LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEBIDANAN BAYI SAKIT PADA By. “A” DENGAN FEBRIS DI PMB Ny. Sri Wahyuni Amd.Keb Desa Sobontoro, Kec. Karas, Kab. Magetan Tanggal Praktik : 21 Januari 2019 s.d. 2 Februari 2019
Disusun oleh : Nama
: Dona Ayu Luvitasari
NIM
: P27824217045
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN TAHUN 2019
Lembar Pengesahan
Laporan Individu Asuhan Kebidanan yang disusun oleh mahasiswa semester III Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun akademik 2017 dengan judul “Asuhan Kebidanan BAYI SAKIT Pada By. “A” DENGAN FEBRIS” ini sesuai dengan keadaanya yang sebenarnya.
Tempat Pengkajian
: Di PMB Ny. Sri Wahyuni Amd.Keb Desa Sobontoro, Kec. Karas, Kab. Magetan
Tanggal Pengkajian
: 30 Januari 2019 Pukul: 16.00 WIB
Pembimbing Pendidikan
Dr. Nurlailis Saadah,S.Kp., M.Kes NIP: 19660509.19890.2.2001
Pembimbing Ruangan
Sri Wahyuni Amd.Keb NIP: 19730622.199301.2.2002
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu “ Asuhan Keperawatan Bayi Sakit pada By. “A” dengan Masalah Febris di PMB Ny. Sri Wahyuni Amd. Keb” ini dengan baik. Laporan ini di susun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar lapangan di Program Studi DIII Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Dalam menunjukkan laporan ini, penulis mengharapkan bantuan pengarahan dan bimbingan,untuk itu pada kesematan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Teta Puji Rahayu, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan 2. Ibu Sri Wahyuni Amd.Keb selaku pembimbing di Ruangan 3. Ibu Dr.Nurlailis Saadah,S.Kp., M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan 4. Dan semua pihak yang telah ikut serta membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini Dalam penyususnan laporan ini penulis menyadari masih banyak Kekurangan. Untuk itu penulis memohon untuk kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan laporan ini. Penulis meminta maaf atas kekurangan baik berupa kesalahan isi, penyajian maupun penulisan. Semoga hasil dari laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pada pembaca umumnya.
Magetan, Januari 2019
Penulis
Bab I Tinjauan Teori 1.1 Konsep Teori Tuberkulosis 1.1.1 Pengertian Demam adalah penyakit peningkatan titik patokan (set points) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ͦ C (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunogolik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008). 1.1.2
Etiologi Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa Etiologi Febris diantaranya, 1. Suhu Lingkungan 2. Adanya Infeksi 3. Pneumonia 4. Malaria 5. Oitis Media 6. Imunisasi
1.1.3 Patofisiologi Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeks iatau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen . pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen in dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit. Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasilpemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit. Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas"tentara" tubuh (sel makrofag dan limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisi yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
1.1.4
Diagnosis Gejala yang biasa ditemui pada pasien Febris adalah anak rewel suhunya lebih tinggi dari 37,8 ͦ C- 40 ͦ C, kulit pada bayi kemerahan hangat pada saat disentuh peningkatan frekuensi penafasan , mengigil, dehidrasi, kehilangan nafsu makan, banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tingg dari 37,8 ͦ C- 40 ͦ C kulit hangat, takikhardi sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan , peningkatan kedalaman pernafasan, mengigil perasaan hangat dan
dingin,nyeri dan sakit yang spesifik atau umum misal sakit kepala vertigo keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Issebacher. 1999, Carpenito. 2000) 1.1.5
Klasifikasi Febris Tipe demam yang mungkin kita jumpai : a. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi disebut turun ketingkat yang normal dinamakn juga demam hektik. b. Demam Remiten suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mendapai suhu badan normal. penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik c. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.Bila demam seperti ini ter!adi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. d. Demam kontinyu Variasi suhu sepajang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia e. Demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. seorang pasien dengan
keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakteria.
