Bab Iii Pernapsan.docx

  • Uploaded by: munira ulfa muna
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Pernapsan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,006
  • Pages: 7
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Amnesis a. Identitas : Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur 813 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki. b. Keluhan utama: Batuk-batuk dan sesak napas. c. Riwayat penyakit sekarang: Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas. d. Riwayat penyakit terdahulu: Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya. e. Riwayat penyakit keluarga: Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping faktor yang lain. f. Riwayat kesehatan lingkungan: Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan dengan percepatan terjadinya serangan asma 2. Pemeriksaan Fisik

Dalam keadaan stabil tanpa gejala, pada pemeriksaan fisik pasien biasanya tidak ditemukan kelainan. Dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak, dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar langsung (audible wheeze) atau terdengar dengan stetoskop. Selain itu, perlu dicari gejala alergi lain pada pasien seperti dermatitis atopi atau rinitis alergi, dan dapat pula dijumpai tanda alergi seperti allergic shiners atau geographic tongue. 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan ini menunjukan variabilitas gangguan aliran nafas akibat obstruksi, hiperreaktivitas, dan inflamasi saluran respiratori, atau adanya atopi pada pasien. a) Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas dan untuk menilai variabilitas. Pada fasilitas terbatas dapat dilakukan pemeriksaan dengan peak flow meter. b) Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil total darah, pemeriksaan IgE spesifik. c) Uji inflamasi saluran respiratori: FeNO (fractional exhaled nitric oxide), eosinofil sputum. d) Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, atau larutan salin hipertonik.

2. Analisa Data No 1.

Data

Diagnosis keperawatan

DS: 1. Dispneu

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2. batuk-batuk DO: 1. Kelainan suara nafas (rales, wheezing) 2. Batuk, tidak efekotif atau tidak ada 3. Produksi sputum 4. Gelisah 5. Perubahan frekuensi dan irama nafas 2.

DS: 1. Dyspnea

Ketidakefektifan pola napas

2. Nafas pendek DO: 1. Penurunan pertukaran udara per menit 2. Pola napas abnormal 3. RR: < 20 – 25 x /mnt 3.

DS: 1. Kesulitan bernapas DO: 1. Gelisah 2. Perubahan pola tidur

B. Diagnosa keperawatan

Ansietas

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. Ketidakefektifan pola napas c. Ansietas

C. Intervensi keperawatan Diagnosa Keperawatan

Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil

Ketidakefektifan

NOC:

bersihan jalan

1. Respiratory status :

napas

Ventilation

Intervensi

1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.

2. Respiratory status : Airway patency

2. Berikan O2 3. Anjurkan

3. Aspiration Control

pasien

untuk

istirahat dan napas dalam

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien menunjukkan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil :

4. Posisikan

pasien

untuk

memaksimalkan ventilasi 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 6. Keluarkan

sekret

dengan

batuk atau suction

1. Mendemonstrasikan batuk 7. Auskultasi suara nafas, catat efektif dan suara nafas

adanya suara tambahan

yang bersih, tidak ada 8. Berikan bronkodilator sianosis (mampu

dan

dyspneu 9. Monitor status hemodinamik

mengeluarkan 10. Berikan

sputum, bernafas dengan

pelembab

udara

Kassa basah NaCl Lembab

mudah, tidak ada pursed 11. Berikan antibiotik lips) 2. Menunjukkan jalan nafas

12. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

yang paten (klien tidak merasa

tercekik,

irama 13. Monitor respirasi dan status

nafas, frekuensi pernafasan dalam tidak

rentang ada

O2

normal, 14. Pertahankan

suara

nafas

abnormal)

hidrasi

yang

adekuat untuk mengencerkan sekret

3. Mampu

15. Jelaskan pada pasien dan

mengidentifikasikan mencegah

keseimbangan.

faktor

dan yang

penyebab.

keluarga tentang penggunaan peralatan :

O2,

Suction,

Inhalasi.

4. Saturasi O2 dalam batas normal 5. Foto thorak dalam batas normal Ketidakefektifan

NOC:

NIC:

Pola Nafas

1. Respiratory status :

1. Posisikan

Ventilation 2. Respiratory

pasien

untuk

memaksimalkan ventilasi status

: 2. Pasang mayo bila perlu

Airway patency 3. Vital sign Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien menunjukkan keefektifan pola nafas,

3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 4. Keluarkan

sekret

batuk atau suction 5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

dibuktikan dengan kriteria

6. Berikan bronkodilator

hasil:

7. Berikan

1. Mendemonstrasikan batuk

dengan

pelembab

udara

Kassa basah NaCl Lembab

efektif dan suara nafas 8. Atur intake untuk cairan yang bersih, tidak ada

mengoptimalkan

sianosis

dan

(mampu

dyspneu

mengeluarkan 9. Monitor respirasi dan status

sputum, mampu bernafas dg

keseimbangan.

mudah,

O2

tidakada 10. Pertahankan jalan nafas yang

pursed lips)

paten

2. Menunjukkan jalan nafas 11. Monitor vital sign yang paten (klien tidak 12. Informasikan merasa

tercekik,

nafas,

pada

pasien

irama

dan keluarga tentang tehnik

frekuensi

relaksasi untuk memperbaiki

pernafasan dalam rentang

pola nafas.

normal, tidak ada suara 13. Ajarkan nafas abnormal)

bagaimana

batuk

efektif

3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

Ansientas

NOC :

NIC :

1. Kontrol kecemasan

Anxiety Reduction

2. Koping

(penurunan kecemasan)

Setelah

dilakukan

selama

2x24

kecemasan

asuhan

jam

klien

teratasi

dgn

mampu

mengidentifikasi

dan

mengungkapkan

gejala

harapan

dengan terhadap

jelas pelaku

pasien 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

cemas

prosedur

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan

menenangkan 2. Nyatakan

kriteria hasil: 1. Klien

1. Gunakan pendekatan yang

dan

4. Temani

pasien

untuk

memberikan keamanan dan

menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

5. Berikan

3. Vital sign dalam batas normal 4. Postur

mengurangi takut informasi

mengenai

faktual

diagnosis,

tindakan prognosis tubuh,

ekspresi 6. Libatkan

wajah, bahasa tubuh dan tingkat

keluarga

untuk

mendampingi klien

aktivitas 7. Instruksikan

pada

pasien

menunjukkan

untuk menggunakan tehnik

berkurangnya kecemasan

relaksasi 8. Dengarkan

dengan

penuh

perhatian 9. Identifikasi

tingkat

kecemasan 10. Bantu

pasien

mengenal

situasi yang menimbulkan kecemasan 11. Dorong

pasien

mengungkapkan ketakutan, persepsi

untuk perasaan,

Related Documents

Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63
Bab Iii
May 2020 50
Bab Iii
June 2020 55
Bab Iii]
June 2020 45

More Documents from ""