Bab Iv.docx

  • Uploaded by: Zhulaily Pramasari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,655
  • Pages: 68
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah rumah sakit tipe C yang berlokasi di Jl. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang. Saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang terdapat pelayanan Rawat Inap, Poli Klinik Spesialis dan Subspesialis, ICU, IGD, Laboratorium, Apotek, Rontgen, USG, ECG, Kamar Operasi, dan pelayanan Rawat Jalan. Pada tahun 2012 jumlah tempat tidur di instalasi rawat inap berjumlah 251, yang terbagi di ruangan anak, penyakit dalam, bedah, kebidanan, VIP dan perawat poliklinik. Jumlah tenaga perawat tahun 2012 adalah 231 orang, dengan tingkat pendidikan ratarata DIII. Metode yang digunakan dalam metode keperawatan adalah metode tim, dengan anggota tim antara 4 sampai 6 orang. Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat penggunaan tempat tidur tahun 2011 adalah 70% dan pada tahun 2012 meningkat terutama bulan februari menjadi 89%. Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang saat ini banyak dikunjungi pasien baik pasien umum

maupun pasien askeskin. Saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang sedang berusaha meningkatkan pelayanan yang berkualitas sehubungan dengan terus meningkatnya jumlah pengunjung atau pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

46

47

1.

Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Sejak tahun 1965 cita-cita pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) telah menjadi wacana para tokoh Muhammadiyah di Sumatera Selatan seperti HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur Azhari, HM. Rasjid Thalib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom, H.M Soeripto, A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokohtokoh lainnya yang mendapat dukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid Bustomi dan bapak H.M Ali Amin, SH selaku Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan saat itu dan selanjutnya cita-cita tersebut direalisasikan dengan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 1967. Akan tetapi karena perkembangan sosial politik dan kondisi internal persyarikatan Muhammadiyah terutama hal-hal terkait kendala finansial sehingga jagaan pembangunan berjalan tertatih-tatih sehingga akhirnya RSMP baru dapat diresmikan pendiriannya pada tanggal 10 Dzulhijjah 1417 H/ 18 April 1997 M oleh Gubernur Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri yang juga dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof. Dr. HM. Amien Rais, MA. Diusianya yang masih terbilang muda, keberadaan RSMP yang beralamat di Jenderal Ahmad Yani Kelurahan 13 Ulu Palembang 30263 saat ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dan dapat mensejajarkan diri dengan rumah sakit terkemuka lain di kota

48

Palembang. Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang sangat tinggi dapat dilihat dari fenomena kunjungan pasien setiap hari sehingga sejak tahun 2005 RSMP dipercaya sebagai salah satu provider PT. ASKES dalam melayani pasien ASKESKIN, ASKES PNS, dan Komersial, JAMKESMAS serta JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA, bahkan saat ini juga telah terjalin kerjasama dengan banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di Sumatera Selatan terutama dalam bidang peningkatan pelayanan kesehatan. Saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah rumah sakit swasta terbesar yang melayani pasien JAMKESMAS dan JAMSOSKES atau sekitar 60% dari total jumlah pasien yang berkunjung ke RSMP. Upaya tak kenal lelah dari pimpinan dan pegawai RSMP untuk terus meneguhkan komitmen meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat cukup menyita perhatian pakar marketing Hermawan Kertajaya pendiri Markplus Institute and Marketing sehingga pada tanggal: 27 November 2012 menganugerahkan penghargaan Palembang Service excellence champion Award 2010 kepada RS. Muhammadiyah Palembang. 2.

Tujuan, Visi, Misi dan Motto RS.Muhammadiyah Palembang a. Tujuan “Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan preventif. promotif, kuratif dan rehabilitatif bagi segenap masyarakat pada umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya

49

dalam rangka mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rohmah sebagai bagian dari masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. b. Visi “Terwujudnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan secara professional, modern dan Islami sehingga menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah”. c. Misi 1. Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan secara profesional, modern dan Islami. 2. Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan. 3. Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan. d. Motto “Melayani sebagai Ibadah dan Dakwah”.

3.

Fasilitas Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Pelayanan medis yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yaitu : Medical Check Up, Dokter Umum, Dokter Gigi, dan Dokter Spesialis atau Sub spesialis yang terdiri dari : Anak, Bedah, Kebidanan & Kandungan, Penyakit Dalam, Syaraf, Paru, THT, Mata, Kulit dan Penyakit Kelamin, Jantung, Alergi, Gizi, Rehabilitasi medik, Hematologi, Onkologi Medik, dan Bedah (Umum, Syaraf, Anak, Digestif, Urologi, Tulang). Selain itu Rumah Sakit Muhammdiyah Palembang

50

sudah tersedia berbagai fasilitas yaitu : Instalasi Farmasi dan Laboratorium (buka 24 jam), Konsultasi Gizi, Radiologi, USG 4 Dimensi, ECG + Spirometri , Treadmill, Echo Cardiography, Fisioterapi dan Ambulance. 4.

Fasilitas Tempat Tidur Tabel 4.1 Fasilitas Tempat Tidur Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Jumlah TT 1. VIP Khusus 1 TT 2. VIP Utama 1 TT 3. Kelas I A 1 TT 4. Kelas I B 5 TT 5. Kelas II A 4 TT 6. Kelas II B 6 TT Jumlah TT IRNA RSMP

No.

5.

Ruang

No.

Ruang

7. 8. 9. 10. 11.

IRNA Bedah IRNA Penyakit Dalam IRNA Kebidanan IRNA Anak ICU/ ICCU

Pelayanan Rawat Jalan (Poliklinik) a. Penyakit Dalam b. Kebidanan & Penyakit Kandunagan c. Bedaah Umum d. Bedah Tulang e. Bedah Anak f. Bedah Tumor g. Bedah Digestive h. Bedah Urologi i. Bedah Syaraf j. Jiwa k. Anak

225 Tempat Tidur

Jumlah TT 48 TT 88 TT 30 TT 31 TT 10 TT

51

l. Mata m. THT n. Syaraf o. Jantung p. Paru-paru q. Kulit & Kelamin r. Radiologi 6.

Fasilitas Umum a. Mushola b. Kantin c. Bank d. ATM

52

B. Karakteristik Subyek Penelitian 1. Pasien Pertama Pasien pertama Tn. S berumur 36 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan sekolah SD, status menikah: kawin, alamat Jalan Tembok Baru Gang Rawo Rawo RT 15 RW 004 11 Ulu seberang Ulu

II, Kota

Palembang, Masuk Rumah Sakit 14 Juni 2017 dengan Nomor RM 538486. Identitas penanggung jawab Tn. S adalah ibu nya yang bernama Mariam, umur 59 tahun, beragama islam, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, tinggal serumah yaitu di Jalan Tembok Baru Gang Rawo Rawo RT 15 RW 004 11 Ulu seberang Ulu II, Kota Palembang. 2. Pasien Kedua Pasien kedua Tn. M berumur 39 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan SD, status perkawinan : duda, alamat Jalan KH. Azhari Lorong Pasiran RT. 045 RW. 012 No. 26, 7 Ulu Seberang Ulu I, Kota Palembang, Masuk Rumah sakit tanggal 13 Juni 2017 dengan Nomor RM 538430. Identitas penanggung jawab Tn. M adalah anaknya yang bernama Poppy, umur 19 tahun,beragama islam, pekerjaan sebagai buruh, tinggal serumah yaitu di Jalan KH. Azhari Lorong Pasiran RT. 045 RW. 012 No. 26, 7 Ulu Seberang Ulu I, Kota Palembang.

53

C. Pengkajian 1) Tabel Hasil Anamnesis Tabel 4.2 Hasil anamnesis pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No. 1.

Pasien 1 (Tn. “S”)

Data Pengkajian

Pasien 2 (Tn. “M”)

Nama

:

Tn. S

Tn. M

Umur

:

36 Tahun

39 Tahun

Suku/Bangsa

:

Sumatera/ Indonesia

Sumatera/Indonesia

Agama

:

Islam

Islam

Pendidikan

:

SD

SD

Pekerjaan

:

Ojek

Buruh

Status menikah

:

Kawin

Duda

Alamat

:

Jalan Tembok Baru Gang Rawo Jalan KH. Azhari Lorong Rawo RT 15 RW 004 11 Ulu Pasiran RT. 045 RW. 012 No. seberang

Ulu

II,

Kota 26, 7 Ulu Seberang Ulu I, Kota

Palembang

Palembang

No. RM

:

538486

538430

Diagnosa Medis

:

Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru

Tanggal MRS

:

14 Juni 2017 (Pukul 21.10 WIB)

13 Juni 2017 (Pukul 21.58 WIB)

Tanggal pengkajian :

19 Juni 2017 (Pukul 10.00 WIB)

19 Juni 2017 (Pukul 11.00 WIB)

Ruangan

Ahmad Dahlan 3A.5

Ahmad Dahlan 3A.5

:

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pasien satu dan pasien dua sama-sama menderita Tuberkulosis Paru dan pekerjaan pasien satu ojek dan pasien dua bekerja sebagai buruh.

