IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PT. Securindo Packatama Indonesia 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Securindo Packatama Indonesia adalah pemegang lisensi dari dari perusahaan pengelolaan parkir terbesar di dunia yaitu Secure Parking. Di Indonesia, PT. Securindo Packatama Indonesia telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 400 lokasi yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi dengan total pengelolaan lebih dari 800.000 petak parkir dan didukung oleh lebih dari 12.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih. Salah satu kunci sukses PT. Securindo Packatama Indonesia hari ini adalah bahwa PT. Securindo Packatama Indonesia menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa parkir menjadi satu tanpa adanya batasan. PT. Securindo Packatama Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Carpark Management Systems. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan PT. Securindo Packatama Indonesia memiliki visi yaitu menjadi perusahaan parkir termaju dan terkemuka dan mempunyai reputasi baik di Asia melalui sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi. Misinya yaitu menjalankan bisnis parkir berdasarkan inovasi dan menyelenggarakan prinsip-prinsip operasional yang terbaik, sumberdaya manusia yang kompeten, memiliki hubungan keluar yang baik dengan semua pihak yang terkait dan
konsep-konsep manajemen yang sesuai
24
dengan acuan internasional. Serta memiliki kebijakan mutu yaitu bertekad untuk tetap menjadi perusahaan yang terkemuka dibidang jasa perparkiran yang senantiasa mengedepankan kualitas dan nilai pelayanan melalui kejujuran, sikap proaktif, keramahan dan pengembangan diri serta terus menerus mengupayakan tindakan perbaikan di segala bidang. 4.2. Struktur Organisasi dan Unsur Tugas Pokok 4.2.1 Pengawas Pelayanan Parkir PPP dibawahi dan bertanggung jawab secara langsung kepada seorang Carpark Managerdan membawahi secara langsung SPL dan SPP. Berikut adalah tujuan jabatan PPP: 1. Memberikan pengawasan pelayanan operasional perparkiran dengan tujuan profesional, aman, tertib, lancar dan ramah. 2. Memastikan pelayanan pelaanggan terbaik sesuai dengan standar perusahaan. 3. Merangkul seluruh SPP dan SPL untuk bekerja sebaik-baiknya. 4. Mengembangkan dan menjaga nama baik perusahaan. 5. Melakukan kontrol terhadap pendapatan untuk mencegah kebocoran pendapatan dengan menjaga integritas pribadi dan team. Selain itu seorang PPP juga memiliki beberapa unsur tugas pokok yaitu: 1. Memastikan seluruh SPL dan staf pelayan pos berada di area tugasnya dan bekerja sesuai dengan standard pelayanan perusahaan. 2. Memberikan briefing secara rutin kepada seluruh staf. 3. Menginput hasil pendapatan per shift. 4. Membuat laporan harian harian 5. Membuat laporan bulanan sebagai bahan evaluasi Carpark Manager.
25
6. Menyediakan barang yang dibutuhkan oleh SPL dan SPP (kertas struk, kertas cecklist dll). 7. Menindaklanjuti complaint pelanggan. 8. Menginput data perpanjangan langganan parkir. Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah : 1. Peningkatan kinerja bawahan. 2. Tidak adanya kebocoran pendapatan. 3. Bawahan melakukan tugas sesuai dengan standar perusahaan. 4.2.2 Staf Pelayanan Lapangan SPL merupakan jabatan terbawah yang sejajar dengan SPP dan merupakan ujung tombak perusahaan dalam melayani konsumennya.Staf pelayanan lapangan dibawahi dan bertanggung jawab secara langsung oleh PPP serta bertanggung jawab secara tidak langsung kepada Carpark Manager. Berikut adalah tujuan jabatan SPL: 1. Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada konsumen. 2. Mengembangkan nama baik perusahaan. Selain itu seorang SPL juga memiliki beberapa unsur tugas pokok yaitu: 1. Menjaga kebersihan dan kerapihan marka parkir. 2. Melaksanakan patroli keamanan kendaraan yang parkir. 3. Melaksanakan checklist kendaraan yang terparkir. 4. Membuat laporan harian. 5. Mengarahkan kendaraan yang akan terparkir. 6. Memeriksa kelengkapan kendaraan yang akan keluar (STNK dan tiket parkir). 7. Melakukan pengecekan berkala kondisi barang-barang inventaris dilapangan. Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah :
26
1. Tingkat kepuasan pelanggan. 2. Keamanan kendaraan yang terparkir. 4.2.3 Staf Pelayanan Pos SPP sama seperti SPL yang merupakan ujung tombak perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. SPP dibawahi dan bertanggung jawab secara langsung kepada PPP.SPP dibawahi dan bertanggung jawab secara tidak langsung kepada Carpark Manager. Berikut adalah tujuan jabatan SPP: 1. Memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada konsumen 2. Mengembangkan nama baik perusahaan. Selain itu seorang SPP juga memiliki beberapa unsur tugas pokok yaitu: 1. Menjaga kebersihan dan kerapihan pos pelayanan. 2. Memberikan tiket dan memproses kendaraan yang masuk dan keluar. 3. Membuat laporan harian. 4. Melakukan pengecekan berkala kondisi barang-barang inventaris didalam pos. Standar keberhasilan dari unsur tugas pokok tersebut adalah: 1. Kecepatan dalam pemprosesan kendaraan yang masuk dan keluar. 2. Tingkat kepuasan pelanggan. 4.3. Gambaran Waktu Kerja dan Areal Tugas PT. Securindo Packatama Indonesia beroperasi setiap hari dengan pembagian 4 shift yaitu pagi, middle, siang dan malam. Untuk shift pagi dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00, untuk middle pada hari sabtu dan minggu dimulai pada pukul 12.00 hingga pukul 20.00 yang diperuntukkan untuk staf yang meggantikan karyawan shift 1 dan 2 ketika istirahat sedangkan pada hari kerja (senin sampai jumat) shift middle dibagi menjadi 2 bagian yaitu penambahan pada pukul 13.00 hingga pukul 21.00 untuk pengaturan lalu lintas,
27
untuk shift 2 dimulai dari pukul 15.00 hingga pukul 23.00 dan untuk shift malam dimulai pada pukul 23.00 hingga pukul 07.00. Adapun penempatan areal tugas untuk tiap shift dan harinya yaitu pada Tabel 3 hingga Tabel 6. Tabel 3. Penempatan areal tugas SPP Areal
Hari kerja biasa (orang)
tugas
I
II
Akhir Pekan (orang)
III
I
II
III
PM1
1
1
1
1
1
1
PM2
1
1
-
1
1
-
PK1
1
1
1
1
1
1
PK2
1
1
-
1
1
-
PMM
1
1
1
1
1
1
PKM1
1
1
1
1
1
1
PKM2
-
1
-
1
1
-
Total
6
7
4
7
7
4
Tabel 4. Penempatan areal tugas SPL Areal
Hari Kerja biasa (orang)
Akhir Pekan (orang)
Tugas
I
MD
II
III
I
II
III
Utara
2
2
1
2
2
1
Selatan
2
(13.0021.00)
2
1
2
2
1
Lobi
1
-
1
1
2
2
1
Zona1
1
-
1
-
1
1
-
Zona 2
-
1
-
-
1
1
-
Zona 3
-
1
-
-
1
1
-
Motor
1
-
2
1
2
2
2
Total
7
2
8
4
11
11
5
28
Tabel 5. Jumlah karyawan shift Middle (12.00-20.00) karyawan
Hari Kerja biasa (orang)
Akhir Pekan (orang)
4 orang
6 orang
Jumlah Karyawan
Middle Tabel 6. Jumlah PPP per shift Hari Kerja biasa
Karyawan I Pengawas pelayanan Parkir
2
(orang) II 2
Akhir Pekan (orang)
III
I
II
III
-
2
2
1
Sumber: PT. Securindo Packatama Indonesia cabang Margo City Depok 4.4. Karakteristik Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia Responden dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia cabang Margo City Depok yang secara keseluruhan berjumlah 57 orang. Karakteriktik tersebut antara lain berdasarkan jenis kelamin dan lama bekerja. 4.4.1 Karakteristik Karyawan berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, total karyawan yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 14 atau sebesar 24% orang dan laki-laki sebanyak 43 orang atau sebesar 76%. Penyebaran karyawan berjenis kelamin wanita yaitu hanya pada jabatan SPP, hal ini dikarenakan kondisi fisik dan lingkungan jabatan pekerjaan yang lain yang tidak memungkinkan seperti asap pembuangan kendaraan. Menurut pihak PT. Securindo Packatama Indonesia karyawan yang berjenis kelamin perempuan ditempatkan dalam jabatan SPP agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, karena SPP adalah karyawan yang pertama kali berhadapan dengan pelanggan. Sedangkan untuk karyawan yang berjenis kelamin laki-laki menempati semua jabatan yang ada seperti PPP, SPL dan SPP. Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.
