BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kue atau jaje dalam Bahasa Bali sangat erat kaitannya dengan hari raya umat Hindu, kue biasanya dijadikan sebagai pelengkap isi banten. Kue/jaje yang digunakan pun beraneka ragam, seperti jaje begina, uli, gipang dan matahari. Dalam
perkembangannya
kue-kue
tersebut
mengalami
beberapa
perubahan/inovasi oleh pembuatnya agar kue tersebut terlihat menarik dan dapet meningkatkan daya jual. Salah satu kue yang paling diminati adalah kue matahari, kue ini merupakan salah satu kue kering yang terbuat dari campuran tepung terigu, tepung hunkwe, tepung tapioka,dan juga gula. Kue ini dibuat dengan menggunakan cetakan yang berbentuk lingkaran dengan motif tertentu, cetakan kue yang telah dipanaskan dalam minyak kemudian dicelupkan ke dalam adonan lalu cetakan tersebut kembali di masukkan ke penggorengan yang berisi minyak panas kemudian di goyangkan hingga adonan terlepas. Salah satu pengusaha kue matahari, Ibu Nyoman Anggreni yang beralamat di Desa Jinengdalem di Kab. Buleleng, Bali, menginovasi bentuk dari kue ini menjadi lebih mengembang/mekar sehingga dengan bentuk yang seperti itu menambah nilai estetika dari kue tersebut. Selain itu takaran bahan yang digunakan juga membuat kue ini memilikki rasa yang enak dan tekstur yang renyah. Usaha ini dimulai sejak tahun 2010, ibu Nyoman yang sebelumnya adalah tukang cat bangunan mencoba membuat usaha baru karena bekerja sebagai tukang cat sangat tidak menentu. Dalam penjualannya ibu Nyoman selama ini hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut, sehingga ruang lingkup penjualan produk hanya terfokus di sekitaran desa-desa dan juga menyuplai ke pedagangpedagang lain. Ibu Nyoman berkeinginan agar produk miliknya dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan lebih dikenal masyarakat sehingga penjualan produk akan meningkat dan dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitarnya. Tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin
1
memperluas pasaran produk, seperti meningkatkan mutu produk dan juga memilih media promosi yang tepat. Media promosi memilikki peran sebagai media pengenalan produk serta menginformasikan tentang keunggulan produk agar para konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. media promosi dapat berupa, label, kartu nama, kemasan, dll tergantung dari kebutuhan industri tersebut. Media promosi akan dibuat merujuk pada hasil pengumpulan data yang dilakukan, sehingga media yang dibuat sesuai dengan kebutuhan promosi dan dapat memberikan manfaat yang maksimal. Semua jenis media promosi merupakan bagian dari media Desain Komunikasi Visual. Desain Komunikasi Visual atau yang kerap disingkat DKV adalah cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan memanfaatkan elemen visual dalam penyampaian informasi atau pesan yang dapat mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Desain Komunikasi Visual ini memiliki beberapa elemen, diantaranya : ilustrasi, warna, teks, dan tipografi. Elemen – elemen ini yang disusun dan didesain dengan sedemikian rupa sehingga bisa membentuk iklan yang bisa memberikan pengaruh pada konsumen untuk membeli suatu produk. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis sampaikan, maka pokok permasalahan yang akan menjadi topik pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1.2.1 Media apa saja yang tepat digunakan sebagai media promosi kue Matahari ibu Nyoman Anggreni di Kabupaten Buleleng ? 1.2.2 Bagaimana cara merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif untuk mempromosikan kue Matahari ibu Nyoman Anggreni di Buleleng ?
