BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Pembahasan ini akan diuraikan dalam empat tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. A. Pengkajian Pada tahap awal dari proses keperawatan
ini yaitu pengkajian. Dalam proses
pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena kooperatif dan mau menerima petugas kesehatan dengan baik sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati. Pada konsep dasar teori yang menguraikan tentang penyakit hipertensi dijabarkan beberapa tanda dan gejala yang biasanya terjadi pada penderita hipertensidiantaranya mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,epitaksis, kesadaran menurun, dan tekanan darah meningkat sedangkan pada kasus yang diangkat data-data di atas tidak ditemukan karena keluarga sangat mendukung kesehatan walaupun klien sudah dua bulan tidak control ke puskesmas, tetapi keluarga mulai membatasi klien untuk mengonsumsi garam atau diet rendah garam. Berdasarkan buku sumber mengenai asuhan keperawatan keluarga terdapat empat puluh dua diagnose keperawatan keluarga yaitu kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan), resiko terhadap cidera, resiko terjadi infeksi (penularan penyakit),
komunikasi
keluargadisfungsional,
berdukan
dan
diantisipasi,berduka
disfungsional, isolasi social, perubahan dalam proses keluarga, potensional peningkatan menjadi orang tua, perubahan menjadi orang tua, perubahan penampilan peran, kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah, gangguan citran tubuh, perubahan proses keluarga, potensial peningkatan menjadi orang tua, berduka yang diantisipasi, koping keluarga tidak efektif, resiko terhadap tindakan kekerasan, perubahan proses keluarga, perilaku mencari bantuan kesehatan, konflik peran orang tua, perubahan pertumbuhan dan perkembangan, perubahan pemeliharaan kesehatan, perilaku mencari pertolongan kesehatan, ketidakefektifan
penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga, koping keluarga tidak efektif, sedangkan pada konsep teori tentang hipertensi terdapat sembilan diagnosa keperawatan yaitu nyeri, ansietas, ketidakefektifan koping, defisiensi pengetahuan, resiko cidera, kelebihan volume cairan, penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, dan resiko ketidakefektifan perfusi. Sedangkan pada kasusu muncul diagnosa penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif, dan penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif. Diagnosa penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif diangkat karena keadekuatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Hal ini terbukti dengan keluarga mengatakan klien sejak 2 bulan terakhir jarang control ke Puskesmas I Baturiti, keluarga terus menyuruh klien untuk rajin kontrol ke Puskesmas I Baturiti, keluarga klien membatasi masalah makan klien, terutama yang mengandung garam , TD: , S: , RR: , hubungan keluarga tampak akrab, dan saat kunjungan keluarga meneceritakan tentang kondisi klien. Diagnosa penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif diangkat karena ketidakmampuan keluarga menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini terbukti dengan keluarga mengatakan menyapu rumah dua kali dalam sehari, keluarga mengatakan air limbah biasanya terbuang melalui selokan, keluarga mengatakan air yang digunakan untuk mandi dan mencuci adalah air sumur bor, sedangkan air untuk minum adalah air isi ulang, keadaan rumah bersih, lingkungan tampak bersih, tempat sampah berada di depan karena setiap pagi diambil DKP Kota Baturiti, rumah klien menggunakan lampu untuk penerangan disiang dan malam hari, terdapat ventilasi diatas pintu dan jendela ruang depan saja, perabotan ditaruh pada tempatnya, sinar matahari kurang untuk menyinari ruangan, dalam rumah 3 are dihuni 5 orang, rumah menghadap ke utara dan jendela sebagai media masuknya sinar matahari. Diagnose yang lain tidak ditemukan, hal ini disebabkan karena tidak ditemukannya data yang mendukung diagnosa tersebut, mengingat waktu yang diberikan kepada penulis terbatas dalam melakukan pengkajian sehingga tidak bisa melakukan pengkajian yang mendalam kepada keluarga Tuan G.
