Bab I.docx

  • Uploaded by: Nadya Onad
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,542
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna (Marquis, 2010). Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan kedua saling mendukung. Sebagaimana proses keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan dan identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai ke khususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan (Marquis, 2010). Kualitas peleayanan keperawatan juga sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan fungsi dari manajemen keperawatan, karena manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer atau pengelola keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan masyarakat (Doni, 2014). Selain itu peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit juga dipengaruhi oleh pasien safety (keselamatan

pasien) yang menjadi

komponen penting dalam pelayanan kesehatan yaitu antara lain 6 benar pemberian obat. Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung

dalam

pemberian

obat,

petugas

harus

mengetahui

yang

berhubungan dengan peraturan dan prosedur dalam pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam pemberian obat terkait dengan peraturan dan prosedur. Petugas harus mengetahui informasi tentang setiap obat sebelum diberikan kepada pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian obat secara benar dan sesuai instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan memonitor efek dari obat merupakan tanggung jawab dari semua petugas yang terlibat dalam pemberian obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian medication errors dapat terjadi. Kejadian medication errors yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan (WHO, 2012) Ada dua tipe medication errors yaitu pertama kesalahan terhadap penyiapan obat yang terdiri dari salah dosis, salah obat/cairan, salah pasien, salah waktu, salah formulir obat, salah larutan dan wadah obat yang tidak diberi label. Kedua adalah kesalahan administrasi obat (Agyemang & While, 2010). Sedangkan Barker et al (2009) mengungkapkan 6 tipe medication errors yaitu omission errors, penggunaan obat yang tidak sah, salah dosis, salah rute, salah sediaan obat dan salah waktu. Di Indonesia medication errors relatif sering terjadi di institusi pelayanan kesehatan namun belum ada data yang akurat meskipun umumnya jarang yang mengakibatkan cedera pada pasien. Pada pasien rawat inap di rumah sakit dilaporkan sekitar 3 – 6,9% kejadian medication errors, yang mana 0,03 – 16,9% terjadi akibat peresepan yang tidak sesuai dan 11% berhubungan dengan kesalahan dalam dosis obat dan memberikan obat yang salah kepada pasien (Dwiprahasto, 2014). Prinsip 6 benar merupakan salah satu cara untuk meminimalkan terjadinya kejadian medication errors. Menurut World Health Organization

(20012) mengatakan manajemen penggunaan obat berdasarkan prinsip pemberian obat 6 benar yaitu: benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara pemberian, benar waktu pemberian dan benar dokumentasi. Bila terjadi ketidaksesuaian atau medication errors dalam penatalaksanaan obat, petugas kesehatan yang mengetahui dapat segera melaporkan kepada penanggung jawabnya. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Rumah sakit tidak hanya menghasilkan sampah biasa, namun juga menghasilkan sampah infeksius dan sampah medis lainnya yang dapat mengganggu kesehatan dan salah satu media penyebaran penyakit. Jika tidak diolah dengan benar, maka limbah yang di hasilkan oleh kegiatan rumah sakit dapat mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit. Sanitasi lingkungan rumah sakit juga perlu diperhatikan secara cermat. Sanitasi lingkungan yang baik berdampak kepada penghuni rumah sakit juga kepada masyarakat sekitar (Pruss, 20015). Dokumentasi

asuhan

keperawatan

merupakan

catatan

tentang

tanggapan/respon klien terhadap kegiatan - kegiatan pelaksanaan keperawatan secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur sebagai pertanggunggugatan terhadap

tindakan

yang

dilakukan

perawat

terhadap

klien

dalam

melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Prabowo, 2016). Apabila pendokumentasian tidak dilakukan dengan lengkap akan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak akan dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. dalam aspek legal perawat tidak

mempunyai bukti tertulis jika suatu hari nanti klien menuntut ketidakpuasan akan pelayanan keperawatan (Yanti, 2013). Bukti tertulis pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga keperawatan bertujuan untuk menghindari kesalahan, tumpang tindih dan ketidak lengkapan informasi. Undang - undang nomor 44 tahun 2009 pasal 52 ayat 1 menyatakan bahwa rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk system

informasi

manajemen

rumah

sakit.

