Bab Ii.docx

  • Uploaded by: har keramasan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,623
  • Pages: 26
BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Penyediaan tenaga listrik di Indonesia dimulai sejak didirikannya beberapa perusahaan listrik milik swasta Belanda di berbagai daerah. Setelah Indonesia merdeka, perusahaan tersebut dinasionalisasikan pada bulan maret 1958 dibentuk Penguasa Perusahaan-perusahaan Listrik Gas (P3LG) yang merupakan gabungan antar perusahaan listrik dan perusahaan gas. Pada tahun 1959 P3LG berubah menjadi Direktorat Djenderal PLN (DDPLN), dan kemudian berubah lagi menjadi badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) pada tahun 1965. Pada tahun 1965 BPU-PLN dibubarkan dan bersama dengan itu didirikan Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Pada tahun 1972 Perusahaan Listrik Negara ditegaskan statusnya menjadi Perusahaan Umum (PERUM). dengan berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan, Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka Perusahaan Umum (PERUM) yang ditunjuk sebagai Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan (PKUK), dengan kewajiban menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Pada tahun 2002, Undang-Undang mengenai ketenagalistrikan yaitu UU nomor 20 tahun 2002 disahkan. Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2002, PIN tidak lagi memegang monopoli pemegang kekuasaan dibidang ketenagalistrikan akan dibuka untuk sektor swasta dan koperasi melalui pembentukan pasar kompetensi. Mahkamah konstitusi dalam Amar keputusan untuk Yudicial Review UU no 20 tahun 2002 dinilai bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, dengan demikian UU no 20 tahun 2002 tentang tenagalistrikan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan memberlakukan kembali UU ketenagalistrikan Nomor 15 tahun 1985 sehingga PLN kembali menjadi satu-satunya BUMN Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). 5

Selain UU dalam sektor ketenagalistrikan, dari sisi korporat impelentasi, pelaksanaan tugas sebagai PKUK berpedoman pada UU nomor 19 tahun 2002 tentang BUMN. Dalam perkembangannya, PT. PLN (Persero) telah mendirikan 6 anak Perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan yaitu : a. PT. Indonesia Power yang bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT. PJB 1 dan baru tanggal 1 September 2000 namanya berubah menjadi PT. Indonesia Power. b. PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB) bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik dan usah-usaha lainnya yang terkait dan berdiri tanggal 22 September 2000, namanya berubah menjadi PT. PJB. c. Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT. PLN Batam) yang bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah Pulau Batam, didirikan tanggal 3 Oktober 2000. d. PT. Indonesia Comments Plus, yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000. e. PT. Prima Layanan National Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000 f. Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT. PLN Tarakan), bergerak dalam bidang usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan. g. Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN - PERTAMINA yang bergerak dibidang Pembangkitan Tenaga Listrik terutama yang meggunakan energi Panas Bumi. Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat bergerak lebih leluasa dengan antra lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Disamping itu, untuk mengantisipasi Otonomi daerah, PLN juga telah membentuk Unit Bisnis Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenanagan manajemen yang lebih luas. 6

Konsumsi Listrik di Indonesia secara rata-rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata-rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The Word Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 yang ada dalam daftar.

2.2 Makna Logo Perusahaan Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah yang tercantum pada Lampiran Syarat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara)

2.2.1 Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

7

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal. (https://www.slideshare.net/avsai/laporann-prakerin-pt-pln-persero-areasurabaya-utara) 2.2.2 Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warna yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

Gambar 2.3 Kilat Petir. (https://www.slideshare.net/avsai/laporann-prakerin-pt-pln-persero-areasurabaya-utara)

8

2.2.3 Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambut energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Gambar 2.4 Tiga Gelombang. (https://www.slideshare.net/avsai/laporann-prakerin-pt-pln-perseroarea-surabaya-utara) Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.