1.1.6
Penatalaksanaan Febris
a. Secara Fisik mengawasi kondisi klien dengan: pengukuran suhu secara berkala setiap 46 jam. perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang - kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak./erputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, dapat seumur hidup dapat ter!adi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu. b.Obat-obatan antipiretik antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. 1.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 1.2.1
Pengkajian Data 1. Data Subyektif a. Biodata meliputi nama bayi, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, status anak, anak ke berapa dan identitas ibu dan ayah.
b. Keluhan utama Lemas, batuk , sesak dan tenggorokan sakit (Iwansain, 2008). c. Riwayat kesehatan Peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring dan saluran nafas atas dan mengalami pilek serta demam(Iwansain, 2008). d. Riwayat imunisasi Menurut Depkes RI (1993: 27) imunisasi didapat pada saat berikut :
Umur
Jenis Imunisasi
0-7 hari
HB 1
1 bulan
BCG
2 bulan
HB2, DPT 1, Polio 1
3 bulan
HB 3, DPT 2, Polio 2
4 bulan
DPT 3, Polio 3
9 bulan
Campak, Polio 4
e. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh kurangnya nabsu makan (Iwansain, 2008). 2) Eliminasi Mengalami penurunan jumlah urin dan feses karena jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh kurangnya nabsu makan (Iwansain, 2008) 3) Istirahat Mengalami sesak nafas sehingga menganggu istirahat dan tidur (Rusepno,dkk,2005) 4) Personal hygiene Menjaga kebersihan dengan di bantu oleh orang tua 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, rewel, lesu Suhu
: >37,5°C
Nadi
: meningkat sesuai dengan kenaikan suhu
Respirasi : peningkatan frekuensi pernafasan
b. Pemeriksaan fisik 1) Kepala
: Penyebaran rambut merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada kelainan
2) Muka
: Tidak sembab
3) Mata
: Kedua mata simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih
4) Hidung
: Tidak ada sekret pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada kelainan
5) Mulut
: Bibir kemerahan, tidak pucat, mukosa lembab, lidah bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis
6) Telinga
: Simetris,
bersih,
tidak
ada
pengeluaran
sekret/serumen berlebih, tidak ada kelainan. 7) Leher
: Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid atau pembendungan vena jugularis
8) Dada
: Bentuk simetris, pernapasan teratur, tidak ada wheezing dan ronchi, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung normal.
9) Abdomen
: Tidak buncit, tidak hernia umbilikalis, tidak nyeri tekan
10) Kulit
: Turgor baik, bersih, elastis dan tidak ada cyanosis, teraba panas, kulit kemerahan
11) Genetalia
: Tidak dikaji
12) Anus
: Tidak dikaji
13) Ekstremita
: Simetris, tidak ada kelainan pada ekstremitas
bawah maupun atas 3. Analisa Data Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode sebagai berikut menurut Depkes RI (1995: 29): b. Untuk mencari hubungan sebab akibat c. Menentukan masalah yang terjadi d. Menentukan penyebab utamanya e. Menentukan tingkat masalah
1.2.2
Diagnosa Masalah Bayi umur bulan dengan keadaan umum lemah dengan kemungkinan gangguan
masalah
resiko
keseimbangan
peningkatan
cairan
elektrolit,
suhu
tubuh,
kurangnya
pengetahuan orang tua tentang penyakit.
1.2.3
Intervensi 1. Diagnosa : Bayi umur bulan dengan , keadaan umum lemah 2. Tujuan
: Mengurangi kecemasan orang tua dan keadaan
anak membaik serta tidak terjadi komplikasi 3. Kriteria : a. Kecemasan orang tua berkurang b. Anak kembali sehat dan ceria c. TTV dalam batas normal : Suhu : 36,5° - 37,5°C Nadi : 120 - 160 x/menit RR
: 30 - 40 x/menit
4. Intervensi : a. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayinya R/ dengan melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayinya diharapkan terjalin kerja sama dan rasa percaya diri pada bayinya.
b. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu R/ ibu mengetahui keadaan bayinya sehingga kecemasan berkurang.
c. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat bayinya R/ ibu mengetahui dan menjaga aktivitas bayinya supaya tidak kelelahan d. Anjurkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat R/ mempercepan proses penurunan panas. e. Anjurkan ibu untuk memberi minum air putih hangat R/ untuk meredakan batuk dan rasa gatal pada tenggorokan f. Berikan terapi obat-obatan R/ dapat mempercepan proses penyembuhan bayi 1. Resiko peningkatan suhu tubuh Tujuan
: Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria
: Suhu normal 36,5-37,5°C
Intervensi
:
a. Anjurkan ibu untuk mengompres air dingin bila suhu lebih dari 38°C R/ mempercepat penurunan panas. b. Beri terapi obat piretik R/ dapat mempercepat proses penyembuhan bayi. 2. Gangguan kebutuhan istirahat karena batuk Tujuan
: Tidak terjadi batuk atau batuk berhenti
Kriteria
: Anak terlihat dapat tidur
Intervensi
:
a. Anjurkan ibu untuk memberi minum air putih hangat R/ untuk mencegah terjadinya dehidrasi karena banyak kehilangan cairan lewat keringat dan meredakan gatal pada tenggorokan b. Pemasangan infus dengan cairan glukosa dan NaCl
R/ mencegah komplikasi. 3. Kurangnya pengetahuan orang tua menganai penyakit Tujuan
: Pengetahuan orang tua bertambah
Kriteria
: Kecemasan orang tua berkurang
Intervensi
:
a. Jelaskan tentang penyakit yang diderita bayi R/ kecemasan ibu berkurang. b. Jelaskan tentang bahaya penyakit R/ mencegah terjadiinya komplikasi. 1.2.2
Implementasi Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah di susun dilakukan dalam memberikan asuhan pada anak sehat sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan diagnosa dan masalah yang timbul (Kemenkes, 2011)
1.2.3
Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk SOAP menurut Kemenkes (2011) S
: Data Subyektif Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pengumpulan data klien melaui anamnesia O
: Data Obyektif Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan hasil diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment. A
: Assesment
1. Diagnosa/Masalah 2. Antisipasi diagnosa lain/maslah potensial P
: Planning menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan evaluasi berdsarkan assessment.
