Buset 04.41 - November 2008 Edition - 01 - 04

  • Uploaded by: BUSET Indonesian Newspaper
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buset 04.41 - November 2008 Edition - 01 - 04 as PDF for free.

More details

  • Words: 584
  • Pages: 4
Berawal dari sebuah mimpi

RIZA CASIDY

COVER BUSET

S

iapa yang menyangka jika di tanah rantauan ini ada sesosok pemuda Indonesia yang berhasil menunjukkan potensinya dalam bidang akademis, bahkan mengalahkan penduduk lokal. Ya, Riza Casidy yang masih di usianya yang ke-23 telah sukses menyandang titel Bachelor of Commerce (Marketing), Bachelor of Business (Honours) in Marketing dan Bachelor of Theology. Masih belum merasa cukup, Riza pun kini tengah menekuni PhD di Fakultas Bisnis dan Ekonomi Monash University yang akan diselesaikannya awal tahun depan. Apa sih yang mendorong pria kelahiran 20 November 1984 ini untuk terus mengejar karir akademisnya? Ketika dijumpai BUSET, Riza mengaku sejak di usia dini ia bermimpi untuk bisa mendapatkan gelar PhD di bidang marketing saat dirinya berusia 23 tahun. Tak segan, ia menceritakan mimpinya ini kepada beberapa teman dekatnya yang lantas menganggap cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Namun dengan prinsipnya “sukses kita ditentukan apa waktu kita mendapat tanggapan negatif kita maju terus atau mundur”, pemuda asal Surabaya ini memilih untuk maju.

Seakan masih belum memaksimalkan waktunya, Riza aktif melayani sebagai Pendeta bagi rekan-rekannya yang kebanyakan masih seusia. Kini, selain berstatus mahasiswa PhD, Riza berprofesi sebagai Asisten Dosen di Monash University serta melayani sebagai Senior Pastor XCite Church yang juga berbasis di Monash University. Tak pelak, ia pun menjadi Senior Pastor termuda di Assemblies of God Victoria. XCite Church sendiri didirikan Riza bersama beberapa temannya tepat pada 2 Maret 2008. Buatnya pelayanan keagamaan merupakan panggilan hidupnya. Meski terkadang sulit bagi Riza untuk menjadi seorang teman sekaligus Pendeta bagi jemaatnya karena usianya yang masih tergolong muda, Riza tetap berpegang teguh pada imannya. Riza juga mengatakan semua kesuksesan yang diraihnya selama ini tak lain merupakan anugerah Tuhan.

Selain itu, merupakan mimpi Riza pula untuk bisa menekuni bidang Keagamaan/Teologi. Karenanya, saat mulai menginjak jenjang pendidikan tinggi di Perth, Western Australia, Riza ingin bergabung dalam Fakultas Teologi. Tetapi karena hasrat orang tua yang menginginkannya bersekolah bisnis, Riza akhirnya mengikuti kemauan sang ayah dengan mengambil S1 jurusan marketing di Curtin University sambil juga mendaftarkan dirinya sebagai mahasiswa S1 Teologi di Harvest West Bible College. Riza menceritakan, demi mewujudkan mimpinya itu, ia rela mengambil kelas di saat teman-temannya berlibur semester musim panas. Alhasil, Juli 2004, umur 19 tahun, Riza lulus Bachelor of Commerce (Marketing) yang kemudian ia lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi (Honours) di Monash University, Victoria. November 2005 Riza berhasil menyelesaikan gelar Honours bersamaan dengan gelar S1–nya di bidang Teologi. Sedianya merupakan tantangan bagi Riza untuk mendapatkan nilai baik selama program Honours agar bisa mendapatkan beasiswa PhD. Bak semudah membalikkan telapak tangan, rintangan itu pun ditaklukannya. Pada Januari 2006, Riza yang waktu itu masih berusia 21 tahun, berhasil mendapatkan beasiswa Prestigious Australian Postgraduate Award PhD Scholarship dan menjadi kandidat PhD termuda Fakultas Bisnis dan Ekonomi Monash University.

Ditanya mengenai rencana masa depannya, dengan sigap pria yang hobi mengajar itu mengatakan, “hidupku buat students… pelayananku buat students, kerjaanku buat students”. Maka itu ia bermimpi ingin mengembangkan sayap XCite Church dalam 2 hingga 3 tahun mendatang agar tidak hanya terbuka untuk komunitas Indonesia saja melainkan juga untuk masyarakat internasional. Ia juga bermimpi ingin mendapatkan gelar profesornya di usia 30 tahun. Dan mimpinya yang lain adalah menjadi penulis buku mengenai potensi pemuda serta membuka sebuah sekolah bahasa bagi para pelajar internasional. Lalu bagaimana dengan masa mudanya yang sangat hektik itu? Kepada BUSET Riza mengaku tidak akan menyesali waktu yang sudah digunakannya untuk belajar dan mengajar, malah sebaliknya ia akan merasa puas. Toh di sela waktu luangnya Riza mengaku masih tetap bisa menonton bioskop layaknya remaja biasa. VRotty Foto: RRotty

Related Documents


More Documents from "BUSET Indonesian Newspaper"