Bab Pembahasan Askeo Spiriual.docx

  • Uploaded by: Elsyfhaa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Pembahasan Askeo Spiriual.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,821
  • Pages: 25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan estimasi World Health Organization (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1.5 juta orang harus menjalani cuci darah dalam hidupnya. Di Indonesia, berdasarkan Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan usia lanjut. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam arahan atau konseling pasien dalam penggunaan berbagai terapi.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah jenis-jenis terapi modalitas pasien gagal ginjal? 2. Apakah jenis terapi komplementer?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui jenis –jenis terapi modalitas pasien gagal ginjal. 2. Untuk mengetahui jenis terapi komplementer

1

BAB II PEMBAHASAN A. Jenis – jenis terapi modalitas pasien gagal ginjal Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Saat ini ada tiga terapi modalitas pengobatan yang tersedia untuk gagal ginjal kronik yang telah mencapai derajat V (End-Stage Renal Desease) yaitu hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal 3 (Corrigan, 2011). 1. Hemodialisis Hemodialisis adalah terapi yang paling sering dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik diseluruh dunia, termasuk di Indonesia yaitu sebesar 82% (Perkumpulan Nefrologi Indonesia [PERNEFRI], 2014). Hemodialisis merupakan suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang disebut

dialiser.

Hemodialisis

yang

dijalani

oleh

pasien

dapat

mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus akan merubah pola hidup pasien juga terdapat hal yang membuat pasien menjadi kurang nyaman. Pasien yang menjalani hemodialisis sering dihadapkan dengan pembatasan makanan dan asupan cairan, bermasalah gejala fisik seperti gatal dan kurang energi, dengan stres psikologis seperti kehilangan konsep diri dan harga diri, perasaan tidak pasti tentang masa depan, dan rasa bersalah terhadap anggota keluarga, serta dengan masalah dalam domain sosial (Mahmoed,S & Abdelaziz, N.A., 2015). Hal ini menjadi stressor yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan pasien yang meliputi biologi, psikologi, sosial, spiritual (biopsikososial). Penderita gagal ginjal kronik tahap akhir harus menjalani hemodialisis secara intermitten sepanjang hidup klien kecuali dengan

2

transplantasi ginjal yang berhasil dilakukan (Black & Hawks, 2014). Selain biaya yang mahal dan harus datang berulang kali dalam seminggu sehingga membuat hidup pasien tidak nyaman. Kualitas hidup merupakan penilaian seseorang akan kepuasan dalam hidupnya. Menurut WHO (1997), kualitas hidup merupakan persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dan konteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan hubungannya dengan tujuan individu, harapan, standar dan perhatian. Ketika pasien telah divonis mengalami gagal ginjal kronik dan harus menjalani hemodialisis, secara tidak langsung pasien akan melakukan tindakan supaya penyakitnya tidak bertambah parah, dalam hal ini efikasi berperan penting dalam pengambilan keputusan pasien. Penelitian Luszczynska (2005) menyatakan bahwa efikasi diri dapat memprediksi kepatuhan dalam regimen pengobatan, perilaku kesehatan dan aktivitas fisik, manajemen nyeri yang efektif, serta manajemen penyakit. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis diharapkan dapat meningkatkan keyakinan dalam menjalani perawatan mandiri karena mereka didorong untuk dapat memanajemen penyakitnya secara efektif baik dari aspek fisik seperti hemodialisis, diet, pengaturan cairan, perawatan akses vaskuler, istirahat tidur dan olahraga, aspek psikososial seperti stres koping dan spiritual serta aspek sosial seperti peran dalam keluarga dan hubungan interpersonal untuk dapat memanajemen penyakitnya. Pasien yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan dalam melakukan perawatan diri akan lebih mungkin menjalankan tugas-tugas tersebut, oleh karena itu individu dengan efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu mengelola penyakitnya (Tsay, S.L & Healstead, M, 2002). Hal ini sejalan dengan penelitian Luszczynska (2005), bahwa terdapat korelasi positif antara efikasi diri dengan kualitas hidup seseorang.

