Bab Ii Moore Falsafah

  • Uploaded by: Aik Cantik
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Moore Falsafah as PDF for free.

More details

  • Words: 2,748
  • Pages: 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peaceful End Of Life A. Riwayat Hidup Ahli Teori Peaceful End of life (EOL) 1. Cornelia M. Ruland

Cornelia M. Ruland lahir di Norwegia tahun 1954. Lulus sarjana keperawatan (B.Sn ) pada tahun 1974 dari Universitas Bergen, Norwegia. Pada tahun 1979, Ruland mengambil Registered Nurse (RN) selanjutnya bekerja menjadi perawat klinik spesialis anak di tahun 1983. Tahun 1994 ia mengambil Master dan tahun 1998 mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio. Karir keperawatannya dimulai sejak tahun 1979 sampai tahun 1980 dengan menjadi staf keperawatan di unit anak di Rumah Sakit Bergen, Norwegia. Dilanjutkan dengan menjadi staf perawat di unit anak dan onkologi di Oslo tahun 1980-1983. Tahun 1983-1988, Ruland menjadi perawat klinik spesialis anak di Oslo, dilanjutkan dengan menjadi kepala unit anak tahun 1988-1990. Tahun 1990-1994, ia menjabat sebagai direktur keperawatan di Rumah Sakit Aker University. Pada tahun 1994-1997, Ruland mendapat beasiswa untuk mengambil doctor di USA dilanjutkan dengan menjadi asisten professor post

doctoral di Oslo tahun 1998-1999. Tahun 2000-2001 ia menjadi asisten professor di Hanover dan tahun 2001-2002 menjadi asisten professor di New York. Tahun 2006 mendapat gelar professor di department of clinical medicine, University of Oslo. Ruland memulai karir penelitian mulai tahun 1994 sebagai asisten peneliti.Lalu menjabat sebagai direktur proyek riset bersama Shirley Moore tahun 1995 sampai 1997. Saat ini (Juni 2002– sekarang) Ruland menjabat sebagai Direktur Center for shared Decision Making and Nursing Research di RS Universitas Rikshospitalet Oslo Norwegia dan menjadi asisten professor di Dartmouth Medical School, Hanover, New Hampshire juga di Nursing College Universitas Iowa, Amerika Serikat. Aktifitas professional dan akademik umum Cornelia M. Ruland meliputi: a) Sebagai manuscript reviewer dari: JAMIA ( Journal of the American Medical Informatics Association), AMIA ( American Medical Informatics Association), Society for medical Decision Making, Medical Care, Patient education and counseling, Computer in nursing, Health services research, Expert review of pharmaco-economics and outcomes research, Vardi Norden, dan Nursing informatics di tahun 2003. b) Menerima hibah penelitian nasional dan internasional: pada presentasi doctoral dari Konsil riset Norwegia tahun 1994-1997 c) Memperoleh penghargaan professional: dari AMIA, Sigma Theta Tau, Paper nursing Informatics. Aktif di riset dan kongres internasional. d) Melakukan

publikasi:

tesis, paper di

jurnal,konferensi dan

menerbitkan buku tentang nursing informatics. e) Menjadi pembicara di tingkat nasional dan internasional f) Menjadi peneliti utama pada sejumlah penelitian g) Mengajar

Ruland

mengembangkan

program

riset

untuk

menerapkan

pengambilan keputusan dan hubungan pasien-pemberi pelayanan di institusi kesehatan serta mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi system informasi untuk mendukung program tersebut. Penelitiannya berfokus pada aspek-aspek instrument/alat pengambilan keputusan bersama dalam situasi klinik yang menantang, seperti: a) Saat pasien dihadapkan dengan tindakan yang sulit atau keputusan skrining. Situasi ini membuat pasien sangat membutuhkan bantuan untuk mengerti keuntungan dan kerugian alternative pilihan dan memperoleh nilai-nilai serta pilihan/preferensi mereka b) Pilihan/preferensi disesuaikan dengan manajemen penyakit kronis atau penyakit serius yang lama. 2. Shirley M. Moore Shirley M. Moore lahir pada tahun 1948. Lulus diploma keperawatan tahun 1969 di Youngtown Hospital Association School of nursing. Tahun 1974 mengambil Bachelor of Nursing di Kent State University, kemudian mengambil gelar Master di bidang mental psikiatri (1990) dan Doktornya di bidang Nursing Science pada tahun 1993 di Case Western Reverse University. Moore tertarik di bidang epistemology dan teori-teori keperawatan, modelmodel asuhan tim interdisiplin serta peningkatan kualitas berkesinambungan (Continuous Quality Improvement). Ia menjadi peneliti utama di beberapa riset dan melakukan riset dibidang: a)

