BAB III LAPORAN KASUS Pada Tn.y dengan Peritonitis
A. Indentitas Klien Nama
: Tn. Y
Umur
: 64 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
No. Register
: 516373
Alamat
: Palembayan
Status
: Menikah
Diagnosa Medis
: Peritonitis
Tanggal masuk
: 18-02-2019
Tanggal pengkajian
: 18-02-2019
Indentitas Penanggung jawab Nama
: Ny. S
Alamat
: Palembayan
Hubungan dengan klien : Istri B. Pengkajian Primer A (AIRWAY)
Jalan Nafas : Paten Obstruksi
: tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah B (BREATHING)
Nafas
: Spontan
RR
: 28x/menit
Retraksi otot bantu pernafasan : Ada, menggunakan otot bantu pernafasan. Sesak Nafas : Ada Irama nafas : dangkal Sumbatan jalan nafas : Tidak Ada Wheezing
: (-)
Secret
: (-)
MasalahKeperawatan : Pola Nafas Tidak Efektif
25
C ( Circulation)
Nadi
: Teraba Cepat
Frekuensi Nadi : 92x/ menit Sianosis
: Tidak Ada
Capillary Refill Time (CRT) : > 2” Akral
: Dingin
Turgor Kulit : Jelek, Kering Suhu
: 41⁰C
Mual
: ada
Muntah : ada Masalah Keperawatan :
D ( Dissability )
-
Hipertermi
-
Kekurangan volume cairan
Kesadaran umum : Baik Kesadaran : Compos mentis GCS : 15 (E4M6V5) Refleks Cahaya : Positif Pupil : Skala nyeri : 6-7 (Nyeri Hebat) Kekuatan Otot : Paliatif
5555 5555 5555 5555
: Nyeri disebabkan oleh distensi abdomen dan
adanya inflamasi pada peritoneum Qualitas Regio
:Nyeri seperti tumpul, terbakar, kram, dan mulas : Nyeri pada seluruh abdomen
Skala seviritas : Pasien mengalami skala nyeri 6 (6-7) Timing
: Nyeri tekan dan nyeri lepas
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut E (Exposure)
Jejas
: Tidak Ada
Distensi Abdomen : Ada Masalah keperawatan : Tidak Ada
26
Kateter
F ( Foley Cateter)
: Terpasang
BAK
: Berwarna Kuning, Bau khas urine, Volume urine
800 cc Urine normal : 800/53/8 = 120,75cc/jam NGT : Terpasang
G (Gastric Tube)
Warna Cairan : Hijau Kehitaman Masalah Keperawatan : Resiko Infeksi EKG
H ( Heart Monitor)
: Sinus Takikardi
ANALISA DATA No 1.
DATA
ETIOLOGI
Ds
Kompresi Jaringan -
Pasien
mengatakan
nyeri
pada perut saat ditekan dan dilepas -
Pasien
Lambung tertekan mengatakan
nyeri
perut seperti terbakar -
Pasien
mengatakan
nyeri
Distensi abdomen
seluruh abdomen Akumulasi rongga Do
abdomen -
Pasien
tampak
meringis Nyeri Akut
kesakitan -
Skala nyeri 6
-
Distensi Abdomen
-
Hipertimpani
-
TTV :
-
TD :140/80mmHg
-
Nadi : 92x/i
-
S : 41C
-
RR : 28X/i
27
MASALAH Nyeri akut
2.
Ds
Akumulasi rongga -
Pasien
mengatakan
sesak
abdomen
mengatakan
sesak
Nyeri Abdomen
Pola Nafas Tidak Efektif
nafas -
Pasien
bertambah saat bergerak -
Pasien
mengatakan
sesak
bertambah saat nyeri
Pergerakan abdomen tidak maksimal
Do Pernafasan tidak
-
Nafas
: Spontan
-
RR
: 28x/menit
-
Retraksi
teratur
otot
bantu
pernafasan
:
Ada,
menggunakan
otot
bantu Pola nafas tidak
pernafasan.