B. PERENCANAAN Penyusunan perencanaan diawali dengan prioritas diagnosa. Diagnosa penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif menjadi prioritas utama karena dilihat dari sifat masalah yaitu bersifat actual dimana saat pengkajian klien sudah dua bulan terakhir tidak pernah kontrol ke puskesma lagi, kemungkinan masalah dapat dirubah mudah karena keluarga memiliki sumber daya yang cukup kuat, motivasi, dukungan keluarga, dan sumber dana serta fasilitas kesehatan dekat, potensial masalah dapat dicegah yaitu cukup karena masalah sudah berlangsung lama, klien jarang kontrol ke puskesmas dua bulan terakhir ini, disamping itu klien mengikuti program diet hanya disaat ingat saja, menonjolnya masalah yaitu segera ditangani karena keluarga tidak menyadari adanya masalah sehingga harus ditangani untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih serius. Diagnosa yang menjadi prioritas kedua yaitu penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif dapat dilihat dari sifat masalah aktual karena keluarga menjaga kebersihan dan kesehatan rumahnya, kemungkinan masalah dapat dirubah yaitu sebagian karena pengetahuan mengenai rumah sehat mudah didapatkan. Sumber daya keluarga ada tetapi tidak menentu, biaya ada, waktu tersedia tetapi tidak menentu, potensial masalah dapat dicegah yaitu tinggi karena adanya kesadaran keluarga untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, dan menonjolnya masalah yaitu tidak perlu segera ditangani karena tanpa adanya dorongan keluarga mau dan mampu menjaga lingkungan agar tetap bersih. Dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan lebih ditekankan pada kemandirian keluarga dalam melaksanakan dan menjalankan tugas keluarga dibidang kesehatan dengan memberikan penyuluhan dan motivasi serta dengan melihat potensi yang ada dalam keluarga Tuan G dab penulis tidak mengalami kesulitan karena keluarga sudah memahami keadaan klien. Adapun rencana-rencana yang dibuat antara lain: pemberian penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan cara perawatan anggota yang menderitahipertensi, serta cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada agar klien G yang menderita hipertensi mendapat pengobatan yang baik dan penyakitnya dapat sembuh.
C. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan tahap selanjutnya dimana pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga Tuan G yang menderita penyakit hipertensi dapat dilaksanakan, tetapi pada diagnosa penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif pada tupen 4 belum teratasi. Dalam kasus pelaksanaan yang banyak dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan motivasi kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan. Pada saat melaksanakan penyuluhan kien dan keluarga cukup kooperatif mendengarkan penjelasan yang telah diberikan dan mau menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Selama pelaksanaan asuhan keperawatan penulis tidak mengalami gangguan dan hambatan karena keluarga selalu menerima kehadiran petugas kesehatan yang berkunjung dan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga mampu dilakukan dengan baik pada keluarga Tuan G.
D. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yang dilakukan adalah evaluasi keberhasilan tindakan dalam jangka panjang dan jangka pendek. Pada diagnosa penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif sudah dapat diatasi karena keluarga mengatakan sudah mengerti setelah diberikan penyuluhan tentang hipertensi dan diet rendah garam, keluarga mengatakan sudah mengambil keputusan untuk merawatanggota keluarga yang sakit dengan mengajak klien rajin kontrol dan diet rendah garam, keluarga mampu menyebutkan makanan yang harus dihindari bagi penderita hipertensi, dan keluarga sudah memodifikasi lingkungan dengan tidak menaruh makanan yang mengandung banyak garan di meja makan. Diagnosa kedua sudah teratasi empat tupen yaitu keluarga mengatakan mengerti tentang rumah sehat, keluarga mau menjaga lingkungan, keluarga mau menata barang-barang dengan meletakkan pada tempatnya, sedangkan tupen empat tentang memodifikasi lingkungan belum tercapai karena tidak bisa dilakukan dalam waktu beberapa hari saja, serta keluarga tidak memiliki halaman rumah yang bisa ditata.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Pengkajian dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Pada teori keperawatan keluarga ditemukan 42 diagnosa keperawatan keluarga dan pada konsep dasar hipertensi ditemukan 9 diagnosa keperawatan , sedangkan pada kasus muncul 2 diagnosa yaitu penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif, dan penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif. Adanya data yang tidak ditemukan pada kasus tergantung dari keadaan dan kondisi keluarga saat dilakukan pengkajian. Pada perencanaan, prioritas masalah keperawatan didasarkan pada nilai skoring tertinggi. Dari hasil skoring disimpulkan bahwa masalah penatalaksanaan terapeutik keluarga yang kurang efektif menjadi prioritas pertama dan penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang tidak efektif menjadi prioritas kedua. Penyusunan rencana dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Pelaksanaan tindakan keperawatan sudah dilakukan bersama-sama dengan keluarga Tuan G dimana semua rencana yang disusun telah dilakukan oleh petugas kesehatan bersma keluarga, namun ada satu tupen yang belum teratasi yang ada pa`da diagnosa kedua. Dari hasil evaluasi dapat d