Bab Iii.docx

  • Uploaded by: Mochamad Toha Wismantaraharjo
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,424
  • Pages: 23
BAB III PELAKSANAAN PROYEK KEGIATAN 3.1 Metode Pelaksanaan 3.1.1 Penjelasan Umum Pelaksanaan pekerjaan di lapangan merupakan hal yang harus diperhatikan secara cermat agar tujuan pekerjaan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode-metode dan cara-cara pelaksanaan haruslah sesuai dengan apa yang telah direncanakan ataupun berdasarkan masukan dari konsultan pengawas. Untuk mencapai hasil kerja yang optimal, kerja sama dan hubungan yang baik antara semua pihak yaitu pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor haruslah dijaga keharmonisannya. Dalam hal ini jika terjadi persilisihan haruslah dapat diselesaikan dengan cepat agar pelaksanaan pekerjaan tidak terbengkalai. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor harus diselesaikan sesuai dengan waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah dijadwalkan, tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka dalam pelaksanaan pekerjaan diusahakan selalu mengikuti jadwal (schedule) dan diadakan pemeriksaan hasilhasil pekerjaan. 3.1.2 Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Tabel 3.1 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Persiapan NO. ITEM

URAIAN PEKERJAAN

I

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.

Pembuatan papan nama kegiatan

2.

Pengukuran dan pemasangan bouwplank

TOTAL HARGA (Rupiah)

Rp. 400.000,00 Rp. 54.644.286,80

1m’ 3.

Mobilisasi dan demobilisasi alat

Rp. 15.000.000,00

4.

Pembersihan lokasi

Rp. 28.000.000,00

5.

Direksi keet

Rp. 31.200.000,00

Sumber: Dokumen Kontrak 2018

29

A. Tahap persiapan I. Pekerjaan Persiapan 1. Pembuatan papan nama kegiatan Untuk pembuatan papan nama proyek kontraktor akan menggunakan banner dengan ukuran ± 100 cm x 100 cm dengan rangka kayu kelas III, yang akan dipasang diatas papan dengan ukuran 150 cm x 120 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 200 cm. Diletakan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan memuat beberapa ite seperti : instansi,program kegiatan, nama kegiatan, nama kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan waktu pelaksanaan. 2. Pengukuran dan pemasangan 1 m’ bouwplank Pada pekerjaan persiapan lapangan kontraktor juga akan melakukan pekerjaan pengukuran dan pasang bouwplank dimana ini merupakan suatu identifikasi lokasi gedung bangunan kantor yang akan dibangun dengan melakukkan pemasangan bouwplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus, dan waterpass. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi eksisting, dengan refrensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan membuat patok bouwplank. Semua tanda pengukuran akan dibuat jelasdan dijaga jangan sampai berubah. 3. Mobilisasi dan demobilisasi alat Untuk Mobilisasi dan demobilisasi kontraktor akan menyediakan alat transportasi dan alat angkut yang dipergunakan selama berlangsung bauk untuk mengangkut material ataupun pekerjaan lainnya. 4. Pembersihan lokasi Untuk pekerjaan pembersihan lokasi yaitu membersihan lokasi dari segala kemungkinan gangguan terhadap urut-urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya. Jika tidak dibersihkan aakan mempengaruhi hasil dri pekerjaan baik itu kualitas, kuantitas, maupun waktu pelaksanaanya, pembersihan lokasi disesuaikan dengan sisa pekerjaan dan merapikan bisa pada akhir pekerjaan. 5. Direksi keet

30

Kontraktor akan membuat direksi keet seperti sesuai yang ada didalam RAB. Konraktor akan menyiapkan direksi keet (Los pengawas) untuk keperluasn pengawas lapangan dan personalia proyek dengan bahan semi permanen yang dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. B. Tahap konstruksi Tabel 3.2 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Tanah NO. ITEM

URAIAN PEKERJAAN

II

PEKERJAAN TANAH

1.

