Baru.docx

  • Uploaded by: NonieFidyaAyu
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,578
  • Pages: 41
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak kemasa dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan pertumbuhan, mulai munculnya tanda-tanda seks sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual pada perempuan, mulai terjadi fertilitas dan terjadi perubahan perubahan psikososial. Menurut mentri kesehatan 2010 , batas usia remaja adalah antara 10 sampai 20 tahun dan belum kawin pada masa ini dimulai suatu periode pematangan organ reproduksi manusia yang di sebut masa pubertas (Sarwono, 2016). Masa pubertas pada remaja putri di tandai dengan terjadinya menstruasi. Terjadinya menstruasi merupakan proses fisiologis, yakni luruhnya endometrium yang tidak dibuahi, peristiwa ini terjadi setiap 1 bulan sekali dengan siklus menstruasi yang panjang. Siklus mentruasi adalah jarak antara mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya, karena jam mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tidak tepat waktunya. Karena keluarnya darah menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus haid mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari, mesntruasi di katakan normal bila lama haid 3-7 hari dengan jumlah darah selama haid berlangsung tidak melebihi 80 ml,ganti pembalut 2-6 kali per hari (Prawiroharjo, 2011). Jika terjadi pengeluaran darah yang melebibihi 80 mg maka bisa mengakibatkan perdarahan yang nantinya berdampak dengan kekurangan kadar hemoglobin yang mengakibatkan terjadinya anemia. Kekurangan kadar hemoglobin bisa mengakibatkan terjadinya anemia. Terjadinya anemia banyak diderita oleh wanita karena, secara biologis setiap bulan wanita mengalami menstruasi sehingga pengeluaran zat besi juga harus diimbangi dengan asupan gizi, penyabab anemia yaitu defisiensi zat besi di mana seorang wanita mengalami kekurangan nutrisi. Sekitar 30% wanita didunia mengalami anemia, yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Volume darah yang keluar setiap bulan nya berkisar 30-50 cc perbulan. Hal ini yang mengakibatkan wanita kehilangan zat besi sebanyak 12-15 mg perbulan atau 0,4-0,5 mg perhari selama 28 hari sampai 30 hari (Dito, 2007). Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit dari nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit atau kehilangan darah yang berlebihan. Terdapat beberapa jenis anemia tetapi yang paling sering terjadi adalah anemia defesiensi zat besi (Fatma, 2008). Sebagian besar di Indonesia penyebab anemia adalah defesiensi zat besi yang dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi 1

2

makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Anemia terjadi pula karena peningkatan kebutuhan akan zat besi pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan, melahirkan, sementara zat besi yang masuk kedalam tubuh hanya sedikit (Briawan, 2013). Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di. Negaranegara berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid atau terlambat makan (WHO,UNICEF, 2001). Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia menurut jenis kelamin pada laki-laki sebesar 18,4% sedangkan pada perempuan sebesar 23,9% (RI, 2013). Menurut penelitian batas kadar Hb remaja putri World Health Organization (WHO, 2011) untuk diagnosis anemia apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl. Nilai ambang batas untuk umur 5-10 tahun < 11,5 g/L, 11-14 tahun 12,0 g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan < 12,0 g/L dan anak laki-laki < 13,0 g. Dari hasil observasi sebagian mahasiswa mengeluh sakit saat menstruasi, menjadi malas beraktivitas, dan mereka belum begitu paham tentang perbedaan kadar hemoglobin saat menstruasi dan setelah menstruasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan 15 dari 49 mahasiswa tingkat 1 di asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember, selama menstruasi tidak pernah dan melakukan pemeriksaan Hb untuk mengetahui kadar Hb dirinya dan 5 dari 15 mahasiswa mengalami anemia sedang dan ringan (9,4-11,2). Timbulnya anemia selama menstruasi dapat memberikan efek negatif bagi pertumbuhan remaja putri di asrma seperti menurunya kemampuan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak optimal, menurunnya kemmapuan fisik dan mengakibatkan muka pucat, letih, lesu, lunglai (Briawan, 2013). Maka selama terjadinya proses menstruasi sampai dengan ahirnya mestruasi, remaja harus memakan makanan yang bergizi seimbang, meminum tablet Fe dan vitamin penyerap seperti vitamin C dan vitamin A. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui “perubahan kadar Hb selama mentruasi. I.2 Rumusan Permasalahan Rumusan masalah yaitu Berapa perubahan kadar Hb selama menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017?

3

I.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perubahan kadar Hb selama menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kadar Hb sebelum menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017 b. Mengidentifikasi kadar Hb sesudah menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017 c. Menganalisis perubahan kadar Hb selama menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017 I.4 Manfaat penelitian I.4.1 Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang perubahan kadar Hemoglobin selama menstuasi pada mahasiswa tingkat 1 diasrama Poltekkes Malang Prodi Kebidanan Jember, serta dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya. I.4.2 Secara Praktis a. Bagi asrama Meningkatkan dan memperhatikan terhadapan kepatuhan waktu serta mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Pengurus asrama memperhatikan tingkat anemia pada remaja. b. Bagi pendidikan Memberikan gambaran serta informasi mengenai anemia dan melakukan pengecekan kadar Hemoglobin agar dapat melakukan pencegahan anemia sejak dini. c. Bagi remaja Hasil penelitian menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perubahan kadar Hemoglobin dan pencegahan terhadap gejala anemia 3

4

d. Bagi peneliti Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan pengaalaman yang dapat di jadikan ebagai sumber informasi dan dasar dalam pengalaman penelitian selanjutnya.