9

2.3 Sejarah dan Perkembangan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan

Gambar 2.5 Kantor PT. PLN (Persero) Pengendalian Pembangkitan Keramasan. (PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, 2018)

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan pada mulanya diawali dengan perencanaan pembangunan unit PLTU Keramasan yaitu tahun 1962, dimana pada saat itu kemampuan dari PLTD Boom Baru (dibawah pengelolaan PLN Cabang Palembang) tidak dapat lagi memenuhi permintaan kebutuhan tenaga listrik untuk para konsumen.

Tahun 1963 dimulai pelaksanaan pembangunan berupa penyediaan tanah, penimbunan rawa-rawa dan penampungan peralatan yang didatangkan dari Yoguslavia. Pada tahun 1964-1968, kegiatan pembangunan mengalami slow down, akibat tidak tersedianya dana pembangunan. Setelah ditetapkannya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Keramasan sebagai salah satu bagian dari

10

proyek Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap dilanjutkan pembangunannya sampai tahun 1974. Tanggal 1 Januari 1975, mantan Presiden Soeharto meresmikan Trial Operation Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit I dan Unit II Keramasan Palembang yang merupakan bagian dari unit kerja PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel yang mengemban tugas melaksanakan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Sumbagsel, khususnya di Kotamadya Palembang dengan sistem interkoneksi 70 KV. Tetapi sistem interkoneksi tersebut belum memenuhi kebutuhan listrik di Kotamadya Palembang sehingga pada tahun 1979 dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan dengan kapasitas 14,5 MW dan mulai dioperasikan pada tahun 1983. Meningkatnya kebutuhan energi listrik di Sumbagsel, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan mulai membangun sektor pembangkit listrik lainnya di wilayah Sumbagsel. Tahun 2002, didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit I Indralaya yang dibawah manajemen PT. Indonesia Power. Tahun 2005 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel

Sektor

Pengendalian

Pembangkitan

Keramasan

membangun

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit II Indralaya yang langsung berada dibawah manajemen Sektor Keramasan. Tahun 2006, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan berencana untuk membangun pembangkit listrik yang menerapkan prinsip siklus kombinasi Brayton dan Rankine. Tujuan penggunaan siklus kombinasi ini adalah untuk memanfaatkan panas buang dari siklus Brayton yang dimanfaatkan untuk pemanasan awal pembuatan steam sehingga konsumsi bahan bakar lebih ekonomis. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah Sumbagsel sebesar 1.273.754,04 MW. Maka, pada tahun 2008 dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya. 11

Pada

tanggal

22

Maret

2011

dilakukan

penandatanganan

kontrak

pembangunan PLTGU Unit I dan Unit II Sektor Keramasan Palembang, PT. PLN (Persero) bekerjasama dengan Marubeni Corp sebagai kontraktor dengan nilai kontrak yang mencapai Rp. 98.208.800.000 (sembilan puluh delapan miliar dua ratus delapan juta delapan ratus ribu rupiah). Hal ini bertujuan untuk menggantikan peran PLTU unit I dan II Keramasan yang akan berhenti beroperasi, sehingga kebutuhan energi listrik di Sumbagsel sebesar 1.320.163,15 MW dapat terpenuhi. Tahun 2012, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sektor Keramasan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap karena kebutuhan energi listrik di Sumbagsel meningkat menjadi 1.339.971,87 MW. Pada 10 Februari 2014 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan diresmikan dan dioperasikan untuk pertama kalinya. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah Sumbagsel.Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengelolaan tenaga listrik dikawasan Sumatera maka Direksi PT. PLN (Persero) menetapkan kebijakan untuk melakukan restrukturisasi organisasi pengelola kelistrikan dikawasan pulau Sumatera yang saat ini dilaksanakan oleh PT. PLN (persero) wilayah III dan IV dengan membentuk unit Organisasi Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan berdasarkan keputusan direksi PT. PLN (Persero) No. 177.K/010./DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004. Tujuan pokok kantor Induk PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan adalah mengusahakan pembangkitan dan penyedian listrik dalam jumlah yang memadai serta melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepentingan stake holder serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Wilayah kerja kantor induk PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan meliputi 9 Sektor Pembangkitan yaitu : 1. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bengkulu, mulai beroperasi tahun 1972. 2. Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, mulai beroperasi tahun 1975. 3. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukit Tinggi, mulai beroperasi tahun 1977. 4. Sektor Pembangkitan Bukit Asam, mulai beroperasi tahun 1987. 5. Sektor Pengendalian Pembangkitan Ombilin, mulai beroperasi tahun 1996. 12

