BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi untuk berkembang karena memiliki kekayaan alam yang melimpah dan potensi sumber daya manusia. Kondisi tersebut mendukung negara Indonesia untuk mewujudkan visi Negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia tahun 1945. Namun, kondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh rakyat Indonesia, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam mengelola kondisi Indonesia saat ini. Sejumlah kebijakan, keputusan-keputusan strategis, perencanaan pembangunan, dan pelayanan terhadap masyarakat ditetapkan dan dilakukan oleh PNS diberbagai bidang manapun sektor pembangunan. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk mendapatkan sosok PNS yang profesional, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat. Untuk membentuk PNS professional, dibutuhkan pembaharuan atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini. Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan dengan pola pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah, tidak menunjukkan perubahan yang membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS.Oleh karena itu, diperlukan metode yang lebih baik dalam proses internalisasi pada diri masing-masing peserta diklat. Metode yang digunakan dalam Diklat mengacu pada nilai dasar ANEKA yang diinternalisasikan melalui kuliah umum yang lebih 1
menarik dan mudah diterima oleh peserta. Selain itu, dilakukan proses implementasi nilai dasar tersebut dalam bentuk magang atau bekerja di instansi masing-masing. Dengan cara aktualisasi pada tempat tugas, maka peserta dapat merasakan manfaatnya secara langsung sehingga nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut dapat tertanam kuat dalam diri masing-masing peserta diklat. Sekolah menengah pertama (disingkat SMP; bahasa Inggris: Junior High School) adalah jenjang paling menengah pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, dimulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Peserta didik umumnya berusia 13-17 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun. SMP Negeri 6 Satu Atap Subah kabupaten Sambas memiliki visi untuk “Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan.” Pewujudan visi tersebut memerlukan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, khususnya Aparatur Sipil Negara di lingkungan SMP Negeri 6 Satu Atap Subah harus memiliki karakter yang dilandasi dengan nilai dasar ANEKA. Oleh karenanya, penulis membuat karya tulis yang berjudul “Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah kabupaten Sambas”. 1.2 Tujuan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional yakni PNS yang berkarakter dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat, serta Peserta diklat prajabatan yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil di tempat kerja. Tujuan laporan aktualisasi ini antara lain: 1)
Mengetahui nilai-nilai dasar yang harus dimiliki dan dipahami oleh Aparatur Sipil Negara.
2)
Mengaktualisasikan nilai dasar ANEKA.
2
1.3 Manfaat Terwujudnya PNS yang profesional dalam mengaktualisasikan nilai dasar di indikasikan dengan: 1) Kemampuan
mewujudkan
akuntabilitas
dalam
melaksanakan
tugas
mewujudkan
nasonalisme
dalam
melaksanakan
tugas
mewujudkan
etika
dalam
melaksanakan
tugas
jabatannya 2) Kemampuan jabatannya 3) Kemampuan
publik
jabatannya 4) Kemampuan mewujudkan komitmen mutu dalam melaksanakan tugas jabatannya 5) Kemampuan
mewujudkan
anti
korupsi
dalam
melaksanakan
tugas
jabatannya
3
BAB II Gambaran Umum Organisasi 2.1 Keadaan Umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Subah berlokasi di kecamatan Subah Desa Mensade, kabupaten Sambas. Adapun profil sekolah secara lengkap yaitu :
INFORMASI DATA SEKOLAH SMP NEGERI 6 SATU ATAP SUBAH No
Data
Keterangan
1
NSS
201130705007
2
NPSN
30105508
3
Alamat
Jl.Mangga
a. Desa /Kelurahan
Mensade
b. Kecamatan
Subah
c. Kabupaten
Sambas
4
Kode Pos
79462
5
Nomor Telp
-
6
Nama Kepala Sekolah
Ipo Nekolaus, ST.
7
Status Sekolah
Negeri
8
Tahun berdiri
2009
9
Kepemilikan Tanah
Pemerintah
a. Luas tanah
11.400 m2
b. Luas Bangunan
2.190 m2
10
Akreditasi Sekolah
Belum Terakreditasi
11
Rekening Sekolah
Bank BPD / Rek. 0183752133
Tabel 1: Informasi Data Sekolah SMP Negeri 6 Satu Atap Subah berdiri pada tahun 2008 dengan status Negeri. Kabupaten Sambas sendiri terdiri dari berbagai macam daerah, baik itu pesisir, bebukitan sampai daerah lahan gambut, untuk lokasi SMP Negeri 6 Satu 4
Atap Subah sendiri terletak di daerah bukit dan dikelilingi perkebunan sawit. Satusatunya akses jalan darat yang dapat ditempuh menuju SMP Negeri 6 Satu Atap Subah hanya bisa melewati jalan perkebunan sawit. SMP Negeri 6 Satu Atap Subah juga termasuk dalam sekolah yang terletak pada daerah terpencil. SMP Negeri 6 Satu Atap Subah ini lebih kurang 38 km dari pusat kabupaten Sambas. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bengkayang. Umumnya penduduk yang tinggal di sekitar SMP Negeri 6 Satu Atap Subah merupakan warga asli Desa Mensade dan para warga transmigrasi dari pulau jawa, mengingat daerah ini merupakan daerah perbatasaan dengan kabupaten Bengkayang maka potensi murid melanjutkan ke sekolah di Bengkayang ataupun Ledo (Kecamatan di Bengkayang yang paling dekat dengan SMP Negeri 6 Satu Atap Subah) juga tinggi. Transportasi yang digunakan untuk mencapai SMP Negeri 6 Satu Atap Subah hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi roda dua dan roda empat. SMP Negeri 6 Satu Atap Subah memiliki jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri atas 9 siswa kelas VII, 9 Siswa kelas VIII dan 12 Siswa kelas IX. Sedangkan untuk pengajar terdiri dari 5 orang guru, 1 orang karyawan tata usaha, dan 1 orang penjaga sekolah. SMP Negeri 6 Satu Atap Subah terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX serta memiliki 2 jenis ekstrakulikuler yaitu Pramuka dan komputer. 2.2 Visi dan Misi Sekolah Visi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah adalah Terwujudnya generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, dan peduli pada lingkungan. Sedangkan misi sekolah adalah 1) Mengoptimalkan
warga
sekolah
dalam
peningkatan
imtaq
untuk
mencapai mutu pendidikan. 2) Menimbulkan semangat kerja atas dasar disiplin. 3) Mengembangkan pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. 4) Mendorong siswa agar lebih berprestasi dalam bidang akademik 5) Mendorong siswa agar berprestasi dalam ekstrakurikuler. 5
6) Menciptakan Kebersihan Lingkungan Sekolah dan Taman Sekolah yang teduh 7) Menanamkan kebiasaan hidup sehat pada siswa 2.3 Nilai-nilai Organisasi 1) Semangat Ekspresi mental dan perilaku merasa senang, bergairah dan bahagia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tuntas 2) Integritas Kesesuain antara apa yang di katakan dengan apa yang di perbuat, berkata dan berbuat jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral dan etika 3) Gotong Royong Sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif dan efisien 4) Akuntabel Setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan 5) Profesional Mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-undangan. 2.4 Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah memiliki warga sekolah sejumlah 37 orang, terdiri atas 30 orang siswa 5 orang guru, 1 orang karyawan tata usaha, 1 orang penjaga sekolah. Berikut ini adalah struktur organisasi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah:
6
Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tahun Pelajaran 2016/2017 JENIS TUGAS
NAMA
Kepala Sekolah
IPO NEKOLAUS, S.T
Wakil Kepala Bidang Sarana
ERWIN, S.Pd.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum
ALBANI, S.Pd.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
BAMBANG PRAYITNO, S.Pd.
Bendahara Sekolah
NURUL RIFKY HUBA, S.Pd.