BAB II TINJAUAN KASUS 2.1 Pengkajian Data 2.1.1
Data Subyektif Tanggal Pengkajian
: 30 Januari 2019, Jam : 16.00 WIB
Tempat
: di PMB Ny. Sri Wahyuni Amd.Keb
Biodata Nama
: By. “R”
Umur
: 9 bulan 12 hari Tanggal lahir : 03-04-2018
Jenis kelamin
: laki - laki
Anak ke
:1
Orang tua Nama
: Ny. “V”
Tn “S”
Umur
: 25 tahun
29 tahun
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMA
SMA
Pekerjaan
: IRT
Swasta
Penghasilan
:-
Alamat
: Desa Sobontoro, Kec. Karas Kab. Magetan
Rp. 1.500.000,00
1. Keluhan utama Demam sejak kemarin, lemas. 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu Anak pernah mengalami sakit Demam Berdarah sampai dirawat di Rumah Sakit selama 1 minggu. b. Riwayat kesehatan sekarang Anak sudah mulai panas sejak kemarin pagi, malam sudah mulai turun tetapi pagi hari panas kembali c. Riwayat kesehatan keluarga ● Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti (hipertensi, asma, DM, Jiwa dan lain-lain)
● Tidak ada penyakit menular dalam keluarga seperti (hepatitis, TBC, dan lain-lain) ● Dalam keluarga pernah menderita penyakit batuk, pilek, ringan Riwayat Kebidanan a. Riwayat antenatal Selama hamil ibu rutin periksa ke bidan. Selama hamil ibu tidak mengalami penyulit apapun, hanya mual muntah saat hamil muda. Selama hamil ibu mendapat multivitamin dan kapsul tambah darah. b. Riwayat natal Ibu mengatakan saat melahirkan usia kehamilan ibu 9 bulan. Ibu melahirkan normal ditolong oleh bidan. Bayi lahir dengan normal tanpa adanya cacat bawaan, BB lahir 3000 gram, PB 50 cm plasenta lahir spontan, lengkap, tidak mengalami perdarahan yang hebat setelah melahirkan. c. Riwayat postnatal Bayi mendapat ASI dan susu formula 3. Riwayat imunisasi
IMUNUSASI
SUDAH MENDAPATKAN
HB 0
√
BCG, Polio 1
√
DPT/HB 1, Polio 2
√
DPT/HB 2, Polio 3
√
DPT/HB 3, Polio 4
√
Campak
√
4. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Sebelum sakit : bayi makan 3x/hari, dengan porsi nasi giling cukup sayur, lauk pauk, buah (pisang, papaya) , minum susu dan air putih, suka ngemil dan tidak ada keluhan sulit makan. Saat sakit : Bayi makan 2x/hari, dengan porsi sedikit nasi giling, lauk pauk, sedikit air putih, Nafsu makan menurun. b. Eliminasi Sebelum sakit : BAK 4-5 x/kali, warnanya kuning jernih dan tidak ada keluhan. BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning. Saat sakit : BAK 3-5 x/kali, warnanya kuning keruh dan tidak ada keluhan. BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning dan tidak ada c. Aktifitas Sebelum sakit : Bayi bermain dengan ibu, menonton televisi Saat sakit : Bayi hanya tidur di tempat tidur, dan sering merengek d. Istirahat/tidur Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya tidur malam pukul 20.00-04.30 WIB, 12.30-14.00 WIB. Saat sakit : Ibu mengatakan bayinya kemarin susah tidur tetapi sekarang sudah tidur dengan nyenyak dan cukup.