Penggalian tanah biasa sedalam 3 m’

TOTAL HARGA (Rupiah)

Rp. 24.388.975,59

(mekanis) 2.

Pengurugan kembali galian tanah

3.

Pengurugan tanah dengan tanah urug

Rp. 27.575.459,00 Rp. 2.150.872.312,50

Sumber: Dokumen Kontrak 2018 II.Pekerjaan tanah 1. Penggalian tanah biasa sedalam 3 m’ (mekanis) Pelaksanaan : 1. Galian sedalam 250 cm sebelum pemancangan minipile. 2. Penggalian akan dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-kedalaman yang diisyaratkan atau ditentukan dan di indikasikan dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan sekanjutnya terpenuhi. 3. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan 4. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan. 5. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga pada pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan kering. 6. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi harus digali dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh direksi/direksi teknik, disiram air dan dipadatkan.

31

7. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa. 8. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalamanyang melebihi apa yang tertera dalam gambar. Maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan material yan disetujui oleh direksi/direksi teknik, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor. 9. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh direksi/direksi teknik. 10. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping. 11. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akarakar/bahan-bahan tersebut harus diangkat, dan diurug dengan material yang disetujui oleh direksi/direksi teknik. 2. Pengurugan Pelaksanaan : 1. Urugan tanah dan pasir dilaksanakan dibawah lantai seperti pada gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkatkepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk direksi teknik. 2. Seluruh bagian angunana

yang direncanakan harus ditimbun sampai

mencapaiketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat mencapai nilai CBR minimal 4% rendam air. Dalam hal ini harus negikuti petunjuk-petunjuk direksi teknik. 3. Untuk pengerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana. 4. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai pemadatan dengan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum di gali.

32

5. Pekerjaan penimbunan kembali harus harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram) 6. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit/galian pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan. III. PEKERJAAN PONDASI & BETON Tabel 3.3 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Pondasi & Beton NO. ITEM

URAIAN PEKERJAAN

III

PEKERJAAN PONDASI

1.

Pengadaan minipile 25x25 cm, mutu

TOTAL HARGA (Rupiah)

Rp. 858.884.400,00

beton K400 2.

Pemancangan mini pile

Rp. 374.904.000,00

3.

Sambungan las joint minipile

Rp. 26.240.000,00

4.

Memotong/bobokan permukaan minipile

Rp. 245.180.000,00

IV

PEKERJAAN BETON

1.

Membuat lantai kerja beton mutu f’c = 7,4

Rp. 31.444.515,76

Mpa (K100) 2.

Membuat pondasi pilecap beton bertulang (P)

a.

Membuat pondasi mutu f’c = 21,7 Mpa

Rp. 233.146.059,63

(K250) (P) b.

Pembesian beton ulir (P)

Rp. 366.089.375,39

c.

Pemasangan bekisting untuk pondasi (P)

Rp. 54.890.740,83

3.

Membuat kolom beton bertulang lt-1

a.

Membuat beton kolom mutu f’c = 21,7

Rp. 219.755.914,31

Mpa (K250), lt-1 b.

Pembesian kolom dengan besi ulir, lt-1

Rp. 364.655.824,10

c.

Pemasangan bekisting untuk kolom lt-1

Rp. 258.546.082,85

4.

Membuat lantai beton bertulang lt-2

a.

Membuat beton lantai mutu f’c = 21,7 Mpa (K250), lt-2

33

Rp. 543.369.846,50

Tabel 3.3 Lanjutan NO. ITEM b.

URAIAN PEKERJAAN

Pembesian lantai dengan besi ulir, lt-2 c.

Pemasangan plat bondek untuk lantai, lt-2

5.

Membuat lantai beton bertulang lt-3

a.

Membuat beton lantai mutu f’c = 21,7

TOTAL HARGA (Rupiah) Rp. 770.998.052,21 Rp. 1.141.050.850,68

Rp. 135.570.532,90

Mpa (K250), lt-3 b.