29
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki wanita
Gambar 3. Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin 4.4.2 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja Salah satu faktor yang mempengaruhi beban kerja karyawan adalah lamanya bekerja karyawan pada perusahaan tersebut, karena karyawan yang lebih lama bekerja dalam perusahaan akan lebih mengetahui lingkungan kerja dan tugas-tugas yang diuraikan dalam deskripsi pekerjaan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan diperoleh informasi mengenai lama bekerja yang berbeda-beda. Informasi yang diperoleh yaitu 7 orang atau sebesar 13% karyawan yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun, 34 orang atau sebesar 58% karyawan yang memiliki masa kerja antara 1 tahun hingga 3 tahun dan sebanyak 16 orang atau sebesar 28% karyawan yang memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun. Karakteristik karyawan berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Gambar 4. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja
< 1 tahun 1 tahun- 3 tahun > 3 tahun
Gambar 4. Karakteristik karyawan berdasarkan lama bekerja
30
4.5. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift I 4.5.1 Pengawas Pelayanan Parkir Perhitungan jumlah karyawan PPP shift 1 dihitung berdasarkan kebutuhannya pada setiap shift karena jam kerja PPP yang berdasarkan shift kerjanya. Sebelum menghitung jumlah kebutuhan PPP tiap shift, pertama- tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai
dengan
pedoman
yang
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 yaitu dengan pendekatan tugas pertugas. Perhitungannya yaitu sebagai berikut: Jumlah hari dalam kalender:
365
Jumlah hari libur :
52
Jumlah hari cuti:
12 64
Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun:
301 hari
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif untuk Jabatan PPP pada shift 1, shift 2 dan shift 3 adalah 301 hari. Setelah mengetahui jumlah hari efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam kerja efektif selama satu tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu atau allowance sebesar 20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud adalah waktu istirahat makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya. Perhitungan jam kerja efektif dalam 1 tahun yaitu: Jam kerja efektif: 80% x 301 hari x 8 jam = 1926,4 jam Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja PPP yaitu 1926,4 jam yang setara dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah beban kerja dan kebutuhan karyawannya.
31
Beban kerja untuk PPP pada Shift I diakumulasikan dalam periode setahun dengan satuan menit. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan, beban kerja PPP pada shift I memiliki beban kerja total selama satu tahun yaitu sebesar 141.665 menit. Berdasarkan total beban kerja yang telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang dibutuhkan pada shift I adalah: Jumlah PPP yang dibutuhkan : 141665/115584 = 1,226 ≈ 2 orang Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa jumlah PPP yang dibutuhkan pada Shift I adalah 2 orang. 4.5.2 Staf Pelayanan Lapangan Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 1 dihitung berdasarkan kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Sebelum menghitung jumlah kebutuhan Staf Pelayanan Parkir tiap shift dan plotnya pada hari kerja biasa, pertama-tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 dengan menggunakan pendekatan tugas pertugas. Perhitungannya yaitu sebagai berikut: Jumlah hari dalam kalender: Jumlah hari sabtu minggu dalam 1 tahun: Jumlah hari libur : Jumlah hari cuti pada hari kerja biasa:
365 105 52 8 165
Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun:
200 hari
32
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif pada hari kerja biasa untuk Jabatan Staf Pelayananan Lapangan pada shift 1, shift 2 dan shift 3 adalah 200 hari. Setelah mengetahui jumlah hari efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam kerja efektif selama satu tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu atau allowance sebesar 20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud adalah waktu istirahat makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya. Perhitungan jam kerja efektif pada hari kerja biasa dalam 1 tahun yaitu: Jam kerja efektif: 80% x200 hari x 8 jam = 1280 jam Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja SPL yaitu 1.280 jam yang setara dengan 76.800 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya. Beban kerja SPL pada akhir pekan dihitung terpisah dari perhitungan beban kerja pada hari biasa dikarenakan jumlah pengunjung yang lebih banyak dibandingkan pada hari kerja biasa sehingga mengakibatkan beban kerja pada akhir pekan lebih banyak daripada hari kerja biasa. Sebelum menghitung jumlah kebutuhan Staf Pelayanan Parkir tiap shift dan plotnya pada akhir pekan, pertama- tama dilakukan perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004. Perhitungannya yaitu sebagai berikut: Jumlah hari sabtu minggu dalam 1 tahun: Jumlah hari cuti pada akhir pekan : Hari Kerja Efektif Dalam 1 tahun :
`105 4 101 hari
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa hari kerja efektif pada akhir pekan untuk Jabatan Staf Pelayananan Lapangan pada shift 1, shift 2 dan shift 3 adalah 101 hari. Setelah mengetahui jumlah hari efektifnya, selanjutnya dilakukan perhitungan jam kerja efektif selama satu
33
tahun dengan menggunakan kelonggaran waktu atau allowance sebesar 20% dari jam kerjanya.Allowance yang dimaksud adalah waktu istirahat makan, pergi ke kamar mandi dan lainnya. Perhitungan jam kerja efektif pada hari kerja biasa dalam 1 tahun yaitu: Jam kerja efektif: 80% x101 hari x 8 jam = 646,4 jam Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa jam kerja SPL yaitu 646,4 jam yang setara dengan 38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan dengan pendekatan tugas pertugas diperoleh informasi mengenai beban kerja SPL shift I pada hari kerja biasa dan akhir pekan pada Tabel 7. Tabel 7. Beban kerja SPL Shift 1 Beban Kerja (menit/tahun) Plot Kerja
Hari Biasa
Akhir Pekan
(Menit/tahun)
(Menit/tahun)
Selatan
94000
74976
Utara
95667
78359
Lobi
57500
31310
Motor
49333
26597
Total
296500
211242
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa beban kerja tiap plot kerja berbeda, hal tersebut dikarenakan luas lahan parkir yang berbeda yang mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya berbeda. Terlihat bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot kerja utara karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas daripada yang lainnya. Pada plot kerja motor terlihat jauh lebih kecil pada shift 1 daripada plot kerja lainnya dikarenakan adanya tugas yang tidak dikerjakan pada plot kerja lainnya seperti melakukan checklist kendaraan yang terparkir. Tabel 7