54

2) Tabel Hasil Anamnesis Tabel 4.3 Hasil anamnesis keluhan dan riwayat penyakit pada pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No.

Data Pengkajian

1 Keluhan utama :

Pasien 1 (Tn. “S”)

Pasien 2 (Tn. “M")

Tn. “S” datang ke Rumah Tn. “M” datang ke Rumah Sakit karena sejak ± 2 Sakit karena ± 3 bulan yang minggu yang lalu sesak lalu batuk berdahak yang napas,

batuk

berdahak sulit keluar, nafsu makan

kuning kehijauan yang sulit menurun, berkeringat pada di keluarkan, sesak napas malam hari, dan demam hilang apabila di istirahatkan menggigil. dan tidur memakai bantal, serta demam hilang timbul, batuk

bertambah

apabila

malam hari 2

Riwayat perjalanan

Tn. “S” mengatakan sejak Tn. “M” mengatakan sejak

penyakit

kurang lebih 2 bulan yang kurang lebih 3 bulan yang

:

lalu batuk berdahak warna lalu pasien mengeluh batuk putih kekuningan yang sulit berdahak dengan dahak yang keluar, berat badan juga sulit keluar, nafsu makan mengalami penurunan, dan mulai menurun, dan sering demam yang hilang timbul. Awalnya

Tn.

berkeringat

pada

malam

“S” hari. Awalnya Tn. “M”

mengganggap biasa saja dan hanya minum obat warung, sudah minum obat warung, tapi tidak ada perubahan, namun 2 minggu terakhir kemudian

pasien

ke

dahak jadi kuning kehijauan, puskesmas, dan di anjurkan sesak napas dan demam untuk

ke

rumah

sakit.

55

hilang timbul. Sebelum sakit Sebelum sakit pasien adalah pasien

adalah

seorang seorang perokok.

perokok. 3 Riwayat penyakit dahulu

:

4 Riwayat penyakit keluarga

:

Tn. “S” tidak mempunyai

Tn. “M” tidak mempunyai

riwayat penyakit

riwayat penyakit

sebelumnya

sebelumnya

Tn. “S” mengatakan tidak Tn. “M” mengatakan tidak mempunyai keluarga yang mempunyai keluarga yang mengalami penyakit yang mengalami penyakit yang diturunkan.

diturunkan

Pada tabel diatas menjelaskan mengenai keluhan pasien satu dan pasien dua datang kerumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dan demam, kedua pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan keluarga.

3) Tabel Hasil Anamnesis Tabel 4.4 Hasil anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi pada pasien dengan tuberkulosis paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No. 1

Pasien 1 (Tn. “S”)

Pasien 2 (Tn. “M”)

Riwayat Sosial Ekonomi Hubungan dengan

Tn.

anggota keluarga:

berhubungan baik dengan berhubungan baik dengan

“S”

mengatakan Tn.

semua

“M”

anggota semua

mengatakan

anggota

keluarganya, tetapi Tn. keluarganya, tetapi Tn. “S”

terkadang

merasa “M” terkadang merasa

kesepian karena tidak ada kesepian karena Tn. “M”

56

anggota keluarga yang tidak dapat mencurahkan Tn.

menjaga

“S”

di perasaan sedih dan tidak

Rumah Sakit, dan kadang tahu pada siapa Tn. “M” hanya istri yang datang bertanya membesuk.

untuk

mengambil

keputusan

karena Tn. “M” tinggal serumah ke dua anaknya, istri

Tn.

“M”

sudah

meninggal dunia 5 tahun yang lalu. 2

Pembawaan secara

Tn. “S” bersikap tidak Tn.

umum :

kooperatif,

tidak

memberikan

Lingkungan rumah :

bersikap

mau kooperatif,

mau

informasi memberikan

kepada penulis. 3

“M”

informasi

kepada penulis.

Tn. “S” tinggal bersama Tn. “M” tinggal serumah istri, dan anak, ibunya. dengan kedua anak pasien “S”

Tn.

hubungan dengan

membina karena istri Tn. “M” yang

baik sudah meninggal dunia,

masyarakat

lingkungannya.

di Tn.

“M”

hubungan dengan

membina yang

baik

masyarakat

di

lingkungannya. Tn.

“S”

ekonomi sudah

mengatakan Tn.

“M”

keluarganya ekonomi cukup

memenuhi

mengatakan keluarganya

untuk mengalami

kesulitan,

kebutuhan karena Tn. “M” yang

rumah tangganya.

bekerja sendiri sebagai buruh

dan

untuk

menafkahi kedua anak

57

Tn. “M” karena istri pasien telah meninggal dunia. Pada tabel di atas menjelaskan bahwa terdapat perjenjangan pada pasien satu dan pasien dua, dimana pasien satu tinggal serumah bersama istri, anak, ibu dan neneknya dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sedangkan pasien dua tinggal bersama kedua anaknya dengan kesulitan ekonomi.

4) Tabel Hasil Anamnesis Tabel 4.5 Hasil anamnesis pengkajian psikososial pada pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No. 1

Pasien 1 (Tn. “S”)

Pengkajian Psikososial Konsep diri

Pasien 2 (Tn. “M”)

Tn. “S” mengatakan ia Tn.

“M”

tidak menerima penyakit mengatakan yang ia derita, namun istri dengan dan

anak

memberikan dan

selalu karena

juga terpukul

kondisi

nya

kondisinya

dukungan sekarang ia tidak dapat memberikan menafkahi anaknya lagi

semangat kepada pasien dan harus membebani agar

selalu

dada

berlapang anggota

menerima

percaya kesembuhan nya.

anggota

dan keluarga yang lain. akan

58

2

Tn.

Kognitif

“S”

mengatakan Tn. “M” mengatakan

belum mengerti dengan belum mengerti dengan keadaannya. 3

Tn.

Behavior

“S”

keadaannya. mengatakan Tn. “M” mengatakan

bahwa ia selalu berdoa bahwa ia selalu berdoa untuk kesembuhannya. 4

Mekanisme Koping

untuk kesembuhannya.

Bila Tn. “S” memiliki Tn.

“M”

selalu

masalah, ia selalu berdoa memohon dan berdoa dan

bercerita

pada setelah solat dan kapan

istrinya.

pun agar ia diberikan kesembuhan dan dapat menafkahi

agar

ia

diberikan kesembuhan. 5

Peran

Tn.

“S”

bahwa

mengatakan Tn. “M” mengatakan

ia

menyadari bahwa ia merasa tidak

perannya sebagai ayah berharga

untuk

untuk anak-anaknya dan keluarganya, perannya suami tidak akan berubah, sebagai

orang

tua

maka dari itu Tn. “S” tunggal sangat penting merasa

tidak

berarti untuk

menjalani hidupnya.

anak-anaknya,

maka dari itu Tn. “M” selalu

berdo’a

untuk

kesembuhannya

agar

dapat kembali bekerja dan menafkahi anakanaknya. Pada tabel diatas menjelaskan bahwa ada kesamaan pada pasien satu dan pasien dua, kedua pasien tidak menerima kondisi yang sedang ia alami dan merasa tidak berguna untuk keluarga.

59

5) Skema Genogram Keluarga Skema 4.1 Genogram keluarga pada pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Skema 4.1 Genogram Keluarga Tn.M

Skema 4.2 Genogram Keluarga Tn.S

Ket : : Perempuan

: Pasien

: Laki-laki

: Tinggal dalam satu rumah

: Anggota keluarga sudah meninggal

60

Pada skema diatas menjelaskan mengenai susunan keluarga pasien satu tinggal serumah bersama istri, anak, dan ibunya sedangkan pasien dua tinggal serumah bersama kedua anaknya, kedua pasien tidak mempunyai penyakit keturunan seperti penyakit jantung.

6) Pemeriksaan Fisik Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik pada pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruangan Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang No

Pemeriksaan Fisik

1

Keadaan umum pasien

2

Tanda-tanda vital

Pasien 2 (Tn. “M”)

Lemah

Lemah

a. Tekanan Darah

110/70 mmHg

100/70 mmHg

b. Denyut nadi

85x/menit

78x/menit

c. Pernafasan

28x/menit

26x/menit

d. BB sebelum sakit

59 kg

54 kg

50 kg

45 kg

e. TB

170 cm

156 cm

f. Suhu

38,50C

38,30C

Masalah Keperawatan

Gangguan termoregulasi

Gangguan termoregulasi

a. Bentuk

Simetris

Simetris

b. Kebersihan

Cukup bersih

Cukup bersih

- Warna

Hitam

Hitam

- Distribusi

Merata

Merata

- Kebersihan

Cukup bersih

Cukup bersih

- Tekstur

Halus

Kasar

- Kualitas

Tidak mudah rontok

Tidak mudah rontok

BB sekarang

3

Pasien 1 (Tn. “S”)

Kepala

c. Rambut

61

Masalah Keperawatan 4

5

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

a. Oedema

Tidak ada

Tidak ada

b. Conjungtiva

Anemis

Anemis

c. Sklera

Tidak Ikterik

Tidak Ikterik

d. Pupil

Isokor

Isokor

e. Kebersihan

Bersih

Bersih

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Mata

Kulit a. Turgor

6

Time (CRT) ≤2 detik.