Pembesian lantai dengan besi ulir, lt-3

Rp. 177.998.052,92

c.

Pemasangan plat bondek untuk lantai, lt-3

Rp. 262.803.221,40

Sumber: Dokumen Kontrak 2018 Bahan : A. Agregat 1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu kerikil sungai yang bersih, keras dan awet atau kerikil sunngai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yng disaring, semua agregat alam harus dicuci. 2. Ukuran maksismum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulanngan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan). 3. Agregat harus harus bergradasi baikdari kasar sampai halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm. 4. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacatkotoran organik dan jika dimintakan demikian oleh direksi teknik harus diadakan pengujian kandungan organikmenggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat yang gagal pada tes warna harus ditolak. 5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi . pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batupecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat direksi pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3% perbandingan berat. B. Semen

34

1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland cement, harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991, kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang kontraktor dilapangan dan dari pabrik. Pportland cement yang gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana portland cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran. 2. Kontraktor harus mengusahakan agar utnuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu merk semen saja. 3. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standardari pabrik dan terlindung. 4. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak terkena air ( diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai dengan urutan pengiriman. 5. Tinggi penumpukan tiidak boleh lebih dari 2 mete. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai. C. Air Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan untuk membuat bahan adukan harus dari sumber yang disetujui oleh direksi dan memenuhi standar SK SNI T-15 1991 D. Zat tambahan Ditiadakan E. Tulangan ( khusus untuk beton bertulang) 1. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan ulir. Yakni besi D. 19 mm, D. 12 mm, D. 16 mm dan dia. 10 mm 2. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh direksi , tulangan pada penegecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas, batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa persetujuan direksi. 3. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-carayang memenuhi persyaratansehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/tanahlembab, aspal, lie (minyak) dan gemuk.

35

4. Besi untuk tulangan benton ini penyimpanannya harus dikelompokan berdasarkan ukuran masing-masingdan harus memenuhi persyaratan dalam SK-SNI-T15 1991-03

yang dinyatakan dengan mutu fy 240 Mpa, sesuai dengan

keterangan pada gambar perencanaan. 5. Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat betonyang berukuran garis tengah minimal 1mm F. Bekisting 1. Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat II 2. Dalam kondisi kering udara, tanpa cacatdan dapat menjamin kekokohan struktur selama proses pengecoran dan perawatan beton. 3. Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5x7 cm diperkuat dengan papan tebal 2 cm dan balok 5x10 cm yang mengikuti bentuk struktur dan pada sisi dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai dimensi struktur, kecuali dipersyaratkan lain oleh direksi teknik. Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikangambar perencanaan bekisting secara lengkap untuk mendapatka persetujuan direksi teknik. 4. Syarat-syarat bekisting harus dipenuhi : 1. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat. 2. Harus kedap air dengan menutup celah-celah secarah teknis maupun dengan bahan kimia. 3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting. 4. Permukaan bekisting harus ratadan licin serta diberi releasing agent yang disetujui oleh direksi teknik ( bila ada) 5. Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar. 6. Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah di stel dengan baik. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak 1 sambungan yang tidak disokong kearah samping. 7. Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang perancah,stabilitas perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti getaran oleh alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.

36

G. ADUKAN 1. Untuk Semua Pekerjaan konsruksi dan pekerjaan beton utama, perbandinganperbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus digunakan menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991 dengan gradasi yang sesuai. 2. kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh direksi teknik, menggunakan peralatan dengan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran beton dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran. 3. beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap dibawah standardan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali direksi teknik menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan kelas rendah H. Penyesuaian campuran 1. penyesuaian kemudahan dikerjakan 

Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan campuran beton yang dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, direksi teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang ditunjukan menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.



Mengaduk kembali beton dengan cara ditambahkan air atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan direksi teknik. 2. penyesuaian kekuatan



Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh direksi teknik.