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Menstruasi Menstruasi adalah periode pengeluaran darah dari uterus, yang disebabkan oleh luruhnya endometrium. Keluaran terdiri dari sel-sel pecahan endometrium dan stromal, sel-sel darah tua, dan sekresi kelenjar (Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jansen, M. D., & Perry, 2004). Menstruasi merupakan peristiwa pengeluaran darah, mucus, dan sel-sel epitel dari uterus secara periodic. Menstruasi umunya terjadi dengan interval setiap bulan selama periode reproduksi, kecuali selama kehamilan dan menyusui, peristiwa ini biasanya tersupresi. Menstruasi merupakan bagian dari siklus menstruasi, yaitu suatu komponen penting dalam siklus reproduksi wanita (female reproductive cycle, FRC) (Reeder and Dkk, 2011). Menstruasi merupakan perdarahan akibat luruhnya dinding bagian dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan sebagai tempat terjadinya implantasi embrio. apabila tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan terjadi peluruhan yang di sebut menstruasi. Perdarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal satu siklus menstruasi (Purwoastuti and Walyani, 2015). Siklus ini melibatakan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan siklus, lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon-hormon memberi sinyal pada terlur didalam indung telur untuk mulai berkembang yang kemudian di lepaskan keindung telur dan mulai bergerak menuju tuba falopi terus ke rahim. Apabila sel telur tidak dibuahai maka akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah tersebut dikenal sebagai periode menstruasi (Mochtar, 2011). 2.1.2 Siklus Menstruasi Siklus menstruasi adalah serangkaian periode dari perubahan yang terjadi berulang pada uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada

5

6

saat pubertas dan berakhir pada saat menopause (Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jansen, M. D., & Perry, 2004). Menurut (Purwoastuti and Walyani, 2015) Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Dengan lama mens 5-7 hari. Menstruasi dikatakn normal bila didapatkan siklus menstruasi tidak kurang dari 24 hari , tetapi juga tidak melebihi 35 hari, dengan lama haid 3-7 hari (Prawiroharjo, 2011). Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama urang lebih 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah (Manuaba, 2003). Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi yaitu kurang lebih 80 mg. Konsentrasi Hb normal 14 gr/dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari atau 150 sampai 400 mg per tahun (Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jansen, M. D., & Perry, 2004). Menstruasi merupakan siklus bulanan yang normal pada wanita. Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche) yang kemudian berlanjut sampai umur 45-50 tahun (menopause) tergantung dari berbagai faktor, termasuk dari segi kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Kerja hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron). Dibawah rangsangan hormon lobus anterior hipofif menyebabkan modifikasi struktur endometrium yang disebut menstruasi. Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung 28 hari. Panjang daur menstruasi sangat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. Selama siklus mentruasi, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Siklus ini terdiri dari 2 siklus yakni siklus ovarium dan siklus uterus, siklus ovarium terdiri dari 3 fase dan siklus uterus terdiri dari 3 fase yaitu:

7

a. Siklus ovarium 1. Fase folikular Hari ke 1-8 pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan 10-20 folikel dengan satu folikel yang lebih dominan. Relatif tingginya FSH dan LH merupakan trigger turunnya estrogen dan progesteron pada shir siklus. Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah tetapi mulai meningkat karena telah terjadi perkembangan folikel. Hari ke 9-14 pada fase ini, terjadi kenaikan yang progresif dalam produksi estrogen( terutama estradiol) oleh sel granulosa dari sel folikel yang berkembang. Karena kadar estrogen meningkat, maka terjadi umpan balik negatif ke hormon GnRH. 2. Fase ovulasi Ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dan folikel peristiwa ini disebut ovulasi. 3. Fase luteal Hari ke 15-28 sel granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan meningkatkan produksi progesteron dan estradiol. Korpus luteum akan mengalami regresi pada hari ke 26-28 dan terjadi haid. b. Siklus uterus Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklis akan meningkatkan perubahan penting di uterus yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks yaitu: 1. Fase praovulasi atau fase poliferasi Hormon pembebas gonadotropin yang diproduksi di hipotalamus yakni di otak. GnRH memacu hipofisis anterior untuk merangsang pelepasan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormone estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan proliferasi dinding endometrium. Penigkatan kadar estrogen juga menyebabkan serviks (leher Rahim) menjadi lunak dan terjadi pengentalan

7

8

lendir serviks. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma. 2. Fase pascaovulasi atau fase sekresi Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormone progesteron dan masih mensekresikan hormone estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh dara endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesterone dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya. 3. Fase menstruasi Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormone estrogen dan progesteron. Turunya kadar estrogen dan progesterone menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi perdarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih dari 3-7 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berlangsung tidak melebihi 80 mililiter dengan ganti pembalut 2-6 kali per hari. 2.1.3 Kelainan atau gangguan Menstruasi Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid yang terjadi secara periodik. Timbul rasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid. Penyebab gangguan haid dapat karena gangguan psikologis seperti stress maupun emosi (Purwoastuti and Walyani, 2015). Kelainan siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting. Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat, penurunan BB, dan aktivitas yang berat adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik

9

kadar estrogen, sedangkan stress berat menyebabkan anovulasi dan amenore (Purwoastuti and Walyani, 2015). Ovulasi yang jarang , endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid seringkali dianggap sebagai gejala khas dari endometriosis (Purwoastuti and Walyani, 2015). Menurut (Benson, R. C., & Pernoll, 2008) dan (Varney, 2006) beberapa gangguan menstruasi yang paling sering muncul, yaitu sebagai berikut: a) Disminore adalah kram perut bagian bawah yang hebat dan sangat nyeri, tepat sebelum atau selama menstruasi. b) Menoragi (hipermenore) adalah menstruasi yang berlarutlarut atau aliran darah menstruasi yang hebat dengan gumpalan darah. Menoragi dapat disebabkan oleh leiomyoma (sering kali submukosa), komplikasi kehamilan, hyperplasia endometrium, adenomiosis, keganasan atau koagulopati. c) Metroragi (perdarahan intermenstruasi) didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi antara dua periode menstruasi. Penyebab metroragi adalah perdarahan pertengahan siklus (ovulasi), polip endometrium, kanker endometrium atau serviks, produksi estrogen endogen dan pemberian estrogen eksogen. d) Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi pada interval yang tidak teratur. Biasanya jumlah dan lama perdarahan bervariasi. Penyebab menometoragi sama dengan penyebab metroragi. e) Polimenore adalah perdarahan seperti menstruasi yang terjadi terlalu sering. Penyebab polimerore biasanya adalah anovulasi tetapi kadang-kadang kesalahanya pada fase luteal yang memendek. f) Hipomenore (kriptomenore atau perdarahan bercak) adalah perdarahan menstruasi ringan yang tidak biasa. Kemungkinan penyebabnya adalah obstruksi, pelekatan uterus (sindrom Asherman) dan dosis kontrasepsi oral yang tidak sesuai. g) Oligomenore adalah menstruasi yang terjadi dengan interval >35 hari.