Time (CRT) ≤2 detik.

b. Warna Kulit

Sawo matang

Sawo matang

c. Penyakit Kulit

Tidak ada

Tidak ada

d. Kebersihan

Cukup

Cukup

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Simetris antara kiri dan

Simetris antara kiri dan

kanan

kanan

b. Fungsi pendengaran

Normal

Normal

c. Kebersihan

Cukup bersih

Cukup bersih

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

a. Bentuk

Normal

Normal

b. Fingsi penciuman

Normal

Normal

c. Kebersihan

Cukup bersih

Cukup bersih

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

a. Mukosa bibir

Agak kering

Agak kering

b. Sakit menelan

Tidak ada

Tidak ada

c. Lidah

Normal

Normal

Telinga a. Bentuk

7

Hidung

Masalah Keperawatan 8

Elastis, Capillary Refill Elastis, Capillary Refill

Mulut dan tenggorokan

62

9

d. Tonsil

Normal

Normal

e. Kebersihan

Cukup bersih

Cukup bersih

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalh

Leher a. Pembesaran kelenjar Tidak ada

Tidak ada

tiroid b. Pembesaran kelenjar Tidak ada

Tidak ada

limpa Masalah keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

10a. Dada a. Jantung -

Inspeksi

Ictus cordis terlihat

Ictus cordis terlihat

-

Palpasi

Ictus cordis teraba, HR:

Ictus cordis teraba, HR:

85 x/menit

78 x/menit

-

Perkusi

Redup

Redup

-

Auskultasi

Irama teratur S1 dan S2

Irama teratur S1 dan S2

normal

normal

Simetris, RR: 28x/menit

Simetris, RR: 27x/menit

Tidak ada nyeri tekan

Tidak ada nyeri tekan

b. Paru-paru -

Inspeksi

-

Palpasi

Redup

Redup

-

Perkusi

Ronchi

Ronchi

-

Auskultasi

Ketidakefektifan

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

bersihan jalan napas

Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan pola napas 11

Abdomen a. Inspeksi

Simetris

Simetris

b. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tidak ada nyeri tekan

c. Perkusi

Timpani

Timpani

63

12

d. Auskultasi

Bising usus normal

Bising usus normal

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

pemeriksaan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

pemeriksaan

pemeriksaan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

a. Oedema tangan/ jari

Tidak ada

Tidak ada

b. Rentang gerak

Terbatas,tampak tangan

Terbatas,tampak tangan

kanan terpasang IVFD

kanan terpasang IVFD

RL 20x/menit

RL 20x/menit

Genetalia a. Penis

b. Skrotum

c. Kebersihan

Masalah Keperawatan 13

Ekstremitas

c. Kekuatan otot

5

4

5

4

5

5

5

5

d. Nyeri sendi

Tidak ada

Tidak ada

e. Oedema kaki

Tidak ada

Tidak ada

f. Varises tungkai

Tidak ada

Tidak ada

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa pemeriksaan fisik, pasien satu dan pasien dua sama-sama mengalami penurunan berat badan setelah mengalami penyakit yang diderita, pada pemeriksaan suhu tubuh samasama mengalami pengingkatan suhu tubuh, pada pemeriksaan dada sama-

64

sama mempunyai suara napas redup saat di perkusi dan ronchi saat di auskultasi.

7) Aktivitas Sehari-hari Tabel 4.7 Aktivitas sehari-hari pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No. 1

Kegiatan

Pasien 1 (Tn. “S”)

Pasien 2 (Tn. “M”)

3x sehari

3x sehari

Nasi + Lauk pauk

Roti

¾ porsi

1 potong

Tidak ada masalah

Ketidakseimbangan

NUTRISI Pola makan -

Frekuensi

-

Jenis

-

Jumlah

Masalah Keperawatan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2

MINUMAN/CAIRAN TUBUH -

Frekuensi

4-6x/hari

7x/hari

-

Jenis

Air putih

Air putih

-

Jumlah

5-8 gelas

6 gelas

-

Pemberian

IVFD RL gtt :

IVFD RL gtt :

20x/menit

20x/menit

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

cairan

parenteral Masalah Keperawatan 3

ELIMINASI BAB -

Frekuensi

1x/hari

1x/hari

-

Konsistensi

Lembek

Lembek

65

-

Warna

Kuning

Kuning

5x/hari

4x/hari

Kuning kemerahan

Kuning kemerahan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

BAK -

Frekuensi

-

Warna

Masalah Keperawatan 4

5

PERSONAL HYGIENE -

Mandi

2x/hari

1x/hari

-

Gosok gigi

2x/hari

2x/hari

-

Ganti pakaian

Setiap hari

Setiap hari

Masalah keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

POLA

AKTIVITAS

DAN ISTIRAHAT -

Lama tidur siang

1 jam

2 jam

-

Lama tidur malam

5 jam

6 jam

-

Gangguan tidur

Tn “S” mengatakan Tn. “M” mengatakan sering terbangun bila batuk

bertambah

malam karena batuk sering apabila malam bertambah malam

dan

apabila hari, sehingga sering badan mengganggu tidur.

panas. Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa aktivitas sehari-hari, pasien satu tidak mengalami penurunan dan pasien dua mengalami penurunan nafsu makan, pasien satu dan dua pada saat BAK urine berwarna kuning jernih, dan pada saat malam hari sama-sama sering terbangun karena batuk.

66

8) Pemeriksaan Diagnostik Tabel 4.8 pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No 1

Pemeriksaan Diagnostik Hematologi

Hasil Pasien 1

Hasil pasien 2

a. Hemoglobin

10,8

10,4

Nilai Normal

12,0-14,0 g/dL (P) 13,0-16,0 g/dL (L)

b. Leukosit

17,5

9,1

5,0-10,0x 103 𝜇𝐿

c. Trombosit

813

668

150–400x103 gr/mm3

d. Hematokrit

32,9

31,8

40-50 % (P) 45-55 % (L)

e. Eosinofil

3,7

0,2

1-3%(absolut 50-100sel/mm3)

f. Basofil

0,8

0,6

0-1%(absolut 20-100sel/mm3)

g. Neutrofil batang

0,0

0,0

2-6%

h. Neutrofil segmen

72,9

72,9

40-60%

i. Limfosit

13,6

16,5

25-35% (absolut1750-3500 sel/mm3)

j. Monosit

9,0

9,8

4-6%(absolut200-600 sel mm3)

k. SGOT

39

24

0-50 U/L

l. SGPT

56

20

0-50 U/L

115

82

70-140 mg/dL

a. Ureum

30

19

10-50 mg/ dL

b. Creatinin

0,7

0,7

0,60-1,50 mg/ dL

BTA

(+)

(-)

(-)

m. Glukosa

darah

sewaktu 2

3

Faal Ginjal

Pada tabel diatas menjelaskan mengenai pemeriksaan laboratorium pasien satu dan pasien dua tidak mengalami angka kritis karena hasil

67

laboratorium normal. Hasil pemeriksaan BTA pada pasien satu positif dan pasien dua negatif.

9) Terapi Tabel 4.9 pemberian terapi pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Terapi No.

Pasien 1 Obat

1

Pasien 2 Dosis

Obat

Dosis

a. Cefixim

2x100 mg

a. Curcuma

2x20 mg

b. Curcuma

2x20 mg

b. Rifampisin

1x450 mg

c. Ambroxol

3x15 ml

c. Isoniazid

1x300 mg

d. Rifampisin

1x450 mg

d. Pirazinamid

1x1000 mg

e. Isoniazid

1x300 mg

e. Etambutol

1x1500 mg

f. Pirazinamid

1x1000 mg

f. Ambroxol

3x15 ml

g. Etambutol

1x1500 mg

g. FDC

h. Gentamicin

1x 80 mg/ml

Isoniazid 75 mg

i. Ranitidin

2x25 mg/ml

Rifampisin150 mg

20 tetes/menit

Pirazinamid 400 mg

j. IVFD Ringer Laktat

1x3 tablet

Etambutol 275 mg h. Ceftriaxone

1x2 gr

i. Ozid

2x1 gr

j. IVFD Ringer Laktat

20 tetes/menit

Pada terapi pasien satu dan pasien dua tidak mengalami perbedaan dari jenis pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis).

68

D. Analisa Data Tabel 4.10 Analisa Data pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Tabel 4.10 Analisa Data Pasien 1 “Tn.S” No.

Pasien

Data

1

Pasien 1

Data Subjektif:

“Tn.S”

a. Tn.

Etiologi Microbacterium “S”

tuberkulosa

mengatakan badan terasa panas b.

Masuk lewat jaringan

Tn.