37



Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah tertulis direksi teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai direksi teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor. Pelaksanaan

A. Bekisting 1. bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan kontraktor harus menyerahkan rencanarencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan direksi 2. penyangga-penyangga harus diberi jarakantara yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekisting, bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan bekisting. 3. bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukan dalam gambar, cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubangatau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan kepermukaan beton tidak dibenarkan. 4. bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh direksi bekisting untuk permukaan beton yang kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. 5. tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila direksi sudah memeriksa dan memeberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun. 6. untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, kontraktor harus membuat rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.

38

7. bekisting hanya boleh dibuka denga ijin direksi dan pekerjaan pembukaan setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membukabekisting meghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton. 8. dalam hal mana direksi berpendapat bahwa usulan kontraktor untuk membuka bekisting belum pada wktunya baik berdasarkan hitungan cuaca atau denga alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan kontraktor untuk menunda pembukaan bekisting dan kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut. 9. untuk beton dengan semen portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan bekisting harus menurut daftar dibawah ini : 

Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari



Bagian bawah : 21 hari B. Baja Tulangan

1. Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikanoleh direksi kepada kontraktor harus diperiksa dengan teliti. 2. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yag bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkokyang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991 kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan direksi. 3. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang di tunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan. Pengelasan tempeldengan danya persetujuan direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangannya yang saling menyilang denga sudut tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan diperbolehkan. Penggunaan

39

ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari direksi. Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari besi dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang dengan dengan overlap 150 mm. kontraktor tidak boleh mengecor beton menutup tulangan baja, sebelum direksi memeriksa dan menyetujuinya. 

Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik.



Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI T-15 1991 03 dan diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini: a. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan direksi teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditetapkan pada titik tegangan tarik minimum. b. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait. c. Pengelasan batang baja tulangan tidak diijinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh direksi teknik.



Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.



Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan minimal 30 mm, yang mana lebih besar.



Apabila penulangan dalam balok terdiri lebih dari satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertikal minimum 25 mm.



Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum menutupi pinggir luar tulangan.

C. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton.

40



Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan perbandingan berdasarkan ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segera otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan kedalam campuran dan kemudian bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu. Apabila pencampuran beton dengan mutu 17 Mpa diijinkan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur diatas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan sedikitnya tiga kali setelah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.



Kontraktor harus merencana tempat dari alat pencampur dan tempat bahanbahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan direksi, sebelum alat pencampur dan bahanbahan ditempatkan.

D. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton. 

Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan, beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun seja meninggalkan tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang telah direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.



Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih 1,5 meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 meter, untuk setiap kali pengecoran.



Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan mengahasilkan beton yang rapat air dengan kepadatan maksimum. 41

Pemadatan harus dibantu dengan mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak menyebabkan begetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus sesuai dengan persetujuan direksi. E. Pembetonan di Atas Permukaan yang Tidak Kedap Air. 

Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air sebelum permukaan itu di tutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh direksi.



Pembetonan dalam cuaca yang tidak menguntungkan.



Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, kontraktor harus menyiapkan akat perlindungan terhadap hujan dan terik sinar matahri sebelum pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35 derajat C kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan direksi dan tanpa mengambil tidakan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari sinar matahari atau menyemprot air pada bahan batuan atau bekisting.

F. Melindungi dan Merawat Beton. 

Sampai beton mengeras sepenuhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.



Jika tidak ditentukan lain oleh direksi permukaan beton yang kelihatan harus dijaga supaya terus basah sesudah di cor, tidak kurang dari 7 hari beton dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen cepat mengeras. Permukan itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus ditutup dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau bahan lain yang mungkin disetujui direksi. Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan direksi untuk perawatan dan pembahasan yang dimaksud

42

sepanjang masa dari enam sampai 24 jam setelah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras. G. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi sebelum pengecoran dimulai, kontraktor harus sudah mengkoordinasikan letakletak pemasangan instalasi listrik, plumbing dan lain-lain. IV.

