PROPOSAL BANTAL SABUT KELAPA DENGAN AROMATIK KAYU MANIS [Document subtitle]
DISUSUN OLEH: ERNI HASANAH
B1316024
SOVIA ISTINAWATI
B1316089
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………………………………………………………………………….ii Acara I ..................................................................................................................... 1 Penentuan Produk Pada Proposal Perencanaan Proyek Industri ......................... 1 Acara II ................................................................................................................... 1 Penyusunan Latar Belakang, Tujuan Dan Sasaran, Manfaat, Visi, Misi, Analisis Dan Segmentasi Pasar ......................................................................................... 1 Acara III .................................................................................................................. 5 Analisis Swot Dan Spesifikasi Produk Secara Umum ........................................ 5 Acara IV ................................................................................................................ 11 Uraian Proses Dan Spesifikasi Bahan ............................................................... 11 Acara V ................................................................................................................. 13 Diagram Alir Kualitatif Dan Diagram Kuantitatif ............................................ 13 Acara VI ................................................................................................................ 14 Neraca Massa Dan Neraca Energi ..................................................................... 14 Acara VII .............................................................................................................. 18 Spesifikasi Alat ................................................................................................. 18 Acara VIII ............................................................................................................. 21 Utilitas ............................................................................................................... 21 Acara IX ................................................................................................................ 24 Tata Letak Pabrik .............................................................................................. 24 Acara X ................................................................................................................. 39 Struktur Organisasi ............................................................................................ 39 Acara XI ................................................................................................................ 44 Analisis Ekonomi .............................................................................................. 44 Acara XII Penutup ................................................................................................ 48 Kesimpulan Dan Saran ...................................................................................... 48
ii
ACARA I PENENTUAN PRODUK PADA PROPOSAL PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI
Nama Perusahaan : PT. COCO SWEET Nama Produk : Bantal Serabut Kelapa dengan Romatik Kayu Manis Singkatan Produk : “Coco Pillow”
ACARA II PENYUSUNAN LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN SASARAN, MANFAAT, VISI, MISI, ANALISIS DAN SEGMENTASI PASAR
2.1. Latar Belakang Industri Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi pertanian yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2017, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,544 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 2,871 juta ton, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan petani kecil (Direktorat Jendral Perkebunan). Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. Sabut kelapa merupakan hasil samping dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35% dari bobot buah kelapa, dengan demikian apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 2,871 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,04 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya. Secara tradisional serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain.Perkembangan teknologi yang semakin pesat menimbulkan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami dengan salah satu cara memanfaatkan serat kelapa menjadi bahan baku
1
industri baru. Oleh karena itu, untuk mengembangkan usaha pengolahan serat sabut kelapa ini perlu adanya inovasi produk baru yang dapat menarik perhatian konsumen khususnya dalam bidang kebutuhan sehari-hari. Bantal merupakan suatu kebutuhan penting untuk menunjang kualitas tidur manusia. Umumnya bantal yang digunakan hanya berbahan dasar kapuk atau kapas. Maka perlu adanya terobosan baru cara pembuatan bantal dengan memanfaatkan serat serabut kelapa sebagai bahan dasarnya. Meskipun sabut kelapa memiliki jenis tekstur yang kasar, tapi dengan bebarapa tahap pengolahan maka sabut kelapa yang kasar itu dapat mempunyai tekstur yang hampir menyerupai wol atau pun benang. Pengolahan sabut kelapa sebagai bahan pengisi bantal adalah salah satu alternatif untuk mengurangi limbah dari serabut kelapa yang selama ini jarang sekali dimanfaatkan sebagai salah satu hasil samping komoditas perkebunan kelapa yang bermanfaat. Dengan adanya perkembangan teknologi dalam aplikasi secara tepat, serabut kelapa mampu menghasilkan nilai ekonomis yang cukup besar. Bantal bernama Coco Pillow ini dibuat dengan bahan dasar sabut kelapa sebagai pengganti kapuk atau kapas dan ditambah dengan kayumanis sebagai aromatherapi.Selain
itu,penambahan
aromatherapi
ini
tujuannya
untuk
menciptakan kesan rileks saat menggunakan bantal tersebut terutama untuk masyarakat yang bekerja seharian di luar rumah ataupun para pelajar dan mahasiswa yang sedang sibuk dengan studynya. Selain unggul dari bahan baku yang murah dan ramah lingkungan, industri ini nantinya akan terus berkembang karena tidak hanya mengandalkan dalam pembuatan produk bantal saja namun dalam pembuatan isi ulang aromatic dari kayu manis dengan bentuk spray. Sehingga diharapkan akan memberikan keuntungan bagi industri sendiri maupun peluang ngusaha yang besar bagi masyarakat sekitar.
2.2. Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan didirikannya perusahanan industri PT. COCO SWEET ini adalah:
2
1. Memanfaatkan hasil samping buah kelapa agar menghasilkan harga jual yang tinggi setelah di buat menjadi produk Bantal Coco Pillow. 2. Membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. 3. Menciptakan produk baru 100% berbahan alami tanpa efek samping. Adapun sasaraan konsumen dari perusahanan industri PT. COCO SWEET ini untuk semua kalangan masyarakat khususnya para pekerja taupun pelajar dan mahasiswa yang sedang mengerjakan studynya sehingga akan menciptakan kesan rileks bagi pemakainya. 2.3. Manfaat Dibangun Industri Bantal Sabut Kelapa Aromatik Kayu Manis PT. COCO SWEET Adapun manfaat dari produk industri PT. COCO SWEET ini bagi industri sendiri dan konsumen adalah: 1. Usaha
industri ini dapat berkembang sehingga dapat menghasilkan
produkbaru yang lebih praktis dan ekonomis. 2. -Menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat. 3. Meningkatkan devisa negara apabila diimpor ke luar negeri. 4. Meningkatkan pengolahan bahan mentah yang telah tersedia. 5. mengurangi konsumtif konsumen warga terhadap produk-produk luar negeri. 6. Mendorong berkembangnya ilmu dan teknologi sebagai upaya berinovasi.