34
memperlihatkan juga bahwa beban kerja hari biasa yaitu sebesar 296.500 lebih besar daripada akhir pekan yang memiliki beban kerja sebesar 211.242 karena jumlah waktu kerja efektif yang berbeda pada hari biasa lebih besar daripada pada akhir pekan, pada hari biasa jumlah waktu kerja efektifnya yaitu 76.800 menit sedangkan pada akhir pekan yaitu 38.784. Hal ini sebenarnya akan terlihat pada perhitungan jumlah kebutuhan SPL pada setiap plot kerjanya. Perbandingan Jumlah Beban Kerja beban kerja (menit/tahun)
120000 100000 80000
60000
Hari Biasa
40000
Akhir Pekan
20000 0 Utara
Selatan
Lobi
Motor
Plot Kerja
Gambar 5. Perbandingan beban kerja SPL shift 1 hari biasa dan akhir pekan Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat jelas perbedaan beban kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan, jumlah beban kerja pada hari biasa lebih besar daripada akhir pekan. Perbedaan ini dikarenakan jumlah waktu kerja yang berbeda antara hari biasa dan akhir pekan, dapat dilihat juga bahwa beban plot kerja utara menempati urutan pertama terbanyak dibandingkan plot kerja selatan yang menempati urutan 2, plot kerja lobi pada urutan 3 dan plot kerja motor pada urutan 4. Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat dihitung kebutuhan jumlah SPL. Perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan
35
dilakukan dengan cara membagi jumlah beban kerja aktual pertahun tiap plot kerja dengan jumlah beban kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 1 hari biasa
Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
Jumlah FTE
karyawan (orang)
Selatan
94000
1,22
2
Utara
95667
1,246
2
Lobi
57500
0,749
1
Motor
49333
0,642
1
Total
6 orang
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa Full Time Equivalent (FTE) terbesar yaitu pada plot kerja Utara dikarenakan luas wilayah kerja yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga memiliki beban kerja yang besar yaitu 95.667 menit dan FTE yang paling besar yaitu sebesar 1,246 sehingga membutuhkan 2 SPL untuk melakukan tugasnya di plot kerja utara. Sedangkan yang memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja motor yaitu sebesar 0,642 sehingga hanya membutuhkan 1 SPL untuk melakukan tugas di plot kerja motor. Hal tersebut dikarenakan adanya tugas yang tidak dikerjakan di plot kerja motor daripada plot kerja lain sehingga mengakibatkan beban kerja yang paling kecil dan FTE yang kecil, dari perhitungan tersebut juga dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1 adalah sebanyak 6 orang. Dengan perhitungan yang sama maka dapat dihitung jumlah SPL pada akhir pekan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan dapat dilihat pada Tabel 9.
36
Tabel 9. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 1 akhir pekan Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
FTE
Jumlah karyawan (orang)
Selatan
74976
1,933
2
Utara
78359
2,021
3
Lobi
31310
0,807
1
Motor
26597
0,685
1
Total
7 orang
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa plot kerja utara masih memiliki nilai FTE paling besar dibandingkan dengan plot kerja lainnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih kecil dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari Tabel 9 jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa. 4.5.3 Staf Pelayanan Pos Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP dihitung dengan metode pendekatan objek kerja sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek kerja yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaannya.Metoda ini dipergunakan dalam menghitung kebutuhan karyawan SPP dikarenakan beban kerja SPP bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani, dan dalam penelitian ini objek kerjanya adalah kendaraan yang masuk dan keluar.Pada penelitian ini kebutuhan jumlah karyawan SPP dihitung pada setiap shiftnya. Pertama-tama dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan rata-rata kemampuan karyawan dalam melayani objek kerjanya.Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-
37
rata SPP untuk pos masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemeriksaan oleh satpam, sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP masuk motor yaitu 1 motor/10 detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemberian tiket parkir. Kemampuan rata-rata SPP pada shift 1, shift 2 dan shift 3 untuk pos keluar mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pengembalian uang kepada konsumen, sedangkan untuk kemampuan rata-rata pos keluar motor yaitu 1 motor/15 detik atau 1.920 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan, pengecekan STNK dan pengembalian uang kepada konsumen. Tabel 10 menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 1 dan sesuai dengan jenis harinya berdasarkan pengamatan. Tabel 10. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok perhari shift 1
Kendaraan
Hari Biasa (jumlah
Akhir Pekan (jumlah
kendaraan/hari)
kendaraan/hari)
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Mobil
1360
980
2495
1515
Motor
1680
620
2350
820
Total
3040
1500
4845
2335
Berdasarkan Tabel 10 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City Depok yang berkendara motor lebih banyak dibandingkan konsumen yang berkendara mobil pada hari biasa namun pada akhir pekan konsumen yang berkendara mobilah yang lebih banyak dibandingkan konsumen yang berkendara motor dan terjadi peningkatan jumlah kendaran yang signifikan dari hari biasa ke akhir pekan, pada hari biasa jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 3.040 kendaraan dan jumlah kendaraan yang keluar
38
adalah sebesar 1.500 sedangkan pada akhir pekan jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 4.845 dan jumlah kendaraan yang keluar adalah sebesar 2.335.
Jumlah Kendaraan/hari
Perbandingan Jumlah Kendaraan 3000 2500 2000 1500
Hari Biasa
1000
Akhir Pekan
500 0 Mobil (masuk)
Motor (masuk)
Mobil (keluar)
Motor (keluar)
Jenis Kendaraan
Gambar 6. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 1 Margo City Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat peningkatan jumlah kendaraan yang keluar dan masuk Margo City Depok. Hal ini mengakibatkan jumlah beban kerja SPP pada akhir pekan lebih besar dibandingkan dengan hari biasa karena yang menjadi beban kerja SPP adalah jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok. Berdasarkan diagram batang tersebut juga terlihat bahwa shift 1 pada hari biasa yang menempati urutan pertama adalah jumlah kendaraan motor masuk sedangkan pada akhir pekan yang menempati urutan pertama adalah kendaraan mobil masuk. Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibututhkan pada shift 1 pada hari biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 1 pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 11.
