1.1
Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, memberikan pengaruh besar terhadap organisasi
maupun lembaga pendidikan. Kehadiran teknologi kini sudah menjadi kebutuhan untuk menunjang kemudahan manusia dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hampir semua lini kehidupan dan aktivitas manusia saat ini tidak lepas dari teknologi informasi terutama Internet. Termasuk dalam dunia pendidikan, mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. Internet memudahkan dalam mendapatkan akses suatu informasi yang dibutuhkan. Selain itu, internet telah mengubah cara pertukaran data dan informasi menjadi lebih cepat dan akurat. Oleh karena itu, internet sebagai sarana komunikasi teknologi dimanfaatkan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan atau organisasi. Pengolahan data dan informasi menjadi bagian penting dalam suatu organisasi, semakin besar dan kompleknya sistem informasi maka semakin besar pula kebutuhan pengolahan dan integrasi data menjadi perhatian bagi suatu organisasi. Proses bisnis berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhan organisasi sehingga perlu diadakan pengembangan sistem dan aplikasi yang ada (Kapojos, Rumagit, & Wowor, 2012). Namun, bagaimana membangun sebuah sistem atau aplikasi yang dapat berjalan dengan baik lintas platform, sistem operasi maupun bahasa pemrograman di masa mendatang. Hal tersebut yang mendasari konsep dan pemikiran lama akan sistem informasi khususnya mengenai arsitektur perangkat lunak yang berkembang terus. Proses integrasi sistem informasi tercipta seiring berkembangnya proses bisnis dan kebutuhan konsumen terhadap suatu informasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Terdapat empat macam tipe integrasi di dalam sistem informasi yaitu integrasi data, integrasi aplikasi, integrasi presentasi, dan integrasi proses bisnis (Juric, dkk,2007). Teknologi sebelumnya mengenai integrasi sistem informasi seperti Common Object Request Broker Architecture (CORBA), Distributed Component Object Model (DCOM), dan Remote Method Invocation (RMI), ketiganya memiliki kelemahan yakni ketergantungan terhadap platform dari sistem informasi dan tidak memiliki kemampuan interoperabilitas sehingga diperlukan infrastruktur yang kompleks untuk mengimplementasikan pada proses integrasi data dalam sistem informasi (Budi, 2007). Permasalahan dalam proses integrasi data adalah perbedaan struktur basis data, sistem operasi, bahasa pemrograman dan platform apllikasi yang akan diintegrasikan. Web Service dapat menyelesaikan permasalahan dalam interoperabilitas antar aplikasi atau sistem informasi yang beda platform baik perangkat lunak aplikasi, bahasa pemrograman, dan sistem operasi yang
digunakan (Juric, dkk,2007). Web Service merupakan suatu perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas interaksi antar mesin ke mesin melalui sebuah koneksi jaringan (A. Gustavo, , 2004.). Web Service digunakan sebagai suatu fasilitas yang menyediakan sebuah layanan (dalam bentuk informasi ataupun data) kepada sistem lain. Hal ini dikarenakan Web Service dibangun dengan platform yang sifatnya independen, seperti HTTP, XML, UDDI, dan WSDL (Newcomer, 2004). Web Service memiliki layanan terbuka yang berfungsi untuk kepentingan integrasi data dan kolaborasi informasi yang dapat diakses melalui jaringan oleh berbagai teknologi yang dimiliki masing-masing pengguna (Sutanta,2012). Perkembangan Web Service saat ini yang sedang tren yaitu Representational State Transfer (REST) dan Simple Object Access Protocol (SOAP). Simple Object Access Protocol (SOAP) adalah seperangkat aturan yang memfasilitasi Extensible Markup Language (XML) untuk melakukan pertukaran data antar aplikasi dalam sebuah jaringan. Hasil penelitian yang dilakukan pada aplikasi mobile computing menunjukkan bahwa ukuran pesan yang dihasilkan Web Service berbasis REST mencapai sembilan sampai dengan sepuluh kali lebih kecil dibandingkan dengan Web Service berbasis SOAP (Mumbaikar, 2013). Namun, dari segi keamanan REST sangat lah rendah. Mengamankan Web Service berbasis REST mencakup mengamankan data serta seluruh komunikasi yang berlangsung untuk melindungi kerahasiaan dan integritas data (Kanmani,2013). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA Riau) adalah salah satu perguruan tinggi Islam yang berada di Kota Pekanbaru. UIN SUSKA Riau merupakan hasil pengembangan/peningkatan status pendidikan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru mejadi UIN SUSKA Riau. UIN SUSKA Riau saat ini terdiri dari 8 fakultas, yaitu Fakultas Tarbyah dan Keguruan, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Pertanian dan Peternakan, dan Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas yang selalu berupaya meningkatkan kualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan baik dari segi sarana dan prasarana, proses belajar mengajar dan sumber daya manusia. Teknologi informasi yang berkembang terus, menjadikan teknologi informasi sebagai pilihan utama dalam menciptakan sistem informasi bagi suatu organisasi maupun perguruan tinggi dan mampu melahirkan keunggulan yang kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Teknologi informasi kini dijadikan alat bantu yang lebih efisien dan efektivitas dalam
pengelolaan akademik di UIN SUSKA Riau. Pemanfaatan teknologi di UIN SUSKA Riau telah mengalami perkembangan. Salah satu teknologi informasi yang diterapkan di UIN SUSKA Riau yaitu Integrated Academic Information System (iRaise). IRaise adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang bertujuan untuk pengorganisasian data akademik di UIN SUSKA Riau meliputi : pengelolaan sistem registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan kuliah, pengelolaan Kartu Rencana Studi (KRS), monitoring perkuliahan sampai dengan pelaporan nilai mahasiswa. Selain itu, terdapat beberapa sistem dan aplikasi yang tersedia saat ini di UIN SUSKA Riau yaitu aplikasi billing internet, e-learning, sistem KKN, sistem pendaftaran online, aplikasi alumni, aplikasi PMB, dan aplikasi CAT serta beberapa aplikasi yang dalam tahap pengembangan. Permasalahan penting berdasarkan analisa peneliti dan harus segera diatasi terkait dengan pengembangan aplikasi sistem informasi di UIN SUSKA Riau adalah bagaimana melakukan sinkronisasi data antar aplikasi sistem informasi yang ada dan terintegrasi serta memiliki interoperabilitas untuk meningkatkan layanan. Permasalahan yang ditemukan selanjutnya adalah berdasarkan struktur database terdapat tabel khusus yang seharusnya itu ada pada sistem lain sebagai domain dari tabel tersebut. Seperti data fakultas, data jurusan, data dosen, data pegawai, data daerah, data universitas dan data lainnya. Permasalahan berikutnya adalah tabel ganda, terdapat tabel yang telah ada pada database sistem lain. Dengan adanya hal tersebut, data yang tersimpan di database satu dengan database lainnya tidak diketahui mana data yang terbaru dan data yang lama. Penempatan file foto dan file dokumen yang langsung disimpan ke database, sehingga ukuran dari database aplikasi sistem di UIN SUSKA Riau tersebut besar-besar, mengakibatkan penggunaan resource yang banyak. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang peneliti temukan, dapat diselesaikan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama, membangun sistem yang berfungsi sebagai sumber data yang akan menyediakan data-data untuk sistem yang lain agar sinkron antar aplikasi sistem satu dengan aplikasi sistem lain dan saling terintegrasi serta memliki interoperabilitas dalam pertukaran data menggunakan web service dengan berbasis REST. Keamanan REST yang rendah, untuk itu diperlukan pembatasan hak akses dari setiap user agar berjalan optimal dan sesuai dengan peran bagi setiap user menggunakan Role-Based Access Control (RBAC). Tahap berikutnya, menetapkan standarisasi struktur data yang akan digunakan dalam memberikan spesifikasi yang jelas pada struktur logis dengan menggunakan representasi generik yang sama seperti hierarki. Hal ini menjadi penting, untuk proses interoperabilitas sistem,
memudahkan pengembangan sistem secara eksplisit mengambil struktur logis sebagai antarmuka fungsional yang universal, dan memudahkan proses penyajian informasi data sesuai dengan tujuan. Standarisasi dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas data sehingga meningkatkan kualitas data dan perangkat lunak tersebut.