2.4. Visi dan Misi PT. COCO SWEET Visi industri PT. COCO SWEET: Menjadi industri professional yang menciptakan sebuah usaha baru yang unggul dan berkualitas dengan memanfaatkan limbah yang dapat diolah menjadi produk inovasi baru yang unik, menarik serta bermanfaat bagi masyarakat lokal maupun internasional. Misi industri PT. COCO SWEET: 1) Mengurangi produksi sampah dari hasil samping kelapa. 2) Memenuhi kebutuhan konsumen. 3) Memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan investasi seminimal mungkin. 4) Mengembangkan produk Bantal Coco Pillow menjadi pelopor bantal aromatik pertama didunia.
3
2.5. Analisis dan Segmentasi Pasar Potensi persaingan industri serat sabut kelapa dapat ditinjau dari aspek persaingan produk substitusi dan persaingan industri sejenis. Dari aspek persaingan produk substitusi, khususnya sebagai bahan baku untuk industri jok kursi (mobil dan rumah tangga), dash board mobil, tali dan produk sejenis, serat sabut kelapa menghadapi persaingan dengan industri produk sintetis seperti karet busa dan plastik. Walaupun demikian, karakteristik fisika-kimia serat sabut kelapa yang spesifik dan biodegradable serta berfungsi sebagai heat retardant menjadikan serat sabut kelapa mempunyai fungsi yang spesifik yang tidak dapat digantikan oleh produk sintetis. Selain itu kesadaran konsumen terhadap kelestarian akan lingkungan dan kecenderungan untuk kembali menggunakan produk alami, menyebabkan serat sabut kelapa mempunyai peluang pasar dan mampu bersaing dengan produk-produk sintetis. Dari aspek persaingan industri sejenis, serat sabut kelapa Indonesia dihadapkan kepada negara-negara pesaing yang lebih maju dalam hal teknologi produksi serat sabut kelapa, sehingga mempunyai kualitas yang lebih unggul. Persaingan tersebut juga dihadapi oleh karena perkembangan aplikasi teknologi yang lebih maju dalam membuat produk industri dengan bahan baku serat sabut kelapa.
4
ACARA III ANALISIS SWOT DAN SPESIFIKASI PRODUK SECARA UMUM
3.1. Analisis SWOT dan Skoring Untuk Penentuan Jenis Produk dan Lokasi A. Faktor Internal Table 1. Analisa Kekuatan (Strenghts) KEKUATAN / STRENGTHS No.
CONDITIONS
QUALITY
SCORE
1
Masih jarang ada produk bantal yang isinya berbahan dasar sabut kelapa.
0.2
4
2
Produk yang ditawarkan tidak menggunakan bahan pengawet atau zat–zat kimia yang berbahaya lainnya
3
4
5
Harga ekonomis yang dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat atau konsumen.
Bahan yang digunakan merupakan limbah atau hasil samping dari kelapa
Bahan baku yang mudah didapat JUMLAH
0.2
3
0.2
3
0.1
3
0,2
3
0,9
16
Komentar Sehingga memiliki keunikan yang dapat menarik minat konsumen karena menggunakan bahan baku yang baru dan berbeda dari produk lainnya. Merupakan produk pasar yang masih jarang ada kompetitornya. Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang menengah kebawah sehingga dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat manapun. Sehingga produk dapat menjadi alternatif mengurangi limbah. Sehingga dapat menciptakan peluang usaha yang besar bagi masyarakat.
5
Tabel 2. Analisa Kelemahan (Weakness) KELEMAHAN / WEAKNESS No.
CONDITIONS
QUALITY
SCORE
1
Bahan-bahan tambahan berupa kayu manis, harganya bisa tidak stabil dan dapat berubah-ubah.
0.3
3
2
Hasil produksi kayu manis dipengaruhi oleh musim dan cuaca.
0.2
3
0,5
6
JUMLAH
Komentar Ketidakstabilan harga rempahrempah kayu manis bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya, iklim atau cuaca yang tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Melihat cuaca yang sekarang semakin ekstrim dan tidak dapat diprediksi membuat hasil produksi kayu manis tidak pasti.
B. Faktor Eksternal Tabel 3. Analisa Peluang (Opportunities) PELUANG / OPPORTUNITIES No.
1
2
3
CONDITIONS
QUALITY
Menarik minat masyarakat khususnya yang bekerja dilapangan (diluar kantor)serta mahasiswa dan pelajar
Melihat banyaknya masyarakat membutuhkan .
yang
Bantal Cota Manis ini bisa dinikmati oleh semua usia
0.2
SCORE
4
0.2
2
0.1
2
Komentar Karena pada umumnya mereka memerlukan kualitas tidur dan istirahat yang lebih dibandingkan masyarakat lain. Masyarakat yang semakin menjunjung kualitas dalam segala hal termasuk kualitas beristirahat membuat produk ini memiliki keunikan dengan khas aromatiknya Namun lebih dikhususkan kepada
6
dari yang muda sampai yang tua
4
5
Didaerah Kalimantan Selatan belum ada produkisi bantal berbahan dasar sabut kelapa
Kondisi masyarakat semakin konsumtif
yang
JUMLAH
orang dewasa yang bekerja dilapangan dan mahasiswa serta pelajar yang sedang sibuk dengan study nya.
0.2
2
0.1
2
0,8
12
Memberikan tampilan bahan berbeda dengan tambahan sentuhan batik dan sasirangan. Dapat mempermudah memasarkan produk yang dijual.
Tabel 4. Analisa Tantangan (Threats) TANTANGAN / THREATS No.
