BAB IV PEMBAHASAN
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam. Namun, tetap didasari pada prinsip yang sama yaitu mengenai kerja sama, peran, tanggung jawab, dan ethic. Kolaborasi pendidikan dan praktik dapat diwujudkan di dalam pengalaman belajar di kampus dan tempat praktek, dalam hal ini kelompok sudah menerapkan pengalaman belajar di kampus selama satu minggu dan pengalaman praktik selama 1 minggu. Menurut kelompok, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut. Kerja sama kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab menghasilkan outcome yang lebih baik bagi klien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Dalam kelompok, memiliki 3 tim pelayanan interdisiplin yang terdiri keperawatan, kebidanan, dan keperawatan gigi, dimana kelompok kolaborasi antarprofesi ini akan berfungsi baik jika terjadi adanya kontribusi meliputi kerjasama, peran, tanggung jawab dan ethic, dimana kelompok sudah menerapkan 4 pilar kolaborasi tersebut kedalam bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama pada keluarga Tn. B untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi klien dan keluarga. Kelompok telah melakukan praktik pelayanan kesehatan kolaborasi selama kurang lebih satu minggu pada keluarga Tn. B, dalam hal ini kelompok menemukan beberapa faktor penghambat dan beberapa faktor pendukung, diantaranya:
Faktor penghambat: 1. Waktu Dimana klien (Tn. B) memiliki kemauan yang kuat untuk diberikan pelayanan kesehatan dan memiliki keingin tahuan yang besar mengenai informasi yang perlu didapatkan, namun klien tidak memiliki banyak waktu dikarenakan pekerjaan yang membuat klien hanya memiliki sedikit waktu untuk mengikuti pelayanan kesehatan. 2. Perbedaan antar profesi perbedaan antar profesi ini terjadi karena proses belajar dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sehingga masing-masing profesi memiliki pendekatan, pemikiran serta standar pelaksanaan yang berbeda-beda dalam memberikan pelayanan kesehatan
3. Pendokumentasian yang berbeda antar profesi Dalam penyusunan dokumentasi ditemukan kendala berupa ketidaktahuan cara penulisan sesuai dengan format yang ada, karena masing-masing memiliki susunan dokumentasi yang berbeda. Dengan adanya kerjasama yang baik, komunikasi yang efektif, saling menghargai serta sikap saling menghormati, kelompok dapat menyelesaikan semua hambatan yang kelompok dapatkan pada saat praktik kolaborasi, sehingga kelompok dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi keluarga Tn. B
Faktor pendukung 1. Adanya proses pembelajaran Kelompok telah dibekali wawasan mengenai Kolaborasi Antar Profesi (KAP) sebelum praktik kolaborasi. 2. Arahan dan dukungan dari pembimbing Arahan dan motivasi yang diberikan pembimbing memberikan kelompok gambaran mengenai tindakan kolaborasi yang akan kelompok lakukan. 3. Adanya kader Adanya kader-kader sebagai fasilitator banyak memberi informasi, baik mengenai keluarga maupun mengenai lingkungan. Disamping itu kader sebagai pendukung dan pendamping kelompok dalam memberikan intervensi sehingga mempermudah kelompok dalam memberikan pelayanan kesehatan. 4. Keluarga yang kooperatif Klien dan keluarga bersikap kooperatif selama kelompok memberikan pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan adanya kemauan dan keingintahuan yang kuat dari keluarga Tn. untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang berkualitas. 5. Menerapkan 4 pilar kolaborasi Kerja sama, peran, ethic, serta tanggung jawab masing-masing profesi di kelompok telah didapat terselesaikan dengan baik dan kelompok dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal. 6. Sikap menghargai dan menghormati adanya perbedaan pendapat antar profesi dapat kelompok atasi dengan sikap menghargai dan menghormati dimana dengan sikap tersebut kelompok menemukan jalan keluar dengan jalan musyawarah. 7. Lingkungan yang nyaman dan aman Dimana lingkungan tempat kelompok memberikan pelayanan kesehatan, memiliki suasana yang bersih dan nyaman sehingga memudahkan kelompok dalam melakukan intervensi.