Recovery following cardiac events

b)

Health behavior change

c)

Exercise following cardiac events

d)

Obesity

e)

Quality and safety

Proyek pelatihan yang dilakukan Moore adalah menjadi sponsor mentor dan menjadi anggota dari komite kepemimpinan.Publikasi yang telah dilakukan mencakup tesis, jurnal dan paper. Saat ini Moore menjabat sebagai wakil dekan untuk penelitian di School of nursing, Case Western Reserve University. Fokus pemikirannya adalah penerapan teori keperawatan dan sains keperawatan di semua level mahasiswa keperawatan dan pusat perhatiannya pada program pengembangan riset dan teori pada kondisi pemulihan setelah cardio. Di awal studi doktoralnya, Moore bersama beberapa ahli teori seperti Joyce J. Fitzpatrick, Jean Johnson dan Elizabeth Lenz tidak hanya menggunakan teori tetapi juga mengembangkannya. Selama beberapa tahun, Moore diberi kesempatan untuk menjelaskan teori yang digunakan pada tools praktik untuk para praktisi, peneliti dan dosen pada konferensi yang selalu diadakan setiap tahun di Universitas Case Western Reserve. Dalam hal ini Moore telah dibantu untuk mengembangkan dan mempublikasikan beberapa teori (Good and Moore, 1996) dan telah menerapkan bentuk teori menjadi sebuah keterampilan yang penting bagi mahasiswa doktoral. B. Pengertian End Of Life End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan bermartabat. Pasien yang berada dalam fase tersebut biasanya menginginkan perawatan yang maksimal dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan bagian penting dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan. End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaikbaiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care adalah

salah satu kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial dan spiritual (Putranto, 2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan sebaikbaiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat. C. Sumber teori Peaceful End of life dikembangkan dari beberapa kerangka teori, secara primer berdasarkan model klasik Donabedian baik struktur, proses dan outcomes (Ruland dan Moore, 1998) yang sebagiannya berkembang dari teori system umum grand teori. Pengaruh teori sistem umum dapat menembus semua teori keperawatan, dari model konsep hingga teori middle dan microrange, sebagai indikator kegunaanya dalam menjelaskan kompleksitas interaksi antara kesehatan dan organisasi (Higgins dalam buku Tomey dan Alligood, 2002). Dalam teori EOL, setting struktur adalah sistem keluarga (pasien penyakit terminal dan orang-orang terdekat) yang menerima asuhan dari tenaga professional di unit akut rumah sakit, dan prosesnya dijelaskan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang didesain untuk meningkatkan hasil positif terkait dengan: 1) Bebas dari rasa nyeri 2) Mengalami rasa nyaman 3) Mengalami perhargaan dan bermartabat 4) Menjadi lebih tenang 5) Mengalami kedekatan dengan orang-orang terdekat dan pemberi asuhan. Landasan teoritis kedua dari teori ini adalah teori preferensi atau pilihan (Brandt, 1979), digunakan oleh para ahli filosofi untuk menjelaskan dan mendefinisikan kualitas kehidupan (Sandoe, 1999). Ini merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam riset dan praktik EOL. Di dalam teori preferensi, definisi kehidupan yang baik adalah mendapatkan apa yang diinginkan, pendekatan ini terlihat sangat tepat pada asuhan EOL. Hal ini dapat diaplikasikan untuk orang