1
CONDITIONS
Tidak tahan lama
2
Produk yang dibuat mudah ditiru
3
Apabila pelayanan dan kualitas yang diberikan kepada konsumen kurang memuaskan JUMLAH
QUALITY
0.2
0.1
SCORE
2
2
0.1
1
0,4
5
Komentar Karena dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet atau zat– zat kimia yang berbahaya lainnya. Sehingga banyak orang-orang yang nantinya tidak ingin membelinya, tetapi ingin membuatnya sendiri dirumah atau dijual kembali. Maka konsumenpun akan merasa kecewa, sehingga usaha ini akan terancam bangkrut.
7
SW
OT
OPPORTUNITIES 1. Menarik minat masyarakat khususnya yang bekerja dilapangan (diluar kantor)serta mahasiswa dan pelajar. 2. Melihat banyaknya masyar akat yang membutuhkan. 3. Bantal Cota Manis ini bisa dinikmati oleh semua usia dari yang muda sampai yang tua. 4. Didaerah Kalimantan
STRENGTHS 1. Masih jarang ada produk bantal yang isinya berbahan dasar sabut kelapa. 2. Produk yang ditawarkan tidak menggunakan bahan pengawet atau zat– zat kimia yang berbahaya lainnya. 3. Harga ekonomis yang dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat atau konsumen. 4. Bahan yang digunakan merupakan limbah atau hasil samping dari kelapa. 5. Bahan baku yang mudah didapat. STRATEGI SO Dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berbasis kan limbah sabut kelapa dapat mempermudah pendirian lokasi industri dikalangan masyarakat yang bermata pencaharian dari kelapa. Belum adanya produk yang serupa membuat masyarakat memiliki alternative lain sebagai oelengkap kebutuhan istirahat terlebih dengan perilaku masyarakat yang milenial sekarang semakin konsumtif.
WEAKS 1. Bahan-bahan tambahan berupa kayu manis, harganya bisa tidak stabil dan dapat berubahubah. 2. Hasil produksi kayu manis dipengaruhi oleh musim dan cuaca.
STRATEGI WO Penggunaan bahan tambahan berupa kayu manis sebagai aromatic pada bantal dapat menjadi lahan usaha baru dan mempekerjakan masyarakat dalam membudidayakan rempah kayu manis ini. Bantal Cota manis yang dikhususkan untuk para pekerja lapangan dan para pelajar serta mahasiswa akan menjadi keunikan serta kekhasan tersendiri untuk produk Bantal Cota Manis ini.
8
5.
Selatan belum ada produkisi bantal berbahan dasar sabut kelapa Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif THREATS Tidak tahan lama Produk yang dibuat mudah ditiru Apabila pelayanan dan kualitas yang diberikan kepada konsumen kurang memuaskan
1. 2.
3.
STRATEGI ST Adanya kelebihan produk berupa pengurangan limbah pada hasil samping kelapa dan tanpa menggunakan bahanbahan kimia berbahaya membuat produk tidak tahan lama sehingga strategi yang dapat dilakukan yaitu melalui pelayanan dalam hal pemasaran sehinnga masyarakat lebih merasa bersahabat dan merasa diistimewakan sebagai konsumen.
STRATEGI WT Keterbatasan produksi kayu manis dalam hasil kebunnya maka pihak industri dapat membuat kebun tersendiri untuk menjamin pemasokan kayu manis sebagai aromatik pada bantal. Produk Bantal Cota Manis yang mudah ditiru dengan bahan baku sabut kelapa dapat diatasi dengan memberi kekhasan pada sarung bantal berupa batik dan sasirangan serta khas kayu manis yang pekat.
C. Komparasi dan Pemaknaan Analisa 1.
Faktor Internal Kekuatan versus Kelemahan = 16 : 6
2.
Faktor Eksternal Peluang versus Hambatan = 12 : 5 Berdasarkan hasil komparasi baik faktor internal maupun faktor eksternal,
dapat diketahui bahwa nilai kekuatan dan peluang pada analisa SWOT dan scoring yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan kelemahan dan tantangan. Sehingga, dengan adanya hasil ini dapat dilakukan ekspansi berupa upaya untuk terus meningkatkan kekuatan semaksimal mungkin dan memanfaatkan peluang seoptimal mungkin. Untuk faktor kelemahan dapat
9
dilakukan upaya-upaya untuk melakukan perbaikan. Sedangkan untuk faktor tantangan dapat dilakukan upaya untuk mengatasinya. Berdasarkan hasil analisa, maka dengan memperhitungkan selera konsumen maka dapat ditentukan jenis produk yang dihasilkan pada industri bantal serabut kelapa oleh PT. COCO SWEET adalah Bantal Serabut Kelapa dengan Aromatik Kayu Manis dalam bentuk spray dengan sarung bantal khas sasirangan dan batik. Lokasi pendirian pabrik, berorientasi pada segmen pasar yaitu masyarakat Banjar Kalimantan Selatan pada khususnya, sehingga lokasi pendirian pabrik dipilih adalah pada wilayah Kabupaten Tanah Laut.
3.2. Spesifikasi Produk Secara Umum Produk bantal serabut kelapa dengan aromatik kayu manis ini memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi serta bisa request sesuai keinginan. Selain itu, kain yang digunakan sebagai pembungkus isi bantal serabut kelapa menggunakan motif batik serta sasirangan sehingga dapat menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia sebagai khas budaya. Penambahan aromatik kayu manis menambah kesan rileks kepada pengguna atau konsumen saat menggunakan Bantal Cota Manis ini yang menambah keunikan serta kualitas tidur maupun istirahat konsumen.
