Bab I.docx

  • Uploaded by: mia faramida
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,209
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada 8 (delapan) unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Menkes, 2004). Perkembangan terkini menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Pasien saat ini semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan, keamanan dan kenyamanannya. Apabila rumah sakit atau puskesmas tidak mempersiapkan secara lebih baik dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan, maka sarana tersebut akan dijauhi masyarakat dan masyarakat akan mencari sarana kesehatan alternatif. Setiap rumah sakit maupun puskesmas seharusnya meningkatkan penampilan masing-masing secara terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus berkembang (Satrianegara dan Saleha, 2009). Persaingan bisnis rumah sakit saat ini semakin kompetitif sehingga mengubah cara berfikir masyarakat dalam memilih dan memberikan penilaian terhadap pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus lebih memperhatikan dan meningkatkan pelayanan serta 1

kepuasan terhadap pasien baik pasien rawat jalan maupun pasien jalan rawat inap. Untuk mencapai hal tersebut rumah sakit harus dapat memanfaatkan sumber daya yang digunakan dalam pencapaian tujuan terutama berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan. Rumah sakit yang tidak berkualitas dalam memberikan pelayanan akan ketertinggalan dalam persaingan bisnis (Irawan, H. 2007). Pelayanan kesehatan bertujuan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan derajat kebutuhan masyarakat (consumer satisfaction) melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang juga akan memberikan kepuasan dalam harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction) dalam industri pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory health care) (Satrianegara dan Saleha, 2009). Jaminan mutu pelayanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tenaga kesehatan dituntut profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan baik sebagai perorangan ataupun kelompok harus selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada semua pasien (Satrianegara dan Saleha, 2009). Pendekatan jaminan mutu pelayanan kesehatan telah menjadi suatu kiat manajemen yang sistematis serta terus menerus di evaluasi dan disempurnakan. Jaminan mutu pelayanan kesehatan telah menyumbangkan banyak hal kepada pelayanan kesehatan itu sendiri. Pendekatan jaminan mutu pelayanan kesehatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelola atau merencanakan pelayanan kesehatan. Pendekatan itu juga merupakan bagian dari ketrampilan yang sangat mendasar bagi setiap pemberi provider layanan kesehatan yang secara langsung melayani pasien (Satrianegara dan Saleha, 2009).

B. Rumusan Masalah 1. Apakah strategi pelayanan kesehatan? 2. Apa pengertian pelayanan kesehatan? 2

3. Bagaimana pelayanan kesehatan? 4. Bagaimana system pelayanan kesehatan? 5. Bagaimana hubungan konsep keperawatan komunitas dengan pelayanan kesehatan utama?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui strategi pelayanan kesehatan? 2. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan? 3. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan? 4. Untuk mengetahui system pelayanan kesehatan? 5. Untuk mengetahui hubungan konsep keperawatan komunitas dengan pelayanan kesehatan utama?

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Strategi Pelayanan Kesehatan Strategi berasal dari kata Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Hal tersebut

berkaitan

dengan

bagaimana

memanajemen

sebuah

perang,

bagaimana

mengkondisikan dan mengkomando pasukan. ( Crown Dirgantoro,2001:5) Untuk memperdalam apa yang dimaksud dengan strategi maka perlu diketahui definisi strategi menurut Fandy adalah pernyataan yang jelas dan dikomunikasikan dengan baik mengenai posisi dan sasaran organisasi dalam hal pelayanan pelanggan.(Fandy, 2005:56) Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada 8 (delapan) unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi, yang bertitik tolak dari kondisi kualitas pelayanan publik yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap dan karakter aparatur pemerintah. Menurut Gaspersz, peningkatan kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari produk (barang dan/atau jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan diantara kinerja aktual dengan standard (Gasperz,2001:1). Dengan kata lain definisi peningkatan kualitas adalah suatu cara dalam menentukan dan menginterpretasikan proses dalam suatu sistem, untuk meningkatkan kualitas produk, guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Terdapat beberapa unsur-unsur dalam sistem kualitas yang bisa menentukan, merencanakan, mengembangkan dan menyempurnakan kualitas dengan cara melakukan strategi-strategi dasar sebagai berikut (Fandy, 2005: 3-11) 4