7. Personal hygiene Sebelum sakit: Ibu mengatakan bayinya mandi 2x sehari dengan air hangat, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari sekali, ganti baju 2x sehari/bila kotor, ganti pakaian dalam 2x sehari atau bila kotor/basah, potong kuku bila sudah panjang. Saat sakit : Bayi hanya disibin 2x sehari, selama dirumah sakit belum keramas,sudah ganti baju dan pakaian dalam 2x sehari/bila kotor. 2.1.2
Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, bayi terlihat lemas. Nadi
: 130 x/menit
Suhu
: 38°C
Pernafasan
: 48 x/menit
BB sebelum sakit
: 8,5 kg
BB sekarang
: 8,2 kg
2. Pemeriksaan fisik a. Kepala
: Penyebaran rambut merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada kelainan
b. Muka
: Tidak sembab, tidak ada odema
c. Mata
: Kedua mata simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih
d. Hidung
: Tidak ada sekret pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada kelainan
e. Mulut
: Bibir sedikit pucat, lidah bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis
f. Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran sekret/serumen
berlebih,
tidak
ada
kelainan. g. Leher
: Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran yang abnormal
h. Dada
: Bentuk
simetris,
pernapasan
teratur,
wheezing -/- , ronchi +/+, ada tarikan dinding dada, tipe pernaasan cepat, detak jantung dalam batas normal. i. Abdomen
: Tidak ada benjolan yang abnormal
j. Kulit
: Turgor baik, bersih, elastis dan tidak ada sianosis, teraba panas, kulit kemerahan
k. Genetalia
: Laki - laki, tidak ada kelainan
l. Anus
: Tidak dikaji
m. Ekstremita
: Simetris,
tidak
ada
kelainan
ekstremitas atas maupun bawah 3. Penatalaksaaan terapi yang didapat a. Contrexyn 3X1 1 sendok teh sesudah makan b. Novamox 3X1 1 sendok teh sesudah makan c. Anacetine 3X1 ½ sendok teh sesudah makan
pada
2.1.3
Analisa Data NO DIAGNOSA/MASALAH DATA DASAR 1.
By. “D” umur 9 bulan 12 Ds : dengan masalah pola nafas Ibu mengatakan anaknya panas, tidak efektif sehubungan batuk dengan dahak tidak bisa dengan akumulasi secret. keluar keadaan
umum
lemah, prognosa baik.
bayi Do : - KU lemah - Kesadaran compos mentis - Anak terlihat lemas - Suhu : 37°C, - nadi : 130 x/menit - RR
: 48 x/menit
- Pemeriksaan fisik Dada
:
Bentuk
simetris,
pernapasan teratur, ronchi +/+ , whezzing -/-, ada tarikan dinding dada, tipe pernaasan cepat ( 48 x/menit ), detak jantung dalam batas normal.
2.2 Diagnosa By. “R” umur 9 bulan 12 hari dengan masalah pola nafas tidak efektif sehubungan dengan akumulasi secret. keadaan umum bayi lemah, prognosa baik. 2.3 Intervensi By. “R” umur 9 bulan 12 hari dengan masalah pola nafas tidak efektif sehubungan dengan akumulasi secret. keadaan umum bayi lemah, prognosa baik. Tujuan
: mengencerkan secret dan pola nafas menjadi efektif
Kriteria
:
Intervensi
a.
Pola nafas efektif masalah teratasi
b.
Anak kembali sehat dan ceria
c.