9

10

2.2.1 Faktor –faktor yang mempengaruhi mentruasi Ada beberapa faktor yang memepengaruhi menstruasi a. Faktor Hormonal Penyebab yang pasti dari sindroma prementruasi belum diketahui, dapat bersifat kompleks dan multifaktor. Namun dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor hormonal, genetik, sosial, dan perilaku. Peran hormon ovarium tidak begitu jelas, tetapi gejala sering kali berkesinam bungan ketika ovulasi tertekan kadar hormonal dapat mempengaruhi kerja neurotransmiter seperti serototin, tetapi kadar hormon seks yang bersirkulasi pada umumnya normal pada wanita. Faktor hormonal yakni terjadi karena tidak seimbangnya antara hormon estrogen dan progesteron. Kadar hormon estrogen sangat berlebihan dan melampaui batas normal sedangkan kadar progesteron menurun. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon sek dalam sel. b. Faktor Kimiawi Faktor kimiawi sangat mempengaruhi. Bahan-bahan kimia tertentu didalam otak serototin berubah-ubah selama siklus menstruasi. Serototin adalah suatu neourotransmiter yang merupakan suatu bahan kimia yang terlibat dalam pengiriman pesan sepanjang saraf didalam otak , tulang belakang dan seluruh tubuh. Aktifitas berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, ketertarikan, kelelahan, perubahan pola makan, kesulitan tidur, implusif, agresif, obat-obatan yang meningkatkan aktifitas serototin dinamakan penghambat pengambilan serototin spesifik, misalnya prozac, zoloft,paxil. c. Faktor Genetik Faktor genetik juga memainkan suatu peran yang sangat penting. Yaitu insidensi PMS ( pre mentruasi syndrom) dua kali lebih tinggi pada kembar satu telur dibandingan dua telur. d. Faktor Gaya Hidup Faktor gaya hidup dalam diri wanita terhadap pengaturan pola makan juga memegang peran yang tidak kalah penting.

11

Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, sangat berperan terhadap gejala-gejala PMS. Makan terlalu banyak garam akan menyebabkan retensi cairan dan membuat tubuh bengak. Terlalu banyak mengkonsusmsi alkohol dan minumanminuman berjafein dapat mengganggu suasana hati dan melemahkan tenaga. Rendahnya kadar vitamin dalam mineral dapat menyebabkan gejala-gejala dari PMS semakin memburuk . 2.2 Konsep Haemopoiesis Haemopoisesis adalah pembentukan sel darah merah yang terjadi di tulang belakang, iga, sternum, tengkorak, sakrum dan pelvis, ujung proksimal femur, merupakan tempat utama haemopoiesis ketika dewasa. Susmsum tulang adalah lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan sel asal (steem cell), sel asal juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri kembali, walaupun sumsum tulang adalah tempat utama produksi sel baru, namun jumlah keseluruhan tetap konstan pada keadaan seimbang atau normal. 2.2.1 Sel darah merah Sel darah merah (eritrosit) membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah yang berdiameter 8 µm, harus sanggup melewati secara berulang-ulang mikrosirkulasi yang diameternya minimum 3,5 µm, untuk menjaga hemoglobin dalam keadaan tereduksi dan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik walapun terdapat konsentrasi protein (hemoglobin) tinggi didalam sel. Sel darah merah dalam sirkulasi selama kira-kira 120 hari kehidupan telah diperkirakan 300 mil (Hoffbrand, A.V dan Pettit, 1987) 2.2.2 Eritropoiesis Menurut (Hoffbrand, A.V dan Pettit, 1987) dan (Ganong, 1990), sel eritroid yang paling awal dapat dikenal dalam sumsum tulang adalah pronormblas yang pada pewarnaan biasa romanoswky, merupakan sel besar dengan sitoplasma biru tua, nukleus ditengah dengan nukleoli dan kromatin yang sedikit mengelompok. Dengan sejumlah pembelahan sel, menjadi sederet normoblas yang makin bertambah kecil. Pronoblas juga berisi hemoglobin lebih banyak (berwarna merah jambu) dalam sitoplasma. Nukleus akhirnya dikeluarkan dari normmoblas tua di sumsung tulang dan terjadilah stadium retikulosit yang masih mengandung sebagian ribosomal RNA dan masih sanggup mensintesis hemoglobin. Sel ini memakan waktu 1-2 hari dalam sumsum tulang dan juga beredar dalam sel 11

12

darah tepi selama 1-2 hari sebelum matang, terutama pada limpa, ketika RNA hilang sempurna dan terbentuk eritrosit matang yang berwarna merah jambu, yang merupakan cakram bikonfaf tanpa nukleus. Satu pronormblas biasanya menjadi 16 sel darah merah matang. Zat yang di butuhkan untuk eritropoiesis adalah : 1. Logam : besi, mangan kobalt. 2. Vitamin : vitamin B12 , folat, vitamin C, vitamin E, vitamin B6 (piridosin), tiamin, riboflavin, asam pantotenat. 3. Asam amino 4. Hormon : eritropoietin, androgen, tiroksin. 2.3 Konsep Hemoglobin 2.3.1 Pengertian Hemoglobin Hemoglobin merupakan indikator yang paling lama digunakan untuk menentukan defesiensi zat besi dengan tingkat yang paling parah. Penetapan Hb merupakan cara paling mudah dan sederhana, dan akan sangat berguna dalam pengukuran populasi dengan prevelensi tinggi. Hemoglobin adalah struktur darah yang terdiri dari haem dan globin, dimana haem adalah yang memberi warna merah pada darah dan globin adalah protein darah. Hemoglobin pada manusia konsentrasinya berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, faktor makanan, dan lain-lain. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruhan jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, diantaranya yang paling sering di temui adalah anemia dan talesemia (Coad, 2007).