“S”

napas

mengatakan demam

hilang

Menempel pada paru

timbul Data Objektif: a. Keadaan

Terjadi proses umum

perdangan

lemah b. Badan teraba panas c. TTV:

Pengeluaran zat pirogen

- T : 38,5oC - TD : 110/70 mmHg

Mempengaruhi hipotalamus

- N : 85x/menit - RR : 28x/menit

Mempengaruhi sel point

Gangguan termoregulasi

Masalah Keperawatan Gangguan termoregulasi

69

2

Pasien 1

Data Subyektif :

“Tn.S”

a. Tn. “S” mengatakan batuk

Microbacterium tuberkulosa

berdahak

yang sulit keluar Data Objektif: a. Tn. “S”

Tumbuh dan

sitoplasma makrofag

batuk b. Sputum warna hijau kekuningan

Sarang primer/afek primer

c. Suara napas ronchi d. Perkusi paru-paru:

Komplek primer

redup e. RR: 28x/menit f. BTA : (+)

bersihan napas

berkembang di tampak

Ketidakefektifan

Menyebar ke organ lain (paru lain, saluran pencernaan, tulanh) melalui media (bronchogen percontinuitum, hematogrn, limfogen)

Pertahanan primer tidak adekuat

Pembentukan tuberkel

Pembentukan sputum berlebihan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

jalan

70

3

Pasien 1

Data subjektif :

“Tn.S”

a. Tn.

Microbacterium “S”

tuberkulosa

mengatakan sesak napas b. Tn.

Reaksi inflamasi “S”

mengatakan sesak

Pertahanan primer

hilang apabila di

tidak adekuat

istirahatkan

dan

tidur menggunakan bantal

Pembentukan tuberkel

Data Objektif: a. RR : 28x/menit b. Dispnea

Kerusakan membran alveolar

c. Suara napas ronchi Menurunnya permukaan efek paru

Alveolus

Alveolus mengalami konsolidasi dan eksudasi

Peningkatan ventilasi

Dispnea/Takipnea

Ketidakefektifan pola napas

Ketidakefektifan pola napas

71

Tabel 4.11 Analisa Data Pasien 2 “Tn.M” No.

Pasien

Data

1

Pasien 2

Data Subjektif:

“Tn.M”

a. Tn. “M” mengatakan

Etiologi Microbacterium tuberkulosa

Masalah Keperawatan Gangguan termoregulasi

badan terasa panas b. Tn. “M” mengatakan demam hilang timbul

Masuk lewat jaringan napas

c. Tn. “M” mengatakan badannya mengigil Data Objektif:

Menempel pada paru

a. Keadaan umum lemah b. Badan teraba panas c. TTV:

Terjadi proses perdangan

- T : 38,3oC - TD : 100/70 mmHg

Pengeluaran zat pirogen

- N : 78x/menit - RR : 26x/menit

Mempengaruhi hipotalamus

Mempengaruhi sel point

Gangguan termoregulasi 2

Pasien 2

Data Subyektif :

“Tn.M”

a. Tn. “M” mengatakan batuk berdahak yang sulit keluar

Microbacterium tuberkulosa

Ketidakefektifan bersihan napas

jalan

72

Data Objektif:

Tumbuh dan

a. Tn. “M”

tampak

batuk

berkembang di sitoplasma

b. Sputum warna putih

makrofag

kekuningan c. Suara napas ronchi d. Perkusi

paru-paru:

Sarang primer/afek primer

redup e. RR: 26x/menit

Komplek primer

f. BTA: (-) Menyebar ke organ lain (paru lain, saluran pencernaan, tulanh) melalui media (bronchogen percontinuitum, hematogrn, limfogen)

Pertahanan primer tidak adekuat

Pembentukan tuberkel

Pembentukan sputum berlebihan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

73

3

Pasien 2

Data Subjektif:

“Tn.M”

a. Tn. “M” mengatakan napsu

Batuk produktif

Ketidakseimbang

(batuk terus

an nutrisi kurang

makan

menerus)

menurun

kebutuhan

tubuh

Data Objektif: a. Keadaan

dari

Batuk berat umum

pasien lemah

Distensi abdomen

b. Wajah pasien pucat c. Klien tidak memakan makanan

Mual, muntah

yang

diberikan

Intake nutrisi

d. Berat badan:

kurang

Sebelum sakit : 54 Kg Sekarang TB : 156 cm

: 45 Kg Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa berdasarkan data subjektif dan objektif pasien satu dan pasien dua berbeda.

E. Masalah Keperawatan Tabel 4.12 Masalah keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. No. 1 2 3

Masalah Keperawatan Pasien Tn. “S” Pasien Tn. “M” Gangguan termoregulasi Gangguan termoregulasi Ketidakefektifan bersihan jalan Ketidakefektifan bersihan jalan napas napas Ketidakefektifan pola napas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

74

Pada table diatas didapatkan masalah keperawatan yang muncul pada pasien atu adalah gangguan termoregulasi, ketidakefektifan bersihan jalan napas, dan ketidakefektifan pola napas, sedangkan pada pasien dua di dapatkan masalah keperawatan gangguan termoregulasi, ketidakefektifan bersihan jalan napas, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

F. Prioritas Masalah Tabel 4.13 prioritas masalah pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Masalah Keperawatan

No.

1 2 3

Pasien Tn. “S”

Pasien Tn. “M”

Ketidakefektifan bersihan jalan Ketidakefektifan bersihan jalan napas

napas

Ketidakefektifan pola napas

Gangguan termoregulasi

Gangguan termoregulasi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada pasien satu terdapat diagnosa: ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, dan gangguan termoregulasi. Sedangkan pasien dua terdapat satu diagnosa yang berbeda yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas, gangguan termoregulasi, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

75

G. Diagnosa Keperawatan Tabel 4.14 diagnosa keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Diagnosa Keperawatan

No.

Pasien Tn. “S”

Pasien Tn. “M”

Ketidakefektifan bersihan jalan Ketidakefektifan bersihan jalan 1

napas

berhubungan

bronkospasme

dengan napas

berhubungan

bronkospasme

Ketidakefektifan pola napas Gangguan 2

berhubungan dengan kelelahan berhubungan otot pernapasan Gangguan

3

berhubungan

dengan

termoregulasi dengan

reaksi

inflamasi termoregulasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dengan

inflamasi

reaksi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada pasien satu terdapat diagnosa: ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan bronkospasme, ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan, dan gangguan termoregulasi berhubungan dengan reaksi inflamasi. Sedangkan pasien dua terdapat satu diagnosa yang berbeda yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan bronkospasme, gangguan termoregulasi

berhubungan dengan reaksi

inflamasi,

dan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi.

76

H. Perencanaan Tabel 4.15 perencanaan pada pasien dengan Tuberkulosis paru di Ruang Ahmad Dahlan 3A.5 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

Tabel 4.15 Perencanaan Pasien 1 Tn. “S” No.

Diagnosa

Kriteria Hasil

Perencanaan/

Keperawatan 1

Rasional

Intervensi

Tn. “S”

Setelah

Ketidakefektifan

asuhan

keperawatan

pernafasan (bunyi

napas

bersihan

selama

3x24

napas,

menunjukkan

jalan

dilakukan 1. Kaji

jam

fungsi 1. Penurunan

kecepatan,

bunyi

napas

kebersihan jalan napas

irama, kedalaman,

atelektasis, ronkhi

berhubungan

kembali efektif dengan

dan pengunaan otot

menunjukan

dengan

Kriteria Hasil:

bantu napas).

akumulasi

bronkospasme

1. Mendemonstrasikan

sekret

dan

tidak

batuk efektif dan

efektifnya

suara napas yang

pengeluaran

bersih,

ada

sekresi,

sianosis

dan

selanjutnya dapat

dyspneu

(mampu

tidak

yang

menimbulkan

mengeluarkan

penggunaan

sputum,

mampu

bantu napas dan

bernapas

dengan

peningkatan kerja

mudah, tidak ada pursed lips) 2. Menunjukkan jalan napas yang paten 3. Mampu

otot

pernapasan. 2. Kaji

kemampuan 2. Pengeluaran dahak

mengeluarkan sekresi, karakter,

akan

sulit

bila

catat

sekret

sangat

volume

kental

(efek

mengidentifikasikan

sputum, dan adanya

infeksi dan hidrasi

dan

hemoptisis.

yang

mencegah

tidak

77

faktor yang dapat

memadai). Sputum

menghambat

berdarah bila ada

jalan

napas

kerusakan (kavitalis)

paru

atau luka bronchial dan

memerlukan

intervensi

lebih

lanjut. 3. Berikan

posisi 3. Posisi

fowler

fowler / semifowler

memaksimalkan

tinggi (yakni posisi

ekspansi paru dan

tidur

menurunkan

dengan

punggung

upaya

bersandar di bantal

Ventilasi

atau seperti tidur-

maksimal

duduk) dan bantu

membuka

area

pasien

atelektasis

dan

untuk

napas.

bernapas dalam dan

meningkatkan

batuk efektif.

gerakan sekret ke jalan napas besar untuk dikeluarkan.

4. Pertahankan

4. Hidrasi

asupan

cairan

memadai

sedikitnya

2.500

membantu

ml/hari,

kecuali

tidak diindikasikan.

yang dapat

mengencerkan sekret

dan

mengefektifkan pembersihan jalan nafas.

78

5. Kolaborasi

5. Pengobatan

pemberian sesuai

obat indikasi

tuberkulosis terbagi

menjadi

OAT (Obat Anti

dua fase, yaitu fase

Tuberkulosis).

intensif

(2-3

bulan) dan fase lanjut (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan

obat

tambahan.

