Cerai Tanpa Pernah Jima.docx

  • Uploaded by: Nunu fakhruroji
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerai Tanpa Pernah Jima.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 988
  • Pages: 3
Cerai Tanpa Pernah Jima' : Apakah Mahar Harus Dikembalikan? Pertanyaan : Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh Ustad saya mau tanya, ada seorang yang menikah baru 4 bulan, karena satu dan lain hal istrinya tidak mau melayani suaminya sehingga suami berencana menceraikannya. Pertanyaan saya : 1. Bagaimana kedudukan istri yang ditalak tanpa pernah dicampuri sebelumnya? apakah ada masa iddah? 2. Apakah talaknya termasuk talak 1? 3. Bagaimana jika mereka ingin rujuk, apakah perlu akad ulang? 4. Karena istri tidak dicampuri, apakah istri wajib mengembalikan mahar dari suami? Jazakumullohi khairon katsiro atas jawabannya. Jawaban : Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 1. Tidak Perlu Iddah Secara hukum syariah, ketika suami menjatuhkan talak kepada istrinya, maka jatuhlah talak itu, meski pun suami itu belum pernah sekalipun menyentuh sang istri dalam arti melakukan jima' dengannya. Status pernikahan mereka selesai lewat jalur talak yang sah. Cuma bedanya, status istri masih tetap bikr atau perawan. Dan satu lagi, istri tidak perlu menjalani masa iddah sebagaimana umumnya wanita yang dicerai. Sebab dia sama sekali belum pernah disetubuhi. Hal ini karena memang telah ditegaskan oleh Allah SWT ketika berfirman :

َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذينَ آ َمنُوا إذَا نَ َك ْحت ُ ُم ْال ُمؤْ منَات ث ُ َّم‬ ‫سوه َُّن فَ َما لَ ُك ْم َعلَيْه َّن م ْن ع َّدةٍ ت َ ْعتَدُّونَ َها‬ ُّ ‫طلَّ ْقت ُ ُموه َُّن من قَبْل أَن ت َ َم‬ ً‫س َراحا ً َجميل‬ َ ‫سر ُحوه َُّن‬ َ ‫فَ َمتعُوه َُّن َو‬ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. (QS. Al-Ahzab : 49) Dan ayat ini dapat diambil dalil, bahwa seorang isteri yang belum digauli suaminya tidak mempunyai kewajiban menjalani masa ‘iddah. Akan tetapi, jika suaminya meninggal sebelum ia menggauli isterinya, maka isteri yang diceraikannya itu harus menjalani ‘iddah sebagaimana jika suaminya telah menggaulinya. Konsekuensi lainnya 'yang menguntungkan' pihak istri yang tidak menjalani masa iddah, dia boleh langsung menikah dengna laki-laki lain, begitu talak dijatuhkan oleh suaminya. 2. Talak Berapa? Kalau masalah talak berapa yang dijatuhkan, tentu saja tergantung kepada suami. Umumnya talak itu adalah satu, walaupun ada sebagian pendapat yang mengatakan bila