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat di ukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

13

Kandungan hemoglobin yang rendah mengindikasikan anemia (Gibson, 2005).

dengan

demikian

Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari empat kandungan haem (Berisi zat besi ) dan empat rantai globin ( alfa, beta, gamma dan delta) berada didalam eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna (Sutedjo, 2009). Pengertian lain hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin mempunyai afinitas terhadap oksigen dan dengan oksigen mampu membentuk oxihemoglobin didalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru ke jaringan. Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gr/dl sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat lebih dari nilai tersebut, karena ini merupakan batas metabolic dari mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Presentasi hemoglobin hampir selalu mendekati maksimal dalam setiap sel. Namun bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka presetasi hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi sel yang kurang. Bila hematokrit presentase sel dalam darah normalnya 4045% dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel nilainya normal, maka seluruh darah seorang laki-laki mengandung 16 gr/dl hemoglobin, dan pada wanita rata mengandung 14 gram/dl (Sarwono, 2007). Hemoglobin di bentuk dalam sitoplasma sel sampai stadium retikulosit. Setelah inti sel dikeluarkan, hilang juga RNA dari dalam sitoplasma, sehingga dalam sel darah merah tersebut tidak dapat dibentuk protein lagi, berbagai enzim yang sebelumnya terdapat dalam sel darah merah dan protein membran sel. Pembentukan hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya. Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tes darah yang paling sering dilakukan . kadar hemoglobin menggunakan satuan gr/dr yang artinya banyaknya hemoglobin dalam gram bagi setiap dekaliter (100ml).

13

14

2.3.2 Fungsi Hemoglobin Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2 ). Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen ke berbagai tempat di seluruh tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai (Sadikin, 2001). Menurut Depkes RI, hemoglobin juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan-jaringan tubuh, mengatur oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh, membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang ke udara (Widayanti, 2008). Hemoglobin adalah senyawa kimia, kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paruparu ke sel-sel seluruh tubuh. Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan tenaga darah juga mengangkut karbondioksida, yang adalah produk pembuangan dari proses produksi tenaga ini, kembali ke paru-paru dan di hembuskan ke udara.Pengangkutan karbondioksida kembali ke paru juga kerjakan oleh hemoglobin. 2.3.3 Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin (Hb) Menurut (Gibson, 2005) Faktor kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh : 1. kecukupan besi dalam tubuh Besi berperan dalam sintesis hemoglobin terutama dalam sel darah merah dan miogglobin dalam sel otot. Kurang lebih 4% besi dalam tubuh berada sebagai mioglobin dengan senyawasenyawa besi sebagai enzim oksidatif , berperan dalam transport oksigen dan berperan penting dalam proses oksidasi menghasilkan ATP, sehingga jika tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan kerja. 2. Usia Usia anak-anak, orang tua, wanita hamil akan lebih mudah mengalami penuruan kadar Hb karena terjadi pertumbuhan yang

15

cukup pesat dan tidak di imbangi dengan asupan zat besi sehingga kadar hemoglobin mengalami penurunan. 3. Jenis kelamin Perempuan lebih mudah mengalami penurunan kadar Hb pada perempuan saat wanita mengalami menstruasi. 4. Penyakit sistemik Beberapa penyakit yang mempengaruhi kadar hemoglobin yakni talessemia, leukimia dan tuberkolosis. Penyakit-penyakit tersebut dapat mempengaruhi sel darah merah yang disebabkan karena terdapat ketergangguan pada sumsum tulang. 5. Pola makan Dengan pola makan yang tidak mendukung yang tidak kurang dari nilai bergizi dapat mengakibatkan sumber kebutuhan gizi berkurang dengan halnya Sumber zat besi , sumber zat besi terdapat pada sumber protein hewani dan protein nabati yang banyak mengandung Fe. 2.3.4 Batasan kadar normal hemoglobin (Hb) Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hemoglobin ( Hb) Kelompok Anak Dewasa

Umur 6 bulan - 6 tahun 6 tahun - 14 tahun Laki-laki Wanita Wanita hamil

Hemoglobin gr/dl 11 12 13 12 11

Sumber :(Merryana, A., & Wijadmadi, 2012). 2.3.5 Cara pengukuran kadar hemoglobin Cara pengukuran kadar hemoglobin pada penelitian ini yaitu menggunakan alat haemometer digital Easy Touch GCHB. Dimana hemoglobin dikatakan normal bila kadar hemoglobin≥12 gr/dl. 2.3.6 Pengertian anemia Secara harfia, anemia berarti memiliki makna kurang darah (Sadikin, 2001). Oleh karena fungsi sel darah merah sebenarnya 15

16

di jalankan oleh hemoglobin dan akibat yang dtimbulkan oleh anemia adalah konsekuensi dari kurangnya hemoglobin untuk mengikat dan mengangkut oksigen ke berbagai jaringan, maka anemia di artikan sebagai keadaan dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari normal. Anemia adalah penyakit yang di sebabkan oleh beberapa hal yang banyak di jumpai, meskipun penyebab anemia bermacam macam sehingga jenis anemia beraneka ragam pula, ada gejala umum yang sama yang menimbulkan dugaan seseorang mengalami anemia . gejala yang paling umum iala pucat, yang mudah di lihat dari wajah penderita. Gejala ini akan tampak lebih jelas lagi pada selaput lendir, yang mudah dilihat pada mulut dan bagian kelopak mata. Selain itu gejala umum yang selalu ditemukan pada berbagai jenis anemia ialah mudah lelah. Anemia menyebabkan jumlah oksigen yang di ikat dan di bawah hemoglobin berkurang, sehingga tidak dapat memenuhi keperluan jaringan. Bila jumlah oksigen yang dipasok berkurang, maka kinerja organ yang bersangkutan akan menurun, sedangkan kelancaran proses tertentu akan terganggu. Organ yang memerlukan jumlah energi sangat besar ialah otak, jantung, otot dan alat tubuh lainnya yang harus berkontraksi dalam menjalankan fungsinya. Kekurangan oksigen pada berbagai organ menyebabkan alat-alat tubuh tersebut tidak dapat bekerja secara optimum. Anemia adalah merupakan suatu kondisi medis yang mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal atau jumlah sel darah merah dala darah rendah (Purwoastuti and Walyani, 2015). Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah (eritrosit) dan jumlah hemoglobin yang ditemukan dalam sel-sel darah merah menurun dibawah normal. 2.3.7 Penyebab anemia Menurut (Arisman, 2008)Anemia dapat di sebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme utama tubuh yang menyebabkannya adalah: a. Penghancuran sel darah merah yang berlebiban Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar melalui darah ke seluruh tubuh sel darah yang usianya muda biasanya gsmpsng pecah/lisis sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan dapat disebabkan oleh :

17

1. 2. 3. 4.

