BACKGROUND STUDY RPJMN KEHUTANAN 2020-2024: MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA Nur Hygiawati Rahayu Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan dalam Konsultasi Publik Tingkat Nasional Jakarta, 12 Desember 2018
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Disclaimer 1. Data dan informasi yang digunakan dalam kajian ini bersumber dari publikasi resmi Pemerintah; 2. Seluruh data dan informasi pada rancangan hasil Background Study RPJMN Bidang Kehutanan 2020-2024: Masterplan Redesain Pembangunan Hutan Indonesia tidak untuk dikutip dan dipublikasikan lebih lanjut; 3. Rancangan ini belum merupakan kebijakan resmi Kementerian PPN/Bappenas atau pun Pemerintah Indonesia; 4. Rancangan ini ditujukan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak sebagai bagian dari konsultasi publik dan transparansi;
5. Hasil analisis akan terus diperbaharui berdasarkan ketersediaan data, metode, dan masukan yang ada sampai dengan akhir bulan Desember 2018. 2
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
“Forestry can have a strong future, one that provides good jobs, benefits our communities, sustains the environment, and brings opportunities to the next generation. But this future will only come about if we make the right choices, adopt strong policies, and put them into action.” Unifor Forestry Policy Working Group, 2017 3
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Outline Masterplan Pendahuluan
I II
Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Optimasi Kawasan dan Arahan Umum Pembangunan Hutan Indonesia
III
Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia
IV
Strategi Utama
V VI
Arah 7 Wilayah Pembangunan Hutan
4
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
1
PENDAHULUAN
5
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Strong Future: Sustainable Forest based Bioeconomy
Sumber: Erifore, 2018
6
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Strong Future: Sustainable Forest based Bioeconomy
Gr o w in G t h e ir is h Fo r es t Bio ec o n o my
Pertumbuhan penduduk Sumber daya berkurang Dampak perubahan iklim
7
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Jasa Ekosistem Hutan
Fungsi Budaya
Fungsi Penyedia Fungsi Pengaturan • Pengaturan Iklim • Tata Aliran Air dan Banjir • Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana • Pemurnian Air • Pengolahan dan Pengurai Limbah • Pemeliharaan Kualitas Udara • Penyerbukan Alami • Pengendalian Hama dan Penyakit
• Food • Feed • Fiber • Fuel • Flora • Fauna • Farmasi
• • • •
Spiritual dan warisan leluhur Tempat tinggal dan ruang hidup Estetika Pendidikan dan pengetahuan
Fungsi Pendukung • Pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan • Pendukung siklus hara • Pendukung produksi primer
8
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Jasa Lingkungan: Valuasi Ekosistem Leuser
Ekosistem Leuseur akan lebih berharga jika dilakukan konservasi, dari pada membiarkannya terdeforestrasi karena kegiatan penebangan. (Pieter et al., 2002). 9
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Jasa Ekosistem: Kehati Mendukung Penyerbukan Alami
sumber gambar : cgiar.org
10
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Peranan Jasa Ekosistem dalam SDGs Hutan Merupakan Bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
SISTEM VERIVIKASI LEGALITAS KAYU
PERHUTANAN SOSIAL
AGROFORESTRY
HUTAN KOTA DAN OBAT-OBATAN
REFORMA AGRARIA DAN KEHUTANAN SOSIAL
DESTINASI EKOWISATA DAN PEMANFAATAN KEHATI
CARBON SINK DAN CARBON STOCK
PENGUSAHAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN
HUTAN
BIOFUEL DAN BIOMASSA
11
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Indonesia sebagai Megadiversity Country
Indonesia memiliki megadiversitas ke-tiga tertinggi di dunia (UNEP WCMC; Butler 2016).