6. Sektor Pengendalian Pembangkitan Bandar lampung, mulai beroperasi tahun 2001. 7. Sektor Pembangkitan Tarahan, mulai beroperasi tahun 2007. 8. Sektor Pengendalian Pembangkitan Jambi, mulai beroperasi tahun 2009. 9. Sektor Pembangkitan Teluk Sirih, mulai beroperasi tahun 2014.

2.4 Lokasi PT. Perusahan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan berlokasi di jalan Abikusno Cokrosuyoso No.24 Kelurahan Kemang Agung, Kertapati, Palembang. Lokasi perusahaan berada ± 6 Km dari pusat kota dan berada di sebelah selatan Sungai Musi. Bila ditinjau dari tata letak PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan berada disebelah timur Sungai Keramasan. Gambar Lokasi PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

13

PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Sumatera Selatan

Gambar 2.6 Peta Geografis PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Sumatera Selatan. (https://www.google.co.id/maps/dir/''/PT+PLN+(Persero)+Sektor+Dalkit+Kera masan,+Jl.+Abi+Kusno+Cokro+Suyoso,+Kemang+Agung,+Kertapati,+Palemb ang+City,+South+Sumatra+30146)

14

Gambar 2.7 Denah Lokasi PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan. (PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, 2018)

2.5 Produk Produk yang dihasilkan dari PLTGU PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan mempunyai 2 unit PLTGU yang menghasilkan listrik 40 MW per unit yang dihasilkan sebesar ± 27 MW dan generator turbin uap sebesar ± 13 MW. Berdasarkan total daya generator turbin gas dan turbin uap, daya sebesar 2 MW untuk satu unitnya dikonsumsi PT. PLN (Persero) Pengendalian Pembangkitan Keramasan, sedangkan sisa total daya

15

sebesar 76 MW dipasarkan ke masyarakat. Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan mengahsilkan listrik dengan kapasitas 14,5 MW.

2.6 Sistem Pemasaran PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan merupakan perusahaan yang menjalankan usaha komersial dalam bidang pembangkitan tenaga listrik. Tegangan yang dihasilkan generator yang berasal dari pembangkitan Sektor Keramasan yang menyalurkan listrik sebesar 150 KV menuju ke UPT (Unit Penyalur Transmisi). UPT adalah gardu induk di unit – unit pembangkit yang terdiri dari Pembangkit Sektor Keramasan, PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan, PLTU Ombilin. Arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit Sektor Keramasan bagian pertama terlebih dahulu disalurkan ke kota Palembang sebesar 70 KV dan bagian kedua aliran listrik juga di distribusikan ke plant Sumatera seperti Banda Aceh, Medan, Jambi, Lampung sebesar 11,5 KV. Saluran 70 KV di kota Palembang menginterkoneksikan antara pembangkit tenaga listrik yang ada di Boom Baru, Sungai Juaro dan Keramasan. Sistem interkoneksi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik setiap sektor apabila terdapat gangguan ataupun ketika dilakukan pemeliharan. Tegangan 70 KV didapat dengan menaikkan tegangan pada pusat pembangkit melalui Step Up Transformer lalu disalurkan melalui saluran transmisi ke gardu-gardu induk. Pada gardu induk tegangan 70 KV diturunkan menjadi 20 KV melalui Step Down Transformer yang akan disalurkan ke distributor. Selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah masyarakat dengan menurunkan tegangannya menjadi 220-380 V.

16

2.7 Sistem Manajemen

Gambar 2.8 Rambu Sistem Manajemen Terpadu PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan

Keramasan.