10
ACARA IV URAIAN PROSES DAN SPESIFIKASI BAHAN
4.1. Uraian Proses Ada beberapa tahapan dalam pengolahan bantal sabut kelapa aromatic kayu manis ini, yakni : 1. Tahapan pertama, yaitu penyortiran sabut kelapa yang masuk dan perlakuan khusus terhadap bahan tersebut sebelum dilakukan proses fomulasi. Adapun alur prosesnya dapat dilihat sebagai berikut : Masing-masing Bahan disortir Dilakukan pemisahan antara sabut dan serat Shoftening 2. Tahapan kedua, yaitu proses pengolahan isi bantal sabut kelapa aromatik kayu manis yang dimulai dari perendaman semua bahan sampai dengan pengeringan bahan. Adapun alur prosesnya dapat dilihat sebagai berikut : Perendaman sabut kelapa, kayu manis dan air
Penirisan Pengeringan
3. Tahapan ketiga, yaitu proses pengemasan. Berikut adalah diagram alir proses pengepakan tersebut: Pembuatan sarung bantal
Pengisisan bantal
Pengemasan 11
4.2. Spesifikasi Bahan Bahan yang digunakan pada industri pengolahan bantal sabut kelapa dengan aromatik kayu manis ini adalah: No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan yang Digunakan Kondisi segar, bebas kotoran, kandungan kadar 1. Sabut kelapa segar air < 15% Kondisi kering, bebas kotoran, bentuk hasil 2. Kayu manis rajangan, kandungan kadar air < 4%. Kondisi bersih dan mengalir, tidak berbau dan 3. Air tidak keruh. 4. Kain sasirangan dan Bahan dasar kain katun, dapat membentuk batik tulang leher belakang.
12
ACARA V DIAGRAM ALIR KUALITATIF DAN DIAGRAM KUANTITATIF
5.1. Diagram Alir Kualitatif
TANKI
PENYORTIRAN
PENIRISAN PEMISAHAN SO FTENING
PEREBUSAN
OVEN
BLOWER
GUDANG SARUNG BANTAL
PACK AG ING
5.2. Diagram Alir Kuantitatif Sabut kelapa = 100 kg Kayu manis = 50 kg
Sabut kelapa rusak = 5 kg
TANKI
PENYORTIRAN
Kayu manis rusak = 1 kg Sabut kelapa = 95 kg
Kayu manis baik = 49 kg Sabut kelapa basah = 110 kg
PENIRISAN PEMISAHAN Kulit kelapa = 15 kg
Air = 1000 lt
PEREBUSAN
SOFTENING
Sabut kelapa lembab = 105 kg
OVEN
Serat halus = 78 kg
Sabut kelapa = 80 kg
Sabut kelapa aromatik = 75 kg GUDANG SARUNG BANTAL
BLOWER
Kayu manis = 10 kg
Serat kasar = 2 kg
100 pcs sarung bantal
PACKAGING
100 pcs bantal COCO PILLOW
13
ACARA VI NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI 6.1. Neraca Massa Tahap Penyortiran Kayu manis= 49 kg Sabut kelapa= 100 kg Kayu manis= 50 kg
Serat kasar= 2 kg Sabut kelapa= 95 kg
Serat halus= 78 kg
Sabut kelapa= 80 kg
Penyortiran
Pemisahan
Sabut kelapa rusak= 5 kg Kayu manis rusak = 1 kg
Kulit kelapa= 15 kg
Softening
Tahap Pengolahan
Sabut kelapa= 78 kg Kayu manis= 49 kg Air= 1000 L
Sabut kelapa basah= 110 kg
Sabut kelapa lembab= 105 kg
Sabut kelapa aromatik= 75 kg
Perendaman
Penirisan
Pengeringan
Air= 978 L Kayu manis= 39 kg
Air = 5 kg
Air = 30 kg
14
Tahap Pengemasan Sabut kelapa aromatik= 75 kg Kayu manis= 10 kg
Bantal= 100 bantal Kemasan LDPE= 50 m
Pengisian ke sarung bantal
Pengemasan
Produk bantal COCO PILLOW= 100 pcs
Serpihan kayu manis= 50 gr
15
6.2. Neraca Energi 1. Sterilizer Suhu referensi= 100˚C Tabel 1.1 (Aliran masuk, suhu 100 ˚C) Komponen Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) Air 1000 Kg 18 28 75,96 Sabut kelapa 78 Kg 280,45 83 0,42 Kayu manis 49 Kg 154,3 25 1,6 Q total
Komponen
Air Kayu manis
Komponen
Sabut kelapa basah
Tabel 1.2 (Aliran keluar, suhu 30 ˚C) Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) 978 Kg 18 55,5 75,96 39 Kg 154,3 0,975 1,6 Q total Tabel 1.3 (Aliran keluar, suhu 30 ˚C) Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) 110 280,45 83,34 0,42 Q Total
Q serap perebusan = Qkeluar – Qmasuk = (5.702.880 + 3.465) - 5.705.337 = 5.706.345 – 5.705.337 = 1.008 kJ 2. Oven Tabel 2.1 (Aliran masuk, suhu 30 ˚C) Komponen Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) Sabut kelapa 105 280,45 0,42 lembab Q Total
Q (KJ) 5.697.000 2.457 5.880 5.705.337
Q (KJ) 5.697.000 5.880 5.702.880
Q (KJ) 3.465 3.465
Q (KJ) 12.260 12.260
16
Komponen
Air
Komponen
Sabut kelapa aromatik
Tabel 2.2 (Aliran keluar, suhu 25 ˚C) Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) 30 18 55,5 75,96 Q Total Tabel 2.3 (Aliran keluar, suhu 25 ˚C) Massa BM N CP (kg) (kg/mol) (kmol) (KJ/kmol K) 75 280,45 0,42
Q Total
Q (KJ) 56.970 56.970
Q (KJ) 157,5
157,5
Q serap pengeringan = Qkeluar – Qmasuk = (56.970 + 157,5) – 12.260 = 44.867,5 kJ
17
ACARA VII SPESIFIKASI ALAT
Berikut adalah alat-alat yang digunakan pada industri pengolahan bantal sabut kelapa dengan aromatik kayu manis (Bantal COCO PILLOW): No. Nama Jumlah Spesifikasi Contoh Gambar Alat yang diperlukan 1. Coco 1 buah Fungsi: Untuk Fiber mengurai sabut Machine kelapa menjadi cocofiber serta untuk mendapatkan serbut sabut kelapa atau cocopeat. Dimensi: 4000 mm X 1200 mm X 1800 mm. Kapasitas: 1,5 Ton – 2 Ton / hari. 2. Oven 1 buah Fungsi: Untuk mengurangi/meng eringkan kadar air pada sabut kelapa lembab. Tipe: RH–OP6. Dimensi: 70 x 50 x 125 cm. Kapasitas: 6 rak/ 40–50 kg. Bahan: Stainless steel.