39
Tabel 11. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
kendaraan/hari)
karyawan (orang)
Pos Masuk Mobil
1360
0,708
1
Pos Keluar Mobil
1680
0,583
1
Pos Masuk Mobil
980
0,510
1
Pos Keluar Motor
620
0,322
1
Total
4 orang
Berdasarkan Tabel 11 yang memiliki nilai FTE terbesar yaitu Pos Masuk Mobil dengan nilai FTE sebesar 0,708. Jumlah setiap pos yang dinilai efektif yaitu hanya mengoperasikan satu pos untuk pos masuk mobil, pos keluar mobil, pos masuk motor dan pos keluar motor. Hal ini terlihat dari nilai FTE untuk setiap pos yang bernilai dibawah 1 sehingga untuk shift 1 pada hari biasa hanya dibutuhkan 4 orang atau pos saja.Sedangkan untuk jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
kendaraan/hari)
karyawan (orang)
Pos Masuk Mobil
2495
1,30
2
Pos Keluar Mobil
2350
0,816
1
Pos Masuk Motor
1515
0,789
1
Pos Keluar Motor
820
0,427
1
Total
5orang
40
Berdasarkan Tabel 12, yang memiliki nilai FTE terbesar adalah pos masuk mobil dengan nilai FTE sebesar 1,30. Berdasarkan Tabel12 juga dapat dilihat bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 1 adalah sebanyak 5 orang atau 5 pos. Jumlah tersebut lebih banyak 1 orang atau 1 pos dibandingkan hari biasa, hal ini dikarenakan jumlah mobil yang masuk lebih banyak dibandingkan hari biasa sehingga dibutuhkan 2 orang atau 2 pos pada pos masuk mobil. 4.6. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift 2 4.6.1 Pengawas Pelayanan Parkir Perhitungan jumlah karyawan PPP pada shift 2 dihitung berdasarkan kebutuhannya, perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
:
KEP/75/M.PAN/7/2004
yaitu
dengan
pendekatan tugas pertugas. pada setiap shift karena jam kerja PPP yang berdasarkan shift kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan pada perhitungan kebutuhan PPP pada shift 1 diperoleh bahwa jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk PPP adalah 301 hari. Setelah diperoleh jumlah hari kerja efektif tersebut, sama seperti yang dijabarkan pada pada perhitungan kebutuhan PPP shift 1 bahwa kelonggaran waktu atau allowance yang diterima adalah 80% yaitu waktu untuk makan, pergi ke toilet, beribadah dan lain-lain. Menurut perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa waktu kerja efektif pertahunnya bagi PPP adalah 1926,4 jam yang setara dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah beban kerja dan kebutuhan karyawannya. Beban kerja untuk PPP pada Shift 2 diakumulasikan dalam periode setahun
dengan
satuan
menit.Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
perhitungan, beban kerja PPP pada shift 2 memiliki beban kerja total selama satu tahun yaitu sebesar 135.115 menit. Berdasarkan total beban
41
kerja yang telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang dibutuhkan pada shift I adalah: Jumlah PPP yang dibutuhkan : 135115/115584 = 1,169 ≈ 2 orang Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa jumlah PPP yang dibutuhkan pada Shift 2 adalah 2 orang sama seperti jumlah PPP yang dibutuhkan pada shift 1. Pembulatan ke atas dari perhitungan untuk menghindari overload beban kerja yang dilakukan oleh karyawan sehingga pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan efektif. 4.6.2 Staf Pelayanan Lapangan Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 2 dihitung berdasarkan kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Pertama-tama sama seperti pada shift 1, dilakukan perhitungan jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk hari biasa dan akhir pekan sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh informasi yaitu jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk hari biasa adalah 200 hari dan untuk akhir pekan hari kerja efektifnya yaitu 101 hari. Setelah itu sama seperti pada shift 1, dilakukan perhitungan waktu kerja efektifnya pertahunnya sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
:
KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh informasi yaitu jumlah waktu kerja efektif pertahun untuk hari biasa adalah 1.280 jam yang setara dengan 76.800 menit sedangkan untuk waktu kerja efektif pertahun untuk akhir pekan adalah 646,4 jam yang setara dengan 38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah kebutuhan karyawannya. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan dengan pendekatan tugas pertugas
42
diperoleh informasi mengenai beban kerja SPL shift 2 pada hari kerja biasa dan akhir pekan pada Tabel 13. Tabel 13. Beban kerja SPL pada shift 2 Beban Kerja (menit) Plot Kerja
Hari Biasa
Akhir Pekan
(menit/tahun)
(menit/tahun)
Selatan
126333
93341
Utara
136333
99064
Lobi
58333
35518
Motor
93917
56476
Total
414916
284399
Berdasarkan Tabel 13 sama seperti shift 1 dapat dilihat bahwa beban kerja tiap plot kerja berbeda, hal tersebut dikarenakan luas lahan parkir yang mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya berbeda. Terlihat bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot kerja utara karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas daripada yang lainnya. Pada shift 2,plotkerja lobi terlihat jauh lebih kecil daripada plot kerja lainnya dikarenakan wilayah kerja yang sempit dan daya tampung kendaraan yang lebih sedikit dibandingkan plot kerja lainnya. Tabel 13 dapat memperlihatkan juga bahwa beban kerja hari biasa yaitu sebesar 414.916 lebih besar daripada akhir pekan yang memiliki beban kerja sebesar 284.399 karena jumlah waktu kerja efektif yang berbeda pada hari biasa lebih besar daripada pada akhir pekan, pada hari biasa jumlah waktu kerja efektifnya yaitu 76.800 menit sedangkan pada akhir pekan yaitu 38.784. Hal ini sebenarnya akan terlihat pada perhitungan jumlah kebutuhan SPL pada setiap plot kerjanya.
43
Perbandingan Jumlah Beban Kerja 160000
Beban Kerja (menit/tahun)
140000 120000 100000 80000
Hari Biasa
60000
Akhir Pekan
40000
20000 0 Utara
Selatan Lobi Plot Kerja
Motor
Gambar 7. Perbandingan beban kerja SPL shift 2 hari biasa dan akhir pekan Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat jelas perbedaan beban kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan shift 2, sama seperti dengan shift 1 jumlah beban kerja pada hari biasa lebih besar daripada akhir pekan. Perbedaan ini dikarenakan jumlah waktu kerja yang berbeda antara hari biasa dan akhir pekan, dan dapat dilihat juga bahwa beban plot kerja utara menempati urutan pertama terbanyak dibandingkan plot kerja selatan yang menempati urutan 2, plot kerja motor pada urutan 3 dan plot kerja lobi pada urutan 4. Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat dihitung kebutuhan jumlah SPL. Perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan dilakukan dengan cara membagi jumlah beban kerja aktual pertahun tiap plot kerja dengan jumlah beban kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 14.
44
Tabel 14. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 2 hari biasa
Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
Jumlah FTE
karyawan (orang)
Selatan
126333
1,645
2
Utara
136333
1,775
2
Lobi
58333
0,759
1
Motor
93917
1,223
2
Total
7 orang
Berdasarkan Tabel 14, sama seperti shift 1 dapat diketahui bahwa FTE terbesar yaitu pada plot kerja Utara yaitu 1,775 dikarenakan luas wilayah kerja yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga memiliki beban kerja yang besar dan FTE yang paling besar. Sedangkan yang memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja lobi dengan nilai FTE sebesar 0,759, hal tersebut dikarenakan wilayah kerja yang sempit dan daya tampung kendaraan yang sedikit sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya tidak berbeda jauh dengan shift 1 sehingga mengakibatkan beban kerja yang paling kecil dan FTE yang kecil. Pada perhitungan tersebut diketahui jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari kerja shift 2 adalah 7 orang.Dengan perhitungan yang sama maka dapat dihitung jumlah SPL pada akhir pekan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan dapat dilihat pada Tabel 15.