Tata Usaha
FRANDUKUS AJUNG
Kepala Laboratorium
IPO NEKOLAUS, S.T
Kepala Perpustakaan
NURUL RIFKY HUBA, S.Pd.
Tabel 2: Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah DAFTAR NAMA GURU BIDANG STUDI NAMA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM KEWARGANEGARAAN MATEMATIKA BAHASA INDONESIA BAHASA INGGRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SENI BUDAYA PENJASKES KOMPUTER MUATAN LOKAL
NAMA PENGAJAR ERWIN, S.Pd. ALBANI, S.Pd. BAMBANG PRAYITNO, S.Pd. NURUL RIFKY HUBA, S.Pd. NURUL RIFKY HUBA, S.Pd. IPO NEKOLAUS, S.T ERWIN, S.Pd. FRANDUKUS AJUNG FRANDUKUS AJUNG NURUL RIFKY HUBA, S.Pd. ALBANI, S.Pd.
Tabel 3:Daftar Nama Guru Bidang Studi
7
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP NEGERI 6 SATU ATAP SUBAH KEPALA SEKOLAH Ipo Nekolaus, ST.
KOMITE SEKOLAH
Tiris
WAKA BIDANG KESISWAAN
WAKA BIDANG KURIKULUM
WAKA BIDANG SARPRAS
BENDAHARA
Bambang Prayitno, S. Pd
Albani, S. Pd
Erwin, S. Pd
Nurul Rifky Huba, S. Pd.
KEPALA LAB. IPA
PUSTAKAWAN
Ipo Nekolaus, ST.
Nurul Rifky Huba, S. Pd
WALI KELAS
GURU MAPEL
PESERTA DIDIK Bagan 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 6 Satu Atap Subah
8
2.5 Tugas dan Fungsi Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut. 1) Meningkatkan kompetensi dasar siswa di bidang akademis, sesuai dengan tuntutan kurikulum. 2) Mengembangkan potensi intelektual, moral, dan spiritual siswa. 3) Menumbuhkembangkan potensi sosial dan kebangsaan siswa. 4) Mempersiapkan siswa secara mantap untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Tugas pokok dan fungsi pendidikan tingkat SMP tersebut berhubungan erat dengan tugas perkembangan pada tingkat sekolah menengah, yaitu tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). 1) Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2) Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku. 3) Mencapai kemandirian emosional. 4) Mengembangkan keterampilan intelektual. 5) Berperilaku sosial yang bertanggung jawab. 6) Mencapai peran sosial sebagai pria/wanita. 7) Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif. 8) Mencapai kemandirian perilaku ekonomis. 9) Memiliki wawasan persiapan karir. 10) Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Peraturan
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan
Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 16 tahun 2009 menjelaskan bahwa Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
9
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan Guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik. Rincian kegiatan tugas jabatan guru dimuat pada Permenegpan RB No 16 tahun 2009 pasal 13 ayat 1, yaitu: 1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan; 2. Menyusun silabus pembelajaran; 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran; 5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran; 6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya; 7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 8. Melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; 9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; 10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; 11. Membimbing guru pemula dalam program induksi; 12. Membimbing
siswa
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
proses
pembelajaran; 13. Melaksanakan pengembangan diri; 14. Melaksanakan publikasi ilmiah; dan 15. Membuat karya inovatif. 2.6 Uraian Tugas 1. Menyiapkan perangkat mengajar semester: Analisa program, Satuan Acara Pembelajaran dan kisi-kisi berikut perangkat evaluasi. 10
2. Melaksanakan administrasi siswa (daftar nilai, daftar hadir, dan daftar kemajuan siswa). 3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar: 24 pelajaran Guru teori dan guru umum 1. Mempersiapkan bahan ajar dan alat bantu. 2. Memasukkan misi kejuruan pada mata pelajaran umum bagu guru umum. 3. Menerapkan kompetensi kejuruan. 4. Mengisi buku agenda kelas.
Guru praktek 1. Menyiapkan pelajaran praktek: bahan dan alat, ruangan, pembagian tugas. 2. Melaksanakan KBM praktek, pengawasan, proses dan penilaian hasil. 3. Menyelesaikan pekerjaan praktek ( pembersihan dan penyimpanan alat, pembersihan ruangan ). 4. Bertanggung jawab terhadap inventaris alat dan perabot. 5. Melaksanakan bimbingan profesi siswa. 4. Mengembangkan alat bantu kegiatan belajar mengajar. 5. Membantu melaksanakan kegiatan 7K. Tugas lainnya 1. Membantu Kepala Program dalam hal tertentu. 2. Dapat diserahi tugas sebagai Wali Kelas, Unit Produksi, Program Magang, dan Bendahara.
11
BAB III AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
3.1 Strategi Pembimbingan A. Pembimbingan dengan Mentor Pada tabel dibawah ini merupakan gambaran kegiatan konsultasi mengenai laporan aktualisasi bersama mentor. Nama Peserta : Nurul Rifky Huba, S.Pd. Instansi : SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tempat Aktualisasi : SMP Negeri 6 Satu Atap Subah No Tanggal Kegiatan
Output
Paraf Mentor
1 27 September 2016
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII dengan model pembelajaran Numbered Heads Together materi Menyimak Berita
RPP Media Pembelajaran (Video Berita) Naskah Tes Kunci Jawaban Foto
Jumat, 30 September 2016
Melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together materi Menyimak Berita untuk kelas VIII
Daftar hadir siswa Foto Dokumentasi/RPP SK Mengajar Tugas Siswa
Sabtu, 1 Oktober 2016
Membuat media pembelajaran Bahasa Indonesia berbentuk kartu pada materi fakta dan opini dalam iklan untuk kelas 9
RPP Media Pembelajaran (Kartu yang Digunakan dalam Pelaksanaan) Foto
Pelaksanaan senam pagi di sekolah
Foto Dokumen/Jadwal Pelajaran
Membuat soal ulangan tengah semester
Naskah Soal Kunci Jawaban Kisi-kisi Soal
Melaksanakan tugas sebagai pengawas ulangan tengah semester
Jadwal Mid Semester SK Pengawas Foto Berkas bukti pengembalian soal dan LJK Tata Tertib Pelaksanaan Ulangan
Mengoreksi dan menilai
Daftar Nilai
2
3
4
5
6
7
Jumat,7Oktober 2016 Sabtu, 8 Oktober 2016
Rabu, 12 Oktober 2016
Rabu, 12
12
Oktober 2016
8
Kamis, 13 Oktober 2016
hasil evaluasi tengah semester Pembuatan majalah dinding di sekolah dengan tema ‘Cinta Bahasa dan Negeri’
Foto
Foto Surat Permohonan
Tabel 4. Jadwal Konsultasi dengan Mentor
B. Pembimbingan dengan Coach Pada tabel dibawah ini merupakan gambaran kegiatan konsultasi mengenai laporan aktualisasi bersama coach. Nama Peserta : Nurul Rifky Huba, S.Pd. Instansi : SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tempat Aktualisasi : SMP Negeri 6 Satu Atap Subah No
Tanggal
Kegiatan
Output
Media komunikasi
1 27 September 2016
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII dengan model pembelajaran Numbered Heads Together materi Menyimak Berita
RPP Media Pembelajaran (Video Berita) Naskah Tes Kunci Jawaban Foto
Jumat, 30 September 2016
Melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together materi Menyimak Berita untuk kelas VIII
Daftar hadir siswa Foto Dokumentasi/RPP SK Mengajar Tugas Siswa
Sabtu, 1 Oktober 2016
Membuat media pembelajaran Bahasa Indonesia berbentuk kartu pada materi fakta dan opini dalam iklan untuk kelas 9
RPP Media Pembelajaran (Kartu yang Digunakan dalam Pelaksanaan) Foto
Pelaksanaan senam pagi di sekolah
Foto Dokumen/Jadwal Pelajaran
Membuat soal ulangan tengah semester
Naskah Soal Kunci Jawaban Kisi-kisi Soal
Melaksanakan tugas sebagai pengawas ulangan tengah semester
Jadwal Mid Semester SK Pengawas Foto Berkas bukti pengembalian soal dan LJK
2
3
4
5
6
Jumat,7Okt ober 2016 Sabtu, 8 Oktober 2016 Rabu, 12 Oktober 2016
13
Tata Tertib Pelaksanaan Ulangan 7 Rabu, 12 Oktober 2016 8 Kamis, 13 Oktober 2016
Mengoreksi dan menilai hasil evaluasi tengah semester
Daftar Nilai Foto
Pembuatan majalah dinding di sekolah dengan tema ‘Cinta Bahasa dan Negeri’
Foto Surat Permohonan
Tabel 5:. Jadwal Konsultasi dengan Coach
3.2 Identifikasi Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas dan Alternatif Solusi Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal ini dilakukan karena sebagai pelayan publik, ASN berhubungan dengan masyarakat yang selalu menginginkan pelayanan yang profesionalisme dan integritas. Terlebih lagi dalam pelayanannya, ASN wajib melaksanakan nilai-nilai dasar Akuntabilias, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Namun, kenyataan di lapangan banyak ditemukan kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan tugas. Permasalahan yang ada menuntut seorang ASN untuk bertindak solutif dan inovatif agar pelayanan tetap berjalan lancar. Permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan alternatif solusi tertera pada tabel di bawah ini.
