Bab I.docx

  • Uploaded by: Diah Sari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,217
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Hipertensi adalah kondisi kompleks dimana tekanan darah secara menetap berada di atas normal. Hipertensi yang tidak diketahui penyyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial yaitu penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi faktor-faktor resiko tertentu. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Buku Ajar Penyakit Dalam,2006). Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala sehingga disebut sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala(kontrol tekanan darah) (Depkes RI, 2012). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011 dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapatkan pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Sedangkan menurut WHO tahun 2012 hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan

risiko

penyakit

jantung

koroner

sebesar

12%

dan

meningkatkan risiko stroke sebesar 24% (WHO, 2012). Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari WHO, menyebutkan 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Depkes RI 2013). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 8,4%, dan prevalensi Hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau riwayat minum obat antihipertensi sebesar 8,8%. Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan. Jika dibandingkan dengan hasil riskesdas pada tahun 2013 yaitu sekitar 25,8% maka total penderita Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada seluruh penduduk umur ≥18 tahun meningkat menjadi 34,1%. Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis oleh Dokter pada umur ≥18 tahun menurut karakteristik yaitu pada umur 18-24 tahun sebesar 13,2%, umur 25-34 tahun sebesar 20,1%, umur 35-44% sebesar 31,6%, umur 45-54 tahun sebesar 45,3%, umur 55-64 sebesar 55,2%, umur 65-74 sebesar 63,2%, dan pada umur diatas 75 tahun sebesar 69,5%. Prevalensi terjadinya hipertensi pada perempuan lebih tinggi yaitu sekitar 36,9% dibandingkan pada laki-laki yaitu sebesar 31,3%. (Riskesdas, 2018). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung jumlah kasus 10 Penyakit terbanyak Provinsi Lampung tahun 2015 Hipertensi menduduki peringkat ketiga yaitu dengan jumlah 160.772 setelah Command cold dan gastritis. (BPS, 2015) Data penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar berdasarkan Evaluasi Spm Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018 pada seluruh Puskesmas di Kabupaten Pesisir Barat yaitu sebanyak 8.342 pasien, dengan rincian Puskesmas Lemong sebanyak 522 pasien, Puskesmas Pugung Tampak sebanyak 971 pasien, Puskesmas Pulau Pisang sebanyak 372 pasien, Puskesmas Karya Penggawa sebanyak 739 pasien, Puskesmas Krui sebanyak 2.058 pasien, Puskesmas Krui Selatan sebanyak 257 pasien, Puskesmas Biha sebanyak 839 pasien, Puskesmas Ngambur sebanyak 286 pasien, Puskesmas Bengkunat sebanyak 1.404 pasien, Puskesmas Bengkunat Belimbing sebanyak 894 pasien. Menurut data angka kunjungan sakit di UPT Puskesmas Bengkunat penderita Hipertensi sendiri menduduki angka tertinggi di sepuluh penyakit terbanyak setelah ISPA. Data kunjungan di tahun 2018 sebanyak 509 pasien dengan rata-rata yaitu sekitar 46 orang pasien hipertensi yang datang berobat tiap bulannya. Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol

atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Problem ketidak patuhan umum dijumpai dalam pengobatan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang. panjang seperti hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang ada saat ini telah terbukti dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi, dan juga sangat berperan dalam menurunkan risiko berkembangnya komplikasi kardiovaskular. Namun demikian, penggunaan antihipertensi saja terbukti tidak cukup untuk menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah jangka panjang apabila tidak didukung dengan kepatuhan dalam menggunakan antihipertensi tersebut. (Saepudin dkk, 2011)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah Umum Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus 1. Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 2. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan terakhirdengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 3. Adakah hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Pesisir Barat? 4. Adakah hubungan antara lama menderita hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 5. Adakah hubungan antara keikutsertaan asuransi kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi Kabupaten Pesisir Barat?

dalam menjalani pengobatan di

6. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi

dalam menjalani pengobatan di

Kabupaten Pesisir Barat? 7. Adakah hubungan antara keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 8. Adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 9. Adakah hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat? 10. Adakah hubungan antara motivasi berobat dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat. 2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan kepatuhan penderita

hipertensi dalam menjalani pengobatan di

Kabupaten Pesisir Barat. 3. Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat.

4. Untuk mengetahui hubungan antara lama menderita hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi

dalam menjalani pengobatan di

Kabupaten Pesisir Barat. 5. Untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan asuransi kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat. 6. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat. 7. Untuk mengetahui hubungan antara keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat. 8. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluargadengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat. 9. Untuk mengetahui hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi

dalam menjalani pengobatan di

Kabupaten Pesisir Barat. 10. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berobat dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan di Kabupaten Pesisir Barat.

1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN 1.4.1 Bagi Seluruh Puskesmas di Kab. Pesisir Barat Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pada penderita hipertensi diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan upaya peningkatan kepatuhan pengobatan pada penderita hipertensi.

1.4.2 Bagi Peneliti

Meningkatkan

wawasan

ilmu

pengetahuan

kesehatan

masyarakat,

khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan serta menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

1.4.3

Bagi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian berikutnya tentang ilmu kesehatan

masyarakat

khususnya

mengenai

faktor-faktor

yang

berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN 1.5.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat.

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018.

1.5.3 Ruang Lingkup Materi Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan spesifikasi kajian pada bidang epidemiologi penyakit tidak menular (PTM) yaitu membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"