3

2. Dialisis Peritoneal Dialisis peritoneal menggunakan lapisan membran (peritoneum) dari perut sebagai filter untuk membersihkan darah dan membuang kelebihan cairan. Dialisis peritoneal dapat dilakukan secara manual (ambulatory peritoneal dialysis terus menerus) atau dengan menggunakan mesin untuk melakukan dialisis di malam hari (dialisis peritoneal otomatis). a.

Sekitar 2 sampai 3 liter cairan dialisis dimasukkan ke rongga perut melalui akses kateter. Cairan ini mengandung zat-zat yang menarik limbah dan kelebihan air dari jaringan.

b.

Cairan diperbolehkan untuk tinggal selama 2 sampai beberapa jam sebelum dialirkan untuk mengambil limbah yang tidak diinginkan.

c.

Cairan biasanya perlu ditukar empat sampai lima kali sehari.

d.

Dialisis peritoneal menawarkan lebih banyak kebebasan dibandingkan dengan hemodialisis karena pasien tidak perlu datang ke pusat dialisis untuk pengobatan. Pasien dapat melakukan banyak kegiatan yang biasa mereka saat menjalani perawatan ini. Ini mungkin terapi yang lebih baik untuk anak-anak. Kebanyakan pasien adalah kandidat untuk hemodialisis dan dialisis peritoneal. Ada perbedaan sedikit dalam hasil antara kedua prosedur. Dokter mungkin merekomendasikan satu jenis dialisis berdasarkan riwayat medis dan riwayat pembedahan pasien. Cara terbaik adalah untuk memilih modalitas dialisis setelah memahami kedua prosedur dan mencocokkannya dengan gaya hidup seseorang, kegiatan seharihari, jadwal, jarak dari unit dialisis, sistem pendukung, dan preferensi pribadi.

3. Translapatasi Ginjal Transplantasi ginjal merupakan 1 dari 3 terapi pengganti ginjal pada

penderita

gagal

ginjal

kronis

tahap

akhir,

selain cuci

darah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau yang

4

dikenal dengan cuci darah lewat perut. Dinamakan terapi pengganti ginjal karena ginjal yang sudah rusak akibat gagal ginjal kronis tidak dapat membaik, tetapi dapat digantikan kerjanya. Pada transplantasi ginjal, ginjal yang sudah rusak akan digantikan kerjanya oleh ginjal donor yang cocok. Salah satu penelitian mengatakan bahwa transplantasi ginjal dapat memperpanjang hidup seseorang bila dibandingkan dengan cuci darah dan CAPD.

B. Jenis terapi komplementer Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Menurut WHO (World Health Organization), konvensional

pengobatan

komplementer

yang bukan berasal

adalah

dari negara

pengobatan yang

non-

bersangkutan,

sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer

tetapi

merupakan

pengobatan

tradisional.

Pengobatan

tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012). 1. Mind-body medicine. a. Hipnosis Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai dengan perubahan sensori, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motorik. Instruksi yang biasa diberikan menyarankan

5

relaksasi fisik seperti mengambang bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Hipnosis dapat diinduksi dalam beberapa menit untuk mempertahankan analgesia yang sedang berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan emosional dan fisik. Standar Operasional Prosedur (SOP) Hipnosis POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM

SOP Hipnosis No

Halaman

Ditetapkan

Dokumen

1/2

Oleh Direktur

Jl. Wolter.

Poltekkes

Monginsidi

Kemenkes

No.38

Kaltim

Samarinda 1. Tujuan

a. Mengurangi ansietas b. Memberikan relaksasi c. Melancarkan sirkulasi darah d. Merelaksasikan otot-otot tubuh

2. Ruang Lingkup

Indikasi : Klien dengan cemas, nyeri ataupun ketegangan yang membutuhkan kondisi rileks.