45
Tabel 15. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 2 akhir pekan Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
Jumlah karyawan
FTE
(orang)
Selatan
93341
2,406
3
Utara
99064
2,554
3
Lobi
35518
0,916
1
Motor
56476
1,456
2
Total
9 orang
Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa pada akhir pekan plot kerja utara masih memiliki nilai FTE paling besar dibandingkan dengan plot kerja lainnya seperti pada shift 1 yaitu sebesar 2,554. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih kecil dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari Tabel 15. jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa dan dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 2 adalah 9 orang, lebih banyak 2 orang dibandingkan shift 2 ada hari biasa. 4.6.3 Staf Pelayanan Pos Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP pada shift 2 sama seperti padashift 1 dihitung dengan metode pendekatan objek kerja sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek kerja
yang dilayani
dalam
pelaksanaan
pekerjaannya.Metoda
ini
dipergunakan dalam menghitung kebutuhan karyawan SPP dikarenakan beban kerja SPP bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani, dan
46
dalam penelitian ini objek kerjanya adalah kendaraan yang masuk dan keluar.Pada penelitian ini kebutuhan jumlah karyawan SPP dihitung pada setiap shiftnya. Sebelum dilakukan penghitungan kebutuhan karyawan, pertama-tama dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan rata-rata kemampuan karyawan dalam melayani objek kerjanya.Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-rata SPP untuk pos masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemeriksaan oleh satpam, sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP masuk motor yaitu 1 motor/10 detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemberian tiket parkir. Kemampuan rata-rata SPP untuk pos keluar mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pengembalian uang kepada konsumen, sedangkan untuk kemampuan rata-rata pos keluar motor yaitu 1 motor/15 detik atau 1.920 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan, pengecekan STNK dan pengembalian uang kepada konsumen. Tabel 16 menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 2 dan sesuai dengan jenis harinya berdasarkan pengamatan. Tabel 16. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok perhari pada shift 2 Hari Biasa (kendaraan/hari) Kendaraan Masuk
Keluar
Akhir Pekan(kendaraan/hari) Masuk
Keluar
Mobil
1605
1945
2925
3815
Motor
1335
2335
2450
3410
Total
2940
4280
5375
7225
47
Berdasarkan Tabel 16 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City Depok yang berkendara mobil lebih banyak dibandingkan konsumen yang berkendara motor pada hari biasa maupun akhir. Dan terjadi peningkatan jumlah kendaran yang signifikan dari hari biasa ke akhir pekan, pada hari biasa jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 2.940 kendaraan dan jumlah kendaraan yang keluar adalah sebesar 4.280 sedangkan pada akhir pekan jumlah kendaraan yang masuk adalah sebesar 5.375 dan jumlah kendaraan yang keluar adalah sebesar 7.225. Perbandingan Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan/hari
4500 4000 3500 3000
2500 2000
Hari Biasa
1500
Akhir Pekan
1000 500 0 Mobil (masuk)
Motor Mobil (keluar) (masuk) Jenis Kendaraan
Motor (keluar)
Gambar 8. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 2 Margo City Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat peningkatan jumlah kendaraan yang keluar dan masuk Margo City Depok. Hal ini mengakibatkan jumlah beban kerja SPP pada akhir pekan lebih besar dibandingkan dengan hari biasa karena yang menjadi beban kerja SPP adalah jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok.Jumlah kendaraan mobil terlihat lebih banyak daripada kendaraan
48
motor baik pada hari biasa maupun pada akhir pekan, berbeda dengan shift 1 yang pada hari biasa lebih didominasi oleh kendaraan motor sedangkan pada akhir pekan lebih didominasi oleh kendaraan mobil. Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibutuhkan pada shift 2 pada hari biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 2 pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 2 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
karyawan
kendaraan/hari)
(orang)
Pos Masuk Mobil
1605
0,836
1
Pos Keluar Mobil
1945
1,013
2
Pos Masuk Motor
1335
0,464
1
Pos Keluar Motor
2335
1,216
2
Total
6 orang
Berdasarkan Tabel1 7 nilai FTE terbesar yaitu pada pos keluar mobil yaitu sebesar 1,216 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk motor yaitu sebesar 0,464. Dari Tabel 17 juga dapat dlihat jumlah pos masuk mobil dan pos masuk motor yang dinilai efektif yaitu dengan mengoperasikan satu pos, sedangkan untuk pos pos keluar mobil dan pos keluar motor dinilai efektif yaitu dengan mengoperasikan dua pos. Hal ini terlihat dari nilai FTE untuk pos masuk mobil dan pos masuk motor yang bernilai dibawah 1 dan nilai FTE untuk pos keluar mobil dan pos keluar motor bernilai lebih dari 2 sehingga untuk shift 2 pada hari biasa dibutuhkan 6 orang atau pos saja.Sedangkan untuk jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 2 dapat dilihat pada Tabel 18.
49
Tabel 18. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 2 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
kendaraan/hari)
karyawan (orang)
Pos Masuk Mobil
2925
1,523
2
Pos Keluar Mobil
3815
1,986
2
Pos Masuk Motor
2450
0,850
1
Pos Keluar Motor
3410
1,776
2
Total
7orang
Berdasarkan Tabel 18, dapat dilihat bahwa pos keluar motor memiliki nilai FTE terbesar yaitu 1,776 dan yang memiliki nilai FTE terkecil yaitu pos masuk motor dengan nilai FTE sebesar 0,850. Dari Tabel 18 juga dapat dilihat bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 2 adalah sebanyak 7 orang atau 7 pos. Jumlah tersebut lebih banyak 1 orang atau 1 pos dibandingkan hari biasa, hal ini dikarenakan jumlah motor yang keluar dan mobil yang masuk dan keluar lebih banyak dibandingkan hari biasa yang mengakibatkan nilai FTE lebih dari 1 sehingga dibutuhkan 2 orang atau 2 pos pada pos masuk mobil, pos keluar mobil dan pos keluar motor. 4.7. Jumlah Kebutuhan Karyawan Pada Shift 3 4.7.1 Pengawas Pelayanan Parkir Perhitungan jumlah karyawan PPP pada shift 3 dihitung berdasarkan kebutuhannya, perhitungan jumlah waktu kerja efektifnya yaitu sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara
Nomor
:
KEP/75/M.PAN/7/2004
yaitu
dengan
pendekatan tugas pertugas. pada setiap shift karena jam kerja PPP yang berdasarkan shift kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan pada perhitungan kebutuhan PPP pada shift 1 dan shift 2 diperoleh bahwa jumlah hari kerja
50
efektif pertahunnya untuk PPP adalah 301 hari. Setelah diperoleh jumlah hari kerja efektif tersebut, sama seperti yang dijabarkan pada pada perhitungan kebutuhan PPP shift 1 dan shift 2 bahwa kelonggaran waktu atau allowance yang diterima adalah 80% yaitu waktu untuk makan, pergi ke toilet, beribadah dan lain-lain. Menurut perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa waktu kerja efektif pertahunnya bagi PPP adalah 1.926,4 jam yang setara dengan 115.584 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka dapat dihitung jumlah beban kerja dan kebutuhan karyawannya. Beban kerja untuk PPP pada Shift 3 diakumulasikan dalam periode setahun
dengan
satuan
menit.Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