Limfoma, leukomia, atau multiple myeloma anemia hemolitik kemoterapi penyakit kronis : AIDS

b. Kehilangan darah kehilangan darah dapat disebabkan oleh : 1. Perdarahan : menstruasi dan persalinan 2. Penyakit : malaria, tbc, psru, cacing usus dan lain- lain 3. Penyakit kronis seperti kanker, kolitis ulserativa, atau rheumatois arthritis 4. Kehilangan darah (misalnya, dari periode menstruasi berat atau borok lambung c. Penurunan produksi sel darah merah Penurunan produksi sel darah nerah dapat terjadi akibat : 1. Obat-obatan/ racun( obat penekan sumsum tulang : kortekosteroid, alcohol ) 2. Diet yang rendah, vegetarian ketat 3. Gagal ginjal 4. Talasemia 5. Kehamilan 6. Operasi untuk lambung untuk usus yang mengurangi penyerapan zat besi, vitamin B12, atau asam folat. 2.3.8 Jenis jenis anemia a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Anemia defesiensi vitamin B12 Anemia defisiensi folat Anemia defisiensi besi Anemia penyakit kronik Anemia hemolitik Anemia plastik idiopatik Anemia megaloblastik Anemia pernisiosa Anemia aplastik sekunder Anemia sel sabit Thalassemia Anemia dalam kehamilan

17

18

2.3.9 Klasifikasi derajat anemia Dalam menjelaskan definisi anemia, diperlukan adanya batas-batas kadar hemoglobin dan hematokrit sehingga bisa dianggap telah terjadi anemia. Batasan (cut off point) ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam factor, diantaranya adalah usia, dan lain-lain. Batasan yang umumnya digunakan adalah cut off point kriteria (WHO, 2011), yang selanjutnya membagi derajat keparahan anemia berdasarkan nilai hemoglobinnya: Tabel 2.2 klasifikasi derajat anemia

Kadar hemoglobin dalam mendiagnosa anemia (g/L) Populasi

Non anemia

Anemia ringan

Anemia sedang

Anemia berat

Anak –anak (usia 6-59 bulan ) Anak-anak( usia (5-11 tahun) Wanita tidak hamil ( usia >15 tahun) Wanita hamil

11,0

10,0-10,9

7,0-9,9

<7,0

11,5

11,0-11,4

8,0-10,9

<8,0

12,0

11,0-11,9

8,0-10,0

<8,0

11,0

10,0-10,9

7,0-9,0

<7,0

Laki-laki (usia >15 tahun)

13,0

11,0-12,9

8,0-10,9

<8,0

Sumber :(WHO,UNICEF, 2001). 2.3.10 Tanda dan gejala anemia Menurut (Proverawati, 2011) Gangguan fungsional akibat anemia pada transpor oksigen, metabolisme oksidatif, metabolisme inti sel, dan transkripsi genetik. Gejala klinis anemia secara umum adalah: a. Cepat lelah b. Pucat (kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan) c. Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan d. Napas tersengal/pendek saat melakukan aktivitas ringan e. Pusing dan mata berkunang f. Cepat marah ( muda rewel pada anak ) g. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa h. Mudah mengantuk.

19

2.3.11 Akibat anemia Anemia menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dan dibawa hemoglobin berkurang dari batas normal, sehingga tidak dapat mememnuhi keperluan jaringan beberapa pastinya memerlukan oksigen dalam jumlah yang sangta besar dan kinerja organ yang bersangkutan akan menurun (Sadikin, 2001), organorgan tersebut yakni: 1. Otak, otak adalah jaringan yang memerlukan energi dalam jumlah besar setiaap saat. Dengan memerlukan energi yang sangat besar hanya dapat dipenuhi oleh metabolisme yang berlangsung dalam keadaan aerob. Jaringan otak mutlak memerlukan oksigen supaya tetap berfungsi sebagaimana mestinya, jika terjadi anoksia (kekurangan oksigen) yang berlangsung beberapa menit saja akan mengakibatkan kerusakan yang menetap dan tidak dapat diperbaiki lagi pada jaringan dan sel-sel otak. Dalam keadaan anemia, yang biasanya terjadi dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang, berbagai organ tubuh menyesuaikan diri dengan menyesuaikan fungsi dengan keadaan yang tidak optimum tersebut. Akibatnya, kinerja otak akan berkurang sesuai dengan jumlah oksigen yang diperoleh yakni presentasi intelektual seperti halnya kemampuan belajar dan menyerap pelajaran memang berkurang pada kondisi yang anemia dan bahkan membawa akibat yang sangat besar untuk kondisi masa depannya. 2. Otot, otot memerlukan sejumlah besar energi bila berkontraksi untuk memindahkan atau bergerak. Otot rangka, yang tidak selalu bekerja, masih dapat memahami kekurangan oksigen dalam waktu yang tidak lama. Bila otot mengalami kelelahan, kontraksi berhenti dan keperluan oksigen akan berkurang. Dalam keadaan istirahat tersebut terjadilah pemulihan, artinya kondisi otot yang bekerja akibat kekurangan oksigen tersebut dihilangkan dan di kembalikan dalam keadaan semula. Pada seseorang dengan anemia maka, kelelahan tersebut terjadi dengan cepat dan masa pemulihannya lebih lama. Orang dengan keadaan tersebut akan cepat lelah dan merasa letih.

3. Jantung, jantung adalah alat tubuh yang juga bekerja dengan cara berkontraksi, secara histologi, strukturnya mirip dengan otot rangka. Oleh karena jantung memerlukan energi dalam jumlah yang besar untuk memompa darah keseluruh tubuh, 19

20

maka jantung juga organ yang aerob. Oleh karena pasokan oksigen ke jantung sendiri berkurang dalam keadaan anemia, satu-satunya cara yang dilakukan jantung adalah peningkatan frekuensi. Peningkatan frekuensi yakni dengan menambah pasokan oksigen ke berbagai jaringan salah satunya otak harus dengan jumlah yang sangat besar setiap detiknya. Akibat orang yang anemia terutama pada tingkat yang berat, akan merasakan dadanya berdebar-debar meskipun dalam keadaan istirahat. Karena, jantungnya berdenyut lebih cepat karena banyaknya darah yang mengalir ke paru-paru dalam satu-satuan waktu akibat dari meningkatnya frekuensi denyut jantung, maka kerapkali orang dengan anemia merasa sesak napas.

