Burung Unpad

  • Uploaded by: salma hanipatusshopa
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Burung Unpad as PDF for free.

More details

  • Words: 1,628
  • Pages: 7
A. Pendahuluan 1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara prioritas utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati karena memiliki biodiversity yang paling besar di dunia. Kepulauan Sunda Besar yaitu Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam) memiliki peran yang sangat penting dalam penyelidikan alam oleh Alfred Russel Wallace pada jaman Ratu Victoria (Mc Kinnon, 1998). Setelah lebih dari seratus lima puluh tahun masa penelitian Wallace hubungan antar fauna yang ada pada saat ini semakin parah karena rusaknya hutan-hutan kita. Jika kita tidak menyusun dokumentasi mengenai penyebaran burung secara cepat dan tepat maka informasi mengenai burung dapat hilang selamanya. Berbagai program telah dijalankan pemerintah untuk melakukan konservasi baik secara insitu maupun exsitu akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa populasi burung semakin berkurang. Era reformasi yang berhembus justru semakin memperparah kerusakan daerah konservasi karena adanya berbagai perusakan hutan oleh masyarakat sehingga habitat burung semakin rusak. Perkembangan kota yang semakin luas juga menyebabakan vegetasi habitat burung semakin berkurang sehingga tidak ada tempat bagi burung untuk dapat berkembang biak dengan baik. Kota sebagai pusat aktifitas manusia semakin tidak memberikan ruang lingkup untuk kehidupan burung karena hilangnya pohon-pohon besar yang dapat digunakan sebagai salah satu habitat burung. Universitas Padjajaran sebagai sebuah Instansi yang memeliliki areal cukup luas dengan ditumbuhi berbagai pohon memungkinkan untuk dapat dijadikan habitat burung( Arborium ). Djuwanto (1996) menyatakan bahwa di β€œhutan” alami memberikan peran terhadap keghidupan burung. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung yang terdapat di kampus Universitas Padjajaran (Arborium). 2. Tujuan B. Tinjauan pustaka Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Struktur vegetasi merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kekayaan spesies burung pada tingkat lokal. Burung dijumpai hampir di setiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu kekayaan satwa Indonesia. Jenisnya sangat beranekaragam dan masing-masing jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Hidupnya memerlukan syarat-syarat tertentu yaitu adanya kondisi habitat yang cocok dan aman

dari segala macam gangguan (Hernowo, 1985:14). Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumasari, 1989:65). Selama proses evolusi dan perkembangan kehidupan berlangsung, burung selalu beradaptasi dengan berbagai faktor, baik fisik (abiotik) maupun biotik. Hasil adaptasi ini mengakibatkan burung hadir atau menetap di suatu yang sesuai dengan kehidupannya dan tempat untuk kehidupannya tersebut secara keseluruhan disebut sebagai habitat (Rusmendro, 2004:102). Struktur vegetasi merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kekayaan spesies burung pada tingkat lokal Hubungan yang sangat erat antara komunitas burung dengan indeks keragaman habitat menunjukkan bahwa burung sangat tergantung pada keragaman kompleksitas dari pohon, tiang dan semak). Ada perbedaan struktur komunitas burung pada daerah yang mempunyai struktur vegetasi yang berbeda ataupun antara vegetasi alami dengan yang terganggu (Paeman, 2002:23). Perbedaan jenis-jenis burung pada masing-masing pengamatan menurut. Hernowo (1988), apabila kondisi habitatnya kurang baik dalam mendukung kehidupan burung seperti kurangnya sumber pakan atau faktor lain (luas area dan iklim) dapat mempengaruhi keberadaan jenis burung. Lack (1971), menyatakan bahwa jumlah jenis burung sangat bergantung pada karakteristik habitat, jumlah jenis burung juga dipengaruhi oleh tingkat penggunaan sumber daya yang ada. Tingkat keseringan burung liar menggunakan jenis tumbuhan merupakan salah satu kriteria untuk menunjukkan tingkat ketergantungan burung dalam menggunakan suatu habitat untuk melakukan aktivitas (Wiharyanto, 1996). C. Metodologi 1. Waktu dan tempat Waktu : Minggu, 02 Desember 2018 Pukul 07:00 sds Tempat : Arboretum Universitas Padjajaran Jatinangor 2. Alat dan bahan Alat

Jumlah

Teroping Binokuler

1

Kamera

1

Jam tangan atau stop watch

1

Bahan Alat tulis

Jumlah 1 set

Buku panduan lapangan burung 1 indonesia

3. Langkah kerja Lakukan pengamatan pada jam efektif yaitu dari jam 07:00-10:00 WIB

Pengamatan ini dilakukan dengan sistem encounter rates (tingkat pertemuan) dengan menjelajahi dan menghitung setiap burung yang dijumpai di Arboretum UNPAD