perhitungan, beban kerja PPP pada shift 3memiliki beban kerja total selama satu tahun yaitu sebesar 55.620 menit. Berdasarkan total beban kerja yang telah diketahui maka dapat dihitung jumlah PPP yang dibutuhkan pada shift 3 adalah: Jumlah PPP yang dibutuhkan : 55620/115584 = 0,481 ≈ 1 orang Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah PPP yang dibutuhkan pada Shift 3 adalah 1 orang. Walaupun dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa dibutuhkan 1 orang PPP pada shift 3 namun menurut Carpark Managerbahwa pada hari biasa tidak dapat menugaskan 1 PPP pada hari biasa dikarenakan beban kerja yang ada masih dapat dikerjakan oleh SPL. 4.7.2 Staf Pelayanan Lapangan Perhitungan jumlah karyawan SPL shift 3 dihitung berdasarkan kebutuhannya pada setiap shift dan harinya karena jam kerja SPL yang berdasarkan shift kerjanya dan jumlah serta beban kerja karyawan pada hari kerja biasa dan hari akhir pekan juga berbeda. Pertama-tama sama seperti pada shift 1 dan shift 2, dilakukan perhitungan jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk hari biasa dan akhir pekan sesuai dengan
51
pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh informasi yaitu jumlah hari kerja efektif pertahunnya untuk hari biasa adalah 200 hari dan untuk akhir pekan hari kerja efektifnya yaitu 101 hari. Setelah itu sama seperti pada shift 1 dan shift 2, dilakukan perhitungan waktu kerja efektifnya pertahunnya sesuai dengan pedoman yang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh informasi yaitu jumlah waktu kerja efektif pertahun untuk hari biasa adalah 1.280 jam yang setara dengan 76.800 menit sedangkan untuk waktu kerja efektif pertahun untuk akhir pekan adalah 646,4 jam yang setara dengan 38.784 menit. Setelah diperoleh waktu efektif pertahunnya, maka
dapat
dihitung
jumlah
kebutuhan
karyawannya.Berdasarkan
pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan dengan pendekatan tugas pertugas diperoleh informasi mengenai beban kerja SPL shift 3 pada hari kerja biasa dan akhir pekan pada Tabel 19. Tabel 19. Beban kerja SPL pada shift 3 Beban Kerja (menit) Plot Kerja Hari Biasa (menit/tahun)
Akhir Pekan (menit/tahun)
Selatan
32000
20739
Utara
32333
20873
Lobi
23667
12120
Motor
26667
15234
Total
114667
68966
Berdasarkan Tabel 19 sama seperti shift 1 dan shift 2 dapat dilihat bahwa beban kerja tiap plot kerja berbeda, hal tersebut dikarenakan luas lahan parkir yang mengakibatkan adanya waktu penyelesaian tugasnya
52
berbeda. Terlihat bahwa jumlah beban kerja yang terbesar adalah pada plot kerja utara yaitu sebanyak 32.333 menit pada hari biasa dan 20.873 menit untuk akhir pekan karena memiliki luas wilayah kerja yang lebih luas daripada yang lainnya. Sama seperti shift 2, beban kerja pada plot kerja lobi terlihat jauh lebih kecil daripada plot kerja lainnya yaitu sebanyak 23.667 pada hari biasa dan 15.234 pada akhir pekan dikarenakan wilayah kerja yang sempit dan daya tampung kendaraan yang lebih sedikit dibandingkan plot kerja lainnya. Dan dari Tabel 19 dapat dilihat juga beban kerja hari biasa yaitu sebesar 114.667 lebih besar daripada akhir pekan yang memiliki beban kerja sebesar 68.966 karena jumlah waktu kerja efektif yang berbeda pada hari biasa lebih besar daripada pada akhir pekan, pada hari biasa jumlah waktu kerja efektifnya yaitu 76.800 menit sedangkan pada akhir pekan yaitu 38.784. Hal ini sebenarnya akan terlihat pada perhitungan jumlah kebutuhan SPL pada setiap plot kerjanya. Perbandingan Jumlah Beban Kerja Beban Kerja (menit/tahun)
35000 30000 25000
20000 15000
Hari Biasa
10000
Akhir Pekan
5000 0 Utara
Selatan
Lobi
Motor
Plot Kerja
Gambar 9. Perbandingan beban kerja SPL Shift 1 hari biasa dan akhir pekan Berdasarkan diagram batang tersebut dapat terlihat perbedaan beban kerja tiap plot kerja pada hari biasa dan akhir pekan shift 3, sama seperti dengan shift 1 dan shift 2 jumlah beban kerja pada hari biasa lebih besar
53
daripada akhir pekan. Perbedaan ini dikarenakan jumlah waktu kerja yang berbeda antara hari biasa dan akhir pekan. Dan dari diagram batang tersebut terlihat beban kerja terbesar yaitu pada plot kerja utara. Setelah mengetahui jumlah beban kerja tiap plot kerja, maka dapat dihitung kebutuhan jumlah karyawan. Sama seperti shift 1 dan shift 2 perhitungan jumlah SPL yang dibutuhkan dilakukan dengan cara membagi jumlah beban kerja aktual pertahun tiap plot kerja dengan jumlah beban kerja tiap satu orang pertahun. Jumlah karyawan yang dibutuhkan pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 3 hari biasa
Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
Jumlah FTE
karyawan (orang)
Selatan
32000
0,416
1
Utara
32333
0,421
1
Lobi
23667
0,308
1
Motor
26667
0,347
1
Total
4 orang
Berdasarkan Tabel 20, sama seperti shift 1 dan shift 2 dapat diketahui bahwa FTE terbesar yaitu pada plot kerja Utara sebesar 0,421 dikarenakan luas wilayah kerja yang lebih luas daripada plot kerja lain sehingga memiliki beban kerja yang besar dan FTE yang paling besar. Sedangkan yang memiliki FTE terkecil yaitu pada plot kerja lobi yaitu sebesar 0,308, hal tersebut dikarenakan wilayah kerja yang sempit sehingga waktu yang dibutuhkan tidak berbeda jauh dengan shift 1 dan shift 2 sehingga mengakibatkan beban kerjanya yang paling kecil dan FTE yang kecil. Pada
54
perhitungan tersebut diketahui jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari kerja shift 3 adalah 4 orang dimana dibutuhkan 1 orang tiap plot kerja. Dengan perhitungan yang sama maka dapat dihitung jumlah SPL pada akhir pekan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada shift 3 akhir pekan
Plot Kerja
Beban Kerja (Menit/tahun)
Jumlah FTE
karyawan (orang)
Selatan
20739
0,535
1
Utara
20873
0,538
1
Lobi
12120
0,312
1
Motor
15234
0,393
1
Total
4 orang
Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa plot kerja utara masih memiliki nilai FTE paling besar yaitu sebesar 0,538 dibandingkan dengan plot kerja lainnya seperti pada shift 1 dan shift 2, sedangkan nilai FTE terkecil yaitu pada plot kerja lobi yaitu sebesar 0,312. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa beban kerja akhir pekan lebih kecil dibandingkan hari biasa yang dikarenakan jumlah waktu efektif akhir pekan yang lebih sedikit dibandingkan hari biasa, tetapi dapat dilihat dari Tabel 21 jumlah FTE akhir pekan lebih besar daripada hari biasa yang menjelaskan bahwa sebenarnya secara presentase jumlah beban kerja pada akhir pekan lebih besar dibandingkan hari biasa dan dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 3 pada akhir pekan adalah sama seperti dengan hari biasa yaitu 4 orang.
55
4.7.3 Staf Pelayanan Pos Perhitungan kebutuhan karyawan pada bagian SPP pada shift 2 sama seperti padashift 1 dan shift 2 dihitung dengan metode pendekatan objek kerja sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004. Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek kerja yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaannya.Metoda ini dipergunakan dalam menghitung kebutuhan karyawan SPP dikarenakan beban kerja SPP bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani, dan dalam penelitian ini objek kerjanya adalah kendaraan yang masuk dan keluar.Pada penelitian ini kebutuhan jumlah karyawan SPP dihitung pada setiap shiftnya. Sebelum dilakukan penghitungan kebutuhan karyawan, pertama-tama dilakukan pengamatan dan penghitungan kemampuan rata-rata kemampuan karyawan dalam melayani objek kerjanya. Setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan rata-rata SPP pada shift 1, shift 2 dan shift 3 untuk pos masuk mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemeriksaan oleh satpam, sedangkan kemampuan rata-rata untuk SPP masuk motor yaitu 1 motor/10 detik atau 2.880 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pemberian tiket parkir. Kemampuan rata-rata SPP untuk pos keluar mobil yaitu 1 mobil/15 detik atau 1.920 mobil/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan dan pengembalian uang kepada konsumen, sedangkan untuk kemampuan rata-rata pos keluar motor yaitu 1 motor/15 detik atau 1.920 motor/shift yaitu meliputi pengetikan nomor polisi kendaraan, pengecekan STNK dan pengembalian uang kepada konsumen. Tabel 22 menunjukkan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 3 dan sesuai dengan jenis harinya berdasarkan pengamatan.