Jenis

obat utama yang digunakan sesuai rekomendasi WHO

adalah

rifampisin,

INH

(isoniazid), pirazinamid, streptomisin, dan Etambutol.

2

Tn. “S”

Setelah

Ketidakefektifan tindakan pola

dilakukan 1. Posisikan keperawatan

napas selama 3x24 jam pasien

berhubungan

menunjukkan

dengan

keefektifan pola napas

kelelahan pernapasan

otot dengan Kriteria Hasil: 1. Frekuensi, kedalaman

irama,

pasien 1. Posisi

fowler

untuk

memaksimalkan

memaksimalkan

ekspansi paru dan

ventilasi

menurunkan upaya napas.

2. Ajarkan efektif

batuk 2. Memberikan cara untuk dan

mengatasi mengontrol

dyspnea,

79

pernapasan

dalam

mengeluarkan

batas normal

sekret

2. Tidak menggunakan 3. Auskultasi otot-otot

bantu

pernapasan 3. Tanda-tanda

suara 3. Memonitor

napas, catat suara

kepatenan

tambahan

napas

jalan

vital 4. Kaji tekanan darah, 4. Perubahan tanda-

dalam rentang normal

nadi, suhu, dan RR

tanda

vital

mengindikasikan adanya perubahan pada

beberapa

organ

yang

berhubungan status

kesehatan

klien. 3

Tn. “S”

Setelah

Gangguan

tindakan

termoregulasi

selama 3x 24 jam suhu

menunjukkan

berhubungan

tubuh

proses

dengan

normal dengan

inflamasi

reaksi

dilakukan 1. Monitor suhu tubuh 1. Proses keperawatan

dalam

peningkatan suhu

rentang

Kriteria Hasil: 1. Suhu dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal

penyakit

infeksius akut 2. Kompres pada axilla

dahi

hangat 2. Daerah dahi/axilla atau

merupakan jaringan tipius dan terdapat pembuluh darah

sehingga

3. Tidak ada perubahan

proses vasodilatasi

warna kulit dan tidak

pembuluah darah

ada pusing

lebih

cepat

sehingga pergerakan molekul cepat.

80

3. Anjurkan

minum 3. Untuk mengganti

sedikit tapi sering

cairan yang hilang selama

proses

evaporasi 4. Anjurkan

untuk 4. Pakaian tipis dapat

memakaikan

membantu

pakaian tipis dan

mempercepat

yang

proses evaporasi.

dapat

menyerap keringat

Tabel 4.16 Perencanaan Pasien 2 Tn. “M” No. 1

Diagnosa Keperawatan Tn. “M”2

Setelah

Ketidakefektifan

asuhan

keperawatan

pernafasan (bunyi

napas

bersihan

selama

3x24

napas,

menunjukkan

jalan

Kriteria Hasil

Perencanaan/ Rasional Intervensi dilakukan 1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi

jam

kecepatan,

napas berhubungan

kebersihan jalan napas

irama, kedalaman,

atelektasis,

dengan

kembali efektif dengan

dan pengunaan otot

ronkhi

bronkospasme

Kriteria Hasil:

bantu napas).

menunjukan

1. Mendemonstrasikan batuk

efektif

suara

napas

bersih,

dan yang

tidak

ada

akumulasi sekret dan

tidak

efektifnya pengeluaran

sianosis dan dyspneu

sekresi,

yang

(mampu

selanjutnya dapat

mengeluarkan

menimbulkan

sputum,

mampu

penggunaan otot

bernapas

dengan

bantu napas dan

81

mudah,

tidak

ada

peningkatan

pursed lips) 2. Menunjukkan

kerja pernapasan. jalan 2. Kaji

napas yang paten 3. Mampu

kemampuan 2. Pengeluaran

mengeluarkan sekresi,

mengidentifikasikan

karakter,

dan mencegah faktor

sputum,

yang

dapat

menghambat

jalan

dahak akan sulit catat

bila sekret sangat

volume

kental

(efek

dan

infeksi

dan

adanya hemoptisis.

hidrasi

yang

tidak memadai).

napas

Sputum berdarah bila

ada

kerusakan (kavitalis)

paru

atau

luka

bronchial

dan

memerlukan intervensi

lebih

lanjut. 3. Berikan

posisi 3. Posisi

fowler

fowler / semifowler

memaksimalkan

tinggi (yakni posisi

ekspansi

tidur

dan menurunkan

dengan

paru

punggung

upaya

bersandar di bantal

Ventilasi

atau seperti tidur-

maksimal

duduk) dan bantu

membuka

area

pasien

untuk

atelektasis

dan

bernapas

dalam

meningkatkan

dan batuk efektif.

napas.

gerakan sekret ke jalan napas besar

82

untuk dikeluarkan. 4. Pertahankan

4. Hidrasi

asupan

cairan

memadai

sedikitnya

2.500

membantu

ml/hari,

kecuali

yang dapat

mengencerkan

tidak

sekret

dan

diindikasikan.

mengefektifkan pembersihan jalan nafas.

5. Kolaborasi

5. Pengobatan

pemberian sesuai

obat

tuberkulosis

indikasi

terbagi menjadi

OAT (Obat Anti

dua fase, yaitu

Tuberkulosis).

fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjut

(4-7

bulan). Panduan obat

yang

digunakan terdiri atas obat utama dan

obat

tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai rekomendasi WHO

adalah

rifampisin, INH (isoniazid), pirazinamid,

83

streptomisin, dan Etambutol.

2

Tn. “M”

Setelah

Gangguan

tindakan

termoregulasi

selama 3x24 jam suhu

menunjukkan

berhubungan

tubuh

proses

dengan inflamasi

dilakukan 1. Monitor keperawatan

dalam

suhu 1. Proses

tubuh

peningkatan suhu

rentang

reaksi normal dengan

infeksius akut

Kriteria Hasil:

2. Kompres

1. Suhu dalam rentang normal

pada

hangat 2. Daerah

dahi

atau

axilla

jaringan

rentang normal

perubahan

dahi/axilla merupakan

2. Nadi dan RR dalam

3. Tidak

penyakit

dan

tipius terdapat

ada

pembuluh darah

warna

sehingga proses

kulit dan tidak ada

vasodilatasi

pusing

pembuluah darah lebih

cepat

sehingga pergerakan molekul cepat. 3. Anjurkan

minum 3. Untuk mengganti

sedikit tapi sering

cairan

yang

hilang

selama

proses evaporasi 4. Anjurkan

untuk 4. Pakaian

tipis

memakaikan

dapat membantu

pakaian tipis dan

mempercepat

yang

proses evaporasi.

dapat

menyerap keringat

84

3

Pasien Tn. “M”

Setelah

Ketidakseimbangan tindakan

dilakukan

1. Jelaskan

tentang

keperawatan

manfaat

makan

nutrisi kurang dari dalam waktu 1x24 jam,

bila

kebutuhan

dengan

tubuh terdapat

peningkatan

berhubungan

dalam pemenuhan nutrisi

dengan

Kriteria Hasil:

ketidakadekuatan intake nutrisi,

dikaitkan kondisi

klien saat ini

pemahaman klien akan lebih kooperatif mengikuti aturan

1. Adanya peningkatan

2. Anjurkan

berat badan sesuai

klien

dengan tujuan

makanan

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi

agar

memakan yang

2. Untuk menghindari makanan

yang

disediakan rumah

justru

dapat

sakit

mengganggu

badan 3. Tidak

1. Dengan

proses terjadi

penurunan badan (NANDA, 2012)

penyembuhan

berat

klien 3. Libatkan keluarga pasien

dalam

3. Dengan bantuan keluarga dalam

pemenuhan nutrisi

pemenuhan

tambahan

nutrisi

yang

tidak

tidak bertentangan

bertentangan

dengan

dengan pola diet

penyakitnya

akan meningkatkan pemenuhan nutrisi

4. Lakukan

dan

4. Mulut

yang

ajarkan perawatan

bersih

akan

mulut

sebelum

meningkatkan

dan

sesudah

nafsu makan

makan sebelum

serta dan

sesudah intervensi

85

5. Beri motivasi dan

5. Meningkatkan

dukungan

secara

psikologis

psikologis

6. Kolaborasi

6. Memenuhi

pemberian

asupan vitamin

multivitamin

yang

kurang

dari penurunan asupan

nutrisi

secara

umum

dan memperbaiki daya tahan Pada tabel diatas menjelaskan bahwa perencanaan antara pasien satu dan pasien dua berbeda, karena perencanaan disusun berdasarkan diagnosa yang didapat.

86

I.