Amati burung dengan teropong binokuler, kemudian sektsa burung dengan memberi keterangan warna bulu, bentuk paruh dan lain-lain

Catat jam penemuan burung dan cuaca pada hari pengamatan, catat juga jumlah temuan burung di setiap jenisnya

Untuk lebih menyakinkan lihat ciri-ciri yang telah dituliskan dengan buku panduang lapangan burung indonesia

Hitung kekayaan jenis, kelimpahan jenis dan indeks kemerataannya

1. Menghitung Kekayaan Jenis (species richness) Kekayaan jenis ditentukan dengan menggunakan indeks Margalef (Magurran, 2004) : Keterangan:

Dmg

= Indeks Margalef

S

= jumlah jenis yang teramati

N

= jumlah total individu yang teramati

Dmg ο€½

S ο€­1 LnN

2. Menghitung Kelimpahan Jenis (Species abundance) Kelimpahan jenis ditentukan dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener (Magurran, 2004): 𝐻 β€² = βˆ’ βˆ‘(𝑝𝑖)(ln 𝑝𝑖) Keterangan:

𝑝𝑖 =

𝑛𝑖 𝑁

H’

= Indeks Shannon-Wiener

Pi

= Proporsi jenis i

ni

= jumlah individu jenis i

N

= jumlah individu seluruh jenis

Indeks shannon – Wiener memiliki indikator sebagai berikut (Santosa, 2008): H’<1,5

= tingkat keanekaragaman rendah

1,5 ≀ H’ ≀ 3,5 = tingkat keanekaragaman sedang H’>3,5

= tingkat keanekaragaman tinggi

3. Indeks Kemerataan (E) 𝐸 = Keterangan : E

𝐻′ ln 𝑆

: indeks kemerataan (nilai antara 0-1)

H’

: Keanekaragaman jenis

ln

: logaritma natural

S

: Jumlah Jenis

Jika nilai kemerataan pada suatu lokasi bernilai 1 maka pada habitat tersebut tidak ada jenis yang mendominansi.

D. Hasil dan pembahasan Tabel 1. Hasil pengamatan jenis burung No 1

Nama burung Indonesia Ilmiah Burung Pipit Lounchura punctulata

Famili Estrildidae

2

Burung kelabu (wiwik)

Cacomantis merulinus

cuculidae

3

Bondol jawa

Lounchura leucogastroides

Estrildidae

4

Cinenen jawa

Orthotomus sepium

Sylviidae

5

Cekakak

Halcyon cyanoventris

Alcedinidae

6

Caladi tilik

Piciodes moluccienssis

Picidae

7

Tekukur

Streptopelia chinensis

Colombidae

8

Kekep

Artamus leucorynchous

Artamidae

9

Walet sapi

Collocalia esculenta

Apodidae

10

Kowak malam kelabu

Nycticorax nycticorax

Ardeidae

Waktu/ Jumlah Keterangan cuaca 07:15 WIB 6 Ekor lentik., berwarna / cerah coklat, kepala berwarna berawan hitam, ukuran kecil 07:10 WIB 1 Bueung dengan suarwa / cerah wikwik, parh kecil, berawan kepala berwarna gelap, bagian badan berwarna kekuningan, ekor gelap bercorak purih 07:30 WIB 5 Kepala hitam, sayap / cerah hitam, ekor kebawah berawan panjang. Perut putuh, tunggir dan tungkik hitam 07:37 WIB 2 Paruh pendek, kepala / cerah bagian atas hitam, bagian atas punggung hitam, bawah putih. Ekor kecoklatan. 07:56 WIB 1 Paruh panjang agak / cerah merah. Pagian deapan putih. Pungguang coklat hitam. Ekor tidak terlalu panajng 08:01 WIB 1 Jika jantan: topi coklat bagian bawah putih bercoret-coret. Penyebaran SKJB 08:03 WIB 4 Bercak hitam pada / cerah tungkuk, berbintik putih. Penyebaran SKJB 08:43 WIB 2 Tunggir putih, paruh cerah tebal kebiruan. Sayap lebar segitiga, ekor tidak menggarpu. Penyebaran SKJB 08:32 WIB 12 Berbulu hitam / cerah kebiruan, bagian perut aga putih, ekor sedikit bercelah. Persebaran JB 08:36 WIB 44 Kepala besar, warna / cerah hitam, punggung hitam,