sadar maupun orang yang tak berdaya yang sudah ada dokumentasinya untuk pengabilan keputusan EOL. Kualitas kehidupan dapat dievaluasi sebagai manifestasi kepuasan melalui penilaian empiris seperti berkurangnya gejala dan kepuasan dalam hubungan interpersonal. Pilihan pasien menggabungkan keputusan asuhan dianggap baik dan sesuai dengan teori ini (Ruland & Bakken, 2001; Ruland, Kresevic & Lorensen, 1997) dan penting untuk kesuksesan proses dan hasil (Ruland & Moore, 2001). Teori EOL diturunkan dalam berbagai cara pragmatis. Hal ini terjadi saat Ruland mengambil doktoral dan Moore sebagai orang fakultas. Teori-teori middle range saat ini baru muncul dan ada beberapa definisi dan contoh yang baik. Kelas ditantang untuk memikirkan kegunaan dan pengembangan teori mid range dalam ilmu keperawatan dan praktiknya di masa depan. Selanjutnya mahasiswa berdiskusi tentang sumber-sumber ilmu teori mid range tersebut diperoleh seperti ilmu empiris, ilmu praktik klinik dan ilmu sintesa. Setiap mahasiswa bertanya darimana teori-teori middle range itu berasal. Ruland saat itu baru saja menyelesaikan proyek utamanya yaitu mengembangkan standar praktik klinik untuk peaceful EOL dengan sekelompok perawat kanker di Norwegia. Standar tersebut disintesa ke dalam teori peaceful EOL oleh Ruland dan selanjutnya diperhalus dengan bantuan Moore. Teori ini

menjadi

contoh

awal

penggunaan

standar

praktik

sebagai

sumber

pengembangan teori middle range. D. Pengertian end of life End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan bermartabat. Pasien yang berada dalam fase tersebut

biasanya

menginginkan

perawatan

yang

maksimal

dan

dapat

meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan bagian penting

dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan. End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaikbaiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care adalah salah satu kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial dan spiritual (Putranto, 2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan sebaikbaiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.

E. Penggunaan bukti empiris Teori ini berdasarkan bukti empiris yang berasal dari pengalaman langsung perawat-perawat ahli dan tinjauan menyeluruh dari literature beberapa komponen teori berasal. Kelompok praktisi ahli yang mengembangkan standar asuhan peaceful EOL ini mempunyai pengalaman klinik sekurang-kurangnya 5 tahun dalam merawat pasien penyakit terminal. Standar asuhan terdiri dari praktikpraktik terbaik berdasarkan bukti penelitian dalam area manajemen nyeri, rasa nyaman, nutrisi dan relaksasi. Di dalam teori preferensi terdapat usulan pernyataan yang berhubungan dengan bukti empiris yang dibutuhkan dan dari pernyataan ini hipotesis dapat diturunkan dengan mudah untuk dites kegunaannya. F.

Konsep utama dan kegunaannya a)

Tidak mengalami nyeri Bebas dari penderitaaan ataupun distress adalah bagian utama dari banyaknya pengalaman EOL pasien. Nyeri dianggap sebagai pegalaman sensoris atau emosi yang tidak menyenangkan dikaitkan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial (Lenz, Suppe, Gift, Pugh & Milligan, 1995; Pain term, 1979)

b) Mengalami rasa nyaman Rasa nyaman didefinisikan secara inklusif, menggunakan Kolcaba dan Kolcaba’s work (1991) sebagai bebas dari rasa tidak nyaman, kondisi sentosa

dan damai/puas dan apapun yang membuat hidup lebih mudah dan menyenangkan (Ruland & Moore, 1998, p.172) c)

Merasa bermartabat dan dihargai Setiap pasien penyakit terminal dihargai dan dinilai sebagai seorang manusia (Ruland & Moore, 1998. P.172). Konsep ini menyatukan pendapat tentang nilai pribadi, yang diekspresikan oleh prinsip etik (otonomi) atau menghargai orang lain yang menyatakan bahwa indivisu seharusnya diperlakukan sebagai agen otonomi dan orang-orang yang otonominya berkurang mempunyai hak atas perlindungan (United State, 1978). Munn, et al 2008 mengatakan dalam penelitiannya bahwa merasa dihargai (contoh: perhatian perawat terhadap inkontinen) merupakan hal yang penting dalam EOL.