TTV dalam batas normal : Suhu
: 36,5° - 37,5°C
Nadi
: 120 - 160 x/menit
RR
: 30 - 40 x/menit
: a. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayinya R/ dengan melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayinya diharapkan terjalin kerja sama dan rasa percaya diri pada anaknya. b. Jelaskan hasil pemeriksaan pada keluarga R/
keluarga
mengetahui
keadaan
bayinya
sehingga
kecemasan berkurang. c. Anjurkan
orang
tua
agar
bayinya
tidak
meludah
sembarangan, apabila batuk anjurkan untuk ditutup R/ orang tua bersedia melakukan anjuran yang diberikan d. Anjurkan orang tua untuk bayinya beristirahat dengan cukup dan jangan banyak bermain atau beraktivitas R/ terlalu banyak aktivitas dapat menyebabkan sesak napas karena ketidakseimbangan suplai oksigen e. Anjurkan ibu untuk memberi minum air putih hangat dan makan yang banyak R/ untuk mencegah terjadinya dehidrasi karena banyak kehilangan cairan lewat keringat dan untuk meredakan gatal pada tenggorokan serta makan untuk menambah tenaga f. Anjurkan
ibu
untuk
membantu
bayi
mengeluarkan
lendirnya saat batuk dengan posisi trendelenberg atau bayi bisa dipangku dengan posisi dada lebih rendah R/ membantu bayi untuk batuk dengan membersihkan jalan nafas
g. Anjurkan ibu untuk mengatur posisi bayi semi fowler R/ membantu bayi untuk membebaskan jalan napas h. Inhalasi dengan nebulazer R/Inhalasi
efektif
untuk
mengencerkan
mukus
mukopurulen i. Berikan terapi obat-obatan R/ dapat mempercepat proses penyembuhan bayi. j. Kaji frekuensi dan pola pernafasan R/ membantu dalam membedakan periode pernafasan normal atau sesak k. Kolaborasi medis pemberian terapi obat – obatan R/ mempercepat proses penyembuhan l. Cegah penularan dengan menganjurkan orangtua dan keluarga menggunakan masker dan tidak terlalu dekat kontak langsung dengan bayi R/ mencegah terjadinya enularan tuberculosis
2.4 Implentasi Tanggal : 15 Januari 2018
pukul : 16.00WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayinya. 2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa suhu bayinya 37°C, nadi 130 x/menit, RR 48 x/menit. 3. Menganjurkan orang tua agar bayinyanya tidak meludah sembarangan, apabila batuk anjurkan untuk ditutup untuk mencegah penularan TB 4. Menganjurkan orang tua untuk bayinya beristirahat dengan cukup dan jangan banyak bermain atau beraktivitas 5. Mengajurkan ibu untuk memberi minum air putih hangat dan makan yang banyak 6. Menganjurkan ibu mengatur posisi bayi semi fowler membantu membebaskan jalan nafas
7. Menganjurkan ibu untuk membantu bayi mengeluarkan lendirnya saat batuk untuk membantu membersihkan jalan nafas dengan posisi trendelenberg 8. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat oral secara rutin 9. Kolaborasi medis pemberian terapi nebulizer setiap 8 jam sekali 10. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaaan ulang pada bayinya setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kondisi perkembangan kesehatannya
2.5 Evaluasi Tanggal : 15Januari 2018
pukul : 18.00 WIB
S
: Ibu mengatakan bayinya masih batuk
O
: KU lemah, kesadaran compos mentis, S : 36,9°C, N : 125x/menit, RR : 46 x/menit ,ronchi +/+ , whezzing -/-, ada tarikan dinding dada, tipe respirasi cepat ,detak jantung dalam batas normal.
A
: Masalah belum teratasi
P
: Lanjutkan intervensi 1. Obs TTV dan KU 2. Pemenuhan nutrisi dan cairan 3. Melanjutkan teknik relaksasi 4. Melanjutkan tindakan terapi yang diberikan
15 Januari 2018
Arliska Wulandari
Tanggal : 16 Januari 2018 S
pukul : 15.20 WIB
: Ibu mengatakan bayinya batuk jarang sesak napas berkurang
O
: KU cukup kesadaran compos mentis, S : 36,8°C, N : 125 x/menit, RR : 42 x/menit , ronchi -/- , whezzing -/-, tidak ada tarikan dinding dada, tipe respirasi cepat ,detak jantung dalam batas normal.
A
: Masalah teratasi sebagian
P
: Lanjutkan intervensi 1. Obs TTV dan KU 2. Pemenuhan nutrisi dan cairan 3. Melanjutkan teknik relaksasi 4. Melanjutkan tindakan terapi yang diberikan
16 Januari 2018
Arliska Wulandari
Tanggal : 17Januari 2018
pukul : 08.00 WIB
S
: Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan
O
: KU baik, kesadaran compos mentis, S : 36,8°C, N : 120x/menit, RR : 36 x/menit ,ronchi -/- , whezzing -/-, tidak ada tarikan dinding dada, pernaasan teratur,detak jantung normal.
A
: Masalah sudah teratasi
P
:1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi anaknya sudah sehat 2. Melakukan aff infus 3. Mempersiapkan dokumen kepulangan bayi
17 Januari 2018
Arliska Wulandari
DAFTAR PUSTAKA
Tanto Chris, ddk 2014.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta.Media Aesculapius Pudijati,
dkk
2011.Pedoman
Pelayanan
Medis
Ikatan
Dokter
Anak
Indonesia.Jakarta.Badan Penerbit IDAI. Sumarmo, dkk 2012.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis.Jakarta.Badan Penerbit IDAI.