1. Menetapkan tujuan yang jelas Setiap perusahaan harus mempunyai tujuan yang spesifik dan jelas agar bisa berhasil dalam menetapkan kualitas. Bila visi dan tujuan organisasi ditetapkan dengan cermat dan didasarkan pada tuntutan pelanggan, maka organisasi yang bersangkutan dapat mencapai pertumbuhan dan profitabilitas yang besar. 2. Memprakarsai atau meredefinisi budaya organisasi Strategi ini tidak diarahkan pada pemecahan masalah, tetapi lebih pada upaya memperbaiki kondisi dasar di dalam organisasi, agar semua karyawan yang bekerja secara lebih baik dan lebih sukses.Budaya ini tercermin dalam karakteristik berikut: a. Perilaku sesuai dengan slogan b. Masukan dari pelanggan secara aktif dikumpulkan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas secara terus-menerus c. Para karyawan dilibatkan dan diberdayakan d. Pekerjaan dilakukan dalam tim kerja e. Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan f. Manajemen puncak memberikan contoh dan panutan mengenai perilaku dan aktivitas yang sesuai dengan harapan organisasi g. Sumber daya yang memadai disediakan dimanapun dan kapanpun dibutuhkan h. Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan agar para karyawan pada semua jenjang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas secara terus-menerus i. Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap perbaikan kualitas secara terus-menerus j. Rekan kerja dalam organisasi diperlakukan sebagai pelanggan internal k. Pemasok diperlakukan sebagai mitra kerja 3. Mengembangkan komunikasi yang efektif dan konsisten Mendengarkan karyawan dan pelanggan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan akurat mengenai sasaran, tujuan, prioritas dan kepuasan mereka. Komunikasi yang ajeg/konsisten sangat konsisten sangat membantu setiap individu untuk memahami bahwa kontribusi individual mereka dapat memberikan hasil yang signifikan bagi organisasi secara keseluruhan. Untuk itu 5

dibutuhkan iklim keterbukaan dalam organisasi, supaya setiap karyawan berani dan bersedia menyampaikan gagasan, pendapat, saran, komentar, pertanyaan, kritik dan ketidakpuasan mereka. Selain itu, perlu dikembangkan pula komunikasi yang interaktif dengan para pelanggan, agar bisa diperoleh informasi yang akurat mengenai kebutuhan dan keinginan mereka, tuntutan mereka terhadap produk atau jasa perusahaan, serta umpan balik dari mereka berkenaan dengan konsumsi produk/jasa yang dibeli. 4. Melembagakan Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan sangat penting bagi setiap orang. Semakin baik seorang karyawan dilatih, maka akan semakin baik pula kinerjanya. Semakin terlatih baik seorang pelanggan, maka semakin andal jasa yang disampaikan. Dalam bidang jasa, sudah merupakan keharusan bahwa keterampilan dan pendidikan berjalan seiring. 5. Mendorong keunggulan kualitas dan mempertahankan kesesuaian kualitas tersebut di seluruh jajaran organisasi.perbaikan terus-menerus Program perbaikan kualitas terus-menerus menempatkan pelanggan sebagai pihak terpenting. Program yang kerap kali disebut pula program customer-based ini sangat menekankan aspek kesinambungan (terus-menerus), karena unsur-unsur yang terdapat dalam kualitas selalu mengalami perubahan. Apa yang saat ini dipandang telah berkualitas, dalam waktu tidak terlalu lama bisa saja sudah tidak lagi memadai.

Strategi Pelayanan Kesehatan: 1. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan 2. Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau 4. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

B. Pelayanan Kesehatan Utama 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah suatu strategi yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar. Pelayanan Kesehatan Utama 6

bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan dengan menggunakan teknologi tepat guna, melalui pendekatan multisektoral dan distribusi merata. Pelayanan kesehatan utama diberikan dengan sasaran pada individu, keluarga dan masyarakat dengan prinsip mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Berikut adalah pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli: a. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Pelayanan kesehatan adalah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. b. Menurut Azwar (1996) Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga kelompok ataupun masyarakat. c. Menurut Depkes RI (2009) Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. d. Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Dari pengertian-pengertian diatas, disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan adalah semua jenis pelayanan di bidang kesehatan dalam bentuk peningkatan taraf kesehatan, perencanaan dan rehabilitasi yang diberikan seseorang atau kelompok kepada orang lain dalam suatu lingkungan tertentu.

7

2. Macam Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : a. Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. b. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat 3. Bentuk Pelayanan Kesehatan Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan (mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care) : Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Balkesmas. b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) : Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services): Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasiaen yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan 8

ini sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B. 4. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan Utama Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada didalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam pelayanan kesehatan utama meliputi; pendidikan kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, KIA, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat essensiel, sanitasi dan pengadaan air bersih. 5.

Sasaran Pelayanan Kesehatan Utama Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga / kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal.

C. Sistem Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan Berikut ini adalah pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan menurut para ahli: a. Menurut Dubois & Miley (2005 : 317) : 1) Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan inter disipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan. 2) Berbagai sistem pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan kesehatan masyarakat, rumah

sakit-rumah

sakit,

klinik-klinik

medikal,

organisasi-organisasi

pemeliharaan kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan dalam rumah, klinik-klinik kesehatan mental, dan pelayanan-pelayanan rehabilitasi. 3) Pekerja sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan kesehatan. 9

b. Menurut Zastrow (1982 : 319 – 322) , sistem pelayanan kesehatan diorganisasi dalam komponen : 1) Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggung jawab kepada pasien, relatif terisolasi. 2) Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai pengobatan atau klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain. 3) Setting Rumah sakit 4) Perawatan dalam rumah 5) Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam berbagai tingkatan: lokal, regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional. c. Menurut Johntson, M. (1988: 7 - 18) , Sistem Pelayanan kesehatan terbagi ke dalam subsistem: 1) Yang menitik beratkan pada pelayanan kuratif 2) Yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif 2. Tanggung Jawab Perawat Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Utama Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah : a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan. b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu. c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat. d. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat. 3. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan a. Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ) Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah ringan atau