(PT.

PLN

(Persero)

Sektor

Pengendalian

Pembangkitan Keramasan, 2018) Dalam menjalankan kegiatannya, PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan telah menerapkan standar ISO 9001, 14001 & SMK3 yang dilengkapi dengan perangkat kerja yang disusun dalam satu susunan organisasi. 2.7.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang memperlihatkan aspekaspek yang penting dari organisasi. Struktur organisasi dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan koordinasi dan komunikasi dalam kerja sama yang baik antara para karyawan dalam suatu perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Unit PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) dilengkapi dengan perangkat kerja yang disusun dalam satu susunan organisasi line and staff, dimana pimpinan tertinggi dipimpin oleh Manajer Sektor yang membawahi Senior Specialist II/ Assistant Analyst Quality Assurance, Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Kinerja, Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Manajemen Risiko, Asisten Manajer Engineering, Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dan Asisten Manajer SDM (Sumber Daya Manusia) dan Administrasi, Supervisor SDM dan Umum, Supervisor Keuangan, Supervisor Logistik dan langsung membawahi seluruh Manajer-manajer Pusat Listrik yaitu Manajer Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/ Pembangkit Listrik 17

Tenaga Gas Merah Mata, Manajer PLTGU Indralaya dan Manajer PLTGU Keramasan. Adapun tugas pokok dari pimpinan-pimpinan PT. PLN Pembangkitan Sektor Pengendalian dan Pembangkitan Keramasan, sebagai berikut: 1.

Manajer Sektor a. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan LKAO tahunan PLN Sektor sebagai pedoman pelaksanaan program kerja tahun berjalan. b. Menetapkan anggaran O/M kepada Manajer Pusat Listrik. c. Menetapkan target kinerja operasi masing-masing Manajer Pusat Listrik. d. Memutuskan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan strategis dalam rangka pencapaian sasaran program kerja LKAO dan terget kinerja unit. e. Membina dan mengendalikan tata kelola operasi dan pemeliharaan pembangkit, Operational Performance Improvement (OPI), pengadaan dan pemakaian material (spare part, bahan bakar, pelumas, bahan kimia, material konsumabel) dan jasa pekerjaan, cashflow, emolumen pegawai, pemberdayaan SDM dan penegakan peraturan disiplin pegawai. f. Memotivasi pelaksanaan pengawasan melekat dalam implementasi bisnis proses dibagian operasi, pemeliharaan, dan enjinering (serta administrasi pusat-pusat listrik). g. Melakukan pembinaan, pengawasan dan penyempurnaan penerapan sistem kualitas proses bisnis, sistem keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan secara berkesinambungan untuk memastikan terciptanya iklim dan kualitas kerja yang kondusif. h. Menyampaikan laporan realisasi kinerja untuk pertanggungjawaban pencapaian realisasi target kinerja dan upaya perbaikan. i. Mengupayakan peningkatan efisiensi dan keandalan serta mendorong terlaksananya inovasi secara berkesinambungan. 18

j. Mengelola kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) sesuai dengan aturan yang berlaku. 2.

Senior Specialist II/ Assistant Analyst Quality Assurance a. Membantu manajer sektor dalam melaksanakan program kerja pengendalian dan supervisi manajemen keuangan, manajemen teknik, manajemen SDM, dan manajemen terpadu sesuai program kerja perusahaan. b. Mengusulkan

langkah

perbaikan

yang

menyangkut

supervise

manajemen keuangan, manajemen teknik, dan manajemen SDM sesuai program kerja perusahaan. c. Membuat

rekomendasi

menyangkut

proses

manajemen

dan

operasional. d. Memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan mitigasi resiko (Risk Assesment). 3.

Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Kinerja a. Menyusun road map kinerja, serta mengevaluasi dan melaksanakan upaya-upaya

pencapaian

kinerja

sebagai

bahan

pertimbangan

pengambilan keputusan manajemen untuk mencapai target sesuai kontrak manajemen. b. Menilai Kinerja Unit secara periodik. c. Menyusun LM (Laporan Manajemen) dan LPTK (Laporan Penilaian Tingkat Kinerja) unit pembangkitan secara periodik. d. Melaksanakan kinerja bidang dalam proses penginputan data QPR (Quick Performance Result). e. Menyusun langkah perbaikan dan monitoring pencapaian kinerja unit. f. Menyusun laporan OEE (Overall Eficiency Effectivitness). 4.

Senior Specialist II/ Analyst/ Assistant Analyst Manajemen Risiko a. Menyusun identifikasi risiko. b. Menganalisa dan menentukan level risiko. c. Menjalankan program mitigasi risiko.

19

d. Memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan mitigasi risiko (Risk Assesment). e. Menyusun laporan sesuai bidang tugasnya. 5. Asisten Manajer Engineering Asisten Manajer Engineering memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk: a. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan SERP (System Equipment Reability Prioritization) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) peralatan pembangkit. b. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi RCFA (Root Cause Failure Analysis) pembangkit. c. Mengkoordinasikan, menganalisa, dan mengevaluasi kegiatan dan rekomendasi PdM (Predictive Maintenance) peralatan pembangkit. d. Melaksanakan kegiatan Reverse dan Rekayasa Engineering. e. Mengevaluasi kelayakan karya inovasi pegawai/tim kerja. f. Melaksanakan assessment kesehatan peralatan pembangkit dan membuat rekomendasi pemulihan/penyehatan pembangkit. g. Mengkoordinasikan, merencanakan, dan mengevaluasi kegiatan teknologi

informasi,

meliputi

pemeliharaan

data

informasi,

pemeliharaan infrastruktur, keamanan informasi, dan pelayanan kebutuhan user. h. Mengkoordinir penyusunan PRK (Program Rencana Kerja) bidang engineering. i. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya. j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan kewenangan dan lingkup kerjanya, k. Mengkoordinir pendelegasian OPI. l. Menyusun Anggaran Investasi dan Operasi. 6.

Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan memiliki tanggung jawab dan berwewenang untuk: 20

a. Mengkoordinasikan

dan

mengendalikan

kegiatan

operasi

dan

biaya

operasi

dan

pemeliharaan. b. Mengkoordinasikan

dan

mengendalikan

pemeliharaan dan pengadaan bahan (spare part dan bahan bakar) secara efektif dan efisien sesuai anggaran yang ditetapkan. c. Mengawasi pekerjaan operasi dan pemeliharaan unit dan mengevaluasi hasil kerja operasi dan pemeliharaan pembangkit. d. Mengawasi manajemen outage. e. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan motivasi kerja. f. Mengelola pemeliharaan preventif, korektif, re-engineering dan OH (Operation Head), termasuk ketersediaan tools. g. Membuat berita acara transfer energi. 7.

Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Admistrasi Asisten Manajer SDM dan Administrasi memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk : a. Mengkoordinasikan penyusunan dan evaluasi RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) bidang SDM dan Administrasi untuk persiapan RKAP tahun berikutnya. b. Mengendalikan proses kesekretarian, sarana dan prasarana kantor serta keamanan di lingkungan kerja untuk tercapainya tertib administrasi, keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja. c. Mengawasi pelaksanaan penghitungan gaji dan emolument pegawai, data disiplin pegawai dan usulan serta pelaksanaan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) untuk memastikan seluruh operasional kepegawaian dan Diklat terdata dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan sistem administrasi perusahaan. d. Memonitor dan mengawasi kegiatan anggaran dan keuangan serta pencatatan transaksi guna memastikan seluruh transaksi keuangan