3. Definisi

Suatu kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan otot-otot tubuh maupun pikiran sehinggan memberikan rasa nyaman.

4. 4. Prosedur 5.

Komponen Fase Orientasi: 1. Salam Terapeutik 2. Evaluasi/validasi kondisi pasien

6

3. Kontrak: topic/waktu/tempat Fase Kerja : Persiapan Alat 1. Persiapan alat berupa tape recorder atau semacamnya yang bisa digunakan untuk memutar music relaksasi. 2. Modifikasi lingkungan senyaman mungkin bagi klien termasuk pengontrolan suasana ruangan agar jauh terhindar dari kebisingan. Cara Kerja 1. Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman mnugkin. 2. Mainkan music relaksasi. 3. Instruksikan klien melakukan relaksasi nafas dalam terlebih dahulu (kurang lebih satu menit saja) dengan menutupmata. 4. Tuntun klien melakukan relaksasi lima jari dengan kalimat berikut 5. Bayangkan bahwa anda beradadi suatu tempat yang paling indah yang pernah anda kunjungi. 6. Rasakan suasana dan udara yang ada di tempat tersebut, nikmati keindahannya, dengarkan kicauan burung-burung yang bernyanyi riang, ucapkan dalam hati “betapa merdunya.... betapa indahnya.... betapa mengasyikkannya... beradaa di tempat ini”.

7. Bayangkan bahwa di tempat itu orang-orang yang anda cintai berada di samping anda (sambil

7

menyentuhkan ujung jari tengah ke ujung ibu jari).

8. Nikmati kebahagian yang anda rasakan, ucapkan dalam hati “betapa bahagianya saya saat ini”

9. Bayangkan bahwa orang yang anda cintai tersebut memberikan pujian yang paling indah untuk anda (sambil menyentuhkan ujung jari manis ke ujung ibu jari).

10. Rasakan betapa bahagianya anda, nikmati kebahagian itu sambil tersenyum. Katakan lagi dalam hati “betapa bahagianya saya saat ini”.

11. Bayangkan bahwa orang yang adna cintai juga memberikan hadiah yang anda damba-dambakan selama ini (sambil menyentuhkan ujung jari kelingking dengan ujung ibu jari).

12. Rasakan betapa bahagianya anda saat ini... dan ucapkan lagi dalam hati sambil tersenyum “saya semakin bahagia...saya sangat bahagia”

13. Baiklah, saya akan memberikan anda waktu untuk beristirahat danterus menikmati kebahgian, ketengan dan kenyamanan tersebut selama 5 menit (tunggu sampai 5 menit).

14. Bagus sekali, kini anda benar-benar telah menikmati suasana rileks, nyaman, tenag dan penuh kebahgiaan. Saatnya anda bangun dalam kondisi yang sangat segar. Saya akan menghitung maju dari 1-. Pada hitungan ketiga, anda akan terbangun dalam kondisi yang sangat segar, lebih segar dari sebelumnya. Satu...dua...lebih segar dari sbelumnya...tiga... bangu dan buka mata anda.

15. Bila klien ingin melnjutkan untuk tidur, biarkan klien beristirahat sampai klien memutuskan sendiri utuk terbangun.

16. Matikan tape recorder

8

17. Tanyakan perasaan klien setelah melakukan relaksasi lima jari.

18. Dokumentasikan haisl intervensi pada catatan keperawatan klien.

Fase Terminasi: a. Evaluasi respon pasien  Evaluasi subjektif  Evaluasi objektif b. Tindak lanjut pasien c. Kontrak: topik/waktu/tempat Sikap: 

Hati-hati



Sikap ramah dan sopan

b. Guided imagery Ini mengalihkan fokus mental dari rangsangan menyakitkan untuk pengalaman yang lebih menyenangkan, gambaran, dan relaksasi. Guided imagery adalah intervensi yang perawat dapat lakukan dengan pengaturan yang berbeda (rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan pasien dan keluarga untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Teknik Imajinasi Terpimpin (Guided Imagery) POLITEKNIK

SOP Pemberian Teknik Imajinasi Terpimpin

KESEHATAN

(Guided Imagery)

KALTIM Jl. Wolter.