masyarakat

sehat ini mendapatkan peningkatan

kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah layanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat, dll. 10

b. Secondary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua ) Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan dirumah sakit dan tersedia tenaga spesialis atau sejenisya. c. Tertiary Health Service ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga) Tingkat pelayanan kesehatan ini digunakan apabila tingkat pertama dan kedua tidak lagi digunakan. Pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit A atau B. 4. Lembaga Pelayanan Kesehatan a. Rawat Jalan Lembaga pelayana kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik perawatan spesialis dan lain-lain. b. Institusi Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain. c. Hospice Lembaga ini bertujuan memberikan pelayan kesehatan yang difokuskan kepada klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya dengan tenang. Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care. d. Community Based Agency Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien dan keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan a. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Baru Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit 11

penyembuhannya, maka digunakanlah alat seperti laser, terapi perubahan gen, dll. Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang profesional di bidang tertentu. b. Pergeseran Nilai Masyarakat Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan. c. Aspek Legal Dan Etik Dengan tingginya kesadarn masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secra profesional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada dalam masyarakat. 6. Tujuan Pelayanan Kesehatan a. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan) Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan. b. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit) Terdiri dari : 1) Preventif primer Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi, penyediaan nutrisi yang baik dan kesegaran fisik. 2) Preventif sekunder Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut. 3) Preventif tersier Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan diagnosa dan pengobatan. c. Kuratif (penyembuhan penyakit) d. Rehabilitasi (pemulihan) 12

Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental, cedera atau penyalahgunaan. 7. Tingkat Pelayanan Kesehatan a. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Contohnya seperti kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dll. b. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Melindungi masyarakat dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contohnya seperti imunisasi, perlindungan keselamatan kerja. c. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini Dan Pengobatan Segera) Tingkat dimana sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Tingkat ini dilaksanakan dalam mencegah meluasnya penyakit. Contohnya seperti survei pencarian kasus baik secara individu maupun masyarakat, pencegahan terhadap meluasnya kasus, dll. d. Disability Limitation (Pembatasan Cacat) Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Contohnya seperti perawatan untuk menghentikan penyakit, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, dll. e. Rehabilitation (Rehabilitasi) Dilaksanakan setelah pasien didiagnosa sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan. Sebagaimana program latihan-latihan yang diberikan pada pasien, memberikan fasilitas agar pasien memiliki gairah hidup kembali ke masyarakat, dll. 8. Syarat Pelayanan Kesehatan a. Tersedia dan Berkesinambungan Pelayanan

kesehatan

tersebut

harus

tersedia

dimasyarakat

serta

bersifat

berkesinambungan, artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan. b. Dapat Diterima dan Wajar Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. 13

c. Mudah Dicapai Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting d. Mudah Dijangkau Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. e. Bermutu Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

D. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan Utama Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009). Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut : 1. Tingkat individu

14

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. 2. Tingkat keluarga Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya. 3. Tingkat komunitas Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu: a. Pencegahan primer 15

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita. b. Pencegahan sekunder Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas. c. Pencegahan tertier Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009): 1. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. 2. Pengorganisasian masyarakat Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah 16

(social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2009). Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: a. Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat. b. Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan. c. Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga dan masyarakat. d. Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan. e. Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat f. Tahap akhir Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Strategi berasal dari kata Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Hal tersebut

berkaitan

dengan

bagaimana

memanajemen

sebuah

perang,

bagaimana

mengkondisikan dan mengkomando pasukan. Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada 8 (delapan) unsur utama pelayanan kesehatan utama yaitu; peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat. Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care adalah suatu strategi yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar. Pelayanan Kesehatan Utama bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan dengan menggunakan teknologi tepat guna, melalui pendekatan multisektoral dan distribusi merata. Pelayanan kesehatan utama diberikan dengan sasaran pada individu, keluarga dan masyarakat dengan prinsip mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya

18

B. Saran Pelayanan kesehatan hendaknya dijadikan sebagai acuan bagi para tenaga kesehatan untuk terus memberikan pelayanan yang optimal dengan hasil yang maksimal, untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

19

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2005.Prinsip- prinsip (Total Quality Service). Yogyakarta: C.V Andi offset. Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi Ketiga.Tanggerang : Binapura Aksara Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta : Kanisius Alimul Hidayat A. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. David, Fred R.. 2005. Manajemen Strategis : Konsep.Jakarta : PT Prenhallindo. Organisasi Kesehatan Dunia dan Transisi Dari "Internasional" Kesehatan "Global" Publik. Brown et al, AJPH:. Jan 2006, Vol 96, No 1. http://www.ajph.org/cgi/reprint

20

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Cover.docx
June 2020 4
Demam Dengue.docx
July 2020 2
Nama.docx
July 2020 5
Bab I.docx
July 2020 4
Kata Pengantar.docx
December 2019 11
Bab I.docx
December 2019 7