21

diproses/dicatat dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan akuntansi perusahaan. e. Memonitor persediaan logistik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan serta mencapai tertib logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan. f. Memonitor dan mengevaluasi pengiriman BBM (Bahan Bakar Minyak) dari pihak ketiga dan pemakaian BBM. g. Membuat laporan mengenai SDM, keuangan, K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) serta logistik sebagai bahan masukan manajemen untuk mengambil keputusan lebih lanjut. h. Melakukan

pengembangan

SDM

melalui

mutasi,

pembinaan

kompetensi dan karir serta penilaian bawahan dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, dan motivasi kerja. i. Mengevaluasi

dan

menandatangani

data

pembayaran

biaya

pemeriksaan dan pengobatan Pegawai/Pensiunan, bantuan kacamata bagi pegawai/pensiunan sesuai ketentuan. j. Mengevaluasi dan pengendalian kontrak kerja dengan pihak ketiga sesuai permintaan dari bidang/fungsi. k. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait. l. Mengendalikan dan menjaga keamanan/keutuhan aset perusahaan untuk kelancaran operasional perusahaan. m. Menganalisis, mengevaluasi serta koordinasi mengenai seluruh kegiatan yang terkait dengan pencapaian kinerja yang terkait dengan bidang tugasnya. n. Membina dan melaksanakan program konseling untuk pembinaan pegawai. 8.

Supervisor SDM dan Umum a. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, serta pengadaan fasilitas kantor. 22

b. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas kantor, yang menyangkut sarana dan prasarana, serta mengambil langkahlangkah yang dianggap perlu guna menjaga tersedianya fasilitas yang mampu mendukung terlaksananya kegiatan kantor, baik itu perbaikan terhadap fasilitas yang telah ada maupun pengadaan fasilitas baru untuk mengganti sarana dan prasarana yang telah rusak. c. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait. d. Memeriksa penyusunan daftar gaji dan emolument serta pajak. e. Mengawasi dan menegakkan disiplin pegawai, memonitor pelaksanaan diklat. f. Memonitor penyusunan usulan pembinaan kompetensi dan karir, rotasi, mutasi, penilaian pegawai dan struktur organisasi serta job description agar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan. g. Mengatur pelaksanaan pembuatan SK (Surat Keputusan). h. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan dibidang Kepegawaian dan Diklat untuk peningkatan kinerja. i. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan K3 dan Keamanan dan mengusulkan anggaran pembiayaan kegiatan K3 dan keamanan untuk menciptakan keselamatan, keamanan dan ketertiban dalam bekerja. j. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam bekerja dan tidak terjadinya gangguan keamanan diwilayah kerja PLN. k. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksanaan tugas Sekretariat dan Umum, administrasi SDM, K3 & Keamanan yang disampaikan langsung kepada Asisten Manajer SDM, Keuangan & Administrasi. 9.

Supervisor Keuangan a. Mengelola dan mengendalikan penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran), SKI (Surat Kuasa Investasi), SKO (Surat Keputusan Otorisasi) dan realisasi anggaran.

23

b. Mengevaluasi data biaya dan pendapatan untuk memudahkan penyusunan anggaran serta menganalisis realisasi anggaran. c. Melakukan verifikasi tagihan, bukti-bukti pembayaran, surat-surat berharga serta menyetujui tagihan tersebut bila sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Monitoring jaminan / garansi bank. e. Monitoring persediaan BBM, HU (Harian Umum), PDT (Portable Data Terminal), AT (Advanced Technology). f. Memonitor penyusunan laporan keuangan berkala (triwulan, semester, tahunan) untuk diinformasikan pada pihak manajemen dan Kantor Induk. g. Menjamin tersedianya likuiditas untuk operasional Perusahaan. h. Memonitor pelaksanaan pembayaran kepada pihak internal dan eksternal. i. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya. j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan kewenangan dan lingkup kerjanya. 10. Supervisor Logistik a. Memonitor proses administrasi barang yang masuk agar sesuai dengan spesifikasi. b. Pembuatan PO (Purchase Order). c. Memonitor penerimaan, pemakaian dan selisih bahan bakar, pelumas, dan material lainnya. d. Memonitor penerimaan dan pemakaian stock bahan bakar, pelumas, dan material lainnya. e. Momonitor kelancaran tugas tata laksana gudang dan penerimaan bahan bakar, pelumas, dan material lainnya. f. Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar kualitas dan kuantitas sesuai dengan spesifikasi. g. Menyusun laporan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran bahan bakar, pelumas, dan material lainnya 24