NO
URAIAN TUGAS
PERMASALAHAN
SOLUSI
1
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII dengan model pembelajaran Numbered Heads Together materi Menyimak Berita
Permasalahan yang kerap terjadi adalah perangakat pembelajaran yang dibuat guru masih konvensional
2
Melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together materi Menyimak Berita untuk kelas VIII Membuat media pembelajaran Bahasa Indonesia berbentuk
Model pembelajaran sebelumnya masih kurang variatif
Alternatif solusi dari permasalahan tadi ialah membuat dan mengemas perencanaan pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif
Kurang tersedianya peralatan yang
Menyiapkan lebih awal peralatan yang
3
14
mendukung
4
kartu pada materi fakta dan opini dalam iklan untuk kelas 9 Pelaksanaan senam pagi di sekolah
5
Membuat soal ulangan tengah semester
Sulitnya membuat kisi-kisi soal dan bentuk soal yang sesuai dengan kemampuan siswa
Melaksanakan tugas sebagai pengawas ulangan tengah semester
Siswa sering kelupaan mengembalikan lembar soal
Mengoreksi dan menilai hasil evaluasi tengah semester
Siswa kelupaan menuliskan identitas diri di lembar kerja
6
7
8
Pembuatan majalah dinding di sekolah dengan tema ‘Cinta Bahasa dan Negeri’
Peralatan senam yang ada di sekolah terkadang rusak saat pelaksanaan dikarenakan barang lama
Kurangnya minat siswa untuk membuat sebuah karya
dibutuhkan secara pribadi maupun dari sekolah Menyiapkan peralatan lebih awal dan membawa peralatan cadangan dari milik guru yang ada. Membuat kisi-kisi dengan standar sesuai dengan kemampuan siswa dan membuat soal dengan bentuk yang variatif dengan menyesuaikan materi Mengingatkan siswa di awal dan di akhir kegiatan ulangan untuk mengembalikan lembar soal Selalu mengingatkan siswa untuk menuliskan identitas diri Membuat majalah dinding sekolah dengan cara membimbing langsung
Tabel 6:Identifikasi Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas
15
3.3 Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS (Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan) Penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut di atas yang terkait dengan kegiatan yang telah dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel di bawah ini. SKP 1
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII dengan model pembelajaran Numbered Heads Together materi Menyimak Berita
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Selasa, 27 September 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2
Menyiapkan silabus Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran Menentukan model pembelajaran Menyusun langkah-langkah pembelajaran Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban
3.3 3.4 3.5 4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Permenegpan RB pasal 13 ayat 1 menjelaskan bahwa kegiatan guru satu diantaranya adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ada dalam silabus. Oleh karena itu, sebelum membuat RPP saya terlebih dahulu menyiapkan silabus dan referensi sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP untuk kelas 8 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Satu Atap Subah dengan batas waktu kerja yang jelas. Saya membuat RPP pada hari selasa, 27 September 2016. Penetapan waktu kerja dan targer-target penyelesaian ini menjadi suatu sikap penting bagi saya agar penyusunan RPP ini dapat diselesaikan dengan cepat dan hasil pekerjaan menjadi tepat dan benar. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator kejelasan target). Setelah menyiapkan silabus dan referensi, saya menyusun indikator dan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dan indikator ditarik dari kompetensi dasar. Penyusunan RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan tugas pokok dari seorang guru. Oleh karena itu, berkaitan dengan profesi saya sebagai guru bahasa Indonesia, saya harus mempersiapkan 16
pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan terencana. Kaitan aspek tanggung jawab mempersiapkan RPP dengan konteks nasionalisme adalah mempersiapkan dokumen mengajar yang jelas dan tepat bagi seorang guru merupakan kewajiban agar dapat menghasilkan didikan yang bermutu untuk kemajuan bangsa. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator tanggung jawab). Penyusun RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan sangat hati-hati. Artinya, proses penyusunan RPP ini dilakukan dengan memahami dengan baik format dan aturan penyusunan yang berlaku. Selain itu, saya juga selektif dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa SMP Negeri 6 Satu Atap Subah. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat). Saya telah menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan memperhatikan pedoman yang ada. Langkah-langkah pembelajaran ini berdasarkan langkahlangkah pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan lebih menyenangkan dan variatif dibanding model sebelumnya. Pembelajaran dengan model ini menitikberatkan pada kemampuan siswa secara berkelompok dan lebih aktif. Pada model pembelajaran sebelumnya hanya guru yang lebih aktif karena model yang digunakan adalah ceramah. (Mengaplikasikan nilai dasar Komitmen Mutu pada indikator inovatif). Pada tahap akhir penyusunan RPP, saya menyusun soal evaluasi pembelajaran. Penyusunan soal evaluasi pembelajaran dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa saya, oleh karena itu saya tidak mengambil soal untuk evaluasi dari internet atau buku soal-soal yang sudah dibuat oleh sekolah lain. Soal-soal yang ada di internet atau buku-buku belum tentu sesuai dengan kemampuan siswa saya. (Mengaplikasikan nilai dasar Anti Korupsi pada indikator mandiri). 17
5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Akuntabilitas (Kejelasan Target) Nasionalisme (Tanggung Jawab) Etika Publik (Cermat) Komitmen Mutu (Inovatif) Anti Korupsi (Mandiri)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
RPP Media Pembelajaran (Video Berita) Naskah Tes Kunci Jawaban Foto
7
Manfaat
7.1
Manfaat bagi guru: Dokumen RPP ini dapat dijadikan bahan perencanaan pembelajaran untuk guru lain yang ingin melihat dan mempelajari dokumen RPP. Bagi saya pribadi, RPP ini menjadi acuan kerja dalam melaksanakan proses pembelajaran hingga proses penilaian. Manfaat bagi siswa: Penyusunan RPP ini tidak memiliki manfaat secara langsung bagi siswa, tetapi siswa merasakan dampak positif jika guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan dokumen RPP yang telah disusun dengan menanamkan ANEKA. Siswa mendapatkan pelayanan pembelajaran lebih baik jika guru menyelenggarakan pembelajaran menggunakan pedoman RPP yang telah disusun secara baik dan benar. Manfaat bagi sekolah: Dokumen RPP hasil penyusunan ini menjadi dokumen pendukung kelengkapan administrasi bagi sekolah sebagai satu di antara unsur yang dinilai dalam proses akreditasi sekolah. Dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Negeri 6 Subah, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan, dan misi organisasi poin ke-3, yakni Mengembangkan pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai 18
ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Kejelsan Target Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka PNS tidak menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Target yang dibuat harus berdasarkan jadwal dan kompetensi dasar. Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Tanggung Jawab Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh PNS dalam hal ini adalah guru akan dibuat dengan tidak siungguhsungguh/asal-asalan. Pelaksanaan pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik jika rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat asal-asalan. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka rancangan yang dibuat tidak akan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, guru yang baik mampu memilih model pembelajaran yang tepat. Kecermatan diperlukan dalam pemilihan model pembelajaran. Tidak semua model pembelajaran bisa diterapkan disemua materi ajar. Jika salah dalam menentukan model pembelajaran, maka pelaksanaan pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Inovatif Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan pembelajaran akan monoton. Pelaksanaan pembelajaran yang tidak didasarkan pada RPP yang inovatif akan menghasilkan pembelajaran yang tidak sistematis, membuat siswa cepat bosan sehingga hasil belajar siswa tidak memuaskan. PNS dalam hal ini guru harus inovatif dalam bekerja. Guru yang tidak inovatif akan membuat pendidikan Indonesia (secara umum) stagnan. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Disiplin Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, 19
maka guru akan lalai dalam melaksanakan kegiatan. Jadwal yang telah dibuat menjadi acuan batas waktu guru dalam menyelesaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Guru yang tidak disiplin dalam hal ini terlambat membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran, akan menyebabkan pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan tidak lancar. Guru akan mengajar tanpa rancangan Selain itu mutu pendidikan akan turun jika PNS dalam ini adalah guru tidak disiplin dalam bekerja.