11

Cucak kutilang Pyconotus aurigaster

Pycnonotidae

07:50 WIB / cerah

1

ekor abu-abu. Penyebaran SKJB Kepala hitam, tunggir dan perut keputihputihan, tungging kuning. Penyebaran SKJB

a. Menghitung Kekayaan Jenis (species richness) π‘†βˆ’1

Dmg = 𝐿𝑛𝑁 =

11βˆ’1 ln 79

=

10 4,36

= 2,29

b. Menghitung Kelimpahan Jenis (Species abundance) 𝐻 β€² = βˆ’ βˆ‘(𝑝𝑖)(ln 𝑝𝑖) = βˆ’ (βˆ’1,489) = 1,489 Maka, 𝐻 β€² < 1,5 = tingkat keanekaragaman rendah c. Indeks Kemerataan (E) 𝐻′ 1,489 1,489 𝐸 = = = = 0,62 ln 𝑆 ln 11 2,39 E= 0,62 semakin mendekati 1 maka semakin rata. Pada pengamatan yang telah kami lakukan terdapat 11 jenis burung yang kita temui dari 11 famili yang berbeda dengan keseluruhan jumlah individiu yang kami dapatkan adalah 79 burung. Penyebaran burung-burung ini hampir terdapat di semua pulau Sumatra kalimantan Jawa dan Bali. Keanekaragaman spesies burung di suatu wilayah ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain luas wilayah serta keterpencilannya dari habitat lain, keanekaragaman dalam tipe habitat tersebut dan kualitas habitat secara umum dan luas daerah ekoton (Sudaryanto, 1997) Pada jenis dengan kelimpahannya besar adalah pada burung Kowok malam kelabu dan walet sapi sedangkan jenis lainnya yang kami temukan tidak terlalu banyak jumlahnya yang ditemukan oleh kelompok kami. Burung-burung inid di temukan cukup banyak di Arboretum UNPAD karena daya adaptasi burung ini sangat tinggi dan lingkungan tempat tinggal yang sesuai serta adanya sumber makanan yang cukup bagi burung-burung tersebut. Burung-burung tersebut merupakan burung yang hidup secara berkelompok, suka terhadap habitat yang terbuka, dan dapat berkembang biak sepanjang tahun, kecuali kutilang tidak berbiak pada bulan November. Burung tidak hanya menggunakan pohon untuk bertengger saja tapi juga sebagi tempat untuk berlindung, bersarang, dan mencari makan, karena pohon menyediakan buah, ulat

(serangga) dan nektar sebagai makanan burung sehingga pilihan penghijauan menjadi sangat penting untuk kelangsungan kehidupan burung. Pohon beringin (Ficus sp.) merupakan tumbuhan yang memiliki peranan menonjol bagi burung karena dapat digunakan untuk berlindung, membangun sarang dan menyediakan berbagai makanan bagi burung. Sedangkan pohon yang ada di Arboretum Unpad ini bermacam-macam antara lain, beringin, angsana, pinus, flamboyan, mangga dan lain-lain. Umumnya burung senang bertengger di pohong-pohon besar dan tinggu baik hanya untuk beristirahat ataupun membuat sarang mereka E. Kesimpulan Pada pengatan yang telah dilakukan kami menemukan 11 jenis burung dengan 11 famili yang berbeda dan total semuanya individu yang teramati ada 79 burung. Berdasarkan kelimpahan atau jumlah yang paling banyak kita temukan adalah jenis kowak malam kelabu dan walet sapi. Hidup bergrombol pada jenis tersebut. Paling umum dapat dilihat di pohonpohon yang tinggi. Daftar Pustaka Arumsari, R.1989. Komunitas Burung Pada Berbagai Habitat Di Kampus UI Depok. Skripsi Sarjana Fakultas MIPA, Jakarta. Basuni, S.1985. Studi Relung Ekologi Tiga Jenis Burung Srangengeng (Famili Nectariniidae) Di Hutan Gunung Walet, Sukabumi. Fakultas Pasca Sarjana IPB, Bogor. Hernowo, JB. Studi Pengaruh Tanaman Pekarangan Terhadap Keanekaragaman Jenis Burung Daerah Pemukiman Penduduk Perkampungan Di Wilayah Tingkat II Bogor. Skripsi Sarjana Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Lack , D.1971. Ecological isolation in birds. Blackwell Scientific Publication. Oxford and Edinburg.. 163 hlm Paeman, PB. 2002. The Scale of Community Structure: Habitat Varition and Avian Guilds in The Tropical Forest. Ecological Monographs 72: 19-39. Rusmendro, H.2004. Materi Perkuliahan Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Nasional.Jakarta. Wiharyanto, A.1996.Pemanfaatan Tumbuhan Oleh Burung Liar Di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.

Related Documents

Burung Unpad
August 2019 33
Unpad
June 2020 5
Burung
August 2019 36
Burung
May 2020 28
Unpad Logo
June 2020 6

More Documents from ""

Burung Unpad
August 2019 33
Glossary.doc
December 2019 42
Gambar Anatomi 2.1 (1).pdf
November 2019 40
Poem.docx
May 2020 22
Absen Kp.xlsx
December 2019 22