepalus telah di kenals ejak zaman hipocerates, saat itu hidrosefalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi di dunia semakin meningkat, semakin meningkat pula yang menjadi faktor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadapt penyakit yang dpaat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah hidrocepalus. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak,biasanya hidrosefalus juga terjadi pada orang dewasa hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah di deteksi dan di diagnosis
2. TUJUAN a. Untuk mengetahui askep teoritis hidrosefalus pada anak. b. Untuk mengetahui askep teoritis meningitis pada anak.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. PENGERTIAN HIDROSEFALUS Hidrosefalus (kapala-air, istilah yang berasal dari bahasa yunani “hydro” yang berarti air dan “cepalus” yang berarti kepala: sehingga kondisi ini sering dikenal dengan “kepala air”) adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan selebro spinal atau CSS) Hidroseflus adalah suatu keadaan patologis otak yang mebgkibatakn bertambanya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang bberlebihan maupun gangguan absorbsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruanga-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis. 2. ETIOLOGI Terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat pemebntukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absrobsi dalam ruangan subarackhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliuran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah: a. kongential:disebabkab gangguan perkembangan janin dan rahim, atau infeksi intrauterine meliputi: 1) Stenosis aquaductus sylvi 2) Spina bifida dan kranium bifida 3) Syndrom dandy-walker 4) Kista arakhanoid dan anomali pembuluh darah b. Di dapat: disebabkan oleh infeksi, neoplasma atau perdarahan 1) infeksi, akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan diameter dan arakhanoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis. 2) neoplasma, hidrosefalus oleh oktruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV/ akuaduktus sylvyy bagian terkahir biasanya suatu glioma yang
berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventriekl III disebabkan kraniofaringioma. 3) perddarahan , perdarahn sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penykmbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri 3. GEJALA KLINIS a) Perubahan tanda-tanda vital( penurunan denyut akpeks, penuruann frekuensi pernafasan, peningktaan tekanan darah) b) Muntah c) Peningkatan lingkar kepala d) Iritabilita e) Latergi f) Perubahan suara tangisan ( bernada tinggi) g) Aktifitas kejang BAYI 1. Pembesaran kepala secara progresif (diatas persentil ke-95) 2. Bagian frontal tengkorak menonjol 3. Fontanel tegang dan menonjol ( khususnya byang tidak berdenyut) 4. Distensivena supervisial kulit kepala 5. Transiluminasi melalui tengkorak meningkat secara simetris 6. Mata turun ke bawah (“sunset ayes”) ANAK LEBIH BESAR 1. Sakit kepala di dahi, mual dan muntah 2. Anoreksia 3. Ataksia 4. Ketakutan ektremitas bawah 5. Kemerostan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak.
Tanda dan gejala yang terjadi disebabakan oleh peningktan tekanan intrakraniel( TIK) dan bervariasi berdasarkan usia anak dan kemampuan tengkorak untuk mengembang 4. PATOFISIOLOGI Jika terdapat obtrusksi pada sistem ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependimal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan terduksi menjadi pita yanbg tipis. Pada gray matter terdapat pemelihartaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventriekl telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba-tiba/ akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency, pada abyi dna anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan masa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutp dia akan mengembang dan terasa tegang pada perbaaan. Stenosis aquaductal (penyakit keluarga atau keturunan yang terpaud seks) menyebabakn titik pelebaran pada ventriekl lateral dan tengah, pelebaran nii menyababkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan( dominan, frontal, blow). syndroma dandy walkker akan terjadi jika obstruksi pada foramina diluar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memnuhi bagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengtan type hidrosefalus di atas akan mebngalami pembesaran serebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional. Pada orang yang lebih tua, sutura kranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menunjukan gejala : kenaiakan ICP sebelum ventriekl serebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSS pada hydrosefalus tidak komplit. CSS melebihi kapasitas normal sistem ventriekl tiap 6-8jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan kematian Pada pelebaran ventrikular menyebabakn robeknya garis ependima normal yanng pada dinding rongga memungkinkan kenaiakan absorbsi jika route
kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi . 5. KOMPLIKASI 1. Peningkatan TIK 2. Infeksi 3. Malfungsi pirau 4. Keterlambatan perkembangan kognitif, psikososial dan fisik 5. IQ menurun 6. BAGAN WOC
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. PENGKAJIAN a. Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Muntah,gelisah nyeri kepala,letargi,lelah apatis,perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer b) Riwayat kesehtaan dahulu Pasien tidak pernah menderita hidrosefalus sebelumnya c) Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga ibunya pernah menderita penyakit hidrosefalus b. Pemeriksaan fisik Inspeksi: a) Anak dapat meliohat ke atas atau tidak b) Pembesaran kepala c) Dahi menonjol dan mengkilat serta pembuluh darah terliohat jelas Palpasi: a) Ukur lingkar kepala: kepala semakin membesar b) Fontanela:
keterlambatan
penutupan
fontanela
anterior
sehingga
fontanelategang,keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak c. Pemeriksaan penunjang a) Skentemografi computer ( CT-scan) mempertegas adanya dilatasi fentrikel dan
membantu
dalam
mengidentifikasi
kemungkinan
penyebabnya( neoplasma,kista,malformasikonginetal, atau perdarahan intrakarnial) b) Fungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intrakanial, mengambil cairan serebrosinal untuk kultur( aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran) c) EEG: untuk mengetahui kelaiann genetik atau metabolik d) Transluminasi : untuk mengetahui kelainan yang ada dalam kepala
e) MRI( magnetik reksonance imagine): memberi informasi mengenai struktur otak tanpa kena radiasi 2. ANALISA DATA No 1
Data
Etiologi
DS: klien merasa sakit kepala, Penignkatan
Problem tekanan Perfusi
klien merasa nyeri kepala, intrakanial,hiperfolenia
tidak
klien merasakan mual dan
serebral
jaringan efektif:
muntah DO: dahi klien menonjol dan mengkilat,
nampak
pembesran kepala, penurunan nadi/bradikardi 2
DS: klien merasa mual
Muntah akibat kompresi Gangguan
DO: klien napak muntah,
serebral dan iritabilitas
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
klien terlihat malas makan
3. Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul (NANDA) a. Penurunan
kapasitas
adaptif
intrakranial
berhubungan
dengan
penignkatan jumlah, berkurangnya absorbsi maupun blokade aliran CSF b. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan memasuakn makanan: mual muntah 4. Intervensi Keperawtaan (NIC NOC) DIAGNOSE Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan penignkatan jumlah, berkurangnya absorbsi
NOC NOC: neurologic status Setelah mendapatkan
NIC Cerebral oedema manajemen:
asuhan keperawtaan
1. Memposisikan pasien
selama 6x 24jam, klien
head up 30’ atau lebih
menunjukan status
2. Memberikan lingkungan
maupun blokade aliran
neurologi dengan kriteria
yang nyaman dan
CSF
hasil:
menurunkan stimulus
1. Fungsi kesadaran neurologi : kompos mentis 2. Tekanan intrakanial terkontrol, dan tanda peningkatan berkurang 3. Pola nafas dalam batas normal
lingkungan 3. Menyaranakn klien untuk meningkatkan istirahat dan monitor pemenuhan istirahtanya 4. Menyarankan pada keluiarga untuk tetap berkomunikais dengan
4. Tanda vital dalam batas
klien
normal 5. Memberiakan biuretik 5. Nyeri kepala kurang
osmotik
6. Anak dapat tidur dengan 6. Menyarankan nyaman manajemen pencegahan aspirasi bila klien muntah Ketidak seimbangan
Steelh mendapatkan status
nutrisi: kurang dari
keperaatan selama 4x
kebutuhan tubuh
24jam, klien memiliki
berhubungan dengan
status nutrisi: intek cairan
ketidak mampuan
dan makanan dengan
memasuakn makanan:
kriteria hasil:
mual muntah
Nutrision manajemen : 1. Memberikan edukasi tentang diit dan pemenuhan nutrisi 2. Monitor asupan diit dan cairan
1. Intek cairan adekuat 3. Meyakinkan 2. Intek makanan adfekuat 3. Tidak ada mua dan muntah
pemberiaan diit yang tepat