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 1: Pendahuluan Shifting Paradigm dan Corrective Measure Pengelolaan Hutan Indonesia 1602 – 1945 Sebelum kemerdekaan
1602 – 1799 : VOC mengeksploitasi hutan jati besar-besaran di Jawa 1800 – 1942: Hindia Belanda memperbaiki pengelolaan hutan jati di Jawa 1942– 1945: Jepang menggunakan hutan jati untuk biaya perang Total Tutupan: N/A Total Pelepasan: N/A
1945 – 1966
1967 – 1997
1998 – sekarang
Era Soekarno
Orde Baru
Reformasi
Penyelenggaraan kehutanan bersifat desentralistik dan anti ekonomi barat
Kebijakan kehutanan bersifat sentralistik dan kapitalis
Penyelenggaraan kehutanan menuju desentralistik dan social minded
1957: Peraturan Pemerintah No. 64/1957
1967 – 1970: UU No.5/1967 Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan, UU PMA dan UU PMDN; Peraturan Pemerintah 21/1970 HPH; ekspor kayu
1960 : Undang-undang Pokok Pertanahan No. 5/1960
1980an– 1990an: HTI, UU Konservasi No.5/1990, TGHK, Dana Reboisasi, UU PNBP
Total Tutupan: N/A Total Pelepasan: N/A
Total Tutupan: 112.708.334 ha Total Pelepasan: 3.478.053 ha
1998: Krisis kehutanan, IPK, DR masuk kas negara 1999: UU Kehutanan No. 41/1999 2000an – 2010an: persetujuan internasional (REDD+, SDGs, Aichi, dll) 2017: TORA dan PS 2018: TORA dan PS, ekowisata di KK Total Tutupan: 93.833.609 ha Total Pelepasan: 6.838.309 ha
13
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
2
REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
14
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Prinsip Pengembangan Masterplan Pembangunan Kehutanan Menjembatani prinsip trade-off
Mewujudkan proses pengambilan keputusan
antara tujuan pertumbuhan ekonomi makro dengan tujuan nilai penting jasa ekosistem sumber daya hutan
berdasarkan pengetahuan dan fakta atau science and evidence based policy making process dalam merencanakan pembangunan kehutanan
2
0
Mengacu pada integrated landscape approach yang sejalan dengan kebijakan HITS (Holistic, Integrated, Thematic dan Spatial)
4
5 Menerapkan prinsip transparansi dan partisipatif dalam menyusun kebijakan 15
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia
Roadmap Pembangunan Hutan 2045 Goal Bioprospeksi
2045
Pasar Dunia
2040
Bioekonomi
2035
Precondition Forestry 4.0
2030 2025
Now Optimasi Kawasan Hutan
Kemantapan Penataan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pengembangan Bioekonomi Berbasis Hutan
Menguasai Pangsa Pasar 3 Dunia Produk Hasil Hutan
Menguasai Pangsa Pasar Bioprospeksi Dunia
Sumber Daya Hutan Untuk Kedaulatan Pangan Energi dan Air
16
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia 5 Elemen Redesain Pembangunan Hutan Indonesia REDESIGN 03 01
Redesign Forest Governance
02
Redesign Forest Land Use
03
Redesign Forest Monitoring
REDESIGN 02
REDESIGN 01 04
Redesign Forest Management
05
Redesign Forest Services/Values
REDESIGN 04
REDESIGN 05
17
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Sinergi Masterplan dengan Perencanaan dan Kebijakan Lainnya Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
National Determined Contribution Indonesia
Visi Indonesia 2045
Masterplan Redesain Pembangunan Hutan Indonesia (Rancangan Teknokratis RPJMN)
Background Study Pembangunan Kehutanan 2020-2024
RPJMN 2020-2024
RPJMN Bidang Kehutanan 2020-2024
Renstra Kehutanan 2020-2024
RKP/RENJA/RKAKL/ Rencana Tahunan Pengelolaan Hutan
Renstra Pengelolaan Hutan KPH dan Balai 18
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Kerangka Penyusunan Background study Existing Kondisi dan Isu Strategis