Permenkes

No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis pada pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Berdasarkan permenkes tersebut maka tenaga keperawatan mempunyai kewajiban untuk mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Profesi keperawatan merupakan profesi yang memiliki resiko hukum, kesalahan perawatan yang mengakibatkan kecacatan atau kematian bagi pasien dapat menyeret perawat ke pengadilan, karenanya segala aktifitas yang dilakukan terhadap pasien harus di dokumentasikan dengan baik dan jelas. Dokumentasi menjadi elemen penting dari perawatan

pasien,

memungkinkan komunikasi antara tim perawatan dan seluruh pergeseran keperawatan, memberikan catatan hukum perawatan yang diberikan kepada pasien dan bertindak sebagai alat untuk membantu mengelola perawatan pasien (Boucher, 2012). Dokumentasi sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan professional. Perawat professional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilakukannya. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, maka

dokumentasi tersebut dapat dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan (Setiadi, 2012). Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauhmana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan (Handayaningsih, 2009). Apabila dokumentasi tidak lengkap maka dapat terjadi resiko–resiko seperti kesalahan dalam komunikasi, dalam perencanaan tindakan, dalam pengambilan tindakan, sehingga dapat menjerat perawat karena tidak adanya dokumentasi resmi yang bernilai hukum dan dapat mengakibatkan menurunnya

mutu

asuhan

keperawatan.

Dokumentasi

keperawatan

merupakan alat vital dalam mengurangi tingkat kematian dan kejadian pasien yang merugikan (Boucher, 2012). RSU Aisyiyah mempunyai visi dan misi merupakan standar yang harus dicapai dalam pelayanan yang di lakukan oleh pihak Rumah sakit umum. Secara umum RSU kota Padang bertujuan untuk

meningkatkan dan

mengembangkan pelayanan kesehatan agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud RSU mempunyai Visi “ Rumah sakit Islam yang dicintai Masyarakat” Berdasarkan hasil observasi kelompok yang dilakukan pada tanggal 5 7 Februari 2018 didapatkan hasil diruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang, ditemukan 3 permasalahan yaitu yang pertama belum optimalnya penerapan

pemilahan atau pengelompokan obat dari masing-

masing pasien yang nantinya akan beresiko untuk terjadinya medication error, belum optimalnya ketersediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius di ruangan pasien dan belum optimalnya ketersedian tempat sampah kemoterapi diruangan. Ketiga, belum optimalnya kelengkapan pengkajian status

pasien

dalam

pembuatan

asuhan

keperawatan.

Berdasarkan

permasalahan yang ditemukan diatas maka mahasiswa praktek profesi manajemen keperawatan STIKes Alifah Padang bersama tenaga keperawatan di ruangan rawat inap WING B RSU Aisyiyah Padang tertarik untuk

mengangkat masalah-masalah diatas untuk dapat mencapai penyelesaian masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Dari masalah yang timbul tersebut, maka disebarkan kuesioner untuk memecahkan masalah tersebut kelompok merasa perlu mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang kepala instalasi dan kepala ruangan rawat inap WING B RSU Aisyiyah Padang, Pembimbing klinik, dan Pembimbing Akademik. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi masalah dan penyelesaian masalah (problem solving) yang ada di Instalasi Rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang. 2. Tujuan Khusus Secara individu/ kelompok mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan: a. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan keperawatan di instalasi rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang. b. Menentukan

rumusan

masalah

yang

berkaitan

dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan dan pre & post confrence di ruangan rawat inap wing B RSU Aisyiyah Padang. c. Menentukan prioritas masalah diruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang. d. Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di ruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang. e. Membuat planning of action untuk memecahkan masalah di ruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang f. Melakukan implementasi di ruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang.

C. Manfaat Penulisan 1. Bagi kepala ruangan Membantu dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan asuhan keperawatan diruangan rawat inap Wing B RSU Aisyiyah Padang. 2. Bagi perawat a. Menambah ilmu pengetahuan tentang manajemen keperawatan b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, antara perawat dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien serta keluarga. 3. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam manajemen keperawatan dengan pendekatan profesional, dan sebagai

bahan

bacaan

bagi

mahasiswa

selanjutnya

yang

akan

melaksanakan praktek keperawatan profesional. 4. Bagi mahasiswa Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan praktek manajemen keperawatan profesional didunia kerja nantinya.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"