BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axion (nilai) dan logos ( teori), yang berarti teori tentang nilai. Secara penafsirannya, surat Al-Furqon ayat 2 yakni Dia telah menciptakan segala sesuatu dan memeberi ukuran dan aturan yang sangat cermat kepada masingmasing berupa rahasia-rahasia yang dapat menjamin keberlangsungan tugasnya secara teratur ( sistematis). Kata فقدرantara lain berati mengukur , memberi kadar/ukuran, sehingga pngertian ayat ini adalah memeberi kadar/ukuran/batas-batas tertentu dalam diri, sifat, ciri-ciri kemampuan maksimal, bagi setiap makhluk-Nya. Semua makhluk telah ditetapkan oleh Tuhan kadarnya dalam hal-hal tersebut. Sayyid Quthub ketika menafsirkan ayat ini mengutip uraian A. Marison, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika, termuat dalam bukunya Man Doesn’t Stand Alone yakni: Bahwa suatu hal yang mengundang kekaguman dan keheranan adalah sistem alam raya seperti keadaannya saat ini. Sungguh sangat teliti, karena seandainya kulit bumi lebih tebal dari apa yang ada sekarang ini walau hanya beberapa kaki, maka pastilah CO2 (karbon dioksida) menyerap O2 (oksigen), dan pastilah htumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup. Setiap jenis sesuatu itu berjalan menurut hukum dan aturan yang bersifat konstan teliti yang menggambarkan secara jelas kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Oleh karena itu semua hal yang diciptakan Allah itu tidak ada yang sia-sia semuanya memiliki nilai dan estetika masingmasing. Nilai yang dapat kita ambil dari ulasan diatas jika kita amati semua yang ada alam semesta ini sekacil apapun pasti bernilai dan memiliki manfaat tersendiri. Tafsiran surat Al-Furqon ayat 2 diatas dapat kita kaitkan dalam kajian aksiologi
yakni apa kegunaan kita mengetahui tentang segala sesuatu yang diciptakan itu ada ukuran secara sistematis, yaitu dengan mengetahui hal ini kita dapat mengetahui betapa besarnya kekuasaan Allah, dapat memperkuat keimanan kita, agar kita medekatkan diri kepada Allah swt. agar kita lebih banyak bersyukur lagi kepada Allah atas penciptaannya yang begitu estetik di alam semesta.
15
16
Begitu rinci dan telitinya Allah menetukan ukuran dalam menciptakan alam semesta ini. Seandainya Allah SWT menciptakan segala sesuatu tanpa ukuran, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalamnya. Ukuran yang diciptakan oleh Allah SWT sangatlah tepat, sehingga alam telah dirasakan manusia benar-benar seimbang. Dari konteks kajian ini, Al-Qur’an memberikan gambaran bahwa penciptaan alam semesta dan seisinya telah diciptakan Allah dengan ukuran setepat-tepatnya. AlQur,an bukan hanya memberi isyarat untuk menyelidiki tentang langit dan bumi, serta segala fenomena yang ada di alam semesta saja, lebih dari itu juga agar manusia merenungkan keagungan Sang Pencipta. B. Saran Dalam memahami ayat tentang Penciptaan Alam Semesta, perlu juga kita menerapkan Ilmu Perhitungan yaitu Ilmu Matematika misalnya. Maka dari itu, janganlah menganggap matematika hanyalah ilmu untuk kepentingan duniawi. Tapi ternyata lewat matematika kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan membuktikan keteraturan Allah dalam menciptkan Alam Semesta. Kami menyadari banyak kekurangan dari makalah yang kami buat. Hal itu wajar,karena kami dalam proses belajar. Untuk itu, kami mohon kepada para pembaca atas kritik dan saran nya.