suami menyebut talak tiga, maka jatuh talak tiga.Tetapi intinya kalau masalah talak berapa, tergantung dari suami ketika menjatuhkan talak. 3. Bisakah Melakukan Rujuk? Sebelum menjawab poin ini harus dijelaskan dulu apa yang dimaksud dengan rujuk, dan apa bedanya dengan menikah kembali. Rujuk itu adalah keputusan dari pihak suami yang terlanjur menceraikan istrinya, dengan tujuan untuk meneruskan hubungan pernikahan, dimana rujuk itu dilakukan selama masa iddah belum selesai. Cara untuk melakukan rujuk sederhana sekali, yaitu suami cukup melafadzkan di lisan bahwa dirinya telah merujuk istrinya. Tidak butuh saksi bahkan walaupun istri tidak mendengar langsung dari mulut suami, rujuk tetap sah. Bahkan sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa rujuk itu cukup dilakukan di dalam hati. Ulama lain membolehkan rujuk hanya dengan masuk ke kamar istri dan melakukan jima'. Namun untuk bisa melakukan rujuk, ada beberapa syarat, yaitu antara lain bahwa istri itu sudah pernah disetubuhi sebelumnya oleh suami selama pernikahan. Selain itu rujuk hanya bisa dijalankan ketika istri sedang mengalami iddah. Dengan syarat seperti ini, maka bila seorang istri dicerai tanpa memiliki masa iddah seperti kasus di atas, tentu tidak ada tempat untuk melakukan rujuk. Jadi jawabannya bahwa rujuk tidak bisa dilakukan, karena syarat-syaratnya tidak terpenuhi. Namun tentu saja sangat dimungkinkan bagi pasangan itu untuk bersatu kembali. Sebab status perceraiannya bukan talak bainunah kubra yang mengharamkan istri kembali bersatu dengan suami. Statusnya hanya talak satu, dimana sangat dimungkin bagi keduanya untuk bersatu kembali. Hanya saja caranya bukan dengan rujuk, melainkan dengan menikah ulang. Apa Perbedaan Antara Rujuk dan Nikah Ulang? Meski hasil akhirnya tetap sama, yaitu suami istri yang telah bercerai itu bersatu kembali dalam ikatan pernikahan, namun kedua cara itu berbeda dari sisi 'birokrasi'-nya. Teknis rujuk sederhana sekali, yaitu suami cukup berkata kepada istri,"Kamu saya rujuk". Maka hubungan mereka kembali lagi sebagai suami istri yang sah dan sempurna. Sedangkan teknis nikah ulang tentu sedikit lebih rumit, karena rukun-rukun nikah harus dipenuhi, yaitu wali yaitu ayah kandung dari istri, pengantin laki, ijab kabul atau akad dan dua orang saksi muslim, laki-laki, akil baligh. Selain itu juga harus ada mahar baru, yang nilainya ditentukan oleh istri dan ayahnya. Perlu digaris-bawahi bahwa meskipun mahar bukan termasuk rukun nikah, tetapi mahar termasuk kewajiban dalam pernikahan yang harus dibayarkan sesuai permintaan istri. 4. Apakah Mahar Harus Dikembalikan? Untuk menjawab poin ini kita sekali lagi harus bisa membedakan antara talak dan fasakh. Meski fasakh dan talak sama-sama memisahkan hubungan pernikahan antara suami dan istri, namun status dan konsekuensi hukum yang mengikuti di belakangnya berbeda. Kalau diibaratkan dengan sewa menyewa rumah, maka fasakh itu adalah membatalkan sewa rumah sehingga uang dikembalikan dan pihak penyewa meski sempat menempati rumah itu, setelah fasakh tentu sudah tidak lagi menempati rumah sewaan. Dalam hal ini yang terjadi dalam fasakh adalah batalnya perjanjian sewa menyewa.Sedangkan talak kalau diibaratkan dengan sewa rumah adalah tidak meneruskan sewa atau tidak memperpanjang kontrak rumah, setelah sebelumnya

sudah terjadi sewa menyewa sekian lama. Dalam hal ini yang terjadi dalam talak adalah tidak diteruskannya perjanjian sewa menyewa, yang sudah terjadi sebelumnya. Maka apabila terjadi kasus dimana sepasang suami istri berpisah dengan cara fasakh dalam perkawinan mereka, secara hukum seolah-olah mereka belum pernah menikah sebelumnya. Dan saat itulah mahar harus dikembalikan. Adapun dalam kasus talak yang bukan fasakh, akad nikah sudah dianggap sah dan berlaku. Maka mahar yang sudah diserahkan tentu sudah tidak bisa dikembalikan lagi. Meskipun belum terjadi persetubuhan antara suami istri. Dalam kasus yang sedang kita bahas di atas, yang terjadi adalah talak dan bukan fasakh. Maka mahar tidak perlu dikembalikan. Penyebabnya adalah akad nikah sudah terjadi dengan sah dan mahar sudah diserahkan. Ceritanya akan menjadi lain kalau dalam akad nikah itu belum sempat diserahkan mahar, bahkan belum sempat disebutkan berapa nilainya. Lantas seusai ijab kabul suami langsung menjatuhkan talak pada istrinya yang juga belum sempat disetubuhi. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Related Documents


More Documents from ""