56
Tabel 22. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Margo City Depok
Kendaraan
Hari Biasa (jumlah
Akhir Pekan (jumlah
Kendaraan/hari)
Kendaraan/hari)
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Mobil
20
60
30
125
Motor
165
220
150
430
Total
185
280
180
655
Berdasarkan Tabel 22 dapat terlihat bahwa konsumen Margo City Depok pada shift 3 yang berkendara motor lebih banyak dibandingkan konsumen yang berkendara mobil pada hari biasa maupun pada akhir pekan. Sebenarnya jam operasional dari Margo City sendiri yaitu hingga pukul 02.00, sehingga kendaraan yang masuk di atas pukul 02.00 adalah para pekerja dan kendaraan pemasok barang untuk toko yang ada di dalam pusat perbelanjaan Margo City. Untuk kendaraan yang masuk pada hari biasa tidaklah jauh berbeda dengan kendaraan masuk pada akhir pekan yaitu masing-masing sebanyak 185 dan 180 kendaraan, namun pada jumlah kendaraan yang keluar telihat jelas bahwa kendaraan keluar pada akhir pekan jauh lebih besar dibandingkan hari biasa yaitu masing-masing sebesar 655 dan 280 kendaraan.
57
Perbandingan Jumlah Kendaraan 500
Jumlah Kendaraan/hari
450 400 350 300 250 200
Hari Biasa
150
Akhir Pekan
100 50 0 Mobil (masuk)
Motor Mobil (masuk) (keluar) Jenis Kendaraan
Motor (keluar)
Gambar 10. Perbandingan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada shift 3 Margo City Berdasarkan diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pada shift 1 dan shift 2, hal ini dikarenakan jam operasional pusat perbelanjaan Margo City Depok hanyalah hingga pukul 02.00. dan dapat dilihat juga bahwa kendaraan motor lebih banyak daripada kendaraan mobil. Dapat terlihat bahwa jumlah kendaraan motor yang keluar jauh lebih besar dibandingkan jumlah kendaraan mobil keluar, motor masuk dan mobil keluar baik pada hari biasa maupun akhir pekan. Setelah diperoleh jumlah objek kerja yang menjadi beban kerja SPP maka dapat dihitung jumlah SPP yang dibutuhkan pada shift 3 pada hari biasa. Jumlah kebutuhan SPP shift 3 pada hari biasa dapat dilihat pada Tabel 23.
58
Tabel 23. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 3 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
kendaraan/hari)
karyawan (orang)
Pos Masuk Mobil
20
0,011
1
Pos Keluar Mobil
60
0,031
1
Pos Masuk Motor
165
0,057
1
Pos Keluar Motor
220
0,114
1
Total
4 orang
Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat pada hari biasa shift 3 yang memiliki nilai FTE terbesar yaitu pos keluar motor dengan nilai FTE sebesar 0,114 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk mobil dengan nilai FTE sebesar 0,011. Dan dari Tabel23 dapat dilihat jumlah setiap pos yang dinilai efektif yaitu hanya mengoperasikan satu pos untuk pos masuk mobil, pos keluar mobil, pos masuk motor dan pos keluar motor. Hal ini terlihat dari nilai FTE untuk setiap pos yang bernilai dibawah 1 sehingga untuk shift 3 pada hari biasa hanya dibutuhkan 4 orang atau pos saja. Hal ini serupa dengan jumlah SPP hari biasa pada shift 1.Sedangkan untuk jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 3 dapat dilihat pada Tabel 24.
59
Tabel 24. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 3 Beban Kerja Pos
(Jumlah
Jumlah FTE
kendaraan/hari)
karyawan (orang)
Pos Masuk Mobil
30
0,016
1
Pos Keluar Mobil
125
0,065
2
Pos Masuk Motor
150
0,052
1
Pos Keluar Motor
430
0,223
1
Total
4 orang
Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat pada hari biasa shift 3 yang memiliki nilai FTE terbesar yaitu pos keluar motor dengan nilai FTE sebesar 0,223 dan yang memiliki nilai FTE terkecil adalah pos masuk mobil dengan nilai FTE sebesar 0,016. Dan dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa jumlah SPP untuk akhir pekan shift 3 adalah sebanyak 4 orang atau 4 pos. Jumlah tersebut sama banyak dengan SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift, hal ini dikarenakan jumlah kendaraan motor dan kendaraan mobil yang tidak jauh berbeda dengan hari biasa. 4.8. Perbandingan Jumlah Karyawan Setelah dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan karyawan yang menggunakan analisis beban kerja untuk menjadi acuan perhitungannya, maka diperoleh perbandingan jumlah karyawan aktual dengan jumlah karyawan yang sesuai menurut perhitungan. Terdapat perbedaan jumlah karyawan aktual denagan jumlah karyawan yang sesuai dengan perhitungan baik menurut shift kerjanya maupun jenis harinya. Berikut adalah perbandingan jumlah karyawan aktual dan jumlah karyawan yang sesuai menurut perhitungan:
60
Tabel 25. Perbandingan jumlah karyawan SPP hari biasa
Areal
Jumlah karyawan aktual
Jumlah karyawan menurut perhitungan
hari kerja biasa (orang)
pada hari kerja biasa (orang)
tugas I
II
III
I
II
III
PM1
1
1
1
1
1
1
PM2
1
1
-
-
-
-
PK1
1
1
1
1
1
1
PK2
1
1
-
-
1
-
PMM
1
1
1
1
1
1
PKM1
1
1
1
1
1
1
PKM2
-
1
-
-
1
-
Total
6
7
4
4
6
4
Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada jabatan SPP hari kerja biasa pada Tabel 25 dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah karyawan SPP memiliki kelebihan jumlah karyawan pada pos masuk mobil pada shift 2 yang pada keadaan aktualnya terdapat 2 orang dalam areal tugas tersebut namun menurut perhitungan hanya dibutuhkan 1 orang saja untuk areal tugas tersebut. Jumlah SPP pada hari kerja biasa shift 1 dan 3 telah sesuai dengan beban kerjanya. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1 yaitu 4 orang, untuk shift 2 yaitu 6 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang sehingga SPP yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 14 SPP.
61
Tabel 26. Perbandingan jumlah karyawan SPP akhir pekan
Areal
Jumlah karyawan aktual
Jumlah karyawan menurut perhitungan
akhir pekan (orang)
pada akhir pekan (orang)
tugas I
II
III
I
II
III
PM1
1
1
1
1
1
1
PM2
1
1
-
1
1
-
PK1
1
1
1
1
1
1
PK2
1
1
-
-
1
-
PMM
1
1
1
1
1
1
PKM1
1
1
-
1
1
1
PKM2
1
1
1
-
1
-
Total
7
7
4
5
7
4
Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkanpada jabatan SPP pada akhir pekan dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah karyawan SPP memiliki kelebihan jumlah karyawan pada pos keluar motor dan pos keluar mobil pada shift 1 yang pada keadaan aktualnya terdapat 2 orang dalam areal tugas tersebut namun setelah dilakukan perhitungan untuk areal tugas tersebut hanya dibutuhkan 1 orang saja, sedangkan untuk shift 2 dan shift 3 jumlah karyawan aktual sudah sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan. Jumlah SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1 yaitu 5 orang, untuk shift 2 yaitu 7 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang sehingga SPP yang dibutuhkan pada akhir pekan adalah 16 SPP.