B. MENINGITIS a. Pengertian Meningitis adalah suatu infeksi kurulen lapisan otak yang pada orang dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang bsubaracnoid, namuan pada bayi cenderung meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau empiema subdural (leptomeningits), atau bahkan kedalam otak( meningoensefalitis) b. Etiologi a. Pada orang dewasa bakteri penyebab tersering adalah diplococcus pneumonia dan neiseria meningitis, stafilokokus, dan gram negatif. b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah hemophylus influenza, neiseria meningitidis dan diplococcus pneumonia c. Gejala klinis a) Neonatus: menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot melemah, menangis lemah. b) Anak-anak dan remaja: demam tinggi,sakit kepala,muntah,perubahan sensori,
kejang,
mudah
terstimulasi,
foto
pobia,delirium,halusinasi,maniak, stupor,koma,kaku kuduk,tanda kernig dn brudzinki positif, ptechial( menunjukan infeksi meningococal) c) Ciri khas: penderita yang tamapk sakit berat, demam akut yang tinggi, kesadaran
yang
menurun
(lethargi
atau
gaduh
gelisah),
nyeri
kepala,muntah,dan kuku kuduk. d. Pemeriksaan penunjang a) Fungsi umbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa
darah
menurun,
protein
menignkat,
tekanan
cairan
menignkat,asam laktat meningkat,glukosa serum menignkat,identifikasi organisme penyebab. b) Kultur darah,untuk menetapkan organisme penyebab c) Kultur urine,untuk menetapkan organisme penyebab d) Kultur nasofaring,untuk menetapkan organisme penyebab e) Elektrolit serum,meningkat jika anak dehidrasi: Na+naik dan K+serum
f) Osmolaritas uruine, menignkat dengan sekresi ADH g) MRI,CT-scan s/angiografi Penatalaksanaan: 1. Obat anti inflamasi a. Meningitis tuberkolosa Isoniazid 10-20mg/kg/24jam oral, 2x sehari max 500gr selama 1,5th Rifamfisin 10-15mg/kg/24jam orl,1x sehari selama 1th Streptomisin sulfat 20-40mg/kg/24jam smpai 1 minggu, 1-2kali sehari, selama 3 bulan b. Meningitis bakterial, umur < 2bulan Sefaloskorin generasi ke-3 Amfisilin 150-200mg( 400gr) / kg / 24jam IV, 4-6x sehari c. Meningitis bakterial, umur > dari 2bulan Amfisilin 150-200mg(400mg/kg/24jam IV 4-6x sehari Sefalosforin generasi ke-3 2. Pengobatan simtomatis a. Diazepam IV 0.2-0.5 mg/kg/dosis atau rectal 0.4-0.6/mg/kg/dosis kemudian dilanjutkan dengan fenitonin 5mg/kg/24jam, 3xsehari b. Turunkan demam dengan antipiretik paracetamol atau salisilat 10mg/kg/dosis sambil di kompres air 3. Pengobatan suportif a. Cairan intravena b. Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%
e. Patofisiologi Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau jaringan tubuh yang lain. Virus,bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit varingitis, tonsilitis, pneumonia bronchopneumonia dan indokarditis. Penyebaran bakteria atau virus dapat pula secara perkontineuitanum dari peradangan organ atau jaringan yang di dekata selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, trombosis sinuskafernosus dan sinusitis. Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mrngalami hiperemi. Dalam waktu yang snagat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimor fonuklear ke dalam ruang subaracnoid, kemudian terbentuk esukdat. Dalam beberpaa hari terjaid pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu ke-2 sel-sel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan vibrin sedangka dlam lapisan dalam terdapat mukrofag. Proses radang selain pada arteri juga terjaid pada vena-vena dikorteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron neuron. Trombosisi serta organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan kelainan kraniales. Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan-cairan serebrosfinal tampak jernih dibandingkan mengitis yang disebabkan oleh bakteri. f. Komplikaisi a. Kehilangan penglihatan b. Kejang c. Gangguan ingatan d. Migrain e. Kehilangan pendengaran f. Arthitis atau radang sendi g. Gagal ginjal h. Shock i. Kesulitan berkonsentrais
j. Kerusakan otak k. Hidrosefalus
g. Bagan Woc
Asuhan keperawatan 1. Pengkajian A. Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan dahulu: Riwayat penyakit yang sama atau yang lain yang pernah di derita oleh pasien seperti: 1. OMP, peneumoni,trauma kepala,akses otak 2. Mastoiditis, leukimia,furun kulosis b) Riwayat kesehatan sekarang: Riwayat pasien saat masuk rumah sakit c) Riwayat kesehatan keluarga: Adakan riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang diderita oleh keluarga,baik bersifat genetik atau tidak B. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum: lemas 2. Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi, respirasi 3. Kepala: Inspeksi:
keadaan rmabut dan hyegine kepala, kebersihan rambut
