Bab Iv Indikator Mutu Pelayanan Kebidanan.docx

  • Uploaded by: Frisca Nelya Bella
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Indikator Mutu Pelayanan Kebidanan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,332
  • Pages: 9
MAKALAH INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh Kelompok 1 Nama Anggota :  ANGGUN TRI A

 LULUK NARIYAHYA

 EKA YULIA NINGSIH

 MUTYA ANINDA R

 ENDANG RIYANTI

 ROBITHO AYU P

 FRISCA NELYA B

 RISKI MILA SARI

 GIUSELLA PISHERLY

 TRI WAHYUNI

 ZITI ZUBAIDAH Dosen pengampu : AYU MUSTIKA S.SiT,M.Kes PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBI TAHUN2019/2020

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul ”INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah MUTU LAYANAN KEBIDANAN Tidak lupa pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain Dosen mata kuliah Keterampilan dasar kebidanan II Ibu Ayu mustika handayani S.SiT,M.Kes dan juga Teman-teman . Semoga Allah swt, memberikan balasan yang berlipat ganda. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi semua. Amin.

Jambi, maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....i DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………1 1.3 Tujuan…………………………………………………………………………............1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Indikator ……………………..………………………………………………………………………………….....2 2.2 Karakteristik Indikator ………………….……………….…………………………………………………..……………..…4 2.3 Klasifikasi Indikator ……………………………………………………………………………………………....……………..5 2.4 Pengumpulan data indikator kinerja …………………………………………………………………………………….6 2.5 Proses penyusunan indikator

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...14 3.2 Saran……………………………………………………………………………….14 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….……………………..........iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kesehatan saat ini dalam pembangunannya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang baik, tepat waktu tanggap serta mampu memberikan pelayanan kesehatan yang aman. Mutu pelayanan kebidanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan bersifat multidimensional. Berkaitan dengan kepuasan, terdapat masalah pokok yang ditemukan yaitu kepuasan bersifat subjektif. Tiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Sekalipun pelayanan kebidanan telah memuaskan klien, tetapi masih banyak ditemukan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar. Dalam upaya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan perlu dilakukan suatu penilaian mutu pelayanan kebidanan dengan menggunakan indikator mutu pelayanan kebidanan. Untuk mengetahui secara umum tentang indikator mutu pelayanan kebidanan, kami membuat makalah dengan judul “Indikator Mutu Pelayanan Kebidanan” 1.2 Rumusan Masalah 1.

Apakah definisi indikator?

2.

Apa saja klasifikasi indikator ?

3.

Bagaimanakah karakteristik indikator?

4.

Bagaimanakah proses penyusunan indikator?

1.3

Tujuan 1.

Untuk mengetahui definisi indikator

2.

Untuk mengetahui klasifikasi indikator

3.

Untuk mengetahui karakteristik indikator

4

Untuk mengetahuin proses penyusunan indikator

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Indikator Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para pakar antara lain: a. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Contoh: berat badan bayi dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart, 1993). b.Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992). c. Indikator adalah variable untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981) Ada dua kata kunci penting dalam pengertian tersebut diatas adalah pengukuran dan perubahan. Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan "indikator" sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran kuantitatif untuk mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam komunikasi: bagaimana kualitas komunikasi interpersonal antara bidan - pasien, maka pengukurannya adalah melalui observasi langsung untuk mengetahui bagaimana kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap indikator kunci guna dapat mengetahui penyimpangan atau prestasi yang dicapai. Dengan demikian setiap individu akan dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self assesment).

2.2 Karakteristik Indikator 1. Sahih (Valid) artinya indikator benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang akan dinilai. 2. Dapat dipercaya (Reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang. 3. Peka (Sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak. 4. Spesifik (Specific) memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas dan tidak tumpang tindih. 5. Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal contoh: pada unit bedah indikator yang dibuat berhubungan dengan pre-operasi dan post-operasi. 2.3 Klasifikasi Indikator a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, antara lain: personel, alat/fasilitas, informasi, dana, peraturan/kebijakan. b. Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. c. Indikator output : mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. Indikator ini juga disebut indicator effect. d. Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat/penduduk. Ilustrasi dari indikator dengan contoh kegiatan imunisasi: Input meliputi peralatannya, vaksin dan alat proteksi dan staf yang terlatih, proses adalah kegiatan dalam melakukan aktifitas pemberian imunisasi, output meliputi cakupan pemberian meningkat adalah (output), dan outcome adalah dampaknya sebagai efek output antara lain menurunnya morbiditas dan mortalitas dari upaya pencegahan penyakit melalui immunisasi(outcome).

2.4 Pengumpulan data indikator kinerja Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem manajemen informasi yang tepat, dimana pengumpulan data, pengorganisasian serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan

diorganisir secara sistematik, sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam suatu organisasi. Ada enam sasaran kunci pengumpulan data kinerja: 1. Menata sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan mendatang, 2. Menghindari aspek hukum yang berkaitan dengan pengukuran dan hasil data yang dikumpulkan, 3. Menemukan lingkungan tepat yang dapat memberikan peluang untuk melakukan tindakan, 4. Menumbuhkan motivasi staf dan merencanakan peningkatan kinerja itu sendiri, 5. Mengumpulkan data interval secara reguler terhadap proses-proses kritis, dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah meningkat, 6. Mengumpulkan data obyektif dan subyektif. Evaluasi data penyimpangan kinerja melalui indikator kinerja klinis adalah satu bagian penting dari dalam peningkatan kinerja.

2.5 Proses penyususnan indikator pelayanan kesehatan 1. Penyusunan indikator pelayanan kesehatan akan dilakukan oleh suatu kelompok kerja yang disebut kelompok menyusun 2. Kelompok penyusun harus membaca kepustakaan yang terkai dan kemudian berkonsultasi dengan para profesi pelayanan kesehatan yang akan disusun indikatornya serta fakultas kedokteran 3. Kemudian kelompok penyusun akan membuat rancangan atau draf indikator pelayanan kesehatan 4. Kemudian dilakukan ulas balik terhadap hasil uji coba lapangan, setelah itu barulah dibuat indikator pelayanan kesehatan berdasarkan format yang telah ditentukan. 5. Setiap tahun kelompok penyusun akan melakukan ulas balik terhadap indikator pelayanan kesehatan, jika indikator memerlukan perubahan maka perubahan tersebut akan dicantumkan dalam pencetakan dan penerbitan indikator pelayanan kesehatan yang berikut.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian kritis dari layanan kesehatan. Dalam melakukan penilaian mutu ada tiga indikator mutu yankes yaitu Struktur, Proses, dan Outcomes. Dalam hal ini cara penilaian mutu pelayanan kebidanan yaitu berupa observasi, wawancara serta dokumen. Dalam penilaian melalui siklus PDCA harus berkesinambungan antara satu dan lainnya agar pelayanan mutu berjalan dengan baik. 3.2 Saran Indikator mutu pelayanan kebidanan sangat penting untuk bidan dikarenakan sebagi tolak ukur potensi bidan dalam menangani kehamilan, persalinan dan nifas, pelayanan yang sesuai dengan keinginan klien dan sesuai dengan standart yang berlaku. Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan mutu pelayanan yang maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu, penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat. Jakarta (BA-3) Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.YBPSP: Jakarta Sultina, Sarita. 2012. Kesehatan Masyarakat. Kendari: Poltekkes Kemenkes Kendari.

Related Documents


More Documents from "Nasmira Nasrum"