Pekerjaan Besi

Tabel 3.4 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Besi NO. ITEM

URAIAN PEKERJAAN

TOTAL HARGA (Rupiah)

A.

PEKERJAAN LANTAI 1

1.

Kolom WF.350.175.7.11 (K1)

Rp. 360.286.448,34

2.

Kolom H-Beam 300.300.10.15 (K2)

Rp. 517.930.329,61

3.

Balok WF.350.175.7.11 (B1) lt.2

Rp. 846.196.165,85

4.

Sambungan balok (B1) lt.2 -

Plat sambungan balok tebal 12 mm (B1)

Rp. 56.621.706,44

lt.2 -

Baut 16 mm (B1) lt.2

5.

Balok WF.300.150.6,9.9 (B2) lt.2

6.

Sambungan balok (B2) lt.2 -

Plat sambungan balok tebal 12 mm (B2)

Rp. 16.767.000,00 Rp. 692.558.409,13

Rp. 62913.007,16

lt.2 -

Baut 16 mm (B2) lt.2

7.

Balok WF.250.125.6.9 (BA) lt.2

8.

Sambungan balok (BA) lt.2 -

Plat sambungan balok tebal 12 mm (BA)

Rp. 18.630.000,00 Rp. 839.345.368,08

Rp. 37.747.804,29

lt.2 9.

Baut 16 mm (BA) lt.2

Pekerjaan perakitan (Kolom lt.1 dan Balok

Rp. 11.178.000,00 Rp. 901.707.291,76

lt.2) 10.

Base plat kolom -

Plat kolom 500x400x16 mm

43

Rp. 7.589.426,12

Tabel 3.4 Lanjutan NO. ITEM -

Plat pengaku 10 mm

-

Angkur baja D 20 mm pjg = 600 mm

-

Pengelasan listrik

11. 12.

13.

URAIAN PEKERJAAN

Rp. 3.415.261,63

15.

16.

Plat tebal 16 mm (J.1) lt.2

Rp. 25.532.370,32

Baut 16 mm (J.1) lt.2

Rp. 5.382.000,00

-

Pengelasan (J.1) lt.2

Rp. 62.005.011,01

-

Pekerjaan joint-2

-

Plat tebal 16 mm (J.2) lt.2

-

Pengelasan (J.2) lt.2

Rp. 59.3409.039,19

-

Pekerjaan joint-3

-

Plat tebal 16 mm (J.3) lt.2

Rp. 8.837.7000,07

Baut 16 mm (J.3) lt.2

Rp. 1.242.000,00

-

Pengelasan (J.3) lt.2

Rp. 17.766.478,80

-

Pekerjaan joint-4

-

Plat tebal 16 mm (J.4) lt.2

Rp. 9.049.986,15

Baut 16 mm (J.4) lt.2

Rp. 3.001.500,00

-

Pengelasan (J.4) lt.2

Rp. 85.871.314,20

-

Pekerjaan joint-5

-

Plat tebal 16 mm (J.5) lt.2

Rp. 11.234.465,56 Rp. 3.726.000,00

-

Pengelasan (J.5) lt.2

Rp. 106.598.872,80

-

Pekerjaan joint-6

-

Plat tebal 16 mm (J.6) lt.2

Baut 16 mm (J.6) lt.2

18.

Rp. 29.603.969,62 Rp. 3.588.000,00

Baut 16 mm (J.5) lt.2

17.

Rp. 18.701.760,00

Pekerjaan joint-1

Baut 16 mm (J.2) lt.2

14.

Rp. 133.000.000,00 Rp. 1.181.470,84

Pemasangan edge steel, lt-2 -

TOTAL HARGA (Rupiah)

Rp. 7.411.725,97 Rp. 3.933.000,00

-

Pengelasan (J.6) lt.2

Rp. 112.521.032,40

-

Pekerjaan joint-7

-

Plat tebal 16 mm (J.7) lt.2

44

Rp. 249.147.927,47

Tabel 3.4 Lanjutan NO. ITEM -

URAIAN PEKERJAAN Baut 16 mm (J.7) lt.2

Pengelasan (J.7) lt.2 19.

