TUGAS MAKALAH
BANDAR UDARA
NAMA : BUSTAMIL MUHAMMAD NPM
: 2016 12 004
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUKU TIDORE
Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat dan karunianya yang telah melimpahkan kesehatan, kekuatan dan petunjuk sehingga penulisan dapat menyelesaikan makalah tentang “BANDAR UDARA”. Penulis sangat menyadarai dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam pengkajian materi maupun cara pembahasan yang dikarenakan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dari itu pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati mohon kritikan dan saran guna membangun di masa mendatang. Harapan penulis mudah-mudahan hasil dari penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
BUSTAMIL MUHAMMAD
1
DAFTAR ISI halaman Halaman Judul ................................................................................................i Kata Pengantar ...............................................................................................ii Daftar Isi..........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................4 1.1. Latar Belakang ...........................................................................................5 1.2. Tujuan ......................................................................................................5 1.3. Manfaat .....................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................6 2.1. Pengertian Bandar Udara ............................................................................6 2.2. Sejarah Bandar Udara Pattimura ................................................................6 2.3. Karakteristik Pesawat Terbang ....................................................................7 2.4. Kapasitas Dan Fasilitas Pesawat Lion Air ......................................................8 2.5. panjang lintasan lapangan ..........................................................................9 2.6. Komponen Pesawat Terbang ......................................................................9 BAB III PENUTUP ...........................................................................................20 3.1. Kesimpulan ................................................................................................20 3.2. Saran ........................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................21
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar udara sebagai prasarana penyelenggaraan transportasi udara dalam menunjang pertumbuhan suatu wilayah memiliki peranan penting sehingga perlu ditata dengan baik untuk mewujudkan pelayanan kebandarudaraan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Bandar Udara Pattimura Ambon berada di pulau Ambon Propinsi Maluku terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh lautan disebelah Utara laut Seram, Selatan laut Banda dan Timur laut Arafura. Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda. Pada tahun 1942 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh pendudukan Jepang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. setelah kemerdekaan RI tahun 1945 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 1975 berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen Perhubungan. Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995 Pengelolaan bandar udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004 Proyek Pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Bandara Pattimura adalah bandara yang terletak di Ambon, Maluku Selatan. Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum dan kantor pos. Bandar Udara Pattimura Ambon yang terdapat 3
pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Propinsi yaitu Maluku Utara dengan ibu kota Ternate dan Maluku dengan ibu kota Ambon. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui apa itu bandara 2. Mengetahui Sejarah Bandara Pattimura 3.Mengetahui Fasilitas yang terdapat pada bandara Pttimura 4. Mengetahui Maskapai bandara Pattimura 5. Mengetahui Karakterristik dan Komponen Pesawat Terbang 1.3 Manfaat Fungsi kemanfaatan dari makalah ini adalah : a. Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bandar Udara Bandar udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat". Selain
itu bandar
udara juga memiliki
fungsi
yang sama
dalam hal
pengoperasiannya, seperti contoh bandar udara yang dikelola oleh BUMN dan bandar udara yang dikelola oleh TNI AU. 2.2 Sejarah Bandar Udara Pattimura Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen Perhubungan. Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995 5
Pengelolaan bandar udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004 Proyek Pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. 2.3 Karakteristik Pesawat Terbang Karakteristik yang sering digunakan adalah : Ukuran dan bobot pesawat serta konfigurasi roda pendaratan pesawat 2.2.1
Ukuran Pesawat terbang
Wingspan Lebar rentang pesawat diukur dari ujung kiri sayap sampai ujung sayap kanan yang akan mempengaruhi dimensi Apron.
Length Panjang badan pesawat diukur dari ujung hidung sampai ujung ekor yang akan mempengaruhi dimensi Apron.