3.
Takipnea
efektif
-
Pasien tampak sesak
-
Irama nafas : dangkal
Ds
Inflamasi -
Pasien mengatakan demam naik turun ± 2 hari yang lalu
-
Pasien mengatakan badan terasa panas
-
Peradangan
Penumpukan cairan
Pasien mengatakan badan
dalam peritoneum
letih dan lemas.
Kebocoran isi dari organ dalam
Do
abdomen masuk ke -
Suhu
: 41ºC
-
Nadi
: Teraba Cepat
-
Frekuensi Nadi
ronggga peritoneum
hipertermi
: 92x/
menit -
Capillary Refill Time (CRT) : > 2”
-
Akral
: Dingin 28
Hipertermi
-
Turgor Kulit
: Jelek dan
Kering 4.
Pasien tampak lemah
Ds -
Pasien
mengatakan
Peradangan
Kekurangan volume
perut
peritoneoum
cairan
perut
Distensi abdomen
membesar ± 2 hari yll -
Pasien
mengatakan
kembung ± 4 hari yll -
Pasien mengatakan tidak ada
Mual, muntah
BAB ± 2 hari yll -
Pasien mengatakan mual (+), Muntah (+)
Kekurangan Volume cairan
Do -
Distensi abdomen
-
Mukosa bibir kering, dan pecah-pecah
5.
Tugor kulit jelek dan kering
Ds : -
Trauma jaringan
Do -
Pasien
tampak
terpasang
Luka
kateter -
BAK
: Berwarna
Resiko infeksi
Kuning, Bau khas urine, Volume urine 800 cc -
Pasien
tampak
terpasang
NGT -
Warna
cairan
hijau
rencana
operasi
kehitaman -
Pasien
besok pagi
29
Resiko Infeksi
C. Diagnosa Keperawatan Pengkajian Primer 1. Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri pada abdomen 3. Hipertermi berhubungan denganperadangan / inflamasi pada peritoneum 4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah 5. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
D. Intervensi Keperawatan Pengkajian Primer
N o
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
(Nursing Outcomes
(Nursing Interventions
Classifications)
1.
Nyeri Akut berhubungan NOC Control nyeri dengan distensi abdomen Tingkat nyeri Kriteria hasil : Mengetahui factor penyebab nyeri Mengetahui permulaan terjadinya nyeri Menggunakan tindakan pencegahan 1. Melaporkan gejala 2. Melaporkan control nyeri Melaporkan nyeri berkurang
2.
Pola nafas tidak efektif NOC Respiratory status : ventilation berhubungan dengan Respiratory status : Airway patency nyeri pada abdomen Aspirotory control
30
Classifications)
NIC Management nyeri Management analgetic Intervensi Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh Observasi ketidaknyamanan non verbal Ajarkan tehnin nonfarnakologi seperti tehnik relaksasi Kendalaikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi NIC Airway Management Oxygen therapy Vital sign monitoring Intervensi Buka jalan nafas
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan nafas yang bersih tidak ada sionosis dan dyspnea Menunjukkan jalan nafas yang paten Mampu mengidentifikasidan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas Tanda tanda vital dalam rentang normal
3.
Hipertermi berhubungan dengan
peradangan
inflamasi peritoneum
gunakan tehnik chin lif atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Idenifikasi pasien perlunya pemasangan alat nafas buatan Keluarkan secret dengan cara batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Bersihkan mulut hidung, dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Monitor TD, Nadi, Suhu dan RR Fever Treatment
Termoregulation
Kriteria Hasil
Intervensi Pantau TTV pasien Anjurkan pasien untuk kompres Kolaborasi pemberian obat
/
pada
Suhu tubuh dalam batas normal Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit
31
4.
Kekurangan cairan
volume berhubungan
Fluid balance
Fluid management Intervensi :
Hydration
Pertahankan
dengan mual, muntah Nutrional status : food and
intake
dan output Monitor
fluid intake
statu
dehidrasi
Kriteria Hasil :
Monitor TTV pasien Memperthankan urine output Ttv dalam batas normal Tidak
ada
tanda
tanda
dehidrasi 5.
