Bab I.docx

  • Uploaded by: Sahara Sahara
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 986
  • Pages: 7
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi kasus fraktur akibat kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Mobilisasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk bergerak secara bebas tanpa adanya gangguan pada tubuh yang lain serta dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan mampu memenuhi peran yang diembannya (Hidayat, 2012). Dengan kemampuan tersebut maka seseorang dapat melakukan aktivitas fisik yang bersifat kebutuhan dasar, olahraga, serta mampu berperan dalam kegiatan baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Sedangkan istilah lain dari gangguan mobilitas fisik yaitu immobilisasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya akibat keterbatasan fisik yang dialaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi immobilisai yaitu gaya hidup misalnya: dampak dari

perilaku atau kebiasaan sehari-hari, proses penyakit

misalnya: fraktur, kebudayaan, energi misalnya: seseorang yang mempunyai cukup energi untuk melakukan aktivitas, usia (Sitorus, 2011). Di Rumah Sakit sering di jumpai pasien mengalami masalah gangguan mobilitas fisiknya karena fraktur. Menurut WHO (2009) kebanyakan fraktur

2

yang di alami didapatkan dari kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia sendiri kejadian fraktur merupakan kasus terbanyak di Asia Tenggara yaitu setiap tahun mencapai 1,3 juta dalam 238 juta penduduk (Wrongdignosis, 2011). Sedangkan di RSU Tidar Kota Magelang pada bulan Januari sampai September tahun 2018 terdapat 102 kasus fraktur ekstremitas bawah, mayoritas yang dialami fraktur femur dan tungkai bawah dan rata-rata berusia 20-44 tahun. Pasien yang mengalami fraktur harus istirahat total agar terjadi proses penyembuhan yang baik. Akibatnya pasien tersebut akan mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-harinya yang di kenal dengan istilah activity of daily living. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dibantu oleh perawat maupun keluarga. Menurut Nazarina, dkk (2018) mengatakan pemenuhan kebutuhan pasien yang dimaksud yaitu dalam makan, mengontrol BAB, mengontrol BAK, dan membersihkan diri kebanyakan akan mengalami ketergantungan total. Di rumah sakit terutama di RSU Tidar sering dijumpai pasien yang mengalami fraktur hanya berbaring di tempat tidur sehingga apabila kondisi tersebut dibiarkan akan mengakibatkan efek negatif berupa penurunan fungsi fisik, intelektual, maupun, fungsional. Dampak yang sering terjadi yaitu penurunan masa otot karena kurangnya aktivitas selama perawatan. Kondisi ini dapat berakibat terjadinya kontraktur persendian sehingga tidak dapat digerakan secara maksimal dan memungkinkan bisa terjadi kecacatan bila tidak di tangani segera (Asmadi. 2008). Selain itu gangguan mobilitas fisik juga dapat berdampak pada kondisi psikologis dari pasien tersebut. Dari dampak tersebut dapat

3

menyebabkan adanya perubahan pada konsep diri yang membuat pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Akibatnya pasien akan merasa cemas dan khawatir mengenai kondisi kesehatan, keuangan, dan kebutuhan keluarga saat ini maupun mendatang. Keadaan tersebut membuat pasien merasa depresi yang berakibat pada perubahan perilaku sehingga pasien biasanya tidak ingin berpartisipasi pada perawatannya sendiri (Potter dan Perry, 2010). Untuk mengatasi dampak diatas maka perlu dilakukannya latihan aktivitas (ROM). Kegiatan ROM tersebut dilakukan secara bertahap dan ditentukan sesuai kemampuan klien seperti makan, perawatan diri, mandi dan penggunaan toilet. Apabila latihan aktivitas tersebut tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan pasien menjadi ketergantungan dengan orang lain maupun alat. (Sitorus, 2011). Dari dampak masalah mobiltas fisik yang terganggu dan tindakan keperawatan yang dapat membantu dalam menangani masalah pasien tersebut, maka karya tulis ini akan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post orif fraktur ekstremitas bawah dengan fokus studi gangguan mobilitas fisik di RSUD Tidar Kota Magelang.

B. Tujuan Penulisan 1. TujuanUmum : a. Menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan gangguan mobilitas fisik pada pasien post orif fraktur ekstremitas bawah

4

2. Tujuan Khusus : a. Menggambarkan hasil pengkajian gangguan mobilitas fisik akibat fraktur. b. Menggambarkan masalah yang terjadi akibat gangguan mobilitas fisik. c. Menggambarkan perencanaan tindakan pada pasien gangguan mobilitas fisik akibat fraktur. d. Menggambarkan pelaksanaan tindakan keperawatan pasien dengan gangguan mobilitas fisik akibat fraktur e. Menggambarkan hasil evaluasi pasien gangguan mobilitas fisik akibat fraktur.

C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan serta memperluas, menambah pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada post orif fraktur ekstremitas bawah dengan gangguan mobilitas fisik. 2. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat saat memberikan asuhan di lahan terutama tentang asuhan keperawatan pada post orif fraktur ekstremitas bawah dengan gangguan mobilitas fisik

5

3. Bagi tenaga kesehatan Menambah pengetahuan dan panduan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan serta dapat menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam melakukan asuhan keperawatan pada post orif fraktur ekstremitas bawah dengan gangguan mobilitas fisik.

6

Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika Djamil, M., Sagaran, V. C., Manjas, M., & Rasyid, R. (2017). Artikel Penelitian Distribusi Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit, 6(3), 586–589. Kushariyadi. (2010). Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.

New Jersey: Upper Saddle River

Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean & Swanston, Elizabeth. (2013). Nursing Outcomes Clasification (NOC). Oxford : Elseveir Global Right. Muttaqin, Arif dan Kumala Sari (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif = Konsep, Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, Arif (2008). Buku Ajar Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Buku Kedokteran : EGC. Nazarina dan Teuku Samsul (2018). Status Fungsional Paska ORIF Fraktur Ekstremitas. JIM F Kep. Noor, Zairin. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Padila, (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nurha Medika. Perry & Potter. 2010. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

7

PPNI, (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus PPNI. Rupyanto, dkk (2011). Analisis Fakto-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska Open Reduction Internal Fixation (ORIF), 81-90. Sitorus, R. (2011). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

STATUS

FUNGSIONAL

PASKA

OPEN

REDUCTION

INTERNAL FIXATION ( ORIF ), 81–90. Tarwoto & Wartonah, (2003). Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan

kriteria hasil NOC. Jakarta :

EGC. Wahi, Abd. (2013). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Sagung Seto. Wrong Diagnosis (2011). Prevelence and Incidence Statistic for Fractures. Diunduh 25 Mei 2011 www.wrongdiagnosiswho.com.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab I.docx
April 2020 17
Bab Ii Pertama.docx
November 2019 20
Bab I.docx
November 2019 20
Gerontik Strok.docx
November 2019 35