Height Tinggi pesawat terbang, diukur dari muka lapis keras tempat berdiri sampai bagian tertinggi dari pesawat (ekor) yang mempengaruhi ukuran lebar
Taxiway. Wheel base Jarak antara as roda utama (main wheel) sampai as roda depan (nose
wheel) yang akan mempengaruhi ukuran lebar Taxiway. Wheel tread Jarak antara as roda utama kiri dan as roda utama kanan yang akan mempengaruhi lebar Taxiway 2.2.2 Bobot pesawat terbang Terdiri dari : Bobot pesat terbang kosong termasuk air crew (OWE) Bobot bahan baker untuk terbang (Fuel) Bobot bahan bakar cadangan (Reserve fuel) 6
Bobot penumpang barang dan barang pos (Payloads) Macam-macam Bobot pesawat :
Operating Weight Empty (OWE) Bobot pesawat terbang kosong termasuk air crew = OWE
Maximum Landing Weight (MTOW) Bobot pesawat terbang maksimumyang diperkenankan pada saat lepas landas/take off = OWE – Fuel – Reserve fuel – Payloads
Maximum Landing Weight (MLW) Bobot pesawat terbang maksimum yang diperkenankan pada waktu pendaratan = OWE – Reserve Fuel - Payloads
Maximum Ramp Weight Bobot pesawat terbang pada saat Star Up (menghidupkan mesin) di Apron sebelum lepas landas = MTOW – Fuel untuk taxining ke ujung landas pacu 2.4 Kapasitas Dan Fasilitas Pesawat Lion Air 1. Kapasitas pesawat lion air Pesawat Boeing 737-800NG milik Lion Air ini memiliki konfigurasi kelas tunggal dan mampu membawa penumpang sebanyak 189 orang. Hingga saat ini Lion Air memiliki 32 unit pesawat Boeing 737-800NG. 2. Fasilitas pesawat lion air Maskapai yang mulai beroperasi tahun 2000 ini termasuk maskapai domestik terbesar di Indonesia. Maskapai Lion Air memiliki kelas ekonomi dan bisnis pada beberapa rute. Untuk kelas ekonomi, penumpang mendapatkan fasilitas free bagasi kabin seberat 7 kg dan bagasi check-in 20 kg. Tidak ada in-flight entertainment dan makanan minuman gratis yang diberikan kepada penumpang. Sementara untuk kelas bisnis menawarkan ruang kabin yang lebih lega, ruang kaki yang luas 38 inci dan makanan minuman gratis selama penerbangan. 7
Untuk bagasi, ada bagasi kabin gratis 7kg dan 30kg untuk bagasi check-in. Bagi yang check-in secara online bisa memilih tempat duduk tanpa biaya tambahan, sedangkan jika check-in di bandara akan diberikan seat yang tersedia dan tidak bisa dipilih. 2.5 panjang lintasan lapangan terbang untuk keperluan lepas landas dan mendarat Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum dan kantor pos. Bandar Udara Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Propinsi yaitu Maluku Utara dengan ibu kota Ternate dan Maluku dengan ibu kota Ambon. 2.6 Komponen Pesawat Terbang Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan mempunyai komponen utama yang sama satu dengan yang lainnya. Karakter utama sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan awal rancangannya. Kebanyakan struktur pesawat terdiri dari fusselage (badan pesawat), wing (sayap), empennage (ekor), landing gear (roda pendaratan), dan power plant (mesin beserta balingbaling).
8
Komponen Pesawat 1. FUSELAGE
Fuselage adalah kabin dan atau kokpit, yang berisi kursi untuk penumpangnya dan pengendali pesawat. Sebagai tambahan, fuselage juga bisa terdiri dari ruang kargo dan titik-titik penghubung bagi komponen utama pesawat yang lainnya. Beberapa pesawat menggunakan struktur open truss. Fuselage dengan tipe open truss terbentuk dari tabung baja atau aluminium. Kekuatan dan kepadatan didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama yang membentuk bangun segitiga yang disebut trusses.