18
3.
Storage Tank
1 buah
Fungsi: Untuk penyimpanan sementara. Kapasitas: 26.000 L. Bahan: Karbon,baja, steel, stainless. Dimensi: 6058x2438x2591.
4.
Packaging
1 buah
5.
Belt conveyor
13 buah
Fungsi: Untuk mengemas bantal. Tipe: MS-189TL. Kecepatan: 30-120 pcs/menit. Bahan: Stainless steel. Listrik: Motor 400 W, heater 2x300 W. Fungsi: Untuk memindahkan bahan padat. Tipe: Gear box. Dimensi: 600 mm x 8000 mm. Kapasitas: 3 ton/jam.
19
6.
Rolling conveyor
5 buah
Fungsi: Untuk memindahkan bahan padat. Tipe: Stainless steel. Dimensi: 600 mm. Kapasitas: 3 ton/jam.
20
ACARA VIII UTILITAS
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air dan listrik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi didalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaanperusahaan yang menjualnya. Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik pengolaham bantal sabut kelapa aromatic (Bantal COCO PILLOW) yaitu: 1. Unit penyediaan air Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air sebagai berikut: a. Air untuk proses perebusan Air untuk proses digunakan pada proses perebusan bahan baku. Hal-hal yang diperhatikan dalam air proses : 1. Kesadahan yang dapat menyebabkan kerak . 2. Besi yang dapat menimbulkan korosi. 3. Minyak yang dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang mengakibatkan
terganggunya
koefisien
transfer
panas
serta
menimbulkan endapan. Air yang diperlukan untuk keperluan proses pencucian adalah sebesar: Air proses pencucian untuk 1 hari = 1000 L Air proses pencucian untuk 1 bulan = 1000 L x 30 = 30000 liter. b. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana dalam pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga. Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium dan lainnya. Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah sebagai berikut:
21
1. Syarat fisis: Dibawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter. 2. Syarat kimia: Tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun. 3. Syarat biologis: Tidak mengandung kuman/bakteri terutama bakteri patogen. Air yang diperlukan untuk keperluan umum dan sanitasi adalah sebesar :
Air untuk kantor Kebutuhan air untuk karyawan = 100 L/org/hari Air untuk kebutuhan karyawan = 85 org x 100 L/org/hari = 8,5 m3/hari
Air untuk laboratorium Air untuk keperluan ini diperkirakan = 5 m3/hari
Air untuk kebersihan Air untuk keperluan ini diperkirakan = 5m3/hari
Sehingga total kebutuhan air untuk keperluan umum dan sanitasi sebesar: Air keperluan umum = 18,5 m3/hari
2. Unit Pembangkit Listrik Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari PLN dan generator. Generator tersebut digerakkan oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler. Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan sebagai berikut: Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator. Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan listrik yang meliputi: a. Listrik untuk keperluan alat proses b. Listrik untuk keperluan alat utilitas c. Listrik untuk instrumentasi dan control d. Listrik untuk keperluan kantor
22
Dengan faktor daya 80% kebutuhan listrik dipenuhi dari PLN dan generator sebagai cadangannya.
23
ACARA IX TATA LETAK PABRIK
9.1. Kondisi Wilayah Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Tanah Laut berada di bagian selatan Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan secara administrasi, wilayah Kabupaten Tanah Laut memiliki luas wilayah daratan mencapai 3.631,35 km2 (363.135 Ha) atau 9,17% dari luas wilayah Kalsel. Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 11 (sebelas) wilayah Kecamatan yang terbagi dalam 128 Desa dan 5 Kelurahan.
Perkebunan Rakyat terhadap Tanaman kelapa di Kabupaten Tanah Laut:
24
Perkebunan Rakyat terhadap Tanaman Kayu Manis di Kabupaten Tanah Laut:
(Sumber: Data Statistik Kab. Tala 2017).
25
Perindustrian, Energi dan Pertambangan (2017)
26
27
28
29
30
31
Peta Potensi Kabupaten Tanah Laut
32
Keterangan: : Pertambangan : Industri
: Pelabuhan
: Perikanan : Wisata Gunung : Wisata Pantai
33
9.2. Pemilihan Lokasi Pabrik Dalam pemilihan lokasi pabrik akan dibandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya, berdasarkan nilai yang diperoleh dengan metode Ranking Procedure lokasi tersebut. Pilihan lokasi: Metode Ranking Procedure Dengan cara ini diadakan penilaian secara kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau memegang peranan pada setiap pilihan lokasi.