• Daya Dukung & Daya Tampung • High conservation value • High carbon stocks
1. Optimasi Luas dan Fungsi Kawasan Hutan 2. Penataan Ekoregion dan wilayah kerja pengelolaan 3. Rekomendasi kelembagaan & regulasi Pendekatan Tematik Holistik Integratif dan Spasial -Integrated Landscape Approach-
Strategi Utama Masterplan Redesain Pembangunan Hutan Kalimantan
Maluku
Sumatera Sulawesi Jawa
Bali-Nusra
Papua
7 Region Indonesia
19
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Kerangka Penyusunan
SKENARIO NDC
SKENARIO
ANALISIS KUALITAS HUTAN
Model sebaran populasi
Population HCV SOIL
EXISTING FUNGSI KAWASAN
DEM
HCS
IKLIM
ANALISIS IJE
FUNGSI KAWASAN
SKENARIO RKTN
JUSTIFIKASI REDESAIN
KP
SDH
SC
KLUSTER KPH
DATA SERI TH
GDP
D3T
REDESAIN PEMBANGUNAN
Forests
Non-forests
Ecosystem Service Based
Pendekatan System Thinking
Kalkulator Jejak Ekologis
MODEL ALIRAN AIR
ANALISIS TRANSISI
ARAHAN TIPOLOGI KPH
PENGELOLAAN
STRATEGI PEMBANGUNAN REGIONAL 20
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Forest Transition
• Secara nasional Indonesia sedang mengalami early-transition, namun forest transition yang terjadi di setiap region berbeda-beda. • Sebagian Papua dan kepulauan sekitarnya masih mengalami pre-transition. • Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, sebagian besar Papua, dan Nusa Tenggara Timur mengalami early-transition dan region lainnya telah mulai memasuki late-transition dan post-transition. • Selain region Jawa dan Bali, region-region lainnya sedang dan akan mengalami desakan permintaan lahan yang tinggi yang berpotensi mengurangi tutupan lahan/hutan. 21
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 2: Redesain Pembangunan Hutan Indonesia Analisis Environment Kuznet Curve (EKC) Deforestasi dengan PDRB Nasional
Selisih kehilangan tutupan pohon dibandingkan dengan kelompok ekonomi dasar/base (hektar)
Hutan Primer &Total Sekunder
PrimerHutan Sekunder Primer
Hutan Sekunder
800.000
600.000 400.000 200.000 0 β_1
β_2
β_3
-200.000 -400.000
Kelompok ekonomi rendah
Kelompok ekonomi sedang
Kelompok ekonomi tinggi
Kelompok ekonomi
• Beberapa daerah dengan ekonomi rendah masih membutuhkan lahan atau konversi hutan. • Beberapa daerah dengan ekonomi sedang atau tinggi cenderung tidak melakukan konversi hutan. 22
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
3
OPTIMASI KAWASAN DAN ARAHAN UMUM PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
23
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 3: Optimasi Kawasan dan Arahan Umum Pembangunan Hutan Indonesia Mengapa Perlu Redesain Kawasan Hutan?
DEM resolusi 30 m dari Shuttle Radar Satellite Mission (SRTM)
Skor kepekaan tanah yang dianalisis dari Peta Landsystem Indonesia skala 1:250.000
Peta intensitas hujan dianalisis dari data CHIRPS (Climate Hazards Group InfraRed Precipitation & Station data)
Re-analisis skoring lansekap berdasarkan Permentan 837/Kpts/Um/11/1980 dan SK Mentan 683/Kpts/Um/8/1981
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 3: Optimasi Kawasan dan Arahan Umum Pembangunan Hutan Indonesia Mengapa Perlu Redesain Kawasan Hutan?
• Peta kawasan hutan yang ditegaskan oleh Permenhut 50/2009, tidak sepenuhnya merujuk dari Permentan 837/1980 (penilaian bentang lahan dengan metode skoring) • Penilai skoring berdasarkan Permentan 837/1980 sudah tidak relevan lagi untuk diimplementasikan, sebagai contoh skoring fisik lahan hutan rawa gambut hampir seluruhnya sebagai hutan produksi, walaupun sebenarnya hutan rawa gambut ini termasuk ke dalam ekosistem yang rentan dengan biodiversity yang tinggi.