Resiko
Infeksi NOC :
berhubungan
dengan
trauma jaringan
NIC :
Immune Status
Pertahankan teknik
Knowledge : Infection control Risk control Setelah
Batasi pengunjung
dilakukan
tindakan
bila perlu Cuci tangan setiap
keperawatan selama…… pasien mengalami
aseptif
tidak
infeksi
dengan
sebelum
dan
sesudah
tindakan
keperawatan
kriteria hasil:
Gunakan Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan
baju,
sarung
tangan
sebagai kemampuan
untuk mencegah timbulnya infeksi
alat
pelindung Ganti
letak
IV
perifer dan dressing
Jumlah leukosit dalam batas normal
sesuai
dengan
petunjuk umum
Menunjukkan
perilaku
hidup sehat
Gunakan intermiten
Status
imun, 32
kateter untuk
menurunkan infeksi
gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
kandung kencing Tingkatkan
intake
nutrisi Berikan
terapi
antibiotik:....... Monitor tanda dan gejala
infeksi
sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k/p Inspeksi kulit dan membran
mukosa
terhadap kemerahan,
panas,
drainase Monitor
adanya
luka Dorong
masukan
cairan Dorong istirahat Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Kaji pada
suhu
badan pasien
neutropenia setiap 4 jam
33
E. Evaluasi Hasil Pengkajian Primer
Hari
Diagnose
Implementasi keperawatan
Evaluasi
distensi
Melakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh Mengobservasi ketidaknyamanan non verbal Mengajarkan tehnin nonfarnakologi seperti tehnik relaksasi Mengkendalaikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan Mengkolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
S : pasien mengatakan sakit pada bagian perut selama 5 hari berturut turut Pasien mengatakan perutnya kembung O : pasien tampak meringis dan memegang perutnya, Pasien terjadi penurunan bising usus A : nyeri b. agen cidera biologis P : intervensi dilanjutkan
berhubungan
Membuka jalan nafas gunakan tehnik chin lif atau jaw thrust bila perlu Mengposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Mengidenifikasi pasien perlunya pemasangan alat nafas buatan Mengeluarkan secret dengan cara batuk atau suction Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Membersihkan mulut hidung, dan secret trakea Mempertahankan jalan nafas yang paten Memonitor TD, Nadi, Suhu dan RR Memantau TTV pasien Menganjurkan pasien untuk kompres Mengkolaborasi pemberian obat
S : pasien mengatakan nafas nya sesak O : pasien terlihat sesak nafas Pasien tampak terpasang O2 A : Ketidakefektifan pola nafas P : intervensi dilanjutkan
/Tgl 1
Nyeri
b.d
agen
abdomen
1.
Nyeri
Akut
dengan distensi abdomen
2.
Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan nyeri pada abdomen
3.