Implementasi Tabel 4.17 Implementasi Keperawatan Hari Pertama

Nama Pasien Tn.“S”

No. Dx 1

Waktu Pelaksana an

Implementasi Selasa, 20 Selasa, 20 Juni 2017 Juni 2017

Nama Pasien

Implementasi Respon Pasien

Tn.“M”

fungsi 1. – Bunyi napas :

1. Mengkaji pernafasan

No Dx 1

Waktu Pelaksana an

Implementasi

Implementasi Selasa, 20 Selasa, 20 Juni 2017 Juni 2017

1. Mengkaji

Respon Pasien

fungsi 1. - Bunyi napas :

(bunyi

ronchi

pernafasan (bunyi

ronchi

napas,

kecepatan,

- RR:

napas, kecepatan,

- RR: 26x/menit

irama,

kedalaman,

dan pengunaan otot

28x/menit - Dyspnea

irama, kedalaman, dan

bantu napas).

pengunaan

otot bantu napas).

2. Mengkaji

2. -Pasien

sulit

2. Mengkaji

2. Pasien

sulit

kemampuan

mengeluarkan

kemampuan

mengeluarkan

mengeluarkan

dahak saat batuk

mengeluarkan

secret saat batuk

-Sputum

sekresi,

sekresi, karakter,

catat volume

yang

keluar 1 sendok

karakter,

teh

sputum,

catat volume dan

87

sputum, dan adanya

adanya

hemoptisis.

hemoptisis.

3. Memberikan posisi 3. Pasien fowler / semifowler

posisi

tinggi (yakni posisi

fowler

tidur

dalam semi

3. Memberikan posisi

3. Pasien

fowler

/

(yakni posisi tidur

punggung bersandar

dengan punggung

di bantal atau seperti

bersandar di bantal

tidur-duduk)

atau seperti tidur-

untuk dalam

dan pasien

duduk)

bernapas dan

dan

membantu pasien

batuk

untuk

efektif.

bernapas

dalam dan batuk

4. Mempertahankan asupan

cairan

sedikitnya

2.500

ml/hari,

posisi semi fowler

semifowler tinggi

dengan

membantu

dalam

kecuali

tidak diindikasikan.

4. Pasien

minum

5-8 gelas/hari

efektif. 4. Mempertahankan asupan

cairan

sedikitnya

2.500

ml/hari,

kecuali

4. Pasien minum 6 gelas/hari

88

5. Berkolaborasi dalam 5. Pasien pemberian

obat

tidak

menerima

diindikasikan.

sesuai indikasi OAT

pemberian obat

(Obat

(Rifampisin,

dalam pemberian

pemberian

isoniazid,

obat

(Rifampisin,

pirazinamid,

indikasi

OAT

isoniazid,

etambutol)

(Obat

Anti

pirazinamid,

Anti

Tuberkulosis).

5. Berkolaborasi

5. Pasien menerima

sesuai

Tuberkulosis). 2

1. Memposisikan

1. Pasien

dalam

pasien semi fowler

posisi

semi

untuk

fowler

2

1. Memonitor

2. Mengompres

memaksimalkan

hangat pada dahi

ventilasi

atau axilla

2. Mengajarkan pasien 2. –Pasien tampak batuk efektif

3. Menganjurkan

batuk

minum sedikit tapi

- Dahak sulit

sering

keluar

etambutol)

suhu 1. Suhu

tubuh

4. Menganjurkan

obat

tubuh

pasien 38,3oC 2. Pasien tampak di kompres di dahi

3. Pasien minum 6 gelas/hari

4. Pasien

tampak

untuk memakaikan

mengenakan

pakaian tipis dan

pakaian yang tipis

89

3. Mengauskultasi

3. Suara

suara napas, catat suara tambahan 4. Mengkaji

napas:

yang

ronchi

dapat

menyerap keringat

4. Tanda-tanda

tekanan

vital: : 38,5oC

darah, nadi, suhu, -

T

dan RR

TD : 110/70

-

mmHg

3

1. Memonitor

-

N : 85x/menit

-

RR : 28x/menit

suhu 1. Suhu

tubuh

pasien 38,5oC

2. Mengompres hangat 2. Pasien pada dahi atau axilla

tubuh

tampak

dikompres

di

dahi 3. Menganjurkan minum sedikit tapi

3. Pasien

minum

6-8 gelas/hari

sering

1. Menjelaskan

tampak

mengenakan

1. Pasien

tentang

manfaat

mengerti

makan

bila

manfaaat

dengan

makanan

dikaitkan

belum

untuk

kondisi klien saat

mempercepat

ini

kesembuhannya

2. Menganjurkan agar 2. -pasien menolak klien

4. Menganjurkan untuk 4. Pasien memakaikan

3

makanan

memakan yang

untuk makan -pasien menghabiskan 6

90

pakaian yang

tipis

dan dapat

pakaian tipis

yang

disediakan rumah

gelas

sakit

perhari

menyerap keringat

air

putih

-pasien menghabiskan 1 potong roti ayng dibawakan anaknya 3. Melibatkan

3. Keluarga

keluarga

pasien

pasien

mengerti

dalam pemenuhan

makanan

nutrisi

yang boleh dan

tambahan

yang

tidak

tidak

apa

boleh

bertentangan

dimakan

dengan

pasien

oleh

penyakitnya 4. Melakukan

dan 4. Pasien

ajarkan perawatan

mulut

mulut sebelum dan

cara

sesudah

kumur

makan

mencuci dengan berkumursebelum

91

serta sebelum dan

dan

sesudah intervensi

makan

sesudah

5. Memberi motivasi 5. Pasien menerima dan

dukungan

psikologis 6. Berkolaborasi

dukungan

yang

diberikan 6. Pasien menerima

pemberian

pengobatan

multivitamin

(Curcuma)

92

Tabel 4.18 Implementasi Keperawatan Hari Kedua

Nama Pasien

No. Dx

Tn.“S”

1

Waktu Pelaksana an Rabu

Implementasi Implementasi

Respon Pasien

21 Rabu, 21 Juni 2017

Juni 2017

fungsi 1. – Bunyi napas :

1. Mengkaji pernafasan

Nama Pasien

No Dx

Tn.“M”

1

Waktu Pelaksana an Rabu,

Implementasi Implementasi

Respon Pasien

21 Rabu, 21 Juni 2017

Juni 2017

1. Mengkaji

fungsi 1. - Bunyi napas :

(bunyi

ronchi

pernafasan (bunyi

ronchi

napas,

kecepatan,

- RR:

napas,

- RR: 25x/menit

irama,

kedalaman,

26x/menit

kecepatan,

irama, kedalaman,

dan pengunaan otot

dan pengunaan otot

bantu napas).

bantu napas).

2. Mengkaji

2. -Pasien

sulit

2. Mengkaji

2. Pasien

sulit

kemampuan

mengeluarkan

kemampuan

mengeluarkan

mengeluarkan

dahak saat batuk

mengeluarkan

secret saat batuk

-Sputum

sekresi,

sekresi, karakter,

catat volume

sputum, dan adanya hemoptisis.

yang

keluar 1 sendok

karakter,

teh

sputum,

catat volume dan

adanya hemoptisis.

93

3. Memberikan posisi 3. Pasien fowler / semifowler

posisi

tinggi (yakni posisi

fowler

tidur

dalam semi

3. Memberikan posisi 3. Pasien fowler / semifowler

tidur

dengan

punggung bersandar

punggung

di bantal atau seperti

bersandar di bantal

tidur-duduk)

atau seperti tidur-

untuk dalam

dan pasien

duduk)

bernapas dan

membantu

batuk

untuk

efektif.

asupan

cairan

sedikitnya

2.500

4. Pasien

minum

5-8 gelas/hari

kecuali

tidak diindikasikan.

pasien bernapas

obat

sesuai indikasi OAT

efektif. 4. Mempertahankan asupan

cairan

sedikitnya

2.500

ml/hari,

5. Berkolaborasi dalam 5. Pasien pemberian

dan

dalam dan batuk

4. Mempertahankan

ml/hari,

posisi semi fowler

tinggi (yakni posisi

dengan

membantu

dalam

menerima pemberian obat

kecuali

tidak diindikasikan.

4. Pasien minum 6-8 gelas/hari

94

(Obat

Anti

Tuberkulosis).