Perlu dikembangkan/diimplementasikan kriteria fungsi hutan sesuai dengan: Perkembangan teknologi informasi geospasial Nilai jasa ekosistem hutan (ketahanan air, pangan, sandang, papan, kehati, energi) Kebutuhan kawasan yang berkeadilan bagi masyarakat
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 3: Optimasi Kawasan dan Arahan Umum Pembangunan Hutan Indonesia Indeks Jasa Ekosistem Indeks Jasa Ekosistem REDESAIN KAWASAN Indeks High Carbon Stock Skor: 1-5 •Hutan Alam •Belukar
Indeks High Conservation Value Skor: 1-5 •Biodiversity •Ekosistem kritis •Kawasan KonservasiPapua
Indeks Daya Dukung dan Daya Tampung Skor: 1-5 •Pangan •Ketersediaan Air •Tata Air •Pemurnian air
•Udara •Iklim •Banjir •Longsor •Kebakaran
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 3: Optimasi Kawasan dan Arahan Umum Pembangunan Hutan Indonesia Arahan Redesain Kawasan berdasarkan Fungsi Kawasan
Arahan Optimasi Lindung
Hutan Konservasi 18,908,460
Hutan Lindung 25,220,706
Produksi Rehabilitasi/Restorasi Konversi
3,576,702
4,272,428
46,907
Hutan Produksi
Total Kawasan Hutan
17,690,164
7,470,918
61,829,293
34,757,288
10,604,767
34,757,288
3,718,027
11,567,157
12,277,398
12,324,305*
APL IJE Rendah
Grand Total
APL
50,961,446
22,532,069
29,493,133
68,442,877
69,037,131
120,478,042
*) terdapat beberapa opsi luas konversi kawasan hutan berdasarkan kondisi faktual seperti pemukiman, pertanian, perkebunan, dan indikatif TORA
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
4
TATA LAKSANA PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
28
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Strategi Pengelolaan KPH
Otoritas Pengelolaan
Pemerintah KPH
Pola Pengelolaan
Uraian Pola Pengelolaan KPH
Kelola Pemerintah
Swakelola BUMN-BUMDBUMDesa
Kelola Masyarakat
HKm HTR HD Kemitraan
Kelola Usaha
IUPHHK-HA IUPHHK-HT IUPHHK-RE
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Opsi Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Kapasitas Negara dan Modal Sosial
KAPASITAS NEGARA LEMAH
KUAT
KUAT
COMMUNITY BASED MANAGEMENT (HUTAN ADAT, KOPERASI, DLL)
COLLABORATIVE MANAGEMENT (HKm, HTR, HD, DLL)
LEMAH
PRIVATE (IUPHHK-HA, HT, RE)
STATE MANAGEMENT (BUMN, Perhutani, Inhutani, DLL)
MODAL SOSIAL
Sumber: Birner & Witmer (2000a); Nurrochmat (2005) dimodifikasi
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Tipologi KPH Berdasar Arahan Optimasi Kawasan Hutan
Kondisi SDH • Tinggi (A): Tutupan hutan >30%, beban izin <50%, dan luas KPH > 100,000 ha • Sedang (B): Tutupan hutan > 30%, beban izin >50%, dan luas KPH > 100,000 ha • Rendah (C): Tutupan hutan <30%, beban izin di atas atau dibawah 50%, dan luas KPH di atas atau di bawah 100,000 ha Social Capital, digambarkan oleh % KPH yang sudah ada penduduk & aktivitas pertanian • Besar >10% luas KPH • Kecil <10% luas KPH Kapasitas Perintah. Digambarkan kelengkapan organisasi, jumlah penduduk, luas wilayah & GDP (SK Men LHK 651/2016 ) • Besar (>800) • Kecil (<800)
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Pengelompokan KPH
KPH SDH BESAR KPH SDH SEDANG KPH SDH RENDAH
TIPE KELOLA MASYARAKAT PEMERINTAH USAHA
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Forest Transition
• Konsep forest transition dapat memberikan gambaran tentang suatu wilayah mengenai pergerakan kondisi hutan di masa lampau dan kondisi hutan saat ini • Terkait erat dengan laju deforestasi dan sisa hutan yang ada