21.

22.

23.

24.

Rp. 20.631.000,00 Rp. 475.371.751,09

-

Pekerjaan joint-8

-

Plat tebal 16 mm (J.8) lt.2

Rp. 5.617.232,78

-

Baut 16 mm (J.8) lt.2

Rp. 4.300.425,00

Pengelasan (J.8) lt.2 20.

TOTAL HARGA (Rupiah)

Rp. 26.005.011,01

Pekerjaan joint-9 -

Plat tebal 16 mm (J.9) lt.2

Rp. 8.725.593,94

-

Baut 16 mm (J.9) lt.2

Rp. 2.691.000,00

-

Pengelasan (J.9) lt.2

Rp. 62.005.011,01

Pekerjaan joint-10 -

Plat tebal 16 mm (J.10) lt.2

Rp. 688.935,91

-

Baut 16 mm (J.10) lt.2

Rp. 1.242.000,00

-

Pengelasan (J.10) lt.2

Rp. 13.502.523,89

Pekerjaan joint-11 -

Plat tebal 16 mm (J.11) lt.2

Rp. 7.578.295,01

-

Baut 16 mm (J.11) lt.2

Rp. 1.104.000,00

-

Pengelasan (J.11) lt.2

Rp. 13.295.48,30

Pekerjaan joint-12 -

Plat tebal 16 mm (J.12) lt.2

Rp. 7.756.790,24

-

Baut 16 mm (J.12) lt.2

Rp. 690.000,00

-

Pengelasan (J.12) lt.2

Rp. 8.794.407,01

Pekerjaan joint-13 -

Plat tebal 16 mm (J.13) lt.2

Rp. 312.068,49

-

Baut 16 mm (J.13) lt.2

Rp. 207.000,00

-

Pengelasan (J.13) lt.2

Rp. 2.961.079,80

B.

PEKERJAAN LANTAI 2

1.

-

Kolom WF.350.175.7.11 (K1) lt.2

2.

-

Sambungan Kolom (K1) lt.2

-

Plat sambungan kolom tebal 12 mm (K1) lt.2

45

Rp. 730.747.522,00

Rp. 43.140.188,75

Tabel 3.4 Lanjutan NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN -

Baut 16 mm (K1) lt.2

3.

Kolom H-Beam 300.300.10.15 (K2) lt.2

4.

Sambungan Kolom (K2) lt.2

5.

TOTAL HARGA (Rupiah) Rp. 59.616.000,00 Rp. 529.624.350,81

Plat sambungan kolom tebal 12 mm (K2) lt.2

Rp. 38.197.182,92

-

Baut 16 mm (K2) lt.2

Rp. 42.228.000,00

-

Balok WF.350.175.7.11 (B1) lt.3

Rp. 567.877.189,25

6.

Sambungan balok (B1) lt. Plat sambungan balok tebal 12 mm (B1) lt.3

Rp. 16.776.801,91

Baut 16 mm (B1) lt.3

Rp. 4.968.000,00

7.

-

Balok WF.300.150.6,9.9 (B2) lt.3

8.

-

Sambungan Balok (B2) lt.3

Rp. 346.651.241,88

Plat sambungan balok tebal 12 mm (B2) lt.3

Rp. 41.942.004,77

Baut 16 mm (B2) lt.3

Rp. 12.420.000,00

9.

-

Balok WF.250.125.6.9 (BA) lt.3

Rp. 378.164.991,15

10.

-

Sambungan Balok (BA) lt.3

11.

12.

13.