21

2.4 Kerangka konsep

Kadar Hb sebelum menstruasi

Faktor - faktor yang mempengaruhi hemoglobin: 1. Kecukupan zat besi dalam tubuh 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Penyakit sistemik 5. Pola makan

Faktor - faktor yang mempengaruhi menstruasi: faktor hormonal, faktor kimiawi, faktor genetik, faktor gaya hidup

Siklus menstruasi , siklus menstruasi tidak kurang dari 24 hari , tetapi juga tidak melebihi 35 hari, dengan lama haid 3-7 hari Menstruasi yakni kehilangan darah secara periodik kurang lebih 80 mg setiap satu periodik

Haemopoiesis

Kadar Hb sesudah menstruasi

Keterangan : = Area yang tidak diteliti = Area yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

21

Penyebab anemia : a. Penghancur an sel darah merah yang berlebihan b. Kehilangan darah c. Penurunan produksi sel darah merah

Anemia

22

2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian di mana harus dilakukan uji validitasnya secara empiris (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan rumusan tujuan dan pertanyaan penelitian pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho: Ada perubahan kadar Hb selama menstruasi pada mahasiswa tingkat 1 di asrama Poltekkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017

23

BAB 3 METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, dan pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang terkait secara sistematis dan terdiri dari beberapa tahap agar diperoleh penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmu dan mampu memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi serta mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan (Sujarweni, 2014). 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (berbentuk angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini menggunakan metode yang mana rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Quasi Experiment Design dengan rancangan Separate Sampel Pretest Posttest. Dalam rancangan ini pengukuran pertama (pretest) dilakukkan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukkan observasi pada seluruh populasi tersebut, selanjutnya, dilakukkan pengukuran kedua (posttest)p pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama (Notoatmodjo, 2012). Bentuk rancangan ini sebagai berikut : Tabel 3.1 Rancangan separet sample pretest posttest

(Kel. Eksperimen)

Pretest 01

observasi -

Posttest 02

Keterangan : R : Mahasiswa D4 tingkat 1 diasrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember. 01 : Pengukuran sebelum mentruasi - : Observasi 02 : Pengukuran sesudah menstruasi

23

24

3.2 Kerangka Operasional Kerangka oprasional adalah langkah demi langkah yang dilakukan oleh peneliti sebagai alat bantu untuk memecahkan masalah penelitian.adapun kerangka oprasional : Populasi mahasiswa yang mengalami menstruasi

Teknik Sampling: sampel random sampling

Mengumpulkan data Mengidentifikasi kadar Hb pre mentruasi, 1 hari sebelum menstruasi

Mengidentifikasi kadar Hb post mentruasi, 2 hari setelah menstruasi

Melakukan Pengolahan Data

Melakukan Analisa Data ( uji t test 2 sampel berpasangan) Ho diterima ( tidak ada perubahan kadar Hb selama menstruasi)

Ho ditolak (ada perubahan kadar Hb selama menstruasi)

Perubahan kadar Hb selama menstruasi

Hasil penelitian

Menarik kesimpulan

Membuat laporan

Presentasi hasil laporan

Publikasi hasil penelitian Gambar 3.2 Kerangka Oprasional

25

3.3 Populasi,Sampel,sampling. 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa tingkat 1 jurusan D4 kebidanan jember poltekkes kemenkes malang pada tahun 2017 yang berjumlah mahasiswa 34. 3.3.2 Sampel Semakin besar sample yang diambil untuk populasi yang heterogen maka semakin tinggi taraf representatifnya sample. Jadi sampel harus benar benar mewakili. Oleh karena itu dalam penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa D4 tingkat 1 di asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember dengan siklus menstruasi 28-35 hari dan usia 17-20 tahun. Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Solvin dengan tingkat kepercayaan 95% ,dan tingkat eror 5% ,sebagai berikut : n=

𝑁 1+(𝑁.𝑒 2 )

keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Standar eror (5 %) n= =

34 1+(29𝑥0,052 ) 29 1,085

= 31,33 Dari perhitungan diatas didaptkan hasil 31 untuk besarnya sampel. 3.3.3 Sampling Teknik penentuan sampel ( teknik sampling) adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. dengan menghasilan sempel yang representatif peneliti menggunakan teknik sampling probability sampling , probability sampling dengan teknik simple random sampling, dimana setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel, teknik pengambilan sampel secara acak 25

26

sederhana ini yaitu dengan mengundi anggota populasi (Lottery technique) atau teknik undian (Saepudin, 2011; Notoatmodjo, 2012). 3.4 Kriteria sampel/ subjek penelitian 3.4.1 Kriteria Inklusi Sampel penelitian yaitu: 1. Remaja putri dengan rentang usia 17-20 tahun yang berada di asrama Poltekkes Malang prodi Kebidanna Jember. 2. Mengalami menstruasi dengan siklus 28-35 hari. 3. Tidak mengkonsumsi Fe. 4. Bersedia menjadi responden penelitian. 5. Remaja yang tidak mengalami gangguan menstruasi seperti : disminore, menoragi, metroragi, menometroragia, polimenore, hipomenore, oligomenore. 3.4.2 Kriteria Ekslusi 1. Remaja putri yang menderita penyakit berat seperti (tumor/kanker,ginjal, infeksi nematode usus, kelainan darah dan gastritis kronis), 2. tidak menderita penyakit AIDS, Trombositopenia, dan Hemofilia dalam 1 bulan yang lalu seperti (rawat inap di rumah sakit atau puskesmas). 3.5 Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja (atribut atau sifat atau nilai atau kegiatan dari orang, objek) yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan bisa di ukur, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar Hb sebelum menstruasi dan kadar Hb setelah menstruasi

27

3.6 Definisi oprasional Tabel 3.1 Defini Oprasional Variabel Variabel dependen kadar hemoglobim pada remaja pre menstruasi