Tabel 7:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 1
20
SKP 2
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together materi Menyimak Berita untuk kelas VIII
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Jumat, 30 September 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2
Menyiapkan perangkat pembelajaran Melakukan Apersepsi; berdoa, mengecek kehadiran, dan memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran Memberikan soal evaluasi pada akhir pembelajaran
3.3 3.4 3.5
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, saya mengacu pada rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah saya buat. Oleha karena itu, sebelum pelaksanaan pembelajaran saya harus menyiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan pembelajaran, saya tidak mengubah ataupun membedakan langkah-langkah pembelajaran atau model pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran terhadap rancangan yang dibuat. Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator konsisten). Sebelum memulai pembelajaran, saya mengajak siswa berdoa bersama agar pembelajaran yang didapatkan menjadi berkah. Selanjutnya saya mengecek kehadiran siswa pada hari tersebut dan menanyakan kembali materi-materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Mengecek kehadiran siswa, menanyakan materi sebelumnya adalah bagian dari apersepsi pembelajaran. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator religius dan nilai dasar etika publik dengan indikator cermat ). Setelah siswa berdoa dan menyampaikan pemahamannya pada materi sebelumnya, saya menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Tujuan menyampaikan tujuan pembelajaran adalah agar siswa tahu 21
kompetensi yang harus mereka pelajari dan capai. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada kejelasan target). Saya melaksanakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together. Pembelajaran dengan model Numbered Heads Together merupakan salah satu pembelajaran yang terbaharukan, dari pembelajaran yang bersifat satu arah menjadi pembelajaran berkelompok. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator inovasi). Saat proses penyampaian materi pembelajaran selesai, pada tahap terakhir pembelajaran saya memberikan evaluasi kepada siswa. Pemberian soal evaluasi pembelajaran kepada siswa sudah ditentukan di dalam RPP. Saya melaksanakan proses evaluasi pembelajaran tepat waktu, siswa saya tugaskan mengerjakan tugas setelah materi disampaikan dan mengumpulkan tugas lima menit sebelum akhir pelajaran. (Mengaplikasikan nilai dasar anti korupsi pada indikator disiplin). 5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Akuntabilitas (Konsisten dan kejelasan target) Nasionalisme (Relegius) Etika Publik (Sopan dan cermat) Komitmen Mutu (Inovasi) Anti Korupsi (Disiplin)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
Daftar hadir siswa Foto Dokumentasi/RPP SK Mengajar Tugas Siswa
7
Manfaat
7.1
Manfaat bagi guru: Pelaksanakanaan proses pembelajaran berdasarkan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan memberikan manfaat bagi saya, yaitu sebagai sarana utama dalam mengembangkan kemampuan mengajar (pedagogik) kepada siswa. Pengembangan kemampuan ini menjadi sangat penting dan efektif jika saya berpartisipasi langsung dan bertanggung jawab penuh melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. 22
Manfaat bagi siswa: Pembelajaran bahasa Indonesia ini dilaksanakan demi memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa. Siswa mendapatkan haknya dalam memperoleh pengetahuan serta mengonstruksi pemikiran mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Manfaat bagi sekolah: Pelaksanakanaan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan jadwal pembelajaran bermanfaat bagi sekolah sebagai bukti pelaksanakanaan tugas saya sebagai guru. Kepala sekolah juga dapat merasa lebih mudah menjalankan fungsi kontrol sekolah jika proses pembelajaran dilakukan dengan baik oleh guru-guru yang ada di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah. Dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IX SMP Negeri 6 Subah saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan. dan misi organisasi poin ke-3, yakni Mengembangkan pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. 8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Konsisten Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai rencana. Tujuan dibuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dibuat adalah memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran. Jika di lapangan tidak sama dengan rancangan, tentunya akan merusak proses pembelajaran. Pembelajaran akan berjalan tanpa tujuan yang jelas. Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Relegius Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka dikhawatirkan siswa tidak tenang dan fokus dalam pembelajaran. Tujuan dari 23
berdoa sebelum belajar atau ulangan adalah untuk meminta keselamatan, kelancaran, dan ketenangan dalam belajar. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka buku presensi harian siswa tidak terisi dengan baik. Guru yang tidak cermat dalam mengecek siswa akan merugikan siswa yang hadir. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Inovasi Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan pembelajaran akan monoton. Tidak ada perubahan yang dilakukan guru dalam pendidikan dalam akan membuat hasil belajar siswa tidak berubah. PNS dalam hal ini guru harus inovatif dalam bekerja. Guru yang tidak inovatif akan membuat pendidikan Indonesia (secara umum) stagnan. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Disiplin Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka guru akan lalai dalam tugasnya. Jadwal yang telah dibuat oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum menjadi pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru yang tidak disiplin dalam hal ini datang terlambat, akan menyita waktu siswa dan pelaksanaan pembelajaran kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Selain itu mutu pendidikan akan turun jika PNS dalam ini adalah guru tidak disiplin dalam bekerja.
Tabel 8:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 2
24
SKP 3
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Membuat media pembelajaran Bahasa Indonesia berbentuk kartu pada materi fakta dan opini dalam iklan untuk kelas 9
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Sabtu, 1 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2
Menentukan media pembelajaran Mendata kalimat-kalimat yang ditulis dalam kartu kata dengan mengklasifikasikannya menjadi kalimat fakta dan kalimat opini Membuat kartu dengan bentuk kertas ukuran 7 x 15 cm untuk satu kalimat. Melakukan simulasi terhadap penggunaan media pembelajaran dan melakukan revisi jika terdapat bagian yang kurang sempurna.