(Rifampisin,

5. Berkolaborasi

5. Pasien menerima

isoniazid,

dalam

pemberian

pemberian

obat

pirazinamid,

obat sesuai indikasi

(Rifampisin,

etambutol)

OAT (Obat Anti

isoniazid,

Tuberkulosis).

pirazinamid, etambutol)

2

1. Memposisikan

1. Pasien

dalam

pasien semi fowler

posisi

semi

untuk

fowler

2

1. Memonitor

suhu 1. Suhu

pasien 38,1oC

tubuh 2. Mengompres

2. Pasien tampak di

memaksimalkan

hangat pada dahi

ventilasi

atau axilla

2. Mengajarkan pasien 2. –Pasien tampak batuk efektif

batuk - Dahak keluar

3. Mengauskultasi suara napas, catat suara tambahan

3. Suara ronchi

3. Menganjurkan minum sedikit tapi

sulit

kompres di dahi

3. Pasien minum 6-8 gelas/hari

sering 4. Menganjurkan

napas:

tubuh

4. Pasien

tampak

untuk memakaikan

mengenakan

pakaian tipis dan

pakaian yang tipis

yang

dapat

menyerap keringat

95

4. Mengkaji

tekanan 4. Tanda-tanda

darah, nadi, suhu,

vital:

dan RR

Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi

:

82x/menit Suhu : 37,9oC RR : 25x/menit 3

1. Memonitor

suhu 1. Suhu

pasien 38,3oC

tubuh

2. Mengompres hangat 2. Pasien pada dahi atau axilla 3. Menganjurkan

tampak

dikompres

di

dahi

minum sedikit tapi 3. Pasien sering

minum

6-8 gelas/hari

4. Menganjurkan untuk 4. Pasien memakaikan pakaian

tubuh

tipis

dan

tampak

3

1. Menjelaskan

1. Pasien

tentang

manfaat

mengerti

makan

bila

manfaaat

dengan

makanan

dikaitkan

mempercepat

ini

kesembuhannya

2. Menganjurkan agar 2. -Pasien klien

memakan

makanan

pakaian

disediakan rumah

tipis

untuk

kondisi klien saat

mengenakan yang

mulai

sakit

yang

makan

mulai dengan

porsi sedikit tapi sering

96

yang

dapat

-pasien

menyerap keringat

menghabiskan ½ porsi. -Diit

menu

makan: nasi, tahu, tempe, sayur sop, satu buah pisang -frekuensi minum 6-8 gelas/hari 3. Melibatkan keluarga

3. Keluarga

pasien

pasien

mengerti

dalam pemenuhan

makanan

nutrisi

yang boleh dan

tambahan

yang

tidak

tidak

bertentangan

dimakan

dengan

pasien

apa

boleh oleh

penyakitnya 4. Melakukan

dan 4. Pasien

ajarkan perawatan

mulut

mencuci dengan

97

mulut sebelum dan

cara

sesudah

kumur

sebelum

serta sebelum dan

dan

sesudah

sesudah intervensi

makan

makan

berkumur-

5. Memberi motivasi 5. Pasien menerima dan

dukungan

psikologis 6. Berkolaborasi

dukungan

yang

diberikan 6. Pasien menerima

pemberian

pengobatan

multivitamin

(Curcuma)

98

Table 4.19 Implementasi Keperawatan Hari Ketiga

Nama Pasien

No. Dx

Tn.“S”

1

Waktu Pelaksana an

Implementasi Implementasi

Respon Pasien

Kamis, 22 Kamis, 22 Juni 2017 Juni 2017

fungsi 1. – Bunyi napas :

1. Mengkaji pernafasan

Nama Pasien

No Dx

Tn.“M”

1

Waktu Pelaksana an

Implementasi Implementasi

Respon Pasien

Kamis, 22 Kamis, 22 Juni 2017 Juni 2017

1. Mengkaji

fungsi 1. - Bunyi napas :

(bunyi

ronchi

pernafasan (bunyi

ronchi

napas,

kecepatan,

- RR:

napas,

- RR: 24x/menit

irama,

kedalaman,

25x/menit

kecepatan,

irama, kedalaman,

dan pengunaan otot

dan pengunaan otot

bantu napas).

bantu napas).

2. Mengkaji

2. -Pasien

kemampuan

mulai

mengeluarkan sekresi, karakter,

catat volume

sudah

2. Pasien mulai bisa

kemampuan

mengeluarkan

mengeluarkan

mengeluarkan

secret saat batuk

sputum

sekresi,

saat batuk

bisa

2. Mengkaji

pada

karakter,

catat volume

sputum, dan adanya

sputum,

dan

hemoptisis.

adanya hemoptisis.

99

-Sputum

3. Memberikan posisi 3. Pasien

keluar 1 sendok

fowler / semifowler

teh

tinggi (yakni posisi

3. Memberikan posisi 3. Pasien fowler / semifowler

posisi

tinggi (yakni posisi

fowler

tidur

yang

dalam semi

tidur

atau seperti tidurduduk)

di bantal atau seperti

membantu

tidur-duduk)

untuk

dalam

dan pasien

cairan

sedikitnya

2.500

ml/hari,

kecuali

tidak diindikasikan.

bernapas

4. Mempertahankan

efektif.

asupan

pasien

efektif.

batuk

4. Mempertahankan

dan

dalam dan batuk

bernapas dan

dengan

punggung

punggung bersandar

untuk

posisi semi fowler

bersandar di bantal

dengan

membantu

dalam

4. Pasien

minum

6-9 gelas/hari

asupan

cairan

sedikitnya

2.500

ml/hari,

kecuali

tidak diindikasikan.

4. Pasien minum 610 gelas/hari

100

5. Berkolaborasi dalam 5. Pasien pemberian

obat

5. Berkolaborasi

5. Pasien menerima

menerima

dalam

sesuai indikasi OAT

pemberian obat

obat sesuai indikasi

(Rifampisin,

(Obat

(Rifampisin,

OAT (Obat Anti

isoniazid,

isoniazid,

Tuberkulosis).

pirazinamid,

Anti

Tuberkulosis).

pemberian

pirazinamid,

pemberian

obat

etambutol)

etambutol) 2

1. Memposisikan

1. Pasien

dalam

pasien semi fowler

posisi

semi

untuk

fowler

2

1. Memonitor

suhu 1. Suhu

tubuh 2. Mengompres

memaksimalkan

hangat pada dahi

ventilasi

atau axilla

2. Mengajarkan pasien 2. –Pasien tampak batuk efektif

batuk

minum sedikit tapi

- Dahak mulai

sering

bias keluar 3. Mengauskultasi suara napas, catat suara tambahan

3. Menganjurkan

3. Suara ronchi

napas:

4. Menganjurkan

tubuh

pasien 37,6oC 2. Pasien

tampak

tidak di kompres

3. Pasien minum 610 gelas/hari

4. Pasien

tampak

untuk memakaikan

mengenakan

pakaian tipis dan

pakaian yang tipis

101

4. Mengkaji

tekanan 4. Tanda-tanda

darah, nadi, suhu, dan RR

yang

vital:

dapat

menyerap keringat

- Tekanan Darah : 110/80 mmHg - Nadi : 86x/menit - Suhu : 37,3oC - RR : 24x/menit

3

1. Memonitor

suhu 1. Suhu

tubuh

pasien 37,9oC

tubuh

2. Mengompres hangat 2. Pasien pada dahi atau axilla 3. Menganjurkan

tidak dikompres 3. Pasien

minum sedikit tapi

tampak

minum

6-9 gelas/hari

sering

memakaikan

yang

1. Menjelaskan

1. Pasien

mulai

tentang

manfaat

mengerti

makan

bila

manfaaat

dengan

makanan

dikaitkan

untuk

kondisi klien saat

mempercepat

ini

kesembuhannya

2. Menganjurkan agar 2. -Pasien

4. Menganjurkan untuk 4. Pasien

pakaian

3

tipis

dan dapat

menyerap keringat

tampak

klien

memakan

makanan

pakaian

disediakan rumah

rumah sakit

sakit

-Diit

tipis

yang

¾ porsi

mengenakan yang

yang

makan

mau

makan:

diberikan

menu nasi,

102

tempe,

sayur

bayam, satu buah semangka 3. Melibatkan

3. Keluarga

keluarga

pasien

pasien

mengerti

dalam pemenuhan

makanan

nutrisi

yang boleh dan

tambahan

yang

tidak

tidak

apa

boleh

bertentangan

dimakan

dengan

pasien

oleh

penyakitnya 4. Melakukan

dan 4. Pasien

mencuci

ajarkan perawatan

mulut

mulut sebelum dan

cara

sesudah

kumur

sebelum

serta sebelum dan

dan

sesudah

sesudah intervensi

makan

makan

dengan berkumur-

103

5. Memberi motivasi 5. Pasien menerima dan

dukungan

psikologis 6. Berkolaborasi

dukungan diberikan

6. Pasien menerima

pemberian

pengobatan

multivitamin

(Curcuma)

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa Implementasi dilakukan sesuai rencana keperawatan

yang

104

J.