Hipertermi dengan
berhubungan peradangan
/
S : pasien mengatakan badannya terasa panas O : pasien terasa badannya panas S : 38,9 c A : hipetermia P : intervensi dilanjutkan Mempertahankan intake dan S : pasien mengatakan tidak ada nafsu makan output 34
inflamasi pada peritoneum
Memonitor statu dehidrasi Memonitor TTV pasien
O : pasien tampak letih dan lemah A : kekurangan volume cairan P : intervensi dilanjutkan
F. Pengkajian Sekunder S : Pasien tampak lemah, tampak letih, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak menekan perutnya, pasien tampak kesulitan bernafas. A : istri pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan, istri. M : istri pasien mengatakan jika pasien sakit langsung dibawa kerumah sakit. P : istri pasien mengatakan suaminya pernah di opname L : istri pasien mengatakan suaminya makan terakhir tadi pagi hanya 2 sendok makan E : istri pasien mengatakan suaminya sakit sejak 4 hari yang lalu
G. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum
: Sedang
2. Kesadaran
: Composmentis, GCS :15 V:5M:6E:4
3. Tanda-tanda vital: TD :140/80 mmHg Rr : 28 x/i
S
N : 92 x/i : 38.9 C
TB : 163 Cm BB :Sekarangkira-kira 57 Kg 4. Pemeriksaan kepala, wajah, leher a. Kepala Inspeksi
: Bentuk kepala dolicephalus, simetris, tidak ada gangguan pergerakan
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
35
b. Pemeriksaan mata Inspeksi : Mata lengkap (sinistra dan dekstra), mata simetris mata kiri lebih, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, warna iris mata hitam, warna kornea mata kecoklatan dan reflek pupil isokor, kedudukan kornea simetris (sinistra/dekstra). c. Pemeriksaan telinga Inspeksi : Telinga simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi, penumpukan serumen Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
d. Pemeriksaan hidung Inspeksi : Amati bentuk hidung simetris,tidak ada septum nasi,pasien terpasang NGT, tidak ada pembengkakan (polip) Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
e. Pemeriksaan mulut Inspeksi : Tidak ada kelainan koginetal, mukosa bibir pucat, f. Pemeriksaan wajah Inspeksi
: Wajah tidak ada masalah
Palpasi
: Tidak ada edema.
g. Pemeriksaan leher Inspeksi
: Leher asimetris, tidak ada deviasi trachea,distensi vena jugularis sinistra
Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada deviasi trachea.
5. Pemeriksaan paru Inspeksi : Normochest, bentuk dada simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi dan memar, adanya pengunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercosta postif, tidak ada pernapasan cuping hidung Palpasi
: Getarantaktil premitus/ vocal premitus sama sinistra dan dekstra, ekpansi paru sama sinistra,dan dekstra.
Perkusi
: Resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler (area bronchial dan bronkovesikuler), tidak ada bunyi nafas tambahan 6. Pemeriksaan jantung Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Pulsasi teraba lemah 36
Perkusi
: Bunyi jantung dullnes
Auskultasi
: Bunyi jantung I: Tunggal terdengar keras Bunyi jantung II: Tunggal, terdengar keras, tidak ada bunyi jantung tambahan
7. Pemeriksaan abdomen Inspeksi
: Perut distensi
Palpasi
: Nyeri tekan dan lepas
Hepar
: Hepar tidak teraba
Ginjal
: Tidak ada pembesaran ginjal
Perkusi
: Hiper Timpany
Auskultasi
: Bising usus tidak terkaji
8. Pemeriksaan Ekstremitas Inspeksi
: Otot sinistra, dekstra simetris, ada lesi, terpasang infus di ektremitas atas kiri.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
H. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Laboraturium Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Pemeriksaan Darah Lengkap WBC
6.44 g/dl
5.0-10.0 uL
RBC
5.25
P : 4.5-5.5 uL W : 4.0-5.0 uL
HGB
15.2
P : 13.0-16.0 W : 12.0-14.0
HCT
42.3
P : 40.0-48.0 W: 37.0-43.0
PLT
302
150-400uL
PT
9.7
9.5-11.7Sec
APTT
31.3
28-42Sec
INR
0.88
37
Kimia Klinik II Kalium
3.69 mEq/l
3.5-5.5 mEq/l
135.1 mEq/l Natrium
135-147 mEq/l 104.4 mEq/l
Clorida
100-106 mEq/l
Kimia Klinik I Cretinin
0.77 mg/dl
0.80-1.30 mg/dl
Glukosa
86 mg/dl
74 – 106 mg/dl
Urea
21 mg/dl
15-43 mg/dl
2. Rongent Foto polos tiga posisi anterior, posterior, lateral, usus halus dan besar dilatasi, udara bebas dalam rongga abdomen. 3. Therapy a. Ceftriaxone ( 2x1 gr) Ceftriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri dalam tubuh. Golongan : antibiotik. Manfaat : mengobati dan mencegah infeksi. Digunakan oleh : dewasa dan anak-anak. Kategori: obat resep. b. Metrodinazole (3x5gr) Metronidazonle adalah obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikoorganisme protozoa dan bakteri anaerob. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat hidup dan berkembang biak tanpa bantuan oksigen. Infeksi biasanya terjadi di bagian tubuh seperti perut, rongga panggul, dan gusi. Metronidazole biasanya diresepkan dokter untuk pasien yang akan menjani operasi usus dan operasi reproduksi wanita. c. Omeperazol (3x1) Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang di produksi dalam lambung. Obat golongan pompa proton ini digunakan untuk
38
mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi bakter H. pylori. d. Ketorolac (3x3gr) Ketorolac adalah obat dengan fungsi mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah prosedur medis, atau setelah operasi. Ketorolac adalah salah satu jenis obat anti-inflammatory drug (NSAIDs) yang bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. e. Ranitidine (2x5) Ranitidine, suatu obat golongan antagonis H2, adalah obat yang menurunkan produksi asam lambung. Fungsinya untuk mengatasi dan mencegah rasa panas perut (heartburn), maag dan sakit perut yang disebabkan oleh tukak lambung. Ranitidine juga digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung misalnya GERD.