d) Menjadi damai Damai adalah perasaan tenang, harmonis dan puas, bebas dari kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan (Ruland & Moore, 1998, p.172).keadaan penuh damai meliputi dimensi fisik, psikologis dan spiritual. e)

Kedekatan dengan orang-orang terdekat Kedekatan adaah perasaan terhubung dengan manusia-manusia yang peduli (Ruland & Moore, 1998, p.172). hal ini meliputi kedekatan fisik atau emosi yang diekspresikan melalui kehangatan dan hubungan yang dekat/intim. Munn etal, 2008 dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada peran yang signifikan dalam hubungan kedekatan perawat-pasien saat memberikan asuhan EOL.

G. Asumsi Mayor EOL (Keperawatan, individu, Kesehatan,dan lingkungan) Seperti halnya teori Middle-range lainnya focus teori EOL ini yaitu akhir kehidupan klien dengan penuh damai (peaceful end of life) tidak begitu membahas masing-masing konsep metaparadigma. Teori ini berasal dari standart perawatan yang ditulis oleh perawat ahli yang berpengalaman di praktek. Oleh karena itu, konsep paradigm yang secara eksplisit ditujukan kepada keperawatan

dan individu. Teori ini berfokus kepada fenomena keperawatan yang komplek, perawatan secara holistic untuk mendukung individu dalam menghadapi kematian secara damai. Ada dua asumsi Roland and Moore (1998) identifikasi teori sebagai berikut: 1) Pengalaman kejadian dan perasaan pada masa akhir hidup merupakan bersifat pribadi dan individual. 2) Asuhan Keperawatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan pengalaman untuk menghadapi kematian dengan damai (peaceful

end

of

life).

Perawat

melakukan

pengkajian

dan

menginterpretasikan isyarat yang mereflesikan pengalaman seseorang dalam menghadapi kematian dan mengintervensi dengan tepat untuk memperoleh atau mempertahankan pengalaman yang damai. Bahkan sekalipun pasien yang akan menghadapi kematian dengan keadaan tidak dapat komunikasi verbal. Ada dua tambahan asumsi yang tersirat, yaitu: a) Keluarga, sebuah istilah yang mencangkup orang lain yang berate bagi pasien merupakan bagian penting dalam perawatan klien dengan keadaan menjelang kematian. b) Tujuan pelayanan end of life adalah bukan mengoptimalkan pelayanan dengan cara teknologi terbaik melainkan untuk memaksimalkan pelayanan demi mencapai kualitas hidup dan kematian yang penuh kedamaian. Ruland and Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan hubungan eksplisit dalam teori mereka yaitu : 1. Memantau dan memberikan obat penghilang nyeri dan intervensi farmakoterapi – nonfarmakoterapi untuk memberikan pengalaman hidup tanpa nyeri

2. Mencegah, memantau dan memberi kenyamanan fisik, membantu istirahat, relaksasi dan mencegah komplikasi yang berkontribusi pada pengalaman merasa nyaman 3. Mengikutsertakan pasien dan orang terdekat dalam proses pengambilan keputusan terkait pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, memberlakukan pasien dengan martabat, empati dan hormat, dan bersikap atentif terhadap kebutuhan pasien, harapan untuk membuat pasien merasa bermartabat dan dihormati 4. Mendukung emosi, memantau dan memenuhi kebutuhan pasien akan obatobatan anti cemas, memenuhi keinginan percaya untuk membuat pasien merasa damai 5. Memfasilitasi