11. Manajer Pusat Listrik Manager Pusat Listrik merupakan pimpinan disetiap pusat listrik, yaitu Manajer PLTD/PLTG Merah Mata, Manajer PLTGU Indralaya dan Manajer PLTGU Keramasan. Manajer Unit Pembangkit PLTGU Keramasan memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk : a. Menyusun usulan RKAP Pusat Listrik ke kantor sektor berikut cash flow kebutuhan perbulan. b. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan unit pembangkit. c. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan prosedur / manual books yang berlaku. d. Mengelola dan mengendalikan anggaran rutin Pusat Listrik dan administrasi sesuai pagu anggaran yang ditetapkan Kantor Sektor. e. Memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoperasian, pemeliharaan dan administrasi sebagai bahan laporan. f. Melaksanakan tertib administrasi perbekalan / Tata Usaha Gudang. g. Melaporkan realisasi keuangan anggaran rutin dan adminitrasi Pusat Listrik. h. Memantau, mengkoordinasikan dan mengendalikan kondisi lingkungan disekitar pembangkit. i. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenagannya. j. Melaksanakan peraturan SMM (System Management Mode), SML (Sistem

Menejemen

Lingkungan),

SMK3

(Sistem

Menjemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja) & KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). Manajer unit pusat listrik dalam kesehariannya dibantu oleh: a. Supervisor Operasi Dalam struktur organisasi Supervisor Operasi terdiri dari Supervisor Operasi A, Supervisor Operasi B, Supervisor Operasi C, dan Supervisor Operasi D. Tugas Supervisor Operasi adalah mengawasi dan

25

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengoperasian. Masing-masing Supervisor dibantu oleh para operator agar setiap proses di pabrik berjalan dengan baik. b. Supervisor/ Engineer/ Technician/ Assistant Engineer/ Assistant Technician/ Junior Engineer/ Junior Technician Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan : 

Merencanakan dan mengendalikan WO (Work Order) sesuai frame work WPC (Work Planning Control) pada kegiatan pemeliharaan periodik dan khusus.



Merencanakan/menyiapkan kebutuhan material, tools, man power (Resouce Planning) & Scheduling eksekusi WO.



Melakukan review, improvement & up date

schedule/skope

predictive maintenance dan tindak lanjut rekomendasi engineering. 

Mengevaluasi data riwayat pemeliharaan equipment dan membuat statistik riwayat pemeliharaan.



Mengukur dan mengevaluasi secara periodik indikator utama pemeliharaan/maintenance mix (jumlah WO, Man Hour, Cost).



Malaksanakan dan mengelola management outage.



Melaksanakan evaluasi hasil pemeliharaan rutin.

c. Supervisor Engineer/ Assistant Engineer/ Junior engineer lingkungan dan ketenagalistrikan. 

Mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan lingkungan.



Menyusun laporan realisasi pencapaian target K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) dan lingkungan hidup.

26

MANAJER SEKTOR

SPV PELAKSANA PENGADAAN

SENIOR SPECIALIST II/ANALYST/AS S.ANALYST QUALITY

ASSURANCE

ASISTEN MANAJER ENGINEERING

SUPERVISOR ENGINEERING

ASISTEN MANAJER OPERASI DAN PEMELIHARAAN

SENIOR SPECIALIST II/ANALYST/ASS.A NALYST MANAJEMEN RESIKO

ANALYST/ASS ISTANT ANALYST KINERJA

ASISTEN MANAJER SDM & ADM SUPERVISOR SDM & UMUM

SPV. LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIK

SUPERVISOR KEUANGAN SUPERVISOR LOGISTIK

MANAJER PLTG/U KERAMASAN

SUPERVISOR OPERASI SHIFT A SUPERVISOR OPERASI SHIFT B SUPERVISOR OPERASI SHIFT C SUPERVISOR OPERASI SHIFT D SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR LINGKUNGAN K2 & ADM