9

No

Halaman

Ditetapkan

Monginsidi

Dokumen

1/2

Oleh Direktur

No.38

Poltekkes

Samarinda

Kemenkes Kaltim

1. Tujuan

a. M e n c a p a i k o n d i s i r e l a k s a s i b. M e n i m b u l k a n r e s p o n psikofisiologis yang kuat c. M e n g u r a n g i n y e r i

2. Definisi

Teknik yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu.

3. Prosedur i.

Komponen Fase Orientasi: 1. Salam Terapeutik 2. Evaluasi/validasi kondisi pasien 3. Kontrak: topic/waktu/tempat Fase Kerja : Persiapan Alat 1. Menyiapkan musik relaksasi 2. Menyiapkan sound speaker 3. Menyiapkan naskah Guided Imagery Cara Kerja 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien 2. Membuat kontrak waktu 3. Berikan posisi pasien senyaman mungkin yaitu posisi bersandar dan

10

minta klien untuk menutup matanya selama prosedur 4. Meminta klien untuk menarik napas dalam dan perlahan sebanyak 3 kali untuk merelaksasikan semua otot dengan tetap terpejam. 5. Meminta klien untuk memikirkan halhal yang menyenangkan atau pengalaman dengan mata terpejam yang membantu penggunaan semua indra dengan suara lembut. 6. Saat klien membayangkan dengan mata tetap terpejam, klien dipandu untuk menjelaskan bayangan dengan ditanya: b. Apa yang dibayangkan c. Dilakukan bersama siapa bayangan menyenangkan tersebut d. Kapan bayangan menyenangkan dilakukan e. Dimana bayangan menyenangkan itu terjadi f. Seberapa sering hal menyenangkan dilakukan. 7. Jika klien menunjukkan tanda-tanda gelisah atau tidak nyaman,hentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap. 8. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit kliendipandu keluar dari bayangnnya. 9. Catat hal-hal yang digambarkan klien untuk digunakan pada latihan selanjutnya dengan

11

menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien. Fase Terminasi: a. Evaluasi respon pasien  Evaluasi subjektif  Evaluasi objektif b. Tindak lanjut pasien c. Kontrak: topik/waktu/tempat Sikap: 

Hati-hati



Sikap ramah dan sopan

c. Pelatihan relaksasi Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi otot progresif, dan pencitraan. Modalitas ini telah menghasilkan penurunan yang signifikan dalam nyeri secara subjektif pada pasien dengan kanker stadium lanjut Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelatihan Relaksasi Benson POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM Jl. Wolter. Monginsidi No.38 Samarinda

12

SOP Pelatihan Relaksasi Benson No

Halaman

Ditetapkan

Dokumen

1/2

Oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim

1. Tujuan

Pelatihan relaksasi benson dapat menimbulkan keadaan tenang dan rileks dimana gelombang otak mulai melambat sehingga akhirnya membuat seseorang menjadi tenang dan nyaman.

2. Definisi

Relaksasibenson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapatmembantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi

3. Prosedur i.

Komponen Fase Orientasi: 4. Salam Terapeutik 5. Evaluasi/validasi kondisi pasien 6. Kontrak: topik/waktu/tempat Fase Kerja : Cara Kerja 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien 2. Membuat kontrak waktu 3. Berikan posisi pasien senyaman mungkin 4. Anjurkan klien menutup mata 5. Anjurkan klien untuk relaksasi semua otot secara dalam,mulai dari kaki dan relaksasikan sampai wajah 6. Nafas melalui hidung, hembuskan nafas, sambil mengucap satu, tenangkan pikiran. Nafas dalam…hembuskan, satu, Nafas dalam…..