Evaluasi Tabel 4.20 Evaluasi keperawatan Diagnosa 1 Tn. “S” dan Tn. “M”

No. Dx 1

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan

jalan

berhubungan bronkospasme

Catatan Perkembangan Tn. “S” 20 Juni 2017

Tn. “M” 20 Juni 2017

napas S : Pasien mengatakan batuk berdahak yang sulit S : Pasien mengatakan batuk berdahak yang sulit dengan

keluar O:

keluar O:

- Keadaan umum lemah

-

Keadaan umum lemah

- Pasien dalam posisi semi fowler

-

Pasien dalam posisi semi fowler

- Pasien tampak batuk

-

Pasien tampak batuk

- Sputum warna hijau kekuningan

-

Sputum warna putih kekuningan

- Sputum yang keluar 1 sendok teh

-

Suara napas ronchi

- Suara napas ronchi

-

Perkusi paru-paru: redup

- Perkusi paru-paru: redup

-

Terpasang IVFD Ringer Laktat

- Terpasang IVFD Ringer Laktat

-

RR: 25x/menit

- RR: 26x/menit

-

Tanda-tanda vital

- Tanda-tanda vital:

Tekanan Darah : 90/60 mmHg

105

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 72x/menit

Nadi : 86x/menit

Suhu : 38,1oC

Suhu : 38,3 oC

RR : 25x/menit

RR : 26x/menit A : Masalah belum teratasi

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

P : Intervensi dilanjutkan

1

Ketidakefektifan bersihan

jalan

berhubungan

21 Juni 2017

21 Juni 2017

napas S : - Pasien mengatakan batuk berdahak yang sulit S : - Pasien mengatakan batuk berdahak yang sulit dengan

keluar

bronkospasme

keluar

- Pasien mengatakan dahak sudah mulai bisa

- Pasien mengatakan apabila di tertidur dalam

keluar

posisi lateral dahak mudah untuk di keluarkan

O:

pada saat batuk - Keadaan umum membaik

O:

- Pasien dalam posisi semi fowler

-

Keadaan umum lemah

- Pasien tampak batuk

-

Pasien dalam posisi semi fowler

- Sputum warna hijau kekuningan

-

Pasien tampak batuk

- Suara napas ronchi

-

Sputum warna putih kekuningan

- Perkusi paru-paru: redup

-

Suara napas ronchi

106

- Terpasang IVFD Ringer Laktat

-

Perkusi paru-paru: redup

- RR: 25x/menit

-

Terpasang IVFD Ringer Laktat

- Tanda-tanda vital:

-

RR: 24x/menit

-

Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi : 82x/menit

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Suhu : 37,9oC

Nadi : 76x/menit

RR : 25x/menit

Suhu : 37,6oC

A : Masalah teratasi sebagian

RR : 24x/menit

P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

1

Ketidakefektifan bersihan

jalan

berhubungan

22 Juni 2017 napas S : - Pasien mengatakan masih batuk dengan

22 Juni 2017 S : - Pasien mengatakan masih batuk

- Pasien mengatakan dahak sudah mulai bisa

bronkospasme

- Pasien mengatakan apabila di tertidur dalam

keluar

posisi lateral dahak mudah untuk di keluarkan pada saat batuk

O:

O: - Keadaan umum membaik

-

Keadaan umum membaik

- Pasien dalam posisi semi fowler

-

Pasien dalam posisi semi fowler

107

- Pasien tampak batuk

-

Pasien tampak batuk

- Sputum warna hijau kekuningan

-

Sputum warna putih kekuningan

- Sputum yang keluar 1 sendok teh

-

Suara napas ronchi

- Suara napas ronchi

-

Perkusi paru-paru: redup

- Perkusi paru-paru: redup

-

Terpasang IVFD Ringer Laktat

- Terpasang IVFD Ringer Laktat

-

RR: 25x/menit

- RR: 26x/menit

-

Tanda-tanda vital

- Tanda-tanda vital:

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 72x/menit

Nadi : 86x/menit

Suhu : 37,1oC

Suhu : 37,3oC

RR : 23x/menit

RR : 24x/menit A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

108

Tabel 4.21 Evaluasi Keperawatan Diagnosa 2 Tn. “S” No Dx 2

Diagnosa Keperawatan Tn. “S”

Catatan Perkembangan 1

Catatan Perkembangan 2

20 Juni 2017

Catatan Perkembangan 3

21 Juni 2017

22 Juni 2017

S : - Pasien mengatakan sesak napas S : - Pasien mengatakan masih sesak S : - Pasien mengatakan sesak napas Ketidakefektifan pola

- Pasien

napas

berhubungan dengan kelelahan pernapasan

mengatakan

sesak

hilang apabila di istirahatkan dan tidur menggunakan bantal

otot O : - Pasien

dalam

posisi

napas - Pasien

berkurang mengatakan

sesak

- Pasien tampak batuk

mengatakan

sesak

hilang apabila di istirahatkan

hilang apabila di istirahatkan

dan tidur menggunakan bantal

dan tidur menggunakan bantal

semi O :

fowler

- Pasien

O: - Pasien

dalam

posisi

semi

fowler

- Pasien

dalam

posisi

semi

fowler

- Dahak sulit keluar

- Pasien tampak batuk

- Pasien masih tampak batuk

- RR : 26x/menit

- RR : 25x/menit

- RR : 24x/menit

- Dispnea

- Dispnea

- Suara napas ronchi

- Suara napas ronchi

- Suara napas ronchi

- Tanda-tanda vital:

- Tanda-tanda vital:

- Tanda-tanda vital:

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 86x/menit

109

Nadi : 86x/menit

Nadi : 82x/menit

Suhu : 37,3oC

Suhu : 38,3oC

Suhu : 37,9oC

RR : 24x/menit

RR : 26x/menit

RR : 25x/menit

A : Masalah belum teratasi

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Tabel 4.22 Evaluasi Keperawatan Diagnosa 2 Tn. “M” No

Diagnosa

Dx

Keperawatan

2

Tn. “M”

Catatan Perkembangan 1 20 Juni 2017

Catatan Perkembangan 2 21 Juni 2017

Catatan Perkembangan 3 22 Juni 2017

S : - Pasien mengatakan badan terasa S : - Pasien mengatakan badan terasa S : - Pasien mengatakan sudah tidak Gangguan termoregulasi berhubungan dengan reaksi inflamasi

panas - Pasien

panas mengatakan

demam

hilang timbul

- Pasien mengatakan menggigil

- Pasien

berkurang

- Pasien mengatakan badannya O : mengigil

panas mengatakan

menggigil O:

- Keadaan umum membaik

- Keadaan umum membaik

tidak

110

O:

- Pasien mengenakan kaos kaki

- Pasien teraba hangat

- Keadaan umum lemah

- Badan teraba panas

- Tanda-tanda vital:

- Pasien mengenakan kaos kaki

- TTV:

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

- Badan teraba panas

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 72x/menit

- TTV:

Nadi : 76x/menit

Suhu : 37,1oC

Tekanan Darah : 90/60 mmHg

Suhu : 37,6oC

RR : 23x/menit

Nadi : 72x/menit

RR : 24x/menit

Suhu : 38,1oC

A : Masalah teratasi sebagian

RR : 25x/menit

P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

111

Tabel 4.23 Evaluasi Keperawatan Diagnosa 3 Tn. “S” No Dx 3

Diagnosa Keperawatan Tn. “S”

Catatan Perkembangan 1 20 Juni 2017

Catatan Perkembangan 2 21 Juni 2017

Catatan Perkembangan 3 22 Juni 2017

S : - Pasien mengatakan badan terasa S : - Pasien mengatakan badan terasa panas S : - Pasien mengatakan badan masih hangat Gangguan

panas

termoregulasi

- Pasien mengatakan demam hilang

berhubungan dengan inflamasi

timbul

reaksi O :

- Pasien mengatakan demam hilang

- Pasien mengatakan demam hilang

timbul, demam akan timbul pada

timbul, demam akan timbul pada

malam hari

malam hari

O:

O:

- Keadaan umum lemah

- Keadaan umum membaik

- Keadaan umum membaik

- Badan teraba panas

- Badan teraba panas

- Pasien teraba hangat

- TTV:

- TTV:

- Tanda-tanda vital:

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 86x/menit

Nadi : 82x/menit

Nadi : 86x/menit

Suhu : 38,3oC

Suhu : 37,9oC

Suhu : 37,3oC

RR : 26x/menit

RR : 25x/menit

RR : 24x/menit

A : Masalah belum teratasi

A : Masalah teratasi sebagian

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

P : Intervensi dilanjutkan

P : Intervensi dilanjutkan

112

Tabel 4.24 Evaluasi Keperawatan Diagnosa 3 Tn. “M” No Dx 3

Diagnosa Keperawatan Tn. “M”

Catatan Perkembangan 1 20 Juni 2017

Catatan Perkembangan 2

Catatan Perkembangan 3

21 Juni 2017

20 Juni 2017

S : - Pasien mengatakan masih S : - Pasien mengatakan sudah mulai S : - Pasien mengatakan sudah mulai Ketidakseimbangan

belum nafsu makan dan hanya

ada

nutrisi kurang dari

makan satu potong roti yang

menghabiskan

kebutuhan

dibawakan anaknya

makanan yang diberikan rumah

tubuh

berhubungan dengan O :

nafsu

makan

dan

½

porsi

sakit

ketidakadekuatan

- Keadaan umum lemah

intake nutrisi

- Pasien

tidak

memakan

makanan dari rumah sakit - TTV:

O: - Keadaan umum membaik

menghabiskan ¾ porsi yang diberikan

- Pasien

sedang makan

menghabiskan

½

- Keadaan pasien sudah mulai dan porsi

Nadi : 72x/menit

sakit

A : Masalah belum teratasi

dan

- Keadaan umum membaik

makanan yang diberikan rumah

RR : 25x/menit

makan

O:

Tekanan Darah : 90/60 mmHg Suhu : 38,1oC

nafsu

- TTV:

membaik, tidak lemah dan lemas lagi - Tanda-tanda vital: Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Suhu : 37,1oC

Nadi : 76x/menit

RR : 23x/menit

113

P : Intervensi dilanjutkan

Suhu : 37,6oC

A : Masalah teratasi sebagian

RR : 24x/menit

P : Intervensi dilanjutkan

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab Iv.docx
November 2019 7
Ganttchart Fix.docx
December 2019 8