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Forest Transition di KPH 1.0 0.8 0.6 y = -0.005x + 10.711 R² = 0.97031 0.4 0.2 0.0 1980 1990 2000 2010 2020 1.0
1.0
0.8
0.8
y = -0.0017x + 4.3131 R² = 0.96872
0.6
y = 0.0004x2 - 1.5427x + 1554.3 R² = 0.97605
0.6
0.4
0.4
0.2
0.2
0.0 1980 1990 2000 2010 2020
0.0 1980
1.0
1.0
0.8
0.8
0.6
0.6
0.4
0.4 y = -0.012x + 24.562 R² = 0.97984
0.2
1990
2000
2010
2000
2010
2020
y = -0.0044x + 9.4289 R² = 0.92102
0.2
0.0 1980
1990
2020
0.0 1980 1990 2000 2010 2020
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Kerangka Analisis Tipologi Pengelolaan KPH
Arahan Optimasi Kawasan Hutan Arahan Optimasi Kws Hutan
Analisis Forest Transition
Tipologi KPH Tipologi KPH
Analisis Forest Transition
Model Pengelolaan Menurut Arahan
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Tipologi KPH dan Transisi NOTASI
MAKNA
KETERANGAN
GC
Pure State Management
Kelola Pemerintah (Tipe 3)
GC2
Co-Management
• Kelola Pemerintah dengan Masyarakat (Tipe 1, 2 dan 3) • Kelola Pemerintah dengan Usaha (Tipe 3 dan 4) • Kelola Pemerintah dengan Masyarakat dan Usaha (Tipe 1, 2, 3 dan 4)
GC1
Co-Management with Positive Social Capital
Kelola Pemerintah Dengan Masyarakat (Tipe 1, 2 Dan 3)
GC3
Co-Management with Negative Social Capital
• Kelola Pemerintah dengan Usaha (Tipe 3 dan 4) • Kelola Pemerintah (Tipe 3)
KPH yang berada di wilayah HFHD (High Forest, High Deforestation) dan LFHD (Low Forest, High Deforestation) perlu mendapat prioritas untuk penguatan dan pengembangannya
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia Pembangunan KPH untuk Mewujudkan Revitalisasi Pengurusan dan Pengelolaan Hutan dan SDA Menteri Sebagai Chief of Office Ditjen Perencanaan Hutan • Penataan kawasan • Penggunaan kawasan
• •
Ditjen Operasi Bisnis Pemanfaatan dan rehabilitasi Wildlife and parks management
Ditjen Perlindungan SDA • Pengendalian karhutla • Penegakan hukum
5 DIVISI PENGELOLAAN HUTAN REGIONAL MEMBAWAHI PENGELOLA TAPAK (KPH DAN BALAI TAMAN NASIONAL) DAN UNIT THINK TANK (PPE)
Divisi Pengelolaan Hutan Regional I
Divisi Pengelolaan Hutan Regional II
Divisi Pengelolaan Hutan Regional III
Divisi Pengelolaan Hutan Regional IV
Divisi Pengelolaan Hutan Regional V
Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Tingkat Nasional Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Tingkat Regional Perencanaan dan Pengelolaan Hutan 1 UPT LHK/ Provinsi Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Tingkat KPH/Balai Pengelolaan Hutan Tingkat Tapak
SINKRONISASI REGULATOR (KLHK) DAN OPERATOR (KPH dan BALAI TAMAN NASIONAL)
37
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia MENGHILANGKAN SILO, MEWUJUDKAN SATU KPH KPH seharusnya tidak dibedakan antara produksi, lindung dan konservasi
Kepala/Manajer KPH sebagai Perwakilan Menteri Kehutanan
01
02
03
KERANGKA REGULASI • Perubahan beberapa Permen LHK terkait dengan operasionalisasi KPH • Mendorong revisi peraturan lainnya untuk mendorong KPH KERANGKA KELEMBAGAAN • Perlu pembagian peran yang jelas antara KLHK dan Pemerintah Provinsi KERANGKA INVESTASI • Pembiayaan KPH dapat berasal dari APBN (hutan sebagai barang publik) • Pendanaan kegiatan KPH dari blended finance dan KPBU
38
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 4: Tata Laksana Pembangunan Hutan Indonesia ROAD MAP PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN KPH 2020 – 2045 I 2020