Plat sambungan balok tebal 12 mm (BA) lt.3

Rp. 33.079.908,79

Baut 16 mm (BA) lt.3

Rp. 9.625.500,00

-

Pekerjaan Joint-1

-

Plat tebal 16 mm (J.1) lt.3

Baut 16 mm (J.1) lt.3

Rp. 2.691.000,00

Pengelasan (J.1) lt.3

Rp. 31.002.505,51

-

Pekerjaan Joint-2

-

Plat tebal 16 mm (J.2) lt.3

Rp. 13.876.910,45

Baut 16 mm (J.2) lt.3

Rp. 2.691.000,00

-

Pengelasan (J.2) lt.3

Rp. 44.505.029,39

-

Pekerjaan Joint-3

-

Plat tebal 16 mm (J.3) lt.3

Baut 16 mm (J.3) lt.3

14.

Rp. 7.978.617,26

-

Pengelasan (J.3) lt.3

-

Pekerjaan Joint-4

Rp. 3.222.057,44 Rp. 724.500,00 Rp. 10.363.779,30

46

Tabel 3.4 Lanjutan NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN

TOTAL HARGA (Rupiah)

-

Plat tebal 16 mm (J.4) lt.3

Baut 16 mm (J.4) lt.3

Rp. 1.138.500,00

-

Rp. 32.571.877,80

15.

Pengelasan (J.4) lt.3 Pekerjaan Joint-5

-

Plat tebal 16 mm (J.5) lt.3

Rp. 3.510.671,10

-

Baut 16 mm (J.5) lt.3

Rp. 1.863.000,00

Pengelasan (J.5) lt.3 16.

Rp. 53.299.436,40

-

Pekerjaan Joint-6

-

Plat tebal 16 mm (J.6) lt.3

Rp. 5.581.383,53

-

Baut 16 mm (J.6) lt.3

Rp. 3.105.000,00

Pengelasan (J.6) lt.3 17.

Rp. 88.832.394,00

-

Pekerjaan Joint-7

-

Plat tebal 16 mm (J.7) lt.3

Rp. 110.883.698,06

-

Baut 16 mm (J.7) lt.3

Rp. 17.043.000,00

Pengelasan (J.7) lt.3 18.

Rp. 196.349.201,54

-

Pekerjaan Joint-8

-

Plat tebal 16 mm (J.8) lt.3

Rp. 2.340.712,43

-

Baut 16 mm (J.8) lt.3

Rp. 2.257.680,00

Pengelasan (J.8) lt.3 19.

Rp. 17.766.478,80

-

Pekerjaan Joint-9

-

Plat tebal 16 mm (J.9) lt.3

Rp. 7.271.394,54

-

Baut 16 mm (J.9) lt.3

Rp. 3.588.000,00

Pengelasan (J.9) lt.3 20.

Rp. 2.145.520,55

Rp. 82.673.348,02

-

Pekerjaan Joint-10

-

Plat tebal 16 mm (J.10) lt.3

Rp. 430.535,25

-

Baut 16 mm (J.10) lt.3

Rp. 414.000,00

Pengelasan (J.10) lt.3

Rp. 4.500.841,30

Sumber: Dokumen Kontrak 2018

47

Bahan : Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja profil = 240 MPa. Bahan ini terdiri dari baja profil dengan dimensi: 1. Kolom WF 350.175.7.11 (K1) 2. Kolom H-BEAM 300.300.10.11 (K2) 3. Balok WF 350.175.7.11 (B1) 4. Balok WF 300.150.6,9.9 (B2) 5. Balok WF 250.125.6.9 (BA) 6. Bondek lantai tebal 0,75 cm dan stut baja. 7. Base Plat kolom tebal 16 mm (500x500 mm) 8. Plat joint tebal 16 mm 9. Baut angkur kolo diameter 20 mm panjang L 600 mm 10. Baut diameter 16 mm 11. Kawat las listrik Alat: Alat pertukangan besi dan las lengkap Pelaksanaan Pekerjaan : Pada rangka kolom panjang 600 cm dibuat dengan sedemikian rupa yakni dilas listrik serta diberi plat besi 20 mm sebagai base plat dengan lubang baut di bor listrik dan presisi. Untuk perletakan tumpuan pada beton di perkuat dengan baut dinabolt dia meter 200 mm. 

