faaqihgroup.wordpress.com ebook gratis – animasi gratis – mp3 arabic gratis – software gratis – islam video gratis – islam galeri gratis – edukasi games gratis – tips/tutorial computer gratis – 3D wallpaper gratis – info bisnis online
Bendera dan panji-panji merupakan simbol eksistensi sebuah negara dan masyarakat. Setiap negara yang ada di dunia sejak masa lampau hingga masa kini memiliki bendera atau panji-panji yang menjadi lambang bagi negaranya. Tidak terkecuali juga peradaban dan negara Islam (Daulah Khilafah Islamiyah). Kajian tentang bendera (liwaa') dan panji-panji (raayah) dalam khasanah tsaqafah Islam termasuk topik yang amat langka. Bahkan sebagian besar kaum Muslim tidak terlalu mempedulikan simbol-simbol Islam ini. Telah dikuatkan dalam berberapa riwayat bahwa ada dua bendera dalam Islam, yaitu: 1. Al-Liwaa' adalah al-'alam (bendera) yang berukuran besar. Al-liwaa' adalah bendera resmi Daulah Khilafah Islamiyah di masa Rasulullah Saw dan para Khalifah setelah beliau Saw, dan jumlahnya hanya satu. 2. Ar-Raayah berbeda dengan al-'alam (bendera). Ar-Raayah adalah al'alam (bendera) yang berukuran kecil yang diserahkan oleh Khalifah atau wakilnya kepada pemimpin perang serta komandan-komandan pasukan Islam lainnya. ArRaayah merupakan tanda yang menunjukkan bahwa orang yang membawanya adalah pemimpin perang, dan jumlahnya banyak. Berikut ini adalah kesimpulan yang telah dibuat oleh Imam as-Sarkhasiy, dan dikuatkan dalam syarah Kitab as-Sair al-Kabir, karangan Imam Muhammad bin al-Hasan asSyaibaniy, murid dari Imam Abu Hanifah. Disana disimpulkan, "Liwaa' adalah bendera yang berada di tangan penguasa. Ar-Raayah, adalah panji yang dimiliki oleh setiap pemimpin divisi pasukan, dimana semua pasukan yang ada dalam divisinya disatukan di bawah panji tersebut. Liwaa' hanya berjumlah satu buah untuk keseluruhan pasukan. Liwaa' digunakan sebagai patokan pasukan ketika mereka merasa perlu untuk menyampaikan keperluan mereka hadapan penguasa (imam). Liwaa' dipilih berwarna putih. Ini ditujukan agar bisa dibedakan dengan panji-panji berwarna hitam yang ada di tangan para pemimpin divisi pasukan." (Syarh as-Sair al-Kabir: I/72).