Dengan menggunakan skor nilai 0-10 diberikan penilaian sebagai berikut: Faktor Penentu Bahan baku (40%) Lokasi (35%) Tenaga kerja (15%) Transportasi (10%)
Takisung 9
Tambang Ulang 7
Kintap 8
7 8
8 6
5 6
9
8
7
Faktor Penentu Bahan baku (40%) Lokasi (35%) Tenaga kerja (15%) Transportasi (10%) Jumlah
Takisung 3,6
Tambang Ulang 0,28
Kintap 3,2
2,45 1,2
2,8 0,9
1,75 0,9
0,9
0,8
0,8
8,15
4,78
6,65
Berdasarkan perhitungan untuk menentukan nilai alternatif lokasi diatas adalah Kecamatan Takisung dengan total nilai 8,15. Sehingga Kecamatan Takisung dipilih sebagai lokasi pendirian pabrik sebagai alternatif terbaik. Takisung merupakan salah satu dari 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Luas Kota Takisung 343 km2 terbagi menjadi 12 desa. Adapun kisaran luas setiap desa antara 6 km2 (Batilai) sampai 59,20 km2 (Kuala Tambangan). Beberapa desa lainnya yang memiliki wilayah cukup luas ialah Takisung (46,30 km2); Pegatan Besar (45,30 km2), dan Telaga Langsat (43,30 km2).
34
Jumlah penduduk Kecamatan Takisung pada tahun 2016 sebanyak 29.398 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya 86 jiwa per km2. Jumlah penduduk setiap desa bervariasi antara 833 jiwa (Batilai) sampai 3.750 jiwa (Gunung Makmur). Beberapa desa lain yang penduduknya cukup banyak ialah Benua Tengah (3.454 jiwa); Tabanio (3.423 jiwa); Pagatan Besar (3.347 jiwa); dan Takisung (3.072 jiwa). Kepadatan penduduk setiap desa bervariasi antara 29 jiwa per km2 (Talaga Langsat) sampai 257 jiwa per km2 (Ranggang). Beberapa desa lain yang penduduknya cukup padat ialah Benua Tengah (154 jiwa per km2); Tabanio (146 jiwa per km2); Gunung Makmur dan Batilai (masing-masing 139 jiwa per km2); dan Sumber Makmur (111 jiwa per km2).
Penduduk di Kec. Takisung
35
(Data Statistik Kecamatan Takisung, 2016).
36
(Data Statistik Kecamatan Takisung, 2016).
9.3. Tata Letak Peralatan Tata letak peralatan menggunakan sIstem tata letak produk atau layout by product yaitu metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Keuntungan tata letak produk atau layout by product ini yaitu: 1. Aliran pemindahan bahan material berlangsung lancer, sederhana dan logis. 2. Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.
37
3. Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat. 4. Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi. 5. Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.
Layout Pabrik
Limbah 10 x 40 m
Gudang penyimpanan 30 x 30 m Gudang bahan baku 30 x 30 m
Peralatan pabrik industri 50 x 50 m
Sumber Air Mushola 10 x 40 m Kantor (manajemen) 20 x 30 m
Pos satpam 10 x 5 m
Areal parkir 10 x 40
38
ACARA X STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi PT COCO SWEET: kPemb Dewan Komisaris Direktur Utama
Direktur Teknik dan Produksi
Bagian Teknik dan Produksi
Seksi: 1. Teknik dan Produksi 2. Utilitas
Bagian Pemeliharaan dan Perbengkelan
Seksi: 1. Pemeliharaan 2. Perbengkelan
Direktur Keuangan dan Pemasaran
Bagian Keuangan
Seksi: 1. Keuangan 2. Administrasi
Bagian Pemasaran
Seksi: 1. Pemasaran 2. Pergudangan
Direktur Umum
Bagian Personalia
Seksi: 1. Kesehatan 2. Keamanan 3. Transportasi 4. Kebersihan
Bagian Umum
Seksi: 1. Humas dan Kepegawaian
39
40
10.1. Jumlah Karyawan Jumlah karyawan tetap PT. COCO PILLOW adalah
83 orang, dengan
rincian sebagai berikut: No.
Posisi Kerja
Jumlah (Orang)
Waktu Kerja
1.
Dewan Komisaris
1
Day Shift
2.
Direktur Utama
1
Day Shift
3.
Direktur Teknik dan Produksi
1
Day Shift
4.
Bagian Teknik dan Produksi
1
Day Shift
5.
Seksi Teknik dan Produksi
32
Day Shift
6.
Seksi Utilitas
3
Day Shift
7.
Bagian Pemeliharaan dan Perbengkelan Seksi Pemeliharaan Seksi Perbengkelan Direktur Keuangan dan Pemasaran
1
Day Shift
8.. 9. 10.
3 5 1
Day Shift Day Shift Day Shift
Tugas dan Tanggung Jawab Menunjuk dan membentuk jajaran direktur yang akan mengoperasikan perusahaan, memutuskan tujuan dan kebijakan perusahaan berdasarkan rencana para pemegang saham, melakukan pengontrolan kinerja pada jajaran direktur, mengorganisasikan pelaksanaan rapat umum pemegang saham. Melaksanakan kebijaksanaan dewan komisaris, mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang telah dijalankan, memberikan laporan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada dewan komisaris, mengambil inisiatif serta membuat perjanjian-perjanjian dan kontrak kerjasama dengan pihak di luar organisasi perusahaan. Merumuskan kebijaksanaan teknik operasi pabrik serta mengawasi kesinambungan operasional pabrik. Melaksanakan operasi selama proses berlangsung, mengawasi persediaan bahan baku dan penyimpangan hasil produksi serta transportasi produk. Membuat program dan melaksanakan suatu penelitian guna meningkatkan mutu produk, mengawasi pelaksanaan penelitian dari analisa hasil produksi. Bertanggung jawab atas kelancaran fungsional dan utilitas, Mengawasi dan melaksanakan pemeliharaan peralatan produksi.
Melaksanakan pemeliharaan peralatan dan sarana pendukung. Melakukan perbaikan serta mendukung kelancaran operasi. Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan perusahaan serta melakukan pengawasan keuangan perusahaan. 41
11.
12.
13. 14. 15.
16. 17.