Pekerjaan Pemotongan, Penyambungan dan Pemasangan

1. Pemotongan profil baja pemotongan material baja harus menggunakan mesin potong atau dengan las potong yang cukup memadai. Ujung dari potongan harus di gerinda halus, sehingga mendapatkan permukaan yang rata.

48

2. Pembuatan lubang-lubang atau penyambungan atau baut angker. 

Pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh beregerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.



Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila yang harus di las tegak, pengelasangan harus dimulai dari bawah kemudian kearah atas. Bagian dari ujung suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa penyambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.



Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui direksi pekerjaan sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.



Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan di las.



Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dengan ketepatan tinggi. Pemborong wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.



Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam gambar kerja dan rencana kerja & syarat-syarat ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.



Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

V.

Pekerjaan Pengecatan

Tabel 3.5 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Pengecatan VI NO. ITEM 1.

PEKERJAAN PENGECATAN URAIAN PEKERJAAN Pengecatan permukaan baja TOTAL

Sumber : Dokumen Kontrak 2018

49

TOTAL HARGA (Rupiah) Rp. 98.312.787,66 Rp. 18.101.134.890,41

Bahan : 

Cat Menie Besi : Bahan dari jenis acrylic emulsion dengan kualitas baik, tahan terhadap korosi atau anti karat. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan harus memenuhi syarat pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

Pelaksanaan : 1. Semua pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah). 2. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pada bidang pengecatan. 3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering, serta bebas dari debu, minyak, lemak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan. 4. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapisi cat dasar , bahan plamur dengan cat yang digunakan. 5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direksi serta jika seluruh pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna. 6. Sebelum

bahan

dikirim

di

lokasi

pekerjaan,

kontraktor

harus

menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberapa dari beberapa macam hasil produk kepada direksi. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Direksi akan menginstruksikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan. 7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya. 8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk pemeriksaan/penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh kontraktor ketempat pekerjaan. 9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan kontraktor untuk mendapat persetujuan perencana

50

dan direksi. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan. 10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture harus merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan timbulnya kerusakan akibat pekerjaan-pekerjaan lain. 11. Bilda terjadi ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, kontraktor harus mengganti/memperbaiki dengan bahan yang sama mutunya dengan tanpa ada biaya tambahan. 12. Kontraktor harus mengerjakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman dalam pelaksanaan pengerjaan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna. C. TAHAP PEMELIHARAAN Jika selama tahap pemeliharaan terjadi kerusakan pada konstruksi maka akan segera diperbaiki sebagaimana mestinya dan masih merupakan tanggung jawab kami sebagai pelaksana pekerjaan. Pemeliharaan dilasanakan sesuai masa waktu yang ditetapkan oleh pemberi kerja. 3.2 Pengawasan Pengawasan dilakukan pada setiap item pekerjaan agar sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang ada dilakukan oleh pelaksana teknis bangunan atau pengawas bangunan. Pengawas bukan hanya dilakukan untuk memperhatikan sesuai atau tidak pelaksanaan dilapangan dengan gambar bestek yang ada dan kelayakan kualitas bahan yang digunakan, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal lain yang berhubungan dengan time schedule. Pengawasan harus setiap saat dilakukan untuk mengetahui perkembangan pekerjaan yang disertai dengan dokumentasi sebagai bahan pelaporan untuk pihak pemilik proyek ataupun pihak pelaksana proyek.

51

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab I.docx
December 2019 0
Bab Iv.docx
December 2019 0
Bab V.docx
December 2019 0
Bab Ii.docx
December 2019 0
Bab Iii.docx
December 2019 0
Bab I-v.docx
December 2019 0