Variabel dependen kadar hemoglobim pada remaja post menstruasi

Definisi oprasiona Hasil perubahan kadar hemoglobin dalam sel darah merah/100 ml pada remaja 1 hari pre mestruasi Hasil perubahan kadar hemoglobin dalam sel darah merah/100 ml pada remaja 2 hari post mestruasi

Indikator

Alat ukur

Skala data

Hasil

Normal : Hb 12 gr/dl < 12 gr/dl: anemia >12 gr/dl : tidak anemia

Hb meter digital

Interval

Nilai kadar Hb gr/dr

Normal : Hb 12 gr/dl < 12 gr/dl: anemia >12 gr/dl : tidak anemia

Hb meter digital

Interval

Nilai kadar Hb gr/dr

3.7 Lokasi dan waktu Penelitian dilaksanakan: Asrama Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember Waktu penelitian : Bulan Desember – bulan Februari 2017 3.8 Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data atau isntrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Sujarweni, 2014). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan kadar darah dengan metode digital dengan Hb meter digital yakti haemometer digital easy touch GCHB, untuk mengukur kadar Hb sebelum dan sesudah menstruasi.

27

28

3.9 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2008). Metode pengumpulan data yakni menggunakan lembar pengkajian data. Adapun prosedur pengumpulan data tersebut adalah : a. Surat pengantar Peneliti melakukan peromohonan izin kepada Kaprodi DIV Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember Peneliti mendapatkan surat balasan mempersetujui dari kaprodi untuk melakukkan penelitian di asrama Poltekkes Malang Prodi Kebidanan Jember. b. Peneliti mencari populasi mahasiswa yang mengalami menstruasi dan menanyakan apakah bersedia menjadi responden, kemudian peneliti memberikan lembar rencana permohonan persetujuan menjadi responden . c. Mengumpulkan data jumlah mahasiswa D4 tingkat 1 di asrama Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang prodi Kebidanan Jember. d. Menentukan sample penelitian pada mahasiswa D4 tingkat 1 di asrama Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang prodi Kebidanan Jember. e. Memberika penjelasan kepada mahasiswa D4 tingkat 1 yang sudah memenuhi persyaratan inklusi tentang maksud dan tujuan kegiatan tersebut. f. Setelah itu peneliti memberikan inform consent kepada remaja yang bersedia menjadi responden untuk menandatanganinya. g. Melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin 1 hari sebelum menstruasi. h. Memberikan nomor whatsapp peneliti kepada responden untuk menghubungi peneliti pada saat hari terahir menstruasi. i. Melakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin 2 hari setelah mentruasi. j. Hasil pretes dan postest kadar hemoglobin dicatat dilembar rekapitulasi dan disimpan untuk diolah dan dianalisa.

29

3.10 Metode pengolahan data a. Teknik pengolahan Data Kegiatan dalam analisa data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010; Notoatmodjo, 2012). Setelah data terkumpul selanjutnya adalah melakukan pengolahan data, dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing Data Langkah yang digunakan untuk melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data, dan keragaman data. 2. Coding Coding adalah pengkodean yang diambil untuk memberi kode setiap responden agar mempermudah pembacaan hasil dari pengkodingan bila dimasukkan dalam tabel. 3. Tabulating Suatu kegiatan yang digunakan sebagai pengelompokan data dalam suatu bentuk tabel , dalam bentuk tabel frekwensi distribusi. 4. Processing Yaitu entri data dari instrumen penelitian menggunakan software program computer yang relevan yakni SPSS versi 21. 5. Cleaning Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry, dan dilakukan kembali apabila terdapat kesalahan dalam memasukkan data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti. 6. Analisa data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena (Nursalam, 2008; Notoatmodjo, 2012). Analisa data dilakukan setelah data-data diolah untuk menjawab hipotesis penelitian mengggunakan uji statistik. Untuk menentukan uji statistik, maka harus disesuaikan dengan skala pengukuran jenis penelitian. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis bivariate, yaitu digunakan untuk 29

30

membandikan rara-rata dua grub yang saling berpasangan antara variabel dependen, pada penelitian ini menggunakan analisa berupa uji t tes 2 sampel berpasangan yaitu paired sample test. Paired sample test adalah pengujian yang dilakukan 2 kali pada sampel yang sama dalam waktu yang berbeda atau dengan interval waktu yang berbeda. Dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑡=

𝑋̅1 −𝑋̅2 𝑆2 𝑆2 𝑆 𝑆 √ 1 + 2 −2𝑟 [ 1 ][ 2 ] 𝑛1 𝑛2

√𝑛1 √𝑛2

Keterangan : 𝑋̅1 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 𝑋̅2 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 𝑆1 = 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 𝑆2 = 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 𝑆12 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 𝑆22 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 𝑟 = 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Dengan menggunakan uji paired simple t-test dapat disimpulkan bahwa jika p value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. 3.11 Penyajian hasil Rencana Penyajian hasil dalam penelitian ini disajikan dengan cara penyajian matematis, merupakan penyajian hasil penelitian dengan menggunakan angka-angka dalam bentuk tabel (menggunakan simbol-simbol matematis). Dalam penelitian ini menyajikan data dengan tabel frekuwensi distribusi. 3.12 Etika penelitian Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. 1. Peneliti Mengajukan surat Persetujuan Etik kepada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. 2. Informed consent ( lembar persetujuan) Lembar persetujuan ini diberikan pada responden, disampaikan tentang tujuan dan manfaat penelitian. Apabila responden bersedia maka responden diminta untuk

31

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden menolak maka penelitia menghormatinya. 3. Anonimity (tanpa nama ) Untuk menjaga kerahasiannya dalam hal ini peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam mengelolah data dan penyajian data. 4. Confideniality ( kerahasian) Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

31

32

DAFTAR PUSTAKA Arisman, M. (2008) Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Benson, R. C., & Pernoll, M. L. (2008) Buku saku OBSTETRI & GINEKOLOGI. Edisi 9. Jakarta: EGC. Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jansen, M. D., & Perry, S. E. (2004) Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC. Briawan, D. (2013) Anemia: Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Edited by T. R. Rahma Qurraur. Jakarta: EGC. Coad, J. (2007) Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Cet.1. Jakarta: EGC. Dito (2007) Anemia dan Etiologi Anemia. Bandung: Surya Medika. Fatma (2008) Anemia dalam Gizi dan Kesehatan Mayarakat. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Ganong, W. . (1990) FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC. Gibson, J. (2005) Fisiologidan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC. Hidayat, A. A. A. (2008) Metode Penelitian Kebidanan & Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Hoffbrand, A.V dan Pettit, J. . (1987) Kapita Selekta ‘ Haematologi’. Ed.2. Jakarta: EGC. Manuaba, I. B. G. (2003) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungandan Keluarga Berencana Untuk Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Merryana, A., & Wijadmadi, B. (2012) Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Mochtar, R. (2011) Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2012) Metode Penelitian Kesehatan. Ed.Rev-. Jakarta: Rineka Cipta.