Bagian Keuangan
1
Seksi Keuangan
2
Seksi Administrasi Bagian Pemasaran Seksi Pemasaran Seksi Pergudangan Direktur Umum
2 1 5 2 1
18.
19. 20.
21. 22.
Bagian Personalia
1
Seksi Kesehatan
2
Seksi Keamanan
6
Seksi Transportasi Seksi Kebersihan
5 3
Mengatur dan mengawasi setiap pengeluaran bagi penyediaan bahan baku dan pemasukan hasil penjualan produk. Menjalankan dan menyerahkan gaji Day karyawan, mengatur dan merencanakan Shift anggaran belanja. Day Menyediakan sarana administrasi dan Shift kebutuhan dana. Day Menentukan daerah pemasaran dan Shift menetapkan harga jual produk. Mempromosikan hasil produksi dan Day meningkatkan hubungan kerjasama dengan Shift perusahaan lain. Day Melaksanakan pembelian kebutuhan pabrik Shift dan penyimpanan produk. Day Melaksanakan tata laksana seluruh unsur Shift dalam organisasi. Mengatur pelayanan administrasi kepada semua unsur organisasi, mengatur dan Day meningkatkan hubungan kerjasama antar Shift karyawan perusahaan dengan masyarakat, memberi pelatihan pendidikan bagi karyawan. Day Menyiapkan dan melayani segala keperluan Shift medis. Shift I Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang Shift II dilakukan dan melakukan berbagai tindakan Shift III pengamanan. Menyediakan alat dan tenaga untuk transportasi yang diperlukan. Shift I Melaksanakan berbagai tindakan kebersihan. Day Shift
23.
24.
Bagian Umum
1
Day Shift
Seksi Humas dan Kepegawaian
2
Day Shift
Jumlah
83
Memberi pelayanan kepada semua unsur dalam organisasi di bidang kesejahteraan dan fasilitas kesehatan serta keselamatan kerja bagi seluruh karyawan dan keluarganya, memberikan penyuluhan mengenai fasilitas perusahaan. Melaksanakan analisis dan penyiapan dan rancangan kebijakan dalam bidang hubungan masyarakat, menyusun rencana operasional urusan bagian kepegawaian.
42
10.2. Waktu Kerja Waktu kerja PT. COCO PILLOW terbagi menjadi 3 shift kerja yaitu shift I, shift II, dan shift III selama 8 jam sehari. Pembagian shift kerja karyawan dapat dilihat pada tabel berikut: Shift I
II
III
Day Shift
Hari Senin-Kamis Jum’at Sabtu Minggu Senin-Kamis Jum’at Sabtu Minggu Senin-Kamis Jum’at Sabtu Minggu Senin-Kamis Jum’at Sabtu
Jam Kerja 07.00-15.00 07.00-15.00 07.00-13.00 07.00-15.00 16.00-23.59 16.00-23.59 16.00-23.59 16.00-23.59 23.59-08.00 23.59-08.00 23.59-08.00 23.59-08.00 08.00-16.00 08.00-16.00 08.00-13.00
Istirahat 12.00-13.00 12.00-14.00 12.00-13.00 19.00-20.00 19.00-20.00 19.00-20.00 19.00-20.00 05.00-06.00 05.00-06.00 05.00-06.00 05.00-06.00 12.00-13.00 12.00-14.00 -
43
ACARA XI ANALISIS EKONOMI
11.1. Modal Dasar Modal dasar yang digunakan adalah sebagai berikut: Sumber Modal Modal sendiri Investior I Investor II Pinjaman (Bank) Total Modal
Prosentase 40% 25% 25% 10%
Nominal Rp. 2.536.440.000 Rp. 1.585.275.000 Rp. 1.585.275.000 Rp. 634.110.000 Rp. 6.341.100.000
DAFTAR HARGA BAHAN (1 Tahun) No. Nama Bahan Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp.) 1. Sabut kelapa Kg 31.200 Rp. 2.000 2. Kayu manis Kg 15.600 Rp. 35.000 Rp. 37.000 Total Biaya pengiriman Total harga bahan sebelum pajak Pajak pembelian Total harga bahan setelah pajak
Harga Total (Rp.) 62.400.000 546.000.000 608.400.000 2.000.000 610.400.000 1.000.000 611.400.000
DAFTAR HARGA ALAT UNTUK PROSES PRODUKSI No. Nama Alat Satuan Kapasitas Jumlah Harga Harga Satuan (Rp.) Total (Rp.) 1. Coco fiber Kg 1,5 ton-2 1 90.000.000 50.000.000 mesin ton/hari 2. Oven Kg 40-50 kg 1 13.500.000 13.500.000 3. Storage Liter 26.000 L 1 tank 4. Packaging Kg 30-120 pcs 1 25.000.000 25.000.000 5. Belt Kg 3 ton 13 25.000.000 325.000.000 conveyor 6. Rolling Kg 3 ton 5 25.000.000 125.000.000 conveyor Rp. Rp. Total 178.500.000 538.500.000 Harga Alat
No. 1. Biaya instalasi
MODAL TETAP (BIAYA TETAP) Keterangan
Biaya (Rp.) 35.000.000 44
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Biaya instrumentasi Biaya listrik Pembelian tanah Pembuatan bangunan Utilitas PPC Engineering and contruction DPC Contractor’s fee Contingency FFC
15.000.000 17.000.000 990.000.000 800.000.000 200.000.000 Rp. 4.057.000.000 200.000.000 Rp. 4.257.000.000 400.000.000 100.000.000 Rp. 4.757.000.000
MODAL KERJA Keterangan Biaya (Rp.) Raw material inventory 611.400.000 In proses inventory 557.700.000 Product inventory 200.000.000 Extended credit 100.000.000 Available cash 115.000.000 Rp. 1.584.100.000 Working capital (WC) FFC Rp. 4.757.000.000 Rp. 6.341.100.000 Total Capital Investment
45
BIAYA-BIAYA No. 1. 2. 3. 4.
