BELAJAR DAN BEKERJA BERSAMA MASYARAKAT Panduan Bagi Fasilitator Perubahan Sosial
SUSDEC Perhimpunan Untuk Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan Jl. Nuri IV No 8 Sambeng, Mangkubumen, Surakarta Phone: 0271-712049 Email:
[email protected]
KATA PENGANTAR Perhatikan sungguh-sungguh gagasan yang datang dari rakyat, yang masih terpenggal dan belum sistematis. Pelajari gagasan tersebut bersama mereka, sehingga menjadi gagasan yang lebih sistematis. Menyatulah dengan rakyat. Kaji dan jelaskan kembali gagasan yang datang dari mereka itu, sehingga mereka benar-benar paham bahwa gagasan itu milik mereka. Terjemahkan gagasan tersebut menjadi aksi, dan uji kebenaran gagasan tadi melalui aksi. Begitu seterusnya di ulang-ulang secara ajeg, agar gagasan tersebut menjadi lebih benar, lebih penting dan lebih bernilai sepanjang masa. Demikian itulah membangun ILMU PENGETAHUAN RAKYAT (MTZ)
Melakukan pemberdayaan rakyat bukan berarti mengajari rakyat tentang ‘sesuatu yang terbaik untuk rakyat’. Memberdayakan rakyat adalah proses pencarian (re-search) yang dilakukan bersama rakyat untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian persoalan. Buku kecil ini bukan dimaksudkan sebagai acuan dalam proses pemberdayaan. Tetapi buku kecil ini dimaksudkan sebagai tempat berdiskusi dan berdebat tentang pendekatan-pendekatan dalam pemberdayaan rakyat. Buku ini memuat tentang Prinsip Pendidikan Pembebasan, pengertian Participatory Rural Appraisal, prinsip-prinsip, dan teknik-teknik PRA. Buku ini juga memuat tentang ‘bagaimana menjadi fasilitator perubahan sosial?’, proyek dan monitoring proyek Tentu banyak kekurangan dari buku ini. Maka ‘sangat dianjurkan’ bagi siapapun yang berkeinginan melakukan koreksi dengan menambah atau mengurangi isi buku ini. Sebagai kata akhir, bahwa PRA tidak baik untuk dihafalkan, tetapi lakukan. Solo, Februari 2006 Perhimpunan SUSDEC Surakarta
i
DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI PENDIDIKAN Untuk Menumbuhkan KESADARAN KRITIS 1 6 Menjadi SEORANG FASILITATOR PERKENALAN dengan PENGKAJIAN DESA SECARA PARTISIPATIF 14 21 BAGAIMANA MELAKUKAN KAJIAN KEADAAN PEDESAAN PARTISIPATIF? MENGENAL TEKNIK PENGKAJIAN DESA SECARA PARTISIPATIF 24 27 ® PEMETAAN (MAPPING) 29 ® KALENDER MUSIM (SEASONAL CALENDAR) 32 ® PENELUSURAN DESA 34 ® BAGAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN (DIAGRAM VENN) 36 ® ALUR SEJARAH ( TIMELINE ) 39 ® PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN (TREND AND CHANGE) 41 ® BAGAN PERINGKAT (MATRIX RANKING) 43 ® DIAGRAM ALUR 45 ® WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
ii
48 POHON MASALAH dan HARAPAN MENGGAGAS PROGRAM KECIL BERSAMA MASYARAKAT 50 55 MONITORING dan EVALUASI PARTISIPATIF 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN 65 SEKILAS Perhimpunan SUSDEC
iii
Perhimpunan SUSDEC Surakarta
PENDIDIKAN untuk menumbuhkan KESADARAN KRITIS banyak orang melakukan tindakan, karena orang lain melakukan. Tidak banyak orang melakukan tindakan, berdasar apa yang ada dipikirannya.
K alau dilakukan analisis kritis terhadap posisi pendidikan dan pelatihan dalam struktur sosial kapitalisme Neo Liberal saat ini, ternyata pendidikan telah menjadi bagian yang mereproduksi sistim dan struktur yang ada. Sehingga pendidikan dan pelatihan lebih menjadi masalah ketimbang pemecahan. Posisi pendidikan dan pelatihan lebih pada menyiapkan sumber daya manusia' untuk mereproduksi ' sistim tersebut. Dengan posisi seperti itu, setiap usaha pendidikan dan pelatihan berarti ikut menyumbang dan melanggengkan ketidak adilan dari sistim tersebut, serta tidak mampu memainkan peran dalam demokratisasi dan keadilan serta penegakan HAM. Dengan kata lain pendidikan dan pelatihan telah gagal memerankan visi utamanya yakni 'memanusiakan manusia' untuk menjadi subyek transformasi sosial. Transformasi yang dimaksud adalah suatu proses penciptaan hubungan yang secara fundamental baru dan lebih baik. Atas dasar itu diperlukan perenungan mendasar tentang fungsi dan peran setiap usaha pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitan transformasi sosial perlu didorong untuk setiap usaha pendidikan dan pelatihan memerankan peran kritis terhadap pelanggaran hak hak azai manusia. Dilemanya adalah terjadi saling ketergantungan secara dialektis antara pedidikan kritis dan sistim sosial yang demokratis yang menghargai hak hak azazi manusia. Penidikan kritis membutuhkan lingkungan sistim sosial yang demokratis dan adil serta sistim yang menghagai HAM. Dalam sistim sosial yang sangat totaliter dan merendahkan HAM serta tidak demokratis dalam model negara apapun, sulit bagi pendidikan memerankan peran kritisnya. Sebaliknya suatu sistim sosial yang demokratis dan adil serta menghargai HAM hanya bisa diwujudkan melalui suatu sistim pedidikan yang kritis, demokratis, dan berprinsipkan keadilan. Dengan kata lain, pendidikan kritis membutuhkan ruang yang demokratis, dan untuk menciptakan ruang demokratis diperlukan pendidikan kritis. Seperti diketahui, Tradisi liberal telah mendominasi konsep pendidikan hingga saat ini. Pendidikan liberal telah menjadi bagian dari globalisasi ekonomi 'liberal' kapitalisme. Dalam kontek lokal, paradigma pendidikan liberal telah menjadi bagian dari sistim developmentalisme, dimana sistim tersebut ditegakan pada suatu asumsi bahwa akar 'underdevelopment' karena rakyat tidak mampu terlibat dalam sistim kapitalisme. Pendidikan harus membantu peserta didik untuk masuk dalam sistim developmentalisme tersebut. Dengan agenda liberal seperti itu, maka tidak memungkinkan bagi pendidikan untuk menciptakan ruang (space) bagi sistim pendidikan untuk secara kritis mempertanyakan tentang, pertama, struktur ekonomi, politik, ideology, gender,
Belajar dan Bekerja Bersama Masyarakat
1