13

hembuskansatu. Bernafaslah dengan mudah dan alami…hembuskan sampai tercipta ketenangan dan rileks pada diri anda(sambal meneybut nama Allah, kalimat istighfar) 7. Lakukan selama 15 menit. Kegiatan ini minimal dilakukan 1 kali sehari. 8. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas gangguan. 9. Lakukan terapi 1 kali sehari.

Fase Terminasi: a. Evaluasi respon pasien  Evaluasi subjektif  Evaluasi objektif b. Tindak lanjut pasien c. Kontrak: topik/waktu/tempat Sikap: 

Hati-hati



Sikap ramah dan sopan

d. Terapi distraksi Terapi distraksi adalah teknik di mana rangsangan sensorik diberikan kepada pasien dalam rangka untuk mengalihkan perhatian mereka dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya dengan melihat pemandangan alam, video game, dll. Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Distraksi POLITEKNIK

14

SOP Terapi Distraksi

KESEHATAN

No

Halaman

Ditetapkan

KALTIM

Dokumen

1/2

Oleh Direktur

Jl. Wolter.

Poltekkes

Monginsidi

Kemenkes

No.38

Kaltim

Samarinda 1. Tujuan

a. Mengurangi rasa sakit/nyeri. b. Mengurangi rasa cemas c. Menjadikan hati terntram

2. Ruang Lingkup

Indikasi : a. Ketika badan terasa sakit/nyeri b. Ketika cemas atau gelisah c. Ketika tergesa-gesa dalam melakukan aktivitas d. Pikiran tidak tenang atau tidak fokus/konsentrasi

3. Definisi

Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Jenis Distraksi: 1. Distraksi Visual a) Membaca/menonton TV b) Menonton pertandingan c) Imajinasi terbimbing 2. Distraksi Auditori a) Humor b) Mendengarkan music 3. Distraksi Taktil

15

a) Bernapas perlahan dan berirama b) Masase c) Memegang mainan 4. Distraksi Intelektual a) Hobi (menulis cerita) 4. Prosedur i.

Komponen Fase Orientasi: 1. Salam Terapeutik 2. Evaluasi/validasi kondisi pasien 3. Kontrak: topik/waktu/tempat Fase Kerja : Persipan Alat 1. Televisi (TV) 2. Buku Cara Kerja 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien 2. Membuat kontrak waktu 3. Tanyakan keluhan pasien 4. Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik. 5. Memberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distraksi a. Bernapas pelan-pelan b. Mendengarkan lagu sambil, menepuknepuk jari kaki c. Membayangkan hal-hal yang indah

16

sambil menutup mata d. Menonton TV e. Berbincang-bintang dengan orang lain. 6. Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknik distraksi tersebut. 7. Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut bila terasa nyaman atau ketidaknyamanan. Fase Terminasi: a. Evaluasi respon pasien  Evaluasi subjektif  Evaluasi objektif b. Tindak lanjut pasien c. Kontrak: topik/waktu/tempat Sikap: 

Hati-hati



Sikap ramah dan sopan

4. Manipulative and body-based practices a. Gentle massase Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan seluas mungkin dengan seluruh tangan berkontak dengan bagian tubuh pasien seperti lengan atau punggung. Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat memberikan banyak tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus ringan dan tersebar luas. Pilihan pola pijat bias seperti lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval besar. Hal ini penting

17

untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan yang konsisten.

5. Energy medicine (Reiki) Reiki adalah energi getaran atau halus paling sering difasilitasi oleh sentuhan yang sangat ringan. Rei berarti yang universal atau energi tertinggi, dan ki berarti energi kekuatan hidup. Terapi Reiki diduga mendukung kesejahteraan kita dan untuk memperkuat kemampuan alami kita untuk menyembuhkan dengan mendorong keseimbangan dalam tubuh, pikiran, dan jiwa. Reiki yang ditawarkan oleh seorang praktisi Reiki dilatih untuk individu dan melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan pada tubuh pasien: kepala hingga ujung kaki, depan dan belakang, dan di titik nyeri jika ditoleransi. Sentuhan lembut dari Reiki adalah menenangkan, dan menstimlasi relaksasi yang mendalam. Hal ini dapat diberikan kepada setiap pasien karena sentuhan yang sangat ringan. Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki. Karena itu adalah sentuhan ringan, tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Selama pasien terbuka untuk menerima sentuhan yang sangat ringan, dapat dilakukan.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Energy medicine (Reiki)

POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM Jl. Wolter. Monginsidi No.38 Samarinda

18

SOP Pelatihan Energy medicine (Reiki) No

Halaman

Ditetapkan

Dokumen

1/2

Oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim

1. Tujuan

5. Ruang Lingkup

Indikasi : a. Ketika badan terasa sakit/nyeri b. Ketika cemas atau gelisah c. Ketika tergesa-gesa dalam melakukan aktivitas d. Pikiran tidak tenang atau tidak fokus/konsentrasi

i.

6. Definisi

a. Identifikasi pasien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan pasien secara cermat. b. Kaji kebutuhan pasien akan kebutuhan untuk pemberian terapi reiki. c. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi pasien dengan memeriksa identitas pasien secara cermat. d. Panggil pasien dengan nama kesukaannya. e. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien. f. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada pasien. g. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman.

7. Prosedur

Komponen Fase Orientasi: 2. Salam Terapeutik 3. Evaluasi/validasi kondisi pasien 4. Kontrak: topik/waktu/tempat

19

Fase Kerja : Persiapan Alat 1. Kursi Cara Kerja 1. Lakukan Attunement (cara membuka diri untuk menerima energy getaran yang lebih tinggi untuk keperluan penyembuhan pribadi), proses ini adalah untuk menyelaraskan diri kita dengan energy Alam semesta, melalui seorang pembimbing tingkat Master Teacher. REIKI LEVEL 1 2. Setelah Attunement : a. Santai, pasrah, senyum (SPS). b. Kibaskan telapak tangan 2-3 kali c. Niatkan untuk menyalurkan energy Reiki tanpa memikirkan caranya. d. Rasakan aliran, semburan, hawa hangat dari telapak tangan. e. Rasakan energi diantara kedua telapak tangan. 3. Penyembuhan diri sendiri (Self Healing). a. Duduklah di kursi atau bersila di lantai, punggung tegak dan selalu SPS. b. Berdo`a memohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari Tuhan YME. c. Aktifkan cakra mahkota dan cakra telapak tangan sendiri (Kibaskan tangan 2-3 kali). d. Buka aura diri sendiri ( depan dan belakang ) tetap santai. e. Niatkan untuk menyalurkan Rei Ki hingga terasa mengalir di. telapak tangan. f. Tempelkan kedua telapak tangan pada bagian-bagian tubuh tertentu (masingmasing selama + 60 hitungan), yaitu dengan urutan mulai dari bagian depan tubuh sebelah atas sampai bagian tubuh sebelah bawah, demikian juga untuk bagian tubuh bagian belakang, urutannya. g. Tutup aura tubuh kita dengan cara menyisir dari atas ke bawah sebanyak 2 kali (sekali