62
Tabel 27. Perbandingan jumlah karyawan SPL hari biasa Jumlah karyawan aktual hari Areal
kerja biasa (orang)
Jumlah karyawan menurut perhitungan pada hari kerja biasa (orang)
Tugas I
MD
II
III
I
MD
II
III
Utara
2
-
2
1
2
-
2
1
Selatan
2
-
2
1
2
-
2
1
Lobi
1
-
1
1
1
-
1
1
Zona1
1
-
1
-
1
-
1
-
Zona 2
-
1
-
-
-
1
-
-
Zona 3
-
1
-
-
-
1
-
-
Motor
1
-
2
1
1
-
2
1
Total
7
2
8
4
7
2
8
4
Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada jabatan SPP pada hari kerja biasa dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah karyawan SPL telah sesuai dengan perhitungan jumlah karyawan yang telah dilakukan. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada hari biasa shift 1 yaitu 7 orang, untuk middle 2 orang, untuk shift 2 yaitu 8 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang sehingga SPL yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 16 SPP. hal ini dapat disimpulkan bahwa Carpark Manager dan PPP telah benar dan tepat dalam melakukan penjadwalan dan penempatan karyawan yang masuk pada hari kerja biasa shift 1.
63
Tabel 28. Perbandingan jumlah karyawan SPL akhir pekan Jumlah karyawan aktual akhir
Jumlah karyawan menurut
pekan (orang)
perhitungan pada akhir pekan
Areal
(orang)
Tugas I
II
III
I
II
III
Utara
2
2
1
3
3
1
Selatan
2
2
1
2
3
1
Lobi
2
2
1
1
1
1
Zona1
1
1
-
1
1
-
Zona 2
1
1
-
1
1
-
Zona 3
1
1
-
1
1
-
Motor
2
2
2
1
2
1
Total
11
11
5
10
12
4
Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan yang dibutuhkan pada jabatan SPP pada akhir pekan dapat diketahui bahwa kondisi aktual jumlah karyawan SPL meiliki kelebihan karyawan yaitu pada plot lobi dan motor yang seharusnya hanya memerlukan 1 SPL pada shift 1 dan pada kondisi aktual jumlah karyawan pada plot utara kekurangan 1 SPL yang seharusnya 3 SPL, untuk shift 2 kondisi aktual jumlah karyawan memiliki kelebihan pada plot lobi yang seharusnya hanya 1 SPL dan memiliki kekurangan jumlah karyawan pada plot utara dan selatan yang seharunya 3 SPL, sedangkan untuk shift 3 terjadi kelebihan jumlah karyawan aktual pada plot motor yang pada keadaan actual terdapat 2 orang untuk plot tersebut namun sebenarnya hanya dibutuhkan 1 orang saja untuk plot motor. Jumlah SPL yang dibutuhkan pada akhir pekan shift 1 yaitu 10orang, untuk shift 2 yaitu 12 orang dan untuk shift 3 yaitu 4 orang sehingga SPL yang dibutuhkan pada hari biasa adalah 16 SPP.
64
Tabel 29. Jumlah karyawan shift Middle (12.00-20.00) setelah perhitungan karyawan
Hari Kerja biasa (orang)
Akhir Pekan (orang)
4 orang
6 orang
4 orang
4/5 orang
Karyawan Middle aktual Karyawan Middle setelah pengamatan
Untuk karyawan yang masuk shift middle tidak dilakukan perhitungan dikarenakan banyaknya karyawan yang masuk kerja shift middle itu untuk menggantikan sementara. Setelah dilakukan pengamatan dibutuhkan 4 orang karyawan middle pada hari biasa dan akhir pekan. Namun dengan teknis bahwa pada hari Sabtu plot kerja zona 1, zona 2 dan zona 3 bergantian beristirahat karena tidak adanya pengganti oleh karyawan middle untuk plot kerja tersebut dikarenakan plot kerja tersebut berdekatan sehingga para karyawan pada plot kerja tersebut saling menggantikan ketika istirahat. Tabel 30. Perbandingan jumlah karyawan PPP Hari Kerja biasa (orang)
Akhir Pekan (orang)
Karyawan PPPP aktual PPP menurut perhitungan
I
II
III
I
II
III
2
2
-
2
2
1
2
2
1
2
2
1
Berdasarkan hasil perbandingan jumlah karyawan PPP dapat dilihat bahwa sebenarnya menurut perhitungan dibutuhkan 1 PPP pada shift 3 hari kerja biasa namun menurut Carpark Manager hal ini tidak dapat dilakukan karena menurutnya beban kerja yang ada pada Shift 3 hari biasa tidaklah berat sehingga hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang harus dilakukan oleh PPP dilakukan oleh SPL yang bekerja pada shift 3 pada hari kerja biasa. Setelah dilakukan
65
perhitungan, perbandingan jumlah karyawan aktual dan jumlah karyawan setelah perhitungan yaitu: Tabel 31. Perbandingan jumlah karyawan Jumlah karyawan aktual
Jumlah karyawan setelah
(orang)
perhitungan (orang)
PPP
5
5
SPL
34
31
SPP
18
17
Total
57
53
Karyawan
Data tersebut diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan dan saran dari PPP dan Carpark Manager. Saran dari PPP dan Carpark Managerdiperlukan karena mereka sangat berpengalaman dalam mengatur jadwal hari kerja dan hari libur. Berdasarkan saran tersebut, untuk SPL memiliki jadwal libur kerja fleksibel antara senin hingga jumat dan 1 orang pada hari sabtu dikarenakan dibutuhkannya banyak SPL pada akhir pekan dan untuk SPP memiliki jadwal libur fleksibel antara hari senin hingga jumat untuk 3 orang dan pada hari sabtu untuk 1 orang.
Jumlah Karyawan (orang)
Perbandingan Jumlah Karyawan 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Aktual
Sesuai Perhitungan
PPP
SPL
SPP
Jabatan
Gambar 11. Perbandingan jumlah karyawan aktual dan jumlah yang dibutuhkan
66
4.9. Implikasi Manajerial Secara umum, tugas-tugas yang diberikan sudah tertulis secara jelas untuk dilaksananakan, namun dalam pelakasanaannya terdapat beberapa permasalahan atau kendala dalam melakukannya seperti pelaksanaan tugas SPL yang memiliki kendala yaitu rawannya pencurian.Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan dilakukannya koordinasi dengan pihak keamanan pusat perbelanjaan. Permasalahan mengenai beban kerja yang berbeda antar shift dan harinya sehingga mengharuskan perusahaan untuk dapat mengatur jumlah personil yang masuk untuk setiap shift jenis harinya. Pihak perusahaan juga sebaiknya memperhatikan penambahan dan pengurangan personil pada setiap shift dan harinya agar beban kerja karyawan sesuai dengan jumlah personil yang bekerja pada setiap shift dan harinya. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan untuk mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah 53 orang. Dapat dilihat bahwa jumlah SPP yang sebenarnya dibutuhkan adalah 17 orang, hal ini sebaiknya dipenuhi oleh perusahaan agar tidak ada lagi karyawan yang awalnya adalah SPL diharuskan menjadi SPP. Hal ini dilakukan agar karyawan melakukan tugas yang sesuai dengan pelatihan yang diberikan di kantor pusat dan tidak lagi melakukan pelatihan untuk menjadikan SPL menjadi SPP. Pengurangan karyawan yang dilakukan sebaiknya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh kantor pusat yaitu mengembalikan 4 karyawan hasil pengurangan tersebut ke kantor pusat untuk ditempatkan kembali ke cabang lain yang membutuhkan. Analisis mengenai kebutuhan karyawan ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi karyawan yang bekerja, selain itu analisis mengenai kebutuhan karyawan ini juga untuk mengefisiensikan anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji karyawan yang bekerja.