II 2021
III 2022
IV 2023
V 2024
Menciptakan enabling conditions: 1. Rekonsiliasi STOK pengurusan dan pengelolaan hutan 2. Transformasi manajemen SDM 3. Penyusunan dan revisi regulasi 4. Penyiapan infrastruktur digitalisasi pengelolaan hutan 5. Optimalisasi sumber pendanaan dari blended finance dan KPBU Revitalisasi Perencanaan Wilayah Kerja KPH: 1. Inventarisasi dan rescoring kawasan hutan 2. Penataan wilayah kerja KPH skala 1:5.000 3. Penguatan Rencana Kelola Hutan (Wilayah Kerja KPH) 4. Penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan Pemanfaatan, restorasi dan perlindungan hutan dan ekosistemnya: 1. Pengendalian kebakaran hutan dan penegakan hukum 2. Rehabilitasi hutan, reklamasi dan restorasi ekosistem 3. Optimalisasi pemanfaatan kawasan dan sumber daya hutan 39
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
5
STRATEGI UTAMA
40
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 5: Strategi Utama Sasaran Pokok Pembangunan Kehutanan 3 besar pangsa pasar dunia hasil hutan 72 juta hektar tutupan hutan modal bioekonomi nasional
1-5 juta hektar penambahan habitat biodiversity dan bioprospecting 8 juta hektar hutan sebagai natural capital bagi masyarakat
8 juta hektar rehabilitasi hutan dan lahan untuk ketahanan pangan dan air Zero deforestation rate tahunan untuk mencapai Paris Agreement
41
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 5: Strategi Utama Building Blocks Menuju Hutan 2045
PILAR 5
PILAR 4 PILAR 3 PILAR 2
PILAR 1
Pengembangan Bioekonomi Berbasis Hutan Optimalisasi mutiguna hutan: kayu, non-kayu, jasa lingkungan, kehati, kawasan Optimasi Pengelolaan dan Penggunaan Kawasan Efektivitas kinerja KPH dan BTN, forest amnesty, optimalisasi konsesi
Sistem Pengelolaan Hutan 4.0 Pembangunan sistem integrasi informasi teknologi dalam mengelola hutan secara transparan dan updated, sistem insentif disinsentif Optimasi dan Kepastian Kawasan Hutan Inventarisasi, evaluasi fungsi, penetapan Kawasan berdasarkan nilai penting hutan untuk kehati, stok karbon dan air Good Governance Desentralisasi, penataan ulang dan pengembangan SDM, pengelolaan anggaran, transparansi, akuntabilitas, efektivitas organisasi pengelola hutan 42
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 5: Strategi Utama 5 (Lima) Strategi Utama dan Pendekatannya Mengoptimalkan Multi Guna Hutan
3 2
Mengembangkan Sistem Insentif/Disinsentif • Partisipasi sektor perbankan • Sistem insentif dan bantuan ekonomi produktif • Land Swap • Fiscal Incentives • REDD+,Climate Financing
1
Mengoptimasi Kawasan dan Tutupan Hutan
• Re-evaluasi fungsi KH • Reinventarisasi SDH • Forest Amnesty, Land Swap • Mekanisme Perubahan Fungsi & Peruntukan KH • DDDT sebagai acuan perencanaan
• • • • •
Penataan industri kehutanan hulu-hilir Data nilai potensi dan pemanfaatan jasling Tata kelola PNBP Industri kehutanan berbasis bioekonomi Ekspedisi Mikroba
4
Mewujudkan Pengelolaan Hutan 4.0 • Forest Monitoring; Big Data, Forest System Information • Digitalisasi Pengelolaan Hutan • Registrasi Kawasan Hutan (Online) • Sistem Pelayanan Penggunaan KH Online
Tata Pemerintahan dan Kelola Hutan
5 • • • • •
Penegakan hukum yang berefek jera Pengelolaan Anggaran Efektif dan Efisien Desentralisasi Pengelolaan Hutan Reorganisasi Penyelenggaraan Hutan Pengembangan SDM Kehutanan
