BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tidur 1. Pengertian Tidur adalah suatu keadaan organisme yang regular,
recurrent,
reversible,
dalam
keadaan
mana ambang rangsang terhadap stimuli dari luar lebih
tinggi
jika
dibandingkan
dengan
pada
keadaan jaga.(TunKurniasih.B, ). 2. Kebutuhan Tidur Tidur
diperlukan
untuk
penghematan
energi, tak ada satu pun mahluk hidup yang dapat bertahan dalam keadaan stres terus menerus, dan tidur merupakan periode tanpa aktivitas sehingga tubuh
terhindar
dari
tuntutan
sehari-hari.
Selain periode istirahat, selanjutnya tidur pun merupakan periode pemulihan. 3. Fungsi Tidur yaitu: a. Tidur berfungsi memelihara kesegaran fisik b. tidur berfungsi pemulihan setelah mengalami
berbagai
peristiwa
ansietas,
perasaan
emosional khawatir,
seperti
depresi
(Tun
Kurniasih Bastaman). 4. Fisiologi Tidur a. Gambaran melalui EEG Polygrapy Fisiologi tidur dapat diterangkan melalui
gambaran
aktivitas
sel-sel
otak
selama tidur. Untuk merekam tidur, cara yang dipakai adalah dengan EEG Polygraphy, merekam gerak bola mata (EOG) dan tonus otot (EMG). ( Keja Musadik ).
Gb.1. gambar gelombang otak pada EEG
b.
Sirkulasi
darah
waktu tidur
dan
metabolisme
O2
diotak
Peningkatan sirkulasi darah dan oksigen
otak
berkorelasi
dengan
gambaran
gelombang EEG yang cepat dan tak teratur, dan
sebaliknya.
Pada
anak-anak
normal,
di
mana terdapat dominasi gelombang lambat pada EEG nya, sirkulasi darah dan oksigen di otak lebih tinggi dan dewasa normal. Pada umumnya dalam
keadaan
tidur,
gelombang-gelombang
di
yang
mana lebih
timbul lambat
daripada dalam keadaan jaga, dijumpai adanya penurunan sirkulasi darah dan O2 diotak. c. Pernafasan dan sirkulasi sistemik pada waktu tidur Bulow (1963), Seorang peneliti, mendapatkan diikuti pusat
bahwa
oleh
tidur
penurunan
pernafasan
yang
dalam
akan
sensitivitas
terhadap
CO2
di
dan otak.
Penurunan ini berjalan linier dalam keadaan tidur.
Pada
tidur
REM,
sensitivitas
ini
bertambah dan menetap sampai ambang seperti keadaan
jaga.
Hal
ini
sesuai
dengan
penelitian secara klinis yang memperlihatkan adanya pernafasan tak teratur selama periode REM.
Peristiwa
ini
dapat
mengakibatkan
timbulnya vasokonstriksi pembuluh darah. Dan Seterusnya
terjadi
peninggian
dan
tekanan
darah sistemik dan frekuensi nadi. Sebagai kompensasi, keotak
sirkulasi
meningkat,
darah
dan
dan
oksigen
aktivitas
neuron
otakpun meningkat.Sebaliknya pada tidur nonREM,
tekanan
darah
sistemik
mengalami
penurunan, terutama pada awal tidur. Hal ini mula-mula tidak mempengaruhi sirkulasi darah di otak karena adanya sistem auto-regulasi, yang
akan
mengadakan
reaksi
adaptasi
terhadap keadaan itu. Tetapi semakin lama, terutama setelah terjadi penurunan sirkulasi oksigen, terjadi dekompensasi, dan akibatnya timbul
gangguan
perfusi
jaringan
secara
perlahan-lahan. Karena itu pada usia lanjut, sering
timbul
infark
multipel
yang
disertai
gejala-gejala
eksaserbasi
demensia
malam
adanya
pada
hari
gejala-gejala
kebingungan (confusion). (Keja Musadik). d. Peranan Neurotransmiter Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi
oleh
sistim
ARAS
(Ascending
Reticulary Activity System). Bila aktifitas
ARAS
ini
meningkat
orang
tersebut
dalam
keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter
seperti
sistem
serotoninergik,
noradrenergik,
kholonergik,
histaminergik. 1). Sistem serotonergik Hasil
serotonergik
sangat
dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino
trypthopan.