Gambar 2.9 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan. (PT. PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan, 2016) 27

2.7.2 Manajemen Kerja Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan adalah sistem kerja shift dan non shift. Adapun peraturan kerja dengan sistem kerja non shift berlaku bagi staff dengan waktu kerja selama lima hari, yaitu hari senin sampai jum’at pukul 07.30 – 16.00 WIB, waktu istirahat selama satu jam mulai dari pukul 12.00 s/d 13.00 WIB berlaku pada hari Senin sampai Kamis, sedangkan pada hari Jum’at waktu istirahat dipercepat dan lebih lama guna untuk melakukan ibadah sholat Jum’at yaitu mulai pukul 11.00 s.d 13.00 WIB, dan waktu libur selama dua hari pada hari Sabtu dan Minggu. Sedangkan sistem kerja shift berlaku bagi operator dengan waktu kerja selama lima hari. Pembagian waktu kerja shift terbagi menjadi tiga waktu yaitu shift sore pukul 16.00 s/d 23.00 WIB, shift malam 23.00 s/d 07.30 WIB, dan shift pagi 07.30 s/d 16.00 WIB. Sedangkan waktu libur pada sistem kerja shift selama dua hari, berlaku setelah dilakukan 2 kali shift pagi. Sebagai salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Unit PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) telah menerapkan ISO (International Organization for Standardization) 9001 : 2008, ISO 1400 : 2004 & SMK3 (Sistem Menjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). ISO 9001: 2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses atau produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu yang ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 1400 : 2004 diperlukan untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi. Lembaga sertifikasi sistem manajemen 28

lingkungan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan Pusat Spesifikasi atau LMK - Certification sudah mendapatkan Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu tentang Peralatan Listrik dan Peralatan Optik serta Penyediaan Listrik. 2.7.3

Peraturan Kerja Adapun peraturan kerja PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan yang diterapkan adalah sebagai berikut: 1.

Hak Pegawai a. Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. b. Melaksanakan cuti apabila telah memenuhi persyaratan. c. Memperoleh perawatan ketika pegawai mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugas dan kewajiban. d. Memperoleh tunjangan cacat apabila pegawai mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap. e. Memperoleh pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perseroan. f. Memperoleh tunjangan kematian apabila pegawai meninggal dunia dalam menjalankan tugas dan kewajiban. g. Memperoleh bantuan kematian dalam hal pegawai meninggal dunia. h. Memperoleh manfaat pensiun dalam hal pegawai telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. i. Memperoleh hak – hak kepegawaian lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.

Kewajiban Pegawai a. Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai data pribadi, keluarga maupun mengenai pekerjaan pada perusahaan. b. Melaksanakan semua tugas atau perintah dan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

29

c. Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia perusahaan yang didapat karena jabatannya maupun di dalam pergaulannya di lingkungan perusahaan. d. Setia kepada perusahaan dan menjaga citra serta membela kepentingan perusahaan. e. Selalu mejaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-norma pergaulan yang berlaku di masyarakat. f. Menjaga dan memelihara barang – barang milik perusahaan yang dipercayakan kepadanya atau yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. g. Disiplin pada jam kerja yang telah ditetapkan. h. Mentaati dan melaksanakan setiap ketentuan / peraturan yang berlaku di lingkungan perusahaan. i. Selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. 3.Larangan Pegawai a. Melakukan hal – hal yang tidak patut dilakukan pegawai yang bermartabat. b. Menyalahgunakan wewenang jabatan. c. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan. d. Melalaikan tugas kedinasan. e. Bekerja untuk negara asing, bidang usaha lain atau instansi di luar perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan.

30

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab Ii.docx
November 2019 16
G1e-001.pdf
June 2020 1
Form Penilaian Magang.doc
November 2019 15