Bercak Merah Pd Klit.docx

  • Uploaded by: Muh Ramlan Knd
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bercak Merah Pd Klit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,556
  • Pages: 23
P. 11 Bercak Merah Pada Kulit Bercak Merah Pada Kulit 4. Fungsi persepsiKulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadapdingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktilMeissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan MerkelRanvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badanPaccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerahyang erotik.5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui duacara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat danmempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panasoleh tubuh.6. Fungsi pembentukan vitamin DSintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksikolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalahhormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinalke dalam pembuluh darah.7. Fungsi Pengindra (Sensori) Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.Badan Ruffini yang terletak di dermis, menerima rangasangan dingin dan rangsangan panas diperankan oleh badan Krausse . Badan taktil Meissner yang terletak di papildermis menerima rangsang rabaan, demikian pula badan Merkel-Renvier yang terletak diepidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.8. Fungsi Pembentukan Pigmen (Melanogenesis)

Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan asal epidermis. Sel ini berasal dari rigi saraf, jumlahnya 1:10 dari sel basal. Jumlah melanosit serta jumlah dan

besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis protein, tirosin, dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanositdi dalam melanosom dalam badan sel melanosit. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin. Bila pajanan bertambah, produksi melanin akan meningkat. Pigmendisebarkan ke dalam lapisan atas sel epidermis melalui tangan-tangan yang mirip kakicumi-cumi pada melanosit. Ke arah dermis pigmen, disebar melalui melanofag. Selainoleh pigmen, warna kulit dibentuk pula oleh tebal tipisnya kulit, Hb-reduksi, Hb-oksidasi,dan karoten. 9. Fungsi Keratinisasi Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama:keratinosit, melanosit dan sel Langerhans . Keratinisasi dimulai dari sel basal yangkuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkatlebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudiansel tersebut terangkat ke atas lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi selspinosum dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tandukseltanduk secara kontinu lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulitagar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik. Pada beberapa macam penyakitkulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, dan kering.10. Fungsi Ekspresi Emosi Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk mentakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia.Kegembiraan dpat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum,kesedihan diutarakan pleh kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangandengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluhdarah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, danmenyebarkan bau khas.

2. Patomekanisme3. Patomekanisme kemerahan4. Penyakit yang bergejala Kemerahan pada kulita. Ptyriasis Rosea b. Herpes Zooster c. Morbus Hansend. Candidiasise. Eritrasmaf. Psoriasisg. Dermatitis Kontak h. Urtikariai. Dermatitis atopi j. Miliariak. Malarial. Demam berdarah denguem. Eritroderman. Scabieso. Fotosensitivitas p. Varicellaq. Tinea corporisr. Impetigo bullosas. campak

IgE pada permukaan sel mast terpapar alergenPengeluaran sitokin tersebut mengaktifasibasofilSitokin berinteraksi dengan IgE. Mengikatpada permukaan basofilMengeluarkan mediatormediator,sitokin,faktor kematotaktik leukosit Terjadi reaksi fase lambat yang dtandaitimbulnya molekul adhesi pada endotelpembuluh darahInfiltrate sel eosinofil,netrofil,mononuclearke jaringan setempatReaksi radang IL-1 dan TNF α Menyebabkan sel Endotel memproduksirelaksan otot polos seperti prostasiklin danoksidanitratTerjadi pelepasan HistaminKemerahanPermeabilitas kapilerVasodilatasi Bengkak

4. Diagnosis Banding Ptyriasis RoseaDefinisi Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengansebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yanglebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengna lipatan kulit dan biasanyamenyembuh dalam waktu 3-8 minggu. Epidemiologi Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita dan pria sama banyaknya. Etiologi Etiologinya belum diketahui, demikian pula cara infeksi. Ada yang mengemukakanhipotesis bahwa penyebabnya virus, karena penyakit ini merupakan penyakit swasima (self limiting disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu. Gejala Klinis Gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat, sebagian penderita mengeluh gatal ringan.Pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch), umumnya di badan, solitar, berbentuk oval, dan anular. Diameter kira-kira 3 cm. Ruam terdiri atas eritemadan skuama halus di pinggir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu.Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, samadengan lesi pertama hanya lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Lesi tersebut timbul serentak atau dalam beberapa hari. Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaianrenang wanita jaman dahulu.Kecuali bentuk yang lazim berupa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga berbentuk urtika, vesikel, dan papul yang lebih sering terdapat pada anak-anak. Diagnosa Banding Penyakit ini sering disangka jamur oleh penderita, juga oleh dokter umum seringdidiagnosis sebagai tinea korporis gambaran klinis mirip dengan tinea korporis karena terdapateritema dan skuama di pinggir dan berbentuk anular. Perbedaannya pada pitiriasis rosea gatalnya

tidak begitu berat seperti pada tinea korporis. Skuamanya halus sedangkan pada tinea korporisskuamanya kasar. Pada tinea sediaan KOH akan positif. Hendaknya dicari pula lesi inisial yangadakalanya masih ada. Jika telah tidak ada dapat ditanyakan kepada penderita tentang lesi inisial.Sering lesi inisial tersebut tidak seluruhnya eritematosa lagi, tetapi bentuk masih tampak ovalsedangkan ditengahnya terlihat hipopigmentasi. Pengobatan Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan sedativa, sedangkansebagai obat topikal dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 0,5-1%. Prognosis Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam 3-8 minggu. Herpes ZoosterDefinisi Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yangmenyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Etiologi