3.3 3.4
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seorang guru hendaklah mampu membuat media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Saya telah membuat media pembelajaran dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran lancar dan lebih variatif, hal pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan media adalah menentukan bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran yang telah saya buat adalah kartu yang berisi kalimat fakta dan opini dalam iklan. Penentuan media pembelajaran ini sebelumnya saya konsultasikan terlebih dahulu kepada atasan saya langsung, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Tujuannya adalah menerima saran dan masukkan dari atasan mengenai media pembelajaran tersebut. Setelah atasan saya setuju dan mengoreksi beberapa kekurangan, saya melanjutkan ke tahap kegiatan selanjutnya. Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab dan nilai dasar nasionalisme pada indikator musyawarah) Pembuatan media pembelajaran saya lakukan dengan sangat berhati-hati, dalam hal ini membuat dan memilih kalimat25
kalimat yang dikategorikan sebagai fakta dan opini. Kalimat demi kalimat saya cermati, hal ini untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran kalimat yang dapat menimbulkan ambiguitas bacaan. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat). Selanjutnya saya membuat kartu yang nantinya kartu ini yang disusun oleh siswa. Penggunaan kartu dalam pembelajaran materi fakta dan opini dalam iklan adalah hal baru bagi siswa saya. Kartu yang telah saya buat berukuran 7 cm x 15 cm dan setiap kartu berisi satu kalimat. Bahanbahan untuk pembuatan media ini disediakan oleh pihak sekolah, oleh karena itu saya tidak berlebihan dalam penggunaan dan digunakan seperlunya saja sehingga tidak memberikan kerugian terhadap sekolah dan negara. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator inovasi dan antikorupsi pada indikator sederhana)
5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Untuk menguji apakah media yang saya buat itu dapat digunakan oleh siswa saya, saya melakukan simulasi terhadap penggunaan media pembelajaran. Pada awalnya saya merencanakan kartu-kartu yang berisi kalimat fakta dan opini saya masukkan dalam amplop dengan jenis kalimat yang sama. Namun setelah merefleksi simulasi yang telah saya lakukan, saya memutuskan ada empat amplop untuk empat kelompok. Setiap amplop berisi lima kalimat, dua kalimat fakta dan tiga kalimat opini. Revisi yang saya lakukan pada bagian yang kurang sempurna setelah refleksi dari kegiatan simulasi (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat dan nilai dasar akuntabel pada indikator tanggung jawab). Akuntabilitas (Tanggung jawab) Nasionalisme (Musyawarah) Etika Publik (Cermat) Komitmen Mutu (inovasi) Anti Korupsi (Sederhana)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2
RPP Media Pembelajaran (Kartu yang 26
6.3 7
Manfaat
7.1
Digunakan dalam Pelaksanaan) Foto Manfaat bagi guru: Kegiatan membuat media pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi guru. Proses pembuatan media pembelajaran hasilnya mempermudah guru dalam menyampaikan materi di kelas sehingga siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Manfaat bagi siswa: Media pembelajaran ini memberikan keuntungan bagi siswa, yaitu proses pembelajaran yang diikuti siswa menjadi lebih menarik. Apabila siswa menarik mengikuti pembelajaran, diharapkan materi yang disampaikan lebih mudah diserap. Dengan membuat karya inovatif berupa media pembelajaran Bahasa Indonesia, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan, dan misi organisasi poin ke-3, yakni Mengembangkan pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka media ajar yang dibuat oleh guru tidak akan bisa digunakan dengan baik bahkan tidak bisa digunakan. Media yang tidak bisa digunakan dengan baik atau tidak bisa digunakan akan menghambat proses pembelajaran. Pembelajaran akan terlihat monoton dan tidak menarik Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Musyawarah Dampak: Perencanaan pembelajaran, kegiatan sekolah, dan pembuatan media pembelajaran perlu dimusyawarahkan dengan atasan, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Guru yang tidak menerapkan nilai dasar nasionalisme pada indikator 27
musyawarah di kegiatan ini, akan berdampak menyulitkan kepala sekolah dalam melakukan penilaian terhadap guru. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka dikhawatirkan konten majalah dinding yang dibuat bahasa dan gambarnya tidak terkontrol. Diperlukan kecermatan dalam pembuatan majalah dinding, tema dan konten yang tidak sesuai akan memberikan pengaruh buruk pada siswa. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Inovasi Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan pembelajaran akan monoton. Tidak ada perubahan yang dilakukan guru. Guru yang tidak inovatif akan membuat pendidikan Indonesia (secara umum) stagnan. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Sederhana Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka PNS akan boros dalam menggunakan barang sekolah. PNS yang tidak menerapkan indikator sederhana dalam kegiatannya ini akan semena-mena dalam menggunakan anggaran sekolah atau barang-barang sekolah.
Tabel 9:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 3
28
SKP 4
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Pelaksanaan senam pagi di sekolah
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1 Jumat, 7 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Memperhatikan jadwal senam pagi Menyiapkan peralatan senam Mengumpulkan siswa Mengecek kehadiran siswa Mengecek kelengkapan atribut dan pakaian siswa Memulai senam Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas untuk mengarahkan peserta didik agar mampu menjadi insan yang sehat jasmani dan rohani. Sehingga program senam pagi perlu dilaksanakan agar peserta didik mampu menjaga kesehatannya. Sebelum kegiatan senam dimulai, saya terlebih melihat jadwal pelajaran pribadi saya. Tujuannya agar bisa mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dan ingin disampaikan nantinya (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat). Sebelum menyiapkan siswa di lapangan, saya menyiapkan peralatan senam yang dibutuhkan. Peralatan senam yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya agak banyak dan berat. Oleh karena itu, saya meminta bantuan kepada siswa untuk menyiapkan peralatan senam. Beberapa siswa laki-laki membantu saya menyiapkan mengatur pengeras suara, proyektor, kabel, laptop, dan meja. Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator kerja sama) Di saat pelaksanaan senam, saya mengumpulkan siswa di halaman sekolah terlebih dahulu untuk membentuk barisan secara benar. Siswa telah saya arahkan dan diberikan aba-aba sebelum masuk ke praktik senam secara langsung dengan bahasa yang baik, tidak berteriak, atau marah dengan siswa. Tujuannya tentu agar siswa bisa lebih mudah memahami yang disampaikan dan tidak tersinggung dengan 29
ucapan-ucapan saya. Setelah siswa dikumpulkan, saya mengecek kehadiran setiap kelas yang mengikuti kelas dan memeriksa kelengkapan mereka berpakaian. Ada beberapa siswa yang saya temukan tidak lengkap dalam berpakaian. Pada umumnya, siswa tidak memakai celana olahraga dengan berbagai alasan. Saya memberikan teguran dan peringatan kepada siswa yang tidak lengkap dalam berpakaian, tujuannya tentu kedepannya mereka disiplin dalam berpakaian. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab dan etika publik pada indikator sopan) Pada pelaksaan praktik senam langsung, saya melaksanakan pemanasan terlebih dahulu kepada siswa agar otot-otot dan persendian mereka tidak kaku. Pelaksanaan senam tidak langsung ke pergerakan inti, karena ditakutkan terjadi kram atau kejang otot pada siswa. Selanjutnya masuk ke pergerakan inti dan terakhir adalah tahap pendinginan yang bertujuan untuk merenggangkan otot-otot dan persendian mereka. Tahap akhir yang merupakan tahap pendinginan bertujuan untuk merenggangkan otot siswa. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator berorientasi pada mutu) Saya melaksanakan kegiatan senam ini tiap hari Jumat. Pelaksanaan ini sesuai dengan waktu atau jadwal yang sudah ditentukan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Saya selalu melaksanakan senam bersama siswa SMP Negeri 6 Satu Atap Subah sesuai jadwal yang ditentukan. (Mengaplikasikan nilai dasar anti korupsi pada indikator disiplin)
5
6
Nilai Dasar dan Indikator
Out Put / Hasil
5.1
Akuntabilitas (tanggung jawab)
5.2 5.3 5.4 5.5
Nasionalisme (kerja sama) Etika Publik (sopan) Komitmen Mutu (beriorientasi pada mutu) Anti Korupsi (disiplin)
6.1
Foto 30
7
Manfaat
6.2
Dokumen/Jadwal Pelajaran
7.1
Manfaat yang didapatkan pada kegiatan ini adalah menjaga kebugaran siswa dan membentuk fisik yang sehat. Selain itu kegiatan senam bermanfaat mempererat hubungan warga sekolah yakni dengan melaksanakan senam bersama antarkelas dan guru. Dengan melaksanakan kegiatan senam pagi, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan, dan misi organisasi poin ke-7, yakni menanamkan kebiasaan hidup sehat pada siswa.