Dengan
bertambahnya
jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang
terbentuk
menyebabkan
juga
keadaan
meningkat
akan
mengantuk/tidur.
Bila serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya,
maka
terjadi
keadaan
tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang
terbanyak
sistem
serotogenik
ini
terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas
serotonis
dinukleus
dorsalis dengan tidur REM. 2). Sistem Adrenergik
raphe
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung badan
sel
norepineprin nukleus
terletak
cereleus
di
di
batang
otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus atau
sangat
hilangnya
mempengaruhi REM
tidur.
penurunan
Obat-obatan
yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron
noradrenergik
akan
penurunan yang jelas pada
menyebabkan
tidur REM dan
peningkatan keadaan jaga. 3). Sistem Kholinergik Sitaram etal (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat
mempengaruhi
Stimulasi
jalur
mengakibatkan seperti
episode
dalam
aktifitas
tidur
kholihergik
aktifitas keadaan
gambaran jaga.
kholinergik
REM. ini, EEG
Gangguan
sentral
yang
berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat terjadi Pada
pada
orang
pemendekan
obat
depresi, latensi
antikolinergik
sehingga
tidur
REM.
(scopolamine)
yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan
pada fase awal dan penurunan REM. 4). Sistem histaminergik Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur. 5). Sistem hormon Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon
ini
masing-masing
disekresi
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior
melalui
hipotalamus
patway.
Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran
neurotransmiter
norepinefrin, bertugas
dopamin,
mengatur
serotonin
mekanisme
yang
tidur
dan
bangun. 6). Gen Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan
bukti
lebih
banyak
bahwa
kebiasaan bangun pagi dan bangun siang, hal itu terjadi disebabkan oleh gen perorangan. Tubuh manusia bekerja dengan siklus 24 jam. Mekanisme istilah
alamiah
ritme
ini
Circadian,
dikenal yang
dengan
menentukan
berapa
lama
kita
tidur
dan
kapan.
Para
peneliti, termasuk ahli saraf Louis Ptacek dari The Howard Hughes Medical Institute, menemukan dikenal
suatu
sebagai
Circadian
itu.
kerusakan Per2
dalam
yang
mengatur
Orang-orang
tidak baik dan tidak bisa
gen
yang
yang ritme
tidurnya
tidur lelap pada
permulaan tidur, menderita penyakit jantung lebih
banyak,
tekanan
darah
tinggi
dan
stroke, kata para peneliti ini disebabkan gangguan pada system kekebalan. 5. Jenis-Jenis Tidur Penelitian menunjukkan satu
bahwa
keadaan
mengandung
2
tentang
tidur
tidak
tidak
sadar,
jenis
tidur
tidur
saja
tetapi yang
telah
merupakan
sesungguhnya
berbeda.
Tidur
dibagi menjadi 2 tipe yaitu: a. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM) Adalah keadaan waktu tidur
dimana
mata tidak bergerak dengan cepat yang terdiri dari 4 stadium (75%) yaitu; 1) stadium 1 (5%) Fase ini merupakan antara fase terjaga
dan
fase
awal
tidur.
Fase
ini
didapatkan otot
kelopak
berkurang
mata
dan
tertutup,
tampak
tonus
gerakan
bola
mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung
3-5
menit
dan
mudah
sekali
dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari
gelombang
kadang yang
campuran
gelombang rendah.
theta
Tidak
alfa, dengan
betha
dan
amplitudo
didapatkan
adanya
gelombang sleep spindle dan kompleks K 2) stadium 2 (45%) Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti
bergerak,
berkurang, fase
tidur
pertama.
tonus
lebih
Gambaran
otot
dalam EEG
masih
dari
pada
terdiri
dari
gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K 3) stadium 3 (12%) Fase ini tidur lebih dalam dari fase lebih antara
sebelumnya. banyak 25%-50%
sleef spindle.
Gambaran
gelombang serta
EEG
terdapat
delta
simetris
tampak
gelombang
4) stadium 4 (13%) Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh
gelombang
delta
sampai
50%
tampak
gelombang sleep spindle. Yang selanjutnya diikuti oleh fase REM. b. REM
(25%) Ditandai adanya gerakan bola mata yang
cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan akan dapat menceritakan mimpinya, denyut
nadi
bertambah
dan
pada
laki-laki
terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi
yang
bergantian
dalam.
antara
4-7
REM kali
terjadi siklus
secara semalam.