Herpes zoster disebabkan oleh Varicella Zoster Virus, kelompok virus Herpes, termasuk virus sedang berukuran 140 – 200 nm dan berinti DNA. Infeksiositas virus ini dengan cepatdapat dihancurkan oleh bahan organik, deterjen, enzim proteolitik, panas dan lingkungan pHyang tinggi. Epidemiologi Herpes zoster hanya terjadi pada individu yang pernah mengalami infeksi virus variselazoster primer. Penularan zoster dapat secara kontak langsung dengan lesi aktif penderita herpeszoster. Bila seluruh lesi sudah menjadi krusta pasien tidak lagi infeksius. Penularan melaluisekresi pernafasan mungkin terjadi pada individu imunokompromais dari pasien herpes zoster aktif. Pada seseorang yang tidak pernah mengalami infeksi VVZ primer atau imunokompromaisakan rentan tertular virus tersebut dari seseorang dengan herpes zoster dan bermanifestasisebagai varisela.Insiden pada pria dan wanita sama banyaknya. Penderita herpes zoster biasanya padadewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak. Penyakit ini terutama pada orang dewasa diatas 50 tahun, walau sekitar 5 – 10 % mengenai anak-anak. Insidensinya meningkat sesuai pertambahanusia. Menurunnya imunitas seluler karena usia lanjut merupakan faktor utama penyebabreaktivasi. Jumlah penderita herpes zoster di RSCM Jakarta selama tahun 2000 tercatat berjumlah 122 pasien, 40 pasien berumur 15 – 24, 48 pasien berumur 25 – 44, dan 34 pasien berumur 46 – 64. Keadaan ini tidak menunjukkan jumlah kasus dengan kecenderunganmeningkat menurut usia, banyak faktor yang mempengaruhi, kemungkinan kunjungan usia produktif ke RSCM lebih banyak dibandingkan dengan para lanjut usia. Insiden herpes zoster tidak tergantung musim. Namun sebuah survei serologis di negeri beriklim tropis menunjukkanseroprevalensi yang lebih rendah dibandingkan dengan negeri yang memiliki iklim lebih dingin,kemungkinan karena cuaca panas menghambat penyebaran virus. Patogenesis Selama terjadinya infeksi varisela, VZV meninggalkan lesi di kulit dan permukaanmukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik tersebut menuju ke ganglion saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masalaten dan disini tidak infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti iakehilangan daya infeksiusnya. Bila daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan, akanterjadi reaktivasi virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion, biasanyadisertai neuralgia yang hebat. Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior bagianmotorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik. Gejala Klinis Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah laintidak jarang. Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal baik sistemik (demam,malese, pusing), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal). Lebih dari

80% biasanya diawali dengan gejala prodromal, gejala tersebut umumnya berlangsung beberapa harisampai 3 minggu sebelum muncul lesi kulit. Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan hampir selalu unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garistengah tubuh.Erupsi mulai dengan makulopapula eritematus, 12 – 24 jam kemudian terbentuk vesikulayang dapat berubah menjadi pustula pada hari ke-3. Seminggu sampai 10 hari kemudian lesi Activity (11)

2. Patomekanisme3. Patomekanisme kemerahan4. Penyakit yang bergejala Kemerahan pada kulita.

Ptyriasis Rosea b. Herpes Zooster c. Morbus Hansend. Candidiasise. Eritrasmaf.

Psoriasisg. Dermatitis Kontak h. Urtikariai. Dermatitis atopi j. Miliariak.

Malarial. Demam berdarah denguem. Eritroderman. Scabieso.

Fotosensitivitas p. Varicellaq. Tinea corporisr. Impetigo bullosas. campak IgE pada permukaan sel mast terpapar

alergenPengeluaran sitokin tersebut mengaktifasibasofilSitokin berinteraksi dengan IgE. Mengikatpada permukaan basofilMengeluarkan mediatormediator,sitokin,faktor kematotaktik leukosit Terjadi reaksi fase lambat yang dtandaitimbulnya molekul adhesi pada

endotelpembuluh darahInfiltrate sel eosinofil,netrofil,mononuc learke jaringan setempatReaksi radang IL1 dan TNF α

Menyebabkan sel Endotel memproduksirelaksan otot polos seperti prostasiklin danoksidanitratTerjadi pelepasan HistaminKemerahanPerme

abilitas kapilerVasodilatasi Bengk ak

Related Documents

Pd
May 2020 36
Pd
October 2019 57
Pd
December 2019 43
Pd
October 2019 56
Pd
November 2019 44

More Documents from ""