Konstruksi Warren Konstruksi dari Warren truss membuat bentuk sarang dengan batang-batang
longerons, juga batang diagonal dan vertikal. Untuk mengurangi berat maka pesawat 9
kecil menggunakan tabung aluminium alloy yang di rivet atau di sekrup menjadi satu bagian dengan bagian yang berhadapan membentuk kerangka. Setelah teknologi berkembang, perancang pesawat mulai melapisi batang-batang truss untuk membuat pesawat lebih streamline, dan meningkatkan kinerja. Awalnya dengan menggunakan kain fabric, yang dapat membengkokkan logam yang ringan seperti aluminium. Dalam beberapa keadaan, kulit luar dapat mendukung semua atau sebagian dari beban yang ditanggung oleh pesawat. Sebagian besar pesawat modern menggunakan struktur kulit yang diketatkan (stressed) yang dikenal dengan nama konstruksi monocoque atau semi-monocoque. . Rancangan
monocoque
menggunakan
kulit (logam)
yang
diketatkan
untuk
menanggung semua beban (load). Ini adalah struktur yang sangat kuat tapi tidak bisa mentoleransi kerusakan berupa goresan atau penyok (berubah/deformasi). Karakteristik ini dapat dijelaskan dengan menggunakan kaleng aluminium tipis minuman ringan. Kita dapat menekan kaleng tersebut dengan kuat tanpa merusak kaleng.Tapi kalau kaleng tersebut sudah penyok sedikit saja, maka akan lebih mudah untuk membengkokkannya.
Konstruksi Monocoque Konstruksi monocoque yang sebenarnya terdiri dari kulit ( skin ) , former (pembentuk) dann bulkhead (penahan). Former dan bulkhead memberi bentuk pada
fuselage. Karena tidak ada kerangka maka kulit haruslah cukup kuat untuk menjaga 10
kepadatan/kekuatan fuselage. Jadi, masalah yang cukup penting dalam konstruksi monocoque adalah menjaga konstruksi agar cukup kuat sementara berat juga harus diperhatikan agar tidak melebihi batasan. Karena batasan inilah maka struktur semi-
monocoque digunakan di banyak pesawat masa kini. Sistem semi-monocoque menggunakan sub-struktur dimana kulit pesawat ditempelkan. Sub-struktur ini, yang terdiri dari bulkhead dan former terbuat dari berbagai ukuran dan kerangka, memperkuat kulit pesawat dengan menyerap sebagian dari gaya beban dari fuselage. Bagian utama dari fuselage juga termasuk titik sambungan sayap dan sebuah firewall. Pada pesawat bermesin tunggal, mesinnya biasanya disambungkan di depan fuselage. Ada pembatas tahan-api di antara bagian belakang mesin dengan kokpit atau kabin
untuk
melindungi
penerbang
dan
penumpangnya
dari
api
akibat
kecelakaan. Pembatas inilah yang disebut dengan firewall dan biasanya dibuat dari material tahan panas seperti baja 2. SAYAP Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu. Bagaimana sayap dapat membuat gaya angkat (lift). Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage. Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah sayap juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane, sedangkan pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane.
11
Monoplane dan Biplane Banyak pesawat dengan sayap di atas (high-wing) mempunyai tiang penahan di luar atau disebut dengan wing-strut yang menyerap beban penerbangan dan pendaratan dari strut ke struktur fuselage. Karena biasanya wing-strut ini tersambung
di tengah sayap, tipe struktur sayap ini disebut semi-cantilever. Beberapa high-wing dan sebagian besar low-wing mempunyai rancangan full-cantilever yang dirancang untuk menahan beban tanpa tambahan strut di luarnya. Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap (airfoil). Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap.
12
Komponen Sayap Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan pengendali (control surface) yang disebut aileron dan flap. Aileron (kemudi guling) biasanya dimulai dari tengah-tengah sayap ke ujung luar sayap (wingtip) dan bekerja dengan gerakan yang berlawanan untuk membuat gaya aerodinamis yang membuat pesawat untuk berguling ke kiri atau ke kanan. Sedangkan flap biasanya dari dekat fuselage ke arah luar sampai tengah-tengah sayap. Flap biasanya sama rata dengan permukaan sayap pada waktu pesawat sedang menjelajah. Pada waktu diturunkan, flap bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya angkat sayap pada waktu lepas landas dan mendarat. 3. EMPENNAGE Nama yang benar untuk bagian ekor pesawat adalah empennage. Terdiri dari seluruh ekor termasuk permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan
horizontal stabilizer. Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder, elevator, dan satu atau lebih trim tab.