20

untuk bagian depan dan sekali untuk bagian belakang). h. Berterima kasih kepada Tuhan YME atas segala bantuan yang telah diterima. Relax sejenak sebelum berdiri atau teruskan dengan latihan grounding 4. GROUNDING a. Lakukan setiap hari atau setelah self healing, duduklah dengan santai, (sebaiknya duduk di atas kursi dan punggung tegak lurus). b. Kedua telapak tangan berada di atas paha dalam keadaan terbuka dan terlentang. c. Berdo`a mohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari Tuhan YME. d. Bayangkanlah cahaya putih (kuning emas) yang terang benderang dari langit turun memasuki cakra mahkota. Proses Perjalanan Cahaya Tersebut Adalah: 1) Cahaya tersebut menghangatkan cakra mahkota dan membuat cakra mahkota membuka lebar seperti bunga teratai dan bercahaya terang benderang. 2) Cahaya tersebut menembus cakra mahkota di bagian tengahnya dan terus mulai memasuki kepala. 3) Semakin jauh cahaya masuk kepala memenuhi seluruh kepala dan mulai mendorong cakra mata ketiga dari dalam, mengakibatkan cakrta mata ketiga juga mekar sepenuhnya. 4) Cahaya memenuhi seluruh kepala dan turun memenuhi tenggorokan, mendoroang cakra tenggorokan untuk mekar sepenuhnya. 5) Cahaya yang telah memenuhi kepala dan tenggorokan turun ke rongga dada, memenuhi seluruh rongga dada mendorong cakra jantung hingga mekar sepenuhnya. Cahaya juga memenuhi seluruh rongga perut, membuat cakra pusar, cakra sex dan terakhir cakra dasar mekar sepenuhnya. (pada saat cahaya menjalar keseluruh rongga tubuh kita, cahaya tersebut akan

21

membasmi penyakit-penyakit yang ada atau membenahi susunan organ tubuh kita). 6) Cahaya turun melalui kaki, bila anda melakukan Tekhnik grounding ini sambil bediri atau duduk di kursi, bayangkan cahaya turun dari kedua cakra telapak kaki. Sedangkan bila anda melakukannya sambil duduk besila, bayangkan cahaya turun dari cakra dasar. 7) Cahaya yang telah turun dari cakra telapak kaki atau cakra dasar memasuki bumi, menembus seluruh lapisan bumi,hingga sampai ke pusat bumi. (Katakan bahwa cahaya yang turun kebumi tidak membahayakan mahluk hidup yang ada dibawah) 8) Berkatilah bumi dengan cinta kasih sepenuhnya. 9) Menerima cahaya dan cinta kasih, bumi akan membalasnya dengan cahaya berwarna hijau yang naik dari pusat bumi ke tubuh melalui cakra telapak kaki atau cakra dasar. 10) Perintahkan pikiran bawah sadar untuk menjaga agar tubuh selalu terhubung dengan cahaya dari langit dan bumi ini dan 11) Cahaya ini akan membuat kapsul berwarna hijau yang membungkus tubuh kita (proteksi). 12) Setelah selesai ucapkan kembali terima kasih kepada Tuhan YME. Penyeimbangan Energi YIN-YANG: lakukan meditasi reiki: 1) Meditasi Rei Ki cukup dilakukan seminggu sekali. 2) Duduklah dengan punggung tegak & tetap dalam keadaan SPS. 3) Cakra Mahkota & Cakra Telapak Tangan dalam keadaan aktif. 4) Berdo`a mohon bantuan dan bimbingan Tuhan YME. 5) Kibaskan tangan 2-3 kali, niatkan untuk menyalurkan Rei Ki dari tangan kiri ke seluruh tubuh bagian kiri dan telapak tangan kanan ke seluruh tubuh bagian kanan. 6) Kemudian tempelkan telapak tangan kanan

22

diatas paha kanan dan telapak tangan kiri diatas paha kiri. 7) Hal ini dilakukan selama + 5 atau 10 menit. 8) Setelah selesai ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME atas segala bantuan yang telah diberikan.

Fase Terminasi: e. Evaluasi respon pasien d. Evaluasi subjektif e. Evaluasi objektif f. Tindak lanjut pasien g. Kontrak: topik/waktu/tempat Sikap:

23



Hati-hati



Sikap ramah dan sopan

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Saat ini ada tiga terapi modalitas pengobatan yang tersedia untuk gagal ginjal kronik yang telah mencapai derajat V (EndStage Renal Desease) yaitu hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal 3 (Corrigan, 2011). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.

24

Daftar Pustaka

http://scholar.unand.ac.id/26614/2/2.%20Bab%201%20pendahuluan. pdf (diakses pada tanggal 26-01-2019 jam 15:30)

25

Related Documents


More Documents from "Ferry"