26
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menguji analisis perbandingan penerimaan pajak penghasilan sebelum dan setelah penerapan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
46
Tahun
2013
dan
pengaruhnya terhadap penerimaan pajak penghasilan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif-induktif (umum-khusus), dimana pendekatan ini berawal dari suatu kerangka teori, gagasan
para
ahli,
ataupun
pemahaman
peneliti
berdasarkan
pengalamannya, yang selanjutnya dikembangkan menjadi permasalahanpermasalahan
dan
pemecahan-pemecahan
yang
diajukan
untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif. Metode penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan (Sugiyono, 2011:11). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
atas
analisis
perbandingan
penerimaan
Pajak
Pengahasilan sebelum dan setelah penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara Jl. Urip Sumoharjo Km 4, Gedung Keuangan Negara 1. 2. Waktu Penelitian Penelitian
atas
analisis
perbandingan
penerimaan
Pajak
Pengahasilan sebelum dan setelah penerapan Peraturan Pemerintah
27
Nomor 46 Tahun 2013 dilaksanakan pada bulan Maret 2015 s/d April 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah objek atau subjek yang berada dalam suatu wilayah dan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak penghasilan sebelum penerapan Peraturan pemerintah Nomor 46 tahun 2013 (Tahun 2012 s.d Juni 2013) dan penerimaan Pajak Penghasilan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Juli 2013 s.d Desember 2014). 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerimaan Pajak Penghasilan sebelum penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 (Tahun 2012 s.d Juni 2013) dan penerimaan pajak penghasilan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (Juli 2013 s.d Desember 2014). D. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. 2. Sumber Data
28
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui: a. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data lain yang relevan dengan penelitian. E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian yang dilakukan penulis mengungkapkan adanya beberapa variabel sebagai objek penelitian, adapun variabel tersebut terdiri dari : 1. Variabel bebas (independent variabel) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab
perubahannya
atau
timbulnya
variabel
terikat
(dependent variabel). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah: Variabel (X1) : Penerimaan Pajak Penghasilan sebelum penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Variabel (X2) : Penerimaan Pajak Penghasilan setelah penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
29
2. Variabel terikat (dependent variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah penerimaan Pajak Penghasilan. Tabel dibawah ini menjelaskan operasionalisasi variabel dilakukan penulis, sebagai berikut : Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep
Indikator
Penerimaan
Jumlah
Pajak
penerimaan
Penghasilan
Pajak
sebelum
Penghasilan
penerapan PP
sebelum
No. 46 Tahun
penerapan PP
2013 yaitu
NO. 46 Tahun
Skala
Penerimaan Pajak Penghasilan Sebelum Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 (X1) penerimaan pajak 2013 penghasilan yang menggunakan tarif Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Rasio
yang
30
Pajak Penghasilan. Penerimaan
Penerimaan
Jumlah
Pajak
Pajak
penerimaan
Penghasilan
Penghasilan
Pajak
Setelah
setelah
Penghasilan
Penerapan PP
penerapan PP
setelah
No.46 Tahun
No. 46 Tahun
penerapan PP
2013 (x2)
2013 yaitu
No. 46 Tahun
penerimaan
2013
Rasio
Pajak Penghasilan yang menggunakan tarif berdasarkan ketentuan dalam PP No. 46 Tahun 2013 yaitu sebesar 1% dari peredaran bruto yang bersifat final. Penerimaan
Pajak
1. Tarif PPh
Pajak
Penghasilan
2. Subjek
Penghasilan (Y) dikenakan
dan
terhadap subjek
Objek
pajak atas
PPh
penghasilan yang
3. Dasar
Rasio
31
diterima atau
Pengena
diperolehnya
an Pajak
dalam tahun pajak.