13
Komponen Empennage Tipe kedua dari rancangan empennage tidak membutuhkan elevator. Tapi merupakan satu kesatuan dari horizontal stabilizer yang dapat berputar di engselnya. Tipe ini disebut stabilitator dan digerakkan dengan menggunakan batang kemudi, seperti halnya jika kita menggerakkan elevator. Sebagai contoh, jika kita menarik batang kemudi, maka stabilator akan berputar sehingga bagian belakang (trailing edge) akan terangkat. Hal ini menyebabkan beban aerodinamis di ekor dan menyebabkan hidung pesawat bergerak naik. Stabilator mempunyai anti-servo tab yang terpasang di trailing edge.
Anti-servo tab bergerak dengan gerakan yang sama dengan trailing edge dari stabilator. Anti-sevotab juga berfungsi sebagai trim tab untuk mengurangi beban 14
tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk tetap pada posisi yang diinginkan.
Komponen Stabilator
Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama penerbangan, rudder digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat ke kanan dan ke kiri. Rudder digunakan bersama dengan aileron untuk belok selama penerbangan. Sedangkan elevator yang terpasang di bagian belakang horizontal stabilizer digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat naik dan turun selama penerbangan.
15
Trim tab berukuran kecil dan bagian yang dapat digerakkan dari trailing-edge nya kemudi. Trim tab yang dapat digerakkan dari kokpit mengurangi tekanan pada kemudi. Trim tab dapat dipasang pada alleron, rudder, dan atau elevator. 4. LANDING GEAR
Landing Gear
Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada waktu parkir, taxi (bergerak di darat), lepas landas, atau pada waktu mendarat. Tipe paling umum dari landing gear terdiri atas roda, tapi pesawat terbang juga dapat dipasangi float (pelampung) untuk beroprasi di atas air atau ski, untuk mendarat di salju. Landing gear terdiri atas 3 roda, dua roda utama dan roda ketiga yang berada di depan atau di belakang pesawat. Landing gear yang memakai roda di belakang disebut conventional
wheel. Pesawat terbang dengan conventional wheel juga kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga bertempat di hidung pesawat, ini disebut 16
nosewheel, dan rancangannya disebut tricycle gear. Nosewheel atau tailwheel yang dapat dikemudikan membuat pesawat dapat dikendalikan pada waktu beroprasi di darat. 5. POWER PLANT
Power Plan
Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling. Fungsi utama dari mesin adalah menyediakan tenaga untuk memutar baling-baling. Mesin juga menghasilkan tenaga listrik, sumber vakum untuk beberapa instrument pesawat, dan di sebagian besar pesawat bermesin tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang dan penumpangnya. Mesin ditutup oleh cowling atau di beberapan pesawat dikelilingi oleh nacelle. Maksud dari cowling atau nacelle adalah untuk membuat streamline 17
aliran udara mengalir di sekitar mesin dan membantu mendinginkan mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling-baling, yang terpasang di depan mesin, mengubah putaran mesin menjadi gaya yang bergerak ke depan yang disebut thrust yang membantu menggerakkan pesawat melalui udara.
18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa pengelolaan bandara perlu perencanaan dan komunikasi yang intens kepadamasyarakat, pekerja, perusahaanperusahaan dalam industri penerbangan dan kekuatan politik. Dan penulis mengambil salah satu bandara yang terletak di Ambon, Maluku Selatan. Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. bandara yaitu bandara patimura yang letaknya di Maluku, Ambon.Dengan salah satunya maskapai lion air
3.2. Saran Maka sudah sepantasnya pemerintah ikut serta dalam mengontrol pergerakan semua bandar udara yang ada di indonesia dengan cara memberikan arahan pada semua otoritas pengelola bandar udara dan memberikan jaminan yang maksimal dalam pergerakan ke depannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia // penerbangan indonesia Word press // jjwidiasta.co.id Novalfaraichi.blogspot.com
20