Keterangan Bahan Dasar Upah Buruh Pengawasan Perawatan Tenaga Kerja 5. Perawatan Alat dan Bahan 6. Plan Supplies 7. Royalties and Patent 8. Utilitas Biaya Langsung 9. Pyroll Overhead 10. Plan Overhead 11. Packaging 12. Shipping Biaya Tidak Langsung 13. Penyusutan 14. Pajak 15. Asuransi Biaya Produksi 16. Administrasi 17. Sales Expance 18. Research 19. Finance Pengeluaran Umum Total Biaya
Biaya Rp. 611.400.000 Rp. 2.490.000.000 Rp. 975.700.000 Rp. 394.250.000 Rp. 75.900.000 Rp. 305.700.000 Rp. 10.100.000 Rp. 14.500.000 Rp.4.877.550.000 Rp. 1.245.000.000 Rp. 1.245.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000 Rp.2.501.000.000 Rp.543.050.000 Rp. 148.572.000 Rp. 64.286.000 Rp. 755.908.000 Rp. 105.510.000 Rp. 50.000.000 Rp. 115.000.000 Rp. 25.900.000 Rp.296.410.000 Rp.8.430.868.000
46
HARGA POKOK PRODUKSI Keterangan Biaya Total Biaya Rp.8.430.868.000 Persediaan Barang Awal Tahun Rp. 611.400.000 Rp. 9.042.268.000 Persediaan Barang Akhir Tahun Rp. 550.000.000 Harga Pokok Produksi Rp.9.592.268.000 HARGA POKOK PENJUALAN Keterangan Biaya Persediaan Barang Awal Tahun Rp. 611.400.000 Harga Pokok Produksi Rp.9.592.268.000 Barang Tersedia untuk Dijual Rp. 10.203.668.000 Persediaan Barang Akhir Tahun Rp. 550.000.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 10.753.668.000 LAPORAN LABA RUGI Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Pengeluaran Umum Pajak Keuntungan Laba Bersih
Biaya Rp. 1.248.000.000 Rp. 990.678.000 Rp. 257.332.000 Rp.570.909.000 Rp. 1.010.000.000 Rp. 1.580.909.000
47
XII. PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN 12.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis perencanaan proyek industri yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Nama perusahaan yang disepakati yaitu PT. COCO SWEET yang memproduksi Bantal Serabut Kelapa dengan Aromatik Kayu Manis yang disingkat “Coco Pillow”. 2. Tujuan didirikannya perusahaan PT. COCO SWEET ini adalah untuk memanfaatkan hasil samping buah kelapa agar menghasilkan harga jual yang tinggi setelah di buat menjadi produk Bantal Coco Pillow dengan sasaran konsumen khususnya para pekerja ataupun pelajar dan mahasiswa yang sedang mengerjakan study-nya sehingga akan menciptakan kesan rileks bagi pemakainya. 3. Analisa SWOT dan scoring yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan kelemahan dan tantangan. 4. Ada 3 tahapan dalam pengolahan bantal sabut kelapa aromatik kayu manis dengan spesifikasi sebagai berikut: No. Nama Bahan 1. Sabut kelapa segar 2. 3. 4.
5.
Spesifikasi Bahan yang Digunakan Kondisi segar, bebas kotoran, kandungan kadar air < 15% Kayu manis Kondisi kering, bebas kotoran, bentuk hasil rajangan, kandungan kadar air < 4%. Air Kondisi bersih dan mengalir, tidak berbau dan tidak keruh. Kain sasirangan dan Bahan dasar kain katun, dapat membentuk batik tulang leher belakang.
Diagram alir kualitatif dapat menggmbarkan bagaimana alur proses pada industri Bantal Serabut Kelapa Aromatik Kayu Manis di PT. COCO SWEET dari awal hingga proses pengiriman dan diagram alir kuantitatif dapat menggambarkan alur proses dilengkapi dengan perhitungan aliran dari tahap satu ke tahap yang lainnya sehingga menghasilkan 100 pcs produk Coco Pillow per hari nya.
48
6. Hasil perhitungan neraca massa sampai pada tahap pengemasan dihasilkan 100 pcs Coco Pillow/hari dan neraca energi menggambarkan energi yang digunakan untuk menghasilkan produk Coco Pillow yang dihitung dari berbagai mesin dan peralatan yang digunakan. 7. Uraian rinci mengenai spesifikasi alat/mesin yang digunakan pada setiap tahapan produksi pembuatan Coco Pillow sangatlah penting diperhatikan agar suatu industri bias menggunakan alat/mesin yang benar-benar sesuai kebutuhan. 8. Uraian secara jelas mengenai utilitas yang berupa ketersediaan energi berupa listrik maupun ketersediaan air harus dilakukan sehingga dalam menetukan utilitas yang digunakan dalam proses produksi Coco Pillow dapat dilakukan secara efisien. 9. Tata letak pabrik untuk sebuah industri harus mempertimbangkan lokasi yang tepat sesuai dengan pertimbangan yang terukur, baik berupa orientasi bahan baku, tenaga kerja maupun pangsa pasar. 10. Penyusunan struktur organisasi pada sebuah industri harus memperhatikan aspek kesesuaian dengan tata kelola perusahaan/pabrik yang didirikan serta diperlukan analisis perhitungan ketenagakerjaan untuk setiap bidang yang ada pada struktur organisasi. 11. Perhitungan analisis ekonomi harus detail dan terperinci, sehingga perhitungan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya tanpa adanya rekayasa maupun kerugian nantinya. 12.2. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada proyek industri PT. COCO SWEET diharapkan industri ini dapat berkembang lebih luas lagi terutama dalam hal bahan baku aromatik yang digunakan sehingga memiliki banyak variasi yang diberikan kepada konsumen serta dalam bentuk spray.
49