43
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 5: Strategi Utama Digitalisasi Pengelolaan Hutan Manfaat: 1. Mempermudah penataan batas kawasan dengan koordinat, 2. Mengumpulkan data dan informasi secara real time, 3. Memantau kegiatan penggunaan kawasan dan neraca sumber daya hutan, 4. Menganalisis data kawasan dan sumber daya hutan, 5. Sebagai sumber scientific dan evidence based policy making dengan cepat, mudah, akurat, efektif dan efisien, 6. Efisiensi dalam belanja anggaran monitoring, inventarisasi dan patroli, 7. Pendaftaran dan pendataan klaim kawasan hutan. 44
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
6
ARAH 7 WILAYAH PEMBANGUNAN HUTAN
45
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 6: Arah 7 Wilayah Pembangunan Hutan Arahan Optimasi Kawasan Masing-masing Region
Pulau
Arahan Optimasi Lindung
Produksi
Rehabilitasi
Konversi
Bali Nusra
1,281,964
653,424
404,847
335,125
Jawa
1,041,056
1,240,112
240,044
550,366
20,057,808
9,721,661
1,613,361
4,455,646
Maluku
1,864,367
3,537,452
254,963
753,414
Papua
17,999,468
15,992,607
2,808,317
1,530,515
Sulawesi
7,323,512
1,847,490
1,027,132
695,262
Sumatera
12,219,261
1,756,824
4,512,674
3,960,569
41,857
7,718
705,819
43,409
61,829,293
34,757,288
11,567,157
12,324,305
Kalimantan
(kosong) TOTAL
46
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 6: Arah 7 Wilayah Pembangunan Hutan Lansekap Prioritas: Kalimantan Pangan Air Bersih
IJE x Luas (miliar)
600
Tata Air
500 400
Pemurnian Air
300
Pengaturan Udara
200 100
Pengaturan Iklim
1
3
5
7
9
11
13
Kode Ekoregion
15
17
19
21
Mitigasi Banjir
47
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 6: Arah 7 Wilayah Pembangunan Hutan Jasa Ekosistem: Tata Aliran Air dan Banjir, dan Penyedia Air Jasa Ekosistem LingkunganTata Tata Air Aliran dan Banjir Jasa danAirBanjir
Jasa Lingkungan Penyedia Air Jasa Ekosistem Penyedia Air
Pengguna Air Legenda Aliran Air Hutan Semak Belukar Pertanian/Perkebunan Danau Pemukiman Gambut
48
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Bab 6: Arah 7 Wilayah Pembangunan Hutan Jasa Ekosistem: Penyedia Air dan Penyedia Pangan Jasa Ekosistem LingkunganTata Tata Air Aliran dan Banjir Jasa danAirBanjir
Jasa Lingkungan Penyedia Air Jasa Ekosistem Penyedia Air
Pengguna Air Legenda Aliran Air Hutan Semak Belukar Pertanian/Perkebunan Danau Pemukiman Gambut
49
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
Take Away Messages • Pembangunan kehutananan dengan menjaga keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial • Pembangunan kehutanan berbasiskan KPH mendukung pengembangan regional KPH didasarkan tematik wilayah/regional • Penguatan KPH dalam pengelolaan hutan Pendelegasian wewenang pengurusan dan pengelolaan hutan ke tingkat KPH Peningkatan legalitas kawasan, kualitas data dan informasi Penataan, pemanfaatan dan pengembangan KPH bekerjasama dengan Perguruan Tinggi setempat Pengelolaan hutan oleh KPH dilakukan secara kolaboratif dengan masyarakat/desa setempat dan swasta 50
DRAFT MASTERPLAN REDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN INDONESIA
TERIMA KASIH
Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bappenas Gedung 2A, Lantai 4 Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Email :
[email protected] Telp : 021- 3926254 http://kehutanan.bappenas.go.id
51