Palpasi: tidak teraba adanya masa yang abnormal, tidak ada nyeri tekan 4. Muka: Inspeksi: muka simetris kiri dan kanan,bentuk wajah lonjong ,ekspresi wajah murung,tampak kesakitan dan gelisah,mukosa bibir kering Palpasi: tidak teraba adanya masa abnormal, tidak ada nyeri tekan 5. Mata : Inspeksi: tidak ada oedema dan tanda-tanda radang, sklera tidak ikterik, reflek pupil normal,konjungtifa anemis
6. Hidung: Inspeksi: bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret pada hidung, tidaka da sumbatan pada hidung, adanya halusinasi penciuman Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada idung 7. Telinga : Inspeksi: telinga terlihat bersih tidak ada serumen 8. Leher: Inspeksi: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi Palpasi: tidak teraba hipertiroidisme 9. Thorakx jantung Inspeksi: dada simetris dan juga terlihat ictus cordis Palpasi: teraba ictus cordis pada kosta ke 5 ( intercosta 5-6) 10. Paru: Inspeksi: bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembatan dada simetri, frekwensi pernapasan 20x/menit Palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri sama, ekspansi dada sama 11. Abdomen: Isnpeksi: abdomen simetris kiri dan kanan Palpasi: tedengar suara abdomen redup 12. Kulit: Kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan kurang elastis,turgor kulit jelek
C. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang khas adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan intrakanial 2. Pemeriksaan radiografi CT-scan dilakukan untuk melakukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal,kecuai pada penyakitnyang sudah snagat parah. 3. lumbal punksi Cairannya diukur dan di ambil sampel untuk mendapatkan kulture, gramstains, jumlah se darah merah dan untuk mengetahui adanya glukosa dan protein. Culture dan stains untuk mengidentuifikais organisme penyebab warna cairan keruh atau kurulen pada infeksi bakteri dan bening pada infeksi virus D. Analisa data No 1
Data
Etiologi
DS: klien mengatakan nyeri Agen cedera bilogis
Problem Nyeri akut
kepala yang denyut hebat DO: klien tampak meringis kesakitan
dan
menangis
karena nyeri 2
DS: klien mengatakan tidak Ketidak
mampuan Ketidak
nafsu makan,merasa mual mengingesti makanan
seimbangan nutrisi
dan muntah saat melihat
kurang
makann, klien juga merasa
kebutuhan tubuh
nyheri di tenggorokan DO: klien tampak lemas dan pucat,berat badan turun 1kg selama 3hari
dari
E. Diagnosa a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedra bilogis b. Ketidak seimbangan butrisi kurang dari kebutuhasn tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mengingesti makanan F. Intervensi keperawatan No 1
Diagnosa
Noc
Nic
Nyeri akut
Setelah di lakukan
1. Kaji jenis dan tingkat
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
nyeri klien
agen cedra bilogis
selama 3x 24jam diharapkan nyeri akut dapat berkurang dengan
2. Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
kriteria hasil: 3. Anjurkan klien untuk Skala nyeri 2, klien tampak rileks
menggunakan aktifitas pengalihan untuk mengurangi nyeri 4. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
2
Ketidak seimbangan
Setelah dilakukan
1. Mensuplai kebuthan
butrisi kurang dari
tindakan keperawatan
nutrisi
kebutuhasn tubuh
selama 3x 24jam
berhubungan dengan
diharapkan ketidak
ketidak mampuan
seimbangan nutrisi urang
mengingesti makanan
dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan
2. Mencegah obstruksi dan mempertahanakn integritas kulit 3. Keluarag
kriteria hasil klien tidak
berpartisipasi dalam
menunjukan bukti
perawatan
penuruanan berat badan, bb naik 1kg dalam 3hari
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya serebrospinal. Meningitis adalah radang dari selaput otak yang disebabkan oleh bakteri,virus, factor predisposisi, factor maternal, factor imunologi anak dengan kelanan system saraf pusat dan pemebdahan dan injuri yang berhubungan dengan system persarafan. Meningitis terbagi menajdi: meningitis bacterial/purulenta, meningitis virus dan meningitis jamur.
B. Saran Sebagai tenaga kesehatan kita harus bisa meningkatakan pengetahuan dan memberikan asuhan keperawat kepada pasien dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sauden linda.2002 buku saku keperawatan pediatric. Jakarta: buku kedokteran Dr.latif abdul. 1985 buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jakarta fakultas kedokteran UI.
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MENIGITIS DAN HIDROSEFALUS
Dosen Pembimbing : Ns. Zulharmaswita, Sp. Kep. An
KELOMPOK 9 LOKAL 2B : 1. CHAIRUNISYA 2. RISKA ERIZA GUSRI
POLTEKKES KEMENKES PADANG PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK TAHUN 2019