33

Nursalam (2008) Konsep dan Pererapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawiroharjo, S. (2011) ILMU KANDUNGAN. Ed.3, Cet. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Proverawati, A. (2011) Anemia dan Anemia Kehamilan. Jakarta: Yogyakarta. Purwoastuti, T. E. and Walyani, E. S. (2015) Panduan Materi Kesehatan Reproduksi

&

Keluarga

Berencana.

Yogyakarta:

PUSTAKABARUPRESS. Reeder and Dkk (2011) Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga Vo.1 Edisi 18. Jakarta: EGC. RI, B. P. K. K. K. (2013) ‘No Title’, RISET KESEHATAN DASAR. Sadikin, M. haji (2001) Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika. Saepudin, M. (2011) Metode Peneloitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta: TIM. Sarwono, S. w. (2016) Psikologi Remaja. Ed.1,-Cet. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono (2010) STATISTIKA untuk PENELITIAN. Bandung: ALFABETA. Sujarweni,

W.

.

.

(2014)

Metodelogi

Penelitian.

Yogyakarta:

PUSTAKABARUPRESS. Sutedjo

(2009)

Buku

Ajar

Endokrinologi

Anak.

Jakarta:

UKK

endrokrinologi Anak dan Remaja. Varney, H. (2006) Buku ajar asuhan kebidanan. ed. 4. Jakarta: EGC. WHO (2011) Hemoglobin Concentrastions for The Diagnosa Of Anemia and Assessment of Severity. Available at: from www.who.int (Accessed: 15 November 2017). WHO,UNICEF, U. (2001) ‘Iron Deficiency Anemia : assessment, prvention and control, a guide for programme managers’, in. Geneva: World Health Organization. 33

34

Widayanti

(2008)

Menarche

Menstruasi

Yogyakarta: Nuha Medika.

Pertama

Penuh

Makna.

35

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Jurusan Kebidanan Tahun Akademik 2017-2018

1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 10

Kegiatan Informasi penyelenggaraan Skripsi Informasi Pembimbing Proses bimbingan dan penyusunan proposal Pengumpulan Proposal ke Panitia/ Pendaftaran ujian proposal Ujian proposal Revisi dan persetujuan proposal oleh penguji Mengambil data / penelitian Pendaftaran ujian skripsi Pelaksanaan ujian skripsi Revisi laporan hasil ujian skripsi Penyerahan skripsi

35

Bulan Agustus 2017 Agustus 2017 Agustus 2017 s/d November 2017 November 2017 Desember 2017 Desember- Januari 2018 Jabuari- Februari 2018 Maret 2018 Aprili 2018 April 2018 April - Mei 2018

36

37

37

38

Lampiran 4 INFORMED CONCENT Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Noni Fidya Ayu Anandaari, mahasiswa DIV Kebidanan dari Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang berjudul “Perubahan Kadar Hemoglobin Selama Menstruasi Pada Mahasiswa Tingkat 1 Di Asrma Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Jember 2017”. Saya yakin bahwa penelitian ini tidak menimbulkan kerugian apapun pada saya dan keluarga. Dan saya telah mempertimbangkan serta memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jember ,...............................2017 Saksi

Yang memberi Persetujuan

( ………………………… )

(…………………………….)

Jember,………………….2017 Mengetahui Ketua Pelaksana Penelitian

(Noni Fidya Ayu Anandasari)

39

Lampiran 5 SOP PEMERIKSAAN HEMOGLOGIN PROSEDUR TETAP

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN HAEMOMETER DIGITAL EASY TOUCH GCHB

PENGERTIAN TUJUAN

Memeriksa kadar hemoglobin dalam darah Sebagai acuan dalam penggunaan haemometer digital

lPROSEDUR

Alat : 1. 1 unit alat haemometer digital Easy Touch GCHb 2. Strip hemoglobin 3. Jarum lanset 4. Blood Lanset 5. alkohol sweb 6. sarung tangan bersih Langka kerja : 1. Memasukkan strip hemoglobin ke dalam alat 2. Pada layar akan muncul gambar tetes darah dan lampu pemberitahuan tetes darah berkedip kedip 3. Masukkan jarum pada lanset yang berbentuk seperti pen dan atur kedalam jarum 4. Cuci tangan 7 langkah 5. Kerinhkan 6. Pakai sarung tangan bersih 7. Gunakan alkohol sweb untuk membersihkan jari 8. Tusukan jarum pada jari dan tekan supaya darah mengalir keluar 9. Sentukan darah yang keluar dari jari ke strip hemoglobin 10. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah 11. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan akan terdengar bunyi beep 12. Hasil akan keluar beberapa detik pada layar 13. Cabut jarum yang ada pada lancet, juga stripnya dan buang di tempat yang sudah di sediakan

39

40

Lampiran 6 LEMBAR PENGKAJIAN DATA DATA UMUM Tanggal pengkajian

:

Nama mahasiswa Usia Jenis kelamin

: : :

DATA KHUSUS Siklus menstruasi Lama menstruasi Hb sebelum menstruasi Hb sesudah menstruasi

: : : :

41

Lampiran 7 Tabel data responden perubahan kadar Hb remaja selama menstruasi NO

NAMA

TGL CEK Hb AWAL

HASIL Hb SEBELUM MENSTRUASI

41

TGL CEK Hb SESUDAH

HASIL Hb SESUDAH MENSTRUASI

More Documents from "NonieFidyaAyu"