partisipasi

orang-orang

terdekat

dalam

pelayanan

keperawatan pasien, menerima rasa berduka keluarga, kekhawatiran, pertanyaan-pertanyaan dan memberi kesempatan pada keluarga untuk mengalami kedekatan pada orang yang dirawat 6. Kesemua lima point diatas dapat berkontribusi terhadap akhir kehidupan yang penuh kedamaian H. Prinsip-prinsip end of life Menurut NSW Health (2005) Prinsip End Of Life antara lain : a. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian Tujuan utama dari perawatan adalah menpertahankan kehidupan, namun ketika hidup tidak dapat dipertahankan, tugas perawatan adalah untuk memberikan kenyamanan dan martabat kepada pasien yang sekarat, dan untuk mendukung orang lain dalam melakukannya. b. Hak untuk mengetahui dan memilih Semua orang yang menerima perawatan kesehatan memiliki hak untuk diberitahu tentang kondisi mereka dan pilihan pengobatan mereka.Mereka memiliki

hak

untuk

menerima

atau

menolak

pengobatan

dalam

memperpanjang hidup.Pemberi perawatan memiliki kewajiban etika dan

hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-pilihan sesuai dengan pedoman. c. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama perawatan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka menahan atau

menarik

intervensi

untuk

mempertahankan

hidup

mungkin

diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari pasien yang sekarat. d. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk membuat keputusan bagi pasien yang kurang bisa dalam pengambilan keputusan, dengan mempertimbangkan keinginan pasien. e. Transparansi dan akuntabilitas Dalam rangka menjaga kepercayaan dari penerima perawatan, dan untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat dibuat, maka proses pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan kepada para pasien dan akurat didokumentasikan. f. Perawatan non diskriminatif Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-diskriminatif dan harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan dengan kondisi medis, nilai-nilai dan keinginan pasien. g. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk memberikan perawatan yang tidak rasional, khususnya, pengobatan yang tidak bermanfaat bagi pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima perawatan yang sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengobatan yang sesuai dengan norma-norma profesional dan standar hukum.

h. Perbaikan terus-menerus Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk berusaha dalam memperbaiki intervensi yang diberikan pada standar perawatan end of life baik kepada pasien maupun kepada keluarga. I.

Framework peaceful end of life

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. 2014. Nursing theorists and their work eighth edition. USA: Mosby Elseiver.701-709. Brandt, R. B. 1979. A theory of the good and the right. Oxford: Clarendon Press

Curie. M. 2014. What are palliative care and end of life care ?. Marie Curie Support Ichikyo, K. 2016. End Of Life : Helping With Comfort And Care. National institute of aging Lenz, E.R.., Suppe, F.,Gift, A.G.,Pugh,L., C., & Milligan, R.A. 1995. Collaborative development of middle range nursing theories: toward a theory of unpleasant symptoms. Advances in nursing science, 17(3), 1-13. Munn, JC, Dobbs, D, et.al. 2008. The end of life experience in long term care: five themes identified from focus groups with residents, family members, and staff. The Gerontologist 48.4 NSW Health. 2015.Guidelines for end-of-life care.Sidney: NSW Departmentof Health. Pain terms: A list with defenitions and notes on usage. Recommended by the IASP subcommitte on taxonomy. 1979. Pain 6(3), 249 Putranto, R. 2015.Modul Paliatif . Jakarta : Rumah Sakit DR Cipto Mangunkusumo Ruland, C. M., & Moore, S. M. 1998. Theory construction based on standards of care: A proposed theory of the peaceful end of life. Nursing Outlook. Vol 46 (4). 169-175 Rulland,C. M., & Bakhen,S. 2001. Representing patient preference related concepts for inclution in electronic health records. Journal of biomedical Informatics, 34(6), 415-422 Rulland, C.M., Kreservic, D., & Lorensen, M. 1997. Including patient preferences in nurses’ assesment of older Ruland, C. M., & Moore, S. M. 2001. Eliciting exercise preferences in cardiac rehabilitation : initial evaluation of a new strategy. Patient education and counseling, 44 (3), 283-291 Sandoe, P. 1999. Quality of life-three competing views. Ethical theory and moral Practice, 2(1), 11-23

Related Documents

Bab Ii Moore Falsafah
October 2019 21
Moore
June 2020 16
Moore
June 2020 18
Moore
May 2020 10

More Documents from ""