Nama : Nita Lies Budi Pertiwi Kelas : IX A Bentuk-Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang Menghadapi keadaan yang serba sulit maka para pemimpin bangsa Indonesia berjuang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi. Adapun bentuk perlawanan terhadap Jepang adalah sebagai berikut :
1. Perjuangan Melalui Organisasi Bikinan Jepang. a. Memanfaatkan Gerakan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) Gerakan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Tujuan Jepang membentuk PUTERA adalah agar kaum nasionalis dan intelektual menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan Jepang. Namun oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru dimanfaatkan untuk membela rakyat dari kekejaman Jepang serta menggembleng mental dan semangat nasionalisme. Jepang memandang PUTERA lebih bermanfaat bagi kaum Indonesia, maka pada bulan April 1944, PUTERA dibubarkan oleh Jepang. b. Memanfaatkan Barisan Pelopor (Syuisyintai) Barisan Pelopor (Syuisyintai) dimanfaatkan oleh para kamun nasionalis sebagai penyalur aspirasi nasionalisme dan memperkuat pertahanan pemuda melalui pidato-pidatonya. c. Memanfatkan Chuo Sangi In (Badan Penasihat Pusat) Badan ini dibentuk pada tanggal 5 September 1943. Para pemimpin Indonesia melalui Chuo Sangi In dimanfaatkan untuk menggembleng kedisiplinan. 2. Perjuangan Melalui Organisasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 September 1937. Organisasi ini dibentuk atas inisiatif kaum muslim dan perhatiannya banyak tertuju pada masalah politik dan akan menolak segala bentuk kolonisasi. Karena organisasi ini dianggap kurang memuaskan Jepang, maka pada bulan Oktober 1943 dibubarkan oleh Jepang. 3. Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah Beberapa contoh perjuangan bawah tanah antara lain sebagai berikut : a. Gerakan kelompok Sutan Syahrir b. Gerakan kelompok Amir Syarifuddin c. Golongan Persatuan Mahasiswa d. Kelompok Sukarmi e. Kelompok Pemuda Menteng 31 f. Golopngan Kaigun
4. Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata Perlawanan senjata yang dilakukan oleh rayat diberbagai daerah, yaitu : a. Perlawanan rakyat di Cot Pleing (10 November 1942) b. Perlawanan rakyat di Pontianak (16 November 1943) c. Perlawanan rakyat di Sukamaneh, Singaparna, Jawa Barat (25 Februari 1944) d. Perlawanan rakyat di Cidempet, kecamatan Lohbener, Indramayu (30 Juni 1944) e. Perlawanan rakyat di Irian Jaya. Perlawanan terjadi dibeberapa daerah di Irian Jaya, yaitu : Perlawanan rakyat di Biak (1944) Perlawanan rakyat di Pulau Yapen Selatan Perlawanan rakyat di Tanah Besar, daratan Irian (Papua)
5. Perlawanan Bersenjata yang dilakukan PETA Perlawanan bersenjata dilakukan oleh pasukan PETA di berbagai daerah, yaitu : a. Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945) b. Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944) c. Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap ( April 1945)
Resuman BAB 2
Perang dunia ke II terjadi pada tanggal 1 September 1939. Sebab khusus terjadinya perang dunia ke II adalah karena Jerman menyerang kota Danzig, Polandia. Pihak-pihak yang berperang dalam perang dunia ke II adalah Medan Eropa, Medan Afrika dan Medan Asia Pasifik. Perang dunia ke II di Asia-Pasifik menyebabkan Jepang masuk ke wilayah Indonesia. Kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia adalah sistem pemmerintahan. Pengaruh kebijakan pendudukan Jepang adalah pada Bidang Ekonomi, Bidang Politik, Bidang Militer dan Bidang Sosial Budaya. Bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang adalah : Perjuangan melalui organisasi bikinan Jepang, yaitu Gerakan PUTERA, Barisan Pelopor (Syuisyintai) dan Chuo Sangi In (Badan Penasihat Pusat) Perjuangan melalui organisasi islam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) Perjuangan melalui gerakan bawah tanah, yaitu gerakan kelompok Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin, persatuan mahasiswa. Kelompok Sukarni, pemuda menteng 31 dan golongan kaigun. Perjuangan melalui perlawanan bersenjata yang dilakukan rakyat dan PETA.