8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka akan berkurangnya rasa tanggung jawab PNS dalam hal ini guru terutama dalam pelayanan publik. Akan banyak siswa yang lemah dan lesu dalam menerima pelajaran jika guru tidak melaksanakan tugasnya atau tidak bertanggung jawab dengan tugas dalam hal ini kegiatan senam pagi. Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Kerja sama Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka hubungan antara guru dan siswa akan berjarak. Guru harus bekerja sama dengan semua pihak sekolah termasuklah di dalamnya siswa. Guru yang tidak bisa bekerja sama akan memperlambat usaha memajukan pelayanan publik di bidang pendidikan. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Dampak: Melihat jadwal pelajaran penting dilakukan oleh seorang guru, jika nilai dasar etika publik dengan indikator cermat tidak ada dalam pelaksanaannya, maka guru kurang siap dalam kegiatan ini. Akan 31
berdampak pada siswa yang siap mengikuti kegiatan (senam pagi). Guru bisa teledor dengan jadwal kegiatan, bahkan akan telat mempersiapkan yang diperlukan dalam kegiatan. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Beriorientasi pada Mutu Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan kegiatan ini tidak akan berjalan dengan lancar. Senam yang baik adalah diawali dengan pemanasan dilanjutkan dengan kegiatan inti dan ditutup dengan kpendinginan. Guru yang tidak memperhatikan hal ini bisa menyebabkan siswa merasakan kelelahan dan sakitsakitan. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Disiplin Dampak: Jadwal yang telah dibuat oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum menjadi pedoman guru dalam pelaksanaan senam pagi. Guru yang tidak disiplin dalam hal ini datang terlambat, akan menyita waktu siswa dan pelaksanaan kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Waktu yang dibutuhkan terkurangi oleh guru yang datang terlambat (tidak disiplin)
Tabel 10:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 4
32
SKP 5
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Membuat soal ulangan tengah semester
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Sabtu, 8 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2 3.3 3.4
Menyiapkan literatur/referensi Menyusun kisi-kisi soal Membuat soal ulangan Membuat kunci jawaban
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Sebagai seorang guru, saya memiliki kewajiban untuk memberikan evaluasi setiap tengah semester kepada siswa. Sebelum penyusunan soal ulangan tengah semester, tentunya saya harus menyiapkan literatur. Tujuannya agar soal yang saya buat valid. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab). Dalam pembuatan soal, tentu ada tahap lain yang dilalui, di antaranya pembuatan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal merupakan kewajiban guru dalam membuat soal yang diamanatkan dalam pedoman pembuatan soal. Saya telah membuat kisi-kisi soal sesuai dengan standar kompetensi yang telah diajarkan kepada siswa. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator taat peraturan). Setelah membuat kisi-kisi soal, tahap selanjutnya adalah membuat soal. Dalam membuat soal saya berpedoman pada kisikisi soal yang sudah dibuat, sehingga soal yang dihasilkan berkualitas, mampu mengukur pemahaman siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Soal evaluasi tengah semester yang saya buat untuk siswa kelas VIII terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan 5 soal essai. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator berorientasi mutu). Saya telah menyelesaikan pembuatan soal ulangan sesuai waktu yang ditentukan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum tanpa menunda-nundanya. Soal yang telah saya buat saya berikan kepada staf tata usaha SMP Negeri 6 Satu Atap Subah sebelum 33
pelaksanaan ulangan tersebut dimulai. Soal yang sudah saya buat tidak saya sebarkan kunci jawabannya agar tidak ada siswa yang dirugikan. Mengaplikasikan nilai dasar anti korupsi pada indikator disiplin dan nilai dasar nasionalisme pada indikator menjaga rahasia). 5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1
Akuntabilitas (tanggung jawab)
5.2 5.3 5.4 5.5
Nasionalisme (menjaga rahasia) Etika Publik (taat pada peraturan) Komitmen Mutu (berorientasi pada mutu) Anti Korupsi (disiplin)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2 6.3
Naskah Soal Kunci Jawaban Kisi-kisi Soal
7
Manfaat
7.1
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru, dikarenakan kegiatan ini merupakan proses evaluasi pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa selama setengah semester. Kegiatan penilaian ini juga menjadi momen bagi siswa untuk mengukur kemampuan dan evaluasi belajar mereka selama setengah semester. Dengan menyusun soal ulangan tengah semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 6 Subah, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan dan misi organisasi poin ke-2, yakni menimbulkan semangat kerja atas dasar disiplin.
8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka PNS akan tidak disiplin dengan tugasnya. Tugas wajib dari seorang guru selain mengajar adalah menilai. Hasil belajar siswa tidak akan terukur oleh guru bilang tidak bertanggung jawab. Nilai Dasar : Nasionalisme 34
Indikator : Menjaga rahasia Dampak: PNS yang tidak bisa menjaga rahasia dalam kegiatan ini tidak akan dapat mengetahui atau mengukur hasil belajar siswa dengan tepat. Akan terjadi kecurangan dimana-mana. Serta berkurang wibawa seorang guru karena memberikan jawaban kepada siswa Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Taat Peraturan Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan dalam kegiatan membuat soal ulangan, PNS akan asal-asalan dalam membuat soal. Soal yang dibuat pun tidak sesuai dengan yang akan diukur pada siswa serta tidak valid. Kisi-kisi soal meruapakan alat pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Berorientasi pada Mutu Dampak: Jika nilai ini tidak dilaksanakan dalam kegiatan membuat soal ulangan,Soal yang dibuat oleh seorang guru tidak akan berkualitas. Kisi-kisi soal dibuat sebagai pedoman pembuatan soal. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Disiplin Dampak: PNS dalam hal ini guru yang tidak disiplin dalam bertugas akan memberikan dampak buruk yang banyak pada siswa dan pelaksanaan ulangan tidak akan berjalan dengan lancar dengan alasan disiplin PNS yang rendah. Soal yang harusnya selesai sebelum hari pelaksanaan akan tertunda dan mempengaruhi pelaksanaan ulangan tengah semester.