(Iskandar.J,2002). 6. Gangguan Tidur Menurut Sleep Disorders Classification Committee,1979 gangguan tidur dapat dibagi dalam empat kelompok besar yaitu: a.Gangguan Masuk Tidur dan Mempertahankan Tidur yang disebut insomnia. b.Gangguan mengantuk
yang yang
hipersomnia.
berhubungan berlebihan,
dengan yang
tidur/ disebut
c.Disfungsi
yang
berhubungan
dengan
kondisi
tidur, stadium tidur atau keadaan jaga yang berubah
sifat,
yang
disebut
paramsomnia.
Misalnya: tidur berjalan, ngelindur dan lainlain. d.Gangguan ritme tidur jaga. Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi untuk mencari kemungkinan
penyebab
gangguan
tidur
menjadi
4
kelompok yaitu: a. Dissomnia 1). Gangguan tidur intrisik 2). Gangguan tidur ekstrisik 3). Gangguan tidur irama sirkadian, Jet-lag b. Parasomnia 1). Gangguan aurosal 2). Gangguan antara bangun-tidur 3). Berhubungan dengan fase REM 4). Parasomnia lain-lainnya c.
Gangguan
tidur
kesehatan dan
berhubungan
dengan
gangguan
psikiatri.
d. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi
7. Gejala-gejala Gangguan Tidur Secara umum gejala gangguan tidur adalah; a.
Sering terbangun pada malam hari
b.
Sulit tidur
c.
Mengantuk berlebihan di siang hari
d.
Mendengkur keras
e.
Mengalami episode berhenti bernapas
f.
Sering sakit kepala pada pagi hari
g.
Kelelahan pada siang hari
h.
Depresi
i.
Anxietas
j.
Sulit berkonsentrasi
k.
Hilang memori (pelupa)
l.
Pergerakan tungkai bawah ketika tidur
m.
Obesitas n.
Tekanan darah tinggi (50 persen penderita OSA menderita
hipertensi,
sebaliknya
30
persen
hipertensi primer menderita sleep apnea) o.
Banyak berkeringat di malam hari 8. Penatalakanaan Umum a.
Pendekatan
hubungan
antara
dokter, perawat, psikiater.
pasien
dengan
Tujuannya : 1)Untuk
mencari
penyebab
dasarnya
dan
pengobatan yang adekuat 2)Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik 3)Untuk
mencegah
diakibatkan
komplikasi
oleh
sekunder
penggunaan
yang obat
hipnotik, alkohol, gangguan mental 4)Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek b. Konseling dan Psikotherapi Psikotherapi sangat membantu pada pasien
dengan
gangguan
psikiatri
seperti
(depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik.
Dengan
membantu tidur
psikoterapi
mengatasi
yang
ini
kita
masalah-masalah
dihadapi
oleh
dapat
gangguan
penderita
tanpa
penggunaan obat hipnotik. c. Sleep hygiene. 1) Yang harus dilakukan: a) Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. b)
Berolah
raga
teratur
setiap
harinya,
terutama bahwa
pada
pagi
hari.
Terbukti
olah raga yang teratur dapat
memperbaiki kualitas tidur. c)
Di
pagi
hari,
biarkan
diri
Anda
terpapar dengan cahaya terang (segera nyalakan kamar,
lampu dan
atau
bukalah
biarkan
jendela
udara
segar
mengalir masuk ke dalam kamar). d)
Jagalah
suhu
ruangan
yang
nyaman
di
kamar tidur Anda. e) Buat kamar tidur Anda cukup tenang saat tidur. f) Usahakan kamar tidur Anda cukup gelap untuk memudahkan tidur. g) Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan berhubungan seks. h)
Minum
obat
sesuai
petunjuk.