F. Metode Analisis 1. Menghitung dan membandingkan dua mean Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan statistik uji t untuk membedakan dua mean yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penerimaan Pajak Penghasilan sebelum dan sesudah penerapan tarif tunggal. Adapun tahapannya sebagai berikut : a. Hipotesis Operasional Ho : Tidak terdapat perbedaan penerimaan pajak penghasilan sebelum dan
setelah penerapan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2013. Ha : terdapat perbedaan penerimaan pajak penghasilan sebelum dan
setelah penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2013. b. Rata-rata besarnya penerimaan pajak penghasilan dari masingmasing sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Hasan, Muh.Iqbal, 2001:235)
Keterangan: = rata-rata hitung
32
xi = nilai sampel ke-i n = jumlah sampel
Untuk menghitung nilai yaitu untuk menguji signifikan dalam pengambilan kesimpulan, digunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:145) Keterangan: t = Rata-rata besarnya penerimaan Pajak Penghasilan sebelum dan setelah penerapan PP No. 46 tahun 2013 1=
rata-rata berarnya penerimaan Pajak Penghasilan sebelum penerapan PP No. 46 tahun 2013
2=
rata-rata berarnya penerimaan Pajak Penghasilan setelah penerapan PP No. 46 tahun 2013
n1 = ukuran sampel 1,5 tahun n2 = ukuran sampel 1,5 tahun Sx1x2 = Simpangan baku Untuk menghitungan simpangan baku gabungan antara penerimaan Pajak Penghasilan sebelum dan setelah penerapan PP No. 46 Tahun 2013 adalah :
(Sugiyono, 2011:145) Keterangan: Sx1 = simpangan baku berdasarkan hasil penerimaan Pajak Penghasilan sebelum penerapan PP No. 46 Tahun 2013
33
Sx2 = simpangan baku berdasarkan hasil penerimaan Pajak Penghasilan setelah penerapan PP No. 46 Tahun 2013 c. Tingkat signifikan yang digunakan Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,95 dengan tingkat kesalahan yang ditolelir atau alpha sebesar 0,05. Penentuan alpha sebesar 0,05 merujuk kepada kelaziman yang digunakan secara umum dalam dapat
digunakan
sebagai
penelitian
ilmu
sosial,
yang
kriteria dalam pengujian signifikansi
hipotesis penelitian. d. Kaidah keputusan - t ½ ≤ t ≤ ½ α, df = n1 + n2 – 2
Diterima Ho jika
t < - t ½ α atau t > ½ α, df = n1 + n2 - 2
Ditolak Ho jika
e. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pengujian
hipotesis
ditarik
kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak. 2. Analisis Korelasi Linier Sederhana
r= .
nΣxy – (Σx) (Σy) √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
(Hasan, Muh.Iqbal, 2001:235)
Keterangan: n = ukuran sampel r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Penerimaan pajak sebelum dan setelah penerapan PP No. 46 Tahun 2013 Y = Penerimaan Pajak Penghasilan
34
Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya korelasi antara penerimaan pajak penghasilan (X) dengan pajak penghasilan terutang (Y). Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat pada ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 1,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2007 : 183) 3. Analisis Koefisien Determinasi Analisis ini merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (𝑟2 ). Alat analisis
ini
digunakan
untuk
mengetahui
besarnya
pengaruh
penerapan PP No. 46 tahun 2013 terhadap penerimaan pajak penghasilan. Rumus yang digunakan sebagai berikut : 2
Kd = 𝑟 x 100% (Sugiyono, 2006:210) Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi 2
𝑟 = koefisien korelasi yang dikuadratkan.
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara X dan Y, maka dilakukan uji hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
35
a. Uji hipotesis Ho : Tidak terdapat pengaruh penerapan Peraturan Pemerintah Nomor
46
tahun
2013
terhadap
penerimaan
Pajak
Penghasilan. Ha : Terdapat pengaruh penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 terhadap penerimaan Pajak Penghasilan. b. Penetapan tingkat signifikansi Tarif signifikansi (𝛼) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kekeliruan adalah 5%. Taraf signifikan tersebut adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial, karena dianggap cukup ketat untuk mewakili antar variabel yang akan diteliti. c. Uji signifikansi Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel X terhadap Variabel Y digunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t=
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2
Keterangan: t= Statistik uji t r= Nilai koefisien korelasi n= Ukuran sampel d. Kriteria Pengujian Hipotesis : Terima Ho jika
-t ½ ∝ ≤ thitung ≤ t ½ ∝
36
Tolak Ho jika
-t ½ ∝ > thitung atau t ½ ∝ < thitung
e. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.