Tabel 11:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 5
35
SKP 6
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Melaksanakan tugas sebagai pengawas ulangan tengah semester
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Rabu, 12 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1
Memperhatikan jadwal pengawas ulangan tengah semester Di ruang kelas memulai ulangan dengan berdoa Mengecek kehadiran siswa Membagikan lembar soal dan LJK Mengawasi peserta ulangan Mengumpulkan lembar soal dan dan lembar jawaban Mengembalikan soal dan LJK kepada panitia
3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Pelaksanaan ulangan tengah semester dijadwalkan pada tanggal 10 – 16 Oktober 2016. Dijadwal pembagian tugas sebagai pengawas ulangan, saya mendapat tugas selama satu hari yaitu pada hari Rabu, 12 Oktober 2016. Pada kegiatan mengawas ulangan, tentu hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam hal ini saya adalah melihat jadwal pengawas ulangan pelaksanaan. Tujuannya agar saya bisa mempersiapkan diri sebelumnya dan berkoordinasi dengan panitia ulangan tengah semester. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab) Saat bel tanda masuk kelas dibunyikan, saya bersiap menuju ruangan yang saya awasi. di dalam kelas, memerintahkan siswa untuk menyiapkan diri dan menyuruh mereka menyimpan barang-barang yang berisi buku mata pelajaran. Hal ini dikhawatirkan memberi celah kepada siswa untuk mencontek di buku pelajaran. Sebelum pengerjaan soal ulangan, saya mengajak siswa terlebih dahulu berdoa bersama-sama. Tujuannya adalah agar siswa lebih tenang dalam pengerjaan soal ulangan dan diberkati. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator relegius dan nilai dasar anti korupsi pada indikator disiplin) 36
Selain mengawas ulangan dan membagikan serta mengumpulkan soal, sebagai seorang pengawas ulangan, tugas lainnya adalah mengecek kehadiran siswa. Saya telah mengecek kehadiran siswa pada saat sebelum membagikan soal ulangan. Setelah mengecek kehadiran siswa barulah saya membagikan naskah soal dan LJK kepada siswa. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat) Dalam pelaksanaan pengawasaan ulangaan, saya telah mengawasi peserta didik dengan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaannya tidak ditemukan siswa yang melakukan kecurangan.. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab) Setelah waktu pengerjaan soal ulangan habis, saya meminta siswa untuk meninggalkan lembar soal dan LJK di atas meja mereka. Tujuannya adalah agar mereka tidak menimbulkan kesan mengganggu jika harus gantian memberikan soal dan LJK kepada saya. Setelah itu saya mengemaskan semua peralatan ulangan dan mengembalikan peralatan ulangan di antaranya pulpen, pensil, peraut, staples, dan sebagainya kepada panitia ulangan. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator efektivitas dan anti korupsi pada indikator jujur) 5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1
Akuntabilitas (tanggung jawab)
5.2 5.3 5.4 5.5
Nasionalisme (relegius) Etika Publik (cermat) Komitmen Mutu (efektivitas) Anti Korupsi (jujur dan disiplin)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
Jadwal Mid Semester SK Pengawas Foto Berkas bukti pengembalian soal dan LJK Tata Tertib Pelaksanaan Ulangan
7
Manfaat
7.1
Dengan melaksanakan kegiatan mengawasi pelaksanaan ulangan tengah semester, telah dapat terjaga ketertiban dan 37
kedisiplinan, dalam hal ini kedisiplinan guru sebagai pengawas dan kedisiplinan siswa dalam mengerjakan evaluasi Dengan melaksanakan tugas sebagai pengawas ulangan tengah semester, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu Membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan dan misi organisasi poin ke-2, yakni Menimbulkan semangat kerja atas dasar disiplin. 8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Dampak : Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka terganggunya proses pelaksanaan ulangan tengah semester karena tidak adanya tanggung jawab terhadap jadwal yang telah ditetapkan Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Relegius Dampak :Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka dikhawatirkan siswa tidak tenang dan fokus dalam pengerjaan soal ulangan. Tujuan dari berdoa sebelum ulangan atau belajar adalah untuk meminta keselamatan, kelancaran, dan ketenangan. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Dampak :Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka siswa tidak akan tercatat kehadirannya sebagai laporan pelaksanaan ulangan tengah semester dan ini dapat mengganggu pelaksanaan ulangan. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Efektivitas Dampak :Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka siswa akan ribut saat pengumpulan soal dan LJK kepada guru. Siswa yang sedang fokus mengerjakan soal pun akan terganggu. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Jujur Dampak :Jika nilai ini tidak dilaksanakan, 38
maka akan banyak inventaris sekolah yang hilang atau tidak kembali setelah pelaksanaan ulangan.
Tabel 12:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 6
39
SKP 7
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Mengoreksi dan menilai hasil evaluasi tengah semester
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Rabu, 12 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1 3.2 3.3 3.4
Menerima berkas LJK siswa dari panitia Memeriksa hasil ulangan siswa Memasukkan hasil ulangan ke daftar nilai Menyampaikan hasil ulangan kepada siswa
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Sebagai guru bahasa Indonesia saya telah melaksanakan proses penilaian hasil ulangan tengah semester siswa SMP Negeri 6 Satu Atap Subah pada tanggal 12 Oktober 2016. Hal pertama yang telah saya lakukan pada kegiatan ini adalah menerima berkas LJK siswa dari panitia dan selanjutnya memeriksa langsung isi berkas. Tugas siswa diperiksa dan selanjutnya dinilai sebagai upaya untuk memberikan penilaian, pertimbangan dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran merupakan tugas guru. Mengingat hal tersebut, saya melaksanakan pemeriksaan dan penilaian hasil evaluasi siswa secara sungguh-sungguh. (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab). Saat melakukan pemeriksaan dan penilaian dalam hal mengoreksi hasil siswa, saya tidak membeda-bedakan antara anak lakilaki dan perempuan. Pemberian nilai sesuai dengan kemampuan dan hasil yang mereka peroleh sendiri. Selain itu, saat penilaian hasil evaluasi siswa, saya telah memberikan tanda benar dan salah pada lembar kerja siswa. Tujuannya adalah agar siswa tahu bagian mana mereka yang salah menjawab dan bisa mereka perbaiki saat kegiatan remedial. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator adil dan transparan). Dalam pemberian nilai pada hasil evaluasi siswa, tentunya sebagai seorang guru saya berpedoman pada format penilaian yang telah dibuat. Proses penilaian ini harus 40
bermuara pada pencapaian hasil yang baik bagi siswa, yakni dengan memberikan masukan yang berimbang dan tidak sematamata memberikan nilai kuantitatif. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator berorientasi pada mutu). Setelah selesai menilai semua hasil evaluasi tengah semester siswa, saya selanjutnya memasukkan nilai ke daftar nilai. Saya telah memasukkan niali dengan hati-hati agar tidak salah memasukkan nilai ke nama masing-masing siswa. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator cermat). Pada tahap kegiatan akhir penilaian yang telah saya lakukan adalah mengumumkan hasil evaluasi. Saya telah mengumumkan daftar hasil ulangan tengah semester kepada siswa tanpa menambah atau mengurangi nilai. Nilai yang disampaikan sesuai dengan yang telah mereka peroleh sebelumnya. Tujuan dari pengumuman ini adalah agar siswa bisa tahu hasil evaluasi mereka dan melakukan perbaikan. (Mengaplikasikan nilai dasar anti korupsi pada indikator jujur). 5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1
Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
5.2 5.3 5.4 5.5
Nasionalisme (Adil dan Transparan) Etika Publik (Cermat) Komitmen Mutu (Berorientasi pada Mutu) Anti Korupsi (Jujur)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2
Daftar Nilai Foto
7
Manfaat
7.1
Manfaat yang diperoleh oleh peserta didik adalah peserta didik mendapatkan tindakan yang tepat setelah tugasnya dikoreksi. Tugas siswa diperiksa dan dikoreksi sebagai upaya untuk memberikan penilaian, pertimbangan dan evaluasi proses pembelajaran. Dengan memeriksa dan menilai hasil ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesiasiswa SMP Negeri 6 Subah, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu membangun generasi yang 41
bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan dan misi organisasi poin ke-2, yakni Menimbulkan semangat kerja atas dasar disiplin. 8
Analisis Dampak
8.1
Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka hasil evaluasi siswa tidak akan terkoreksi dengan baik bahkan hasil evaluasi siswa tidak akan terukur dengan baik. Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Adil dan Transparan Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka siswa akan dirugikan dengan penilaian yang subjektif berdasarkan gender. Selain itu pelaksanaan kegiatan yang tidak transparan membuat siswa tidak dapat mengetahui letak kesalahannya dalam mengerjakan soal. Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Cermat Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka guru akan banyak melakukan kesalahan dalam memasukkan data siswa dan nilai yang diperoleh. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Berorientasi pada Mutu Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka kualitas penilaian yang dilakukan oleh guru bisa kurang baik. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Jujur Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka akan terjadi kecurangan, dalam hal ini penyampaian hasil ulangan yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan hasil koreksi yang telah dilaksanakan.