Minumlah
obat tidur (jika diperlukan) satu jam sebelum
tidur,
menyebabkan
rasa
sehingga
dapat
mengantuk
ketika
berbaring, atau 10 jam sebelum bangun tidur,
untuk
mencegah
rasa
mengantuk
pada siang hari. i) Buat ritual sebelum tidur sekurangnya 1
jam menjelang tidur, misalkan latihan relaksasi, hangat, sholat, j)
Jika
pijatan,
mandi
melakukan
dengan
perawatan
air
tubuh,
atau bermeditasi.
anda
berbaring
di
tempat
tidur
tetapi tetap terjaga dalam waktu lebih dari 20-30 menit, bangunlah, pergi ke kamar yang lain (atau bagian lain dari kamar tidur) dan lakukan kegiatan yang membosankan seperti; membaca buku atau menonton televisi yang tidak menggugah, lalu
kembali
tidur
jika
kantuk
sudah
datang. 2) Yang tidak boleh dilakukan: a) Olah raga sesaat sebelum tidur (jarak antara olah raga dan tidur sebaiknya 24 jam.) b) Melakukan kegiatan yang membangkitkan semangat sesaat sebelum tidur, seperti melakukan
permainan
bercakap-cakap
kompetitif,
mengenai
atau
masalah
penting dengan pasangan Anda. c)
Menonton
TV
atau
bekerja
komputer sebelum tidur.
di
depan
d) Makan atau minum yang mengandung kafein pada malam hari (kopi, teh, coklat). e) Membaca buku atau menonton televisi di atas tempat tidur. f)
Minum
alkohol
untuk
membantu
tidur
(dianjurkan minum alkohol 4 jam sebelum tidur). g)
Merokok
sekurangnya
6
jam
sebelum
tidur. h) Tidur dengan perut lapar atau terlalu kenyang. i) Minum obat tidur tidur tanpa sepengetahuan
dokter.
Ini
efek
toleransi
untuk
menghindari
(sehingga
tubuh
memerlukan dosis lebih tinggi.) j) Tidur sejenak pada senja/malam hari. k) Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan. 3) Pendekatan farmakologi Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obat yang
mempunyai
kemampuan
hipnotik
merupakan
penekanan
aktifitas
dari
reticular activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang
menekan
susunan
saraf
pusat,
mulai
dari obat anti anxietas dan beberapa obat anti depresi(Iskandar.j, 2002). 9. Pengkajian Gangguan Tidur Tanyakan tentang; riwayat tidur yang komprehensif, higene tidur, riwayat obat-obatan yang
digunakan.
keluarga,
Laporan
catatan
tidur,
teman
sekamar
riwayat
atau
medik
dan
psikiatrik. Hal yang perlu dikaji terhadap pasien yaitu; a. Elemen riwayat tentang tidur: 1) Kebiasaan
pola
tidur-bangun
apakah
ada
perubahan. 2) Waktu tidur dan bangun. 3) Jumlah jam tidur yang tidak terganggu 4) Kualitas tidur. 5) Kesulitan untuk memenuhi tidur. 6) Kebiasaan sering bangun pada saat tidur. 7) Kebiasaan tidur siang. 8) Jika
bangun
sangat
untuk tidur kembali.
pagi,
apakah
sulit
9) Apakah
bermimpi
pada
malam
hari
dan
apakah mimpi tersebut mengancam?. 10)Obat apa yang diminum sebelumnya. b.
Dampak
pola
tidur
terhadap
fungsi
sehari-
hari; 1)Tingkat energi untuk aktifitas sehari-hari. 2)Apa
yang
terjadi
jika;
cukup
tidur
atau
mengalami gangguan tidur. c. Alat bantu tidur 1) Yang dilakukan untuk relaks sebelum tidur. 2) Apa yang dilakukan untuk membantu tidur. 3) Apakah menggunakan obat untuk tidur. 4) Lingkungan yang disukai untuk tidur. 10. Diagnosa keperawatan Gangguan Tidur Beberapa contoh diagnoasa keperawatan gangguan tidur a. Cemas barhubungan dengan tidak mampu untuk tidur b. gangguan
rasa
nyaman
berhubungan
dengan
penyimpangan tidur c. koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia d. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sleep apnea
e. potensial
injury
berhubungan
dengan
somnambolisme f. knowledge defecit g. gangguan
konsep
diri
berhubungan
dengan
efek penyimpangan tidur Sleep Apnea.
B. Tekanan Darah 1. Pengertian Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh
jantung
ke
seluruh
anggota
tubuh
manusia. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi
secara
alami.
Bayi
dan
anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi
oleh
aktivitas
fisik,
dimana
akan
lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu
pagi
hari
tidur malam hari. 2. Fatofisiologi
dan
paling
rendah
pada
saat