Analisa Data NO 1.
DATA
ETIOLOGI
Ds
Kurangnya
MASALAH Ansietas
pengetahuan tentang -
Pasien
mengatakan
cemas
penyakit
dengan kondisinya sekarang Do -
Pasien banyak bertanya tentang kondisi
dan
penyakitnya
sekarang
2.
-
Skala cemas :
-
Pasien tampak cemas
Ds
Kelemahan/keletihan -
Pasien mengatakan nyeri perut 39
Intoleransi aktivitas
saat bergerak -
Pasien sesak saat beraktivitas
-
Pasien tampak lemah, lesu,
Do
lunglai -
Pasien tampak terpasang kateter
-
Aktivitas pasien tampak dibantu oleh keluarga
-
I.
Aktivitas pasien tampak terbatas
Diagnosa Keperawatan Sekunder 1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/keletihan
J. No
1
Intervensi Keperawatan Sekunder Diagnosa
Noc
Nic
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Ansietas
berhubungan
Anxiety self-control
dengan
kurangnya
Anxiety level
tentang
Coping
pengetahuan penyakit
Intervensi Jelaskan
Kriteria Hasil Pasien
mampu
mengenali
gejala
cemas TTV
dalam
batas
Aktivitas menunjukkan berkurangnya cemas
Intoleransi
semua
prosedur dan apa yang
dirasakan
selama prosedur
normal
2
Anxiety reduction
aktivitas Energy conservation 40
Erikan keamanan dan kurangi rasa takut pasien menggunakan tehnik relaksasi
NIC
dengan Activity tolerance Self care : ADLs kelemahan/keletihan berhubungan
Kriteria hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri Mampu berpindah dengan atau tampa bantuan alat
Activity therapay Intervensi Kolaborasi dengan tenaga rehabilitas medic dalam merencanakan program terapi yang tepat Bantu pasien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu pasien untuk mendapatkan alat batuan aktivitas seperti kursi roda, kre bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
K. Monitoring klien TD : 130/90 S :38,6 RR :28x/i N :90x/i L. Evaluasi hasil akhir No 1
Diagnose Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Intervensi Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Memberikan keamanan dan kurangi rasa takut pasien 41
Evaluasi S : pasien mengatakan takut O : pasien tampak cemas A : ansietas
2
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan distensi abdomen
Menggunakan tehnik relaksasi Mengkolaborasi dengan tenaga rehabilitas medic dalam merencanakan program terapi yang tepat membantu pasien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan membantu pasien untuk mendapatkan alat batuan aktivitas seperti kursi roda, kre membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
42
P: intervensi dilanjutkan S : pasiem mengatakan susah untuk bergerak O : pasien tampak kesuitan beraktivitas ADls pasien dibantu keluarga A : intoleransi aktivitas P : intervensi dilanjutkan