Tabel 13:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 7
42
SKP 8
1
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan Kegiatan 1.1 Pembuatan majalah dinding di sekolah dengan tema ‘Cinta Bahasa dan Negeri’
2
Tanggal Pelaksanaan
2.1
Kamis, 13 Oktober 2016
3
Tahap Kegiatan
3.1
Menyampaikan usulan pembuatan majalah dinding kepada kepala sekolah Memberitahukan pembuatan majalah dinding kepada siswa Menyiapkan bahan dan peralatan Membimbing siswa dalam pembuatan majalah dinding Memajang hasil majalah dinding yang dibuat siswa
3.2 3.3 3.4 3.5
4
Uraian Pelaksanaan Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar
4.1
Untuk meningkatkan semangat kreatifitas peserta didik maka perlu disiapkan sebuah wadah oleh sekolah atau guru untuk menampung kreatifitas tersebut. Oleh karena itulah, saya telah membimbing peserta didik dalam kegiatan ini yaitu pembuatan majalah dinding. Dalam pembuatan mading, saya telah menyampaikan usulan kepada atasan saya, baik itu mengusulkan tema ataupun konten dari mading. Tujuannya adalah mendapatkan persetujuan langsung dari atasan. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator musyawara dan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab). Setelah mendapatkan izin dari atasan, saya langsung menyampaikan rencana saya tersebut kepada siswa. Pada saat ini saya meminta siswa untuk mengajukan pendapatnya dalam menentukan tema yang sudah diberikan untuk dipilih. Beberapa siswa berbeda pendapat mengenai tema yang akan dipilih. Pada saat itulahi saya harus bisa menerima masukan-masukan dari siswa dan mengambil keputusan yang tepat mengenai tema yang dipilih dalam hal ini siswa terbanyak memilih tema dengan judul Cinta Bahasa dan Tanah Air.. (Mengaplikasikan nilai dasar nasionalisme pada indikator menghargai pendapat). 43
Dalam pembuatan mading, sekolah telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan oleh siswa. Saya telah memberikan peralatan-peralatan yang dibutuhkan siswa dalam pembuatan mading. Komponen ataupun bahan dan peralatan yang disiapkan oleh sekolah tentu tidak lengkap, untuk memperkaya kreatifitas peserta, siswa mencari bahan atau komponen selain yang telah disiapkan oleh sekolah. Komponen/bahan mading harus diseleksi terlebih dahulu agar tidak memberi dampak buruk bagi warga sekolah (Mengaplikasikan nilai dasar akuntabilitas pada indikator tanggung jawab dan nilai dasar etika publik pada indikator cermat). Konten dari mading yang telah dibuat oleh siswa berisi kalimat-kalimat dan gambargambar yang sopan. Sebelumnya tentu saya telah memberitahukan kepada siswa agar bahasa dan gambar yang dibuat harus sopan, sehingga tidak menimbulkan pengaruh buruk bagi pembaca khususnya siswa. (Mengaplikasikan nilai dasar etika publik pada indikator sopan). Mading yang telah dibuat siswa atas bimbingan saya bebas dalam bentuk dimensi apapun dan bahan apapun asalkan tidak keluar dari tema. Kemampuan mengelola isi mading dan tampilan mading dibutuhkan agar mading terlihat cantik dan bermanfaat serta isinya mudah dipahami. (Mengaplikasikan nilai dasar komitmen mutu pada indikator inovatif). Sebagai bentuk penghargaan pada hasil majalah dinding yang dibuat siswa, saya telah memajang mading tersebut di tempat yang sudah disediakan di ruang publik sekolah, sehingga semua anggota sekolah bisa membacanya. (Mengaplikasikan nilai dasar anti korupsi pada indikator peduli).
44
5
Nilai Dasar dan Indikator
5.1
Akuntabilitas (tanggung jawab)
5.2 5.3 5.4 5.5
Nasionalisme (Musyawarah dan Menghargai Pendapat) Etika Publik (cermat dan Sopan) Komitmen Mutu (Inovatif) Anti Korupsi (peduli)
6
Out Put / Hasil
6.1 6.2
Foto Surat Permohonan
7
Manfaat
7.1
Manfaat dari kegitan ini bagi siswa adalah meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik. Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesua, kegiatan ini menjadi media ajar yang menarik. Guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam berkreatifitas.
8
Analisa Dampak
8.1
Dengan membuat majalah dinding bersama siswa SMP Negeri 6 Subah, saya telah mendukung terwujudnya visi organisasi, yaitu membangun generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, berjiwa nasionalisme, serta peduli pada lingkungan dan misi organisasi poin ke-3, yakni Mengembangkan pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Beberapa dampak yang terjadi apabila nilai ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan ini adalah : Nilai Dasar : Akuntabilitas Indikator : Tanggung Jawab Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan kegiatan pembuatan mading akan terganggu. Guru yang tidak bertanggung jawab dengan terhadap siswa khususnya kegiatan mading, akan membuat siswa malas untuk berkarya. Kreativitas siswa akan terkurung dikarenakan tidak bertanggungjawabnya seorang guru. Nilai Dasar : Nasionalisme Indikator : Musyawarah dan menghargai pendapat Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka seorang PNS tidak akan dapat berdemokrasi dalam kegiatan ini ataupun dalam kegiatan sekolah secara umum. Selain itu dampak yang terjadi jika seorang 45
PNS tidak bisa menghargai pendapat adalah, pendapat-pendapat brilian yang lahir dari orang lain dalam hal ini adalah siswa tidak akan tertampung dan sia-sia Nilai Dasar : Etika Publik Indikator : Sopan Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka konten mading yang dibuat akan jauh dari kata ‘baik’. Mading yang baik adalah mading yang mampu menggunakan bahasa dan gambar yang baik. PNS yang tidak melaksanakan nilai dasar ini tentu akan memberikan dampak yang buruk kepada warga sekolah. Nilai Dasar : Komitmen Mutu Indikator : Inovatif Jika nilai ini tidak dilaksanakan, maka tidak akan ada perubahan dalam dunia pendidikan. PNS yang profesional dalam hal ini adalah guru adalah guru yang mampu membuat siswa berkarya, berpikir kritis, mampu menganalisis, dan memecahkan permasalahan. Nilai Dasar : Anti Korupsi Indikator : Peduli Hilangnya rasa peduli terhadap siswa merupakan dampak dari PNS yang tidak menerapkan nilai dasar anti korupsi pada indikator peduli. PNS yang tidak peduli akan memberikan pelayanan publik khususnya pelayanan pendidikan yang buruk. Kemampuan dan kreativitas siswa tidak akan berkembang bahkan menurun.
Tabel 14:Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan 8
46
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Dari hasil aktualisasi pada tanggal 26 September 2016 – 14 Oktober 2016 di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Kabupaten Sambas dapat disimpulkan: 1. Seluruh kegiatan pada rancangan aktualisasi yang telah dibuat dapat dilaksanakan. 2. Kegiatan aktualisasi selama di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Kabupaten Sambas
telah
memenuhi
nilai-nilai
dasar
profesi
PNS,
ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) 3. Penerapan ANEKA dapat membentuk PNS yang profesional sebagai pelayan masyarakat dalam bidang pendidikan. 4. Penerapan ANEKA selama aktualisasi turut mendorong terwujudnya visi dan misi organisasi. 4.2 Saran Nilai-nilai dasar profesi PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) diharapkan tetap diaktualisasikan dalam melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai abdi negara dan pelayan publik di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Kabupaten Sambas, sehingga tercapainya pelayanan prima yang mampu menunjang perbaikan mutu civitas akademika SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Kabupaten Sambas.
47