2
1.3. Tujuan Perancangan Seiring dengan pokok permasalahan diatas, ada beberapa tujuan yang
dapat
dijadikan kerangka acuan dalam perancangan yang akan penulis laksanakan. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan Khusus A. Mengetahui media apa saja yang tepat digunakan sebagai media promosi kue Matahari ibu Nyoman Anggreni di Kabupaten Buleleng. B. Mengetahui cara merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif untuk mempromosikan kue Matahari ibu Nyoman Anggreni di Kabupaten Buleleng. 1.3.2 Tujuan Umum A. Mendapatkan informasi tentang media yang tepat dalam perancangan dan pembuatan media promosi kue Matahari ibu Nyoman Anggreni. B. Membantu mempromosikan produk kue Matahari ibu Nyoman Anggreni. 1.4. Batasan Masalah Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan utama dari perancangan akan tercapai. Batasan masalah yang akan dibahas meliputi rumusan masalah yang telah ditetapkan, konsep desain dan perancangan ke dalam media yang telah ditetapkan yang kemudian direalisasikan ke dalam bentuk perwujudan. 1.5. Manfaat Perancangan Manfaat yang diperoleh dari perancangan media komunikasi visual ini adalah : 1.5.1 Bagi Mahasiswa Manfaat yang didapat bagi mahasiswa adalah dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dan dipelajari dari program studi Desain Komunikasi Visual dan Sebagai pengetahuan tambahan agar mahasiswa mengetahui
3
cara merancang media komunikasi visual khususnya produk industri kecil kue matahari. 1.5.2 Bagi Masyarakat Sebagai bacaan dan penambah wawasan untuk masyarakat tentang sebuah industri dan rancangan media promosinya serta mendapat informasi tentang produk kue matahari di Kab. Buleleng, Bali. 1.5.3 Bagi industri Untuk membantu industri menentukan media promosi media yang efektif dan komunikatif dalam mempromosikan produk kue matahari ibu Nyoman anggreni. Sehingga media komunikasi yang dibuat dapat memberikan dampak yang maksimal. 1.5.4 Bagi Lembaga (Institut Seni Indonesia Denpasar) Pengantar karya yang dibuat dapat menambah karya tulis/ilmiah di Institut Seni Indonesia Denpasar dan juga dapat berfungsi sebagai refrensi dan literatur bagi para mahasiswa lain di lingkungan Desain Komunikasi Visual. 1.6. Definisi Operasional Definisi Operasional ialah semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga mempermudah pembaca / penguji dalam mengartikan makna penelitian. (Nursalam & Sisi Paniani, 2000;107). Peran Desain Komunikasi Visual sebagai solusi dari permasalahan produk kue matahari ibu Nyoman Anggreni di Kab. Buleleng adalah sebagai acuan dalam perancangan media promosi dan media pendukung Produk. Promosi dilakukan untuk mengomunikasikan manfaat atau keunggulan dari produk kue matahari ke masyarakat, dan juga bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar serta untuk meyakinkan konsumen agar membeli produk tersebut. Media komunikasi visual dapat berupa kartu nama, desain kemasan, papan nama dan lain – lain, media
4
tersebut akan dirancang dan dibuat secara efektif, informatif dan komunikatif agar media yang dibuat dapat diterima dengan baik di masyarakat sehingga tujuan dari perancangan media desain komunikasi visual sebagai promosi dan pendukung produk kue matahari di Kab. Buleleng ini dapat tercapai secara maksimal. 1.7. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah Teknik atau cara yang dilakukan peneliti dalam proses pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam perancangan media promosi kue matahari. 1.7.1 Metode Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek (tanpa perantara) yang akan diteliti (Suyanto, 2004: 55). Penulis menggunakan dua metode pengumpulan data primer, yaitu observasi dan wawancara. A. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, prilaku dan objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang dilakukan (Sarwono & Lubis, 2007:100). Proses pengumpulan data dilakukan di kediaman ibu Nyoman Anggreni di Desa Jinengdalem, Kab. Buleleng, Bali. Penulis datang langsung ke lokasi dan mengamati produk serta proses pembuatan kue Matahari. B. Wawancara Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan
jawaban
atas
pertanyaan
itu.
Maksud
mengadakan
wawancara antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi tuntutan, kepedulian dan lain-lain. (Sarwono, 2007:101). Disini penulis melakukan tanya jawab untuk medapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam perancangan media promosi. Wawancara dilakukan bersama pemilik usaha kue matahari yaitu ibu Nyoman Anggreni sebagai narasumber.
5
1.7.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder Penulis melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya atau secara tidak langsung melalui kepustakaan dan sumber internet. A. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis dari beberapa literature atau bahan bacaan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Atau dilihat dari sumber data, bahan tambahan dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2001:113). Metode kepustakaan yang dilakukan ialah dengan mencari informasi pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur, dan media lainnya yang berkaitan dengan produk kue matahari. B. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data untuk memperoleh sumber data tertulis melalui gambar-gambar (Sarwono, 2006:15). Metode ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan datadata yang ada dengan mengabadikan gambar melalui perangkat kamera.
6